putinvzrivaetdoma.org

media online informasi mengenai game online tergacor di tahun 2023

Sendiri

judi

Cara dan 4 Langkah Awal Menghargai Diri Sendiri

Pernah gak sih kamu mengkritik dirimu ketika sedang melakukan kesalahan? misalnya seperti hal-hal berikut:

“Gini aja gak bisa, apa sih yang kamu bisa lakuin?”

“Gak guna banget hidup!”

….dan kalimat-kalimat negatif lainnya yang berbicara di dalam kepalamu saat itu, pernah gak?.

Kata-kata hati yang menghakimi diri sendiri ini terus-menerus keluar dari dalam dirimu akibat kamu tidak memiliki kemampuan cukup dalam cinta diri atau “Self-love”. Artikel kali ini aku akan membahas seputaran tentang apa itu Self-love dan langkah awal untuk meningkatkannya. Jadi di simak hingga akhir dan jangan lupa untuk share ke teman maupun kerabat mu, selamat membaca.

Orang yang memiliki self-love berbeda dengan orang yang narsisisme. Narsisisme merupakan perilaku orang yang mencintai dirinya sendiri secara berlebihan, mereka cenderung egois dan menganggap dirinya yang paling benar. Sementara orang yang memiliki self-love adalah dia yang mampu menghargai dirinya sendiri, mampu berteman dengan dirinya sendiri sehingga ia menjadi individu yang lebih baik untuk dirinya dan orang lain.

Self-love menurut Khoshaba (2012) adalah kondisi ketika kita dapat mengahargai diri sendiri dengan cara mengapresiasi diri saat kita mampu mengambil keputusan dalam perkembangan spritual, fisik, dan juga psikologis. Contohnya adalah saat kamu sudah berhasil menerima kekurangan dan kelebihan-mu, fokus terhadap tujuan hidup yang kamu miliki, lalu hidup secara puas dengan usaha yang telah kamu lakukan. Orang yang tidak memiliki self-love cenderung akan menghukum dirinya sendiri terus-menerus dengan komentar negatif hingga menggerus harga diri dan membuatnya sulit untuk berkembang setiap harinya.

Belajar Bahagia dengan Diri Sendiri (4 Langkah Awal menuju Self Love)

Kemampuan kamu dalam melakukan self-love akan berbanding lurus dengan kemampuan kamu menerima cinta dari orang lain karena orang yang tidak memiliki self-love akan sulit menjalin hubungan dengan pasangannya, diakibatkan pikiran negatif yang ada dalam dirinya yang berkata ia tidak yakin apakah ia pantas untuk dicintai, mereka yang tidak memiliki self-love akan terus merasa tidak aman dan insecure. Akibat yang ditimbulkan dari perasaan tidak aman ini adalah mereka akan lari dari masalah lalu jatuh tenggelam dalam lautan kesedihan yang tak berujung dan mereka akan cenderung tak memiliki keseimbangan emosi yang mengakibatkan seringnya memiliki konflik dengan orang lain.

Baca Juga Mengenal Apa itu Insecure dan Cara Efektif untuk Mengatasinya

Memberikan kritik terhadap diri sendiri memang tidak sepenuhnya salah. Justru terkadang dengan kritikan itu kamu mungkin bisa menjadi lebih baik dan berkembang kedepannya.

Namun, kritikan negatif yang terus-menerus timbul dan muncul di kepalamu kerap terlalu mendominasi bahkan destruktif. Kritik destruktif yang berkepanjangan ini dapat membuatmu menjadi semakin putus asa, masuk dalam lubang depresi, bahkan tak sedikit yang bisa sampai bunuh diri karena benci terhadap diri sendiri, please kamu jangan sampai seperti itu ya!

tes_self_love_mencintai_diri_gratis_bahasa_indonesia

Pentingnya kemampuan self love ini antara lainnya dipengaruhi oleh empat aspek yaitu self-awareness, self-worth, self-esteem, dan self-care. Keempat aspek ini saling berkaitan satu sama lainnya, jadi bagi kamu yang ingin meningkatkan kemampuan self love maka simak penjelasan keempat aspek berikut ini:

1. Self-awareness (Kesadaran Diri)

Pertama yaitu self-awareness atau kesadaran diri, kamu yang ingin meningkatkan self-love terlebih dahulu harus sadar dengan dirimu sendiri. Sadar disini maksudnya adalah kamu harus mengenal dan memahami karakter dirimu, apa yang menjadi kelemahan serta kekuatanmu.

Mungkin terkesannya remeh, tapi aku berani jamin diantara kamu yang membaca ini pasti masih ada yang belum mengetahui tujuan hidupnya apa, personal value mu apa, target lima tahun ingin menjadi apa, hingga pertanyaan paling mendasar seperti makanan kesukaan mu apa, kenapa kamu suka makan itu, dan masih banyak lagi pertanyaan lainnya seputar dirimu sendiri.

Mengenal diri sendiri adalah langkah awal kamu untuk bisa menemukan dan mengembangkan self-love-mu. Dengan kamu lebih mengenal dirimu kamu jadi lebih bisa menentukan arah, kemana kamu mau menuju. Layaknya sebuah kapal kamu adalah nahkoda di dalam kapal mu sendiri, bukan orang lain yang menentukan arah kapal mu dan tujuan kapalmu melainkan diri kamu sendiri.

Mengenal diri sendiri bukan berarti egois yang tak mau mendengar pendapat orang lain tetapi dengan mengenal diri ini kamu jadi lebih bisa matang dalam mengambil sebuah keputusan. Dengan begitu kamu bisa lebih mudah dalam menyesuaiakan kondisi emosi dan caramu bersikap kepada orang lain.

2. Self-worth (Harga Diri)

Self worth adalah suatu prinsip yang dimiliki oleh seseorang ketika ia sudah mengenal dirinya sendiri. Self-worth akan hadir ketika seseorang sudah menyadari bahwa dia tidak perlu mengikuti standar penilaian orang lain karena dia sudah mengetahui apa yang menjadi standar untuk dirinya sendiri.

Orang yang memiliki kemampuan ini, bisa dipastikan akan memiliki self love yang tinggi dalam dirinya. Karena dengan memiliki self-worth sama saja dengan dia sudah menghargai dirinya sendiri apapun keputusan yang ia ambil, dia tidak perlu memenuhi kriteria apapun untuk merasa berharga.

3. Self-esteem (Kepercayaan Diri)

Self-esteem berbeda dengan self-worth tetapi masih memiliki hubungan. Self-esteem sendiri menurut Santrock (2007) adalah hasil evaluasi kita terhadap diri sendiri, hal ini termasuk dalam penilaian kita terhadap sesuatu yang kita kuasai dan sesuatu yang kurang kita kuasai. Self-esteem kamu dapat meningkat jika kamu memiliki self-worth diawal yang baik.

Berbagai cara bisa kamu lakukan dalam meningkatkan tingkat self-esteem mu diantaranya adalah berhenti membanding-bandingkan dirimu dengan orang lain, berbuatlah baik pada sesama, dan dengan cara mewat diri (Self-care) yang masuk kedalam bahasan kita selanjutnya.

Baca Juga Pengaruh Sosial Media Terhadap Self Esteem: Bikin Bahagia atau Menderita?

4. Self Care (Perawatan Diri)

Self care adalah suatu tindakan yang dilakukan seseorang untuk menjaga kesehatan dirinya sendiri baik fisik maupun mentalnya. Kamu bisa melakukan berbagai kegiatan yang kamu sukai untuk menjaga kesehatanmu.

Self care sendiri menurut Orem (2001) adalah kegiatan untuk menyeimbangkan hidup dengan memenuhi kebutuhan dalam mempertahankan kehidupan, kesehatan, dan kesejahteraan hidup yang dilakukan individu itu sendiri. Kegiatan yang bisa kamu lakukan diantaranya adalah dengan mendengarkan musik, menonton film di akhir pekan, berolahraga, menghabiskan waktu dengan orang terkasih, dan masih banyak lagi.

Mulai ubah kebiasaan mu mencaci diri dengan lebih mencintai diri sendiri, bisa dimulai dari menerapkan keempat langkah diatas. Jadilah sahabat bagi dirimu sendiri karena seorang sahabat mampu bersifat welas asih serta pengertian ketika kamu dilanda kegagalan dalam menjalani proses di kehidupan. Seorang sahabat bisa dengan mudah melihat kelemahan mu tetapi sembari mengingatkan sederet kelebihan mu dan yang terpenting adalah seorang sahabat yang baik ia tidak hanya bisa mengkritik tetapi memberi dukungan agar kamu menjadi jauh lebih baik.  

Maka mulai saat ini, detik ini ketika kamu selesai membaca artikel ini mulailah untuk melatih dirimu menjadi seorang sahabat atau teman terbaik bagi dirimu sendiri. Kalau kamu merasa sulit menerapkan self-love sehingga kamu merasa tidak berharga, mungkin ini saatnya kamu menemui psikolog. Di Satu Persen, ada layanan konseling online. Kamu bisa berkonsultasi one-on-one dengan psikolog Satu Persen dan menceritakan masalah yang kamu alami.

self-love berdamai dengan diri sendiri

Akhir kata untuk membantu kamu mengenal lebih dalam lagi terkait self love, kamu bisa langsung tonton video Satu Persen di bawah ini. Jangan lupa buat terus pantengin informasi dari kita dengan follow instagram Satu Persen di @satupersenofficial dan instagram pribadiku jika berkenan di @adechandragk.

Aku harap artikel ini bisa bermanfaat dan lewat membaca artikel ini bisa membuat kamu berkembang menjadi lebih baik, seenggaknya Satu Persen setiap harinya. Aku Chandra dari Satu Persen, selamat mencoba untuk menjadi sahabat dan teman terbaik bagi dirimu sendiri Thanks!

Referensi

Khoshaba, D. 2012. A seven-step prescription for self loe. Psychology Today Retrieved from https://www.psychologytoday.com/us/blog/get-hardy/201203/seven-step-prescription-self-love.
Orem, DE. 2001. Nursing Concept of Practice. The C.V. Mosby Company. St Louis
Santrock, John W. 2007. Remaja, Edisi Kesebelas. Jakarta (ID) : Erlangga.

Read More
judi

Berdamai dengan Diri Sendiri: Berdamai sama Masa Lalu

Gambar oleh Satu Persen - Selamat Tinggal Masa Lalu
Satu Persen – Selamat Tinggal Masa Lalu

Halo, Perseners! Apa kabar nih? Hope you’re happy today! Kenalin gue Chastin, sebagai  associate writer di Satu Persen. Dan gue…pernah susah banget buat berdamai sama masa lalu.

Dari lo sendiri ada juga nggak sih, yang punya pengalaman pahit di masa lalu? Saking pahitnya, kejadian itu susah banget buat lo lupain, meskipun rasanya sakit banget kalo diinget-inget terus.

Dulu gue punya juga tuh, pengalaman yang bener-bener buat gue terpukul sampe rasanya mau menghilang aja dari muka bumi. Permasalahan yang gue alamin tuh kayak putus dari pacar, ditinggal pergi sama orang yang disayang, bahkan sampe kena bully.

Dari lo sendiri pernah nggak ngalamin yang lebih ekstrem dari ini?

Gue percaya sih, setiap orang pasti pernah ngerasain pahitnya hidup. Ya gimana ya…yang namanya manusia, aneh nggak sih kalo selama hidup nggak pernah ngelewatin yang namanya cobaan?

Tapi, apa lo udah sembuh dari segala pengalaman pahit itu? Kalo lo masih ngerasa marah, sedih, dan kecewa waktu keinget pengalaman tersebut, mungkin lo masih belum bisa berdamai sama masa lalu.

Dengan kata lain, lo masih nggak bisa move on. Nggak enaknya kalo terus begini, lo jadi susah buat ngelangkah ke depan, karena beban emosi yang lo bawa terlalu berat.

Ada quote yang selalu gue pajang di dinding kamar gue,

‘’Biarlah yang lalu berlalu, karena yang lebih indah sudah menunggumu.’’

– Merry Riana

Menurut gue ini quote emang simpel, tapi kalo lo jadiin pegangan buat move on dan ngelangkah ke depan, asli ini beneran ngebantu banget. Seenggaknya buat gue.

Buat berdamai sama diri sendiri dan masa lalu, lo harus sadar dulu kalo lo nggak bisa ngembaliin waktu, dan lo nggak dapet keuntungan apa-apa dengan terus stuck di titik itu.  Yang bisa lo lakuin cuman ngerubah diri lo yang rapuh jadi versi terbaik dari diri lo sendiri.

Because life must go on.

Podcast Satu Persen – Untuk Berdamai dengan Luka dari Masa Lalu

Buat lo yang masih berusaha belajar buat berdamai sama masa lalu, artikel ini pas banget buat lo simak! Stay tuned, ya!

Apa sih yang lo dapet kalo masih susah berdamai sama masa lalu?

Sebelum ngebahas ke dampak yang bakal lo terima kalo terus-terusan stuck sama masa lalu, gue mau sharing beberapa hal tentang “Kenapa orang bisa stuck sama masa lalu, terlebih sama pengalaman yang buruk”.

Menurut penelitian yang dilakuin sama Roy Baumeister, seorang profesor di bidang psikologi sosial dari Florida State University. Manusia emang cenderung lebih inget sama pengalaman negatif daripada pengalaman positif.

Baca juga: Pikiran Negatif Merusak Hidup Positif

Menurut Baumeister, emosi negatif dan feedback buruk punya dampak lebih besar ketimbang perhatian dan feedback positif yang pernah lo dapet. Stereotype buruk bakal lebih susah dilupain, yang akhirnya ngebuat diri lo terus terusan denial dan susah banget buat move on. Hal ini dikarenakan pikiran lo sendiri aja masih nolak buat lupa dan maafin semua pengalaman buruk di masa lalu.

YouTube Satu Persen – Cara Tinggalkan Masa Lalu yang Kelam

Nah kalo diri lo terus terusan denial, rasanya nggak enak banget nggak sih? Kayak di dalem hati lo pengen berdamai sama masa lalu, tapi otak lo merintahin buat jangan lupain pengalaman yang udah bikin lo terpuruk.

Menurut gue, kalo udah kayak gini nggak baik buat diri lo ke depannya. Orang yang nggak bisa berdamai sama luka di masa lalu cenderung takut buat ngelangkah ke depan, karena takut bakal terluka kayak dulu lagi.

Dampak negatif lainnya yang lo dapet kayak:

  • Overthinking sama apa yang bakal terjadi di masa depan
  • Takut ngambil keputusan
  • Ngerasain beban batin yang nggak perlu
  • Kualitas hidup berkurang secara drastis
  • Nggak bahagia

Pernah nih gue ngerasain yang kayak gini. Literally dampaknya bener-bener ngena banget ke kehidupan gue. Tapi baiknya, abis gue ngalamin berbagai rentetan hal buruk, nggak lama sejak itu gue sadar, bahwa gue harus cari cara buat bangkit lagi. Karena saat itu gue merasa diri gue sendiri punya value dan berhak buat bangkit.

Lo juga kepikiran nggak sih? Untungnya buat diri sendiri tuh apa kalo berlarut-larut dalam kesedihan sama suatu hal yang udah terlewat dan gak bisa diubah?

4 Cara berdamai sama masa lalu

1. Menerima masa lalu

Pengalaman yang berkesan, mau itu baik ataupun buruk, cenderung susah buat dilupain. Percaya deh, semakin lo berusaha buat lupa sama suatu kejadian, malah ingatan tentang kejadian itu semakin muncul di pikiran lo.

Di poin ini, gue saranin kalo lo nggak mau terbayang oleh hal buruk yang pernah lo alamin, lebih baik lo nerima kejadian itu daripada effort mati-matian buat ngelupain.

Asli deh, kalo kita bisa nerima pengalaman masa lalu sebagai bagian dari hidup, rasa sakitnya bakal lebih berkurang. Terus, secara perlahan kita bisa berdamai dan nggak terus keinget sama hal buruk itu.

Toh, udah ikhlas.

Baca juga: Apa Itu Inner Child: Cara Mengenal Bagian Diri Lebih Dalam dengan Melihat Masa Lalu

2. Memperbaiki sudut pandang

Kebanyakan dari kita tuh susah buat lupa dan berdamai sama masa lalu, karena kita mandang kejadian tersebut sebagai sesuatu yang negatif dan nggak ada value dari kejadiannya.

Padahal, kalo dipikir-pikir, semua kejadian bisa punya sudut pandang yang beda, tergantung dari gimana cara lo memaknainya. Coba deh, better ganti sudut pandang dari:

“Dulu gue di-bully karena gue jelek, pasti ke depannya nggak ada yang mau nerima gue”

Menjadi

“Oh, dulu gue di-bully karena mereka kurang perhatian dari orang tuanya, toh sekarang gue jadi lebih kebal dan glow up’’

Biasain mandang suatu hal dari sisi postifnya, biar kitanya juga nggak terlalu tertekan.

Baca juga: Mengubah Perspektif Lewat Rasa Syukur

3. Ambil dan cari tau hikmahnya

“Everything happens for a reason. There’s always a rainbow after a big storm.”

Cari tau value positif yang bisa lo ambil dari kejadian yang udah lalu. Gue yakin banget, kalo setiap perih yang kita dapet adalah tiket buat kita berubah jadi pribadi yang lebih baik lagi.

Misal ni, lo udah putus dari cowok lo yang toxic, tapi rasanya susah banget buat move on karena lo nggak terbiasa kalo nggak sama dia. Dalam hal ini, ada baiknya lo cari sisi positif dari kejadian ini.

Lo cari kebahagiaan apa yang lo dapet pas udah gak berhubungan sama dia. Kayak lo yang lebih bebas, gak terkekang, dan mulai bisa fokus sama karier lo sendiri.

Kalo kita tau hikmah dan keuntungan yang didapet atas kejadian tersebut, lebih mudah juga buat ngelangkah ke depannya.

4. Biasain sama hal yang ngingetin lo sama masa lalu

Menurut gue, kalo lo mau berdamai sama masa lalu jangan terlalu menghindari hal yang bisa buat lo inget sama kejadian tersebut. Justru itu makin nambah ketakutan lo, dan lo cenderung nggak siap ke depannya buat #HidupSeutuhnya.

Semakin lo terbiasa sama hal yang paling lo benci, semakin mudah buat lo nerima hal tersebut. Toh, itu udah jadi bagian dari kehidupan lo.

Kalo kayak gini, lo nggak ada alasan buat menghindar dan nggak bakal dihantui sama bayangan masa lalu.

Baca juga: Penyesalan Tidak Selamanya Buruk: Cara Memaafkan Diri Sendiri

Gambar dari mohamed hassan dari pixabay
Gambar dari mohamed hassan dari pixabay

Berdamai sama diri dan move on dari masa lalu emang gak gampang, guys. Setiap orang punya caranya sendiri buat healing.

Kalo lo emang masih susah banget buat maafin dan nerima semua kejadian buruk di masa lalu, gue saranin coba konsultasiin apa yang lo rasain sama psikolog di Satu Persen. Layanan konseling Satu Persen bakal ngasih banyak benefit kayak psikotes, worksheet, dan masih banyak lagi.

Banyak benefit yang bisa lo dapetin dari konseling online ini, info selengkapnya langsung aja klik gambar di bawah ini!

Satu-Persen-Artikel--30--2

Jadi, jangan takut buat berproses selama itu bisa ngasih value positif buat diri lo ya hehehehe. Lo bisa juga nih coba tes sehat mental, gratis dari Satu Persen.

Dari gue segitu dulu, semoga artikel sama pengalaman gue bisa ngebantu lo buat bisa #HidupSeutuhnya.

Keep up the good work guys!

Referensi:

Jess, D. (2018, October 04). What Is Hooponopono? Benefits & Techniques In The Art Of Forgiveness. Retrieved August 07, 2020, from https://www.thenaturaldoctors.com/what-is-hooponopono/

Read More
judi

Cara Memotivasi Diri Sendiri Ketika Ingin Menyerah

Lakukan Hal Ini Ketika Kamu Ingin Menyerah

(tentang Memotivasi Diri)

Ingatkah kamu saat dirimu mencapai titik terendah dalam hidupmu? Atau, mungkin saat ini, kamu sedang berjuang melewatinya. Dalam periode titik terendah ini, tentu kamu menjadi sangat karib dengan hadirnya emosi negatif. Rasa sedih, kecewa, dan tidak berdaya kerap menghantui langkahmu. Rasanya sangat sulit untuk benar-benar bisa berpikiran positif dan bangkit kembali dari fase ini.

Berada dalam titik terendah kerap membuat kita mempertanyakan keberhargaan diri kita karena harus merasakan kehilangan, kekecewaan, dan kegagalan. Ditambah lagi, dalam situasi pandemi yang penuh ketidakpastian ini, rasa gundah akibat terombang-ambing dalam ketidakpastian tentu semakin memperkeruh suasana. Ketidakhadiran teman atau orang-orang terdekat di samping kita untuk memberikan dukungan dan kata penyemangat mungkin semakin menambah pesimisme kita untuk bangkit.

Lantas, apakah ada secercah solusi dari semua ini?

Tentu ada. Kamu mungkin sudah berkeinginan kuat untuk menyerah dan berpikir kamu telah kehilangan semuanya. Namun, kamu lupa akan salah satu harta paling berharga yang kamu miliki, dirimu sendiri! Dirimu sendiri adalah elemen kunci yang membuatmu dapat bangkit dari keputusasaan. Kamu dapat memotivasi dirimu— menjadi penggerak bagi dirimu untuk terus maju dan pantang menyerah. Kamu masih ragu akan kemampuanmu itu? Artikel ini akan membantumu mengenal hal-hal dalam dirimu yang mampu membuatmu bangkit dari rasa putus asa.

Namun, sebelumnya, apa sih motivasi diri itu?

Motivasi diri adalah dorongan mendasar yang kamu miliki dalam dirimu untuk melakukan sesuatu. Ibarat bahan bakar, motivasi diri membuatmu dapat teguh untuk dapat berjalan semakin dekat menuju tujuanmu.

Motivasi dirimu bersumber dari 2 hal: dalam diri maupun luar diri. Dari dalam diri, kamu menemukan motivasi intrinsik, sebuah dorongan yang bersumber dari dirimu pribadi untuk menyelesaikan suatu hal. Keberhasilanmu mencapai hal itu sudah menjadi reward untuk dirimu sendiri. Misalnya saja ketika kamu memiliki hobi menggambar, kamu mempunyai motibasi intrinsik untuk terus mengasah kemampuan gambarmu agar semakin baik dari hari ke hari untuk kepuasan dirimu sendiri. Dari luar diri kamu akan menemukan motivasi ekstrinsik, motivasi yang disebabkan oleh adanya reward eksternal, entah itu pengakuan dari orang lain, uang, status, maupun kekuatan dan kekuasaan. Tentu, motivasi yang bersumber dari dalam diri itu akan lebih efektif dan lebih bermakna buatmu.

Mengapa rasanya susah sekali ya untuk memotivasi diri saat berada di titik terendah?

Jika kamu merasa demikian, jangan menyalahkan dirimu sendiri karena tidak bisa selalu berpikiran positif. Kenyataannya, merasa putus asa saat dihantam berbagai kenyataan pahit adalah hal yang lumrah.

Menurut, Professor Ron Siegel dari Harvard University dalam salah satu pemaparannya soal mindfulness, otak modern kita belum banyak berevolusi dan seperti halnya manusia purba. Kamu tentu ingat, pada zaman purba, manusia harus hidup menyatu dengan alam dan hewan buas. Sebagai upaya bertahan hidup, otak manusia sangat sensitif terhadap sinyal yang menandakan bahaya. Bahkan hingga saat ini, untuk otak kita, kebutuhan untuk bertahan hidup tetap menduduki posisi utama dibandingkan kebutuhan-kebutuhan lainnya.

Ketika kita merasa berada dalam bahaya, kita kemungkinan besar tidak dapat berpikir soal pengalaman membahagiakan atau penghargaan yang telah kita dapatkan semasa hidup. Sebabnya, kita lebih mudah mengingat kejadian-kejadian yang mengancam atau tidak menyenangkan dibandingkan dengan kejadian-kejadian membahagiakan.

Namun, meskipun kita memiliki tendensi demikian, nyatanya kita tetap dapat bangkit dari kesedihan dengan beradaptasi dengan kondisi biologis kita tersebut. Kunci yang mendasar adalah untuk memiliki kesadaran terlebih dahulu soal kondisi alamiah kita untuk dapat tahu hal-hal yang dapat kita lakukan ke depan. Kenyataan bahwa kita vulnerable bukanlah sesuatu yang perlu disangkal, tetapi perlu diakui dan diatasi.

Lantas, bagaimana caranya memotivasi diri?

Setelah menerima keadaan kita yang sedang terpuruk, kita baru dapat merumuskan langkah-langkah yang dapat kita lakukan untuk memotivasi dan menguatkan diri kita agar dapat bangkit dari masa-masa sulit. Yuk, simak langkah-langkah berikut!

  • Mengenali dirimu dan perasaanmu

Sebelum mencoba menguatkan dirimu untuk kembali bersemangat mengejar tujuanmu, kamu terlebih dahulu harus menyadari kondisimu. Berada dalam kondisi yang membuatmu ingin menyerah adalah sesuatu yang lumrah, bukan sesuatu yang memalukan atau membuatmu terlihat lemah. Seperti yang telah disampaikan sebelumnya, kamu tidak boleh menyangkalnya.

Sebaliknya, kamu harus menerimanya. Kamu dapat membiarkan dirimu mengekspresikan perasaanmu dengan cara yang tidak membahayakan dirimu sendiri dan orang lain, entah itu dalam bentuk tangis atau cerita kepada orang terdekat yang kamu percaya maupun tenaga profesional. Upaya ini dianggap sebagai bagian emotional-based coping, caramu berdamai dengan persoalan dalam sisi emosi atau perasaan.

Setelah itu, kamu dapat mencoba recall dengan mengingat perasaan apa yang kamu rasakan. Fun fact, berdamai dengan emosi negatif akan lebih mudah dilakukan jika kamu dapat address atau memanggil perasaan yang kamu rasakan secara spesifik, entah itu anxious, afraid, insecure, worry, dan sebagainya.

  • Mengenal penyebabmu merasa ingin menyerah

Setelah melakukan emotional based coping dan mengenali perasaanmu, kamu dapat move forward untuk melakukan solution based coping. Pada tahapan ini, kamu akan mencari tahu nih kira-kira apa hal yang memicumu merasakan hal tersebut. Tahapan-tahapan ini oleh Albert Ellis, ahli cognitive behavior, dirumuskan dalam model ABC, yaitu:

Kamu dapat mengingat kejadian yang memicumu merasa hampir menyerah. Misalnya, hasil kerjamu yang sudah direvisi berulang kali mendapatkan kritikan dari supervisor.

Apa sih hal yang kamu percaya berkaitan dengan kejadian tersebut? Misalnya, kamu percaaya bahwa kritik dari supervisor adalah pertanda bahwa segala kerja kerasmu sia-sia, ataupun isyarat bahwa kamu tidak berbakat dalam bidang itu.

Akibat dari keyakinanmu itu, apa yang terjadi? Rupanya, kamu jadi enggan untuk kembali mencoba dan tenggelam dalam self doubt. Kamu bahkan merasa tidak lagi berharga.

Sekarang saatnya kamu menantang pikiranmu itu. Memangnya benar ya, orang yang mendapat kritik adalah orang yang gagal? Dalam upayamu mempertanyakan hal yang kamu percaya, kamu dapat berdiskusi dengan banyak orang, termasuk dengan supervisor-mu sendiri. Di tahap ini, kamu mungkin akan mendapatkan banyak insight baru. Misalnya, kamu tahu bahwa banyak orang hebat yang ternyata telah gagal puluhan, ribuan, bahkan ratusan kali seperti Thomas Alfa Edison. Kegagalan memenuhi ekspektasi supervisor adalah hal yang biasa.

Di tahap ini, kamu mengubah kepercayaanmu yang dahulu soal kritik dan kegagalan menjadi yang baru. Kamu perlahan-lahan dapat melihat segalanya secara lebih positif. Kamu siap untuk mencoba kembali.

Tahapan ini sangat krusial karena melaluinya, kamu tidak hanya belajar membuat dirimu sendiri lebih baik, tetapi juga membuatmu belajar dari kesalahan dan mampu menyikapi dengan lebih baik di kemudian hari.

  • Mengingat pengalaman positif

Seperti yang telah kamu baca sebelumnya, otak manusia memang didesain untuk peka terhadap keadaan yang mengancam sebagai upaya bertahan hidup. Oleh karena itu, ketika mengalami titik terendah, sebagai upaya mengimbangi hal itu, penting pula untuk kembali mengingat segala pengalaman positif atau penghargaan yang telah kamu dapatkan. Dengan begini, kamu akan tersadar bahwa hidup tak selamanya selalu berisikan kesedihan dan kegagalan, tetapi banyak momen membahagiakan yang mengiringinya.

  • Kembali mengingat tujuanmu dan mencoba lagi!

Setelah kamu mendapatkan pemahaman yang lebih positif serta merasa lebih baik, kamu dapat memperkokoh niatmu dengan mengingat kembali tujuan awal kamu melakukannya. Apa tujuanmu berkarya, bekerja, dan berusaha sampai sejauh ini? Dengan pemahaman atas tujuanmu ini, kamu akan mendapatkan motivasi intrinsik untuk kembali mencoba.

Berjuang menghadapi titik terendah memang tidak mudah. Butuh keberanian besar dari dalam diri untuk bisa bangkit dan kembali menghadapinya. Semoga artikel ini bisa membantumu mendapatkan insight dalam upaya bangkit dari rasa putus asa.

Untuk membantumu pulih, kamu juga bisa membaca berbagai artikel dari Satu Persen, salah satunya yang membahas soal self-healing (https://satupersen.net/blog/self-healing-bisakah-membuatmu-merasa-lebih-baik). Kamu merasa kamu adalah individu yang mudah menyerah? Kamu bisa menonton video Satu Persen soal tips-tips bangkit dari keterpurukan khusus buat kamu di sini (https://www.youtube.com/watch?v=bLpjemyGpOI).

Kamu juga bisa mencoba Tes Self-Motivation supaya bisa mengendalikan diri untuk mencapai tujuanmu. Semoga artikel ini bisa membantumu lebih baik, setidaknya Satu Persen setiap harinya, menuju hidup seutuhnya.

Mentoring-5

Referensi:

Ackerman, C. E., M.Sc. (2020, September 01). Self-Motivation Explained + 100 Ways to Motivate Yourself. Retrieved September 26, 2020, from https://positivepsychology.com/self-motivation/

Albrecht, K., Ph.D. (2015, June 11). Redirect Notice. Retrieved September 26, 2020, from https://www.google.com/amp/s/www.psychologytoday.com/us/blog/brainsnacks/201506/could-be-the-one-real-secret-self-motivation?amp

Mcleod, S. (1970, January 01). Cognitive Behavioral Therapy. Retrieved September 26, 2020, from https://www.simplypsychology.org/cognitive-therapy.html

Read More
judi

Apa itu Wendy Syndrome? (Buat Lo yang Sering Ghosting Diri Sendiri)

fenomena wendy syndrome
Satu Persen – Wendy Syndrome 

Halo, Perseners! Gimana kabarnya?

Ketika berbicara tentang Wendy syndrome, banyak orang berpikir bahwa deskripsi yang diberikan oleh psikologi adalah seseorang yang senang merawat orang lain daripada dirinya sendiri.

Tapi tidak ada yang bisa jauh dari kenyataan. Kebutuhan untuk merawat pasangan kita, memberi mereka segalanya, dan mendahulukan kebutuhan mereka di atas kebutuhan kita sendiri, adalah sesuatu yang dipandang normal saat ini terutama bagi kaula muda, Perseners.

wendy syndrome
Sumber dari pngitem.com

Banyak wanita membuat kesalahan dengan “mencintai terlalu banyak” atau istilah jaman sekarang “bucin” menyebabkan mereka kehilangan harga diri mereka sendiri. Penting untuk membatasi hal ini dan berusaha untuk menemukan keseimbangan. Lo dapat memuja pasangan lo, memberikan banyak cinta kepada orang tua atau teman lo, tetapi lo tidak boleh sampai melupakan kebutuhan lo sendiri.

Kalau bahasa gaulnya anak jaman sekarang sih, love yourself first before you love others. Karena, tidak ada yang lebih penting daripada pertumbuhan pribadi lo sendiri.

Karena sebelumnya gue udah bahas tentang Sindrom Peter Pan di artikel sebelumnya. Pada artikel kali ini, gue akan membahas topik ini dan mencari tahu lebih banyak tentang Wendy syndrome. Jadi, simak hingga akhir dan jangan lupa buat share ke teman-teman maupun kerabat lo. Selamat membaca!

Tapi sebelumnya, ada pepatah bilang, tak kenal maka tak sayang, semakin kenal tambah sayang. Jadi, kenalin nama gue Dimsyog (acronym dari Dimas Yoga). Di sini gue sebagai Part-time Blog Writer dari Satu Persen. Simak sampai habis, ya!

Baca juga: The Good Girl Syndrome: Sindrom Menjadi Perempuan Baik yang Bikin Gak Bahagia

Apa itu Wendy Syndrome?

apa itu wendy syndrome
Sumber dari seekpng.com

Pasti lo semua pernah mendengar tentang sindrom Peter Pan, dan mungkin banyak yang bertanya-tanya apakah Wendy syndrome sebagai kebalikannya? Dan jawabannya adalah benar sekali, Perseners.

Kebalikan dari karakter Peter Pan yang selalu ingin dirawat, karakter Wendy adalah seorang karakter gadis yang merawat karakter lain dalam cerita di dunia fantasi (Peter Pan). Dia mampu melakukan apa yang tidak berani dilakukan Peter Pan maupun yang lainnya, yakni menanggung risiko, tanggung jawab, dan lain-lain., tetapi selalu tetap berada belakang. Dia memberikan segalanya untuk orang lain karena itulah yang membuatnya bahagia.

Sebagai contoh, Wendy syndrome diibaratkan sebagai ayah atau ibu yang selalu mengerjakan pekerjaan rumah anaknya, yang membangunkannya setiap pagi agar tidak terlambat datang ke sekolah meskipun sudah cukup umur untuk mengerjakannya sendiri.

Ciri-ciri Wendy Syndrome

ciri-ciri wendy syndrome
Sumber dari Guidetoposts

1.Mereka mendahulukan kebutuhan orang lain di atas kebutuhan mereka sendiri

Orang yang memiliki Wendy syndrome mereka merasa perlu untuk memberikan perhatian, untuk merawat orang lain. Dengan cara ini, mereka merasa bahwa mereka membuat orang lain bahagia. Orang-orang ini akan menempatkan kebutuhan orang lain di atas kebutuhan mereka sendiri, dan kemudian perlahan-lahan, mereka mulai mengorbankan keinginan mereka sendiri dan bahkan hal-hal yang penting bagi mereka.

2. Melakukan sesuatu untuk orang lain membuat mereka merasa lebih baik

Bagi orang-orang ini, memberi perhatian adalah cara menawarkan cinta. Mereka melakukannya dengan bebas dan karena mereka mau. Tidak ada yang membuat mereka peduli pada orang lain.

Namun, mereka sering “terikat” dengan pasangan yang memiliki Sindrom Peter Pan. Orang dengan Wendy syndrome takut akan dua hal: bahwa orang lain akan berhenti membutuhkan mereka, dan mereka akan ditinggalkan sendirian. Gagasan tidak memiliki siapa pun untuk merawat mereka menakutkan, karena ini adalah cara di mana mereka merasa berguna dan menunjukkan cinta mereka. Pada saat yang sama, ini membantu mereka melihat diri mereka berharga dan perlu.

Cara Menangani Wendy Syndrome

cara menangani wendy syndrome
Sumber dari PACFA

1.Terapi

Mengakhiri gagasan “Jika gue berusaha keras untuk lo, lo akan melihat bahwa gue bener-bener mencintai lo dan gue tidak akan pergi” adalah dasar terapi pada Wendy syndrome. Tujuan utama dari terapi ini adalah untuk menghilangkan rasa takut ditinggalkan atau ditolak jika mereka tidak melakukan semua yang diinginkan orang lain, karena, jika ide ini tidak berhasil, sulit untuk mengubah perilaku mereka.

2. Teknik kognitif

Selanjutnya, menggunakan teknik kognitif tujuannya mengajarkan lo untuk melihat hubungan dengan perilaku mereka, membantu lo untuk menyadari pada saat yang sama tentang bagaimana ketakutan ini tidak membantu lo untuk mencapai tujuan lo, tetapi malah membuat lo masuk ke dalam lingkaran setan di mana rasa takut meningkat karena “tidak ada persyaratan” perhatian dan kasih sayang dari orang lain. Pada saat yang sama, pasien harus dilatih dalam keterampilan interpersonal seperti belajar bagaimana “mengatakan tidak” dan menyelesaikan tugas, untuk melihat prinsip kesetaraan dalam pasangan yang hubungannya sering terganggu.

3. Komunikasi

Jika lo merasa hubungan lo memiliki Wendy syndrome di dalamnya, mungkin inilah saatnya untuk berbicara. Berikan ruang untuk rasa ingin tahu dan cari tahu tentang kehidupan yang mereka jalani sebelum lo. Lebih baik berada di jalan yang sama tentang hubungan lo daripada melewatinya tanpa tahu ke mana lo melihatnya atau jika pasangan lo mampu memberikan apa yang lo inginkan dalam suatu hubungan. Nah, salah satu cara yang mungkin dapat lo lakukan adalah dengan mengunjungi psikolog untuk melakukan konseling.

Baca Juga: Night Eating Syndrome: Gangguan Suka Makan Tengah Malam

Nah, jika lo bingung mau cari bantuan dari profesional lewat cara apa, lo bisa coba layanan Konseling dengan Psikolog dari Satu Persen.

Di konseling ini, lo bakal dapet tes psikologi supaya lo bisa tau gambaran kondisi lo saat ini. Berikutnya, lo juga akan dapat asesmen mendalam dan sampai akhirnya lo dapet worksheet dan terapi yang bakal disesuaikan sama hasil asesmen supaya bisa ngebantu lo secara tepat.

Lo bisa klik aja gambar di bawah buat cari tau lebih lanjut dan mendaftarkan diri untuk layanan konseling ini.

CTA-Blog-Post-06-1-16

Kalau lo masih ragu, lo dapat mencoba tes gratis dari kita terlebih dahulu. Dengan tes ini, lo akan tahu layanan konsultasi mana yang terbaik untuk masalah lo. Caranya gampang banget, cukup klik aja di sini.

Selain itu, lo juga bisa mendapatkan informasi lain mengenai kesehatan mental di channel YouTube Satu Persen. Seperti video berikut ini. Di sini, kalian bakal belajar cara mencintai diri sendiri dengan benar.

Dan jangan lupa buat dapetin informasi menarik lainnya di Instagram, Podcast, dan blog Satu Persen ini tentunya.

Akhir kata, sekian dulu tulisan dari gue. Gue Dimsyog dari Satu Persen, selamat mencoba untuk menjadi sahabat dan teman terbaik bagi diri lo sendiri. Semoga informasinya bermanfaat, ya! Dan pastinya selamat menjalani #HidupSeutuhnya!

Referensi:

🥇▷ Wendy’s Syndrome: People who need the approval of others 【NUOVO】. (n.d.). Retrieved January 11, 2022, from http://virtualpsychcentre.com/wendys-syndrome-people-who-need-the-approval-of-others/

The Wendy Syndrome: Caring for Others and Neglecting Yourself – Step To Health. (n.d.). Retrieved January 11, 2022, from https://steptohealth.com/wendy-syndrome-caring-others-neglecting/

Read More
judi

Buat Lo yang Suka Nyalahin Diri Sendiri (Cara Menghargai Diri Sendiri)

cara menghargai diri sendiri
Satu Persen – Menghargai Diri Sendiri

Halo, Perseners! Gimana kabarnya?

Kita semua memiliki pasang surut dalam hidup. Hal-hal buruk mungkin terjadi pada lo atau orang-orang yang lo kenal setiap harinya. Tetapi, ada beberapa orang yang mengklaim itu bukan kesalahan mereka. Mereka berpendapat bahwa mereka tidak memiliki kendali atas situasi dan masalah sulit yang mereka hadapi.

buat yang suka nyalahin diri sendiri
Sumber dari pexels.com

Namun, apakah lo terus-menerus merasa seolah-olah lo gak memiliki kendali atas situasi atau bahwa orang lain ingin menyalahkan lo? Atau apakah lo merasa seolah-olah hal-hal buruk terus terjadi pada lo, apapun yang lo lakukan? Jika lo seringkali menyalahkan orang lain atas peristiwa atau situasi dalam hidup lo, lo mungkin sekarang sedang berhadapan dengan apa yang dikenal sebagai victim mentality, Perseners.

Karena lagi ngomongin tentang victim mentality nih, di artikel ini gue akan membahas buat lo yang suka nyalahin diri sendiri (cara menghargai diri sendiri).

Tapi sebelumnya, ada pepatah bilang, tak kenal maka tak sayang, semakin kenal tambah sayang. Jadi, kenalin nama gue Dimsyog (acronym dari Dimas Yoga). Di sini gue sebagai Part-time Blog Writer dari Satu Persen. Simak sampai habis, ya!

Baca juga: 5 Alasan Psikologis Kamu Sering Banyak Pikiran (Cara Menghilangkan Overthinking)

apa itu victim mentality
Sumber dari memecreator.org

Apa sebenarnya victim mentality? Victim mentality bukanlah kondisi yang dapat didiagnosis. Victim mentality adalah istilah yang diterima secara umum dan memiliki beberapa nama lain seperti victim syndrome dan victim complex.

Bagi orang-orang yang memiliki victim mentality, sepertinya tenggelam dalam negativitas lebih mudah daripada mencoba menyelamatkan diri sendiri. Mereka bahkan dapat memaksakan pola pikir ini ke orang lain.

Intinya, pola pikir ini berakar pada trauma, kesusahan, dan rasa sakit hampir sepanjang waktu. Biasanya hal ini terjadi ketika lo mengalami situasi traumatis yang biasanya berasal dari orang lain. Akhirnya, mungkin lo jadi berpikir bahwa lo gak berdaya dan gak ada yang lo dapat lakukan buat mengubah masa depan lo.

Pola pikir ini membuat lo merasa rentan dan takut. Dan pada akhirnya, lo memilih untuk tidak bertanggung jawab atas tindakan yang telah lo perbuat.

apakah pola pikir ini permanen
Sumber dari imgflip.com

Gue tau kalo mungkin pola pikir ini jadi lo miliki karena sebelumnya lo pernah mengalami kejadian traumatis. Tapi, perlu diinget juga kalo sebenernya satu kejadian buruk itu gak cuma diakibatkan sama satu faktor aja.

Emang sih, lo gak bisa mengendalikan apa yang udah terjadi di masa lalu. Dan mungkin hal ini bikin lo jadi merasa buruk dan kehilangan rasa percaya diri lo.

Tapi, perlu diinget kalau sebenernya lo masih punya kendali penuh atas masa depan lo. Dan lo bisa mengubah masa depan lo tersebut jadi lebih baik kalau lo memang mau.

Setiap orang dengan pola pikir ini perlu menemukan akhir dari mengasihani diri sendiri dan bekerja menuju perubahan. Jika tidak, perasaan lo sebagai korban akan mengikuti lo selama sisa hidup lo.

Yang perlu lo inget, sebenernya hidup gak akan pernah berhenti memberi lo tantangan. Kalau lo gak berusaha buat menaklukkan tantangan hidup, maka lo justru bakal berhadapan sama hal yang lebih berat lagi sepanjang hidup lo.

ciri-ciri victim mentality
Sumber dari facebook.com

Apa saja ciri-ciri victim mentality? Jika lo gak yakin apakah lo sedang berjuang dengan victim mentality, berikut adalah 4 ciri yang harus diperhatikan:

1.Membuat semua masalah untuk diri lo sendiri

Menciptakan masalah adalah ketika lo membiarkan diri lo percaya bahwa ketidaknyamanan terkecil sekalipun adalah akhir dari segalanya.

Jika lo selalu berasumsi bahwa yang terburuk akan terjadi, maka semesta akan mendengarkan dan memberikan apa yang lo minta. Lain kali, ketika lo mendapati diri lo sedang memikirkan betapa buruknya sesuatu, berusahalah untuk tidak memikirkannya dan berpikirlah bahwa hal tersebut tidak akan terjadi.

Mikirin hal buruk yang bisa terjadi itu sebenernya boleh aja. Dengan harapan kalau hal itu bikin lo jadi lebih siap ketika lo berhadapan sama hal buruk. Tapi, mungkin yang perlu lo inget adalah hidup itu gak selamanya buruk. Dan hal yang lo takutkan gak pasti 100% bakal terjadi.

2. Lo merasa gak berdaya

Salah satu hal tersulit yang harus dihadapi ketika lo hidup dengan victim mentality adalah lo merasa gak berdaya. Ketika hal-hal buruk terjadi, mudah untuk merasa seperti lo gak memiliki kendali atas situasi tersebut.

Ketika lo menemukan diri lo dalam salah satu situasi ini, fokuslah pada hal-hal yang dapat lo ubah. Menemukan sesuatu yang dapat lo kendalikan dapat membantu lo merasa memiliki sebagian kekuatan lo kembali, dan itu adalah suatu langkah besar.

Cara lain untuk membebaskan diri dari perasaan gak berdaya adalah dengan berlatih mengatakan “tidak“. Lo gak harus melakukan semua yang diharapkan dari diri lo. Gak apa-apa untuk mendahulukan kebutuhan lo sendiri dibandingan kebutuhan orang lain.

3. Lo terlibat dalam negative self-talk

Keraguan terhadap diri sendiri terkait erat dengan menjadi victim mentality. Begitu seseorang jatuh pada victim mentality, secara gak sadar mereka akan memengaruhi diri sendiri dengan upaya terbaik mereka agar sesuai dengan kemauan mereka.

Jika lo percaya bahwa lo gk layak, lo akan selalu merasa seolah-olah dunia sedang berusaha untuk menjatuhkan lo. Keyakinan ini akan membuat perilaku korban sampai pada titik di mana merendahkan diri menjadi hal yang wajar. Akan sulit untuk tetap termotivasi dalam hidup saat lo selalu merendahkan diri sendiri.

4. Berpikir bahwa dunia sedang berusaha menjatuhkan lo

Saat lo merasa dunia terus berusaha menyakiti lo atau membuat lo sengsara, wajar banget kalau lo mungkin merasa lo adalah seorang korban.

Dalam hidup, banyak hal akan terjadi di luar kendali lo. Dan tugas lo sebenarnya adalah untuk memutuskan bagaimana lo akan menanggapi peristiwa-peristiwa itu. Ketika lo mulai melihat tantangan sebagai peluang untuk berkembang di situlah titik awal yang bisa membantu lo keluar dari victim mentality.

Baca juga: Apa Itu Kesehatan Mental?

Bagaimana Cara Berhenti Menyalahkan Diri Sendiri?

Jika lo merasa punya beberapa tanda atau gejala victim mentality, lo mungkin bertanya-tanya bagaimana cara mengubah pola pikir lo jadi lebih sehat. Jika demikian, di bawah ini adalah beberapa tips untuk membantu lo.

  • Pilih untuk meninggalkan atau menerimanya.
  • Bicaralah untuk mengubah situasi dan merebut kembali kekuatan lo
  • Baca buku self-help seperti Eckhart Tolle “The Power of Now”.
  • Belajarlah memaafkan masa lalu.
  • Temukan bantuan dari terapis yang dapat membantu lo memproses trauma masa lalu.
  • Kembangkan kecerdasan emosional lo.
  • Bertanggung jawab atas apa yang dapat lo kendalikan dan bagaimana lo bereaksi.
  • Belajar mulai mengendalikan hal kecil di sekitar lo.

Kesimpulan

kesimpulan
Sumber dari id.quora.com

Jika lo berjuang dengan victim mentality, sebenernya semua hal itu terjadi karena banyak faktor, jadi when things go wrong sebenernya itu bukan salah lo sepenuhnya juga. Kalau sebelumnya lo pernah mengalami kejadian yang gak mengenakkan, wajar banget kalau hal itu bikin lo jadi merasa ragu sama kemampuan diri lo sendiri.

Pada saat yang sama, lo perlu menunjukkan belas kasihan pada diri sendiri sehingga lo dapat melewati situasi ini dan mencari bantuan jika diperlukan. Terus berdiam dalam pola pikir victim mentality membuat lo merasa gak berdaya dan gak dapat memulai perubahan dalam hidup lo.

Meskipun mungkin sulit bagi lo untuk keluar dari pikiran buruk lo jika lo mengambil langkah-langkah kecil yang konsisten, pada akhirnya lo akan mencapai tujuan yang lo tuju. Dan, akan lebih mudah bagi orang lain untuk mendukung lo sepanjang jalan ketika lo terbuka untuk menerima saran dari orang lain.

Mulai Kurangi Mindset Victim Mentality dengan Konseling Online

Kalo lo kesusahan buat memulai langkah awal lo, lo bisa coba meminta bantuan dan arahan dari orang lain. Contohnya seperti psikolog Satu Persen.

Di konseling ini, lo bakal dapet tes psikologi supaya lo bisa tau gambaran kondisi lo saat ini. Berikutnya, lo juga akan dapat asesmen mendalam dan sampai akhirnya lo dapat worksheet dan terapi yang bakal disesuaikan sama hasil asesmen supaya bisa ngebantu lo secara tepat.

Lo bisa klik aja gambar di bawah buat cari tau lebih lanjut dan mendaftarkan diri untuk layanan konseling ini.

CTA-Blog-Post-06-1-16

Kalau lo masih ragu, lo dapat mencoba tes gratis dari kita terlebih dahulu. Dengan tes ini, lo akan tahu layanan konsultasi mana yang terbaik untuk masalah lo. Caranya gampang banget, cukup klik aja di sini.

Sebagai referensi tambahan, lo juga bisa nonton video Youtube Satu Persen berikut ini. Nanti kalian bakal bisa belajar cara berhenti overthinking tentang hal-hal di luar kendali agar hidup lebih bahagia.

Akhir kata, sekian dulu tulisan dari gue. Gue Dimsyog dari Satu Persen, selamat mencoba untuk menjadi sahabat dan teman terbaik bagi diri lo sendiri. Semoga informasinya bermanfaat, ya! Dan pastinya selamat menjalani #HidupSeutuhnya!

Referensi:

4 Signs You Have a Victim Mentality (And How to Break out of It). (n.d.). Retrieved January 21, 2022, from https://www.lifehack.org/articles/communication/move-away-from-the-victim-mentality.html

Victim Mentality: 16 Signs and Tips to Deal with It. (n.d.). Retrieved January 21, 2022, from https://www.healthline.com/health/victim-mentality

Victim Mentality: Causes, Symptoms, and More. (n.d.). Retrieved January 21, 2022, from https://www.webmd.com/mental-health/what-is-a-victim-mentality

What Is a Victim Mentality? (n.d.). Retrieved January 21, 2022, from https://www.verywellmind.com/what-is-a-victim-mentality-5120615#toc-reasons-a-victim-mindset-continues

Read More