putinvzrivaetdoma.org

media online informasi mengenai game online tergacor di tahun 2023

Tips

judi

Tips Mengatasi Kelelahan Emosional dan Demotivasi

a business woman who is stressed and frustrated
Photo by Elisa Ventur / Unsplash

Halo, Perseners! Pernah nggak sih lo merasa capek banget, tapi bukan karena fisik, melainkan karena emosi dan pikiran? Itulah yang disebut kelelahan emosional.Gue mau ngajak lo untuk mengulik lebih dalam tentang fenomena ini, yang ternyata cukup sering terjadi di kalangan kita, generasi muda.

kelelahan emosional adalah kondisi di mana seseorang merasa sangat lelah secara emosional dan mental. Ini terjadi karena paparan stres yang berlebihan dalam kehidupan sehari-hari. Gejalanya bisa beragam, mulai dari perubahan mood yang ekstrem, kesulitan berkonsentrasi, hingga gangguan tidur.

Yang menarik, kelelahan emosional ini nggak cuma berdampak pada perasaan kita, tapi juga bisa mempengaruhi kesehatan fisik. Generasi muda saat ini menghadapi berbagai tantangan yang unik. Tekanan sosial, ekspektasi karir, hingga pergaulan di media sosial, semuanya bisa jadi pemicu stres. Ditambah lagi, kita sering kali merasa harus selalu tampil sempurna di depan orang lain. Semua ini, tanpa kita sadari, bisa menumpuk dan menyebabkan kelelahan emosional.

Kelelahan emosional semakin nyata, dimana itu sering dialami oleh generasi muda. Bukan hanya karena faktor eksternal seperti pekerjaan atau studi, tapi juga karena tekanan internal seperti ekspektasi diri sendiri dan ketidakpuasan terhadap pencapaian. Ini menunjukkan bahwa kita perlu lebih aware terhadap kesehatan mental kita.

Penting untuk peduli dengan kelelahan emosional karena ini bukan hanya soal perasaan lelah atau malas. Ini adalah masalah kesehatan mental yang serius dan bisa berdampak jangka panjang. Bayangkan, jika terus dibiarkan, kelelahan emosional bisa mengganggu studi, pekerjaan, bahkan hubungan sosial kita.

Apa sih Penyebab Kelelahan Emosional dan Demotivasi?

Ada beberapa faktor yang bisa memicu kelelahan emosional dan demotivasi, terutama di kalangan generasi muda seperti kita.

1. Tekanan Sosial dan Ekspektasi
Salah satu penyebab utama kelelahan emosional adalah tekanan sosial dan ekspektasi yang tinggi. Di era media sosial seperti sekarang, kita sering terjebak dalam perbandingan dengan orang lain. Kita melihat teman-teman kita yang tampak sukses dan bahagia, dan tanpa sadar, kita mulai menuntut diri sendiri untuk mencapai hal yang sama atau bahkan lebih. Tekanan ini bisa datang dari keluarga, teman, bahkan dari diri kita sendiri.

2. Lingkungan Kerja atau Studi yang Menekan
Lingkungan kerja atau studi yang menekan juga bisa menjadi penyebab kelelahan emosional. Beban kerja yang berlebihan, deadline yang ketat, atau suasana kompetitif yang tidak sehat bisa membuat kita merasa terbebani. Bagi mahasiswa, tuntutan akademis dan kegiatan ekstrakurikuler bisa menimbulkan stres yang sama.

3. Kurangnya Waktu Istirahat dan Rekreasi
Kurangnya waktu untuk istirahat dan melakukan rekreasi juga berperan dalam meningkatkan risiko kelelahan emosional. Dalam rutinitas yang padat, kita sering mengabaikan pentingnya istirahat. Padahal, tubuh dan pikiran kita membutuhkan waktu untuk mengisi ulang energi.

4. Masalah Pribadi atau Keluarga
Masalah pribadi atau keluarga juga bisa menjadi pemicu. Konflik dengan orang terdekat, masalah keuangan, atau kehilangan seseorang yang kita cintai adalah beberapa contoh yang bisa menyebabkan stres emosional.

5. Perfeksionisme
Perfeksionisme, atau keinginan untuk selalu sempurna, juga dapat menyebabkan kelelahan emosional. Ketika kita terus-menerus mengejar kesempurnaan, kita sering kali menetapkan stlor yang tidak realistis untuk diri sendiri, yang pada akhirnya hanya menimbulkan kekecewaan dan stres.

6. Kurangnya Dukungan Sosial
Kurangnya dukungan sosial juga memainkan peran. Ketika kita merasa tidak memiliki siapa pun untuk berbagi masalah atau ketika kita merasa tidak dimengerti, beban emosional kita menjadi lebih berat.

Gimana sih Cara Mengatasi Kelelahan Emosional dan Demotivasi?

Ada beberapa langkah yang bisa kita ambil untuk mengurangi kelelahan emosional dan meningkatkan motivasi kita.

1. Mengakui dan Menerima Perasaan
Langkah pertama adalah mengakui dan menerima perasaan kita. Terkadang, kita cenderung menyangkal atau mengabaikan perasaan lelah dan demotivasi yang kita alami. Mengakui bahwa kita memang merasa lelah secara emosional adalah langkah penting untuk mulai mengatasinya.

2. Mencari Dukungan
Jangan ragu untuk mencari dukungan, baik dari keluarga, teman, maupun profesional seperti konselor atau psikolog. Berbicara tentang perasaan dan masalah yang kita hadapi bisa sangat membantu. Dukungan sosial ini penting untuk membantu kita merasa tidak sendirian dalam menghadapi masalah.

3. Mengatur Waktu Istirahat
Pastikan untuk mengatur waktu istirahat yang cukup. Istirahat tidak hanya tentang tidur, tapi juga melakukan aktivitas yang bisa membuat kita rileks dan bahagia, seperti hobi atau menghabiskan waktu bersama orang-orang terdekat.

4. Menetapkan Batas
Belajar untuk menetapkan batas adalah kunci. Ini berarti belajar mengatakan ‘tidak’ pada tuntutan yang berlebihan, baik dari pekerjaan, studi, maupun kehidupan sosial. Menetapkan batas membantu kita mengontrol stres dan mencegah kelelahan.

5. Mengelola Ekspektasi
Mengelola ekspektasi kita sendiri juga penting. Terkadang, kita terlalu keras pada diri sendiri. Belajar menerima bahwa tidak semua hal harus sempurna dan bahwa kita boleh membuat kesalahan adalah bagian dari proses.

6. Melakukan Aktivitas Fisik
Aktivitas fisik terbukti dapat mengurangi stres dan meningkatkan mood. Olahraga secara teratur, bahkan aktivitas ringan seperti jalan kaki atau yoga, bisa sangat membantu.

7. Praktik Mindfulness
Praktik mindfulness atau kesadaran penuh juga bisa menjadi cara efektif. Ini bisa berupa meditasi, latihan pernapasan, atau hanya sekedar meluangkan waktu untuk merenung dan merasakan saat ini.

Mengatasi kelelahan emosional dan demotivasi bukan hanya tentang merasa lebih baik untuk sementara waktu. Ini tentang membangun fondasi emosi yang stabil dan motivasi yang berkelanjutan.

Manfaat Memiliki Motivasi dan Emosi yang Stabil

Kita bisa memiliki emosi yang stabil dan motivasi yang kuat untuk menjalani keseharian kita. Ada beberapa manfaat signifikan yang bisa kita rasakan ketika kita berhasil mengelola emosi dan motivasi kita dengan baik.

1. Kesehatan Mental yang Lebih Baik
Salah satu manfaat paling penting dari emosi yang stabil adalah kesehatan mental yang lebih baik. Ketika kita bisa mengelola emosi kita, kita cenderung mengalami stres yang lebih sedikit dan bisa menghindari masalah seperti kecemasan atau depresi.

2. Hubungan yang Lebih Sehat
Emosi yang stabil juga berkontribusi pada hubungan yang lebih sehat. Kita menjadi lebih mampu berkomunikasi dengan efektif, memahami dan menghargai orang lain, serta mengelola konflik dengan lebih baik.

3. Produktivitas yang Meningkat
Ketika kita termotivasi dan emosi kita stabil, produktivitas kita cenderung meningkat. Kita bisa fokus lebih baik, mengatur waktu dengan lebih efisien, dan menyelesaikan tugas dengan hasil yang lebih memuaskan.

4. Kepuasan Hidup yang Lebih Tinggi
Emosi yang stabil dan motivasi yang kuat juga berkontribusi pada tingkat kepuasan hidup yang lebih tinggi. Kita merasa lebih puas dengan pencapaian kita dan lebih optimis menghadapi masa depan.

5. Kemampuan Menghadapi Tantangan
Dengan emosi yang stabil, kita lebih mampu menghadapi tantangan dan hambatan dalam hidup. Kita belajar untuk melihat kesulitan sebagai peluang untuk belajar dan tumbuh, bukan sebagai penghalang.

6. Kesehatan Fisik yang Lebih Baik
Kesehatan emosional yang baik juga berdampak positif pada kesehatan fisik. Stres yang lebih rendah berarti risiko masalah kesehatan seperti penyakit jantung dan tekanan darah tinggi juga menurun.

Kesimpulan

Kelelahan emosional dan demotivasi adalah masalah yang nyata dan sering dihadapi oleh generasi muda. Penyebabnya bermacam-macam, mulai dari tekanan sosial hingga kurangnya dukungan. Namun, ada banyak cara yang bisa kita lakukan untuk mengatasinya, seperti mengakui perasaan kita, mencari dukungan, dan mengelola ekspektasi.

Manfaat dari memiliki emosi yang stabil dan motivasi yang kuat sangatlah besar. Ini tidak hanya membuat kita merasa lebih baik secara emosional, tapi juga meningkatkan kualitas hidup kita secara keseluruhan, dari kesehatan mental hingga hubungan interpersonal.

Namun, mengatasi kelelahan emosional dan membangun motivasi bukanlah sesuatu yang selalu bisa kita lakukan sendiri. Terkadang, kita membutuhkan bantuan dari orang lain, dan ini adalah hal yang normal. Salah satu langkah yang bisa kita ambil adalah melalui konseling.

Konseling adalah proses di mana kita bisa berbicara dan berbagi tentang perasaan atau masalah yang kita hadapi dengan seorang profesional. Melalui konseling, kita bisa mendapatkan perspektif baru, strategi untuk mengatasi masalah, dan dukungan emosional.

Kalau lo membutuhkan bantuan lebih lanjut, jangan ragu untuk mencoba konseling.

Yuk, klik di sini untuk mendaftar untuk membantu lo menemukan solusi terbaik untuk masalah yang lo hadapi.

Ingat, menjaga kesehatan mental kita sama pentingnya dengan menjaga kesehatan fisik. Jangan pernah merasa malu atau ragu untuk mencari bantuan. Kita semua berhak untuk merasa bahagia dan termotivasi dalam menjalani hidup ini. #HidupSeutuhnya.

Berikut 3  rekomendasi judul untuk blog yang sudah dibahas:

  1. Mengatasi Burnout dengan Strategi Manajemen Stres Efektif
  2. Solusi Praktis untuk Pemulihan Diri dari Kelelahan Kerja
  3. Memahami dan Mengelola Burnout untuk Kesejahteraan Mental

Referensi:

  1. Yu, Yollo. (2023). “Lost Motivation? Welcome to the world of burnout.” https://www.linkedin.com/pulse/lost-motivation-welcome-world-burnout-yollo-yu.
  2. eLearning Industry. (2023). “5 Signs Of Burnout And The Steps Organizations Can Take To Prevent it https://elearningindustry.com/employee-burnout-signs-and-how-to-prevent-it.
  3. ScienceDirect. (2016). “Burnout Syndrome and Demotivation Among Health Care Personnel. Managing Stressful Situations: The Importance of Teamwork. https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S1578219016300178.
  4. PubMed. (2015). “Burnout Syndrome and Demotivation Among Health Care Personnel. Managing Stressful Situations: The Importance of Teamwork. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/26651324/.
  5. Harvard Business Review. (2015). “How to Overcome Burnout and Stay Motivated.” https://hbr.org/2015/04/how-to-overcome-burnout-and-stay-motivated.
Read More
judi

Tips Menghadapi Keluarga dan Ortu Toxic

Tips Menghadapi Keluarga dan Ortu Toxic
Tips Menghadapi Keluarga dan Ortu Toxic

Halo, Perseners! Pernah denger istilah ‘keluarga toxic’? Di era yang serba terbuka ini, kita sering banget denger istilah ini. Tapi, apa sih sebenarnya keluarga toxic itu?

Keluarga toxic bisa didefinisikan sebagai keluarga yang hubungannya penuh dengan kritik yang menyakitkan, dan kurangnya empati.

Keluarga toxic itu juga ibarat racun yang perlahan merusak. Mereka mungkin terlihat baik-baik saja dari luar, tapi di dalamnya penuh dengan manipulasI. Ini bukan cuma tentang orang tua yang toxic, tapi juga bisa melibatkan saudara atau anggota keluarga lainnya.

Dalam keluarga seperti ini, sering kali kita temukan kritik yang tajam dan menyakitkan, penggunaan diam sebagai bentuk hukuman, kebohongan, dan penyangkalan. Bahkan, dalam beberapa kasus, bisa terjadi manipulasi emosional dan fisik. Ini semua bukan cuma merusak hubungan keluarga, tapi juga berdampak besar pada kesehatan mental kita.

Mungkin di antara lo semua, pasti ada yang pernah merasakan atau bahkan hidup dalam lingkungan keluarga yang toxic. Ini bukan hal yang mudah. Kadang, kita merasa terjebak dan tidak tahu harus berbuat apa. Tapi, penting banget untuk kita sadari bahwa kita tidak sendirian dan ada cara untuk menghadapi situasi ini.

Kita sering melihat potret keluarga yang sempurna, tapi jarang yang membahas sisi gelapnya. Padahal, di balik senyum di foto-foto itu, bisa jadi ada cerita yang nggak pernah terungkap.

Mengapa kita harus peduli? Karena keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat. Keluarga yang sehat akan menciptakan masyarakat yang sehat. Sebaliknya, keluarga yang toxic bisa berdampak luas, tidak hanya bagi anggotanya tapi juga lingkungan sekitar.

Bagaimana Keluarga Toxic Berpengaruh pada Kesehatan Mental?

Perseners, apa sih dampak keluarga yang toxic pada kesehatan mental kita?

Ini penting banget, karena sering kali kita nggak sadar bahwa lingkungan keluarga yang toxic bisa berdampak besar pada kehidupan kita, terutama kesehatan mental.

Ada beberapa cara keluarga toxic bisa mempengaruhi kesehatan mental kita:

  1. Keluarga toxic sering kali membuat kita merasa tidak aman dan tidak dihargai. Ini bisa menimbulkan rasa cemas dan depresi. Kritik yang tajam dan konstan, misalnya, bisa membuat kita merasa tidak cukup baik dan selalu berada di bawah tekanan.
  2. Keluarga yang sering menggunakan diam sebagai hukuman atau manipulasi bisa membuat kita merasa terisolasi dan kesepian. Ini bukan cuma tentang tidak bicara, tapi juga tentang kurangnya dukungan emosional. Kita jadi merasa sendirian dalam menghadapi masalah.
  3. Kebohongan dan penyangkalan dalam keluarga toxic bisa membuat kita bingung dan meragukan diri sendiri. Ini sering disebut sebagai gaslighting, di mana kita dibuat meragukan realitas kita sendiri. Hal ini sangat berbahaya karena bisa merusak kepercayaan diri kita dan cara kita melihat dunia.
  4. Keluarga toxic sering kali membuat kita merasa bersalah dan malu atas perasaan kita sendiri. Ini bisa terjadi ketika kita mencoba berbicara tentang perasaan kita, tapi malah dianggap sebagai orang yang berlebihan atau sensitif. Ini membuat kita sulit untuk mengungkapkan perasaan dan membangun hubungan yang sehat dengan orang lain.
  5. Keluarga toxic sering kali memainkan permainan psikologis yang membuat kita merasa terjebak dan tidak berdaya. Ini bisa berupa manipulasi, ancaman, atau bahkan kekerasan fisik dan emosional. Semua ini bisa meninggalkan luka yang dalam dan sulit untuk disembuhkan.

Dampak keluarga toxic pada kesehatan mental kita ini serius banget. Tapi, penting untuk diingat bahwa kita tidak sendirian dan ada cara untuk menghadapi dan menyembuhkan diri dari pengaruh ini.

Apa Tantangan dalam Menghadapi Keluarga yang Toxic?

Menghadapi keluarga yang toxic bukanlah hal yang mudah. Ada banyak rintangan yang mungkin kita temui, dan mengenalinya adalah langkah pertama untuk bisa mengatasinya.

  1. Salah satu tantangan terbesar adalah mengakui bahwa kita berada dalam lingkungan keluarga yang toxic. Sering kali, kita tumbuh dengan memandang keluarga kita sebagai norma, sehingga sulit untuk menyadari bahwa apa yang kita alami tidak sehat. Mengakui bahwa ada masalah dalam keluarga adalah langkah pertama yang penting, tapi sering kali sulit dilakukan.
  2. Setelah kita menyadari adanya toxicitas, tantangan selanjutnya adalah bagaimana menghadapinya. Ini bisa sangat sulit, terutama jika kita masih bergantung secara finansial atau emosional pada keluarga kita. Rasa takut akan konsekuensi dari menghadapi mereka atau rasa bersalah karena ‘melawan’ keluarga bisa menjadi penghalang besar.
  3. Sering kali ada tekanan sosial dan budaya yang membuat kita merasa harus tetap menjaga hubungan dengan keluarga, meskipun itu beracun. Dalam banyak masyarakat, ada stigma besar terkait dengan ‘memutuskan hubungan’ dengan keluarga, yang membuat situasi ini semakin sulit.
  4. Tantangan lain adalah menghadapi gaslighting dan manipulasi. Keluarga yang toxic sering menggunakan taktik ini untuk membuat kita meragukan diri sendiri dan realitas yang kita alami. Ini bisa membuat kita merasa bingung dan tidak yakin tentang langkah apa yang harus diambil.
  5. Menghadapi dampak emosional jangka panjang dari keluarga toxic juga merupakan tantangan besar. Banyak dari kita yang tumbuh dalam keluarga seperti ini sering mengalami masalah kepercayaan, masalah dalam membangun hubungan yang sehat, dan masalah kesehatan mental lainnya.

Bagaimana sih Cara Menghadapi Keluarga yang Toxic?

Perseners, mengetahui cara untuk menghadapi keluarga yang toxic penting banget, karena dengan strategi yang tepat, kita bisa melindungi diri dan kesehatan mental kita. Ada beberapa langkah yang bisa kita ambil untuk menghadapi keluarga yang toxic.

  1. Membangun kesadaran diri. Ini berarti mengenali dan menerima perasaan kita sendiri. Sadarilah bahwa perasaan kita valid dan penting, dan kita berhak untuk merasa aman dan dihargai.
  2. Menetapkan batasan. Ini bisa berarti secara fisik menjauh dari anggota keluarga yang toxic atau membatasi interaksi dengan mereka. Menetapkan batasan ini penting untuk melindungi diri kita dari dampak negatif hubungan tersebut.
  3. Mencari dukungan. Ini bisa berupa terapi, bergabung dengan grup dukungan, atau berbicara dengan teman yang dipercaya. Berbicara tentang pengalaman kita dengan orang lain yang mengerti bisa sangat membantu dalam proses penyembuhan.
  4. Belajar untuk merespons daripada bereaksi. Ini berarti mengambil waktu untuk berpikir dan merespons dengan cara yang sehat, daripada bereaksi secara emosional yang mungkin memperburuk situasi.
  5. Fokus pada diri sendiri. Ini berarti menghabiskan waktu untuk merawat diri sendiri, baik secara fisik maupun emosional. Lakukan aktivitas yang membuat kita merasa baik dan yang mendukung kesehatan mental kita.

Menghadapi keluarga yang toxic memang tidak mudah, tapi ingat bahwa kita memiliki kekuatan untuk melindungi diri kita dan memulai proses penyembuhan.

Kesimpulan

Perseners, kita sudah melalui pembahasan yang panjang dan mendalam tentang keluarga yang toxic. Mulai dari memahami apa itu keluarga toxic, dampaknya pada kesehatan mental, tantangan yang dihadapi, hingga strategi menghadapinya.

Dari tanda-tanda keluarga yang toksik, kita dapat memahami bahwa dinamika keluarga yang tidak sehat dapat berdampak besar pada kehidupan kita. Tanda keluarga toksik, seperti kritik yang menyakitkan, perlakuan diam sebagai bentuk manipulasi, kebohongan, penyangkalan, dapat mempengaruhi kesehatan mental kita. Menghadapi situasi seperti ini bisa sangat menantang dan sering kali memerlukan dukungan eksternal untuk mengatasinya.

Ketika kita menghadapi situasi keluarga yang toksik, penting untuk mengakui bahwa lo mungkin memerlukan bantuan profesional untuk mengelola emosi dan situasi yang sulit ini. Konseling dapat memberikan ruang aman bagi lo untuk mengekspresikan perasaan dan mendapatkan perspektif yang lebih sehat tentang hubungan keluarga.

Dengan konseling, bisa bantu kita memahami dan mengatasi masalah yang kita hadapi, termasuk masalah yang berkaitan dengan keluarga toxic dan kita bisa mendapatkan perspektif baru, strategi yang efektif, dan dukungan emosional yang kita butuhkan.

Yuk, klik di sini untuk mendaftar. Ingat bahwa meminta bantuan bukanlah tanda kelemahan, tapi tanda keberanian dan langkah pertama menuju perubahan yang lebih baik. Jangan biarkan stigma atau rasa takut menghalangi kamu untuk mendapatkan bantuan yang kamu butuhkan. Ingat juga bahwa lo gak  sendirian, dan selalu ada harapan dan bantuan yang tersedia. #HidupSeutuhnya.

Berikut rekomendasi judul dari blog yang sudah kita bahas:

  1. Mengatasi Keluarga Toksik: Langkah Menuju Kesehatan Mental
  2. Konseling Online: Solusi Hadapi Dinamika Keluarga Beracun
  3. Memutus Rantai Toxicity Keluarga dengan Bantuan Profesional

Referensi:

  1. Psycom.net. (2022). Are You in A Toxic Family? Signs & How to Cope. Retrieved from https://www.psycom.net/relationships/toxic-family
  2. Healthline. (2019). Toxic Family: 25 Signs and Tips. Retrieved from https://www.healthline.com/health/toxic-family
  3. Oprah Daily. (2021). 15 Signs of a Toxic Family Member, and What to Do About Them. Retrieved from https://www.oprahdaily.com/life/relationships-love/a29609819/signs-of-toxic-family/
  4. Imam, Q. (2022). What is Toxic Family Dynamics? Retrieved from https://www.linkedin.com/pulse/what-toxic-family-dynamics-quazi-imam-m-d
  5. MindBodyGreen. (2023). Toxic Family: 9 Signs Of A Toxic Relative + How To Deal. Retrieved from https://www.mindbodygreen.com/articles/toxic-families
  6. Regain. (2023). Toxic Family Dynamics: The Signs And How To Cope With Them. Retrieved from https://www.regain.us/advice/family/toxic-family-dynamics-the-signs-and-how-to-cope-with-them/
Read More
judi

Tips Menjaga Kesehatan Mental Saat Pandemi

Tips Menjaga Kesehatan Mental di Masa Pandemi
Satu Persen – Tips Menjaga Kesehatan Mental di Masa Pandemi

Hai Perseners! Apa kabar? Semoga selalu sehat ya… Kenalin gue Vina, Associate Blog Writer dari Satu Persen.

Coba jawab deh, siapa yang di masa pandemi kayak sekarang ini, jadi lebih aware soal kesehatan? Yap, sebenarnya salah satu hikmah baik dari pandemi adalah kita jadi jauh lebih aware soal pentingnya kesehatan. Hal itu kerasa juga buat gue.

Kalo dari pengalaman pribadi gue, gue jadi lebih rajin buat olahraga, minum vitamin dan juga jaga pola makan gue. Hal itu gue lakuin karena gue baru bener-bener sadar kalo kesehatan itu mahal harganya.

Ditambah lagi, gue juga sadar kalo ngga cuma kesehatan fisik aja yang penting buat gue. Ternyata kesehatan mental juga bisa dibilang sama pentingnya sama kesehatan fisik. Kenapa? Karena keduanya sama-sama mempengaruhi keproduktifan hidup gue.

Nah, buat lo yang mungkin masih bertanya-tanya nih: Kenapa sih kesehatan mental itu penting apalagi di masa pandemi? Dan gimana sih caranya buat menjaga kesehatan mental lo di masa pandemi? Lo bisa banget baca tulisan ini sampai selesai ya!

Yuk, kita bahas!

Oh ya, sebelum mulai bahas, lo bisa cobain dulu nih tes sehat mental yang dibuat oleh Satu Persen. Karena ini adalah salah satu langkah awal lo bisa menyadari kesehatan mental lo atau biasa dibilang sebagai bentuk  self-awareness.

Apa itu Kesehatan Mental?

Kalau mau bahas tentang pentingnya kesehatan mental, ngga afdhol rasanya kalo kita belum ngerti dulu tentang makna kesehatan mental atau mental health. Ya ngga, guys?

Lo mungkin udah ngga asing banget sama istilah kesehatan mental atau mental health. Karena belakangan ini, topik ini memang bener-bener lagi marak banget di sosial media termasuk di sosmed Satu Persen. Nah, kali ini coba kita bahas versi sederhananya.

Menurut World Health Organization (WHO), makna dari kesehatan mental adalah kesejahteraan fisik, mental dan sosial yang lengkap dan bukan hanya ngga adanya penyakit atau ketidakmampuan.

Selain itu, WHO juga menjabarkan tentang empat kriteria yang menjadi tanda seseorang itu sehat secara mental. Apa aja sih?

Yang pertama, mampu mengelola stres yang wajar.

Yang kedua, mampu bekerja secara produktif.

Yang ketiga, mampu mengenali dan mengembangkan potensi diri.

Yang keempat, mampu memberikan kontribusi secara aktif di lingkungan sekitar.

Gue tanya deh, dari keempat kriteria diatas, lo sudah memenuhi yang mana aja? Hayo ngaku!

Lihat juga video Youtube Satu Persen: Seperti apa kesehatan mental itu?

Setelah tadi kita ngerti tentang makna kesehatan mental atau mental health, barulah kita coba bahas alasan dibalik pentingnya hal itu. Cusss!

Kenapa Kesehatan Mental Penting?

Pict from memegenarator.net

Sebelum gue jawab, gue mau coba memaparkan salah satu riset dari Salari et al. (2020) yang menjelaskan bahwa dampak yang terjadi dari pandemi COVID-19 adalah meningkatnya angka permasalahan mental seperti kecemasan, stres, dan depresi.

Di Indonesia, lembaga riset kebijakan publik The Indonesian Institute (TII) menjabarkan data swaperiksa yang diambil Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI) dari Bulan April – Agustus 2020. Hasilnya, sebanyak 3.443 orang yang melakukan swaperiksa ternyata mengeluhkan permasalahan mental.

Data tersebut diambil dari 34 provinsi di Indonesia. Sekitar 47,9 persen diantaranya menunjukkan adanya gejala kecemasan, diikuti 36,1 persen menunjukkan gejala depresi dan 16 persen lainnya menyampaikan permasalahan trauma psikologis.

Gue disini sama sekali bukan bermaksud nakutin lo semua. Justru, gue pengen lo semua sadar akan kesehatan mental lo masing-masing. Khususnya di masa pandemi kayak sekarang ini.

Oke, balik lagi ke alasan pentingnya kesehatan mental.

There’s no health without mental health – David Satcher

Dari quote diatas sebenarnya menunjukkan kalo sehat mental itu emang sama pentingnya dengan kesehatan fisik. Kenapa  gitu? Oke, disini bakal gue jelasin alasannya ya…

Kesehatan mental berhubungan dengan kesehatan fisik

Menurut profesor sekaligus psikiater klinis dari Langone School of Medicine, Charles Goodstein, menyampaikan bahwa sebenarnya otak manusia itu berhubungan erat dengan sistem yang namanya endokrin. Sistem endokrin sendiri bekerja untuk melepaskan hormon-hormon yang dapat memengaruhi keadaan mental kita.

Begitu juga dengan pikiran serta perasaan yang kita miliki ternyata dapat memengaruhi hormon-hormon yang berperan penting dalam sistem kerja organ tubuh kita.

Selain itu, gue juga inget salah satu dosen mata kuliah Biopsikologi gue pernah cerita kalo banyak juga kasus-kasus yang keluhan awalnya sakit perut, maag, letih yang berkepanjangan atau sakit kepala, ternyata waktu diperiksa lebih dalam penyebabnya adalah gangguan depresi. Nah, keduanya memang saling berkaitan, kan?

Kesehatan mental berhubungan dengan relasi sosial

Ketika lo berada di circle sosial atau lingkungan yang supportif dan ngga toxic, lo akan lebih mudah buat berkembang menjadi lebih baik. Begitu juga ketika lo berada di lingkungan yang mungkin seringnya justru ngerendahin lo, hal itu bakalan ngaruh ke harga diri dan bagaimana lo memandang diri lo.

Di sisi lain, ternyata saat lo mengalami permasalahan mental, lo secara ngga langsung lo memilih untuk menghindar dari relasi sosial lo, menutup diri lo,  atau bahkan emosi lo jadi sensitif ke orang lain. Akhirnya justru bisa menyakiti orang lain.

Well, itu tadi alasan kenapa penting buat lo aware sekaligus jaga kesehatan mental lo masing-masing. Kalo gue bisa simpulkan, bagaimana kita berpikir, bertindak, mengelola emosi, berinteraksi dengan lingkungan, semua itu ngga bisa lepas dari namanya kesehatan mental.

Setelah tau pentingnya kesehatan mental, lo mungkin langsung penasaran gimana caranya biar kita bisa jaga kesehatan mental kita masing-masing. Bener ngga? Tenang, gue bakalan bahas kok:)

Tips Menjaga Kesehatan Mental Saat Pandemi

Terus gimana sih biar gue bisa menjaga kesehatan mental gue sendiri?

Pertama, menerima diri agar lebih sehat mental

Buat menjaga kesehatan mental, lo perlu banget buat terima diri lo apa adanya. Selain lo terima diri lo, lo juga perlu untuk terima bahwa apapun yang udah terjadi di masa lalu adalah hal yang bisa jadi pelajaran buat lo jadi lebih baik lagi.

Terus kenapa lo perlu terima diri lo? Karena dengan lo terima kurang lebihnya diri lo, lo ngga perlu mencari validasi dari orang lain atas diri lo. Tentunya, hal itu bisa memudahkan lo untuk jadi lebih bahagia dan sehat secara mental.

Kedua, belajar buat mengelola stres saat pandemi

Ngga bisa dipungkiri kalo kita pasti mengalami stres di masa pandemi kayak gini. Tapi sebenernya lo perlu cari tahu cara lo masing-masing buat mengatasi stres lo. Bisa dengan kasih jeda dulu buat dengerin musik, baca buku atau bisa juga dengan menulis keluh kesah di buku harian lo alias journaling.

Sebenernya, dengan lo bisa mengelola stres dengan baik, lo juga sedang menjaga kesejahteraan diri lo. Apalagi di masa pandemi yang penuh akan ketidakpastian. Karena jangan sampe stres itu lo pendam terus sehingga sewaktu-waktu itu bisa jadi ledakan emosi yang luar biasa. Bisa bahaya!

Ketiga, menjaga pola tidur dan makan agar lebih sehat

Ketika lo menjaga pola tidur lo, misal dengan ngga banyak-banyak begadang, istirahat lo cukup, lo sebenernya juga sedang jaga kesehatan mental lo. Kok bisa? Karena saat lo punya jam tidur yang ngga teratur atau bahkan kurang, hal itu akan memengaruhi mood, konsentrasi, dan juga energi yang lo punya.

Selain tidur, lo juga perlu untuk menjaga pola makan dan juga makanan yang lo makan. Apa ngaruhnya ke kesehatan mental? Ngaruh dong. Saat lo makan makanan yang ngga sehat atau makannya ngga teratur, lo bakalan rentan buat sakit. Ketika lo sakit, itu bakalan ganggu aktivitas sekaligus suasana hati lo kan?

Sederhananya gini, kalo lo makan makanan yang sehat, tidur yang cukup, lo bakalan dapat energi yang cukup dan sekaligus menjaga imunitas. Ketika lo sehat, suasana hati lo akan lebih baik daripada saat lo sakit. So, stay healthy ya!

Baca juga: Cara Cepat Tidur Nyenyak

Nah, itu tadi tips yang bisa banget lo cobain untuk menjaga kesehatan mental lo. Apalagi di masa pandemi seperti sekarang ini, sepertinya banyak situasi yang membuat lo rentan mengalami masalah kesehatan mental.

Disini gue mau tekankan, kalo lo sebaiknya ngga cuma bisa sadar akan pentingnya kesehatan mental aja, lo juga perlu action buat menjaga kesehatan mental lo sendiri. Karena kalau bukan dari diri lo, siapa lagi?

Lo juga bisa liat video dari Satu Persen : Langkah awal biar bisa sehat mental

Dari Satu Persen

Kalau lo emang lagi ngerasa mental lo lagi ngga baik-baik aja. Dan hal itu udah bener-bener ganggu keberlangsungan hidup lo bahkan sampe membahayakan diri lo dan orang lo, it’s okay, lo bisa banget buat segera konsultasi ke profesional.

Jangan pernah sesekali lo lakuin self-diagnose! Kenapa? Karena dampak dari self-diagnose itu bahaya banget dan ngaruhnya ngga cuma ke diri lo aja tapi juga ke orang lain! Jangan coba-coba deh!

Nah, kalo lo saat ini sedang ngerasa bingung sama kondisi mental lo dan lo butuh dapetin gambaran jelas tentang kondisi lo. Lo bisa banget buat coba konseling masalah lo ke psikolog yang ada di Satu Persen. Disana lo bakalan dibantu buat nemuin jawaban atas kebingungan lo sekaligus cara mengatasi masalah mental lo tersebut. Buat lo yang berminat, klik gambar di bawah ya!

Satu-Persen-Artikel--Cover-Image--3-

Well, itu tadi tulisan terakhir gue di blog Satu Persen. Gue disini sekaligus mau pamit nih:’) Semoga kita bisa ketemu lagi next time.

Gue juga harap, semoga tulisan kali ini bermanfaat buat lo yang udah ngebaca. Paling ngga bisa kasih gambaran tentang pentingnya kesehatan mental dan bisa bantu lo berkembang seenggaknya Satu Persen tiap harinya. Semangat terus untuk #HidupSeutuhnya ya!

References

Lee, K. (2020, January 1). 20 ways to protect your mental health. Retrieved from  https://www.psychologytoday.com/us/blog/rethink-your-way-the-good-life/202001/20-ways-protect-your-mental-health

Mutiwasekwa, S. (2020, September 15). Simple ways to boost your mental health. Retrieved from : https://www.psychologytoday.com/us/blog/the-upside-things/202009/simple-ways-boost-your-mental-health

RSUPS. (2020, November 26). Kesehatan jiwa di masa pandemi COVID-19 makin terancam?. Retrieved from https://rsupsoeradji.id/kesehatan-jiwa-di-masa-pandemi-covid-19-makin-terancam/

Salari, N., Hosseinian-Far, A., Jalali, R., Vaisi-Raygani, A., Rasoulpoor, S., Mohammadi, M., Rasoulpoor, S., & Khaledi-Paveh, B. (2020). Prevalence of stress, anxiety, depression among the general population during the COVID-19 pandemic: A systematic review and meta-analysis. Globalization and Health, 16(1), 1–11. https://doi.org/10.1186/s12992-020-00589-w

World Health Organization. (2020, June 3). Mental health: a state of well-being. Retrieved From https://www.who.int/

Read More
judi

Tips Anti Insecure Paling Ampuh! (Meningkatkan Percaya Diri)

tips anti insecure
Satu Persen – Tips Anti Insecure

Halo, Perseners! How’s life?

Katanya, kalo gak kenal maka gak sayang. Jadi, kenalin nama gue Hana. Gue di sini menulis sebagai associate writer dari Satu Persen.

Akhir-akhir ini, gue cukup sering menghabiskan waktu luang dengan scrolling beranda Twitter. Menurut gue, media sosial yang satu itu lumayan menarik. Di sana orang-orang bebas banget buat nge-tweet apa pun, termasuk sambatan dan ungkapkan keresahan. Semakin relatable suatu tweet, semakin banyak yang retweet.

Selihat gue, salah satu istilah yang sering digunakan warga Twitter adalah “insecure”. Kalian ngerasa gitu juga gak, sih?

Istilah ini dipakai orang-orang buat menggambarkan banyak hal. Insecure sama artis cantik. Insecure karena gak bisa dapat nilai 100 di ujian. Insecure ngelihat orang lain posting kesuksesan di media sosial. Insecure karena idol K-Pop yang lo suka ganteng banget, sedangkan lo mendefiniskan diri sebagai “kentang”.

gambar sosial media
Gambar oleh mohamed Hassan dari Pixabay

Tapi, insecure itu sebenernya apa, sih?

Apa Itu Insecure?

Mungkin tiap sebelum tidur lo bertanya-tanya, “Kok kayaknya cuma gue yang ngerasa serba kurang, sedangkan orang lain kelihatan hepi-hepi aja? Apakah wajar ngerasa kayak begini?”

Menurut APA Dictionary of Psychology, perasaan insecure atau insecurity didefinisikan sebagai perasaan tidak mampu, kurang percaya diri, dan kecemasan terhadap tujuan, kemampuan, atau hubungan dengan orang lain.

Umumnya, orang yang sedang dalam fase insecure ini merasa kesulitan untuk keluar dan mengatasi perasaan tersebut. Sehingga, perasaan mereka cenderung penuh dengan ketidakpastian.

Tapi, gak semua orang yang minder menunjukkan perasaannya terang-terangan, lho. Mungkin kita suka gak sadar, tapi seringkali perilaku seseorang yang kita anggap menyebalkan merupakan tanda-tanda dari insecure. Mereka hanya gak suka mengakuinya dan memilih bertingkah seakan-akan lebih hebat dari orang lain.

Studi yang dilakukan oleh James Brookes menemukan bahwa sebagian orang yang insecure punya kecenderungan untuk menjatuhkan orang lain sambil memenuhi ego mereka yang lagi bermasalah. Seenggaknya ada empat perilaku yang menunjukkan seseorang sebenarnya sedang merasa insecure.

Mungkin lo udah gak asing sama orang yang suka memproyeksikan masalah kepada orang lain, membual soal pencapaian, merendah untuk meroket, dan komplain tentang banyak hal karena merasa punya standar yang lebih tinggi.

Sekilas, orang-orang dengan kecenderungan seperti ini mungkin kelihatan superior. Tapi, kenyataannya belum tentu begitu, Perseners.

Ternyata, perasaan insecure itu kompleks banget dan banyak bentuknya, ya? Eits, tapi gak usah khawatir. Lo pasti bisa kok mengatasi insecurity yang lagi lo alami. Yuk, cari tahu lebih banyak mengenai perasaan insecure!

Kenapa sih gue merasa Insecure?

Mungkin ini menjadi salah satu pertanyaan besar lo selama ini. Kenapa sih gue merasa insecure? Kenapa gue gak bisa jadi orang yang pede kayak orang lain?

Well, setiap kondisi pasti ada sebabnya, Perseners. Kalo kondisinya lagi insecure kayak begini, kira-kira apa sih penyebabnya?

1. Pengalaman gagal atau ditolak yang bikin insecure

Tau gak, guys?

Ada penelitian yang menemukan bahwa 40% kebahagiaan kita bergantung pada kejadian baru-baru ini dalam hidup kita. Kebahagiaan kita gampang banget turun kalo lagi ngalamin kejadian tertentu, misalnya kematian orang terdekat, hilangnya pekerjaan, sakit keras, dan kerusakan hubungan dengan orang lain.

Nah, misalnya kita baru aja kehilangan pekerjaan, atau ditolak sama universitas tujuan, kebahagiaan kita bakal menurun. Dan umumnya, ketidakbahagiaan itu memengaruhi kepercayaan diri kita. Sehingga, kita jadi ngerasa rendah diri atau insecure.

Baca Juga: Kegagalan: Bangkit Mengejar Sukses yang “Tertunda”

2. Insecure karena kurang kepercayaan diri

Gak sedikit dari kita yang kurang percaya diri, terutama ketika berada di situasi sosial. Kita barangkali terlalu khawatir kalo kelihatan gak cukup baik di mata orang lain. Hal ini biasanya disebabkan oleh pengalaman masa lalu, di mana kita mungkin pernah di-bully oleh teman atau punya orang tua yang banyak mengkritik.

Ketika lo insecure gara-gara ini, gue mungkin cuma bisa ngasih lo sedikit reminder. Bahwa kenyataannya lo itu udah lebih dari cukup. Percaya atau gak, orang lain pasti lebih fokus sama dirinya sendiri daripada orang lain. Jadi, mereka gak akan memperhatikan lo sejauh itu, kok.

3. Selalu insecure karena terlalu perfeksionis

Barangkali ada juga nih dari kita yang udah berusaha keras, bahkan terlalu keras, tapi gak pernah ngerasa puas karena punya standar yang terlalu tinggi. Yap, sikap perfeksionis juga berpotensi bikin kita selalu ngerasa kurang dan akhirnya berlarut menjadi insecurity.

Perseners, selalu mengusahakan yang terbaik itu udah bagus banget, lho. Tapi sayang banget nih, hidup gak bakal bisa ngabulin semua kesempurnaan yang lo inginkan. Lagipula, gak ada yang salah dari ketidaksempurnaan, kok! 🙂

Tentunya, penyebab seseorang menjadi insecure jauh lebih kompleks dari yang dikira, sehingga gak bisa dibagi menjadi tiga penyebab aja. Tapi, seenggaknya ketiga penyebab umum tersebut bisa dijadikan referensi buat lo yang pengen luangin waktu dan refleksi diri.

Tips Anti Insecure Paling Ampuh

Mungkin ini juga menjadi sesuatu yang lo cari-cari selama ini. Gimana sih caranya supaya gak insecure lagi?

Mungkin setelah lo ditolak sama perusahaan atau universitas, lo malah maksain diri lo buat berusaha lebih keras lagi tanpa jeda. Lo gak pengen berlama-lama di fase gagal. Lo mungkin juga gak mau ketemu sama orang-orang, soalnya lo merasa rendah diri di antara mereka.

Punya semangat buat mencapai goals setelah gagal itu bagus banget, Perseners. Tapi, kalo lo masih ngerasa sedih, gak ada salahnya luangin waktu buat ngerasa sedih dan sembuhin diri sendiri dulu. Lo bisa istirahat atau cari hiburan dulu sebelum berusaha lagi.

Coba Juga: Tes Self-Love: Cintai Diri Lebih Baik

2. Kalo mikirin penilaian orang lain bikin lo insecure, coba pikirkan hal lain

Faktanya, terus-terusan menghindar dari situasi sosial bakal bikin kecemasan lo tambah parah. Lagipula, selama masih jadi makhluk sosial, pasti ada kalanya lo diharuskan banget buat berada di situasi yang melibatkan banyak orang.

Lo mungkin belum bisa hilangin kebiasaan lo berasumsi tentang apa yang orang lain pikirkan tentang lo. Tapi, mungkin ada sesuatu yang bisa lo coba, yaitu mikirin hal lain yang ada di sekitar lo.

Coba observasi sekeliling, apa yang sedang dilakukan orang lain? Apakah ada hal menarik dari mereka? Apakah ada hal baru yang bisa lo pelajari dari memperhatikan mereka? Mengalihkan fokus lo kepada hal lain mungkin bisa membantu, guys!

3. Menerima ketidaksempurnaan untuk mengurangi perasaan insecure

Kalo lo berpikir bahwa menjadi sempurna bikin lo berhenti ngerasa insecure, mungkin lo bakalan ngerasa insecure selamanya. Seperti yang kita semua tahu, nobody is perfect. Bener kan?

Jadi, daripada terlalu maksain diri buat jadi serba bagus, mending kita belajar menerima bahwa gak apa-apa kalo kita kurang dalam beberapa hal. Jadi orang yang gak sempurna itu oke-oke aja, kok.

Kalo lo udah bisa berdamai sama masalah ini, gue jamin perasaan insecure lo bakal berkurang pelan-pelan.

gambar orang tidak percaya diri
Gambar oleh mohamed Hassan dari Pixabay

Sebenernya, gue punya satu solusi lagi buat mengatasi masalah insecure. Ini mungkin bisa jadi opsi terakhir kalo tips-tips tadi gak berhasil.

Yap, lo bisa banget cari bantuan ke tenaga profesional. Dan in case lo bingung nyari tempat yang cocok, Satu Persen punya layanan konseling yang bisa lo coba, lho!

Terutama buat lo yang udah di tahap gak bisa beraktivitas normal lagi, atau membahayakan diri sendiri dan orang lain gara-gara insecurity yang lo rasakan, layanan konseling Satu Persen hadir buat bantu menangani masalah lo.

Dengan berkonsultasi sama psikolog, lo bisa dapetin insight baru yang mungkin gak kepikiran sama lo sebelumnya, jadi lo gak mikirin pendapat orang lain terus. Lo juga jadi gak terlalu mikirin kalo lo punya kekurangan di satu atau dua hal. Gak cuma dapetin benefit berupa psikotes dan worksheet, lo juga bisa diberi diagnosa dan terapi apabila diperlukan.

Selain itu, Satu Persen juga punya video YouTube nih, dipersembahkan buat lo yang insecure dan belum bisa mencintai diri sendiri. Harapannya, lo bisa ngerasa sedikit lebih baik setelah nonton videonya 🙂

Mengatasi Perasaan Insecure dan Tidak Pede

Okay, then. Segitu dulu ya, tulisan dari gue. Semoga bermanfaat dan bisa ngebantu lo buat ngatasin masalah insecurity. Kalo kurang ngebantu, layanan konseling Satu Persen selalu hadir buat lo, kok.

Satu-Persen-Artikel--Cover-Image--7-

Well, gue percaya lo juga bisa jadi orang yang pede. Asalkan lo juga mengusahakan diri lo buat selalu berkembang dan berproses ke arah yang lebih baik. Gak perlu langsung banyak, minimal Satu Persen setiap hari menuju #HidupSeutuhnya, ya!

Akhir kata, thanks a million!

Referensi

Greenberg, M. (December 06, 2015). The 3 Most Common Causes of Insecurity and How to Beat Them. Retrieved on March 26, 2021 from https://www.psychologytoday.com/us/blog/the-mindful-self-express/201512/the-3-most-common-causes-insecurity-and-how-beat-them.

Insecurity. (2020). In APA Dictionary of Psychology. Retrieved from https://dictionary.apa.org/insecurity.

Kirby, S. (February 15, 2021). Insecure: Define And Manage It. Retrieved on March 26, 2021 from https://www.betterhelp.com/advice/self-esteem/insecure-define-and-manage-it/.

Read More
judi

Tips Ampuh Tidur Cepat dan Terhindar dari Insomnia

Tips Tidur Cepat - Insomnia
Satu Persen – Tips Ampuh Tidur Cepat dan Terhindar dari Insomnia

Hai, Perseners! Kenalin, aku Gaby Part-time Blog Writer Satu Persen!

Pertama-tama aku mau nanya deh, pernah gak sih kamu ngalamin rasanya susah tidur? Udah ada di atas kasur berjam-jam, gonta-ganti posisi tidur, tapi mata bawaannya masih melek aja gitu? Padahal, mungkin besok kamu harus bangun pagi buat sekolah, kuliah, atau kerja ke kantor.

Kebayang kan kalau malamnya kamu susah tidur sampai bikin waktu tidurmu kurang, kamu bakal jadi ngantuk, lemes, dan gak bisa fokus sepanjang hari. Ini bakal mengganggu produktivitasmu sendiri dan mungkin temen-temenmu bakal memburu kamu dengan pertanyaan, “Kok lemes amat, sih?”

Nah, Perseners kalau kamu ngalamin hal-hal di atas, bisa jadi kamu lagi mengalami gejala insomnia. Tapi jangan takut Perseners, karena Satu Persen bakal bantu kamu buat bisa tidur cepat dan terhindar dari insomnia!

So, baca artikel ini sampai habis ya, biar bisa dapat insight yang berguna buat kamu!

Apa itu Insomnia? (Insomnia Kronis vs Insomnia Akut)

Insomnia meme - sulit tidur meme
cr: pinterest.com

Sebelum melangkah lebih jauh, ada baiknya kamu tau dulu apa sih insomnia itu? Jadi, insomnia adalah gangguan tidur di mana kamu mengalami kesulitan jatuh atau tetap tertidur. Orang yang mengalami insomnia sebenarnya pengen tidur nyenyak, tapi merasa gak bisa. Mereka biasanya butuh waktu lama buat bisa tidur dan saat udah tidur malah merasa kalau mereka belum tidur sama sekali.

Insomnia yang akut bisa berlangsung dari satu malam sampai beberapa minggu, biasanya durasinya terbatas. Misalnya, kamu baru mengalami hal yang berat dalam hidupmu dan itu berdampak pada masalah tidurmu.

Kalau insomnia kronis itu berlangsung selama beberapa waktu, biasanya berbulan-bulan sampai bertahun-tahun dengan intensitas yang konsisten. Kalau kamu secara konsisten mengalami kesulitan tidur di malam hari, tidur lagi saat kamu bangun, dan terjadi minimal tiga malam dalam seminggu selama tiga bulan atau lebih, bisa jadi kamu mengalami gejala yang disebut dengan insomnia kronis.

Baca juga: Susah Tidur? 5 Minuman Herbal Ini Bisa Bantu Mengatasi Insomnia

Dampak Jangka Panjang Kalau Kamu Insomnia

dampak insomnia
cr: freepik

Meskipun kedengarannya sama, insomnia dan kurang tidur itu beda. Insomnia gak selalu berarti kurang tidur, tapi kesulitan tidur. Nah, kalau kurang tidur bisa terjadi karena insomnia. Dua hal ini bisa berdampak sama kehidupan sehari-hari kamu.

Emang apa aja dampaknya?

1. Performa buruk di tempat kerja atau di sekolah

Siapa nih di sini yang hobinya ngerjain deadline dengan sistem kebut semalam? Atau kalau mau ulangan belajarnya semalam sebelumnya?

Mungkin kamu punya cara belajar dan kerjamu sendiri, tapi perlu diingat kalau kamu paksain diri kamu begadang dengan banyak informasi masuk di otakmu dalam satu waktu, kamu bisa jadi susah dan kurang waktu tidur. Alhasil, pas ulangan malah lupa apa yang semalem dipelajarin.

Kalau kamu secara konsisten tidur kurang dari 6-8 jam setiap malamnya, itu bisa menghambat kinerja dan produktivitasmu di siang hari. Bisa jadi perhatian, fokus, ingatan, dan kreativitasmu terganggu.

2. Kesehatan fisik yang terganggu

Kurang tidur akibat insomnia bisa punya efek negatif terhadap kondisi kesehatan fisikmu, yaitu penurunan fungsi sistem kekebalan tubuh. Penelitian menunjukkan ini bisa terjadi kalau kamu sangat kurang tidur seperti hanya tidur 4 jam setiap malam.

Kebanyakan orang yang mengalami insomnia secara konsisten suka meremehkan berapa lama waktu tidur yang sebenarnya mereka dapatkan. Nah, Perseners, coba lebih aware ya, sama waktu tidurmu!

3. Kesehatan mental yang terganggu

Tadi kesehatan fisik, sekarang kesehatan mental? Ingat Perseners, kalau kesehatan fisik dan mental itu saling berhubungan, ya! Kurang tidur yang kronis bisa berdampak negatif pada kondisi kesehatan mentalmu seperti menimbulkan kecemasan, depresi, gangguan makan, gangguan bipolar, dan lain-lain.

Tips Agar Bisa Tidur Cepat dan Terhindar dari Insomnia

cr: freepik

“If you want to fall asleep quickly, you must be sleepy.”

Pernyataan di atas kayaknya obvious banget, ya? Kalau mau tidur cepat, ya harus ngantuk dulu. Bener, sih. Tapi gimana caranya biar cepat ngerasa ngantuk?

Langsung aja dibaca tips biar bisa tidur cepat dan terhindar dari insomnia di bawah ini!

1. Bangun lebih awal

Logikanya ya, semakin lama kita terjaga sepanjang hari, semakin besar dorongan atau kebutuhan kita buat tidur atau ngerasa ngantuk. Semakin besar kebutuhan kita buat tidur, semakin besar kemungkinan kita bakal tidur lebih cepat.

Jadi, bangun lebih awal bakal memperpanjang jumlah waktu kamu buat terjaga di sepanjang hari. Ini bakal meningkatkan doronganmu buat merasa lelah lalu ngantuk. So, tidur jadi lebih cepat.

Sama seperti membentuk otot, olahraga sekali aja gak bakal cukup buat bikin badanmu kayak Jonatan Christie, kan? Nah, ini juga sama. Kamu harus mencoba buat bangun pagi satu atau dua jam lebih awal setidaknya tiga malam berturut-turut dulu.

Mungkin Perseners bakal mikir, “Emangnya gampang bangun pagi?”

Iya, emang gak semudah dan sesimpel itu sih. Aku tau kok, aku juga masih sering mencet tombol snooze alarm berkali-kali pas mau bangun. Sama seperti membangun kebiasaan baru, pasti awalnya susah. Terus gimana caranya biar bisa bangun lebih pagi?

Bangun pagi bisa jadi jauh lebih gampang kalau kamu udah buat rencana bakal melakukan sesuatu yang menyenangkan atau menarik di pagi hari. Kebanyakan orang tuh gak punya sesuatu yang bikin excited buat bangun pagi.

Contoh simpelnya nih, siapa di sini yang rela subuh-subuh masih bangun demi nonton bola? Kamu pasti bakal bela-belain bangun kan walaupun mata udah tinggal 5 watt. Nah, coba pakai cara itu buat bangun pagi.

Coba sediain satu jam penuh setiap harinya di pagi hari buat ngelakuin hal yang kamu suka. Misalnya baca buku sambil ditemenin secangkir kopi, meditasi, olahraga ringan, main game, atau nonton Netflix. Dengan bangun lebih pagi, kamu juga punya waktu lebih buat siap-siap sebelum berangkat sekolah atau kerja.

Jadi, kamu gak terburu-buru dan bisa menikmati waktu, misalnya bisa mampir dulu di cafe deket kantor sambil nonton YouTube.

2. Tidur sedikit lebih malam

Bukan berarti kamu mesti begadang terus bangun pagi-pagi ya, Perseners. Tidur sedikit lebih malam di sini maksudnya adalah jangan naik ke tempat tidur dulu sebelum kamu benar-benar ngantuk sampai matamu rasanya udah berat banget. Abis kamu berhasil bangun lebih pagi dari biasanya selama tiga malam berturut-turut, coba tidur satu jam lebih lambat dari waktu tidurmu biasanya.

Kadang ada yang ketiduran pas rebahan sambil nonton YouTube. Nah, karena tidur terlalu awal, mereka jadi terbangun di malam hari dan gak bisa tidur lagi.

Terus gimana caranya biar bisa tidur lebih malam? Kamu bisa bikin posisi gak nyaman buat nonton. Pasti kalau kalian lagi nonton video lewat HP pada rebahan kan, di kasur?

Nah, Perseners contoh ekstremnya sih, kamu bisa nonton sambil berdiri atau nonton sambil tiduran di lantai. Kamu juga bisa main sesuatu yang memaksa kamu berpikir seperti memecahkan teka-teki atau menyusun puzzle. Hal ini bikin kamu jadi gak ngantuk dulu tapi bikin kamu lebih capek. Pas kamu udah ngerasa ngantuk banget karena rasa lelah, baru naik ke kasurmu dan tidur.

Nah, Perseners itu adalah dua tips buat kamu agar bisa tidur dengan cepat dan terhindar dari insomnia. Tapi, kalau kamu merasa insomnia kamu udah berdampak buruk ke kesehatan fisik dan mental kamu, bahkan sampai mengganggu kegiatan sehari-hari kamu, lebih baik kamu konsultasi ke psikolog, ya!

By the way, Satu Persen punya layanan konseling dengan psikolog yang bisa bantu kamu mengatasi masalah KLINIS dan memberikan diagnosa setelah konsultasi. Kamu bisa akses layanan konseling dengan klik banner di bawah ini!

CTA-Blog-Post-06-1-21

Mau tau kualitas tidurmu akhir-akhir ini? Coba deh kamu ikut tes kualitas tidur di sini. Gratis! Akhir kata, aku cuma mau bilang semangat! Kamu pasti bisa perbaiki kualitas tidurmu! Fighting!

Referensi:

Wignall, N. (2018, January 11). 2 Proven Tactics to Fall Asleep Fast. Retrieved on October 31, 2021 from https://nickwignall.com/2-proven-tactics-to-fall-asleep-fast/

Wignall, N. (2017, December 19). The Complete Guide to Insomnia: Symptoms, Causes & Cures. Retrieved on October 31, 2021 from https://nickwignall.com/insomnia-guide/

Robinson, J. (2021, July 21). Insomnia. Retrieved on October 31, 2021 from https://www.webmd.com/sleep-disorders/insomnia-symptoms-and-causes

Read More
judi

5 Tips Menghadapi Komentar Negatif di Media Sosial

tips menghadapi komentar negatif di media sosial
Satu Persen – Tips Menghadapi Komentar Negatif di Media Sosial

Hi, Perseners! How’s Life?

Kenalin aku Fathur sebagai Blog Writer di Satu Persen.

Pernah gak kamu lagi scrolling di Twitter terus menemukan seseorang yang sedang dihujat sama netizen karena terkena kasus skandal? Nah, tentu gak dipungkiri lagi kamu bakal ngeliat kalimat-kalimat yang bernada provokatif, merendahkan, dan rasis dari netizen.

Tapi, apakah kamu pernah membayangkan jika kamu dalam posisi korban yang diberi komentar negatif oleh netizen di media sosial? Betapa ngerinya jika hujatan tersebut bisa memengaruhi pikiran dan kesehatan mental terlepas perbuatan kamu itu salah atau benar. Oleh karena itu, aku bakal ngasih berbagai tips cara menghadapi komentar negatif biar kamu tenang dan masih memiliki kesehatan mental yang baik.

Tapi, sebelum itu kita perlu tau dulu nih, apa itu komentar negatif. Yuk, langsung aja masuk ke pembahasannya!

Apa Itu Komentar Negatif?

hate speech meme
Sumber: imgflip.com

Komentar negatif atau biasa juga dikenal dengan kata hate speech didasarkan dari kata ‘hate’ yang berarti benci dan kata ‘speech’ yang berarti perkataan yang berasal dari ucapan seseorang. Jadi, apa itu komentar negatif?

Komentar negatif adalah perbuatan yang dilakukan seseorang atau kelompok untuk mengirimkan pesan provokasi, hasutan, ataupun hinaan kepada. Hal ini bisa kamu rasakan dalam bentuk verbal maupun lisan. Komentar negatif juga merupakan bagian dari marginalisasi di mana seseorang atau sekelompok orang digambarkan buruk (Eriyanto, 2011: 124).

Yang perlu Perseners juga ketahui, sayangnya kita gak bisa mengendalikan bagaimana cara orang lain berpikir dan bertindak. Oleh karena itu, ada baiknya kita belajar untuk mengelola diri kita sendiri ketika menemukan hate speech di kehidupan sehari-hari kita.

Baca juga: Efek Negatif Cancel Culture bagi Kesehatan Mental dan Cara Mengatasinya

Bagaimana Cara Menghadapi Komentar Negatif?

Buat kamu yang sedang merasa terkena komentar negatif, tentu kamu bakal bingung memikirkan bagaimana cara menghadapinya. Tapi tenang, Perseners! Kamu bisa melakukan lima tips agar kamu bisa menghadapi komentar negatif dengan penuh ketenangan dan persiapan.

1. Refleksi Diri

mengenal diri
Sumber: pinterset.com

Cara pertama dengan refleksi diri yang merupakan bagian dari perenungan diri terhadap perasaan, kebiasaan, daana perlakuan yang telah diperbuat. Hal ini bisa kamu tanyakan kepada diri kamu sendiri seperti dengan mengetahui kelebihan dan kekurangan atas, khususnya hal yang membuat kamu sampai bisa terkena komentar negatif.

Melakukan refleksi gak semudah dari apa yang kamu bayangkan. Kamu harus memiliki waktu yang benar-benar tenang untuk bisa memahami diri kamu. Tapi, kamu juga bisa mulai dari menyiapkan berbagai pertanyaan yang sedang terjadi belakangan ini dan nanti akan dijawab untuk mendapatkan solusinya ketika kamu sudah tenang.

Baca juga: 5 Cara Mengatasi Kesalahan dalam Hidup Agar Bisa Cepat Move On

2. Konfirmasi dan Hindari Konfrontasi

using phone - menggunakan ponsel
Sumber: pinterest

Meskipun kamu mendapatkan komentar negatif berupa opini tajam atau hujatan, kamu masih bisa melakukan sesuatu untuk hal yang kamu rasa itu salah. Tapi bagaimana cara membalas opini yang menyinggungmu ketika terkena komentar negatif?

Yang harus dilakukan sebelum menjawab adalah meneliti dan menyeleksi opini dengan saksama. Setelahnya, kamu bisa konfirmasi ujaran yang menurutmu kurang tepat. Tapi ingat, kamu harus tetap fokus menyinggung pesan yang diberikan, bukan mengarah pada penulisnya.

Cara lain juga dengan memakai komunikasi asertif dalam menyampaikan pesan yang akan diberikan. Komunikasi asertif membuat kamu untuk bisa menghargai orang lain meskipun pendapatmu berbeda dengan orang lain.

3. Tunjukkan Hal Positif

meme berpikir positif
Sumber: memecreator.com

Menumbuhkan citra yang baik pasca mengalami komentar negatif adalah suatu langkah yang tepat. Hal ini akan mengalihkan keburukan apa saja yang dikatakan orang lain tentang sifatmu. Kamu juga bisa sekaligus membuktikan bahwa sifat kebaikanmu yang sebenarnya di mata netizen. Hal positif yang kamu dapat berikan kepada netizen bisa seperti memberikan berbagai hal yang berguna bagi pengguna media sosial seperti aksi kemanusiaan dan memberikan informasi penting serta berguna.

4. Meminta Maaf dan Memaafkan

minta maaf - sorry
Sumber: pinterest

Tentu semua orang di muka bumi pernah mengalami kesalahan, bukan? Tapi, apakah di antara kalian pernah memaafkan orang yang salah dan meminta maaf jika kalian memiliki kesalahan? Mungkin terdengar suatu hal yang kecil, tapi ternyata sangat sulit dilakukan di kenyataanya. Khususnya dalam menanggapi komentar negatif.

Saat kamu mengalami komentar negatif, yang pertama kamu perlu lakukan adalah meminta maaf dengan menjelaskan kebenaran apa yang kamu telah perbuat agar orang lain bisa memahami. Selain itu, kamu juga perlu tulus ketika meminta maaf agar terhindar dari kebencian berkepanjangan.

Begitu pula dengan memaafkan. Jika terdapat salah satu netizen yang mencaci maki kamu, hal yang bisa kamu lakukan adalah memaafkannya terlebih dahulu agar diri kamu gak terbawa emosi. Setelahnya, kamu bisa menjawab hujatannya tanpa konfrontasi dan sikap yang ramah.

5. Report dan block

using phone
Sumber: pinterest

Jika komentar negatif yang kamu rasakan telah mengganggumu dan terlewat dari batas wajar. Maka yang kamu bisa lakukan adalah mulai melaporkan akun tersebut agar kamu bisa menyaring informasi yang hanya ingin kamu baca.

Tapi jika dirasa sudah sangat mengganggu sekali, kamu bisa mempergunakan fitur blokir di media sosial agar kamu tidak bisa lagi berinteraksi lagi dengannya. Sebelum kamu blokir, kamu juga perlu untuk mendokumentasikan hal-hal yang menyinggungmu sebagai alat bukti untuk kedepannya jika masalah menjadi lebih besar.

Dampak Komentar Negatif bagi Kesehatan Mental

Setiap orang mempunyai sifat dan karakteristik yang berbeda. Terlebih dalam menanggapi suatu permasalahan seperti komentar negatif. Tapi, tahukah kamu kalau komentar negatif ini memiliki berbagai dampak negatif?

Nah, salah satu dampak negatifnya adalah kamu berpotensi untuk meningkatkan beban akibat perbuatan yang dilakukan pelaku. Bahkan, hal ini juga dapat memicu terjadinya kekerasan hingga sikap prasangka buruk terhadap seseorang.

Misalnya, ada orang yang suka merendahkan orang lain berdasarkan gender yang ia miliki atau pendapatnya yang berbeda dengan yang lain. Hal ini akan menyebabkan seseorang banyak pikiran dan akan meningkatkan tingkat depresi seseorang.

Apakah kamu sedang mengalaminya? Kamu mendapatkan komentar negatif di media sosial dan mempengaruhi kesehatan mentalmu? Coba deh kamu ikut te sehat mental, gratis di sini.

Nah, jika kamu perlu bantuan karena merasa takut dan muncul tanda-tanda seperti kecemasan dan depresi, kamu bisa langsung menghubungi tim psikolog Satu Persen yang akan membantu kamu untuk memecahkan solusi yang sedang dialami.

Untuk lebih jelasnya kamu bisa klik di bawah ini, ya!

CTA-Blog-Post-06-1-1

Akhir kata, aku Fathur Rachman dari Satu Persen. Selamat menjalani #Hidupseutuhnya.

Referensi:

Kurniawan, R., Alhakim, A., Nur Arafah, N., Angelino, K., Tan, C., Internasional Batam, U., Gajah Mada, J., & Ladi, S. (2021). Cintai Diri Sendiri dan Bangun Simpati untuk Mencegah Bullying dan Hate Speech di Kalangan Pemuda. Jurnal ABDIMASA Pengabdian Masyarakat, 4(2), 44–51.

Read More
judi

Tips Atur Keuanganmu Ala Profesional Satu Persen

Well, sekarang masalah keboncosan ini adalah masalah yang sering dialami oleh banyak orang, terutama remaja dan dewasa muda. Kita sering terjebak dalam keinginan untuk menonton konser idola, bahkan jika itu berarti mengorbankan isi dompet kita. Fenomena ini populer dikenal dengan istilah “boncos karena nonton konser”, di mana seseorang menghabiskan lebih dari yang seharusnya hanya untuk memenuhi keinginan melihat penampilan artis favorit.

Ya tidak bisa dipungkiri kalau konser dan acara hiburan seringkali menjadi moment yang sangat ditunggu-tunggu oleh banyak orang. Tapi, setelah menikmati keseruan dan keasyikan di konser, seringkali kita melihat orang yang kemudian boncos. Hal tersebut tentunya bisa menjadi masalah besar, terutama jika kamu belum memiliki pengaturan keuangan yang baik.

Keboncosan setelah konser bukanlah masalah yang kecil. Bagi beberapa orang, bahkan hal ini bisa menjadi masalah serius yang mempengaruhi kondisi keuangan mereka. Oleh karena itu, sangat penting bagi kamu untuk mengatur keuanganmu dengan baik agar kamu tidak boros setelah konser atau acara hiburan lainnya.

Untuk membantu kamu dalam mengatasi masalah ini, berikut ini adalah beberapa tips dan saran untuk mengatur keuangan setelah menghadiri konser atau acara hiburan lainnya. Dengan menerapkan tips-tips ini, kamu dapat mengelola keuangan-mu dengan lebih baik dan terhindar dari masalah keboncosan.

Boncos setelah konser dapat menjadi masalah karena Kamu mungkin perlu mengeluarkan uang untuk transportasi, makanan, minuman, suvenir atau merchandise, dan hal-hal lainnya yang terkait dengan konser. Jika Kamu tidak memperhitungkan anggaran dengan baik atau membeli terlalu banyak barang, Kamu mungkin merasa kesulitan dalam mengelola keuangan Kamu setelah konser. Ini dapat menyebabkan stres keuangan dan bahkan mempengaruhi keadaan keuangan Kamu dalam jangka panjang jika Kamu terus-menerus menghabiskan uang untuk kegiatan hiburan yang mahal tanpa mempertimbangkan anggaran dengan baik. Oleh karena itu, penting untuk memperhitungkan anggaran dengan baik sebelum memutuskan untuk membeli tiket konser dan melakukan perhitungan dengan matang agar Kamu tidak kehabisan uang setelah konser.

Setelah menghadiri konser, terkadang kita merasa kehabisan uang untuk beberapa hari atau bahkan minggu. Karena itu, penting untuk merencanakan dan mengatur keuangan dengan baik sebelum dan setelah konser agar terhindar dari masalah kehabisan uang. Berikut adalah beberapa cara untuk mengatur keuangan setelah konser agar terhindar dari masalah kehabisan uang:

Membuat anggaran sebelum konser

Sebelum memutuskan untuk membeli tiket konser, ada baiknya membuat anggaran terlebih dahulu. Hal ini akan membantu Kamu menghitung berapa banyak uang yang diperlukan untuk membeli tiket, transportasi, makanan, minuman, dan hal-hal lainnya yang terkait dengan konser. Dengan begitu, Kamu dapat mengatur keuangan dengan baik dan menghindari pengeluaran yang tidak perlu.

Menghitung pengeluaran yang diperlukan

Setelah membuat anggaran, hitunglah berapa banyak uang yang diperlukan untuk pengeluaran yang terkait dengan konser, seperti transportasi, makanan, minuman, dan merchandise. Pastikan Kamu menghitung dengan cermat dan tidak melebihi anggaran yang sudah dibuat sebelumnya.

Membatasi pengeluaran pada hal-hal yang penting

Setelah mengetahui berapa banyak uang yang diperlukan untuk pengeluaran terkait konser, pastikan untuk membatasi pengeluaran pada hal-hal yang benar-benar penting. Hindari pengeluaran yang tidak perlu, seperti membeli merchandise yang mahal atau membeli makanan dan minuman di tempat-tempat yang terlalu mahal. Jangan lupa untuk selalu mempertimbangkan anggaran yang sudah dibuat sebelumnya.

Menghindari godaan untuk membeli merchandise yang mahal

Merchandise konser seringkali terlihat menarik dan menggoda, namun harga yang ditawarkan bisa sangat mahal. Jika Kamu ingin membeli merchandise, pastikan untuk memilih barang yang memang Kamu butuhkan dan sesuai dengan anggaran yang sudah dibuat sebelumnya. Jangan tergoda untuk membeli barang yang mahal dan tidak perlu.

Menabung sebelum konser untuk mengantisipasi pengeluaran tambahan

Jika Kamu ingin memastikan bahwa keuangan Kamu terjaga setelah konser, cobalah menabung sebelum konser. Dengan menabung, Kamu dapat mengantisipasi pengeluaran tambahan yang mungkin timbul setelah konser. Selain itu, menabung sebelum konser juga dapat membantu Kamu lebih tenang dan terhindar dari kekhawatiran keuangan setelah konser.

Menghadiri konser dapat menjadi pengalaman yang menyenangkan, namun jangan sampai kehabisan uang setelah konser. Dengan mengatur keuangan dengan baik sebelum dan setelah konser, Kamu dapat menikmati pengalaman konser tanpa harus khawatir tentang masalah keuangan di kemudian hari.

Selain tips-tips yang telah disebutkan sebelumnya, ada beberapa tips lain yang dapat membantu Kamu mengatur keuangan dengan baik setelah konser:

Gunakan aplikasi pengelola keuangan

Aplikasi pengelola keuangan yang dapat membantu Kamu memantau pengeluaran dan pemasukan dengan lebih mudah. Kamu dapat memasukkan pengeluaran dan pemasukan ke dalam aplikasi tersebut dan aplikasi akan secara otomatis menghitung sisa uang yang Kamu miliki. Dengan begitu, Kamu dapat lebih mudah mengatur pengeluaran dan menghindari kehabisan uang.

Gunakan kartu kredit/paylater  dengan bijak

Jika Kamu menggunakan kartu kredit/paylater untuk pembayaran tiket konser atau pengeluaran lainnya, pastikan untuk menggunakan dengan bijak. Jangan menggunakannya untuk pengeluaran yang tidak perlu dan pastikan untuk membayar tagihan kartu kredit secara tepat waktu. Jangan lupa juga untuk mempertimbangkan bunga kartu kredit yang harus dibayarkan jika terlambat membayar tagihan.

Buat rencana tabungan jangka panjang

Cobalah membuat rencana tabungan jangka panjang untuk tujuan keuangan lainnya. Misalnya, menabung untuk liburan atau membeli barang yang lebih mahal di masa depan, atau persiapan konser-konser selanjutnya. Dengan membuat rencana tabungan jangka panjang, Kamu dapat mengatur keuangan dengan lebih baik dan menghindari pengeluaran yang tidak perlu.

Hindari utang yang tidak perlu

Jangan terlalu mudah tergoda untuk meminjam uang atau menggunakan kartu kredit untuk pengeluaran yang tidak perlu. Utang dapat memberikan beban keuangan yang besar dan sulit untuk dilunasi di kemudian hari. Jika memang harus meminjam uang, pastikan untuk meminjam dari pihak yang terpercaya dan mempertimbangkan dengan baik kemampuan untuk melunasi utang.

Begitu ya kurang lebih tips dan trik biar kamu terhindar dari keboncosan karena nonton konser. Kalau kamu butuh saran yang lebih detil dan tepat sasaran, kamu juga bisa loh undang Satu Persen buat jadi pembicara di acara kamu! Dengan Pembicara kami yang sudah terlatih dan bersertifkat tentunya akan ngasih insight-insight yang keren dan mindblowing buat kamu 😀

Kalau kamu minat, silakan hubungi kontak di bawah ya!

Request Pelatihan SDM Satu Persen x Life Skills ID

Untuk Perusahaan, NGO dan Pemerintahan:

+62 882-9762-5596‬ (Margareth, Whatsapp)

Untuk Organisasi dan Kemahasiswaan:

+62 851-7317-1568 (Sheila, Whatsapp)

Read More
judi

Tips Melawan Rasa Malas ala Kaisar Roma

Buat lo yang baca artikel ini sambil rebahan. Yang mungkin ngerasa kasur lo punya magnet tersendiri yang bikin lo males gerak. Mungkin saat ini lo lagi bertanya-tanya “Kenapa ya gue rebahan terus?” atau “Gimana ya caranya biar gak rebahan lagi?”. Pertanyaan-pertanyaan yang sebenernya lo tujuin buat diri lo sendiri. Tapi lo juga gatau apa jawaban tepatnya.

Well sebenernya pertanda bagus kalo lo udah mulai mempertanyakan hal-hal tadi. Yang artinya lo udah sadar dan aware sama apa yang terjadi sama diri lo. Tapi lo belum tau aja gimana cara mengatasinya.

Nah makanya di artikel ini gue bakal ngasih lo alasan dan solusi biar lo gak terus-terusan rebahan dan bisa produktif dalam menjalani hidup.

Kenapa Lo Ngerasa Males?

Sebenernya penyebab kenapa lo ngerasa males dan rebahan terus itu ada macem-macem. Tapi simple-nya karena hal ini adalah paling mudah buat kita lakuin karena ngasih kenikmatan instan. Atau yang disebut dengan konsep instant gratification. Karena kita maunya ngerasain kenikmatan  yang cepet dan paling mudah, makanya kita pilih rebahan aja kalo dibandingin nyelesain kerjaan.

Emang sih dampaknya itu menyenangkan untuk jangka pendek. Lo jadi bisa santai, bisa scroll sosmed sana-sini, bisa ngelupain kerjaan lo. Tapi konsekuensinya kita jadi melupakan dampak jangka panjang dari rebahan tadi. Entah itu kerjaan jadi keteteran, kerjaan gak maksimal, atau bisa juga kecewa sama diri sendiri.

Well tapi gapapa kalo sampe saat ini hasrat lo buat rebahan itu jauh lebih tinggi dibanding nyelesain kerjaan. Karena ya itu salah satu satu kebiasaan kita sebagai manusia yang pengennya dapet kesenangan secepat mungkin. Cuma ini bisa banget diatasi dan pelan-pelan dikurangi. Salah satunya pake cara dari Kaisar Roma, Marcus Aurelius yang juga seorang filsuf stoic.

Cara Mengatasi Kemalasan ala Marcus Aurelius

Marcus Aurelius (Kaisar Roma)

Basically ajaran dia banyak, tapi gue bakal kasih tau lo ajaran utama dia soal ngilangin kebiasaan rebahan. Yaitu wake up with purpose atau bangun dengan sebuah tujuan.

Kalo kata Marcus Aurelius,

“Pagi hari ketika lo males beranjak dari tempat tidur, coba lo bilang sama diri lo sendiri bahwa gue harus pergi bekerja sebagai manusia. Apa yang harus dikeluhkan kalo gue emang melakukan hal yang seharusnya gue lakuin. Atau ini adalah tujuan gue dilahirkan? Buat meringkuk dan menghangatkan diri di bawah selimut?”

Dari kalimat itu dia ngejelasin bahwa manusia itu emang sejatinya punya kewajiban untuk ngerjain sesuatu. Entah itu ngerjain tugas kalo lo masih sekolah, ngelarin deadline kerjaan, atau mungkin bisa juga ngerjain tugas rumah. Menurut Marcus Aurelius, gak seharusnya manusia itu terus-terusan rebahan. Karena emang ada kewajiban yang harus manusia kerjakan.

Pas lagi mikir kaya gitu, Marcus Aurelius juga bilang “Bukannya rebahan di kasur yang empuk itu enak dan bikin happy?

Dan lagi-lagi dia coba ngejawab,

“Jadi lo dilahirkan buat semata-mata ngerasain kenikmatan? Ketimbang ngelakuin berbagai hal yang seharusnya lo lakuin? Apakah lo gak melihat tanaman, burung, semut, laba-laba, dan lebah yang ngelakuin tugasnya masing-masing sebaik mungkin? Dan lo sebagai manusia gak pengen ngelakuin kewajiban lo sebagai manusia? Kenapa lo gamau ngelakuin hal yang udah menjadi hukum alam lo?

Gitu kurang lebih jawaban yang dikasih Marcus Aurelius. Bahwa setiap makhluk di dunia ini pada dasarnya punya tujuan masing-masing. Kalo lo masih bingung tujuan hidup lo apa, mungkin lo bisa catet pesan Marcus Aurelius satu ini. Bahwa salah satu tujuan kita ada di dunia ini adalah untuk membantu orang lain. Gimana tuh maksudnya?

Maksudnya adalah bahwa manusia itu pada dasarnya punya suatu karakteristik yang mendefinisikan dirinya sebagai manusia. Yaitu bekerja dengan orang lain. Atau membantu orang lain.

Nah yang perlu diketahui bahwa buat switch dari kebiasaan rebahan buat bangun, produktif, dan bisa bantu orang lain itu emang tantangan banget. Tapi gapapa. Mulai aja dulu.

Kalau emang nih buat bantu orang lain masih terbilang susah buat lo, mulai dari diri sendiri dulu aja. Lo bisa mulai dengan tau hal apa yang ngebuat lo seneng dan full of purpose. Coba lo cari tau kebiasaan baru apa yang mau lo bangun buat ngurangin kebiasaan rebahan.

Ketika lo udah berhasil membantu diri lo sendiri, mungkin lo bakal ngerasa lebih mudah juga buat membantu orang lain. Kalo pake contoh berkebun tadi, ketika lo udah berhasil ngebangun kebiasaan ini dan sekit demi sedikit paham soal berkebun. Tentu bakal lebih mudah buat lo ngebantu orang lain yang mau berkebun juga mungkin. Jadi bisa aja nantinya diri lo juga bermanfaat buat orang lain.

Well instant gratification itu bakal tetep ngebantuin lo, tapi tenang aja. Struggle di awal-awal ngebangun hal baru itu hanya sementara. Jadi keep consistent aja sama apa yang lo lakuin. Mungkin dampaknya gak langsung bisa lo rasain saat itu juga. Tapi pasti lo bakal ngerasain dampak long term yang lebih gede dan bakal ngebantu lo buat jadi seseorang yang lebih baik lagi.Mungkin contohnya buat lo yang suka tanaman, lo bisa mulai dengan berkebun. Jadi ya lo punya alasan buat bangun pagi-pagi dan ngerawat tanaman lo. Atau bisa juga lo bangun kebiasaan buat olahraga, masak, atau banyak hal yang intinya bisa bikin lo seneng dan bangun dari kebiasaan rebahan lo.

Dan it’s ok kalo lo masih ngerasa susah buat gak terus-terusan rebahan dan ngebangun kebiasaan baru. Karena ya cukup wajar, pas sekolah dulu kita gapernah diajarin gimana caranya punya kebiasaan positif kayak gitu. So itu juga alasan kenapa 1% ada. Buat ngajarin dan bareng-bareng belajar hal yang belom kita dapetin sebelumnya.

Nah kalo lo butuh bantuan buat mengatasi kebiasaan rebahan lo. Yang mungkin lo rasa udah cukup menganggu keseharian lo, atau lo ngerasa overthinking sama diri lo yang terus-terusan rebahan. 1% siap banget kok ngebantu lo buat memecahkan masalah ini di layanan konsultasi bareng mentor Satu Persen.

Di sesi konsultasi ini, lo bisa cerita senyaman dan sepuas mungkin selama 75 menit sesi konsultasi. Dan yang pasti lo ga bakal di-judge sama mentornya. Lo juga bakal dibantu buat nemuin solusi dari masalah lo dengan diskusi bareng.

Mentor-mentornya juga udah terlatih. That’s why udah puluhan ribu orang yang kebantu sama membuat perubahan positif di hidup mereka lewat layanan ini. Kalo lo masih ragu lo bisa juga kok cek testimoninya di link yang gue taro di sini.

Gak cuma diskusi doang, disini lo juga bakal dibantu lewat psikotes dan tes kepribadian yang bakal ngebantu lo buat tau apa yang lo suka dan apa yang valuable buat lo lakuin. Lo juga bakal dapet tes minat karir yang mungkin bakal ngebantu lo buat tau apa yang cocok buat lo lakuin dan ngebangun kebiasaan baru. Atau mungkin lo bisa tau apa penyebab lo overthinking juga. Lewat tes tingkat stress.

Well segitu aja artikel kali ini. Intinya gue mau bilang kalo rebahan itu adalah hal yang wajar buat dilakuin dan dinikmati. Tapi menghabiskan waktu lo buat terus-terusan rebahan dan ngelupain kewajiban lo sebagai manusia untuk bekerja itu adalah sesuatu yang harus dihindari.

Gue Jhon dari Satu Persen, thanks!

Read More