putinvzrivaetdoma.org

media online informasi mengenai game online tergacor di tahun 2023

Tandatanda

judi

Tanda-tanda Kamu sedang Kesepian (Cara Bebas dari Rasa Kesepian)

Tanda-tanda Kamu sedang Kesepian (Cara Bebas dari Rasa Kesepian)
Satu Persen – Tanda-tanda Kamu sedang Kesepian

“Cause I’ve had everything
But no one’s listening
And that’s just so so lonely.”

Buat perseners yang suka Justin Bieber pasti udah ngga asing lagi dong sama lirik lagu di atas? Yap, itu adalah lagu Justin Bieber yang judulnya Lonely.

“Lho, tapi kok Justin Bieber yang segitu terkenalnya bikin lagu tentang kesepian? Masa sih JB ngerasa sendirian? Bukannya dia punya banyak teman dan fans yang selalu support dia?”

Perseners sendiri pernah ngga sih ngerasa kesepian? Merasa kalau sebenarnya dikelilingi oleh banyak orang tapi malah merasa kosong. Sebenarnya punya orang yang bisa dipercaya tapi merasa kurang interaksi? Atau berada di lingkungan baru dan merasa ngga ada yang sepemikiran dengan kamu sampai kamu merasa sendirian?

Nah, itu dia yang mau aku bahas di artikel kali ini, yaitu tentang kesepian. Jadi, baca artikel ini sampai habis ya biar bisa dapat insight yang berguna buat kamu, terutama kalau kamu pernah atau lagi ngerasa kesepian.

Tapi sebelum masuk ke penjelasan soal kesepian, kurang afdol kalau belum kenalan dulu, nih. Hai Perseners! Aku Gaby, Part-time Blog Writer Satu Persen.

lonely meme
cr: sayingimages.com

Apa Itu Kesepian?

Kesepian menurut Dr. Stephanie Cacioppo, Asisten Profesor Universitas Chicago, adalah ketika adanya perbedaan antara apa yang kamu harapkan dengan apa yang kamu alami. Jadi, ada PERBEDAAN HARAPAN, ya. Di satu sisi kamu berharap ada teman, tapi di realita, kamu ngga punya teman. Nah, itu adalah kesepian.

Jadi, kesepian itu adalah keadaan pikiran, karena ngomongin soal perbedaan harapan yang kamu punya. So, kalau kamu sendirian secara fisik belum tentu kamu merasa kesepian. Bisa aja harapan kamu memang begitu. Kamu memang berharap pengen sendiri, jadinya nyaman.

Sebaliknya, kamu bisa merasa kesepian meskipun berada di tempat yang ramai. Karena kesepian ngga ngomongin fisik, tapi ngomongin soal harapan kamu. Kalau di keramaian ternyata ngga sesuai dengan harapan kamu, maka kamu akan merasa kesepian.

Siapapun bisa mengalami perasaan kesepian. Itu wajar kok. Perasaan ini ngga pandang bulu kalau datang. Bahkan di saat kamu memiliki pasangan, rumah yang mewah, teman yang banyak, penghasilan berlimpah, dan pendidikan yang tinggi. Hal itu ngga menjamin kamu bisa terhindar dari rasa kesepian. Makanya seorang Justin Bieber pun bisa merasakan perasaan tersebut.

Kesepian itu dapat berbahaya, baik bagi kesehatan mental maupun fisik kita. Terbukti dari survei Into The Light dan Change.org tentang kesehatan mental yang dilakukan pada lebih dari 5000 partisipan di enam provinsi di pulau Jawa yang menunjukkan bahwa hampir semua (98%) dari partisipan mengalami kesepian. Dua dari lima partisipan bahkan memilih buat mengakhiri hidupnya atau melukai dirinya sendiri dalam dua minggu terakhir saat survei. Duh, bahaya banget kan, Perseners?

Baca juga: Hari Gini Namun Masih Kesepian? Say No!

Tanda Kamu Lagi Kesepian

Perseners, untuk bisa mengatasi rasa kesepian kamu perlu peka dulu sama perasaanmu sendiri. Gimana caranya? Kamu perlu kenalin tanda-tanda kalau kamu udah mulai merasa kesepian. Apa aja tanda-tandanya?

1. Kamu jadi Susah Tidur

Bolak-balik, ganti posisi tidur, tetap aja ngga bisa tidur? Perasaan kesepian ternyata bisa mengganggu kualitas tidur kamu. Kamu jadi susah tidur dan sering bangun tengah malam. Alhasil itu bakal mengganggu produktivitas kamu di siang hari karena jadi ngga bisa fokus dengan pekerjaan dan aktivitasmu.

Baca juga: Susah Tidur? 5 Minuman Herbal Ini Bisa Bantu Mengatasi Insomnia

2. Kamu jadi sering merasa cemas

Mungkin kamu pernah berpikir kalau ngga ada yang bisa memahami kamu dan ngga ada tempat buat menuangkan ceritamu. Itu membuat kamu jadi memilih untuk diam aja, lebih banyak merenung, dan ngga mengungkapkan apa yang ada di pikiranmu dengan suara atau kata-kata untuk waktu yang lama. Hal ini bisa berdampak pada perasaan ngga berdaya dan meningkatnya hormon stres kamu sehingga otakmu berpikir bahwa kamu sedang ada dalam bahaya. Padahal, sebenarnya kamu baik-baik aja.

3. Sendirian udah ngga menyenangkan lagi

Buat kamu yang introvert pasti menganggap “sendirian” itu surga dunia, apalagi kalau habis terjebak di situasi yang memaksa kamu untuk terus bersosialisasi. Sendiri biasa dipakai untuk para introvert men-charge diri setelah lelah berinteraksi. Tapi kalau kamu merasa sendiri udah ngga bikin kamu nyaman lagi dan malah bikin kamu cepat emosi, kamu udah mulai harus bertanya apa yang terjadi.

lonely pikachu
cr: giphy.com

Cara Mengatasi Rasa Kesepian

Seringkali kita mengabaikan rasa sepi karena terbiasa sendirian sampai ngga sadar kalau udah merasa kesepian. Rasa kesepian yang berkelanjutan bisa membahayakan diri kamu karena bisa berpotensi berubah menjadi depresi.

Lalu, gimana caranya dong biar ngga terus-terusan merasa seperti ini? Nah, di bagian ini aku bakal bahas tentang cara bebas dari rasa kesepian.

1. Rasakan perasaan kamu

Kamu harus terlebih dahulu mengakui apa yang kamu rasakan secara apa adanya. Bahwa rasa kesepian ini adalah pengalaman yang juga dirasakan oleh orang lain disaat yang bersamaan denganmu. Jangan dipendam. Jangan dihindari karena itu ngga bakal bikin perasaan kesepianmu hilang tapi malah makin kuat.

Ungkapin perasaanmu. Kalau teriak bisa bikin kamu lega lakuin aja, atau kalau kamu mau mengeluarkan emosi dengan nangis juga sah-sah aja, kamu bisa menulis jurnal tentang perasaanmu, cerita dengan orang terdekat, dan bicarain masalahmu dengan orang yang ahli di bidangnya.

2. Jaga hubungan baik dengan teman atau keluarga

Menjaga hubungan dengan orang-orang terdekat bisa menjadi solusi dari rasa kesepian. Meskipun pandemi membatasi ruang gerak kita untuk saling bertemu, teknologi bisa membantu mendekatkan diri dengan orang-orang yang kita sayangi.

Chat, telepon, atau video call bisa menambal rasa kangen dan mempererat hubungan. Sekadar menanyakan kabar, memulai percakapan ringan, bisa membuat ujung bibir kita tiba-tiba melengkung ke atas tanpa kita sadari, lho. Nyatanya membina hubungan antarmanusia bisa bikin rasa kesepianmu berkurang.

3. Lakukan hal yang bisa buat kamu bahagia

Hal sesimpel olahraga, dengerin lagu favorit, nonton film series, baca buku, masak, dan melakukan hal-hal yang kamu suka lainnya bisa mengusir rasa kesepian kamu, lho. Seringkali kita terlalu fokus dengan kerjaan, tugas, deadline yang bikin kita jadi lupa sama keadaan sekitar dan lupa sama waktu. Jadi, kita lupa buat kasih waktu ke diri kita sendiri untuk ngelakuin hal-hal yang bisa bikin kita bahagia.

Ya, “kita lupa bahagia” mungkin itu bahasa singkatnya. Istirahat sejenak ngga papa kok, kita juga butuh bersenang-senang sebelum kembali fokus dengan pekerjaan dan tanggung jawab kita.

4. Ikut komunitas

Zaman sekarang kita dimudahkan dengan berbagai aplikasi chat dan media sosial yang bikin kita bisa terhubung sama orang lain dari belahan dunia manapun. Jadi, kamu bisa coba ikut komunitas-komunitas berdasarkan minat dan hobi yang sama secara online. Misalnya kamu lagi belajar investasi, kamu bisa bergabung dengan group chat orang-orang yang paham dan sedang belajar investasi seperti kamu.

Lewat komunitas itu, kamu bisa berbagi pengalaman dan cerita dengan mereka. Kamu juga bisa ikut kegiatan sukarela atau volunteer. Dengan ikut berbagai komunitas, kamu bisa memiliki tujuan dan merasa puas karena menjadi bagian dari sesuatu.

5. Berlatih untuk selalu bersyukur

Setiap hari kamu pasti bisa menemukan hal yang bisa disyukuri walaupun hanya untuk udara yang kamu hirup saat ini. Coba ingat-ingat tentang hubungan positif yang kamu miliki dengan orang yang ada di hidupmu walaupun dalam jarak jauh. Hargai momen-momen kecil yang bisa bikin kamu bahagia kalau mengingatnya maka kamu akan mampu melawan rasa kesepian kamu!

Perseners, walaupun rasa kesepian itu wajar dialami, kamu harus tetap waspada ya! Karena tingkat rasa kesepian yang tinggi bisa berdampak pada kesehatan mental kamu. Kamu perlu peka sama perasaan kamu sendiri karena perasaanmu itu penting. Kalau kamu ragu-ragu dengan perasaanmu, Satu Persen punya tes tingkat rasa kesepian nih YANG BISA KAMU AKSES DI SINI biar kamu bisa tau sejauh mana rasa itu kamu rasakan dan kamu jadi bisa menanganinya lebih cepat!

Kalau kamu ngga tau mau cerita ke siapa tentang rasa kesepianmu, kamu bisa ikut mentoring sama mentor dari Satu Persen. Intinya perasaanmu itu penting jadi jangan dihindari apalagi diabaikan.

Mentoring-5

Akhir kata aku cuma mau bilang, jangan merasa sendirian lagi ya, Perseners. Fighting!

Referensi:

Catherine. (2019, 9 June). 7 Sign You May Be Lonely. Psych2Go (video). https://www.youtube.com/watch?v=_VcHuQt3fYY

Aguirre. L. (2021, 8 July).  6 Ways to Cope with Feelings of Loneliness: How to approach this feeling with curiosity and self-compassion. Retrieved on September 22, 2021 from https://www.psychologytoday.com/us/blog/modern-dating/202107/6-ways-cope-feelings-loneliness.

Read More
judi

Ini Tanda-tanda Kalau Kamu Mengalami Kelelahan Mental

Halo, Perseners! Kenalin gue Zahra, salah satu Blog Writer Satu Persen.

Dulu waktu berada di semester akhir perkuliahan, gue pernah yang namanya ngerasain stres berkepanjangan. Gue yakin kondisi ini juga dirasakan temen-temen yang berada di semester akhir. Ngerjain skripsian yang nggak kelar-kelar, nungguin balesan e-mail dan revisi dari dosen pembimbing, juga  di sisi lain ngeliat temen-temen yang satu per satu lulus bikin kita ke-trigger, “Aduh, gue kapan ya…?”

Rasanya tuh kayak pusing, tapi juga udah hampir kehilangan motivasi buat ngerjain. Makan rasanya nggak enak, mau beraktivitas juga nggak bersemangat. Hilang arah dan nggak fokus, tapi di otak juga rasanya banyak pikiran. Haduh!

Ternyata nih Perseners, kondisi ini dalam psikologi disebut sebagai burnout atau kelelahan emosional. Yap, yang namanya capek atau lelah ternyata nggak cuma menyerang fisik aja. Mental yang ada di diri kita ternyata juga bisa lelah.

Apa Itu Burnout?

Menurut Psychology Today, Burnout dapat diartikan sebagai rasa lelah yang dirasakan secara emosi, fisik, dan mental akibat kondisi kehidupan sehari-hari. Kelelahan ini dapat disebabkan oleh stres yang berkepanjangan atau stres yang berlarut-larut.

Baca Juga: Cara Menghilangkan Stres Berkepanjangan

Istilah ini pertama kali digunakan oleh psikiater Amerika C. Maslach pada tahun 1975. Maslach menggambarkan burnout sebagai sindrom yang gejalanya menyoroti perubahan perilaku emosional dan fisik pekerja. Umumnya terjadi pada pekerja yang pekerjaannya berhubungan dengan pelayanan kemanusiaan, seperti polisi, guru, dan perawat rumah sakit.

Namun, semakin kesini istilah burnout tidak hanya digunakan dalam dunia kerja profesional. Tetapi juga digunakan dalam kehidupan sehari-hari dengan kondisi yang sama. Sehingga burnout dapat dialami oleh siapa pun, dimana pun, dan kapan pun.

Herbert, seorang psikolog, juga menggambarkan burnout sebagai usaha berkepanjangan yang sudah dilakukan namun tidak dapat memenuhi ekspektasi, sehingga menyebabkan kelelahan fisik dan mental seseorang.

Untuk lebih memahami nih Perseners, dimensi burnout secara garis besar terbagi menjadi 3 bagian yaitu kelelahan, sinisme, dan inefisiensi. Yuk, kita bahas satu-satu!

1. Kelelahan

Dimensi ini merujuk pada banyaknya energi yang dikeluarkan untuk memenuhi ekspektasi yang tinggi. Ketika seseorang sudah melampaui batas maksimal yang dimiliki baik secara fisik maupun emosional, maka seseorang tersebut akan kekurangan energi untuk menerima hal-hal baru.

2. Sinisme

Sinisme mengacu pada bagaimana reaksi seseorang untuk menghadapi orang lain. Orang yang mengalami stres atau kelelahan mental, cenderung bersikap dingin atau mengurangi keterlibatan bahkan tidak terlibat terhadap sesuatu yang bersifat sosial. Sikap acuh yang dilakukan ini merupakan upaya untuk melindungi diri dari kelelahan yang dialami dan rasa kecewa yang mungkin terjadi.

3. Inefisiensi

Rasa lelah yang dialami seseorang secara terus menerus akan menciptakan inefisiensi dalam pekerjaannya. Hal ini erat kaitannya dengan timbulnya rasa kehilangan kepercayaan pada kemampuannya dan pada dirinya sendiri. Orang-orang yang mengalami burnout seringnya kehilangan motivasi untuk mengerjakan sesuatu yang bahkan sangat digemari.

meme burnout
Cr: Pinterest.com

Berbeda dengan kondisi stres yang menimbulkan cemas atau murung, kondisi burnout dapat menyebabkan timbulnya penyakit hipertensi dan depresi mental loh, Perseners.

So, nggak ada salahnya untuk tau ciri-ciri burnout untuk deteksi awal dan pencegahan burnout yang berkepanjangan.

Ciri-ciri Burnout

1. Merasa energi sangat terkuras atau sangat lelah

Orang yang mengalami kelelahan emosi seringkali susah untuk fokus melakukan sesuatu. Usaha lebih yang dikeluarkan untuk fokus inilah yang membuat energi cepat terkuras dan merasa sangat lelah.

2. Memiliki perasaan negatif atau sinis dengan pekerjaan seseorang

Seperti dimensi burnout yang kedua, orang-orang yang sedang burnout seringkali lebih sensitif perasaannya terhadap sesuatu. Sensitif dalam hal ini dapat diterjemahkan dengan perasaan mudah tersinggung atau memandang sesuatu dari segi negatif.

burnout - mudah tersinggung
Cr. idntimes.com

3. Berkurangnya produktivitas kerja

Produktivitas kerja saat burnout dapat berkurang beberapa diantaranya karena hilangnya motivasi melakukan sesuatu atau merasa sudah sangat lelah sehingga tidak bisa mengerjakan sesuatu dengan maksimal seperti biasanya.

Gimana Perseners, apakah kalian merasakan salah satu dari ciri-ciri di atas? Kalian bisa loh, ikut Tes Tingkat Keparahan Stres dari Satu Persen untuk memastikan lebih jelasnya. Tesnya nggak ada batasan waktu dan nggak ada jawaban benar atau salah, jadi kalian bisa enjoy ketika mengerjakan. Langsung cobain aja tesnya dengan klik di bawah ini, ya!

Coba juga: Tes Tingkat Keparahan Stres: Mengenal Diri Lebih Dalam

Kalau hasil yang Perseners dapatkan menunjukkan tingkat stres yang tinggi dan mengarah ke burnout, it’s okay. Burnout memang sebuah penyakit, tapi setiap penyakit tentu ada obatnya dan bisa diatasi kok! Meski begitu, ada baiknya juga kalau kita bisa mencegah burnout ini. Berikut ada beberapa cara untuk mencegah agar burnout tidak terjadi.

Cara Mencegah Burnout

Narkevis, Compton, dan McCarthy (1993) menyarankan beberapa usaha yang dapat dilakukan untuk mencegah burnout di pekerjaan. Tapi, menurut gue ini juga bisa teman-teman terapkan di non-pekerjaan. Langkah-Iangkah yang perlu dilaksanakan antara lain adalah:

1. Job Redesign atau Mengatur Ulang Jadwal Keseharian

Cara ini digunakan agar kegiatan sehari-hari yang dilakukan tidak membosankan dan menimbulkan kelelahan. Memodifikasi atau me-redesign jadwal kegiatan kamu dapat dengan menyelipkan hobi di tengah-tengah aktivitas atau mengikuti pengembangan kapasitas keahlianmu agar meminimalisir kewalahan dalam bekerja.

2. Restrukturisasi Reward atau Merencanakan Ulang Pemberian Reward untuk Diri Sendiri

Cara ini dilakukan dengan merencanakan ulang reward atau penghargaan yang akan kamu berikan ke diri kamu sendiri ketika sudah berhasil melaksanakan pekerjaan dan tanggung jawabmu. Ketika kamu menghargai diri kamu sesuai dengan pengorbanan yang diberikan maka kamu akan merasakan kepuasan kerja yang lebih tinggi.

3. Performance Management atau Mengelola Performa Keahlian

Hal ini mengacu pada bagaimana diri kamu dapat mempertahankan apa yang sudah kamu capai. Salah satu caranya yaitu dengan mendapat umpan balik atau feedback dari orang-orang di sekitar kamu. Umpan balik ini dilakukan sebagai salah satu cara berbagi rasa dengan orang-orang di lingkungan kamu.

Tapi, ketika kamu sudah terlanjur mengalami burnout, hal utama yang perlu kamu lakukan adalah istirahat. Yap! Take a break first! Ibarat hidup adalah turnamen lari marathon nih, kamu harus ambil jeda atau istirahat sebentar untuk bisa lari lebih jauh. Kalau bahasa sekarangnya mah healing dulu. Healing dengan cara dan versi kalian masing-masing.

So, itu dia beberapa hal yang bisa gue bagikan ke kalian tentang burnout. Kalau kalian mulai merasakan gejalanya dan butuh teman cerita yang bisa kasih solusi, bisa banget ikut layanan konseling dari Satu Persen.

Di akhir, gue cuma mau pesan buat jangan lupa jaga kesehatan fisik dan mental kita di tengah tuntutan tugas yang mungkin nggak ada habisnya. Sayangi diri kalian dan be happy!

Referensi:

Nankervis, A.R., ComptoR R.L., McCarthy, TE. 1993. StrategiC Human Resource Management. Thomas-Nelson. Australia Melbourne.

Andrea Castello. Burnout. Retrieved from www-psicologiadellavoro-org. Diakses 2021

Read More