putinvzrivaetdoma.org

media online informasi mengenai game online tergacor di tahun 2023

untuk

judi

Strategi HR untuk Mengatasi Penurunan Kualitas Kerja: Fokus pada Kesehatan Mental

Di era yang serba cepat ini, penurunan kualitas kerja karyawan menjadi isu penting yang perlu diperhatikan. Berbagai tanda dan gejala dapat mengindikasikan adanya penurunan kualitas kerja, yang meliputi:

  1. Produktivitas Menurun dan Kesalahan Meningkat: Karyawan yang kelelahan seringkali mengalami penurunan efisiensi dan mulai membuat lebih banyak kesalahan. Hal ini dapat disebabkan oleh beban kerja yang berlebihan yang mempengaruhi konsentrasi dan akurasi dalam bekerja.
  2. Kurangnya Keterlibatan: Karyawan yang terbebani kerja dapat kehilangan rasa puas dari pencapaian kerja dan menjadi tidak tertarik dengan pekerjaan mereka. Kondisi ini sering kali dikaitkan dengan kelelahan mental yang berkelanjutan.
  3. Masalah Kesehatan Mental dan Fisik: Karyawan yang bekerja terlalu keras dapat mengalami stres, kecemasan, dan masalah kesehatan mental lainnya, serta masalah kesehatan fisik seperti kelelahan dan burnout.
  4. Praktik Manajemen yang Buruk: Komunikasi yang tidak efektif, kurangnya dukungan, dan micromanagement dapat menimbulkan ketidakpercayaan antara karyawan dan manajemen, mengakibatkan penurunan kepuasan kerja dan keterlibatan karyawan.
  5. Kondisi Kerja yang Buruk: Pencahayaan yang tidak memadai, kebisingan, suhu, dan kualitas udara yang buruk dapat berdampak negatif pada produktivitas, kepuasan kerja, dan kesejahteraan.
  6. Beban Kerja dan Tuntutan Pekerjaan yang Tinggi: Ketika karyawan menghadapi tenggat waktu yang ketat atau tuntutan kerja yang tinggi, hal ini dapat menciptakan tekanan dan stres, yang mengarah pada penurunan motivasi dan kinerja.
  7. Kurangnya Sumber Daya: Ketika karyawan tidak memiliki sumber daya yang diperlukan, seperti peralatan atau staf, untuk menyelesaikan pekerjaan mereka secara efektif, hal ini dapat menyebabkan frustrasi dan menurunkan kepuasan kerja.

Sangat penting bagi para pengusaha untuk mengidentifikasi dan mengatasi tanda-tanda penurunan kualitas kerja ini untuk menciptakan lingkungan kerja yang positif yang mendukung kesejahteraan dan kepuasan kerja karyawan.

Untuk memahami lebih dalam tentang fenomena ini, kita perlu menganalisis penyebab-penyebab yang mendasari penurunan kinerja, yang akan dibahas pada bagian berikutnya.

Analisis Penyebab Penurunan Kinerja

Setelah mengidentifikasi tanda-tanda penurunan kualitas kerja, penting untuk menganalisis penyebab-penyebab yang mendasarinya. Berikut adalah beberapa faktor umum yang dapat menyebabkan penurunan kinerja di tempat kerja:

  1. Kurangnya Pengetahuan atau Keterampilan: Karyawan mungkin mengalami kesulitan jika mereka kekurangan pengetahuan atau keterampilan yang diperlukan untuk menjalankan tugas pekerjaan mereka.
  2. Ekspektasi yang Tidak Jelas atau Tidak Realistis: Jika karyawan memiliki ekspektasi yang tidak jelas atau tidak realistis tentang tugas pekerjaan mereka atau tujuan proyek, hal ini dapat menyebabkan masalah kinerja.
  3. Kurangnya Motivasi: Motivasi yang rendah dapat menyebabkan masalah kinerja yang berkelanjutan, mempengaruhi kemampuan karyawan untuk melakukan tugas secara efektif.
  4. Kesesuaian Pekerjaan: Terkadang, pekerjaan itu sendiri mungkin tidak cocok untuk karyawan, yang mengarah pada masalah kinerja.
  5. Masalah Pribadi: Kondisi pribadi yang sulit, seperti tantangan kesehatan, masalah hubungan, atau gangguan eksternal, dapat mempengaruhi kinerja karyawan.
  6. Kurangnya Sumber Daya: Kekurangan waktu, uang, personel, atau perlengkapan untuk menyelesaikan tugas dapat menghambat kinerja karyawan.
  7. Kondisi Kerja: Faktor-faktor seperti ergonomi yang buruk, ruang kerja yang berantakan, notifikasi berlebihan, kebisingan, dan manajemen waktu yang buruk dapat mempengaruhi konsentrasi karyawan dan, akibatnya, kinerja mereka.

Mengatasi penyebab-penyebab penurunan kinerja ini sangat penting untuk menciptakan rencana perbaikan kinerja yang efektif dan mendukung karyawan dalam mencapai kinerja terbaik mereka.

Dalam konteks ini, penting juga untuk mempertimbangkan bagaimana keseimbangan antara kerja dan kehidupan pribadi dapat mempengaruhi kinerja karyawan, yang akan kita bahas pada bagian selanjutnya.

Keseimbangan Kerja dan Kehidupan Pribadi

Konsep keseimbangan kerja dan kehidupan pribadi merujuk pada keseimbangan antara tanggung jawab profesional dan kehidupan pribadi seseorang. Mencapai keseimbangan kerja dan kehidupan pribadi yang sehat sangat penting untuk kesejahteraan fisik, emosional, dan mental, serta untuk kesuksesan karier. Berikut adalah beberapa wawasan kunci dari hasil pencarian yang disediakan:

  1. Mendefinisikan Keseimbangan Kerja dan Kehidupan Pribadi: Keseimbangan kerja dan kehidupan pribadi melibatkan prioritas yang sama antara tuntutan karier dan kehidupan pribadi. Ini adalah keadaan keseimbangan di mana individu berusaha sukses secara profesional sambil menjalani kehidupan pribadi yang memuaskan.
  2. Tantangan dan Manfaat: Mencapai keseimbangan kerja dan kehidupan pribadi yang baik dapat menjadi tantangan karena tuntutan budaya kerja modern. Namun, hal ini menawarkan banyak manfaat, termasuk pengurangan stres, risiko burnout yang lebih rendah, dan rasa kesejahteraan yang lebih besar.
  3. Integrasi Kerja dan Kehidupan: Konsep integrasi kerja dan kehidupan telah mendapatkan popularitas, menekankan pada pencampuran tanggung jawab pribadi dan profesional. Ini mengakui bahwa kehidupan kerja dan pribadi tidak selalu terpisah dan berbeda, dan mendorong pendekatan yang lebih holistik terhadap kehidupan.
  4. Pendekatan Individualisasi: Keseimbangan kerja dan kehidupan pribadi terlihat berbeda bagi setiap orang, karena merupakan negosiasi konstan tentang bagaimana dan di mana individu menghabiskan waktu mereka. Ini melibatkan penentuan prioritas terkait kerja dan kehidupan pribadi berdasarkan keadaan dan tanggung jawab individu.
  5. Proses Berkelanjutan: Mencapai keseimbangan kerja dan kehidupan pribadi bukanlah pencapaian satu kali, melainkan siklus berkelanjutan dari mengevaluasi kembali perasaan dan prioritas yang berkembang, dan menyesuaikan pilihan kerja dan kehidupan sesuai.

Secara keseluruhan, keseimbangan kerja dan kehidupan pribadi adalah konsep yang dinamis dan individualisasi yang melibatkan prioritas antara tuntutan pribadi dan profesional untuk mencapai kesejahteraan dan kesuksesan secara keseluruhan. Ini memerlukan penilaian dan penyesuaian berkelanjutan untuk mempertahankan keseimbangan antara kerja dan kehidupan pribadi.

Langkah-Langkah Menuju Pemulihan Kualitas Kerja

Untuk memulihkan kualitas kerja, pertimbangkan untuk menerapkan langkah-langkah berikut:

  1. Berpegang Teguh pada Standar Tertinggi: Berkomitmen dan bertekad untuk melakukan yang terbaik, menetapkan standar tinggi untuk pekerjaan Anda dan bertanggung jawab atasnya.
  2. Hindari Multitasking: Fokus pada satu tugas pada satu waktu untuk memastikan konsentrasi yang lebih baik dan peningkatan kualitas.
  3. Tetapkan Tujuan yang Jelas dan Dapat Dicapai: Tetapkan tujuan yang spesifik, terukur, dan dapat dicapai untuk setiap tugas untuk membimbing pekerjaan Anda dan mempertahankan motivasi.
  4. Batasan Gangguan: Minimalkan gangguan dan interupsi dengan menciptakan lingkungan kerja yang fokus.
  5. Tinjau Kualitas Kerja Secara Berkala: Terapkan sistem tinjauan formal untuk menilai dan meningkatkan kualitas kerja, serta mengatasi masalah dengan segera.
  6. Sediakan Sumber Daya yang Memadai: Pastikan karyawan memiliki alat, sumber daya, dan dukungan yang diperlukan untuk melakukan tugas mereka secara efektif.
  7. Dorong Komunikasi Terbuka: Kembangkan budaya komunikasi terbuka, memungkinkan karyawan untuk mendiskusikan masalah atau kekhawatiran terkait kualitas kerja.
  8. Delegasikan Tugas Secara Efektif: Berikan tugas kepada anggota tim yang paling cocok, dengan mempertimbangkan kekuatan dan kelemahan mereka.
  9. Prioritaskan Perawatan Diri dan Keseimbangan Kerja-Kehidupan: Dorong karyawan untuk mempertahankan keseimbangan yang sehat antara kehidupan profesional dan pribadi mereka, mempromosikan pengurangan stres dan kesejahteraan secara keseluruhan.
  10. Minta Umpan Balik dan Terus Meningkatkan: Dorong karyawan untuk meminta umpan balik dari rekan dan klien, dan gunakan umpan balik ini untuk terus meningkatkan kualitas kerja.

Dengan menerapkan langkah-langkah ini, Anda dapat bekerja menuju pemulihan kualitas kerja dan menciptakan lingkungan kerja yang lebih produktif dan efisien.

Kesimpulan dan Tindakan Selanjutnya

Kesehatan mental bukan hanya tanggung jawab individu, tetapi juga organisasi tempat mereka bekerja. Di sinilah peran penting dari program-program seperti Speaking Engagement Mental Health masuk. Program ini dirancang untuk membantu organisasi dalam memahami dan mengatasi isu-isu kesehatan mental di tempat kerja, serta memberikan dukungan yang diperlukan kepada karyawan.

Melalui program Speaking Engagement Mental Health, para ahli di bidang kesehatan mental akan berbagi pengetahuan dan strategi untuk mengatasi tantangan kesehatan mental di tempat kerja. Program ini mencakup berbagai topik, mulai dari cara mengidentifikasi tanda-tanda stres dan kecemasan di tempat kerja, strategi untuk menciptakan lingkungan kerja yang mendukung, hingga teknik membangun resiliensi dan pemulihan bagi karyawan.

Life Skills mengundang Anda untuk menjadi bagian dari solusi ini. Dengan mengikuti program Speaking Engagement Mental Health, Anda tidak hanya akan membantu karyawan Anda dalam menghadapi tantangan kesehatan mental, tetapi juga meningkatkan produktivitas dan kualitas kerja di organisasi Anda. Program ini merupakan investasi berharga untuk masa depan perusahaan dan kesejahteraan karyawan Anda.

Untuk informasi lebih lanjut dan pendaftaran, kunjungi satu.bio/satumitra-igls. Jangan lewatkan kesempatan ini untuk membuat perubahan positif di tempat kerja Anda dan membantu karyawan Anda mencapai potensi terbaik mereka.

Mari bersama-sama kita bangun lingkungan kerja yang tidak hanya produktif tetapi juga mendukung kesehatan mental karyawan. Karena kesejahteraan karyawan adalah kunci sukses organisasi.

Request Pelatihan SDM Satu Persen x Life Skills ID

Untuk Perusahaan, NGO dan Pemerintahan:

+62 882-9762-5596 (Margareth, Whatsapp)

Untuk Organisasi dan Kemahasiswaan:

+62 851-7317-1568 (Sheila, Whatsapp)

Referensi

Australian Human Rights Commission. (2010). Workers with Mental Illness: a Practical Guide for Managers.

LinkedIn. (2023). A Manager’s Guide to Improving Mental Health in the Workplac

World Health Organization. (2022). Guidelines on mental health at work.

LinkedIn. (2023). Mental Health in the Workplace: A Guide for HR Professionals.

PMC – NCBI. (2023). Organizational Best Practices Supporting Mental Health in the Workplace.

FAQ

  1. Apa itu keseimbangan kerja dan kehidupan pribadi, dan mengapa itu penting?
  2. Bagaimana cara mengidentifikasi penurunan kualitas kerja pada karyawan?
  3. Apa saja penyebab umum penurunan kinerja di tempat kerja?
  4. Bagaimana cara menciptakan lingkungan kerja yang mendukung kesehatan mental?
  5. Apa langkah-langkah untuk memulihkan kualitas kerja yang menurun
  6. Bagaimana cara meningkatkan keseimbangan kerja dan kehidupan pribadi
  7. Apa peran HR dalam mengatasi masalah kesehatan mental di tempat kerja
  8. Bagaimana cara mengukur efektivitas program kesehatan mental di tempat kerja?
  9. Apa manfaat dari pelatihan kesehatan mental di tempat kerja?
  10. Bagaimana cara mendukung karyawan yang mengalami masalah kesehatan mental?
Read More
judi

Manfaat In-House Training Mental Health untuk Manajer HR

Di era yang serba cepat dan penuh tekanan ini, kecemasan berlebih di tempat kerja menjadi isu yang tidak bisa diabaikan. Menurut American Psychological Association, stres yang persistent, irasional, dan mengganggu fungsi sehari-hari bisa menjadi indikasi gangguan kecemasan. Kecemasan ini bisa muncul dalam berbagai bentuk, seperti kecemasan kinerja, sindrom impostor, urgensi, dan kecemasan umum, yang semuanya dapat mempengaruhi kinerja kerja.

Dalam survei nasional mengenai kecemasan di tempat kerja, situasi sulit yang sering dihadapi termasuk mengatasi masalah, menetapkan dan memenuhi tenggat waktu, menjaga hubungan pribadi, mengelola staf, berpartisipasi dalam pertemuan, dan membuat presentasi. Situasi-situasi ini dapat meningkatkan tingkat kecemasan dan mempengaruhi kinerja kerja.

Kecemasan dapat menyebabkan kesulitan dalam fokus, mengatur waktu, dan memenuhi tenggat waktu. Selain itu, kecemasan juga dapat membuat seseorang kesulitan meminta bantuan atau dukungan di tempat kerja. Perubahan mendadak dalam kinerja atau partisipasi karyawan bisa menjadi indikator adanya kecemasan yang mendasarinya.

Untuk mengelola kecemasan yang berhubungan dengan pekerjaan, beberapa strategi yang bisa dipertimbangkan antara lain mendidik diri sendiri tentang kondisi yang dihadapi, praktik manajemen waktu, berkomunikasi tentang kekhawatiran beban kerja kepada atasan, dan tetap terorganisir. Penting juga untuk mengakui dampak kecemasan terhadap kinerja kerja dan mengambil langkah-langkah untuk mengatasinya, karena kecemasan yang tidak diobati dapat merusak kinerja kerja.

Memahami dan mengatasi kecemasan berlebih dalam konteks kerja sangat penting untuk menjaga kesejahteraan dan kepuasan kerja. Penting bagi individu untuk mempertimbangkan mencari dukungan dari rekan kerja yang dipercaya, mendidik diri sendiri tentang kondisi mereka, dan berkomunikasi dengan majikan jika perlu.

Identifikasi Penyebab Kecemasan terhadap Tugas

Kecemasan terhadap tugas merupakan masalah yang sering dihadapi di tempat kerja. Penyebabnya bervariasi, mulai dari rendahnya rasa percaya diri, ketakutan akan kegagalan, kondisi kesehatan mental, hingga sifat pekerjaan atau lingkungan kerja itu sendiri.

  1. Rendahnya Rasa Percaya Diri dan Ketakutan Akan Kegagalan

Kecemasan dalam menyelesaikan tugas sering kali berasal dari rendahnya rasa percaya diri dan ketakutan akan kegagalan. Kondisi ini dapat mengganggu kemampuan seseorang dalam menyelesaikan tugas-tugasnya.

  1. Kondisi Kesehatan Mental

Kondisi kesehatan mental seperti gangguan kecemasan juga dapat menjadi penyebab kecemasan terhadap tugas. Gangguan ini dapat mempengaruhi cara seseorang menghadapi tugas-tugasnya, terutama yang berskala besar atau kompleks.

  1. Faktor Lingkungan Kerja

Faktor lain yang memicu kecemasan di tempat kerja termasuk kecemasan kinerja, sindrom impostor, urgensi, dan kecemasan umum. Lingkungan kerja yang menuntut atau memiliki ekspektasi tinggi dapat meningkatkan tekanan pada karyawan.

  1. Tugas Besar dan Menakutkan

Tugas-tugas besar sering kali menjadi tantangan tersendiri bagi orang dengan kecemasan. Banyaknya pekerjaan yang harus dilakukan dapat terasa menakutkan, dan mereka mungkin kesulitan menemukan titik mulai yang tepat.

  1. Mengatasi Kecemasan dalam Situasi Kerja

Dalam survei nasional tentang kecemasan di tempat kerja, situasi yang sering dianggap sulit oleh orang dengan gangguan kecemasan termasuk mengatasi masalah, menetapkan dan memenuhi tenggat waktu, menjaga hubungan pribadi, mengelola staf, berpartisipasi dalam pertemuan, dan membuat presentasi.

  1. Langkah-Langkah Mengelola Kecemasan

Mengenali sumber kecemasan terhadap tugas sangat penting untuk mengelolanya dengan efektif. Beberapa strategi yang dapat membantu termasuk memecah tugas menjadi bagian yang lebih kecil, membuat jadwal, dan mencari dukungan dari rekan kerja yang dipercaya. Penting juga untuk mendidik diri sendiri tentang gejala gangguan kecemasan dan praktik manajemen waktu untuk menangani tugas dengan efektif.

Mengenali dampak kecemasan terhadap kinerja kerja dan berkomunikasi tentang kekhawatiran beban kerja kepada atasan adalah langkah penting dalam mengatasi kecemasan terhadap tugas.

Strategi Mengelola Kecemasan dalam Menyelesaikan Tugas

Mengelola kecemasan dalam menyelesaikan tugas memerlukan strategi yang efektif. Berikut adalah beberapa pendekatan yang dapat membantu:

1. Mengidentifikasi Sumber Kecemasan

Memahami penyebab utama kecemasan Anda dapat membantu menemukan cara mengelolanya dengan lebih efektif. Sumber kecemasan yang umum termasuk rendahnya rasa percaya diri, ketakutan akan kegagalan, kurangnya dukungan, atau kondisi kesehatan mental.

2. Memecah Tugas Menjadi Bagian yang Lebih Kecil

Membagi tugas besar menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan mudah dikelola dapat membuatnya terasa kurang menakutkan dan lebih dapat dicapai, sehingga mengurangi kecemasan.

3. Menjadwalkan Tugas

Menetapkan tanggal penyelesaian untuk tugas-tugas membantu memastikan penyelesaiannya tepat waktu, yang pada gilirannya mengurangi kecemasan. Strategi manajemen waktu seperti pemblokiran waktu atau theming hari dapat sangat membantu.

4. Praktik Manajemen Waktu

Mengembangkan keterampilan manajemen waktu yang efektif dapat membantu mengurangi perasaan kewalahan dan kecemasan. Belajar memprioritaskan tugas dan mengalokasikan waktu untuk setiap langkah tugas adalah kunci.

5. Mencari Dukungan

Jangan ragu untuk mencari bantuan dan nasihat dari rekan kerja atau teman yang dipercaya. Dukungan mereka dapat memberikan rasa tenang dan membantu Anda mengatasi kecemasan.

6. Teknik Relaksasi

Melibatkan diri dalam aktivitas relaksasi seperti pernapasan dalam, meditasi, atau relaksasi otot progresif dapat membantu mengelola kecemasan.

7. Mengakui Kecemasan

Mengakui bahwa kecemasan adalah emosi yang umum dan banyak orang mengalaminya. Menerima kecemasan Anda dapat membantu mengelolanya dengan lebih baik dan melanjutkan penyelesaian tugas.

8. Mencari Bantuan Profesional

Jika Anda masih kesulitan mengelola kecemasan dalam menyelesaikan tugas, pertimbangkan untuk terhubung dengan profesional kesehatan mental untuk mendapatkan bimbingan dan dukungan.

Langkah dalam Mengatasi Kecemasan Tugas

Mengatasi kecemasan tugas memerlukan langkah-langkah strategis dan terfokus. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil:

1. Mengidentifikasi Sumber Kecemasan

Memahami penyebab utama kecemasan sangat penting. Ini bisa termasuk rendahnya rasa percaya diri, ketakutan akan kegagalan, kurangnya dukungan, atau kondisi kesehatan mental.

2. Memecah Tugas Menjadi Bagian yang Lebih Kecil

Membagi tugas menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan mudah dikelola dapat membuatnya terasa kurang menakutkan dan mengurangi kecemasan.

3. Menjadwalkan Tugas

Menetapkan tanggal penyelesaian untuk tugas dapat membantu mengurangi kecemasan. Strategi manajemen waktu seperti pemblokiran waktu atau theming hari dapat sangat membantu.

4. Mencari Dukungan

Mencari bantuan dan nasihat dari rekan kerja atau teman yang dipercaya dapat memberikan rasa tenang dan membantu mengatasi kecemasan.

5. Praktik Teknik Relaksasi

Melibatkan diri dalam aktivitas relaksasi seperti pernapasan dalam, meditasi, atau relaksasi otot progresif dapat membantu mengelola kecemasan.

6. Mengakui Kecemasan

Mengakui bahwa kecemasan adalah emosi yang umum dan menerimanya dapat membantu individu mengelolanya dengan lebih baik dan melanjutkan penyelesaian tugas.

7. Mencari Bantuan Profesional

Jika Anda kesulitan mengelola kecemasan dalam menyelesaikan tugas, pertimbangkan untuk terhubung dengan profesional kesehatan mental untuk mendapatkan bimbingan dan dukungan.

Dengan menerapkan langkah-langkah ini, individu dapat mengelola dan mengatasi kecemasan tugas dengan efektif, yang pada gilirannya akan meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan mereka.

Kesimpulan

Dalam mengatasi kecemasan tugas, kita telah mempelajari berbagai strategi mulai dari mengidentifikasi sumber kecemasan, memecah tugas, hingga mencari dukungan. Langkah-langkah ini membantu kita dalam mengelola kecemasan yang mungkin timbul dalam konteks kerja.

Setelah memahami berbagai strategi, penting untuk mengintegrasikan pembelajaran ini ke dalam kehidupan sehari-hari. Ini berarti menerapkan teknik-teknik yang telah dibahas dalam situasi nyata dan mengamati perubahan yang terjadi.

Selain strategi yang telah dibahas, penting juga untuk memahami diri sendiri secara lebih mendalam. In-House Training Mental Health dapat menjadi alat yang berharga dalam proses ini. Melalui assessment, Anda dapat memahami lebih lanjut tentang kecenderungan pribadi, kekuatan, dan area yang memerlukan pengembangan lebih lanjut.

Untuk membantu perusahaan dalam perjalanan ini, Life Skills mengundang Anda untuk mengikuti  In-House Training Mental Health. Anda akan menemukan berbagai alat dan sumber daya yang dirancang untuk membantu Anda dalam mengenali dan mengelola kecemasan, serta meningkatkan kinerja kerja Anda.

Program In-House Training Mental Health dari Life Skills Indonesia mencakup berbagai topik penting, termasuk:

1. Pemahaman Mendalam tentang Kecemasan dan Resiliensi: Peserta akan mempelajari cara mengenali tanda-tanda kecemasan dan membangun resiliensi di tempat kerja.

2. Strategi Proaktif untuk HR: Pelatihan ini akan membekali HR dengan strategi dan alat untuk mendukung karyawan yang mengalami kecemasan, serta cara membangun lingkungan kerja yang mendukung.

3. Pengembangan Keterampilan Komunikasi dan Pendukung: Peserta akan belajar cara berkomunikasi secara efektif dengan karyawan yang mengalami kecemasan dan menyediakan dukungan yang mereka butuhkan.

4. Penerapan Praktis: Program ini tidak hanya teoritis, tetapi juga memberikan kesempatan untuk menerapkan apa yang dipelajari dalam situasi nyata.

Mengapa Harus Mendaftar?

– Peningkatan Kesejahteraan Karyawan: Dengan pelatihan ini, HR dan manajer akan lebih siap untuk mendukung kesehatan mental karyawan, yang pada gilirannya meningkatkan kesejahteraan dan produktivitas keseluruhan di tempat kerja.

– Pengurangan Stigma: Pelatihan ini membantu mengurangi stigma seputar masalah kesehatan mental di tempat kerja, menciptakan lingkungan yang lebih inklusif dan mendukung.

– Investasi Jangka Panjang: Keterampilan yang diperoleh dari pelatihan ini merupakan investasi jangka panjang untuk organisasi, membantu membangun fondasi yang kuat untuk kesehatan mental karyawan.

Untuk informasi lebih lanjut dan pendaftaran, kunjungi satu.bio/daftariht-igls. Jangan lewatkan kesempatan ini untuk membuat perubahan positif di tempat kerja Anda dan mendukung kesejahteraan mental karyawan.

Life Skills mengajak Anda untuk mengambil langkah berikutnya dalam perjalanan pengembangan diri Anda. Jadikan ini sebagai langkah untuk tidak hanya mengelola kecemasan tetapi juga untuk berkembang dalam karier dan kehidupan pribadi Anda.

Dengan menggabungkan strategi yang telah kita bahas dan alat-alat yang disediakan oleh  In-House Training Mental Health, Anda akan berada pada posisi yang lebih baik untuk mengatasi kecemasan tugas dan mencapai potensi penuh Anda.

Referensi

Supardi, Jumawan, & Sugeng Suroso. (2023). Analysis Assessment, Psychotest, and Leadership Development for Organization Sustainability in The University. International Journal of Applied Management, 2(2), 426-437.

Society for Human Resource Management. (n.d.). Developing and Sustaining High-Performance Work Teams

PGGT. (2023). Unleashing the Power of Team Performance and Efficiency with PGGT.

TestGorilla. (2023). Your hiring team’s guide to pre-employment psychological testing.

viaPeople. (2021). 5 Common Reasons for Performance Issues (Plus 3 Tips to Create an Effective Performance Improvement Plan!).

FAQ

Bagaimana cara mengidentifikasi kecemasan berlebih di tempat kerja?

Apa penyebab umum kecemasan berlebih di tempat kerja?

Bagaimana cara mengatasi kecemasan berlebih saat menyelesaikan tugas?

Apa peran manajer dalam membantu karyawan mengatasi kecemasan berlebih?

Bagaimana kecemasan berlebih mempengaruhi kinerja kerja?

Apa saja teknik relaksasi yang efektif untuk mengurangi kecemasan di tempat kerja?

Kapan sebaiknya mencari bantuan profesional untuk kecemasan berlebih?

Apa manfaat melakukan  In-House Training Mental Health bagi karyawan dan manajer?

Bagaimana cara menciptakan lingkungan kerja yang mendukung karyawan dengan kecemasan?

Read More
judi

Pelatihan Kesehatan Mental untuk Pemimpin Perusahaan: Atasi Burnout

Menurut World Health Organization, burnout adalah sindrom psikologis yang muncul sebagai respons berkepanjangan terhadap stresor interpersonal kronis di tempat kerja. Burnout ditandai dengan tiga dimensi utama:

1. Kelelahan yang Menghimpit: Karyawan yang mengalami burnout sering merasa lelah dan terkuras, baik secara emosional maupun fisik.

2. Sikap Sinis dan Terlepas: Burnout dapat menyebabkan perasaan sinisme dan terlepas dari pekerjaan, karena karyawan mungkin kehilangan motivasi dan keterlibatan dalam pekerjaannya.

3. Ketidakberdayaan dan Kurangnya Pencapaian: Karyawan yang mengalami burnout mungkin merasa tidak kompeten atau tidak mampu mencapai tujuannya, menyebabkan perasaan ketidakberdayaan dan kurangnya pencapaian.

Burnout dapat memiliki beberapa konsekuensi negatif, termasuk ketidakpuasan kerja, komitmen organisasi yang rendah, absen, niat untuk meninggalkan pekerjaan, dan pergantian karyawan. Ini juga dapat menyebabkan penurunan produktivitas dan kualitas kerja yang terganggu, karena karyawan mungkin kesulitan mempertahankan fokus dan motivasi.

Beberapa penyebab umum burnout di tempat kerja termasuk beban kerja yang berlebihan, tingkat dukungan yang rendah, memiliki sedikit kata atau kontrol atas urusan tempat kerja, kurangnya pengakuan atau imbalan atas usaha seseorang, dan lingkungan kerja yang beracun dan tidak adil.

Cara Mencegah dan Mengatasi Burnout

– Mengembangkan budaya tempat kerja yang mendukung yang menghargai kesejahteraan karyawan dan mendorong komunikasi terbuka.

– Menawarkan pengaturan kerja yang fleksibel, seperti telecommuting dan jadwal fleksibel, untuk membantu karyawan menyeimbangkan tanggung jawab kerja dan pribadi mereka.

– Menyediakan sumber daya bagi karyawan untuk mengelola stres dan mengatasi situasi yang sulit, seperti layanan konseling, program bantuan karyawan, dan sumber daya kesehatan mental.

– Melatih manajer untuk mengenali tanda-tanda burnout pada karyawan dan memberi mereka alat untuk mendukung anggota tim mereka.

Mengidentifikasi Burnout pada Karyawan

Mengidentifikasi burnout bukanlah tugas yang mudah, tetapi dengan pengetahuan yang tepat, kita dapat mengambil langkah-langkah proaktif untuk membantu karyawan yang terkena dampaknya.

Ada beberapa tanda utama yang dapat menunjukkan bahwa seorang karyawan mungkin mengalami burnout:

1. Kelelahan Fisik dan Emosional: Ini adalah tanda paling umum dari burnout. Karyawan mungkin tampak lelah secara konstan, mengeluh kelelahan, atau memiliki energi yang rendah.

2. Penurunan Kinerja: Karyawan yang mengalami burnout seringkali menunjukkan penurunan dalam kualitas dan kuantitas pekerjaan mereka. Mereka mungkin kesulitan berkonsentrasi dan menyelesaikan tugas.

3. Sikap Sinis atau Negatif: Perubahan sikap, seperti menjadi lebih sinis, negatif, atau terlepas dari pekerjaan, adalah tanda lain dari burnout.

4. Masalah Kesehatan: Burnout dapat menyebabkan masalah kesehatan, seperti sakit kepala, sakit punggung, atau masalah pencernaan, yang sering diabaikan sebagai gejala stres kerja.

5. Penarikan Sosial: Karyawan yang mengalami burnout mungkin menarik diri dari rekan kerja atau kegiatan sosial di tempat kerja.

Mengidentifikasi burnout penting karena dapat membantu mencegah konsekuensi yang lebih serius, seperti penurunan kinerja, absen, dan bahkan pergantian karyawan. Dengan mengenali tanda-tanda awal, HR dan manajer dapat mengambil langkah-langkah untuk mendukung karyawan dan mencegah burnout menjadi lebih parah.

Langkah-Langkah untuk Mengidentifikasi Burnout

1. Pengamatan dan Komunikasi: Perhatikan perubahan perilaku atau kinerja karyawan dan berkomunikasi secara terbuka dengan mereka tentang kekhawatiran Anda.

2. Survei dan Feedback: Gunakan survei karyawan atau sesi umpan balik untuk mengumpulkan informasi tentang tingkat stres dan kepuasan kerja.

3. Pelatihan Manajer: Latih manajer untuk mengenali tanda-tanda burnout dan cara mendukung karyawan mereka.

Intervensi HR untuk Burnout

Intervensi ini tidak hanya membantu karyawan yang terkena dampak burnout, tetapi juga mencegah terjadinya burnout di masa depan.

Pertama-tama, penting bagi profesional HR untuk mengurus kesejahteraan mereka sendiri. HR harus mengenali tanda-tanda kelelahan dan burnout dalam profesi mereka dan mengambil langkah-langkah untuk mengatasinya. Ini termasuk menetapkan batasan yang sehat, membangun ketahanan, dan mengatasi burnout.

HR dapat mengatasi burnout yang terkait stres dengan menciptakan lingkungan kerja yang benar-benar mendukung karyawan. Ini melibatkan advokasi kebijakan yang mempromosikan kesehatan mental dan kesejahteraan karyawan, mengembangkan keterampilan komunikasi yang baik, terus memantau dan menyesuaikan beban kerja, serta mendidik diri sendiri tentang tanda-tanda dan gejala burnout terkait stres untuk membantu karyawan dengan lebih baik.

Ada berbagai strategi yang dapat diimplementasikan oleh profesional HR untuk melawan burnout, seperti:

  1. Mengumpulkan Umpan Balik Secara Rutin: Melalui pertemuan 1:1, HR dapat memahami kekhawatiran dan kebutuhan karyawan.

2. Mengembangkan Program Kesejahteraan: Program ini dapat mencakup aktivitas relaksasi, pelatihan kesehatan mental, dan kegiatan yang meningkatkan keseimbangan kerja-hidup.

3. Inisiatif Perusahaan yang Berdampak Jangka Panjang: Ini bisa berupa program pengakuan dan pelatihan kesehatan mental untuk manajer.

Dengan menerapkan intervensi ini, HR dapat memainkan peran penting dalam mengatasi burnout dan mempromosikan lingkungan kerja yang lebih sehat dan mendukung untuk karyawan.

Langkah Pencegahan Burnout

Pencegahan burnout tidak hanya menguntungkan karyawan, tetapi juga meningkatkan produktivitas dan kesehatan organisasi secara keseluruhan. Langkah pertama dalam pencegahan burnout adalah menciptakan budaya kerja yang mendukung. Ini termasuk:

  • Komunikasi Terbuka: Mendorong karyawan untuk berbicara tentang tantangan mereka dan memberikan umpan balik.
  • Pengakuan dan Penghargaan: Mengakui dan menghargai kerja keras karyawan dapat meningkatkan moral dan mengurangi risiko burnout.

Mempromosikan work life balance yang sehat adalah kunci. Ini bisa dilakukan melalui:

  • Fleksibilitas Waktu Kerja: Memberikan opsi kerja fleksibel seperti kerja dari rumah atau jam kerja yang fleksibel.
  • Liburan dan Istirahat yang Cukup: Mendorong karyawan untuk mengambil waktu libur dan istirahat yang cukup.

Penting untuk menyediakan sumber daya kesehatan mental dan kesejahteraan, seperti:

  • Konseling dan Dukungan Psikologis: Menyediakan akses ke layanan konseling dan dukungan psikologis Program Kesejahteraan: Mengadakan program kesejahteraan yang mencakup kegiatan fisik, meditasi, dan pelatihan mindfulness.

Investasi dalam pelatihan dan pengembangan karyawan juga penting, termasuk:

  • Pelatihan Manajemen Stres: Memberikan pelatihan tentang cara mengelola stres secara efektif.
  • Pengembangan Karir: Memberikan peluang untuk pengembangan karir dan pertumbuhan profesional.

Kesimpulan

Peran HR sangat krusial dalam mengelola dan mencegah burnout. Dengan strategi yang tepat, HR dapat tidak hanya membantu karyawan yang mengalami burnout, tetapi juga mencegah terjadinya burnout di tempat kerja.

Salah satu langkah efektif yang dapat diambil adalah dengan mengintegrasikan aspek kesehatan mental ke dalam program In-House Training. Pelatihan ini tidak hanya fokus pada pengembangan keterampilan, tetapi juga pada peningkatan kesejahteraan mental karyawan.

Life Skills Indonesia menawarkan program In-House Training Mental Health yang dirancang khusus untuk membantu perusahaan dalam mengatasi masalah burnout. Program ini mencakup:

1. Sesi Edukasi: Memberikan pengetahuan tentang kesehatan mental dan cara mengelolanya di tempat kerja.

2. Workshop Keterampilan: Mengajarkan keterampilan praktis untuk mengelola stres dan meningkatkan kesejahteraan mental.

3. Sesi Konseling: Memberikan akses ke sesi konseling bagi karyawan yang membutuhkan dukungan lebih lanjut.

Pelatihan ini memberikan manfaat seperti:

1. Meningkatkan Kesadaran: Meningkatkan kesadaran tentang pentingnya kesehatan mental di tempat kerja.

2. Mengurangi Stigma: Membantu mengurangi stigma seputar masalah kesehatan mental.

3. Meningkatkan Produktivitas: Karyawan yang sehat mentalnya cenderung lebih produktif dan terlibat dalam pekerjaan mereka.

Life Skills mengajak Anda untuk mengambil langkah proaktif dalam mengatasi burnout di tempat kerja. Jelajahi lebih lanjut tentang program In-House Training Mental Health dari Life Skills Indonesia. Klik satu.bio/daftariht-igls untuk informasi lebih lanjut dan pendaftaran.

Dengan pendekatan yang tepat, burnout dapat dikelola dan dicegah. Mari kita bekerja bersama untuk menciptakan lingkungan kerja yang lebih sehat dan produktif.

Mari kita ambil langkah ini bersama, menuju penciptaan lingkungan kerja yang lebih produktif, mendukung, dan memotivasi. Bersama Life Skills Indonesia dan program In-House Training, kita dapat mewujudkan visi untuk menciptakan budaya perusahaan yang tidak hanya efisien tetapi juga menginspirasi setiap individu untuk tumbuh dan berkembang.

Referensi

Pathways. (2021, August 11). How Innovative Leaders are Combating Burnout in the Workplace. Pathways.

Andrews, R., Jr., James, T., MD, MHCMM, & Surdea-Blaga, B. (2023, June 7). How do you manage stress and burnout as a resilient leader? LinkedIn.

Positive Psychology. (2021, April 19). How to Prevent Burnout in the Workplace: 20 Strategies. Positive Psychology.

H., K. (2023, July 30). Combatting Burnout: Proactive Strategies for Employee Well-being. LinkedIn.

Top Workplaces. (2022, July 28). 11 Strategies for Preventing Workplace Burnout.

Request Pelatihan SDM Satu Persen x Life Skills ID

Untuk Perusahaan, NGO dan Pemerintahan:

+62 882-9762-5596 (Margareth, Whatsapp)

Untuk Organisasi dan Kemahasiswaan:

+62 851-7317-1568 (Sheila, Whatsapp)

FAQ

Apa itu burnout karyawan dan bagaimana dampaknya terhadap perusahaan?

Bagaimana cara mengidentifikasi tanda-tanda burnout pada karyawan?

Apa peran HR dalam mengatasi burnout karyawan?

Apa saja intervensi yang efektif untuk mencegah burnout di tempat kerja?

Bagaimana cara HR mengimplementasikan program kesehatan mental di perusahaan?

Apa manfaat In-House Training kesehatan mental untuk manajer dan karyawan?

Bagaimana cara mengukur efektivitas program kesehatan mental di tempat kerja?

Apa saja tantangan yang dihadapi HR dalam mengelola kesehatan mental karyawan?

Bagaimana pelatihan kesehatan mental dapat meningkatkan produktivitas karyawan?

Apa langkah-langkah yang harus diambil perusahaan ketika menghadapi kasus burnout karyawan yang serius?

Read More
judi

Mengelola Waktu Lembur untuk Work Life Balance yang Lebih Baik

Di era yang serba cepat ini, manajemen waktu menjadi kunci utama dalam berbagai aspek kehidupan, terutama di tempat kerja. Saat lembur, pentingnya manajemen waktu menjadi semakin terasa. Mengapa demikian? Mari kita ulas lebih dalam.

Pertama, manajemen waktu yang baik dapat meningkatkan produktivitas. Saat lembur, waktu yang Anda miliki terbatas. Dengan mengatur waktu secara efisien, Anda dapat memprioritaskan tugas-tugas penting dan menyelesaikannya dengan lebih efektif. Ini berarti, tugas yang biasanya memakan waktu lama dapat diselesaikan dalam waktu yang lebih singkat, meningkatkan output kerja Anda secara signifikan.

Kedua, kualitas kerja juga terpengaruh oleh bagaimana Anda mengelola waktu. Dengan waktu yang terorganisir, Kita memiliki kesempatan untuk fokus pada detail dan kualitas pekerjaan. Ini berarti pekerjaan yang dihasilkan tidak hanya cepat selesai tetapi juga memiliki standar kualitas yang tinggi.

Ketiga, manajemen waktu yang baik dapat mengurangi stres. Stres sering kali muncul karena tekanan waktu dan tumpukan pekerjaan yang tampaknya tidak ada habisnya. Dengan mengatur waktu secara efektif, Anda dapat mengurangi rasa terburu-buru dan tekanan yang tidak perlu, sehingga mengurangi tingkat stres saat lembur.

Keempat, manajemen waktu memungkinkan kita untuk mencapai keseimbangan hidup yang lebih baik. Dengan mengatur waktu kerja dan waktu istirahat secara seimbang, Anda dapat memastikan bahwa kehidupan pribadi dan profesional Anda tidak saling mengganggu. Ini penting untuk menjaga kesehatan mental dan fisik Anda.

Kelima, manajemen waktu yang baik juga berkontribusi pada peningkatan kepuasan kerja. Saat kita dapat menyelesaikan tugas dengan efisien dan efektif, ini menciptakan rasa pencapaian dan kepuasan. Anda merasa waktu yang dihabiskan untuk lembur menjadi lebih bermakna dan produktif.

Namun, apa yang terjadi jika manajemen waktu tidak diterapkan dengan baik saat lembur? Ini dapat berdampak negatif pada produktivitas. Tanpa manajemen waktu yang efektif, kita mungkin menghabiskan lebih banyak waktu untuk tugas yang seharusnya bisa diselesaikan dalam waktu yang lebih singkat. Ini tidak hanya mengurangi efisiensi kerja Anda tetapi juga dapat menimbulkan kelelahan dan penurunan kualitas kerja.

Dalam bagian berikutnya, kita akan membahas lebih lanjut tentang Dampak Negatif Kurangnya Manajemen Waktu pada Produktivitas. Kita akan melihat bagaimana kurangnya manajemen waktu dapat menghambat kemampuan Anda untuk bekerja secara efektif dan efisien, serta dampaknya terhadap kinerja kerja secara keseluruhan.

Dampak Negatif Kurangnya Manajemen Waktu pada Produktivitas

Setelah memahami pentingnya manajemen waktu saat lembur, kita perlu menyadari dampak negatif yang muncul ketika manajemen waktu tidak diterapkan dengan baik. Kurangnya manajemen waktu tidak hanya berpengaruh pada individu, tetapi juga pada produktivitas keseluruhan perusahaan.

Penurunan Produktivitas: Kurangnya manajemen waktu sering kali menyebabkan penurunan produktivitas. Karyawan yang gagal mengatur waktu mereka dengan efisien cenderung kehilangan fokus dan motivasi. Hal ini mengakibatkan penurunan kinerja dan produktivitas, yang pada akhirnya berdampak negatif pada output keseluruhan perusahaan.

Kualitas Kerja yang Buruk: Manajemen waktu yang buruk juga berdampak pada kualitas kerja. Karyawan yang terburu-buru dalam menyelesaikan tugas mereka sering membuat kesalahan yang tidak perlu. Hal ini tidak hanya mempengaruhi kualitas pekerjaan individu, tetapi juga citra dan standar perusahaan secara keseluruhan.

Alur Kerja yang Tidak Efisien: Kurangnya manajemen waktu dapat mengakibatkan alur kerja yang kacau dan tidak terorganisir. Ini mengarah pada inefisiensi dalam proses kerja, di mana tugas-tugas tidak diselesaikan dalam urutan yang paling logis atau efektif.

Reputasi Perusahaan yang Buruk: Kualitas kerja yang buruk dan produktivitas yang rendah dapat merusak reputasi perusahaan. Pelanggan yang kecewa dengan produk atau layanan yang tidak memenuhi standar dapat memberikan dampak jangka panjang pada citra perusahaan.

Stres pada Karyawan: Kurangnya manajemen waktu sering kali menyebabkan stres pada karyawan. Karyawan yang merasa terburu-buru dan tidak mampu mengatur waktu mereka dengan baik cenderung mengalami tekanan yang lebih besar, yang dapat berdampak negatif pada kesehatan mental dan fisik mereka.

Untuk mengatasi masalah ini, perusahaan perlu memberikan pelatihan dan pengembangan karyawan dalam manajemen waktu. Dengan dukungan dan sumber daya yang tepat, karyawan dapat belajar mengatur waktu mereka dengan lebih efektif, sehingga meningkatkan produktivitas dan kualitas kerja.

Dalam bagian berikutnya, kita akan membahas tentang Risiko Kesehatan Akibat Lembur Tanpa Manajemen Waktu yang Baik. Kita akan melihat bagaimana kurangnya manajemen waktu saat lembur tidak hanya berdampak pada produktivitas, tetapi juga pada kesehatan fisik dan mental karyawan.

Risiko Kesehatan Akibat Lembur Tanpa Manajemen Waktu yang Baik

Kerja lembur telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan profesional banyak orang. Namun, tanpa manajemen waktu yang baik, lembur bisa membawa risiko kesehatan yang serius. Mari kita bahas dampaknya pada kesehatan fisik dan mental.

Dampak pada Kesehatan Fisik

Kelelahan Kronis: Bekerja lembur secara terus-menerus meningkatkan risiko kelelahan kronis. Kurangnya istirahat mempengaruhi siklus tidur dan pemulihan tubuh, menyebabkan penurunan energi dan konsentrasi.

Gangguan Tidur: Jam kerja yang panjang mengganggu pola tidur sehat. Ini bisa menyebabkan insomnia dan penurunan kualitas tidur, melemahkan sistem kekebalan tubuh dan meningkatkan risiko penyakit serius.

Penurunan Kebugaran Fisik: Kurangnya waktu untuk berolahraga dan menjaga kebugaran fisik adalah dampak langsung dari bekerja lembur. Gaya hidup sedentari ini meningkatkan risiko penyakit jantung, obesitas, dan diabetes.

Dampak pada Kesehatan Mental

Stres Berkepanjangan: Tekanan untuk memenuhi tenggat waktu dan tuntutan kerja yang tinggi dapat menyebabkan kecemasan, depresi, dan gangguan mental lainnya.

Kehilangan Keseimbangan Kehidupan: Menghabiskan sebagian besar waktu untuk bekerja meninggalkan sedikit waktu untuk kegiatan sosial dan hobi. Ini berdampak negatif pada kesehatan mental dan hubungan antarpribadi.

Kepuasan Kerja Menurun: Meskipun awalnya mungkin terlihat sebagai dedikasi, lembur yang berlebihan dapat mengurangi kepuasan kerja, menurunkan motivasi, dan menyebabkan kelelahan emosional.

Mengakui dan mengelola dampak buruk lembur pada kesehatan fisik dan mental adalah kunci. Langkah-langkah seperti mengatur batasan waktu kerja yang sehat, menetapkan prioritas, dan mencari waktu untuk beristirahat sangat penting. Komunikasi dengan atasan dan dukungan dari teman serta keluarga juga membantu.

Keseimbangan antara kerja dan kehidupan pribadi adalah penting. Prioritaskan kesehatan dan kesejahteraan Anda, karena hanya dengan tubuh dan pikiran yang sehat, Anda dapat memberikan kontribusi maksimal dalam pekerjaan dan menikmati kehidupan yang memuaskan.

Pengaruh terhadap Keseimbangan Hidup-Kerja

Dalam dunia kerja yang serba cepat dan menuntut, keseimbangan hidup-kerja menjadi aspek penting yang seringkali terabaikan. Keseimbangan ini tidak hanya mempengaruhi kepuasan kerja, tetapi juga kesuksesan karier seseorang. Berdasarkan penelitian, keseimbangan waktu, keterlibatan, dan kepuasan dalam kehidupan kerja memiliki pengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan. Hal ini menunjukkan pentingnya mencari keseimbangan antara kehidupan pribadi dan pekerjaan untuk mencapai kesuksesan karier dan kepuasan kerja yang lebih baik.

Salah satu cara untuk mencapai keseimbangan hidup-kerja adalah dengan mengatur jadwal kerja yang efektif. Ini berarti menetapkan batasan antara waktu kerja dan waktu pribadi. Misalnya, menetapkan jam kerja yang tetap dan menghindari pekerjaan di luar jam tersebut kecuali dalam keadaan darurat. Ini membantu dalam memastikan bahwa waktu luang dapat digunakan untuk kegiatan pribadi atau bersama keluarga, yang penting untuk menjaga keseimbangan hidup-kerja.

Mengurangi pengeluaran yang tidak perlu juga dapat membantu dalam mencapai keseimbangan hidup-kerja. Dengan mengelola keuangan dengan bijak, seseorang dapat mengurangi tekanan untuk bekerja lebih keras atau lebih lama untuk memenuhi kebutuhan finansial. Ini memungkinkan lebih banyak waktu untuk dihabiskan dengan keluarga atau untuk kegiatan pribadi, yang pada gilirannya meningkatkan kualitas hidup.

Memprioritaskan waktu untuk kegiatan di luar pekerjaan juga penting dalam mencapai keseimbangan hidup-kerja. Ini bisa berupa hobi, olahraga, atau menghabiskan waktu berkualitas dengan keluarga dan teman. Kegiatan-kegiatan ini tidak hanya memberikan relaksasi tetapi juga membantu dalam mengurangi stres dan meningkatkan kesejahteraan mental.

Mengembangkan keterampilan yang tepat juga penting dalam mencapai keseimbangan hidup-kerja. Keterampilan seperti manajemen waktu, komunikasi, dan kepemimpinan tidak hanya berguna dalam pekerjaan tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari. Keterampilan-keterampilan ini membantu seseorang dalam mengelola tugas-tugas dengan lebih efektif, memungkinkan lebih banyak waktu untuk kehidupan pribadi.

Keseimbangan hidup-kerja adalah aspek penting yang mempengaruhi kesuksesan karier dan kepuasan kerja. Dengan mengatur jadwal kerja yang efektif, mengurangi pengeluaran yang tidak perlu, memprioritaskan waktu untuk kegiatan di luar pekerjaan, dan mengembangkan keterampilan yang tepat, seseorang dapat mencapai keseimbangan yang diinginkan. Ini tidak hanya meningkatkan kepuasan kerja tetapi juga kualitas hidup secara keseluruhan.

Kesimpulan

Setelah memahami pentingnya manajemen waktu saat lembur, dampak negatif dari kurangnya manajemen waktu pada produktivitas, risiko kesehatan, dan pengaruhnya terhadap keseimbangan hidup-kerja, kita dapat melihat bahwa keseimbangan ini bukan hanya penting untuk kepuasan kerja, tetapi juga untuk kesehatan dan kebahagiaan kita secara keseluruhan.

Untuk membantu Karyawan Anda dalam mengelola tantangan ini, sangat disarankan untuk mengambil langkah proaktif. Salah satu caranya adalah dengan menggunakan Psychotest & Assessment yang tersedia di Life Skills. Tes ini dirancang untuk memberikan wawasan lebih dalam tentang diri Karyawan, termasuk cara mengelola stres, memahami nilai pribadi, dan mengidentifikasi kekuatan serta kelemahan,membantu mengenal diri sendiri lebih dalam. Ini penting untuk mengembangkan strategi manajemen waktu dan keseimbangan hidup-kerja yang efektif.

Psychotest & Assessment berguna mengidentifikasi area di mana Karyawan Anda unggul dan aspek yang perlu ditingkatkan. Pengetahuan ini sangat berguna dalam pengembangan karier dan kehidupan pribadi.

Gunakan kesempatan ini untuk belajar lebih banyak tentang kepribadian dan bagaimana dapat meningkatkan kualitas hidup dan kerja karyawan Anda. Berikan investasi terbaik kepada karyawan Anda.

Read More
judi

Teknik Relaksasi Efektif untuk Atasi Stres Akibat Lembur

Di era yang serba cepat ini, kita sering terjebak dalam rutinitas kerja yang menuntut, termasuk kebiasaan lembur yang terkadang dianggap sebagai norma. Namun, penting untuk memahami bahwa meminimalisir waktu lembur bukan hanya tentang mengurangi jam kerja, melainkan tentang menciptakan keseimbangan yang lebih sehat dalam hidup kita. Mari kita bahas beberapa alasan mengapa hal ini sangat penting.

Meningkatkan Keseimbangan Hidup

Keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi adalah kunci untuk menjalani hidup yang lebih bahagia dan memuaskan. Dengan meminimalisir waktu lembur, Anda memberi diri Anda kesempatan untuk menghabiskan waktu berkualitas dengan keluarga, teman, atau mengejar hobi yang Anda sukai. Ini tidak hanya mengurangi tekanan kerja, tetapi juga memberikan Anda ruang untuk menikmati aspek lain dari kehidupan Anda .

Meningkatkan Kesehatan

Kesehatan adalah harta yang paling berharga, dan lembur berlebihan dapat berdampak negatif pada kesehatan fisik dan mental Anda. Stres dan kelelahan akibat jam kerja yang panjang dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, termasuk gangguan tidur, masalah pencernaan, dan bahkan depresi. Dengan mengurangi waktu lembur, Anda memberikan tubuh kesempatan untuk istirahat dan pulih .

Meningkatkan Produktivitas

Ironisnya, bekerja lebih lama tidak selalu berarti lebih produktif. Kualitas kerja sering menurun saat kita lelah atau stres. Dengan membatasi waktu lembur, Anda dapat menjaga fokus dan efisiensi kerja, sehingga pekerjaan yang Anda lakukan lebih berkualitas dan efektif .

Meningkatkan Kepuasan Kerja

Kepuasan kerja tidak hanya datang dari apa yang Anda kerjakan, tetapi juga dari bagaimana Anda bekerja. Dengan mengurangi waktu lembur, Anda akan merasa lebih puas dan menghargai waktu yang Anda habiskan di tempat kerja. Ini menciptakan lingkungan kerja yang lebih positif dan produktif .

Meningkatkan Kualitas Hidup

Kualitas hidup secara keseluruhan dapat meningkat dengan meminimalisir waktu lembur. Anda memiliki lebih banyak waktu untuk kegiatan yang memperkaya hidup Anda, seperti olahraga, berlibur, atau sekadar bersantai. Ini membantu Anda menjalani hidup yang lebih seimbang dan memuaskan .

Meminimalisir waktu lembur bukan hanya tentang mengurangi jam kerja, tetapi tentang menciptakan keseimbangan yang lebih baik dalam hidup, meningkatkan kesehatan, produktivitas, kepuasan kerja, dan kualitas hidup secara keseluruhan. Oleh karena itu, sangat penting untuk memperhatikan waktu lembur sebagai bagian dari strategi kerja Anda .

Namun, apa yang terjadi ketika kita gagal mengontrol waktu lembur? Bagaimana dampaknya terhadap kesehatan mental kita? Pada bagian berikutnya, kita akan membahas lebih dalam tentang Dampak Lembur Berlebihan terhadap Kesehatan Mental.

Dampak Lembur Berlebihan terhadap Kesehatan Mental

Setelah memahami pentingnya meminimalisir waktu lembur, kita perlu menyadari dampak negatif yang dapat ditimbulkan oleh lembur berlebihan terhadap kesehatan mental. Dampak ini tidak hanya mempengaruhi individu secara pribadi, tetapi juga dapat berpengaruh pada lingkungan kerja dan produktivitas secara keseluruhan.

Salah satu dampak paling serius dari lembur berlebihan adalah peningkatan risiko depresi. Karyawan yang terus-menerus bekerja lembur dapat merasa tertekan, kehilangan motivasi, dan merasa terisolasi dari kehidupan sosial dan keluarga. Hal ini dapat memicu perasaan kesepian dan ketidakberdayaan yang mendalam .

Kecanduan alkohol sering kali menjadi pelarian bagi beberapa karyawan yang mencoba mengatasi stres dan tekanan kerja. Lembur berlebihan dapat meningkatkan risiko kecanduan ini, karena alkohol sering digunakan sebagai cara untuk ‘melupakan’ masalah atau untuk bersantai setelah jam kerja yang panjang .

  • Kualitas Tidur yang Buruk

Kualitas tidur yang buruk adalah dampak lain dari lembur berlebihan. Kurang tidur atau tidur yang tidak berkualitas dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan mental, seperti stres, mudah marah, dan kesulitan berkonsentrasi. Ini juga dapat mempengaruhi kinerja kerja dan kesehatan fisik secara umum .

Gangguan kecemasan dapat diperburuk oleh jam kerja yang panjang dan tekanan untuk memenuhi tenggat waktu. Karyawan yang terus-menerus bekerja lembur mungkin merasa cemas dan khawatir tentang pekerjaan mereka, yang dapat mengarah pada kondisi kecemasan yang lebih serius .

Burnout adalah keadaan kelelahan fisik dan mental yang ekstrem, sering disertai dengan hilangnya motivasi dan perasaan tidak efektif di tempat kerja. Ini adalah hasil dari tekanan kerja yang berlebihan dan berkelanjutan, termasuk lembur berlebihan .

Untuk mengatasi dampak negatif ini, perusahaan perlu menyediakan dukungan dan sumber daya yang memadai untuk membantu karyawan mengelola waktu mereka dengan lebih baik. Program kesehatan mental dan manajemen stres dapat menjadi langkah penting dalam membantu karyawan mengatasi dampak negatif dari lembur berlebihan. Dengan memperhatikan kesehatan mental karyawan, perusahaan tidak hanya meningkatkan kesejahteraan karyawan tetapi juga produktivitas dan pencapaian tujuan bisnis secara keseluruhan .

Namun, apa yang dapat dilakukan oleh karyawan itu sendiri untuk mengurangi stres akibat lembur? Pada bagian berikutnya, kita akan membahas tentang berbagai Teknik Relaksasi untuk Mengurangi Stres Akibat Lembur.

Teknik Relaksasi untuk Mengurangi Stres Akibat Lembur

Setelah memahami dampak negatif lembur berlebihan terhadap kesehatan mental, penting bagi kita untuk mengetahui cara mengelola dan mengurangi stres yang diakibatkannya. Berikut adalah beberapa teknik relaksasi yang dapat membantu mengurangi stres akibat bekerja lembur.

Pernapasan dalam adalah teknik relaksasi yang sederhana namun efektif. Caranya, tarik napas dalam-dalam melalui hidung, tahan selama beberapa detik, lalu hembuskan perlahan melalui mulut. Ulangi beberapa kali. Teknik ini dapat membantu menenangkan pikiran dan mengurangi ketegangan .

Relaksasi otot progresif melibatkan menegangkan dan mengendurkan berbagai kelompok otot di tubuh. Ini dapat membantu mengurangi ketegangan otot dan mempromosikan rasa relaksasi. Mulailah dari ujung kaki dan bergerak ke atas ke kepala, secara bertahap menegangkan dan mengendurkan setiap kelompok otot .

Meditasi mindfulness melibatkan fokus pada saat ini dan menyadari pikiran serta perasaan tanpa menghakimi. Ini dapat membantu mengurangi stres dan mempromosikan relaksasi. Cukup duduk dengan nyaman, tutup mata, dan perhatikan aliran napas Anda, serta pikiran dan perasaan yang muncul tanpa terlibat dengan mereka .

Yoga menggabungkan postur fisik, teknik pernapasan, dan meditasi untuk mempromosikan relaksasi dan mengurangi stres. Yoga tidak hanya membantu secara fisik tetapi juga memberikan manfaat mental, membantu menenangkan pikiran dan mengurangi kecemasan .

Imajinasi terbimbing melibatkan visualisasi sebuah adegan yang damai dan santai dalam pikiran. Ini dapat membantu mengurangi stres dan mempromosikan relaksasi. Bayangkan diri Anda di tempat yang tenang dan damai, rasakan sensasi yang menyenangkan dari tempat tersebut, dan biarkan itu membawa Anda ke keadaan relaksasi yang lebih dalam .

Dengan mempraktikkan teknik-teknik relaksasi ini secara teratur, individu dapat mengurangi stres yang disebabkan oleh lembur dan meningkatkan kesejahteraan keseluruhan. Sangat penting untuk memprioritaskan perawatan diri dan mengambil istirahat saat dibutuhkan untuk menghindari burnout dan menjaga kesehatan yang baik .

Namun, selain teknik relaksasi, ada aspek lain yang penting untuk diperhatikan, yaitu membangun kebiasaan kerja yang lebih sehat. Pada bagian berikutnya, kita akan membahas bagaimana Membangun Kebiasaan Kerja yang Lebih Sehat.

Cara Membangun Kebiasaan Kerja yang Lebih Sehat

Setelah memahami berbagai teknik relaksasi untuk mengurangi stres akibat lembur, penting juga untuk membangun kebiasaan kerja yang lebih sehat. Kebiasaan ini tidak hanya membantu mengurangi stres, tetapi juga meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan secara keseluruhan. Berikut adalah beberapa tips untuk membangun kebiasaan kerja yang lebih sehat.

  • Prioritaskan Keseimbangan Hidup dan Kerja

Keseimbangan antara kehidupan kerja dan pribadi adalah kunci untuk menjaga kesehatan mental dan fisik. Penting untuk menetapkan batasan antara waktu kerja dan waktu pribadi, serta memastikan bahwa kedua aspek ini mendapat perhatian yang seimbang .

  • Komunikasi Terbuka dan Jujur

Komunikasi yang terbuka dan jujur antara karyawan dan atasan dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih sehat. Hal ini memungkinkan karyawan untuk menyampaikan kebutuhan dan batasan mereka, serta mendapatkan dukungan yang diperlukan .

  • Budaya Apresiasi dan Penghargaan

Mengembangkan budaya yang menghargai dan mengapresiasi karyawan dapat meningkatkan motivasi dan kepuasan kerja. Pengakuan atas kerja keras dan pencapaian dapat memberikan dampak positif yang besar terhadap moral dan kesejahteraan karyawan .

  • Aktivitas Fisik dan Olahraga

Melakukan aktivitas fisik dan olahraga secara teratur adalah penting untuk menjaga kesehatan tubuh. Ini tidak hanya membantu mengurangi risiko penyakit fisik, tetapi juga meningkatkan mood dan energi .

  • Jadwal Kerja yang Efektif

Mengatur jadwal kerja yang efektif dan produktif dapat membantu mengurangi kebutuhan untuk lembur. Hal ini termasuk mengatur waktu istirahat yang cukup dan menghindari pengambilan tugas yang berlebihan .

  • Kurangi Penggunaan Teknologi Berlebihan

Penggunaan teknologi dan media sosial yang berlebihan dapat menyebabkan kelelahan mental. Penting untuk mengatur waktu penggunaan teknologi dan mengambil istirahat dari layar secara teratur .

  • Fokus pada Tugas yang Sedang Dikerjakan

Menghindari multitasking yang berlebihan dan tetap fokus pada satu tugas pada satu waktu dapat meningkatkan efisiensi dan mengurangi stres. Ini membantu menyelesaikan pekerjaan dengan lebih cepat dan dengan kualitas yang lebih baik .

  • Aktivitas Menyenangkan di Luar Pekerjaan

Melakukan aktivitas yang menyenangkan di luar pekerjaan adalah penting untuk mengurangi stres dan meningkatkan kesehatan mental. Ini bisa berupa hobi, olahraga, atau menghabiskan waktu bersama keluarga dan teman .

Dengan menerapkan kebiasaan kerja yang lebih sehat ini, seseorang dapat mencapai keseimbangan yang lebih baik dalam kehidupan, meningkatkan kesehatan fisik dan mental, serta meningkatkan produktivitas dan efisiensi kerja.

Namun, apa kesimpulan yang dapat kita tarik dari semua ini? Pada bagian berikutnya, kita akan merangkum poin-poin penting dari pembahasan kita dan memberikan kesimpulan akhir.

Kesimpulan

Keseimbangan antara kehidupan kerja dan pribadi harus menjadi prioritas utama. Ini tidak hanya berdampak pada kesehatan mental dan fisik kita, tetapi juga pada kualitas hidup secara keseluruhan. Kita harus ingat bahwa bekerja adalah bagian dari hidup, bukan sebaliknya.

Untuk mencapai keseimbangan ini, diperlukan langkah aktif baik dari individu maupun organisasi. Individu perlu mengadopsi kebiasaan kerja yang lebih sehat dan mempraktikkan teknik relaksasi, sementara organisasi perlu menciptakan lingkungan kerja yang mendukung keseimbangan ini.

Salah satu cara untuk membantu mencapai keseimbangan ini adalah melalui pelatihan. Pelatihan dapat membantu individu dan organisasi memahami pentingnya keseimbangan kerja dan kehidupan, serta memberikan alat dan teknik untuk mencapainya.

Life Skills Indonesia, menawarkan program In-House Training yang membantu memberikan solusi pelatihan yang disesuaikan untuk membantu karyawan dan organisasi dalam membangun kebiasaan kerja yang lebih sehat dan produktif. Program ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan unik setiap organisasi, dengan fokus pada peningkatan keseimbangan hidup dan kerja, serta kesehatan mental karyawan.

Untuk Anda yang tertarik untuk membawa perubahan positif dalam organisasi Anda, In-House Training dari Life Skills dapat membantu, kunjungi link berikut satu.bio/daftariht-igls . Jangan lewatkan kesempatan untuk meningkatkan kesejahteraan dan produktivitas di tempat kerja Anda.

Dengan mengambil langkah proaktif dalam membangun kebiasaan kerja yang lebih sehat dan memanfaatkan sumber daya seperti pelatihan yang ditawarkan oleh Life Skills, kita dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih sehat, produktif, dan harmonis. Ingat, investasi dalam kesehatan mental dan keseimbangan hidup adalah investasi dalam masa depan kita yang lebih cerah dan lebih seimbang.

Referensi

National Safety Council, (2004). Manajemen stres dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu: keterampilan coping yang efektif, teknik relaksasi, dan gaya. Ejournal UMM, 1(1), 1-10.

Wardhana, A. K., (2018). STRES KERJA: Penyebab, dampak, dan solusinya (Studi kasus pada karyawan NET. Yogyakarta) [Master’s thesis, Universitas Islam Indonesia].

Roby Rizky, (2020). Cara cepat mengatasi sakit kepala saat kerja lembur.

Request Pelatihan SDM Satu Persen x Life Skills ID

Untuk Perusahaan, NGO dan Pemerintahan:

+62 882-9762-5596 (Margareth, Whatsapp)

Untuk Organisasi dan Kemahasiswaan:

+62 851-7317-1568 (Sheila, Whatsapp)

Read More
judi

Kiat Sukses Mengenali dan Menerima Diri untuk Kesehatan Mental

Di dunia yang serba cepat dan penuh tantangan ini, sering kali kita lupa untuk berhenti sejenak dan bertanya pada diri sendiri, “Siapakah saya sebenarnya?” Mengenal diri sendiri bukan hanya sebuah proses introspeksi, tapi sebuah perjalanan yang membawa kita pada pemahaman mendalam tentang siapa kita, apa yang kita inginkan, dan bagaimana kita bisa mencapai itu semua. Mari kita bahas beberapa alasan mengapa mengenal diri sendiri itu penting.

Pertama, mengenal diri sendiri membantu kita dalam menentukan jalan hidup. Setiap orang memiliki minat, bakat, dan nilai yang berbeda-beda. Dengan memahami aspek-aspek ini, kita bisa menentukan arah hidup yang lebih sesuai dengan diri kita. Seperti yang diungkapkan oleh ESQ Training, ini membantu kita mencapai tujuan hidup dengan lebih efektif dan efisien. Kita menjadi lebih fokus dan terarah, bukan hanya mengikuti arus atau apa yang diinginkan orang lain.

Kedua, mengenal diri sendiri memungkinkan kita untuk menemukan solusi yang tepat dalam menghadapi masalah. Setiap orang memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing. Dengan memahami hal ini, seperti yang dijelaskan oleh Muhammadiyah, kita bisa menemukan cara terbaik untuk mengatasi tantangan yang kita hadapi. Ini bukan hanya tentang menyelesaikan masalah, tapi juga tentang pertumbuhan pribadi dan profesional.

Ketiga, proses ini membuka mata kita terhadap potensi diri yang mungkin belum kita sadari sebelumnya. Menurut Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, dengan mengenal diri sendiri, kita bisa mengidentifikasi dan memanfaatkan potensi tersebut untuk mencapai tujuan hidup dan karier yang kita impikan.

Keempat, mengenal diri sendiri meningkatkan kesadaran diri. Hal ini, seperti yang dijelaskan oleh Mindtera, membantu kita memahami bagaimana keputusan dan tindakan kita memengaruhi hidup kita sendiri dan orang lain di sekitar kita. Kesadaran diri ini penting untuk menjalani hidup yang harmonis dan bermakna.

Kelima, proses ini juga berperan penting dalam meningkatkan kepercayaan diri. Seperti yang dibahas di Quora, dengan mengenal diri sendiri, kita menjadi lebih percaya diri dan mampu mengatasi rasa tidak pasti atau ketidakpercayaan diri yang mungkin kita alami.

Terakhir, mengenal diri sendiri juga berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan pribadi dan sosial. Dengan memahami nilai-nilai, kebutuhan, dan tujuan hidup kita, seperti yang dijelaskan oleh Gramedia, kita bisa hidup dengan lebih bahagia dan membangun hubungan yang lebih sehat dengan orang lain.

Mengenal diri sendiri bukanlah sebuah proses yang terjadi dalam semalam. Ini adalah perjalanan yang membutuhkan waktu, refleksi, dan terkadang bantuan dari luar. Namun, manfaat yang diperoleh dari proses ini tidak terukur. Dengan memahami diri kita sendiri, kita tidak hanya memaksimalkan potensi diri, tapi juga membuka jalan menuju kehidupan yang lebih terarah dan bermakna.

Proses Berkenalan dengan Diri Sendiri

Setelah memahami pentingnya mengenal diri sendiri, langkah selanjutnya adalah memulai proses berkenalan dengan diri sendiri. Proses ini bukan hanya tentang mengetahui siapa Anda, tapi juga memahami kelebihan, kekurangan, nilai-nilai, minat, dan tujuan hidup Anda. Proses ini penting untuk meningkatkan kepercayaan diri dan membantu Anda mencapai tujuan hidup yang lebih baik. Berikut adalah beberapa cara yang dapat Anda lakukan untuk berkenalan dengan diri sendiri.

Refleksi Diri: Luangkan waktu untuk merenung dan memikirkan tentang diri Anda. Tanyakan pada diri sendiri, apa kelebihan dan kekurangan Anda? Apa nilai-nilai yang Anda pegang? Apa minat dan tujuan hidup Anda? Refleksi diri ini membantu Anda memahami diri sendiri dengan lebih mendalam.

Mencatat Pengalaman Hidup: Catatlah pengalaman hidup Anda, baik yang positif maupun negatif. Pelajari apa yang dapat Anda pelajari dari pengalaman tersebut. Hal ini akan membantu Anda memahami bagaimana pengalaman-pengalaman tersebut membentuk Anda menjadi pribadi seperti sekarang.

Mencari Umpan Balik: Mintalah umpan balik dari orang-orang terdekat Anda, seperti keluarga, teman, atau rekan kerja. Tanyakan pada mereka apa kelebihan dan kekurangan Anda menurut pandangan mereka. Umpan balik ini bisa memberikan perspektif baru tentang diri Anda yang mungkin belum Anda sadari.

Mencari Sumber Daya: Baca buku, artikel, atau ikuti kursus yang dapat membantu Anda memahami diri sendiri dengan lebih baik. Sumber daya ini bisa memberikan wawasan dan alat yang berguna untuk proses pengenalan diri.

Mencoba Hal Baru: Jangan takut untuk mencoba hal-hal baru. Hal ini dapat membantu Anda menemukan minat dan bakat baru yang mungkin belum Anda ketahui sebelumnya. Dengan mencoba hal baru, Anda juga belajar bagaimana menghadapi situasi yang tidak familiar dan belajar dari pengalaman tersebut.

Dalam proses berkenalan dengan diri sendiri, sangat penting untuk jujur dan terbuka dengan diri sendiri. Terimalah kelebihan dan kekurangan Anda dengan lapang dada. Ingat, tidak ada orang yang sempurna. Setiap orang memiliki keunikan dan potensi masing-masing. Dengan memahami diri sendiri dengan lebih baik, Anda dapat mengambil keputusan yang lebih baik, meningkatkan kualitas hidup, dan mencapai tujuan hidup yang lebih baik.

Cara Merefleksikan Pengalaman Hidup Anda

Merefleksikan pengalaman hidup bukan hanya tentang mengingat kembali apa yang telah terjadi, tetapi juga memahami bagaimana pengalaman tersebut membentuk Anda menjadi pribadi yang sekarang. Berikut adalah beberapa pengalaman hidup yang sering kali memberikan pelajaran berharga:

Traveling ke Tempat Baru: Traveling ke tempat baru membuka mata kita terhadap keanekaragaman dunia. Seperti yang diungkapkan oleh beberapa pengguna Quora, pengalaman ini memperluas wawasan, memperkenalkan kita pada budaya dan perspektif baru, dan membantu kita menghargai keragaman.

Mengatasi Tantangan: Mengatasi tantangan mengajarkan kita untuk menjadi lebih tangguh. Menurut Hipwee, ini membantu kita mengembangkan kemampuan pemecahan masalah dan meningkatkan kepercayaan diri. Setiap tantangan yang berhasil kita atasi adalah bukti dari kemampuan kita untuk bertahan dan berkembang.

Membantu Orang Lain: Membantu orang lain memberikan kita rasa tujuan dan meningkatkan empati serta kasih sayang kita. Seperti yang dijelaskan oleh Suara.com, melakukan kebaikan bagi orang lain tidak hanya berdampak positif bagi mereka, tetapi juga bagi diri kita sendiri.

Menekuni Passion: Menekuni apa yang kita sukai memberikan kebahagiaan, kepuasan, dan rasa pencapaian. Kapanlagi.com menekankan bahwa mengejar passion membuat hidup kita lebih berwarna dan bermakna.

Membangun Hubungan Bermakna: Membangun hubungan yang bermakna dengan keluarga, teman, dan orang terkasih memberikan kita dukungan, rasa memiliki, dan sumber kebahagiaan.

Dengan merefleksikan pengalaman-pengalaman ini, kita dapat memperoleh pemahaman yang lebih dalam tentang diri kita sendiri dan tempat kita di dunia. Pengalaman-pengalaman ini membantu kita belajar, tumbuh, dan berkembang sebagai individu. Mereka mengajarkan kita tentang kekuatan, kelemahan, nilai, dan apa yang benar-benar penting dalam hidup kita.

Pentingnya Menerima Diri Sendiri

Setelah memahami bagaimana pengalaman hidup membentuk kita, langkah selanjutnya yang tak kalah penting adalah menerima diri sendiri. Menerima diri sendiri adalah kunci untuk kesehatan mental dan kebahagiaan. Berikut adalah beberapa alasan mengapa menerima diri sendiri itu penting:

Mengurangi Perasaan Negatif: Menerima diri sendiri dapat membantu mengurangi perasaan negatif dan meningkatkan kesehatan mental. Ketika kita menerima diri kita apa adanya, kita cenderung memiliki pikiran yang lebih positif dan sehat.

Kemampuan Menerima Orang Lain: Jika kita tidak mampu menerima diri sendiri, maka akan sulit untuk menerima orang lain. Ini berarti bahwa penerimaan diri tidak hanya memengaruhi bagaimana kita melihat diri kita sendiri, tetapi juga bagaimana kita berinteraksi dengan orang lain.

Mencapai Kedamaian dan Mengurangi Rasa Cemas: Menerima diri sendiri dapat membantu kita mencapai kedamaian batin dan mengurangi rasa cemas. Ketika kita menerima kekurangan dan kelebihan kita, kita menjadi lebih damai dengan diri kita sendiri.

Meningkatkan Rasa Percaya Diri dan Kebahagiaan: Menerima diri sendiri juga dapat meningkatkan rasa percaya diri dan kebahagiaan. Dengan menerima diri kita apa adanya, kita dapat merasa lebih puas dan bahagia dengan hidup kita.

Memahami Kelebihan dan Kekurangan Diri: Menerima diri sendiri membantu kita memahami kelebihan dan kekurangan kita, sehingga kita dapat bekerja untuk memperbaiki diri dan mencapai potensi terbaik kita. Self-acceptance adalah langkah awal untuk pertumbuhan dan pengembangan diri.

Dalam proses menerima diri sendiri, ada beberapa hal yang bisa kita lakukan, seperti memaafkan diri sendiri atas kesalahan masa lalu, mengenali kelebihan dan kekurangan diri, dan berlatih menjadi teman bagi diri sendiri. Dengan menerima diri sendiri, kita tidak hanya mencapai kebahagiaan dan kesehatan mental yang lebih baik, tetapi juga membuka jalan untuk memperbaiki diri dan mencapai potensi terbaik kita.

Kesimpulan

Setelah memahami pentingnya mengenal diri sendiri, merefleksikan pengalaman hidup, dan menerima diri apa adanya, kita sampai pada kesimpulan bahwa semua aspek ini adalah bagian penting dari pertumbuhan pribadi. Namun, pertanyaannya sekarang adalah, bagaimana kita dapat mengaplikasikan semua pembelajaran ini dalam kehidupan sehari-hari, terutama bagi Anda yang berada di usia 20-an?

Salah satu jawabannya terletak pada pendekatan kurikulum Life Skills yang ditawarkan oleh Life Skills Indonesia. Program ini dirancang khusus untuk membantu Anda, terutama yang berada di usia 20-an, untuk mengembangkan keterampilan dan pemahaman yang diperlukan dalam menghadapi berbagai tantangan dan peluang di kehidupan dewasa.

Kurikulum yang ditawarkan oleh Life Skills Indonesia dirancang untuk memberikan pembelajaran yang tidak hanya teoritis, tetapi juga aplikatif dan relevan dengan kehidupan nyata. Ini berarti Anda akan belajar keterampilan yang langsung dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi Anda yang berusia 20-an, ini adalah kesempatan emas untuk berinvestasi dalam pengembangan diri. Melalui kelas online Life Skills Indonesia, Anda akan mendapatkan alat dan sumber daya yang diperlukan untuk menghadapi tantangan kehidupan dengan lebih percaya diri dan siap.

Untuk informasi lebih lanjut tentang kelas online Life Skills dan bagaimana Anda dapat mendaftar, kunjungi link berikut: https://satupersen.net/kelas-online. Jangan lewatkan kesempatan ini untuk mengambil langkah maju dalam perjalanan pengembangan diri Anda.

Mari bersama-sama kita jadikan usia 20-an tidak hanya sebagai masa pencarian jati diri, tetapi juga sebagai masa pembentukan karakter dan keterampilan yang akan membawa kita menuju kesuksesan dan kebahagiaan di masa depan.

Referensi

Tampubolon, M. P. (2023, October 27). Change management: Manajemen perubahan: Individu, tim kerja, organisasi. Repositori Universitas Kristen Indonesia.

Tartakovsky, M. (2016). Therapists spill: 12 ways to accept yourself. Psych Central.

Sabrina Ramonoff. (2022, September 14). Self-acceptance: Characteristics, importance, and tips for improvement.

Seltzer, L. F. (2008). The path to unconditional self-acceptance. Psychology Today.

Elizabeth Perry. (2021, August 5). The path to self-acceptance, paved through daily practice.

Read More
judi

Mengatasi Karyawan Depresi di Kantor: Langkah Penting untuk Produktivitas

Depresi di tempat kerja seringkali tidak terlihat, namun dampaknya sangat nyata. Sebagai karyawan yang telah bekerja selama 3-5 tahun, Anda mungkin telah menyaksikan atau bahkan mengalami sendiri bagaimana depresi dapat mengubah dinamika kerja. Mari kita bahas gejala-gejala depresi di tempat kerja yang perlu kita waspadai.

Perubahan Perilaku

Salah satu tanda paling mencolok dari depresi adalah perubahan perilaku. Anda mungkin melihat rekan kerja yang biasanya ceria menjadi lebih sering murung atau mudah tersinggung. Mereka mungkin juga menunjukkan perasaan tidak berharga atau kehilangan energi. Seorang pekerja yang sebelumnya produktif bisa tiba-tiba menjadi tidak konsisten atau ceroboh dalam pekerjaannya.

Kurangnya Motivasi

Depresi seringkali mengikis motivasi dan fokus seseorang dalam menjalankan tugasnya. Hal ini membuat mereka kesulitan untuk tetap termotivasi dan berkonsentrasi pada pekerjaan. Ini bukan hanya tentang malas, tetapi lebih pada ketidakmampuan untuk menemukan energi mental untuk berkomitmen pada tugas.

Absenteeisme

Gejala depresi yang lain adalah meningkatnya ketidakhadiran, keterlambatan, atau sering melewatkan kerja. Ini bisa menjadi tanda bahwa seseorang sedang berjuang dengan masalah kesehatan mental yang serius.

Prokrastinasi

Depresi juga bisa menyebabkan prokrastinasi, kesulitan memenuhi tenggat waktu, dan penurunan produktivitas. Ini seringkali dikaitkan dengan kehilangan minat atau kesenangan dalam melakukan aktivitas yang biasanya mereka nikmati.

Penarikan Diri atau Isolasi

Seseorang yang mengalami depresi mungkin menarik diri atau mengisolasi diri dari orang lain. Mereka mungkin juga menunjukkan perawatan diri yang buruk atau perubahan signifikan dalam penampilan. Ini adalah tanda bahwa mereka mungkin merasa terputus dari lingkungan sekitar.

Penurunan Kinerja

Depresi dapat menyebabkan penurunan dalam kemampuan pemecahan masalah dan pengambilan keputusan, komunikasi yang buruk dengan orang lain, dan penurunan kinerja dalam tugas-tugas. Ini bisa berdampak signifikan pada output kerja mereka dan kualitas hasil kerja.

Mengenali gejala-gejala depresi di tempat kerja adalah langkah pertama untuk memberikan dukungan dan sumber daya bagi mereka yang mungkin sedang berjuang. Mendorong komunikasi terbuka, menyediakan akses ke sumber daya kesehatan mental, dan menciptakan lingkungan kerja yang mendukung dapat membantu individu mengatasi depresi dan berkembang dalam peran mereka.

Dalam bagian berikutnya, kita akan membahas tantangan dalam menjaga produktivitas saat menghadapi depresi di tempat kerja. Bagaimana depresi mempengaruhi kemampuan seseorang untuk tetap produktif, dan apa yang bisa dilakukan untuk mengatasi tantangan ini?

Tantangan Menjaga Produktivitas

Setelah memahami gejala depresi di tempat kerja, penting juga untuk mengenali tantangan dalam menjaga produktivitas. Di era yang serba cepat ini, tantangan produktivitas menjadi semakin kompleks, termasuk bagi Anda yang telah memiliki pengalaman kerja 3-5 tahun. Berikut adalah beberapa tantangan utama yang sering dihadapi di tempat kerja dan strategi untuk mengatasinya.

Keterlibatan karyawan yang rendah seringkali menjadi akar masalah produktivitas yang buruk. Disengagement ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk kurangnya pengakuan atau kurangnya tantangan dalam pekerjaan.

  • Manajemen Kinerja yang Tidak Efektif

Manajemen kinerja yang tidak efektif dapat menyebabkan kebingungan dan ketidakpastian tentang ekspektasi dan tujuan kerja. Hal ini seringkali menimbulkan stres dan menurunkan motivasi karyawan.

  • Proses yang Tidak Efisien

Proses kerja yang berbelit-belit dan tidak efisien dapat menghambat produktivitas. Ini termasuk penggunaan teknologi yang ketinggalan zaman atau prosedur yang tidak perlu.

  • Pelacakan dan Pemantauan yang Kurang Memadai

Tanpa sistem pelacakan dan pemantauan yang memadai, sulit untuk mengukur kemajuan dan efektivitas kerja. Ini juga bisa menyebabkan ketidakjelasan dalam penilaian kinerja.

Komunikasi yang berlebihan atau tidak efektif bisa menjadi penghambat produktivitas. Ini termasuk terlalu banyak rapat yang tidak perlu atau email yang berlebihan.

Meskipun sering dianggap sebagai keterampilan, multitasking sebenarnya bisa menurunkan kualitas kerja dan efisiensi.

  • Menetapkan Tujuan yang Tidak Efektif

Tujuan yang tidak jelas atau tidak realistis bisa menimbulkan frustrasi dan mengurangi motivasi untuk mencapai hasil yang maksimal.

  • Prokrastinasi dan Disorganisasi

Prokrastinasi dan kurangnya organisasi dapat menyebabkan penumpukan pekerjaan dan stres yang tidak perlu.

Untuk mengatasi tantangan ini, diperlukan kombinasi strategi yang mencakup peningkatan komunikasi, mengatasi disengagement, implementasi manajemen kinerja yang efektif, memperbaiki proses, menyediakan pelacakan dan pemantauan yang memadai, menetapkan tujuan yang jelas dan tercapai, mengelola waktu secara efektif, dan menciptakan lingkungan kerja yang mendukung dan terorganisir. Selain itu, mempromosikan keseimbangan kerja-hidup yang sehat, menyediakan peluang pelatihan dan pengembangan, serta menumbuhkan budaya perusahaan yang positif dapat membantu mengatasi tantangan produktivitas ini.

Menangani Tekanan dan Tuntutan Pekerjaan

Setelah memahami tantangan dalam menjaga produktivitas, langkah selanjutnya adalah menangani tekanan dan tuntutan pekerjaan. Tekanan kerja yang tidak dikelola dengan baik dapat menyebabkan stres berlebih dan memperburuk kondisi kesehatan mental, termasuk depresi. Berikut adalah beberapa strategi yang dapat membantu Anda mengelola tekanan kerja berdasarkan sumber yang disediakan:

  • Prioritas dan Perencanaan

Membagi tugas menjadi langkah-langkah yang dapat dikelola dan memprioritaskannya dapat membantu mengelola tekanan kerja dengan efektif. Pendekatan ini memungkinkan individu untuk fokus pada kebutuhan segera dan menghindari perasaan kewalahan oleh beban kerja secara keseluruhan.

  • Perawatan Diri dan Batasan

Merawat diri sendiri, menetapkan batasan, dan menghindari mekanisme koping yang tidak sehat sangat penting untuk mengelola tekanan kerja. Ini termasuk menjaga gaya hidup sehat, mendapatkan istirahat yang cukup, dan menetapkan batas pada jam kerja untuk mencegah kelelahan.

  • Memprediksi dan Merencanakan Masa Sibuk

Mengidentifikasi periode kerja yang intens dan merencanakannya terlebih dahulu dapat membantu individu mengelola situasi tekanan tinggi dengan efektif. Ini mungkin melibatkan outsourcing tugas, delegasi tanggung jawab, dan menjalankan strategi prioritas untuk menangani masa sibuk.

Mengidentifikasi pemicu tekanan pribadi dan mempraktikkan teknik manajemen stres dapat membantu individu mengatasi situasi tekanan tinggi di tempat kerja. Ini melibatkan pengakuan terhadap ambang batas seseorang dan pengembangan strategi untuk mengelola pemicu tekanan secara efektif.

Membangun jaringan dukungan dan mencari dukungan sosial dapat membantu individu mengatasi stres yang terkait dengan pekerjaan. Memiliki sistem dukungan dapat memberikan dorongan, saran, dan rasa kebersamaan selama masa-masa sulit.

Dengan menerapkan strategi-strategi ini, individu dapat menangani tekanan dan tuntutan pekerjaan dengan efektif, mempertahankan kesejahteraan, dan meningkatkan produktivitas mereka di tempat kerja.

Membangun Lingkungan Kerja yang Mendukung

Setelah memahami cara menangani tekanan dan tuntutan pekerjaan, langkah selanjutnya adalah membangun lingkungan kerja yang mendukung. Lingkungan kerja yang mendukung tidak hanya meningkatkan kesejahteraan karyawan tetapi juga kepuasan dan produktivitas mereka. Berikut adalah beberapa strategi untuk menciptakan lingkungan kerja yang mendukung berdasarkan sumber yang disediakan:

Menawarkan fleksibilitas dalam pengaturan kerja, seperti opsi kerja jarak jauh atau jadwal fleksibel, dapat berkontribusi pada lingkungan kerja yang mendukung. Ini dapat membantu karyawan mempertahankan keseimbangan kerja-hidup yang sehat dan mengurangi stres.

  • Mempromosikan Inklusivitas dan Rasa Kepemilikan

Menciptakan budaya inklusivitas dan rasa kepemilikan sangat penting untuk menciptakan lingkungan kerja yang positif. Memprioritaskan budaya yang ramah dan menghargai dapat meningkatkan kepuasan dan kesejahteraan karyawan.

  • Memfasilitasi Kesempatan untuk Relaksasi

Memungkinkan karyawan untuk bersenang-senang bersama dan menyediakan kesempatan untuk pembelajaran informal dan berbagi pengetahuan dapat membantu menciptakan lingkungan kerja yang lebih positif.

  • Memprioritaskan Orientasi dan Pelatihan

Memfokuskan pada orientasi dan pelatihan dapat membantu karyawan merasa diberdayakan dan nyaman untuk melakukan pekerjaan terbaik mereka. Ini termasuk mendukung karyawan untuk menciptakan kantor rumah dan ruang kerja yang nyaman.

  • Mendorong Pengakuan Antar-Peer

Mendorong pengakuan antar-peer dan berinvestasi dalam komunikasi tim yang efektif dapat menumbuhkan lingkungan kerja yang positif. Ini dapat berkontribusi pada budaya apresiasi dan dukungan di antara rekan kerja.

  • Dengan menerapkan strategi-strategi ini, organisasi dapat menciptakan lingkungan kerja yang mendukung yang mempromosikan kesejahteraan, kepuasan, dan produktivitas karyawan.

Kesimpulan

Menghadapi depresi di tempat kerja bukan hanya tanggung jawab individu, tetapi juga organisasi. Setiap orang memiliki peran dalam menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan mendukung. Ini termasuk memahami gejala depresi, mengembangkan keterampilan untuk mengelola stres, dan berpartisipasi dalam menciptakan budaya kerja yang inklusif dan mendukung.

Salah satu cara untuk memahami lebih dalam tentang kesehatan mental dan kesejahteraan di tempat kerja adalah melalui psychotest dan assessment. Alat-alat ini dapat membantu Anda mengidentifikasi area-area yang memerlukan perhatian dan pengembangan, baik secara pribadi maupun profesional.

Life Skills mengajak untuk mengambil langkah proaktif dalam mengelola kesehatan mental karyawan pada organisasi/perusahaan Anda dengan mengikuti Psychotest &  Assessment. Klik link berikut: satu.bio/satumitra-igls. Ingat, mengambil langkah pertama untuk memahami diri sendiri adalah langkah penting dalam perjalanan menuju kesejahteraan dan keberhasilan di tempat kerja.

Psychotest dan assessment bukan hanya tentang mengidentifikasi masalah atau tantangan, tetapi juga tentang menemukan kekuatan dan potensi yang belum tergali. Dengan memahami diri sendiri lebih baik, Anda dapat membuat keputusan yang lebih tepat tentang karier dan kehidupan pribadi Anda. Selain itu, alat-alat ini juga dapat membantu dalam membangun komunikasi dan hubungan yang lebih baik dengan rekan kerja.

Mari kita jadikan tempat kerja kita lingkungan yang lebih sehat, produktif, dan mendukung. Dengan memahami dan mengatasi tantangan kesehatan mental, kita dapat bersama-sama menciptakan perubahan positif di tempat kerja kita.

Request Pelatihan SDM Satu Persen x Life Skills ID

Untuk Perusahaan, NGO dan Pemerintahan:

+62 882-9762-5596 (Margareth, Whatsapp)

Untuk Organisasi dan Kemahasiswaan:

+62 851-7317-1568 (Sheila, Whatsapp)

Referensi

Shields, M. (2020, January 15). How to Manage an Employee with Depression. Harvard Business Review. https://hbr.org/2020/01/how-to-manage-an-employee-with-depression.

Nieuwenhuijsen, K., Verbeek, J. H., de Boer, A. G., Blonk, R. W., & van Dijk, F. J. (2020, October 14). Interventions to improve return to work in depressed people. PMC. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC8094165/.

Dewa, C. S., Hoch, J. S., & Goering, P. (2023, November 21). Work Performance of Employees With Depression: The Impact of Work Stressors. PMC. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4174367/.

Al-Sada, M., Al-Esmael, B., & Faisal, M. N. (2017). Influence of organizational culture and leadership style on employee satisfaction, commitment and …

Mind. (2023, November 10). How to support staff who are experiencing a mental health problem. Mind. https://www.mind.org.uk/media-a/4661/resource4.pdf.

Read More
judi

Pentingnya Olahraga Untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri

Apakah kamu termasuk golongan orang-orang yang menyempatkan sedikit waktumu untuk bisa berolahraga atau malah selalu beralasan tidak memiliki waktu untuk bisa berolahraga?

Bagi kamu yang tidak memiliki waktu untuk berolahraga coba tanyakan pada dirimu sendiri apakah yakin, waktu yang kamu miliki tidak ada atau justru kamunya saja yang enggan untuk menyempatkan waktumu untuk berolahraga? Sebagian besar orang yang aku temui berkata bahwa mereka tidak memiliki waktu untuk bisa berolahraga, apakah kamu termasuk kedalam salah satunya?

Nah, di artikel kali ini aku akan menjelaskannya pentingnya olahraga untuk bisa meningkatkan rasa percaya dirimu, cara membangun motivasi dalam berolahraga dan berbagai manfaat lainnya dalam rutin melakukan olahraga. Jadi saran aku, kamu baca artikel ini sampai habis supaya kamu bisa mendapatkan insight nya secara menyeluruh dan jangan lupa untuk di share ke teman-teman mu agar mereka juga mendapatkan manfaat yang sama dengan mu.

Kenapa Kamu Harus Berolahraga

Oke aku awali pembahasan kali ini dengan mengapa kamu harus mulai rutin berolahraga, menjelaskan berbagai macam manfaat jika kamu berolahraga secara rutin.  Hal ini bertujuan agar pondasi tujuan dan motivasi kamu diawal kuat sehingga nantinya ketika mengalami struggle kedepannya kamu tak mudah jatuh dan menyerah karena kamu tau kenapa kamu melakukan itu semua.

Alasan kenapa kamu harus rutin berolahrga salah satunya adalah agar kamu bisa jadi jauh lebih percaya diri. Memang apa hubungannya olahraga dengan percaya diri?

Ketika kamu berolahraga secara rutin maka secara tidak langsung kamu akan memiliki kondisi tubuh yang lebih prima serta ideal dibandingkan sebelumnya, pikiran jauh lebih tenang, dan kamu bisa jadi jauh lebih produktif. Sebagian manfaat diatas dapat memicu rasa percaya diri yang tinggi di dalam dirimu karena sejatinya mengutip perkataan didalam filosofi teras yang menyatakan bahwa satu-satunya hal yang bisa kamu kendalikan adalah dirimu sendiri. Maka dari itu olahraga merupakan salah satu cara untuk bisa meningkatkan kepercayaan dirimu.

Manfaat Olahraga Secara Rutin

Sebelumnya aku udah jelasin secara singkat beberapa manfaat dari berolahraga secara rutin dan masih banyak sekali sebetulnya manfaat yang bisa kamu dapatkan dari melakukan olahraga ini diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Memiliki tubuh ideal

Bagi kamu yang masih suka kurang pede atau insecure dengan berat badanmu solusi sederhanya bisa dimulai dengan cara berolahraga, dengan berolahraga kamu bisa menurunkan berat badanmu menjadi lebih ideal yang nantinya akan berdampak juga kepada kesehatanmu kedepannya. Tentunya diimbangi dengan mengatur pola makan dan istirahat yang cukup setiap harinya.

2.Meningkatkan rasa disiplin dan tanggung jawab

Ketika kamu sudah terbiasa untuk berolahraga maka selanjutnya dampak yang bisa kamu dapatkan adalah kamu bisa jadi jauh lebih disiplin terhadap apa yang kamu konsumsi, disiplin mengatur waktu, dan kamu jadi belajar yang namanya tanggung jawab pada diri kamu sendiri.

3. Mengaktifkan hormon kebahagiaan

Mengutip pernyataan dari webmd yang mengatakan bahwa ketika kamu berolahraga dengan durasi manimal 10 sampai 30 menit saja secara ilmiah tubuh akan memproduksi hormon seperti dopamin, endorfin, dan serotonin. Hormon dopamin berperan dalam mengatur suasana hati, endorfin dikenal sebagai hormon kebahagiaan, dan serotonin berperan mirip seperti dopamin tetapi ia lebih berperan dalam mengatur siklus tidur, kemampuan bernalar, nafsu makan, dan daya ingat. Ketiga hormon ini dikenal dengan istilah hormon kebahagiaan, dimana cara meningkatkan dan mengaktifkan hormon ini salah satunya dengan cara berolahraga.

4. Mengurangi stress

Saat kamu sudah mulai rutin berolahraga secara tidak kamu sadari ketiga hormon diatas tadi akan aktif dan bekerja sehingga membuat kamu menjadi jauh lebih tenang dan merasa jauh lebih bahagia. Hal ini akan mengurangi rasa stress yang bisa kamu dapatkan akibat pekerjaaan, tugas kuliah, dan segala bentuk permasalahan yang diberikan oleh kehidupan kepada dirimu.

Berkurangnya rasa stress bisa juga mengakibatkan imunitas tubuh menjadi meningkat dan terhindarnya kamu dari berbagai macam penyakit. Pas sekali dengan situasi pandemi seperti saat ini, yang mengharuskan kamu untuk memiliki daya tahan tubuh yang kuat.

5. Meningkatkan rasa percaya diri

Memiliki kondisi fisik yang ideal memang bukan satu-satunya cara untuk bisa menjadi lebih percaya diri tetapi fakta dilapangan yang sering aku temui bahwa banyak sekali seseorang yang memiliki kelebihan fisik mulai dari paras wajah, berat badan ideal, dan kondisi fisik lainnya yang mendapatkan kemudahan didalam hidupnya.

Apakah kamu sependapat denganku? Tidak masalah jika tidak sependapat, karena tidak bisa dipungkiri hal tersebut semakin menjelaskan bahwa kondisi fisik memang memiliki pengaruh yang penting dalam meningkatkan rasa percaya diri, dengan langkah kecil berolahraga secara rutin kamu bisa semakin dekat untuk bisa meraih berat badan ideal mu, postur tubuh favoritmu, dan lainnya yang akan menumbuhkan rasa percaya dirimu.

Olahraga merupakan salah satu bentuk kepedulian kamu terhadap diri sendiri. Nah, kalau kamu mau tahu cara terbaik merawat diri, kamu juga bisa nih mencoba Tes Self-care gratis dari Satu Persen.

Hal yang perlu kamu ingat adalah olahraga yang timbul bukan dari hati sendiri cepat atau lambat akan mudah sekali untuk menjadi inkonsistensi. Maka penting sekali menanamkan kebiasaan berolahraga ini mulai sedari dini bukan untuk orang lain tetapi untuk diri kamu sendiri yah.

Penyebab Susahnya Konsisten Berolahraga

Banyak sekali orang yang diawal semangat sekali untuk berolahraga tetapi tak lama semangatnya hilang begitu saja, berikut menurutku beberapa penyababnya

1. Hanya ikut-ikutan

Percaya deh sama aku kalo kamu hanya ikut-ikutan saja cepat atau lambat kamu akan susah sekali untuk bisa konsisten dalam berolahraga. Walaupun tidak semua seperti itu tetapi sebagian besar orang yang berolahraga motivasinya hanya ikut-ikutan baik karena teman-temannya olahraga atau karena trend saja maka ketika kedua faktor itu hilang secara tidak langsung kamu nantinya akan juga berhenti juga karena motivasi dan tujuan diawal kamu sudah hilang atau tidak berolahraga lagi.

2. Pencitraan di sosial media

Tidak ada salahnya kamu melakukan pencitraan sedang berolahraga di sosial media baik itu kamu memposting segala kegiatan kamu saat sedang berolahraga, mengatur pola makan dan lain sebagainya. Bisa jadi itu motivasi kamu agar bisa semakin konsisten dalam melakukannya, tapi tak jarang banyak sekali orang melakukan itu bukan dari dalam dirinya sendiri tetapi hanya ingin mendapatkan perhatian dari orang lain.

Hal inilah yang kurang tepat menurutku, karena ketika kamu tidak mendapatkan itu maka percaya deh sama aku cepat atau lambat kamu akan lelah juga dan akhirnya berhenti melakukannya. Lain cerita kalo kamu memang memiliki tujuan dan motivasi yang kuat diawal pada diri sendiri, dapat atau tidaknya perhatian dari orang lain maka kamu akan tetap berolahraga. Kamu masuk kedalam golongan yang mana nih?

3. Tak mendapatkan hasil

Ini alasan yang paling sering aku dengar, tak kunjung mendapatkan hasil membuat seseorang jadi malas untuk rutin berolahraga. Penting kamu ketahui sebelum memulai untuk berolahrga secara rutin, hasil yang ditimbulkan dalam olahraga itu masuk kedalam kriteria jangka panjang. Tidak ada hasil yang instan bagi kamu yang baru memulai untuk berolahraga, hal ini yang berat tapi percaya deh sama aku kalau cepat atau lambat jika kamu rutin berolahraga, konsisten mengatur pola makan dan istirahat yang cukup maka hasil dari olahraga ini akan segera terlihat.

Kelebihan dari hasil yang berfek jangka panjang ini adalah ketika kamu berhasil mendapatkannya, maka kamu akan senantiasa menjaga dan merawatnya sekuat tenaga kamu. Karena menurutku diawal tadi, kamu mendapatkanya dengan susah payah otomatis kamu jadi bisa jauh lebih disiplin dan bertanggung jawab. Lain hal ketika kamu mendapatkannya secara instan dan mudah, maka rasa menjaganya akan beda deh.

Jadi kesimpulannya sedikit aku bahas lagi adalah olahraga dapat meningkatkan rasa percaya diri karena ketika kamu berolahraga secara tidak sadar kamu sedang mengaktifkan hormon kebahagiaan didalam dirimu yang berdampak pada suasana hatimu yang jauh lebih terkontrol dan cenderung baik. Kemudian dengan berolahraga secara rutin, kamu bisa meraih body goals dan postur tubuh favoritmu dimana hal itu akan sangat mempengaruhi rasa kepercayaan dirimu yang semakin meningkat dibandingkan sebelumnya.

Hal yang mesti kamu ketahui adalah olahraga yang baik tidak melulu harus ke tempat fitness yang bisa memerlukan banyak biaya, kamu bisa mencoba berbagai macam olahraga yang gratis seperti berlari mengelilingi lapangan atau disekitaran rumahmu, melakukan olahraga dengan body weight atau berat badanmu sendiri seperti push up, sit up, dan gerakan lainnya yang bisa dilakukan didalam rumah. Karena situasi pandemi seperti saat ini, kamu harus pintar-pintar membawa diri jika memang tidak memungkinkan untuk melakukan olahraga outdoor maka lakukan olahraga dirumah saja tetapi ingat situasi ini bukan dijadikan alasan untuk tidak berolahrga ya.

Kalau memang kamu sudah berolahraga tetapi masih merasa kurang percaya diri. Kamu bisa banget ikutan mentoring dari Satu Persen karena di sana kamu akan langsung berbicara dengan ahlinya. Kalau kamu tertarik untuk mengetahui lebih lanjut seputar “cara supaya bisa konsisten”, tonton video Satu Persen di bawah ini. Jangan lupa buat terus pantengin informasi dari kita dengan follow instagram Satu Persen di @satupersenofficial.

Segitu dulu dari aku, akhir kata aku mau mengingatkan jika sakit setelah berolahraga itu namanya konsekuensi bukan malah dijadikan alasan untuk berhenti, “slow progress is always best progress” . Aku harap lewat membaca artikel ini, bisa membuat kamu berkembang menjadi lebih baik seenggaknya Satu Persen setiap harinya. Thanks!

Referensi

https://www.webmd.com/mental-health/what-is-dopamine#1

Read More
judi

Butterfly Project, Kampanye Sosial untuk Melawan Keinginan Self-Harm

butterfly project - self-harm
Satu Persen – Butterfly Project: Kampanye Melawan Keinginan Self-Harm

Halo, Perseners! Gimana kabarnya?

Sebelum lo membaca artikel ini, gue mau ngasih trigger duluan kalau beberapa hal yang gue bawain disini bakalan mengandung bahasan yang sensitif. Jadi, buat lo yang mudah ke-triggered mungkin bisa persiapkan diri lo lebih dulu atau bisa juga coba baca artikel-artikel yang lain aja, ya.

Di zaman sekarang yang serba susah ini, permasalahan hidup pasti ada aja. Mulai dari masalah pekerjaan, rumah tangga, kehidupan, atau percintaan. Apalagi saat ini, kita berada di tahun-tahun terberat yang mana corona virus masih melalang buana hampir 2 tahun dan sudah merenggut segala aspek kehidupan setiap manusia. Salah satu aspek yang mengalami dampak ini adalah para remaja.

Dalam 2 tahun belakangan ini juga, banyak dari teman-teman gue yang merasa kalau beban hidup yang mereka jalani semakin berat karena mostly mereka anak kuliahan yang baru lulus. Mereka merasa lebih susah untuk mencari pekerjaan yang ada dan kehidupan sosial mereka menjadi terbatas karena peraturan yang ada. Akhirnya banyak dari teman-teman gue yang merasa stres banget.

Saking stresnya, ada yang bilang ke gue kalau mereka sampai menyakiti diri sendiri atau self-harm untuk melampiaskan stres itu. Tapi, self-harm yang mereka lakukan itu gak berlangsung lama karena mereka tahu kalau itu salah dan cara yang mereka lakukan untuk berhenti dari self-harm adalah dengan mengikuti sebuah kampanye sosial yang bernama “The Butterfly Project.”

Karena lagi ngomongin tentang the butterfly project nih, di artikel kali ini gue akan membahas tentang the butterfly project dan sekilas tentang self-harm. Jadi, simak hingga akhir dan jangan lupa buat share ke teman – teman maupun kerabat lo. Selamat membaca.

Tapi sebelumnya, ada pepatah bilang, tak kenal maka tak sayang, semakin kenal tambah sayang. Jadi, kenalin nama gue Dimsyog (acronym dari Dimas Yoga). Di sini gue sebagai Part-time Blog Writer dari Satu Persen. Simak sampai habis, ya!

Baca juga: Mengenal Self-Harm: Penyebab dan Cara Mengatasinya

So, Apa Itu Self-Harm?

apa itu self-harm?
Gambar oleh Peggy Marco by pixabay.com

Menurut Psychology Today, self-harm, atau self-injury, adalah tindakan yang disengaja untuk menimbulkan rasa sakit dan luka pada tubuh sendiri. Self-harm atau menyakiti diri sendiri paling sering mengacu pada menyayat kulit dengan benda tajam, membakar kulit dengan bara api, menggaruk kulit sampai terluka atau lebih buruknya sampai berdarah, dan bentuk lain dari cedera eksternal.

Selain itu, perilaku self-harm juga dapat dilakukan dengan cara seperti mengkonsumsi alkohol atau obat-obatan dalam jumlah yang banyak atau dengan sengaja melakukan hubungan seks yang tidak aman untuk meluapkan emosi yang ada.

Baca juga: Emosi Itu Bukan Marah! (Mari Mengenal Emosi)

Tapi selain dari dua hal tersebut, ternyata perilaku self-harm dapat ditimbulkan karena tontonan yang berbau kekerasan di media sosial loh, Perseners. Loh, kok bisa?

Seorang psikolog, Fajri M. Badrudin, mengaku sedih dengan tren self-harm di media sosial saat ini. Salah satu kliennya yang melakukan self-harm mengaku mengikuti tutorialnya di jejaring sosial.

Fajri juga menambahkan bahwa self-harm berkaitan erat dengan self-diagnosis, yaitu di mana orang mendiagnosa dirinya sendiri dengan gangguan jiwa tertentu tanpa berkonsultasi langsung dengan ahlinya. Keduanya harus dihindari dan harus pergi ke profesional yang memahami mereka lebih baik.

Apa Hubungan Self-harm dengan Butterfly Project?

the butterfly project - self-harm
Gambar by nicepng.com

Seiring berjalannya waktu, kepedulian tentang melukai diri sendiri atau self-harm semakin meningkat, dan banyak orang mulai terlibat dalam mengurangi tindakan self-harm. Salah satu kampanye yang dilakukan adalah the butterfly project.

Butterfly Project adalah sebuah gerakan atau kampanye sosial yang bertujuan  mengajak masyarakat untuk melawan keinginan melukai diri sendiri atau self-harm. Kampanye ini dilakukan karena kasus kesehatan mental yang erat kaitannya dengan self-harm atau melukai diri sangat sering terjadi.

Di Indonesia sendiri, Badan Pusat Statistik (BPS) menemukan bahwa di Indonesia setidaknya 2 hingga 3 orang melakukan bunuh diri dalam satu hari. Data terbaru WHO menyebutkan jumlah kematian akibat bunuh diri di Indonesia mencapai 10.000 orang per tahun.

Kegiatan ini merupakan bentuk aksi kepedulian terhadap self-harm yang diprakarsai oleh Demick melalui badan amal Inggris Ncompas. Proyek ini sudah ada selama 5 tahun. Demick, menyampaikan kampanye ini dengan melakukan sosialisasi di berbagai sekolah dan universitas.

Butterfly project dapat dilakukan dengan menggambar kupu-kupu di pergelangan tangan lo kapan pun lo merasa ingin melakukan tindakan melukai diri sendiri atau self-harm dengan spidol atau alat menggambar lainnya.

Kemudian gambar kupu-kupu tersebut diberi nama orang yang lo sayangi dan dapat menggunakan kata-kata motivasi yang dapat menguatkan diri. Kemudian kupu-kupu bisa menghilang dengan sendirinya. Kupu-kupu diibaratkan sebagai simbol transformasi yang dapat dianalogikan dengan suatu masalah, dan jika kita  belajar menerima keadaan, maka masalah tersebut akan hilang dengan sendirinya.

Jika butterfly project yang udah lo lakuin ternyata masih kurang efektif dan lo tetap mengalami kesulitan, jangan segan-segan untuk menghubungi profesional, ya!

Seperti yang gue bilang sebelumnya, hanya psikolog yang dapat mendiagnosis seseorang dengan self-harm. Oleh karena itu, hindari self-diagnosis, alias juga dikenal sebagai mendiagnosa diri sendiri.

Jika lo merasakan gejalanya, cobalah meminta bantuan kepada psikolog. Dengan begitu, lo bisa menemukan cara yang tepat untuk menghadapi gangguan yang lo miliki, sob! Misalnya dengan ikut layanan konseling bareng Psikolog di Satu Persen.

CTA-Blog-Post-06-1-10

Jika lo masih ragu untuk mengikuti layanan konsultasi, lo dapat mencoba tes gratis dari kita terlebih dahulu. Dengan tes ini, lo akan tahu layanan konsultasi mana yang terbaik untuk masalah lo. Caranya gampang banget, cukup klik aja di sini.

Perilaku self-harm ini harus segera diatasi loh, agar tidak semakin buruk bagi mental dan fisik lo!

Akhir kata, sebaiknya jangan menjadikan self-harm sebagai penghambat hidup lo. Dia harus diatasi supaya lo bisa lebih menikmati hidup dan #HidupSeutuhnya!

Jangan lupa juga buat follow Instagram @satupersenofficial dan Channel YouTube Satu Persen buat dapat informasi menarik tentang kesehatan mental dan pengembangan diri.

Gue Dimsyog dari Satu Persen, selamat mencoba untuk menjadi sahabat dan teman terbaik bagi diri lo sendiri. Thanks!

Referensi:

Butterfly Project – The Trauma & Mental Health Report. (n.d.). Retrieved October 22, 2021, from https://trauma.blog.yorku.ca/2019/12/butterfly-project/

Self-Harm | Psychology Today. (n.d.). Retrieved October 22, 2021, from https://www.psychologytoday.com/us/basics/self-harm

Read More
judi

Apa Saja yang Perlu Dipersiapkan untuk Konseling Pertama Kali?

Tips Pertama Kali Konseling Online dengan Psikolog: Apa Saja yang Perlu Dipersiapkan?

Hai, Perseners!

Ini tulisan ketigaku di blog Satu Persen, lho! Sesuai dengan judul yang kamu baca, aku akan menulis tentang konseling online. Cukup bersemangat menulis mengenai hal ini, karena semenjak pandemi kita sering sekali melihat berbagai platform ataupun seorang psikolog yang membuka layanan konseling secara online.

Tapi, tahukah Perseners, Satu Persen sudah memiliki layanan ini jauh sebelum pandemi terjadi! Satu Persen menyadari pentingnya memberikan akses atau layanan yang mudah dijangkau oleh masyarakat. Hal ini beriringan juga dengan meningkatnya kesadaran akan pentingnya kesehatan mental di masyarakat kita.

Karena ketika kita hanya fokus untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, namun kita tidak memberikan akses yang mudah untuk mendapatkan bantuan, tentu akan terjadi kesenjangan. Sesuai, kan dengan tema World Mental Health Day tahun ini, yaitu “Greater Investment, Greater Access”.

Tema ini diangkat sesuai dengan apa yang terjadi pada tahun ini, banyak perubahan yang membuat kita harus beradaptasi, utamanya pada tekanan yang terjadi di beberapa bulan belakangan. Oleh karena itu, perlu adanya akses yang lebih praktis untuk layanan kesehatan mental. Akses yang memudahkan kita untuk mengakses kapan saja dan di mana saja, salah satunya melalui konseling online!

Ternyata, konseling online sebenarnya bukan hal yang baru muncul ketika pandemi ini, lho!

Pada tahun 2005, beberapa peneliti melakukan literatur review untuk membahas mengenai konseling online. Di awal jurnalnya tertulis bahwa konseling online akan terus meningkat penggunaannya 10 tahun ke depan. Wow, jika ditinjau dari 15 tahun sejak jurnal tersebut terbit, lalu bagaimana keadaan saat ini, ya?

Seperti yang sudah kita bahas sebelumnya, konseling online memang telah menjadi suatu hal yang penting saat ini. Tentunya, konseling online juga perlu untuk terus ditingkatkan kualitasnya, mengingat semakin meningkat pula kesadaran kesehatan mental di masyarakat.

Nah, kamu sendiri, sudah pernahkah mencoba konseling online? Atau ini pertama kalinya kamu berencana mencoba konseling online?

Oke, agar konseling yang kamu lakukan dapat berjalan dengan efektif, kamu perlu mengenal dulu seperti konseling online dan hal apa saja yang perlu kamu persiapkan.

CTA-Blog-Post-06-1-7

Konseling online itu apa sih?

Konseling online adalah layanan yang bertujuan untuk memberikan dukungan kesehatan mental melalui internet atau jarak jauh. Layanan ini tidak hanya dilakukan melalui videocall atau telepon, namun juga edengan beberapa cara atau bentuk, yang dapat kamu pilih sesuai dengan kenyamanan dan kebutuhanmu.

Selain telepon, kamu juga bisa menggunakan layanan chatting. Hal ini mungkin akan memberikan kemudahan ketika kamu sulit untuk menemukan tempat yang aman dan nyaman untuk melakukan konseling.

Selain itu ada pula layanan yang dilakukan melalui e-mail. Berbeda dengan telepon dan chatting, konseling melalui e-mail ini tidak dilakukan di waktu yang live. Melainkan, kamu mengirimkan ceritamu melalui pesan secara detail, setelah itu menunggu psikolog yang bertugas untuk membalasnya.

Tentunya dari masing-masing cara ini memiliki kelebihan dan keterbatasan masing-masing. Kamu dapat memilihnya sesuai dengan apa yang kamu butuhkan dan cara yang paling nyaman serta efektif menurut kamu!

Penelitian mengenai efektivitas dari konseling online juga terus dilakukan oleh para peneliti.

Pada jurnal yang diterbitkan oleh World Journal of Psychiatry, pasien atau klien yang melakukan konseling atau mendapatkan perawatan kesehatan mental secara online melalui video call menunjukkan kepuasan yang tinggi.

Ditemukan pula dalam penelitian lain yang menjelaskan bahwa masyarakat menganggap konseling online ini efektif untuk membantu mereka yang merasa membutuhkan bantuan dengan segera. Terlebih bagi masyarakat di daerah yang kesulitan untuk mengakses layanan kesehatan mental.

Namun, tetap saja keefektifan dari sebuah konseling tergantung pada diri kamu sendiri. Ada orang yang memang merasa nyaman ketika melakukan konseling secara online, tapi ada pula yang merasa bahwa konseling secara langsung atau tatap muka jauh lebih efektif. Itu semua tergantung pilihanmu.

Tidak ada yang salah ketika kita merasa tidak baik-baik saja. Atau mungkin merasa membutuhkan bantuan psikologis. Hal itu bisa ditanggulangi dengan mendaftar konseling online bersama psikolog di Satu Persen!

Coba Sekarang Tes Psikologis: Layanan Konsultasi yang Paling Sesuai dengan Kebutuhanmu

Apa saja hal yang perlu dipersiapkan saat konseling online?

Sama seperti konseling yang dilakukan secara langsung atau tatap muka, konseling online juga membutuhkan tempat yang nyaman dan aman, serta tidak terganggu dengan berbagai hal yang berkaitan dengan privasi.

Untuk itu, sebelum melakukan konseling online kamu perlu memperhatikan dan mempersiapkan hal- hal berikut ini:

1. Persiapkan Dirimu

Bukan hal yang mudah untuk mengambil keputusan melakukan konseling secara online. Banyak hal yang mungkin menjadi pertimbangan bagi dirimu hingga akhirnya memutuskan untuk konseling bersama psikolog.

Berikut hal-hal yang perlu kamu persiapkan sebelum sesi konseling dimulai:

a. Menentukan tujuan, kamu perlu tahu terlebih dahulu apa yang ingin kamu capai dari sesi konseling online ini. Tentu akan lebih baik jika tujuanmu jelas dan tidak hanya ingin curhat atau mengeluarkan unek-unek saja, tujuan yang kamu miliki akan membantu psikolog untuk memahami dirimu serta membantumu untuk mencapai tujuan tersebut.

b. Bersedia untuk terbuka, sesi konseling akan berjalan dengan efektif dengan adanya kerja sama dari diri kamu untuk terbuka mengenai apa yang sedang kamu alami dan rasakan. Menceritakan segala sesuatunya dengan detail akan membantu psikolog untuk memahami dirimu. Tentu ini juga dapat menjadi salah satu proses healing untukmu, mengeluarkan segala hal yang mungkin selama ini kamu pendam sendiri.

c. Hasil bergantung pada dirimu, ada dua kunci untuk membuat konseling berjalan dengan efektif yaitu readiness dan willingness atau kesiapan dan kemauan. Kedua hal ini tergantung pada bagaimana diri kamu. Apakah kamu siap untuk menerima atau siap untuk berubah dan mencapai tujuanmu? Serta apakah kamu memiliki kemauan untuk berubah dan mencapai tujuanmu? Sebelum konseling dimulai, ada baiknya kamu mempersiapkan kedua hal ini. Satu sesi konseling bersama psikolog menjadi tidak ada artinya jika diri kamu tidak siap dan tidak memiliki kemauan untuk mencapai tujuan konseling.

2. Ruangan

Konseling online merupakan sesi yang disiapkan untuk interaksi secara pribadi antara klien dan psikolog. Ruangan yang aman dan nyaman menjadi hal yang penting untuk kamu siapkan sebelum melakukan konseling online.

Tidak mudah untuk menemukan ruang privasi ketika berada di rumah, terlebih ketika kamu tinggal bersama keluarga lainnya. Kamu mungkin akan sedikit kesulitan untuk lebih terbuka dengan psikolog ketika kamu merasa takut didengar oleh keluarga lainnya. Untuk itu, kamu perlu menyiapkan ruangan privasi agar konseling berjalan dengan lancar dan efektif.

Aku punya saran untuk kamu dalam menyiapkan ruangan yang nyaman untuk melakukan konseling online:

a. Carilah ruangan yang tenang dan terang dengan pintu yang tertutup.

b. Untuk konseling melalui video call, sebaiknya kamu dapat menggunakan komputer atau laptop karena layar yang lebih besar dan kamu bisa memperhatikan psikolog dengan lebih jelas.

c. Gunakan headset atau earphone untuk komunikasi yang lebih jelas serta menghindari suara-suara atau kebisingan lainnya yang berasal dari luar. Menggunakan headset juga dapat meningkatkan privasi.

d. Posisikan perangkat yang kamu gunakan setinggi mata untuk memaksimalkan kenyamanan kamu dan psikolog dalam berinteraksi.

3. Koneksi Internet

Setelah menemukan ruangan yang nyaman dan perangkat yang aman, satu hal lagi yang gak kalah penting untuk membuat konseling online-mu menjadi berjalan dengan lancar yaitu koneksi internet.

Sebelum sesi konseling, kamu dapat memastikan terlebih dahulu perangkat yang kamu gunakan. Apakah sudah terhubung dengan internet yang lancar dan apakah dalam 1 jam atau selama sesi konseling internet yang kamu gunakan bisa aman.

Dengan waktu yang terbatas, harapannya gangguan-gangguan secara teknis bisa diminimalisir oleh psikolog maupun klien.  Tidak lupa, agar ketika konseling kamu dapat berkonsentrasi, tutup semua tab browser atau aplikasi lainnya.

4. Persiapan lainnya

Ketika diri kamu, ruangan, dan koneksi internet sudah siap untuk mengikuti konseling secara online, kamu juga dapat mempersiapkan hal-hal kecil dan tambahan berikut untuk membuatmu semakin nyaman mengikuti sesi konseling ini.

a. Kertas dan alat tulis, kamu boleh banget menulis hal apa saja yang dikatakan oleh psikolog sebagai pengingat. Atau juga mungkin di dalam sesi tersebut psikolog memintamu untuk mengerjakan sesuatu sehingga kertas, alat tulis ini sudah tersedia di dekatmu ketika dibutuhkan

b. Tisu, sesi konseling menjadi tempat kita mengeluarkan segala sesuatu yang mungkin telah lama kita pendam selama ini. Entah pengalaman yang menyakitkan, luka dari masa lalu, rasa marah, kecewa, sedih, dan semua hal lainnya yang bisa saja keluar di sesi konseling ini. Kamu dapat menyiapkan tisu di dekatmu agar ketika sewaktu-waktu kamu membutuhkan, kamu bisa menjangkaunya dengan segera.

c. Minum air putih, bercerita banyak hal tentu membuat kita merasa haus. Untuk itu, kamu bisa menyediakan minum di dekatmu. Kamu juga bisa meminta izin kepada psikolog ketika kamu ingin minum.

Oh iya, tidak lupa juga aku ingatkan! Jika kamu merasa ada yang tidak nyaman di diri kamu, mengganggu kegiatan sehari-hari hingga sudah menyakiti atau membahayakan dirimu atau orang lain, kamu dapat mendaftarkan diri untuk konseling online bersama Psikolog Satu Persen.

Aku selalu berterima kasih kepada klien yang datang untuk melakukan konseling. Aku sadar memutuskan untuk mendaftar dan menyediakan waktu untuk konseling secara online bukanlah hal yang mudah.

Dan yang terpenting adalah keputusan ini menandakan bahwa kamu aware dan peka dengan diri kamu sendiri! Mencari bantuan tidak membuatmu terlihat lemah, kok! Justru mencari bantuan ini merupakan bentuk kamu menyayangi dirimu sendiri.

Semoga artikel ini dapat memberikan insight yang baru bagimu mengenai konseling online. Dan bagi kamu yang akan mengikuti sesi konseling online, artikel ini dapat memberikan gambaran serta membantumu untuk mempersiapkan agar konseling yang akan kamu lakukan berjalan dengan lancar dan efektif.

Jika kamu masih merasa ragu untuk mendapatkan bantuan, kamu bisa menonton video Youtube dari Channel Satu Persen: Ciri Masalah Kamu Perlu Bantuan Psikolog (Bagaimana Cara Pergi ke Psikolog?)

jangan lupa juga untuk terus mengikuti informasi-informasi menarik lainnya dari Satu Persen melalui Instagram @satupersenofficial, Podcast Satu Persen, dan YouTube Satu Persen. Sampai bertemu di artikel selanjutnya, terima kasih!

Reference

Cherry, K. (October 05, 2020). What Is Online Therapy?. Retrieved on November 04, 2020 from https://www.verywellmind.com/what-is-online-therapy-2795752

Great Lake Psychology. (February 22, 2020). Tips to Prepare for Online Therapy. Retrieved on November 04, 2020 from https://www.greatlakespsychologygroup.com/blog/tips-to-prepare-for-online-therapy/

Mallen, M. J., Vogel, D. L., Rochlen, A. B., & Day, S. X. (2005). Online Counseling. The Counseling Psychologist, 33(6), 819–871. doi:10.1177/0011000005278624

Morin, A. (July 17, 2019). Does Online Therapy Work? Here’s What Science SaysWhether you’re depressed, anxious, or stressed out, here’s what the research says about online therapy. Retrieved on November 04, 2020 from https://www.inc.com/amy-morin/does-online-therapy-work-heres-what-science-says.html

Soni, A. (September 28, 2020). Online Therapy: Tips On How Can You Make Best Of It. Retrieved on November 04, 2020 from https://www.calmsage.com/tips-to-make-best-of-online-therapy/

Read More