putinvzrivaetdoma.org

media online informasi mengenai game online tergacor di tahun 2023

Stres

judi

Strategi Mengelola Stres dan Trauma Karyawan melalui Dukungan HR

Di era yang serba cepat dan penuh tekanan ini, pemahaman mendalam tentang trauma dan stres di tempat kerja menjadi sangat penting. Sebagai bagian dari Sumber Daya Manusia (HR), kita memiliki peran krusial dalam mengidentifikasi dan mengatasi masalah ini. Mari kita bahas lebih lanjut.

Trauma di tempat kerja tidak hanya terbatas pada profesi berisiko tinggi seperti militer atau pemadam kebakaran. Menurut penelitian terkini, trauma dapat menimpa karyawan di berbagai industri karena berbagai alasan, termasuk kekerasan di tempat kerja, pelecehan seksual, rasisme, diskriminasi, atau budaya kerja yang toksik. Pandemi COVID-19 telah memperparah situasi ini, meningkatkan risiko gangguan stres pasca-trauma (PTS) hingga 83% lebih tinggi dari level pra-pandemi, terutama di kalangan pekerja kesehatan.

Trauma dan stres di tempat kerja dapat memanifestasikan diri dalam berbagai bentuk, seperti absenisme, penurunan kinerja, penghindaran tugas, konflik antar karyawan, kecelakaan, atau hilangnya motivasi. Gejala lainnya termasuk kecemasan, ketakutan, kemarahan, tingkat kerjasama yang rendah, atau pelupa. Semua ini tidak hanya mempengaruhi kesejahteraan karyawan tetapi juga berdampak pada kinerja organisasi secara keseluruhan.

Sebagai HR, kita memiliki beberapa strategi untuk mengatasi trauma dan stres di tempat kerja:

1. Mengidentifikasi dan Menjangkau: Belajar mengenali tanda-tanda trauma dan stres serta menjangkau karyawan yang mungkin mengalami kesulitan. Ini bisa dilakukan dengan rutin menanyakan kabar mereka dan mendiskusikan kesehatan mental mereka.

2. Menyediakan Sumber Daya: Menyediakan sumber daya seperti layanan konseling, program bantuan karyawan, dan sumber daya kesehatan mental. Sumber daya ini dapat membantu karyawan mengelola stres dan mengatasi situasi sulit.

3. Menciptakan Budaya Kerja yang Mendukung: Bekerja untuk menciptakan budaya kerja yang mendukung, yang menghargai kesejahteraan karyawan, mempromosikan keseimbangan kerja-hidup, mendorong komunikasi terbuka, dan menyediakan peluang untuk pengembangan profesional.

4. Menawarkan Pengaturan Kerja Fleksibel: Menawarkan pengaturan kerja fleksibel seperti telekomuting, jadwal fleksibel, dan pembagian pekerjaan. Pengaturan ini dapat membantu karyawan mengelola stres mereka dengan memungkinkan mereka untuk lebih baik menyeimbangkan tanggung jawab kerja dan pribadi.

5. Melatih Manajer: Melatih manajer untuk mengenali tanda-tanda stres dan trauma pada karyawan dan memberi mereka alat untuk mendukung anggota tim mereka. Ini bisa termasuk pelatihan tentang cara melakukan percakapan yang sulit, cara memberikan umpan balik, dan cara mengelola beban kerja.

Dengan mengambil langkah-langkah ini, HR dapat membantu karyawan yang mengalami trauma dan stres merasa didukung dan dihargai di tempat kerja, yang dapat menyebabkan peningkatan kesejahteraan dan kepuasan kerja.

Identifikasi Dini dan Intervensi

Dalam konteks pekerjaan, identifikasi dini dan intervensi terhadap stres dan trauma sangat penting. Langkah-langkah ini tidak hanya membantu dalam mengatasi masalah saat ini, tetapi juga mencegah dampak jangka panjang pada kesehatan mental dan produktivitas karyawan. Berikut adalah beberapa aspek penting dari identifikasi dini dan intervensi:

1. Konsep dan Kebutuhan Identifikasi Dini: Identifikasi dini dalam konteks pekerjaan melibatkan kemampuan HR dan manajer untuk mengenali tanda-tanda stres dan trauma pada karyawan. Ini termasuk memahami pentingnya intervensi dini dan bagaimana hal ini dapat mencegah masalah yang lebih serius di masa depan. Seperti dalam konteks pendidikan anak, di mana identifikasi dini membantu dalam mengatasi keterlambatan perkembangan, dalam lingkungan kerja, hal ini membantu dalam mencegah penurunan kinerja dan kesejahteraan karyawan.

2. Skreening dan Penilaian: Sama seperti penilaian pada anak-anak untuk menentukan kebutuhan layanan intervensi dini, dalam lingkungan kerja, HR perlu melakukan skreening dan penilaian terhadap karyawan yang mungkin mengalami stres atau trauma. Ini bisa melalui survei kesehatan mental, wawancara, atau alat penilaian lainnya.

3. Peran HR, Komunitas, dan Profesional: Dalam konteks pekerjaan, HR, manajemen, dan rekan kerja memainkan peran penting dalam intervensi dini. Mereka harus terlibat aktif dalam mengidentifikasi masalah dan memberikan dukungan yang diperlukan. Ini mirip dengan peran orang tua dan komunitas dalam mendukung anak-anak dengan keterlambatan perkembangan.

4. Pentingnya Intervensi Dini: Intervensi dini di tempat kerja dapat membantu karyawan memperbaiki keterampilan mereka dalam mengelola stres dan trauma. Ini tidak hanya meningkatkan kesejahteraan individu tetapi juga produktivitas dan keharmonisan di tempat kerja.

5. Model Intervensi Dini: Sama seperti dalam pendidikan anak, di mana intervensi dini dapat dilakukan di rumah atau di pusat, dalam konteks pekerjaan, intervensi bisa dilakukan secara individual, melalui sesi kelompok, atau bahkan secara digital. Pilihan model tergantung pada kebutuhan spesifik karyawan dan sumber daya yang tersedia di organisasi.

Dengan memahami pentingnya identifikasi dini dan intervensi, HR dan manajemen dapat bekerja sama untuk menyediakan dukungan dan sumber daya yang diperlukan bagi karyawan yang mengalami stres dan trauma, memastikan masa depan yang lebih baik bagi mereka dan organisasi.

Untuk memastikan kelancaran transisi ke bagian selanjutnya, penting untuk mengakui bahwa setelah identifikasi dan intervensi awal, langkah berikutnya adalah menciptakan budaya tempat kerja yang mendukung karyawan yang mengalami trauma. Ini akan dibahas lebih lanjut dalam bagian berikutnya tentang Menciptakan Budaya Tempat Kerja yang Berbasis Trauma.

Menciptakan Budaya Tempat Kerja yang Harmonis

Pemahaman tentang dampak trauma pada karyawan dan penerapan strategi untuk mendukung kesejahteraan dan pertumbuhan mereka. Berikut adalah beberapa langkah kunci untuk menciptakan budaya tempat kerja yang harmonis dan bebas dari trauma:

1. Memahami Dampak Trauma: Penting untuk mengakui bahwa trauma dapat berdampak signifikan pada kesejahteraan, produktivitas, dan kepuasan kerja karyawan. HR dan manajemen harus menyadari berbagai jenis trauma yang mungkin dihadapi karyawan, seperti ketidakpastian pekerjaan, beban kerja berat, atau paparan situasi yang menekan.

2. Mendorong Komunikasi Terbuka: Dorong komunikasi yang jujur dan transparan di antara karyawan, memungkinkan mereka untuk mendiskusikan pengalaman dan perasaan mereka dalam lingkungan yang aman. Ini menciptakan ruang di mana karyawan merasa didengar dan dihargai.

3. Mempromosikan Keamanan dan Kepercayaan: Pastikan bahwa ruang kerja aman untuk kesehatan mental dan fisik karyawan dengan mematuhi protokol dan standar keselamatan dasar. Bangun kepercayaan dengan transparan tentang keputusan perusahaan dan memelihara lingkungan saling menghormati dan bermartabat untuk semua rekan kerja.

4. Menyediakan Sumber Daya dan Dukungan: Tawarkan sumber daya seperti pelatihan, webinar, dan modul untuk membantu pemimpin dan rekan kerja memahami risiko yang terkait dengan PTSD, mengenali tanda dan gejala PTSD pada staf, dan memberikan dukungan bagi karyawan yang menghadapi trauma.

5. Mendorong Dukungan Sesama: Ciptakan lingkungan di mana karyawan merasa nyaman mendiskusikan pengalaman mereka dan mendukung satu sama lain dalam menghadapi trauma.

6. Bekerjasama dan Saling Menguntungkan: Izinkan orang-orang dalam dan di luar posisi kekuasaan dalam perusahaan untuk berpartisipasi dalam menciptakan kebijakan dan praktik yang berbasis trauma, mendorong rasa kolaborasi dan kesetaraan.

7. Fokus pada Pencegahan dan Pengobatan: Terapkan strategi untuk mencegah dan mengobati trauma di tempat kerja, seperti teknik kesadaran, pernapasan, dan grounding.

Dengan mengikuti langkah-langkah ini, organisasi dapat menciptakan budaya tempat kerja yang berbasis trauma yang mendukung karyawan dalam menghadapi trauma dan mempromosikan kesejahteraan dan produktivitas secara keseluruhan.

Monitoring dan Peningkatan Berkelanjutan

Monitoring dan peningkatan berkelanjutan adalah kunci untuk pertumbuhan dan kesuksesan organisasi. Berikut adalah ringkasan informasi dari sumber yang disediakan:

1. Monitoring dan Evaluasi untuk Peningkatan Berkelanjutan: Monitoring dan Evaluasi (M&E) adalah proses peningkatan organisasi yang melibatkan penelitian, perencanaan, alokasi sumber daya, dan pengembangan berkelanjutan. Ini menetapkan tujuan yang berorientasi masa depan untuk meningkatkan output manajemen dan bertujuan untuk menentukan efisiensi program, membuat perbandingan terhadap pencapaian untuk memodifikasi layanan agar lebih efektif.

2. Monitoring Proses untuk Peningkatan Berkelanjutan: Monitoring proses mengukur kinerja proses secara real-time, memungkinkan manajemen proaktif terhadap proses dan peningkatan berkelanjutan. Ini memungkinkan untuk menangkap pengukuran real-time dari proses, membandingkannya dengan data dari model proses, dan memberikan umpan balik untuk meningkatkan proses dan eksekusi proyek.

3. Monitoring Berkelanjutan dan Peningkatan Berkelanjutan: Monitoring berkelanjutan membantu program lebih baik dalam mengatasi tujuan dan sasaran, melibatkan semua pemangku kepentingan dalam proses perencanaan program. Ini penting untuk memastikan bahwa program melakukan penyesuaian yang diperlukan untuk mewujudkan tujuan dan sasarannya.

4. Praktik Terbaik untuk Monitoring dan Peningkatan Berkelanjutan: Mengumpulkan data operasional, mensurvei orang tua dan siswa untuk umpan balik, dan menggunakan penilaian kualitas program adalah beberapa praktik terbaik untuk peningkatan berkelanjutan. PRISM (Program Report for Improvement and System Measurement) berfungsi sebagai tulang punggung untuk pertemuan komunitas pembelajaran sepanjang tahun, membantu pemimpin mengidentifikasi kekuatan dan mempertimbangkan peningkatan.

Monitoring dan peningkatan berkelanjutan melibatkan penilaian berkelanjutan, umpan balik, dan penyesuaian untuk meningkatkan kinerja organisasi dan mencapai tujuan. Proses ini sangat penting untuk mengidentifikasi kekuatan, mengatasi kelemahan, dan mempromosikan pertumbuhan dalam organisasi.

Kesimpulan

Pertama, pemahaman mendalam tentang trauma dan stres di tempat kerja adalah fondasi untuk menciptakan lingkungan kerja yang mendukung. HR dan manajemen harus proaktif dalam mengidentifikasi tanda-tanda stres dan trauma serta menyediakan sumber daya yang tepat untuk membantu karyawan mengatasinya.

Kedua, identifikasi dini dan intervensi merupakan langkah penting dalam mencegah masalah kesehatan mental yang lebih serius. Melalui pendekatan yang empati dan mendukung, HR dapat memainkan peran kunci dalam membantu karyawan mengatasi tantangan mereka.

Ketiga, menciptakan budaya tempat kerja yang berbasis trauma tidak hanya meningkatkan kesejahteraan karyawan tetapi juga produktivitas dan kepuasan kerja. Ini melibatkan membangun komunikasi terbuka, mempromosikan keamanan dan kepercayaan, serta menyediakan sumber daya dan dukungan yang diperlukan.

Keempat, monitoring dan peningkatan berkelanjutan adalah kunci untuk memastikan bahwa inisiatif dan strategi yang diterapkan efektif dan relevan dengan kebutuhan karyawan. Melalui evaluasi dan umpan balik berkelanjutan, organisasi dapat terus berkembang dan menyesuaikan pendekatannya untuk mendukung karyawan.

Sebagai penutup, penting bagi setiap organisasi untuk mengakui dan mengatasi dampak stres dan trauma di tempat kerja. HR memegang peran penting dalam perjalanan ini, tidak hanya sebagai pengelola sumber daya manusia tetapi juga sebagai pendukung kesejahteraan karyawan. Dengan pendekatan yang tepat, organisasi dapat mengubah trauma menjadi transformasi, menciptakan lingkungan kerja yang lebih sehat, produktif, dan harmonis.

Life Skills dengan senang hati mengundang organisasi/perusahaan Anda untuk mengikuti Speaking Engagement. Ini adalah kesempatan untuk mendalami topik kepemimpinan dan pengembangan organisasi lebih lanjut, serta untuk berinteraksi dengan para profesional dan pemimpin industri. Untuk informasi lebih lanjut dan untuk mendaftar, silakan kunjungi tautan berikut: satu.bio/satumitra-igls.

Dunia yang terus berubah, kemampuan untuk membangun dan memelihara kepemimpinan yang efektif dan berkelanjutan adalah kunci untuk keberhasilan organisasi. HR memiliki peran strategis dalam perjalanan ini, tidak hanya sebagai pelaksana tetapi juga sebagai pemimpin perubahan. Life Skills siap mendorong perubahan positif dalam dunia kepemimpinan Anda.

Request Pelatihan SDM Satu Persen x Life Skills ID

Untuk Perusahaan, NGO dan Pemerintahan:

+62 882-9762-5596 (Margareth, Whatsapp)

Untuk Organisasi dan Kemahasiswaan:

+62 851-7317-1568 (Sheila, Whatsapp)

Referensi

University of Wisconsin-Madison. (2020, November 30). How to Cultivate Trauma-Informed Care in HR.

Center for Technology and Innovation in Pediatrics Practice. (2023, April 3). Toolkit: Trauma-Informed Workplaces. Retrieved from

Strategy People Culture. (2023, September 15). Understanding Workplace Trauma and How Leadership Can Help. Retrieved from

Workplace Options. (2023, June 4). Understanding Workplace Trauma and Work-Related PTSD. Retrieved from

Forbes. (2021, November 10). Trauma At The Workplace, What To Do About It. Retrieved

FAQ

Apa itu trauma di tempat kerja dan bagaimana dampaknya terhadap karyawan?

FAQ ini menjelaskan definisi trauma di lingkungan kerja dan efeknya pada kesejahteraan karyawan.

Bagaimana HR dapat mengidentifikasi tanda-tanda stres dan trauma pada karyawan?

FAQ ini memberikan informasi tentang cara-cara HR dapat mendeteksi gejala stres dan trauma di antara karyawan.

Apa langkah-langkah yang dapat diambil HR untuk mendukung karyawan yang mengalami stres atau trauma?

FAQ ini menjelaskan strategi dan tindakan yang dapat dilakukan oleh HR untuk membantu karyawan.

Mengapa penting untuk menciptakan budaya tempat kerja yang berbasis trauma?

FAQ ini membahas pentingnya dan manfaat dari menciptakan lingkungan kerja yang mendukung karyawan yang mengalami trauma.

Apa peran manajer dalam mendukung karyawan yang mengalami trauma?

FAQ ini menjelaskan bagaimana manajer dapat berkontribusi dalam mendukung kesejahteraan mental karyawan.

Bagaimana cara mengimplementasikan program intervensi dini untuk trauma di tempat kerja?

FAQ ini memberikan panduan tentang cara mengembangkan dan menerapkan program intervensi dini untuk trauma.

Apa saja sumber daya yang dapat disediakan HR untuk membantu karyawan mengatasi stres dan trauma?

FAQ ini menjelaskan berbagai jenis sumber daya dan dukungan yang dapat ditawarkan oleh HR.

Bagaimana proses monitoring dan peningkatan berkelanjutan dapat diterapkan dalam konteks trauma di tempat kerja?

FAQ ini membahas tentang pentingnya dan cara pelaksanaan monitoring serta peningkatan berkelanjutan dalam mengelola trauma di tempat kerja.

Apa saja tantangan yang dihadapi HR dalam mengelola stres dan trauma di tempat kerja?

FAQ ini menjelaskan berbagai tantangan yang mungkin dihadapi oleh HR dalam mengatasi isu-isu terkait stres dan trauma.

Bagaimana cara mengukur keberhasilan inisiatif HR dalam mengelola stres dan trauma di tempat kerja?

FAQ ini memberikan wawasan tentang metode dan indikator untuk mengevaluasi efektivitas program HR dalam mengelola stres dan trauma di tempat kerja.

Read More
judi

Susah Bersosialisasi sebagai Pemicu Stres, Gimana Solusinya?

Susah Bersosialisasi sebagai Pemicu Stres, Gimana Solusinya?
Susah Bersosialisasi sebagai Pemicu Stres, Gimana Solusinya?

Halo, Perseners! Di era digital ini, kita sering kali terjebak dalam dunia maya, lupa bahwa interaksi manusia ke manusia itu gak bisa digantikan oleh layar HP atau komputer. Mungkin lo gak sadari pentingnya, tapi sebenarnya penting banget buat kesehatan mental kita. Kurangnya interaksi sosial, bisa memicu stres dan menurunkan produktivitas.

Stres adalah reaksi tubuh yang terjadi ketika kita menghadapi ancaman, perubahan, atau tekanan. Ini bisa muncul karena situasi atau pikiran yang bikin kita marah, gugup, atau putus asa. Gak cuma fisik yang terpengaruh, tapi juga mental kita.

Nah, yang menarik adalah, kurangnya interaksi sosial ternyata bisa jadi salah satu pemicu stres. Di zaman sekarang, banyak orang yang lebih nyaman berinteraksi dengan gadget daripada bertatap muka langsung. Padahal, ketika kita gak berinteraksi sosial dan bertemu orang lain, kita kehilangan kesempatan untuk berbagi dan menceritakan keluh kesah kita. Akibatnya, beban masalah yang kita hadapi bisa jadi lebih berat dan memicu stres.

Tapi, bukan cuma kurangnya interaksi sosial aja yang bisa bikin stres. Ada beberapa hal lain yang juga bisa jadi pemicu, seperti tekanan pekerjaan, masalah finansial, hubungan pribadi yang bermasalah, mengidap penyakit berbahaya, menghadapi kegagalan, kondisi mental tertentu, bahkan kematian orang tersayang. Semua ini bisa bikin kita stres.

Mungkin lo pernah merasakan salah satu, atau bahkan beberapa dari pemicu stres ini. Dan mungkin, tanpa lo sadari, kurangnya interaksi sosial bisa jadi salah satu faktor yang memperparah keadaan. Sekarang, pertanyaannya adalah, kenapa interaksi sosial itu penting? Jawabannya sederhana: kita adalah makhluk sosial.

Kita butuh orang lain untuk berbagi, untuk merasa terhubung, dan untuk merasa validasi. Ketika kita terisolasi, kita kehilangan elemen penting dalam kehidupan kita, yang bisa berakibat pada kesehatan mental kita.

Tapi, di sisi lain, interaksi sosial juga bisa jadi racun, lho. Gimana caranya? Ya, ketika kita terlalu tergantung pada validasi dari orang lain, atau ketika kita terlalu sering berinteraksi dengan orang-orang yang toxic. Ini bisa jadi bumerang yang malah bikin kita stres.

Jadi, gimana dong caranya? Kita harus menemukan keseimbangan. Kita harus bisa memilah, mana interaksi yang sehat dan mana yang toxic. Kita juga harus belajar untuk gak terlalu tergantung pada validasi dari orang lain. Ini semua gak mudah, tapi penting banget buat kesehatan mental kita.

Apa sih Penyebab Susah Berinteraksi Sosial?

Kurangnya interaksi bisa memicu stres, tapi kenapa sih kadang-kadang kita merasa susah untuk berinteraksi dengan orang lain? Era digital ini, kita sering kali lebih memilih berinteraksi dengan gadget daripada orang lain. Ini salah satu faktor yang bikin kita jadi kurang berinteraksi sosial. Kita lebih nyaman chatting atau scrolling media sosial daripada ngobrol langsung. Tapi, kenapa sih ini bisa terjadi?

  1. Kenyamanan Dalam Zona Nyaman: Gadget memberikan kita kenyamanan. Lo bisa berinteraksi tanpa harus keluar rumah, tanpa harus berhadapan langsung dengan orang lain. Ini membuat kita jadi terbiasa dan nyaman di zona nyaman kita sendiri.
  2. Ketakutan Akan Penolakan dan Kritik: Banyak dari kita yang takut untuk berinteraksi karena takut ditolak atau dikritik. Ini bisa jadi karena pengalaman buruk di masa lalu atau karena kita terlalu khawatir tentang pendapat orang lain.
  3. Kurangnya Kepercayaan Diri: Ini juga salah satu alasan utama. Banyak orang yang merasa gak cukup baik, gak menarik, atau gak pintar, sehingga mereka menghindari interaksi sosial.
  4. Tekanan Sosial dan Standar yang Tinggi: Kadang, tekanan untuk selalu tampil sempurna di depan orang lain bisa jadi beban. Standar sosial yang tinggi membuat kita takut untuk berinteraksi karena takut gak memenuhi ekspektasi.
  5. Ketergantungan pada Teknologi: Ini era digital, di mana kita tergantung banget sama teknologi. Ini membuat kita lupa cara berinteraksi secara alami dan langsung.
  6. Masalah Mental atau Emosional: Beberapa orang mungkin mengalami masalah mental atau emosional yang membuat mereka susah untuk berinteraksi, seperti kecemasan sosial, depresi, atau trauma.

Nah, dengan mengetahui alasan-alasan ini, kita bisa mulai memahami kenapa kadang kita atau orang di sekitar kita merasa susah untuk berinteraksi sosial. Tapi, ingat, setiap masalah pasti ada solusinya.

Bagaimana Cara Berinteraksi Sosial?

Setelah kita mengerti alasan dan tantangan dalam berinteraksi sosial, sekarang saatnya kita bahas solusinya. Bagaimana sih cara kita bisa berinteraksi sosial dengan lebih baik? Ini penting banget, karena seperti yang udah kita bahas sebelumnya, interaksi sosial itu vital untuk kesehatan mental kita.

  1. Mulai dari Lingkungan Terdekat: Gak perlu langsung berinteraksi dengan banyak orang. Mulai dari yang terdekat, seperti keluarga atau teman dekat. Ini bisa jadi langkah awal yang baik untuk membangun kepercayaan diri dalam berinteraksi.
  2. Latihan Komunikasi: Komunikasi itu kunci utama dalam interaksi sosial. Latih cara berbicara, mendengarkan, dan memberi respons. Ini bisa dilakukan melalui percakapan sehari-hari, atau bahkan melalui latihan seperti role-playing.
  3. Bergabung dengan Komunitas atau Kelompok: Cari komunitas atau kelompok yang sesuai dengan minat atau hobi lo. Ini bisa membantu lo untuk bertemu dengan orang-orang yang memiliki kesamaan, sehingga lebih mudah untuk berinteraksi.
  4. Menggunakan Teknologi dengan Bijak: Kita gak bisa menghindari teknologi, tapi kita bisa menggunakannya dengan bijak. Gunakan media sosial atau aplikasi chatting untuk membangun jembatan komunikasi, bukan sebagai pengganti interaksi langsung.
  5. Menghadapi Ketakutan: Hadapi ketakutan lo dalam berinteraksi. Ini bisa dilakukan dengan perlahan, misalnya dengan menghadiri acara sosial kecil, atau berbicara di depan umum. Ingat, setiap langkah kecil itu penting.
  6. Mencari Bantuan Profesional jika Diperlukan: Jika lo merasa ada masalah yang lebih serius, seperti kecemasan sosial, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional. Psikolog atau terapis bisa membantu lo untuk mengatasi masalah ini.
  7. Praktik Mindfulness dan Kehadiran: Saat berinteraksi, cobalah untuk benar-benar hadir. Ini berarti mendengarkan dengan baik, tidak terganggu oleh pikiran lain, dan benar-benar fokus pada orang yang lo ajak bicara.
  8. Bersikap Terbuka dan Jujur: Jangan takut untuk menunjukkan siapa diri lo sebenarnya. Orang-orang akan lebih menghargai kejujuran dan keaslian daripada mencoba menjadi seseorang yang bukan diri lo.
  9. Belajar dari Pengalaman: Setiap interaksi adalah kesempatan untuk belajar. Jika ada yang gak berjalan sesuai harapan, jangan langsung down. Ambil pelajaran dari situasi tersebut dan gunakan untuk memperbaiki interaksi berikutnya.
  10. Bersabar dan Terus Berusaha: Perubahan gak akan terjadi dalam semalam. Butuh waktu dan usaha untuk memperbaiki keterampilan interaksi sosial. Jadi, bersabarlah dan terus berusaha.

Dengan menerapkan tips-tips ini, lo bisa mulai memperbaiki cara lo berinteraksi dengan orang lain. Dan ingat, setiap langkah kecil itu penting.

Apa sih Manfaat Berinteraksi Sosial

Setelah kita membahas bagaimana cara berinteraksi sosial, penting untuk mengerti manfaat apa saja yang bisa kita dapatkan dari berinteraksi sosial. Percaya deh, manfaatnya itu bukan cuma satu atau dua, tapi banyak banget dan bisa berdampak besar pada kehidupan kita.

  1. Meningkatkan Kesehatan Mental: Menurut Halodoc, berinteraksi sosial bisa membantu mengurangi stres, kecemasan, dan depresi. Ketika kita berinteraksi, kita berbagi pikiran dan perasaan, yang bisa membantu kita merasa lebih baik dan lebih ringan.
  2. Membangun Rasa Percaya Diri: Dengan berinteraksi, kita belajar untuk mengungkapkan diri dan pendapat kita. Ini bisa membantu meningkatkan kepercayaan diri dan harga diri kita.
  3. Meningkatkan Keterampilan Komunikasi: Semakin sering kita berinteraksi, semakin baik pula keterampilan komunikasi kita. Ini penting, baik dalam kehidupan pribadi maupun profesional.
  4. Memperluas Jaringan dan Peluang: Berinteraksi sosial membuka banyak peluang, baik itu untuk pertemanan, pekerjaan, atau hal-hal lainnya. Jaringan yang luas bisa membawa banyak manfaat dalam kehidupan kita.
  5. Meningkatkan Empati dan Pengertian terhadap Orang Lain: Ketika kita berinteraksi dengan berbagai jenis orang, kita belajar untuk lebih memahami dan berempati dengan mereka. Ini membantu kita menjadi lebih toleran dan terbuka terhadap perbedaan.
  6. Mendapatkan Dukungan Sosial: Dukungan sosial itu penting, terutama saat kita menghadapi masalah atau tantangan. Dengan memiliki jaringan sosial yang baik, kita bisa mendapatkan dukungan yang kita butuhkan.
  7. Meningkatkan Kesehatan Fisik: Percaya atau tidak, berinteraksi sosial juga bisa berdampak positif pada kesehatan fisik kita. Menurut beberapa penelitian, orang yang memiliki hubungan sosial yang baik cenderung memiliki risiko lebih rendah untuk berbagai penyakit.
  8. Membantu Pertumbuhan Pribadi: Melalui interaksi sosial, kita belajar banyak hal, dari pengalaman orang lain, dari cara mereka menghadapi masalah, dan dari perspektif yang berbeda. Ini semua membantu pertumbuhan pribadi kita.
  9. Meningkatkan Kebahagiaan dan Kepuasan Hidup: Berinteraksi dengan orang lain bisa membuat kita merasa lebih bahagia dan lebih puas dengan hidup kita. Ini karena kita merasa terhubung, dihargai, dan menjadi bagian dari sesuatu yang lebih besar dari diri kita sendiri.
  10. Mengurangi Risiko Penyakit Mental: Berinteraksi sosial secara teratur bisa mengurangi risiko kita untuk mengembangkan penyakit mental seperti depresi dan kecemasan.

Nah, itu dia beberapa manfaat dari berinteraksi sosial. Dengn manfaat ini, lo akan lebih termotivasi untuk berinteraksi dengan orang lain.

Kesimpulan

Perseners, kita sudah ngomongin tentang pentingnya interaksi sosial, tantangan-tantangannya, cara mengatasinya, dan tentu saja, manfaat-manfaat yang bisa kita dapatkan dari berinteraksi sosial.

Ingatlah bahwa interaksi sosial itu bukan cuma penting, tapi penting untuk kesehatan mental kita. Kurangnya interaksi sosial bisa memicu stres, kecemasan, bahkan depresi. Tapi, di sisi lain, berinteraksi sosial bisa membawa banyak manfaat, mulai dari meningkatkan kesehatan mental dan fisik, memperluas jaringan, hingga meningkatkan kebahagiaan dan kepuasan hidup.

Kita juga harus ingat bahwa setiap orang punya tantangannya masing-masing dalam berinteraksi sosial. Tapi, dengan langkah-langkah yang tepat, kita bisa mengatasi tantangan-tantangan itu. Mulai dari membangun kepercayaan diri, menggunakan teknologi dengan bijak, hingga mencari bantuan profesional jika diperlukan.

Jika lo merasa kesulitan dalam berinteraksi sosial atau menghadapi masalah kesehatan mental lainnya. Jangan pernah merasa malu atau ragu untuk mencari bantuan. Ingat, mencari bantuan itu tanda kekuatan, bukan kelemahan.

Lo bisa menggunakan layanan konseling untuk mendapatkan bantuan dari profesional yang berpengalaman dan tentunya bisa dipercaya. Mereka siap membantu lo untuk mengatasi masalah-masalah yang mungkin lo hadapi, termasuk dalam hal interaksi sosial.

Yuk, klik di sini untuk mendaftar. Jangan ragu untuk mengambil langkah ini. Ingat, lo gak sendirian. Ingat, bahwa setiap langkah kecil yang lo ambil itu penting. Jangan pernah meremehkan kemajuan, sekecil apa pun itu. Setiap usaha yang lo lakukan untuk memperbaiki interaksi sosial dan kesehatan mental lo itu berharga. Jadi, teruslah berusaha, teruslah belajar, dan ingatlah bahwa lo selalu bisa mendapatkan bantuan jika lo membutuhkannya. #HidupSeutuhnya.

Berikut adalah tiga rekomendasi judul dari blog yang sudah kita bahas:

  1. Mengatasi Stres dengan Interaksi Sosial: Tips & Trik
  2. Manfaat Berinteraksi: Lebih dari Sekedar Obrolan
  3. Kesehatan Mental dan Sosial: Kunci Bahagia Generasi Muda

Referensi:

  1. Goffman, E. (1967). Interaction Ritual: Essays on Face-to-Face Behavior. Anchor Books.
  2. Hall, E. T. (1966). The Hidden Dimension. Doubleday.
  3. Hinde, R. A. (1997). Relationships: A Dialectical Perspective. Psychology Press.
  4. Knapp, M. L., & Daly, J. A. (2011). The Handbook of Interpersonal Communication, 4th ed. Sage Publications.
  5. Tannen, D. (1990). You Just Don’t Understand: Women and Men in Conversation. William Morrow and Company.
Read More
judi

Teknik Relaksasi Efektif untuk Atasi Stres Akibat Lembur

Di era yang serba cepat ini, kita sering terjebak dalam rutinitas kerja yang menuntut, termasuk kebiasaan lembur yang terkadang dianggap sebagai norma. Namun, penting untuk memahami bahwa meminimalisir waktu lembur bukan hanya tentang mengurangi jam kerja, melainkan tentang menciptakan keseimbangan yang lebih sehat dalam hidup kita. Mari kita bahas beberapa alasan mengapa hal ini sangat penting.

Meningkatkan Keseimbangan Hidup

Keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi adalah kunci untuk menjalani hidup yang lebih bahagia dan memuaskan. Dengan meminimalisir waktu lembur, Anda memberi diri Anda kesempatan untuk menghabiskan waktu berkualitas dengan keluarga, teman, atau mengejar hobi yang Anda sukai. Ini tidak hanya mengurangi tekanan kerja, tetapi juga memberikan Anda ruang untuk menikmati aspek lain dari kehidupan Anda .

Meningkatkan Kesehatan

Kesehatan adalah harta yang paling berharga, dan lembur berlebihan dapat berdampak negatif pada kesehatan fisik dan mental Anda. Stres dan kelelahan akibat jam kerja yang panjang dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, termasuk gangguan tidur, masalah pencernaan, dan bahkan depresi. Dengan mengurangi waktu lembur, Anda memberikan tubuh kesempatan untuk istirahat dan pulih .

Meningkatkan Produktivitas

Ironisnya, bekerja lebih lama tidak selalu berarti lebih produktif. Kualitas kerja sering menurun saat kita lelah atau stres. Dengan membatasi waktu lembur, Anda dapat menjaga fokus dan efisiensi kerja, sehingga pekerjaan yang Anda lakukan lebih berkualitas dan efektif .

Meningkatkan Kepuasan Kerja

Kepuasan kerja tidak hanya datang dari apa yang Anda kerjakan, tetapi juga dari bagaimana Anda bekerja. Dengan mengurangi waktu lembur, Anda akan merasa lebih puas dan menghargai waktu yang Anda habiskan di tempat kerja. Ini menciptakan lingkungan kerja yang lebih positif dan produktif .

Meningkatkan Kualitas Hidup

Kualitas hidup secara keseluruhan dapat meningkat dengan meminimalisir waktu lembur. Anda memiliki lebih banyak waktu untuk kegiatan yang memperkaya hidup Anda, seperti olahraga, berlibur, atau sekadar bersantai. Ini membantu Anda menjalani hidup yang lebih seimbang dan memuaskan .

Meminimalisir waktu lembur bukan hanya tentang mengurangi jam kerja, tetapi tentang menciptakan keseimbangan yang lebih baik dalam hidup, meningkatkan kesehatan, produktivitas, kepuasan kerja, dan kualitas hidup secara keseluruhan. Oleh karena itu, sangat penting untuk memperhatikan waktu lembur sebagai bagian dari strategi kerja Anda .

Namun, apa yang terjadi ketika kita gagal mengontrol waktu lembur? Bagaimana dampaknya terhadap kesehatan mental kita? Pada bagian berikutnya, kita akan membahas lebih dalam tentang Dampak Lembur Berlebihan terhadap Kesehatan Mental.

Dampak Lembur Berlebihan terhadap Kesehatan Mental

Setelah memahami pentingnya meminimalisir waktu lembur, kita perlu menyadari dampak negatif yang dapat ditimbulkan oleh lembur berlebihan terhadap kesehatan mental. Dampak ini tidak hanya mempengaruhi individu secara pribadi, tetapi juga dapat berpengaruh pada lingkungan kerja dan produktivitas secara keseluruhan.

Salah satu dampak paling serius dari lembur berlebihan adalah peningkatan risiko depresi. Karyawan yang terus-menerus bekerja lembur dapat merasa tertekan, kehilangan motivasi, dan merasa terisolasi dari kehidupan sosial dan keluarga. Hal ini dapat memicu perasaan kesepian dan ketidakberdayaan yang mendalam .

Kecanduan alkohol sering kali menjadi pelarian bagi beberapa karyawan yang mencoba mengatasi stres dan tekanan kerja. Lembur berlebihan dapat meningkatkan risiko kecanduan ini, karena alkohol sering digunakan sebagai cara untuk ‘melupakan’ masalah atau untuk bersantai setelah jam kerja yang panjang .

  • Kualitas Tidur yang Buruk

Kualitas tidur yang buruk adalah dampak lain dari lembur berlebihan. Kurang tidur atau tidur yang tidak berkualitas dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan mental, seperti stres, mudah marah, dan kesulitan berkonsentrasi. Ini juga dapat mempengaruhi kinerja kerja dan kesehatan fisik secara umum .

Gangguan kecemasan dapat diperburuk oleh jam kerja yang panjang dan tekanan untuk memenuhi tenggat waktu. Karyawan yang terus-menerus bekerja lembur mungkin merasa cemas dan khawatir tentang pekerjaan mereka, yang dapat mengarah pada kondisi kecemasan yang lebih serius .

Burnout adalah keadaan kelelahan fisik dan mental yang ekstrem, sering disertai dengan hilangnya motivasi dan perasaan tidak efektif di tempat kerja. Ini adalah hasil dari tekanan kerja yang berlebihan dan berkelanjutan, termasuk lembur berlebihan .

Untuk mengatasi dampak negatif ini, perusahaan perlu menyediakan dukungan dan sumber daya yang memadai untuk membantu karyawan mengelola waktu mereka dengan lebih baik. Program kesehatan mental dan manajemen stres dapat menjadi langkah penting dalam membantu karyawan mengatasi dampak negatif dari lembur berlebihan. Dengan memperhatikan kesehatan mental karyawan, perusahaan tidak hanya meningkatkan kesejahteraan karyawan tetapi juga produktivitas dan pencapaian tujuan bisnis secara keseluruhan .

Namun, apa yang dapat dilakukan oleh karyawan itu sendiri untuk mengurangi stres akibat lembur? Pada bagian berikutnya, kita akan membahas tentang berbagai Teknik Relaksasi untuk Mengurangi Stres Akibat Lembur.

Teknik Relaksasi untuk Mengurangi Stres Akibat Lembur

Setelah memahami dampak negatif lembur berlebihan terhadap kesehatan mental, penting bagi kita untuk mengetahui cara mengelola dan mengurangi stres yang diakibatkannya. Berikut adalah beberapa teknik relaksasi yang dapat membantu mengurangi stres akibat bekerja lembur.

Pernapasan dalam adalah teknik relaksasi yang sederhana namun efektif. Caranya, tarik napas dalam-dalam melalui hidung, tahan selama beberapa detik, lalu hembuskan perlahan melalui mulut. Ulangi beberapa kali. Teknik ini dapat membantu menenangkan pikiran dan mengurangi ketegangan .

Relaksasi otot progresif melibatkan menegangkan dan mengendurkan berbagai kelompok otot di tubuh. Ini dapat membantu mengurangi ketegangan otot dan mempromosikan rasa relaksasi. Mulailah dari ujung kaki dan bergerak ke atas ke kepala, secara bertahap menegangkan dan mengendurkan setiap kelompok otot .

Meditasi mindfulness melibatkan fokus pada saat ini dan menyadari pikiran serta perasaan tanpa menghakimi. Ini dapat membantu mengurangi stres dan mempromosikan relaksasi. Cukup duduk dengan nyaman, tutup mata, dan perhatikan aliran napas Anda, serta pikiran dan perasaan yang muncul tanpa terlibat dengan mereka .

Yoga menggabungkan postur fisik, teknik pernapasan, dan meditasi untuk mempromosikan relaksasi dan mengurangi stres. Yoga tidak hanya membantu secara fisik tetapi juga memberikan manfaat mental, membantu menenangkan pikiran dan mengurangi kecemasan .

Imajinasi terbimbing melibatkan visualisasi sebuah adegan yang damai dan santai dalam pikiran. Ini dapat membantu mengurangi stres dan mempromosikan relaksasi. Bayangkan diri Anda di tempat yang tenang dan damai, rasakan sensasi yang menyenangkan dari tempat tersebut, dan biarkan itu membawa Anda ke keadaan relaksasi yang lebih dalam .

Dengan mempraktikkan teknik-teknik relaksasi ini secara teratur, individu dapat mengurangi stres yang disebabkan oleh lembur dan meningkatkan kesejahteraan keseluruhan. Sangat penting untuk memprioritaskan perawatan diri dan mengambil istirahat saat dibutuhkan untuk menghindari burnout dan menjaga kesehatan yang baik .

Namun, selain teknik relaksasi, ada aspek lain yang penting untuk diperhatikan, yaitu membangun kebiasaan kerja yang lebih sehat. Pada bagian berikutnya, kita akan membahas bagaimana Membangun Kebiasaan Kerja yang Lebih Sehat.

Cara Membangun Kebiasaan Kerja yang Lebih Sehat

Setelah memahami berbagai teknik relaksasi untuk mengurangi stres akibat lembur, penting juga untuk membangun kebiasaan kerja yang lebih sehat. Kebiasaan ini tidak hanya membantu mengurangi stres, tetapi juga meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan secara keseluruhan. Berikut adalah beberapa tips untuk membangun kebiasaan kerja yang lebih sehat.

  • Prioritaskan Keseimbangan Hidup dan Kerja

Keseimbangan antara kehidupan kerja dan pribadi adalah kunci untuk menjaga kesehatan mental dan fisik. Penting untuk menetapkan batasan antara waktu kerja dan waktu pribadi, serta memastikan bahwa kedua aspek ini mendapat perhatian yang seimbang .

  • Komunikasi Terbuka dan Jujur

Komunikasi yang terbuka dan jujur antara karyawan dan atasan dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih sehat. Hal ini memungkinkan karyawan untuk menyampaikan kebutuhan dan batasan mereka, serta mendapatkan dukungan yang diperlukan .

  • Budaya Apresiasi dan Penghargaan

Mengembangkan budaya yang menghargai dan mengapresiasi karyawan dapat meningkatkan motivasi dan kepuasan kerja. Pengakuan atas kerja keras dan pencapaian dapat memberikan dampak positif yang besar terhadap moral dan kesejahteraan karyawan .

  • Aktivitas Fisik dan Olahraga

Melakukan aktivitas fisik dan olahraga secara teratur adalah penting untuk menjaga kesehatan tubuh. Ini tidak hanya membantu mengurangi risiko penyakit fisik, tetapi juga meningkatkan mood dan energi .

  • Jadwal Kerja yang Efektif

Mengatur jadwal kerja yang efektif dan produktif dapat membantu mengurangi kebutuhan untuk lembur. Hal ini termasuk mengatur waktu istirahat yang cukup dan menghindari pengambilan tugas yang berlebihan .

  • Kurangi Penggunaan Teknologi Berlebihan

Penggunaan teknologi dan media sosial yang berlebihan dapat menyebabkan kelelahan mental. Penting untuk mengatur waktu penggunaan teknologi dan mengambil istirahat dari layar secara teratur .

  • Fokus pada Tugas yang Sedang Dikerjakan

Menghindari multitasking yang berlebihan dan tetap fokus pada satu tugas pada satu waktu dapat meningkatkan efisiensi dan mengurangi stres. Ini membantu menyelesaikan pekerjaan dengan lebih cepat dan dengan kualitas yang lebih baik .

  • Aktivitas Menyenangkan di Luar Pekerjaan

Melakukan aktivitas yang menyenangkan di luar pekerjaan adalah penting untuk mengurangi stres dan meningkatkan kesehatan mental. Ini bisa berupa hobi, olahraga, atau menghabiskan waktu bersama keluarga dan teman .

Dengan menerapkan kebiasaan kerja yang lebih sehat ini, seseorang dapat mencapai keseimbangan yang lebih baik dalam kehidupan, meningkatkan kesehatan fisik dan mental, serta meningkatkan produktivitas dan efisiensi kerja.

Namun, apa kesimpulan yang dapat kita tarik dari semua ini? Pada bagian berikutnya, kita akan merangkum poin-poin penting dari pembahasan kita dan memberikan kesimpulan akhir.

Kesimpulan

Keseimbangan antara kehidupan kerja dan pribadi harus menjadi prioritas utama. Ini tidak hanya berdampak pada kesehatan mental dan fisik kita, tetapi juga pada kualitas hidup secara keseluruhan. Kita harus ingat bahwa bekerja adalah bagian dari hidup, bukan sebaliknya.

Untuk mencapai keseimbangan ini, diperlukan langkah aktif baik dari individu maupun organisasi. Individu perlu mengadopsi kebiasaan kerja yang lebih sehat dan mempraktikkan teknik relaksasi, sementara organisasi perlu menciptakan lingkungan kerja yang mendukung keseimbangan ini.

Salah satu cara untuk membantu mencapai keseimbangan ini adalah melalui pelatihan. Pelatihan dapat membantu individu dan organisasi memahami pentingnya keseimbangan kerja dan kehidupan, serta memberikan alat dan teknik untuk mencapainya.

Life Skills Indonesia, menawarkan program In-House Training yang membantu memberikan solusi pelatihan yang disesuaikan untuk membantu karyawan dan organisasi dalam membangun kebiasaan kerja yang lebih sehat dan produktif. Program ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan unik setiap organisasi, dengan fokus pada peningkatan keseimbangan hidup dan kerja, serta kesehatan mental karyawan.

Untuk Anda yang tertarik untuk membawa perubahan positif dalam organisasi Anda, In-House Training dari Life Skills dapat membantu, kunjungi link berikut satu.bio/daftariht-igls . Jangan lewatkan kesempatan untuk meningkatkan kesejahteraan dan produktivitas di tempat kerja Anda.

Dengan mengambil langkah proaktif dalam membangun kebiasaan kerja yang lebih sehat dan memanfaatkan sumber daya seperti pelatihan yang ditawarkan oleh Life Skills, kita dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih sehat, produktif, dan harmonis. Ingat, investasi dalam kesehatan mental dan keseimbangan hidup adalah investasi dalam masa depan kita yang lebih cerah dan lebih seimbang.

Referensi

National Safety Council, (2004). Manajemen stres dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu: keterampilan coping yang efektif, teknik relaksasi, dan gaya. Ejournal UMM, 1(1), 1-10.

Wardhana, A. K., (2018). STRES KERJA: Penyebab, dampak, dan solusinya (Studi kasus pada karyawan NET. Yogyakarta) [Master’s thesis, Universitas Islam Indonesia].

Roby Rizky, (2020). Cara cepat mengatasi sakit kepala saat kerja lembur.

Request Pelatihan SDM Satu Persen x Life Skills ID

Untuk Perusahaan, NGO dan Pemerintahan:

+62 882-9762-5596 (Margareth, Whatsapp)

Untuk Organisasi dan Kemahasiswaan:

+62 851-7317-1568 (Sheila, Whatsapp)

Read More
judi

Stres Berat: Penyebab dan Cara Mengatasinya

penyebab cara mengatasi stress berat

Stres berat terkadang dihadapi oleh beberapa orang akibat dari permasalahan hidup yang sedang mereka hadapi. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa hidup manusia memang penuh tantangan yang terkadang bikin stres berat. Mungkin seringkali kamu berpikir “kok hidup susah banget ya” “ah aku gak kuat nih hidup kaya gini terus”, stres berat banget lah kalau kamu udah mikirin hidup.

Seringkali juga kamu mikir kalau bakalan enak banget kalau kamu bisa tutup mata dan ketika kamu buka mata, hidupmu jadi jauh lebih sukses. Jadi gak bakal tuh kamu stres berat gara-gara mikirin hidup. Perasaan-perasaan ini memang nyata dan dekat ya bagi sebagian orang. Apalagi, di sekolah, sebagian dari kita mungkin gak pernah diajarin gimana caranya buat mengatasi perasaan atau pengalaman kaya gini.

Nah, buat kamu yang pusing mikirin hidup jangan sampai kamu dibikin stres berat karenanya ya. Mending kamu baca artikel ini sampai akhir supaya kamu bisa menghilangkan stres-stres yang sedang kamu hadapi. Disini Satu Persen akan menjabarkan konsep menemukan power kamu kembali dengan menggunakan imajinasi kamu, dan mungkin bisa membantu kamu dalam menemukan jalan keluar yang lagi kamu cari-cari. Jadi kamu bisa terhindar dari yang namanya stres berat, simak sampai habis yaa.

Alasan kenapa kamu stres berat

Pernah nggak sih ngerasa terjebak dalam hidup? Stuck rasanya untuk ngapa-ngapain dan nggak tau harus ngapain. Ngerasa nggak cukup baik bagi siapapun. Dan, lama-lama rasanya kaya nggak ada hal menyenangkan lagi yang bisa kamu rasain.

Atau mungkin sering diam-diam ngerasa gagal, dan nggak enak banget ya untuk ngerasain kaya gini, karena ujung-ujungnya bisa menghambat semangat, menghambat kebebasan, atau bahkan mencegah kamu untuk jadi diri sendiri jadinya stres berat deh, jangan sampai ya. Kenapa ya kira-kira kita bisa ngerasa kaya gini?

Nah, yuk coba kita refleksikan lagi sama-sama, sebenarnya apa sih yang bikin kamu ngerasa terjebak di situasi yang sudah disebutkan tadi? Ada beberapa alasan yang sering ditemui untuk kasus kaya gini:

  • Adanya perasaan defensif, awalnya ini jadi cara kita untuk melindungi diri dari perasaan nggak nyaman. Nggak nyaman dalam hal apa? Malu, misalkan. Malu kalau nanti kita gagal, dan lain sebagainya. Tapi, lambat laun, kita jadi tenggelam dalam perasaan ini dan jadi sulit untuk memaafkan diri sendiri atau orang lain.
  • Ada yang berakar dari perfeksionis, terjebak dengan standar yang tinggi banget buat diri sendiri, jadinya ngerasa kaya gagal banget gitu kalau ngelakuin satu kesalahan.
  • Perasaan takut untuk membuat kesalahan, dan jadinya kita terbiasa untuk minta maaf ke hal-hal kecil yang sebetulnya bukan salah kita.
  • Terjebak dalam prokrastinasi, yang awalnya takut atau malu kalo bakal gagal dalam mencapai sesuatu, jadi cemas dan malah nunda-nunda hal yang harus dikerjain.

Padahal, kenyataannya, everyone fails more often than we realize. Semua orang pernah ngerasa gagal, tapi ternyata kita lebih terpapar sama cerita-cerita orang yang sukses aja. Kita sering membayangkan hidup orang lain yang kayaknya lebih wah dan kadang bikin kita mikir, “enak banget ya hidup kaya dia”, kita jadi insecure sama diri hidup sendiri deh gara-gara ini.

Cara Mengelola Stres (Stress Management) – Satu Persen Audio Insight Eps. 1

Coba “lari” dari kenyataan saat stres berat

Setelah melakukan beberapa riset dan satu buku yang berjudul The Alter Ego Effect dari Todd Herman, seorang mental coach untuk pebisnis dan atlet-atlet besar dunia. Saat stres berat kamu bisa bilang kalau kamu bisa menjadi apapun yang kamu mau. Terus gimana caranya?

Simply dengan ngerasain gimana rasanya jadi orang yang kamu kagumi untuk ‘bermain’ di medan apapun yang sedang kamu hadapi.  Karena, ketika manusia lagi dilanda perasaan bosan, cemas, marah, cemburu, kewalahan, atau ketakutan, manusia cenderung untuk nggak bisa bernalar sendiri. Maka dari itu, kamu bisa menggunakan imajinasi, meminjam identitas alter ego yang kamu buat untuk menghadapi situasi-situasi menantang dalam diri kamu.

Lalu, sekarang apa yang harus dilakukan? Yang harus kamu lakukan adalah dengan membuat dan memainkan peran alter ego kamu.

  • Pertama-tama, pilih nama dari karakter yang kamu sukai atau kagumi sifat-sifatnya, bisa dari karakter TV, pahlawan super, penghibur, tokoh masyarakat, atlet, anggota keluarga, dan lain-lain.
  • Kedua, kasih kekuatan super yang relevan dengan konteks kamu sendiri.

Contohnya kayak mendiang Kobe Bryant ya, dia pake nama Black Mamba, yang dia dapatkan dari film Kill Bill. Nah, nama ini melambangkan ketangkasan dan agresivitasnya di lapangan.

Terus, kalau kamu udah ngebuat alter ego yang kamu inginkan, alih-alih ngebayangin bahwa betapa bahagianya kalo misal kamu ada di hidup orang tersebut, coba bayangin kalau dia yang ada di hidup kamu, menjalani masalah yang lagi kamu hadapi nih sekarang? Kira-kira dia bakal ngapain?

Harapannya, dengan mengaktifkan alter ego kita, diri kita yang berani, diri kita yang heroik, diri kita yang bijak, kita jadi bisa melihat dunia dengan kacamata observer. Dari sini, kamu bisa lebih banyak menggali perspektif yang bisa ngebantu kamu dalam mengambil keputusan sehari-hari. Karena sejatinya, hidup terdiri dari pilihan yang tak terbatas, dan kadang pilihan-pilihan terkecil dalam hidup bisa ngerubah hidup kamu selamanya.

Tapi balik lagi, kapasitas stres berat itu relatif dan yang dapat ditanggung orang beda-beda intensitasnya, mungkin dari solusi yang disampaikan ini ada yang ngerasa  cocok dan udah ada yang langsung tau harus ngapain, dan ada pula yang nggak.

Sebesar apapun masalah yang lagi kamu hadapi, semuanya sama berartinya untuk terus diperjuangkan. Nah, makanya, penguraian masalah lebih lanjut dengan yang lebih ahli tuh sangat dibutuhkan. Sama seperti kalo kamu lagi sakit kepala misalnya, berhari-hari, ga sembuh-sembuh, dan kamu memutuskan pergi ke dokter untuk diperiksa dan minta resep obatnya.

Konsultasi Satu Persen Psikolog

Nah, sama halnya kalo kamu lagi stres berat. Hal yang kamu bisa lakukan ketika kamu udah gak sanggup lagi menahannya adalah dengan konsultasi. Nggak ada salahnya kok kamu konsultasi ke ahlinya buat nanganin stres kamu, karena terkadang kita membutuhkan sudut pandang orang lain untuk membantu kita menyelesaikan masalah.

Kamu bisa coba layanan mentoring online di Satu Persen loh. Nanti kamu akan diberikan assesment buat ngeliat seberapa besar masalah yang kamu hadapi dan mencari akar dari masalah itu. Setelah itu kamu akan diberikan tugas-tugas yang bermanfaat untuk meredakan masalahmu, atau berfungsi sebagai refleksi diri. Kamu juga nggak perlu khawatir karena mentor yang akan membantumu sudah sangat berpengalaman menangani masalah-masalah tersebut, bahkan sudah banyak testimoni baik dari pengguna layanan ini sebelumnya.

Nah, kamu juga bisa mencoba mencari tahu tingkat stres yang kamu alami dengan mengikuti Tes Tingkat Stres gratis dari Satu Persen. Akhir kata, aku yakin kamu bisa melewati masalah-masalah yang kamu hadapi dan semoga kamu mendapatkan manfaat lebih setidaknya 1% setelah kamu baca artikel ini.

Jangan lupa juga buat follow instagram @satupersenofficial dan Channel Youtube Satu Persen buat dapat informasi menarik tentang kesehatan mental dan pengembangan diri. Simak video di bawah ini tentang stres berat untuk lebih mendapat penjelasan mendalamnya.

Referensi

Herman, Tood. (2019). The Alter Ego Effect: The Power of Secret Identities to Transform Your Life. New York: Harper Business

Annonymous. (2017). What Causes Stress? Mind. Retrieved from https://www.mind.org.uk/information-support/types-of-mental-health-problems/stress/causes-of-stress/

Read More
judi

Cara Mengelola Stres yang Tepat

Coba deh yang baca artikel ini tunjuk tangan, siapa yang nggak pernah ngalamin stres, pasti gak ada kan. Yup hampir semua orang pasti tidak luput dari yang namanya stres, entah itu karena masalah besar atau bahkan masalah kecil pun kalau berlarut-larut gak selesai bisa bikin kita stres juga bukan. Apalagi di situasi pandemi seperti saat ini yang menganjurkan masyarakat untuk tinggal dirumah, sering memicu munculnya stres.

Stres sebenarnya adalah sesuatu yang wajar di kehidupan kita, stres adalah respon otak dan tubuh kita terhadap setiap perubahan. Tubuh bereaksi terhadap perubahan ini dengan tanggapan emosional, fisik, dan mental.

Stres juga berbahaya loh guys kalo dibiarin, bisa bikin kita nggak produktif dalam melakukan pekerjaan dan bisa juga bisa memicu gangguan mental dan kesehatan. Terus, biasanya apa nih yang kalian lakuin kalau kalian lagi stres banget, jalan-jalan, nonton, atau sekadar nongkrong di cafe. Kalau dengan ngelakuin kegiatan itu udah bisa bikin mood kalian bangkit lagi bagus dan lanjutkan.

Nah, kali ini Satu Persen bakalan bahas tentang mengelola stres dengan menerapkan manajemen stres sehingga harapannya bisa sedikit membantu kalian saat menghadapi stres.

Mengenal stress dan penyebabnya

Sebelum membahas manajemen stres ada baiknya kamu paham dulu sih tentang stres dan penyebabnya, supaya mendapat penanganan yang tepat. Stres sendiri merujuk pada persepsi psikologis tentang “tekanan” saat menghadapi masalah misalnya, dan respon tubuh terhadapnya.

Selain itu stres juga melibatkan banyak sistem dari metabolisme otot hingga memori. Persepsi ini nantinya memicu sistem respon otomatis, yang dikenal dengan respon ‘melawan-atau-lari’ yang diaktifkan oleh sinyal hormonal.

Stres biasanya bisa muncul karena adanya peristiwa yang memicu baik itu internal dan eksternal. Misalnya tiba-tiba dimarahi terus terancam kehilangan pekerjaan, pekerjaan menumpuk jadi bingung membagi waktu, bingung mikirin utang, dan sebagainya.

Peristiwa ini kemudian memicu aliran hormon, termasuk adrenalin dan kortisol, yang melonjak ke seluruh tubuh. Hormon ini berfungsi meningkatkan detak jantung dan sirkulasi darah untuk mendukung tindakan cepat, memobilisasi lemak dan gula untuk energi, memusatkan perhatian untuk melacak bahaya, mempersiapkan otot untuk bergerak, dan banyak lagi. Lalu memunculkan respon untuk menyelesaikan masalah.

Tanda-tanda kalau kamu sedang mengalami stres biasanya kamu insomnia, sakit perut, otot tegang, jantung berdegup kencang, susah berkonsentrasi, kelelahan.  Kalau kamu sudah mengalami tanda-tanda ini kamu bisa menerapkan manajemen stres untuk meredakannya, yang akan dibahas selanjutnya ya.

Kunci manajemen stres

Dilansir dari Psychology Today, Tchiki Davis, seorang psikolog, memberikan lima kunci cara untuk memanage stres di setiap tempatnya.

  1. Cari tau cara mengurangi stres di tempat kerja

Kalau stres-mu karena pekerjaan, coba deh pikirkan untuk ganti pekerjaan sesuai passionmu, negosiasi untuk ganti kelompok kerja/atasan jika ini memberatkanmu. Atau pertimbangkan untuk mengambil cuti panjang, liburan diakhir pekan. Membagi pekerjaan dengan rekan kamu untuk mengurangi beban kerja. Explore pilihan apa yang menurutmu nyaman.

2. Explore cara mengurangi stres di rumah

Berada di rumah juga gak jarang malah bikin stres loh guys, ini biasanya banyak terjadi di masa pandemi seperti saat ini. Saat wfh kamu dituntut untuk tetap bekerja untuk kantor dan mengerjakan pekerjaan rumah. Bagi sebagian orang yang tidak bisa mengatur waktu, jam istirahat mereka malah jadi korban, sehingga tidak jarang membuat stres.

Nah coba deh cari cara untuk mengatasi stres di rumah. Apakah itu dengan nonton film, berjalan-jalan keliling kompleks, olahraga, memasak makanan kesukaan, dll. Kamu juga bisa mengkomunikasikan dengan anggota keluargamu kalau ada pekerjaan kantor yang harus kamu selesaikan, sehingga meminta yang lain untuk melakukan pekerjaan rumah.

3. Explore cara mengurangi stres mental

Kalau kamu sudah mencoba untuk mencari tahu apa yang membuatmu stres, tapi tidak menemukan jawaban. Coba deh buat melihat secara jujur keyakinan, nilai, dan perspektif kamu tentang kehidupan. Cobalah untuk lebih kooperatif, penyayang, perhatian sama orang lain, ramah, baik hati, dan positif. Stres kita berkurang saat kita relatif terbuka dan fleksibel, daripada tegang. Dan stres kita pasti berkurang saat kita bahagia atau bersenang-senang bukan.

4. Lakukan pendekatan “sehat” untuk mengurangi stres

Biasanya orang cenderung lebih mudah melewati masa stres jika fisik-nya sehat, kamu bisa coba lakukan contoh-contoh berikut.

  • Makan makanan bergizi atau melakukan “diet mediterania” yang dikenal dengan diet sehat. Seperti banyak mengkonsumsi buah dan sayuran segar, minyak zaitun, biji-bijian, kacang-kacangan, polong-polongan, dan ikan. Kamu juga boleh menambahkan porsi kecil ayam, telur, keju, dan yogurt, serta hindari daging merah. Diet ini menganjurkan agar kita menghindari kelebihan gula, soda, makanan olahan, biji-bijian olahan, daging olahan, dan lemak trans.
  • Olahraga, olahraga ini baik untuk meningkatkan hormon serotonin yang membuat kita merasa bahagia, sehingga dapat membantu untuk menghilangkan stres. Lakukan olahraga ringan terlebih dahulu seperti berjalan kaki.
  • Tidur yang cukup, kita dianjurkan untuk tidur 7-8 jam setiap malam, tetapi akan bergantung menurut usia, jenis kelamin, intensitas aktivitas fisik, dan kebiasaan. Dengarkan tubuh kamu, jika sudah merasa lelah, tidurlah.
  • Beristirahatlah dari teknologi. Salah satu pemicu stres paling umum adalah melihat dunia digital. Pancaran layar hp atau laptop juga menimbulkan ketegangan mata dan sakit kepala.
  • Bersosialisasi. Terkadang kita terlalu banyak berselancar di dunia maya hingga lupa kalau kita hidup di dunia nyata. Jangan lupa untuk bertemu dengan temanmu di dunia nyata. Selain itu bersosialisasi juga efektif supaya kamu bisa menceritakan keluh kesahmu dan meminta saran mereka ketika kamu sedang ada masalah.

5. Pelajari teknik relaksasi untuk mengurangi stres

Beberapa teknik yang bisa kamu lakukan seperti:

  • Menarik napas dalam-dalam
  • Menyalakan musik yang menenangkan ketika bekerja dan bersantai, kalau aku merekomendasikan untuk mendengarkan musik klasik dari Mozart, Chopin, dan Beethoven.
  • Latihan meditasi, kamu bisa memulainya dengan menutup mata sambil menarik napas dalam-dalam. Hitung napas saat menghembuskan napas secara perlahan untuk membantu menenangkan pikiran yang gelisah.
  • Mandi air panas atau berendam di bak mandi air panas. Air panas memberikan sensasi menenangkan dan melemaskan otot.
  • Lakukan hal kreatif yang kamu sukai. Seperti membuat sketsa, menyanyi, menari, membuat perhiasan, berkebun, dll.

Nah kamu bisa coba praktekin langkah-langkah management stress yang udah Satu Persen berikan buat kamu. Tapi kalau kamu mengalami stres berkepanjangan, terus sudah mengganggu kehidupan sehari-harimu, lebih baik kamu mengkonsultasikannya.

Kamu bisa konsultasi di layanan mentoring Satu Persen  yang akan membantu kamu buat keluar dari stres berkepanjangan. Udah banyak juga loh yang sukses balik ke kehidupan normal mereka setelah ikut mentoring, yuk liat testimoni-nya di blog atau di instagram @satupersenofficial. Coba juga Tes Tingkat Stres gratis dari Satu Persen supaya kamu memiliki gambaran mengenai stres yang kamu alami.

Jangan lupa juga follow instagramnya buat dapat informasi menarik buat diskon mentoring yah 🙂 dan juga cek YouTube Channel Satu Persen buat liat video penting tentang kesehatan mental, pengembangan diri, karir, dan masih banyak lagi. Sekian dari aku, semoga artikel ini membantu 🙂

Referensi

Stoler, Diane Robert. (2020). Are You Stress Out? Psychology Today. Retrieved from https://www.psychologytoday.com/intl/blog/the-resilient-brain/202006/are-you-stressed-out

David, Tchiki. (2020). How to Relieve, Manage,and Overcome Stress. Psychology Today. Retrieved from https://www.psychologytoday.com/intl/blog/click-here-happiness/202001/how-relieve-manage-and-overcome-stress

Read More
judi

5 Makanan Ini Bisa Bantu Kamu Menghilangkan Stres

5 Makanan Ini Bisa Bantu Kamu Menghilangkan Stres
Satu Persen – Makanan Ini Bisa Bantu Kamu Menghilangkan Stres

Halo! How was your day, Perseners? Kenalin aku Ruth, salah satu Associate Blog Writer di Satu Persen.

Ngabisin waktu di kosan aja seringkali bikin aku cepat stres. Hal ini berujung bikin aku jadi banyak banget makan. Karena masih stay at home, jadi gak bisa tuh nongkrong makan di burjo alias warung bubur kacang ijo. Alhasil, aku lebih sering pesan lewat aplikasi online.

Baca juga: 11 Bulan Pandemi: Gangguan Kecemasan Mulai Timbul

Kalo lagi stres, udah deh… Rasanya jari lebih gampang buat klik makanan ini itu karena judulnya ‘self reward’. Ditambah lagi, praktis banget kalo pake aplikasi. Gak perlu ke warung. Tiba-tiba dari martabak sampe seblak udah nyampe ke rumah.

Enak, sihWalaupun aku tahu makanan kayak gitu gak sehat, tapi seringkali mood aku jadi lebih netral abis makan. Dan, kamu tahu gak? Sebenarnya ada, loh, makanan-makanan yang emang ampuh buat ngilangin stres dan bikin mood jadi bagus.

Nah, daripada besok-besok kamu beli makanan yang random, yang akhirnya ngaruh buruk ke tubuh ataupun mood kita. Mendingan, lo coba simak nih artikel di bawah ini sampe selesai buat tau makanan yang lebih ampuh buat ngilangin stres kamu!

Kenapa Banyak Makan Pas Stres?

Sebelum aku bahas ke makanan. Kita bahas dulu tentang fenomena stres dan makanan.

Bisa dibilang, banyak banget orang yang kalo mereka stres, mereka itu makan. Emang gak semua sih. Dan ini juga bergantung sama beberapa faktor.

Nah, terus kenapa beberapa orang banyak makan pas stres? Umumnya bisa karena,

1. Situasi

Misalnya kamu stres karena habis kerja, sekolah, atau kegiatan lainnya. Mungkin aja kamu mengaitkan rasa stres itu dengan sensasi lapar atau gak ada tenaga. Jadi, pikiran kalo kamu lapar dipengaruhi oleh rasa lapar yang normal (kekurangan energi) dan kelaparan hedonis (yaitu dorongan, perasaan, dan pikiran tentang makanan).

Sumber: Pinterest

2. Faktor Kepribadian

Kepribadian kamu bisa menentukan cara kamu memotivasi dan mengatur dirimu dalam mengonsumsi makanan. Ada orang yang impulsif jadi gak mempertimbangkan konsekuensi dari mengonsumsi makanan yang gak sehat. Ada juga beberapa orang yang lebih responsif buat ningkatin mood-nya dengan junk food.

Coba juga: Tes Kepribadian MBTI

Hal ini bisa kamu tangani dengan lebih mengenali dulu sikapmu gimana kalo lagi stres. Misal kamu orang yang impulsif, sebelumnya bisa catat di notes hp cara apa aja sih yang baik buat kamu dalam nanganin pikiran negatif itu. Supaya kedepannya kamu gak perlu wara wiri lagi atau buat keputusan dengan makan makanan yang gak sehat.

Kalo kamu mau tahu lebih jauh cara menyikapi stres, coba tonton aja video di bawah ini!

3. Faktor Biologis

Salah satu faktor biologis yang berkaitan erat sama perilaku makan pas stres adalah status berat badan. Dibandingin sama orang dengan berat badan yang lebih rendah, orang dengan berat badan yang lebih cenderung makan berlebihan setelah mengalami perasaan gak menyenangkan.

Hal ini bisa dipicu karena kebiasaan sehari-hari juga yang ngikut pas emosi negatif menyerang. Jadi, karena memang terbiasa makan makanan gak sehat, ngelakuin itu pas stres udah jadi hal yang lumrah.

Memang alasan makan pas stres bisa bermacam-macam. Tapi, kamu bisa coba antisipasi hal-hal di atas. Misalnya, kalo kamu mau beli makanan yang gak sehat. Coba pikirin nanti kedepannya kamu bakal lebih susah buat milih makanan sehat dan makanan yang cuman penuhin nafsu kamu aja.

Jadi, makanan yang sehat untuk dikonsumsi pas stres itu kayak gimana?

5 Makanan Ampuh Bantu Hilangkan Stres

1. Makanan Berserat

Maksud makanan berserat disini kayak kacang-kacangan. Mungkin kamu sudah tau, kalo kacang-kacangan itu kaya nutrisi. Tapi, kacang juga punya vitamin B sama asam lemak sehat dalam diri mereka, loh.

Dalam penelitiannya, E.Meyerowitz bilang kalo vitamin B itu bisa bantu mengurangi stres. Khususnya, vitamin B1, B2, B3, B6 dan B12 bantu ngejaga kesehatan sistem saraf. Di sinilah vitamin itu masuk ke sistem saraf yang memicu stres dan bisa melawan gejala stres secara efektif.

Selain kaya vitamin B, kacang dan biji-bijian juga tinggi magnesium yang bisa menangani kecemasan lebih baik. Kamu bisa banget coba ngemil almond, kacang mede, kenari, atau lainnya. Tapi, ingat juga buat batasi porsi sekitar segenggam sehari ajaa buat menghindari kalori berlebih.

Misal kamu alergi kacang, bisa juga coba oatmeal. Campur oatmeal sama buah-buahan biar gak terlalu hambar. Atau coba tonton video-video masak gimana variasiin oatmeal supaya kamu gak bosan.

2. Makanan Hijau

Kalo kamu alergi kacang atau terlalu mager bikin oatmeal, tenang aja. Sayuran hijau juga ada yang kaya nutrisi dan vitamin B, kok. Bahkan sayuran ini gampang banget kamu temui di warteg.

Gambar oleh Karolina Grabowska dari Pixabay

Sayuran hijau kayak bayam atau seledri mengandung folat yang bisa bantu tubuh menghasilkan dopamin alias zat kimia otak yang merangsang rasa bahagia. Menurut Harvard Health Publishing (2007), orang yang konsumsi banyak folat punya gejala depresi yang lebih rendah daripada mereka yang makan paling sedikit.

3. Makanan dengan Vitamin C

Beberapa penelitian bilang kalo vitamin C bisa bantu meredakan stres. Salah satunya dalam The Journal of Nutritional Biochemistry (2020), disebutkan kalo vitamin C bisa lebih cepat dalam membersihkan kortisol. Kortisol sendiri itu hormon utama stres yang meningkatkan gula dalam aliran darah.

Kamu bisa coba nih, makan buah-buahan yang kaya vitamin C. Kayak stroberi, jeruk, atau kiwi. Kalo bosan sama mentahannya, bisa juga dibikin jadi jus. Tapi, usahakan tetap yang murni ya bukan sebatas perasa aja!

4. Cokelat Hitam

Kabar baik buat kamu penyuka cokelat! Cokelat hitam bisa mengurangi stres dengan dua cara – dari dampak kimianya sama dampak emosionalnya. Cokelat berasa kayak kesenangan yang bisa dimakan kalo buat orang-orang yang suka. Dan perasaan itu sendiri udah bisa bantu mengurangi stres, kalo kata E.Meyerowitz.

Sumber: Pinterest

Cokelat hitam yang kaya antioksidan bisa bantu mengurangi stres dengan menurunkan kadar hormon stres dalam tubuh. Tapi, Meyerowitz juga titip pesan untuk menikmati cokelat hitam secukupnya aja, ya. Secukupnya menurut beliau itu makan hanya seperempat dari batang coklat hitam kecil (sekitar 1 ons) dalam sehari.

5. Probiotik Bukan Prebiotik

Last but not least. Menurut Harvard Health Publishing lagi, makanan dengan kandungan probiotik bisa nanganin stres karena meningkatkan pencernaan dan penyerapan nutrisi. Kayak tempe, yogurt, acar, atau kimchi juga bisa jadi pilihan kalo kamu senang makanan Korea.

Perlu diingat kalo kesehatan usus juga penting dalam menangani stres. Karena usus terhubung sama sistem saraf di saluran pencernaan yang disebut sistem saraf enterik, dan sistem saraf pusat, yang mencakup otak. Jadi, bisa dibilang kesehatan usus kamu punya korelasi langsung sama meningkatnya kecemasan dan depresi.

Nah, kayak yogurt juga, minuman fermentasi lainnya kayak susu yang mengandung Lactobacillus casei juga bisa meningkatkan kadar serotonin untuk mengatasi stres kamu.

Makanan-makanan yang kusebutin di atas memang bisa menenangkan pikiran sama perasaan kamu. Tapi, gak bisa dipungkiri juga kalo mereka semua sifatnya sesaat aja. Ibaratnya cuman pain killer gitu, tapi gak menyelesaikan masalah atau menuntaskan perasaanmu.

Apa kamu mau menangani stres hanya dengan makan terus?

Jadi, kalo dirasa perasaan stres itu udah ganggu kamu dalam menjalani aktivitas sehari-hari, kamu bisa mengikuti layanan mentoring yang disediakan oleh Satu Persen. Nantinya, kamu bakal dikasih tahu penanganan yang baik untuk mengatasi stres yang kamu alami.

Selain bisa cerita dan mencari jalan keluar dari masalahmu bareng Mentor Satu Persen, kamu juga bisa dapat banyak benefit lainnya, loh! Untuk benefitnya cukup klik aja gambar di bawah ini, ya.

Sekian dulu dari aku, semoga artikel ini bisa membantu kamu lebih lagi menuju #HidupSeutuhnya, setidaknya Satu Persen setiap harinya. Terima kasih dan sampai jumpa!

References

Blackmores. (2020, June 3). Vitamin B for Stress. Blackmores.com. Retrieved April 26, 2020, from https://www.blackmores.com.au/energy/vitamin-b/vitamin-b-for-stress#:~:text=Vitamins%20B1%2C%20B2%2C%20B3%2C,fight%20the%20symptoms%20of%20stress

Emamzadeh, A. (2019, January 2). Why We Engage in Emotional Eating. Psychological Today. Retrieved April 27, 2020, from https://www.psychologytoday.com/us/blog/finding-new-home/201901/why-we-engage-in-emotional-eating#:~:text=Perhaps%20because%20they%20associate%20feelings,%2C%20and%20thoughts%20about%20food

Kubala, J. (2020, June 8). 18 of the Best Stress-Relieving Foods. healthline.com. Retrieved April 27, 2021, from https://www.healthline.com/nutrition/stress-relieving-foods#6.-Organ-meats

Lawson, W. (2003, February 4). Eat Right To Fight Stress. Psychology Today. Retrieved April 27, 2021, from https://www.psychologytoday.com/intl/articles/200302/eat-right-fight-stress

Siegel, K. (2019, March 26). The 10 best Foods to Help Fight Stress. Everyday Health. Retrieved April 26, 2021, from https://www.everydayhealth.com/diet-nutrition-pictures/how-to-reduce-stress-with-diet.aspxtress.

Read More
judi

Cara Menghilangkan Stres Berkepanjangan

Satu Persen – Kembali Bahagia Tanpa Rasa Stres

How are you, buddy? Ngga kerasa ya ternyata pandemi covid-19 udah terjadi satu tahun lebih. Semua kegiatan kita dilakukan secara jarak jauh, dan semuanya berubah jadi serba online. Tapi ternyata aktivitas yang serba online ini malah meningkatkan stres loh, begitu yang gue dengar dari pengakuan beberapa teman gue.

Jujur, gue juga setuju dengan hal itu sih. Mungkin sebagian dari lo juga setuju, bukan? Apalagi lo yang harus WFH atau SFH, entah itu pagi, siang, sore atau bahkan malam ada aja kegiatannya. Waktu kayanya udah bukan jadi hambatan lagi sekarang.

cr pict: popsugar.com

Nah, kalo lo mengalami stres akibat aktivitas yang padat itu, saran gue, jangan sampai lo menyepelekan stres yang sedang lo alami. Stres yang dibiarkan menumpuk itu seperti bom waktu loh! Lo ngga tau kapan stres itu bakal meledak dan juga lo ngga tau gimana dampaknya buat diri lo sendiri.

Maka dari itu, lo juga harus memperhatikan cara-cara yang bisa mengurangi stres. Tapi sebelum itu, lo harus mengetahui dulu apa sebenarnya penyebab utama lo bisa stres. Yuk baca tulisan ini sampai akhir, siapa tau setelah baca tulisan ini lo merasa mendapat pencerahan!

Alasan Lo Mengalami Stres

Sebelum membahas alasan atau penyebab timbulnya stres, gue bakal bahas sedikit apa sebenarnya stres itu. Menurut McGrath dalam Wiberg dan Gould (2003), mengatakan bahwa stres dapat terjadi ketika individu mengalami ketidakseimbangan atau kegagalan dalam memenuhi kebutuhannya, baik jasmani maupun rohani.

Misalnya ketika lo udah apply CV ke banyak perusahaan tapi ngga kunjung dapat balasan email.  Mungkin sebagian dari lo bakal sering banyak pikiran negatif yang seliweran di kepala.

“Kalo gue ngga dapet kerjaan gimana ya? Sampai kapan gue bakal jadi beban keluarga?”

Nah biasanya, pikiran negatif akan memicu kondisi-kondisi seperti susah tidur, nafsu makan naik-turun, sering sakit kepala, menstruasi yang ngga teratur (buat perempuan), dan lain sebagainya.  Nah, kondisi ini adalah gejala bahwa lo sedang mengalami stres (Waitz, 1983). Coba, lo ngerasain ngga?

Kenali Tanda-Tanda Kamu Sedang Stres (3 Cara Mengatasi Stres) – YouTube

Nah tapi sebenarnya apa sih yang menjadi alasan atau penyebab lo bisa mengalami stres seperti itu?

Sukadiyanto (2010) menjelaskan bahwa stres tidak terjadi secara tiba-tiba. Artinya, stres muncul tentu ada penyebabnya. Perlu mengetahui penyebab utamanya agar lo bisa menentukan cara apa yang paling ampuh untuk mengatasi stres tersebut.

Nah berikut ini adalah beberapa penyebab munculnya stress, yang mungkin aja sesuai dengan apa yang lo alamin:

1. Perasaan cemas

Perseners, sering kali kita merasakan cemas yang berlebihan akan suatu hasil yang akan kita capai. Padahal sebenarnya kecemasan dan ketakutan tersebut belum tentu terjadi. Apalagi ketika lo ternyata seseorang yang memiliki sifat traits-anxiety, mungkin lo bakal sering merasa perasaan ini menjadi penyebab utama stres lo.

Misalnya ketika lo akan presentasi, “Kalau ada pertanyaan yang susah, gue bakal jawab apa? Aduh kalau gue ngga bisa jawab, pasti bakal dianggap ngga mampu sama dosen dan temen-temen.”

cr pict: thejourner.be

2. Aktivitas yang ngga seimbang

Misalnya Ketika lo sedang banyak kerjaan dengan deadline yang saling berdekatan, akibatnya lo dituntut untuk multitasking. Padahal pikiran dan fisik lo butuh istirahat, akhirnya performa lo juga ngga maksimal. Hasil kerjaan banyak yang ngga sesuai keinginan. Akhirnya lo mulai uring-uringan. Belum lagi kalau ada masalah yang datang tanpa lo inginkan.

Alhasil lo ngga punya waktu buat istirahat, pikiran makin ngga tenang. Wah, kalau kata Hindia mah, “kapan terakhir kali kamu dapat tertidur tenang?”

3. Tekanan dari diri lo sendiri

Nah seringkali stres juga diakibatkan dari lo sendiri loh! Mungkin ini biasa dirasakan kalau lo adalah seseorang yang perfeksionis. Lo mau semua yang dikerjakan harus menghasilkan sesuatu yang sempurna. Namun akibatnya, lo jadi ngga gampang puas. Hal ini yang mendorong timbulnya tekanan ke pikiran lo sendiri.

cr pict: me.me

3. Kondisi ketidakpastian

Perseners, kita ngga pernah tau kapan sebenarnya pandemic covid-19 ini akan berakhir. Beberapa Sebagian dari lo mungkin mulai merasa cemas dan khawatir tentang akibat kondisi ini. Ngga adanya kepastian dari kondisi ini juga bisa memunculkan pikiran negatif di kepala lo.

Misalnya Ketika lo adalah seorang mahasiswa, mungkin lo mulai cemas tentang penelitian, nasib masa depan, tantangan ke dunia pekerjaan. Alhasil lo mulai mengalami stres akibat perasaan-perasaan tersebut.

Itu adalah beberapa kemungkinan penyebab munculnya stres yang lo rasakan. Stres memberikan banyak dampak negatif bagi diri lo sendiri. Secara garis besar dampaknya dapat mempengaruhi kondisi fisik dan psikologis. Maka dari itu lo harus segera mencari cara untuk menghilangkan atau mengatasi stres tersebut.

Cara Menghilangkan Stres

Setelah mengidentifikasi penyebab utama dari stres yang lo rasakan, lo harus mulai memikirkan bagaimana caranya mengatasi atau melakukan manajemen stres tersebut. Jonathan C. Smith mendefinisikan manajemen stres sebagai suatu keterampilan yang memungkinkan seseorang untuk mengantisipasi, mencegah, mengelola dan memulihkan diri dari stres yang dirasakan karena adanya ancaman dan ketidakmampuan dalam coping yang dilakukan.

Baca juga: Stres Berat: Penyebab dan Cara Mengatasinya

Wallace dalam tulisannya yang berjudul Managing Stress: What Consumers Want To Know From Health Educators tahun 2007, menyebutkan beberapa cara yang bisa lo lakuin untuk memanajemen stres, antara lain:

1. Cognitive restructuring

Yaitu dengan mengubah cara berpikir negatif menjadi positif. Perseners, biasanya stres yang sedang lo rasain itu penuh dengan pikiran negatif. Maka dari itu, perlu untuk mencari cara membersihkan pikiran-pikiran lo agar menjadi lebih positif.

Mungkin bisa dengan berjalan-jalan pagi atau sore, menikmati pemandangan alam atau membaca buku motivasi. Intinya melakukan kegiatan positif dan menenangkan. Biasanya kegiatan tersebut juga bakal berpengaruh ke kondisi pikiran.

2. Journal writing

Yaitu menuangkan apa yang sedang mengganggu pikiran lo ke dalam tulisan atau istilah umumnya adalah nulis diary. Dulu pas kecil, gue sama temen-temen sering banget nulis diary, tapi cuma buat asik-asikan aja. Eh pas udah gede baru sadar, ternyata nulis diary se-ampuh itu dalam membantu gue meringankan stres.

Cara ini juga ampuh banget buat lo yang memiliki sifat agak tertutup dan bingung harus cerita ke siapa. Nulis diary memudahkan lo mengekspresikan perasaan, lo bebas menuliskan semua yang ada di pikiran tanpa harus peduli pandangan orang lain. Ciptakan dunia lo sendiri dalam tulisan lo. Atau kalau lo punya bakat menggambar, mungkin lebih mudah untuk mengekspresikan emosi lewat menggambar.

cr pict: pinterest

3. Time management

Seperti yang udah disebutkan di bahasan sebelumnya, bahwa stres bisa aja timbul karena aktivitas yang ngga seimbang. Maka dari itu, lo mungkin harus mulai mengatur waktu agar aktivitas lo lebih terjadwal. Lo bisa memulainya dengan menuliskan hal-hal yang harus dikerjakan, setelah itu pikirkan mana yang lebih penting. Lo juga bisa bikin pengingat di hp lo.

Melalui cara ini, lo bisa melakukan aktivitas prioritas lo dengan tepat waktu. Dengan begitu lo ngga harus bekerja extra dalam satu waktu. Dan bisa saja lo malah memiliki waktu lebih untuk beristirahat.

4. Relaxation technique

Yaitu mengembalikan tubuh pada homeostasis (kondisi tenang sebelum ada stressor). Lo bisa melakukan aktivitas-aktivitas tenang, seperti yoga, meditasi dan bernapas diaphragmatic. Kegiatan tersebut biasanya menuntut seseorang buat memfokuskan dan menenangkan pikirannya.

Melalui cara ini, jiwa dan emosi lo akan jauh lebih tenang. Hal ini akan berpengaruh ke sikap dan respon lo terhadap situasi yang akan datang. Dengan jiwa yang tenang lo juga akan lebih mudah dalam mengatur waktu untuk aktivitas lo.

cr pict: lovebylife.com

Baja juga: Belajar Mengelola Stres Untuk Hidup Lebih Bahagia

Nah Perseners, itu dia cara-cara manajemen yang dapat lo lakukan untuk mengurangi rasa stres lo. Melalui manajemen stres, lo dapat mengupayakan kembalinya diri lo yang bahagia tanpa harus memiliki beban pikiran yang berat.

Oh iya, mungkin bagi sebagian dari lo belum tau tingkat stres lo dan masih bingung untuk menentukan cara yang tepat untuk mengatasinya. Maka dari itu, lo bisa mencoba tes tingkat keparahan stres yang udah disediakan oleh Satu Persen. Siapa tau setelah mengikuti tes tersebut lo bisa memilih cara yang paling tepat untuk mengurangi stress.

Nah kalau ternyata cara-cara di atas ngga membantu lo sama sekali dalam mengurangi stres, mungkin itu tandanya lo harus ditangani oleh profesional. Satu Persen juga menyediakan konseling dan mentoring online loh!

CTA-Blog-Post-05

Ngga kerasa kita udah sampai di penghujung tulisan, mungkin cukup segitu yang bisa gue bahas. Semoga tulisan ini bisa membantu lo menuju #HidupSeutuhnya. Thank you and see you!

Cara Mengelola Stres (Stress Management) || Satu Persen Audio Insight Eps. 1 – Satu Persen Podcast | Podcast on Spotify

Referensi:

Musradinur. 2016. Stres dan cara mengatasinya dalam perspektif psikologi. Jurnal Edukasi. 2(2), 183-200

Sukadiyanto. 2010. Stres dan cara menguranginya.  Jurnal Cakrawala Pendidikan. 29(1), 55-56.

Waitz, Grete; Stromme, Sigmund; Railo, Willi S. 1983. Conquer Stress with Grete Waitz. Bandung(ID): Angkasa

Weinberg, Robert S; Gould, Daniel. 2003. Foundations of Sport and Exercise Psychology, 3rd edition. Champaign, Il.: Human Kinetics

Read More
judi

Stres vs Depresi: Ini Perbedaannya Menurut Psikolog

Perbedaan stres dan depresi menurut psikolog
Satu Persen – Apa Sih Bedanya Stres dan Depresi?

Halo, Perseners! Gimana kabarnya?

Sebelum lo membaca artikel ini, gue mau ngasih trigger duluan kalau beberapa hal yang gue bawain di sini bakalan mengandung bahasan yang sensitif. Jadi, buat lo yang mudah ke-triggered mungkin bisa persiapkan diri lo lebih dulu atau bisa juga coba baca artikel-artikel yang lain aja, ya.

Setiap masalah di dalam kehidupan ini baik itu masalah kecil atau besar pasti bisa membuat orang yang mengalaminya merasa sedih, tertekan, dan berujung menjadi stres. Sebagai contoh, terjebak di jalanan yang sangat macet dan penuh dengan suara klakson dari berbagai kendaraan pun dapat memicu stres.

Meski demikian, bakalan lebih baik kalau kita gak boleh menyepelekan hal yang menurut berbagai orang itu sepele loh, Perseners. Karena perasaan tertekan karena stres berkepanjangan kalau gak segera ditangani oleh ahlinya bisa mengakibatkan masalah yang lebih serius lagi terkait dengan kesehatan mental, yaitu depresi.

Depresi ini sendiri bisa berakibat fatal banget bagi penderitanya, loh. Tanpa adanya awareness dan penanganan yang tepat, depresi bisa mengganggu jalannya kehidupan sehari-hari dari penderitanya. Gak cuma itu aja, hal yang paling ditakutkan adalah penderitanya bisa aja melakukan hal-hal diluar kendali seperti self-harm, emosi yang selalu membara, dan yang lebih parahnya adalah melakukan bunuh diri. Kalau begini, harus diperhatikan banget kan, Perseners?

Namun sayangnya nih, masih banyak orang awam di luaran sana yang menganggap depresi sebagai bentuk dari stres biasa sehingga hal ini jadi terlambat buat ditangani. Akibatnya, sewaktu ditangani ternyata tingkat depresinya udah ada di tahap yang sangat parah.

Lalu, apa sih bedanya stres dan depresi? Nah, di artikel kali ini gue akan membahas seputaran apa itu stres dan depresi menurut psikolog serta perbedaan dari keduanya.

Tapi sebelumnya, ada pepatah bilang, “Tak kenal maka tak sayang, semakin kenal tambah sayang.” Jadi, kenalin nama gue Dimsyog (acronym dari Dimas Yoga) dan di sini gue sebagai Part-time Blog Writer dari Satu Persen.

Oke deh, sekarang yuk langsung simak aja artikelnya sampai akhir dan jangan lupa buat share ke teman-teman maupun kerabat lo. Selamat membaca, Perseners!

Baca juga: Kenalan sama Gejala Gangguan Depresi

So, apa itu stres?

Di dalam dunia psikologi, ada banyak macam-macam istilah psikologis populer yang sering dikaitkan sebagai stres. Gambaran secara umumnya, kata “stres” mengacu pada suatu kondisi dimana seseorang mengalami tuntutan emosional yang berlebihan dan/atau periode yang membuat mereka sulit untuk berfungsi secara efektif di semua bidang kehidupan mereka.

Nah, kondisi ini bisa menyebabkan munculnya banyak gejala seperti depresi, kelelahan kronis, gampang marah, kecemasan, impotensi, dan kualitas kerja yang buruk (Richards, 2010). Dan karenanya, Ardani (2007) juga mendefinisikan stres sebagai gangguan fisik dan psikologis.

Sementara menurut Sarafino (1994), stres didefinisikan sebagai kondisi yang disebabkan oleh interaksi antara individu dan lingkungannya. Interaksi ini menyebabkan adanya persepsi kesenjangan antara kebutuhan yang muncul pada situasi yang berasal dari sistem biologis, kesejahteraan sosial dan psikologis seseorang.

Jadi nih, bisa dibilang stres adalah tekanan internal, eksternal dan kondisi menyusahkan lainnya dalam hidup.

So, definisi yang bisa gue simpulkan soal stres adalah suatu kondisi atau keadaan dimana lo merasa kalau tuntutan yang ada pada diri lo itu berlebihan sehingga membuat lo sulit berfungsi secara maksimal.

stres dan depresi
Sumber: memes.com

Sebaliknya, kalau depresi itu apa?

Dilansir Psychiatric Dictionary, ed.4 (Hinsie dan Campbel, 1970), mereka menjelaskan kalau di dalam dunia psikiatri konsep depresi diartikan sebagai sebuah sindrom klinik yang ditandai dengan menurunnya perasaan, kesukaran berfikir, dan kelambatan aktivitas psikomotor.

Depresi juga bisa berarti penurunan perasaan atau kesedihan, sehingga hanya merupakan gejala. Depresi juga bisa terjadi pada rata-rata orang sebagai respon emosional yang normal terhadap rasa kehilangan, gangguan dalam hubungan interpersonal yang dekat, posisi atau gengsi, keuangan, dan sebagainya.

Menurut Veronica Adesla, psikolog klinis dari Personal Growth, depresi adalah masalah kesehatan mental serius yang bisa menyebabkan perasaan sedih selama berminggu-minggu atau bahkan bertahun-tahun. Depresi sering kali disebabkan oleh emosi yang udah lama terpendam dan akhirnya berkobar pada saat bersamaan.

Karenanya, para penderita depresi juga digambarkan sering kali merasa sedih dan kalah, mudah lelah, kehilangan semangat atau motivasi, atau bahkan memiliki keinginan untuk bunuh diri.

depresi
Sumber: listkota.com

Baca juga: Stres Berat: Penyebab dan Cara Mengatasinya

Lalu, apa perbedaan gejala stres dan depresi? Gimana cara menanganinya?

depresi dan stres
Sumber: me.me

Stres dan depresi tentunya memiliki gejala yang berbeda. Dan dengan melihat beberapa perbedaan gejala dari keduanya, gue harap Perseners bisa lebih aware dan memberikan pertolongan kepada orang-orang maupun keluarga terdekat yang menunjukkan gejala-gejala serupa.

Oke deh, kalau gitu ayo kita langsung ngebahas gejalanya lebih dulu. Di bawah ini, gue udah tulisin beberapa gejala yang dialami seseorang ketika sedang merasa stres:

  • Perasaan tidak terkendali dan kewalahan,
  • Menghindari orang lain, bahkan teman dekat dan keluarga,
  • Mudah gelisah, frustasi dan dalam suasana hati yang buruk,
  • Sulit untuk fokus,
  • Sakit kepala,
  • Gangguan pencernaan, termasuk mual, diare, atau sembelit,
  • Sulit tidur atau insomnia.

Selanjutnya, di bawah ini ada beberapa gejala yang dialami oleh seseorang ketika sedang merasa depresi:

  • Merasa tidak berdaya dan putus asa,
  • Hilangnya rasa percaya diri dan harga diri,
  • Selalu takut,
  • Sulit untuk fokus,
  • Menghindari orang lain, termasuk teman dekat,
  • Makan lebih sedikit atau lebih dari biasanya,
  • Sulit tidur, misalnya tidak bisa tidur atau bahkan tidur lebih lama dari biasanya,
  • Menyakiti diri sendiri,
  • Tidak ada lagi menikmati hal-hal yang biasanya menarik dan menyenangkan, seperti keengganan untuk menekuni hobi,
  • Sering-seringlah berpikir tentang kematian,
  • Memiliki pikiran untuk bunuh diri.

Kalau udah tau gejala-gejalanya, sekarang kita bakal ngebahas tentang cara mengatasinya. Mengatasi stres sebenarnya melibatkan perubahan gaya hidup, jadi berikut adalah hal-hal yang bisa lo lakukan:

  • Berolahraga secara teratur,
  • Pelaksanaan diet seimbang,
  • Membatasi konsumsi kafein dan alkohol,
  • Berlatih teknik relaksasi seperti yoga dan meditasi,
  • Lakukan hal-hal dan aktivitas yang menyenangkan,
  • Melakukan hal-hal positif seperti berkumpul dengan teman, bermain game, menonton film, bermain musik, berkebun, dan sebagainya,
  • Gunakan jurnal atau blog sebagai sarana untuk mengekspresikan kesedihan dan emosi lo,
  • Melakukan konsultasi dan pemeriksaan tambahan dengan psikiater untuk memungkinkan perawatan yang memadai.

Stres umumnya tidak memerlukan bantuan psikiater dan bisa dikelola melalui aktivitas santai seperti liburan, meditasi, atau yoga. Sementara itu, depresi harus ditangani oleh psikiater karena diperlukan obat-obatan tertentu untuk mengobatinya. Umumnya, dokter akan meresepkan obat-obatan seperti antidepresan.

Karena jenis-jenis antidepresan ada banyak banget, sebaiknya lo konsultasikan ke psikiater buat menemukan jenis antidepresan yang tepat sesuai kondisi lo. Penting buat diketahui kalau obat untuk depresi harus diminum sesuai dengan dosis dan durasi yang direkomendasikan oleh psikiater lo. Selain minum obat, penderita depresi juga harus menjalani psikoterapi atau terapi perilaku kognitif dari psikolog atau psikiater.

Perlu diingat ya guys, dari beberapa hal diatas dapat disimpulkan kalau stres dan depresi bukanlah gangguan mental yang bisa hilang begitu saja. Jadi, jangan remehkan kondisi ini, ya.

Segera temui dokter atau ahli kesehatan mental lainnya kalau lo atau orang yang lo cintai mengalami stres dan depresi yang terus-menerus, apalagi jika disertai pikiran untuk bunuh diri. Dengan cara ini, lo bisa mendapatkan pemeriksaan dan pengobatan yang tepat berdasarkan stres dan depresi lo. Jangan biarkan stres dan depresi mempengaruhi hidup lo selamanya, ya!

Oh iya, lo juga bisa berkonsultasi dengan psikolog loh, salah satunya dengan Psikolog Satu Persen. Di Satu Persen, lo akan mendapatkan 1 jam konseling dengan psikolog, tes psikotes, asesmen pra-konseling, lembar kerja, dan tentu saja terapi.

Psikolog Satu Persen juga memiliki lisensi resmi, jadi lo gak perlu khawatir lagi buat mencoba layanannya. Selain itu, Satu Persen juga punya banyak testimoni yang bisa lo baca di website-nya. Kalau lo mau kepoin lebih lanjut tentang layanan konseling Satu Persen, lo bisa klik di sini, ya!

Jika lo masih ragu untuk mengikuti layanan konseling, lo juga bisa mencoba tes gratis dari kita lebih dulu. Dengan tes ini, lo bakal tau layanan konsultasi mana yang terbaik untuk masalah lo. Caranya gampang banget, lo cukup klik aja di sini.

Akhir kata, sekian dulu tulisan dari gue dan semoga informasinya bermanfaat, ya! Buat lo yang lagi mengalami atau sedang berada di fase stres atau depresi, semoga lo bisa berhenti ngerasain hal-hal kayak gini lagi. Gue tau ini pasti berat banget buat lo, tapi semoga aja lo bisa cepat pulih, ya 🙂

Jangan lupa juga buat follow Instagram @satupersenofficial dan Channel Youtube Satu Persen buat dapat informasi menarik tentang kesehatan mental dan pengembangan diri. Buat contohnya, lo bisa simak video tentang stres berat di bawah ini buat dapetin penjelasan lebih mendalamnya.

Referensi

Perbedaan Stres dan Depresi, Bagaimana Cara Menganginya? (n.d.). Retrieved October 2, 2021, from https://www.sehatq.com/artikel/sering-dianggap-sama-ini-perbedaan-stres-dan-depresi

Hadinoto, S. (1976). PSIKOSA DEPRESI REAKTIF(Psychotic Depressive Reaction). Berkala Ilmu Kedokteran, 8(1976).

Kenali Perbedaan Stres dan Depresi yang Kerap Dianggap Sama Halaman all – Kompas.com. (n.d.). Retrieved October 2, 2021, from https://health.kompas.com/read/2020/02/08/090000568/kenali-perbedaan-stres-dan-depresi-yang-kerap-dianggap-sama?page=all

Read More
judi

Olahraga: Cara Ampuh Menghilangkan Stres

Cara ampuh menghilangkan stres dengan olahraga
Satu Persen – Olahraga: Cara Ampuh Menghilangkan Stres

Survey mengatakan bahwa pada masa pandemi orang-orang yang mengalami stres jumlahnya bertambah. Kondisi ini terjadi karena rasa khawatir tertular COVID-19, ketakutan kehilangan orang-orang yang dicintai karena COVID-19, maupun stres karena kehilangan pekerjaan.

Stres ini sendiri merupakan salah satu gangguan kesehatan mental yang ternyata dapat memengaruhi kesehatan fisik, lho. Nah, Perseners udah tau dong, kalau olahraga bisa menghilangkan stres dan bikin kita happy? Kalau belum tau, di artikel ini gue mau cerita soal pengalaman gue yang nyoba buat ngilangin stres dengan olahraga.

Gue adalah salah satu orang yang awalnya cuma suka nonton pertandingan olahraga, kemudian terinspirasi tuh sama pemain-pemainnya dan mulai ikutan deh buat olahraga. Ketika gue olahraga, gue ngerasa happy banget. Capek tapi seneng, apalagi setelah olahraga badan dan otak gue rasanya jadi fresh banget!

Salah satu olahraga yang paling gue suka adalah olahraga lari. Meski nggak jarang setelah lari kaki gue suka pegel-pegel, tapi tetep aja rasanya happy banget. Lari tuh ibarat kita ngelepasin semua beban kehidupan di punggung kita. Apalagi kita bisa menikmati udara segar sambil berlari dengan sekuat tenaga. Kalau udah keringetan habis lari? Beh, gue ngerasa keren banget, deh!

Olahraga lari menghilangkan stres
Source: @curhatpelari on Instagram
Olahraga lari menghilangkan stres
Source: @curhatpelari on Instagram
Olahraga menghilangkan stres
Source: @curhatpelari on Instagram

Kenapa Olahraga Bisa Mengurangi Stres?

Setelah gue coba cari tau, ternyata ada bukti saintifiknya nih Perseners, kalau olahraga emang bisa mengurangi stres.

Yup, bener banget! Ketika kita berolahraga dengan teratur, ternyata hormon kortisol atau dikenal secara luas sebagai hormon stres akan menurun.  Selain itu, hormon epinefrin, yaitu hormon yang dilepaskan saat stres, tertekan, takut, senang, atau berada dalam situasi yang menegangkan atau berbahaya juga akan menurun.

Berolahraga juga dapat meningkatkan hormon norepinefrin sebagai antidepresan loh, Perseners. Penelitian juga membuktikan bahwa olahraga mampu menumbuhkan hormon endorfin. Hormon ini berpengaruh kuat untuk menciptakan kebahagiaan.

Manfaat Olahraga Untuk Kesehatan Mental

Selain merasa happy, ada banyak manfaat lain kalau kita olahraga secara teratur, loh. Terutama untuk segi kesehatan mental. Apa aja tuh?

1. Meredakan Kecemasan

Ketika kita berolahraga, maka tubuh akan menciptakan hormon endorfin. Hormon ini mampu membuat suasana hati menjadi lebih baik, sehingga gejala kecemasan dan depresi bisa mereda.

Selain itu, ketika berolahraga maka otak dan pikiran akan fokus untuk gerakan fisik. Aktivitas fisik ini dapat membantu mengalihkan perhatian dari rasa cemas yang dirasa. Beberapa olahraga yang dapat dilakukan untuk meredakan kecemasan adalah yoga, berlari, maupun mendaki.

2. Mendongkrak rasa percaya diri

Percaya diri atau self confident merupakan kondisi dimana seseorang dapat mengembangkan penilaian positif kepada dirinya atau orang lain. Nah, ketika kita berolahraga maka hormon endorfin akan menciptakan suasana hati yang lebih baik.

Suasana hati yang lebih baik inilah yang kemudian akan mendorong kita untuk melihat sesuatu dari sudut pandang yang positif. Hal ini tentu akan meningkatkan rasa percaya diri pada diri kita.

Rasa percaya diri juga dapat timbul dari manfaat fisik yang kita dapatkan setelah olahraga. Olahraga yang teratur akan membantu tubuh kita untuk membentuk postur tubuh yang ideal. Baik dari massa otot ataupun hilangnya lemak-lemak jahat. Postur tubuh ideal inilah yang akan meningkatkan physical confidence atau kepercayaan diri secara fisik.

Baca Juga: Pentingnya Olahraga Untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri

3. Meningkatkan fungsi otak

Temuan lain menyebutkan, olahraga dapat meningkatkan zat kimia di otak, yaitu brain-derived neurotrophic factor (BDNF). Zat kimia ini  dapat merangsang pembentukan sel otak baru. Baik olahraga yang bersifat aerobik maupun melatih kekuatan otot, keduanya dapat meningkatkan kadar BDNF. Hal tersebut dapat meningkatkan fungsi otak yang juga turut mempengaruhi kesehatan mental.

Ada banyak pilihan olahraga yang bisa membantu lo buat meningkatkan fungsi otak. Mulai dari yang sederhana seperti berjalan atau berenang dalam waktu 30 menit dalam waktu tiga kali seminggu. Juga olahraga aerobik yang konsisten dilaksanakan selama 45 menit tiap latihan, mampu memperbaiki aspek-aspek fungsi kognitif otak sebesar 20—30 persen.

Gimana? Udah Tergugah Untuk Olahraga, Belum?

Yuk, kita kumpulkan niat untuk olahraga dan take action! Ada puluhan bahkan ratusan pilihan olahraga yang bisa lo lakukan untuk meningkatkan imun. Mulai dari olahraga lari kayak gue, bulu tangkis, tenis, juga basket. Dan jangan khawatir nggak punya teman untuk olahraga, ada juga pilihan olahraga yang bisa lo lakukan sendiri, seperti yoga, zumba, bahkan yang paling sederhana yaitu jalan sehat pagi hari.

Dengan olahraga, lo bisa dapetin banyak manfaat baik dari segi fisik maupun mental. Olahraga juga bisa jadi salah satu cara untuk lo ngilangin stres dengan manfaat tambahan yaitu kesehatan fisik.

Dan buat lo yang merasa masih suka stres meski sudah berolahraga, bisa banget loh coba nonton konten konten YouTube dari Satu Persen tentang cara mengatasi stres di bawah ini.

YouTube Satu Persen – Cara Efektif Untuk Lari dari Kenyataan

Selain itu, lo juga bisa ikut layanan mentoring dari Satu Persen kalau emang dirasa ada hal-hal yang harus dibicarakan lebih lanjut. Nggak perlu khawatir takut atau malu, dengan layanan mentoring Satu Persen ini lo bisa cerita semua permasalahan yang lo rasain sepuasnya dengan mentor-mentor yang berpengalaman dan pastinya bakal ngertiin lo banget!

Kalau lo berminat, bisa langsung aja kepoin layanan mentoring dari Satu Persen dengan klik di bawah ini, ya!

Mentoring-5

Kalau lo mau tahu apakah lo sedang stres dan seberapa parah stres yang lo alami, lo bisa coba ikut tes tingkat stres, gratis loh.

Gue Zahra, Blog Writer Satu Persen, salam sehat mental dan jangan lupa berolahraga!

Referensi

  1. Wayan Suriastini, Bondan Sikoki, dan Listiono. 2020. Gangguan Kesehatan Mental Meningkat Tajam: Sebuah Panggilan Meluaskan Layanan Kesehatan Jiwa. Yogyakarta. Survey Meter
  2. The Primary Care Companion to The Journal of Clinical Psychiatry. Diakses pada 2021. Exercise for Mental Health.
  3. Frontiers in Psychology. Diakses pada 2021. Neuromodulation of Aerobic Exercise—A Review.
  4. US National Library of Medicine National Institutes of Health. Diakses pada 2021. Cognitive Reserve and Lifestyle.
Read More
judi

Kenali Penyebab Stres dan Cara Menghilangkannya

Penyebab Stres dan Cara Menghilangkannya
Satu Pesen – Kenali Penyebab Stres dan Cara Menghilangkannya

Halo, Perseners! Kenalin, aku Senja, Part-time Blog Writer Satu Persen.

Beberapa waktu lalu, aku sering banget ngerasa stres. Rasanya banyak banget masalah yang datang silih berganti. Belum juga masalah satu selesai, aku sudah disambut sama masalah-masalah baru. Karena itu, aku ngerasa hidupku jadi gak seimbang.

Fokusku juga jadi terpecah belah. Sampai akhirnya aku menyadari pentingnya mengenali penyebab stres atau yang disebut stressor dan memahami cara untuk menyelesaikannya atau stress relief.

So, di sini aku bakal membahas tentang stressor sama stress relief  buat lebih jelasnya. ‌

meme stress
Sumber: Troll.me

Sebelum masuk ke pembahasannya, yuk kenali lebih dalam diri kalian dengan mengikuti tes tingkat keparahan stres dari Satu Persen. Bisa cek aja tesnya di bawah ini, ya!

Coba juga: Tes Tingkat Keparahan Stres: Mengenal Diri Lebih Dalam

Apa Itu Stressor?

​​Stressor adalah faktor-faktor dalam kehidupan manusia yang memicu terjadinya stres. Stressor dapat membuat penderitanya merasa terancam atau berbahaya. Secara umum, stressor sering menjadi penyebab stres bagi beberapa orang.

Stressor dapat berasal dari berbagai sumber baik kondisi fisik, psikologis, maupun sosial. Contohnya seperti kemacetan jalan, kenangan-kenangan buruk, atau toxic relationship. Tubuh dapat menanggapi stressor secara berbeda tergantung pada penyebab, jangka waktu, dan jenis stres yang diderita.

Secara biologis, tubuh akan mengalami fight or flight ketika merespon stres. Fight or flight ini adalah mekanisme tubuh saat menghadapi suatu ancaman dan bahaya. Tubuh akan memilih antara respons melawan (fight) atau pergi (flight).

Aku contohin ya, misalnya kita lagi mengendarai mobil di jalan terus tiba-tiba ada pejalan kaki yang lewat di depan kita. Maka biasanya respons tubuh kita adalah menginjak rem untuk menghindari kecelakaan. Nah, respons ini disebut sebagai flight.

Fight or flight secara instan menyebabkan terjadinya perubahan hormonal dan fisiologis. Perubahan fisiologis contohnya seperti peningkatan denyut jantung, tekanan darah, napas cepat, atau otot tegang. Perubahan hormonal dapat dilihat dari tubuh kita yang mengeluarkan beberapa hormon, seperti hormon adrenalin, kortisol, dan norepinefrin. Hormon-hormon itu akan bekerja sesuai fungsinya dan berdampak pada cara kita mengendalikan stres.

Macam-Macam Stressor

Menurut Thoits (1994) terdapat tiga jenis stressor yang perlu kalian tahu, nih. Tiga jenis stressor tersebut adalah:

1. Life events (Peristiwa-Peristiwa Kehidupan)

Life events dapat diartikan sebagai peristiwa kehidupan di mana seseorang mengalami perubahan dalam kurun waktu yang relatif singkat. Perubahan itu kemudian menimbulkan kerentanan dan menuntut adaptasi diri.

Sebagai contoh kematian pasangan, perceraian, kehilangan kerabat, masalah finansial, pertengkaran, pengangguran, anggota keluarga yang mencoba bunuh diri, atau anggota keluarga yang menderita sakit serius.

2. Chronic Strain (Ketegangan Kronis)

Chronic strains merupakan beberapa kesulitan yang terjadi secara berulang dalam kehidupan sehari-hari. Ketegangan kronis bisa mempengaruhi kesehatan fisik maupun psikologis, lho! Sebagai contoh tuntutan pekerjaan, tuntutan keluarga, atau tekanan akademik, dan masih banyak lagi.

3. Daily Hassles (Permasalahan Sehari-Hari)

Daily hassles adalah peristiwa-peristiwa kecil yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Peristiwa tersebut tidak terjadi secara berlanjut sehingga dapat terselesaikan dalam waktu cepat.

Sebagai contoh, kemacematn lalu lintas atau kesalahpahaman komunikasi. Permasalahan-permasalahan tersebut hanya menimbulkan stres sesaat dan tidak mengakibatkan terjadinya gangguan-gangguan fisik maupun mental yang parah.

Penting banget buat kalian memahami jenis-jenis stressor untuk mengidentifikasi penyebab stres yang kalian alami, Perseners! Dan untuk mengatasi stressor ini, kalian bisa melakukan stress relief yang terbukti dapat mengurangi stres. Nah, stress relief ini sendiri ada banyak banget macamnya. Yuk, kita lanjut ke pembahasan tentang macam-macam stress relief ini.

Macam-Macam Stress Relief

Perseners dapat menghilangkan stres dengan cara memanfaatkan indra yang Perseners miliki. Salah satu cara yang paling cepat adalah dengan melibatkan indra penglihatan, perasa, suara, penciuman, sentuhan, atau gerakan. Kalian bisa menggunakan satu atau lebih indra untuk menghilangkan stres.

Baca juga: Belajar Mengelola Stres Untuk Hidup Lebih Bahagia

Cara menghilangkan stres
Sumber: helpguide.org

‌‌‌Nah, buat penjelasan lebih lengkapnya yuk kita simak daftarnya di bawah ini!‌‌

1. Indra Penglihatan

Mata dapat menciptakan suasana hati gembira. Ketika ingin melihat suatu gambar, mata akan mengirim sinyal untuk dikirim ke otak. Otak kemudian menerjemahkan sinyal itu menjadi objek yang bisa kita lihat.

Coba gunakan indra penglihatan Perseners untuk memandangi keindahan atau benda kesayangan kalian! Seperti memandang lukisan atau foto, mendekorasi kamar tidur dengan aneka hiasan yang indah, atau menikmati alam sekitar di pantai maupun gunung. Dengan melihat keindahan dan benda kesayangan kalian, suasana hati kalian pun pasti bisa terasa jadi lebih baik.

2. Indra Penciuman

Cara kerja indra penciuman sama seperti penglihatan. Sehingga kalian bisa memanfaatkan indra penciuman dengan cara-cara seperti menghirup aromaterapi dari lilin, minyak esensial, serta parfum favorit. Selain itu, kalian juga bisa memanfaatkannya dengan menikmati aroma bunga dan dedaunan di sekitar rumah.

3. Indra Pendengaran

Banyak penelitian yang mengungkapkan kalau suara bisa jadi salah satu alternatif stress relief kalian, Perseners! Contohnya seperti mendengarkan musik.

Mendengarkan irama musik favorit terbukti bisa membantu kita mengatur emosi, meningkatkan hormon dopamin (hormon kebahagiaan), mengkoordinasikan anggota tubuh, serta membangkitkan ingatan bahagia. Karenanya, musik bisa membantu kita menjalani hari dengan lebih baik dan hal ini bisa kalian jadi salah satu pilihan untuk kalian.

4. Indra Peraba

Sentuhan bisa menciptakan perasaan positif, meningkatkan kesehatan fisik dan mental, serta meningkatkan daya tahan tubuh. Karenanya, kalian bisa menghilangkan stres melalui sentuhan fisik dengan hewan peliharaan, pijatan tubuh, tidur dengan selimut hangat, dan lain-lain.

5. Indra Perasa

Menikmati makanan favorit dapat melepaskan stres. Pilih makanan apapun yang menjadi favorit kalian, namun tetap mengonsumsinya pada batas wajar. Ingat, terlalu banyak makan juga bisa berdampak pada masalah kesehatan seperti obesitas.

6. Gerakan

Beraktivitas membantu menghilangkan stres dan mengistirahatkan otak. Coba lakuin rutinitas seperti lari pagi, renang, lakuin flexibility, jalan-jalan bersama teman di mall!‌‌

Itulah macam-macam stress relief atau cara menghilangkan stres yang bisa kamu coba. Ke depannya, aku harap Perseners bisa terbiasa buat mengenali stressor kalian dan menanganinya dengan berbagai macam stress relief yang udah aku sebutin di atas, ya.

Tapi, kalau ternyata Perseners mengalami stres berkepanjangan dan merasa tidak mampu mengendalikannya dengan stress relief yang udah aku jelasin pun jangan langsung patah semangat, ya! Tenang aja, di sini Satu Persen bakal siap ngebantu kalian kok, dengan cara berkonsultasi langsung di layanan mentoring dari Satu Persen.

Mentoring-5-4

Satu Persen akan membantu kamu buat berkembang setiap harinya. Jadi, jangan lupa cek juga YouTube Channel Satu Persen buat nonton video-video mengenai kesehatan mental, pengembangan diri, dan masih banyak lagi.

Sekian dulu dari aku, sampai jumpa di lain kesempatan ya! ‌‌‌‌

Referensi:

Gaol, Nasib T.L. 2016. Teori Stres: Stimulus, Respons, dan Transaksional. Buletin Psikologi.Vol. 24, No. 1, 1 – 11. DOI: 10.22146/bpsi.11224 ‌‌

Quick Stress Relief

Read More