putinvzrivaetdoma.org

media online informasi mengenai game online tergacor di tahun 2023

Rasa

judi

Menghilangkan Rasa Malas Melalui Menonton Video Motivasi

Pasti kamu semua pernah mengalami dalam suatu waktu yang namanya malas untuk beraktivitas atau memulai suatu kegiatan, pernah? Apa yang akan biasanya kamu lakukan ketika rasa malas ini melanda dirimu, apakah kamu lebih memilih untuk rebahan sambil bermain ponsel pintar mu, memilih menonton film seharian, atau malah memunculkan lagi semangat dengan menonton video-video motivasi?

Nah di artikel kali ini, aku akan membahas tentang apakah benar dengan menonton video motivasi dapat menghilangkan rasa malas di dalam diri, apa kelebihan dan kekurangannya menonton video motivasi dan dampak kedepannya saat setelah menonton video motivasi yang mungkin perlu kamu ketahui semua. Maka simak terus artikel ini hingga akhir, share ke semua teman-teman mu agar mereka juga mendapatkan pengetahuan yang sama sepertimu.

Mengenali Rasa Malas

Sebelum masuk ke dalam pembahasan apakah dengan menonton video motivasi dapat menghilangkan rasa malasmu atau malah membuatmu akan semakin menjadi lebih malas, kamu harus mengenali dulu apa itu rasa malas. Secara umum rasa malas itu dapat diartikan dengan hilangnya motivasi kamu dalam melakukan sesuatu sehingga membuatmu menjadi menunda-nunda pekerjaan yang sebenarnya bisa kamu lakukan di waktu itu juga. Setiap orang memiliki rasa malas di dalam dirinya karena ini wajar terjadi tetapi yang membedakan adalah ada yang sampai berlarut-larut sehingga membuatnya menjadi tidak produktif di dalam menjalani hari-harinya di kehidupan, apakah kamu termasuk kedalam salah satunya?

Menurut fakta dari penelitian yang pernah aku baca menyatakan hilangnya motivasi yang menyebabkan rasa malas ini muncul dipengaruhi oleh faktor biologis, bukan hanya faktor kebiasaan, lingkungan, ataupun suasana hati. Menurut informasi dari live science yang menyatakan bahwa sejumlah peneliti dari Oxford University sudah melakukan penelitian menggunakan Magnetic Resonance Imaging (MRI) untuk melihat gambaran belahan otak manusia yang bertujuan mengetahui rasa motivasi dan malas

Hasil scan menunjukkan bahwa orang yang melakukan sesuatu, area premotor otaknya akan menyala dan titik lain di otak yang mengendalikan gerakan tubuh ikut menjadi aktif. Pada orang yang malas area premotor pada otaknya tidak menyala sehingga tidak mengaktifkan sinyal untuk menggerakan tubuh. Hal ini menyebabkan orang yang malas akan malas untuk bergerak (mager), menjadi lebih lemas karena otak bekerja lebih keras untuk mengubah keputusan yang diambil menjadi tindakan untuk bergerak dan melakukan sesuatu.

Rasa malas ini juga menurut webmd dapat dipengaruhi oleh tingkat dopamin yang terdapat di otak, buat kamu yang belum mengenal fungsi dopamin bisa langsung klik artikel berikut ini pentingnya olahraga. Tingkat dopamin di otak juga dapat mempengaruhi motivasi seseorang dalam melakukan sesuatu. Rasa malas yang berkepanjangan ini juga dalam British Journal of Sports Medicine oleh Dr. Richard Weiler sudah dapat dikategorikan kedalam sebuah penyakit, penyakit yang dapat timbul seperti obesitas dan hipertensi.

Rasa malas yang terjadi akibat hilangnya motivasi di dalam diri membuat kamu biasanya mencari-cari cara untuk menghadirkan motivasi mu lagi, mulai dengan membaca buku, mendengarkan podcast sampai menonton video-video motivasi. Biasanya dengan menonton video motivasi setelahnya kamu jadi lebih semangat membara, menjadi lebih optimis, dan mengetahui solusi dari masalah-masalahmu saat ini. Tetapi tak sedikit juga dari kamu yang merasa sudah muak dengan segala video motivasi, segala quotes-quotes dari tokoh-tokoh ternama yang mungkin saja tulisan itu bukan berasal darinya, nah kamu masuk ke dalam kategori yang mana nih?

Dampak Menonton Video Motivasi

Banyak dari kamu semua yang membaca termasuk aku pribadi merasakan dampak positif dari menonton video motivasi, semangat yang tadinya hilang berubah menjadi membara-bara, merasa mendapatkan tamparan keras sehingga harus melakukan sesuatu yang sempat ditunda-tunda akibat rasa malas melanda tetapi apakah menonton video motivasi adalah cara untuk menghilangkan rasa malas?

Aku pribadi tidak melarangmu untuk berhenti menonton video motivasi ataupun mengkonsumsi segala bentuk motivasi yang kamu dapatkan, hanya saja jangan sampai kamu semua berada di dalam lubang yang bernama motivation junkie, memangnya apa itu?

Yap, motivation junkie aku dapatkan dari mentorku yang berarti istilah untuk seseorang yang berusaha terus menerus memperkaya pengetahuannya dengan membaca buku self-development, menghadiri berbagai seminar motivasi, dan menonton video-video motivasi tetapi hidupnya tidak berubah tetap seperti itu-itu saja bahkan malah ada yang jatuh dalam keterpurukan. Hal ini terjadi akibat orang tersebut hanya memperkaya wawasannya yang digunakan untuk diskusi dengan orang-orang yang tertarik dengan hal itu juga tanpa ia gunakan atau implementasikan pengetahuan yang ia dapatkan.

Orang seperti itu hanya membuang-buang waktu dan materinya saja karena lebih baik kamu memiliki ilmu yang sedikit tetapi langsung di praktekan daripada memiliki banyak ilmu tetapi hanya untuk didiskusikan saja tanpa disadari dulu aku merasakan berada di posisi ini dan sangat merasa tertampar sekali lalu aku akui dan berusaha berubah, apakah kamu juga merasa seperti ini? Jika iya, please sekarang waktunya buat kamu berubah, stop no action talk only!

Video motivasi kadang dapat membuatmu jadi jauh lebih baik sehingga tak jarang malah meningkatkan kinerja dan produktivitas mu tetapi apakah akan seterusnya berjalan demikian? Nyatanya tidak, karena ada masanya juga kamu akan merasakan video motivasi tak bisa menyalakan semangatmu seperti sebelumnya, tak sedikit juga yang setelahnya merasakan muak akan kata-kata dalam video motivasi yang membuat mu tidak termotivasi lagi. Sehingga kamu mencoba untuk mencari motivasi lagi dengan membaca buku, menonton video, dan lainnya tetapi motivasi itu tak juga muncul karena mungkin kamu sudah bosen akan quotes motivasi, cerita sukses yang mungkin tak pernah terjadi sehingga kamu malah jadi “demotivasi”.

Yap, video motivasi memiliki dampak seperti itu dapat membuatmu bangkit dari keterpurukan atau malah jatuh tenggelam dalam lubang keterpurukan. Tapi tunggu dulu, bukan salah video motivasi yang kamu dengarkan atau buku yang kamu baca tetapi masalah itu terletak padamu. Hal yang perlu kamu ketahui adalah bahwa hanya dirimu sendirilah yang bisa kamu kendalikan maka faktor eksternal hanya pelengkap saja, kamu tak bisa mengandalkan faktor eksternal untuk membuat dirimu termotivasi atau lain sebagainya. Ingat, kamu hanya bisa mengendalikan dirimu sendiri maka cobalah untuk lebih mengenal dirimu lagi dengan menerapkan self love dan self care agar kamu tidak ketergantungan dengan faktor-faktor eksternal yang tidak bisa kamu kendalikan.

Cara Menghilangkan Rasa Malas

Berbagai cara yang biasa aku gunakan untuk mengurangi rasa malas, semoga bisa cocok juga dengan kamu yang membaca saat ini.

  1. Belajar hal baru yang menyenangkan

Rasa malas mungkin saja terjadi akibat rutinitas mu yang hanya itu-itu saja, cobalah untuk mulai belajar menekuni hal-hal yang sedari lama kamu ingin lakukan atau hal baru yang belum pernah kamu lakukan sama sekali. Hal itu akan membuat kegiatanmu menjadi tidak monoton sehingga rasa malas akibat melakukan kegiataan yang monoton dapat dihilangkan.

2. Disiplinkan waktumu

Mulai mencoba untuk disiplin dan bersikap tanggung jawab atas waktu yang kamu miliki, karena dari pandanganku pribadi banyak sekali orang sukses di luar sana yang memiliki waktu sama dengan kita yaitu 24 jam tetapi mereka dapat mengerjakan kegiatan atau pekerjaan yang jauh lebih banyak dan lebih efektif. Disiplin waktu juga berarti kamu sangat menghargai waktu dan membantu sistem kerja otakmu untuk bekerja jauh lebih mudah serta dapat meningkatkan rasa kepedulianmu.

3. Buat to do list

Coba mulai rutinkan dirimu setiap pagi sebelum memulai beraktifitas untuk membuat to do list kegiatan apa saja yang ingin kamu lakukan di hari itu, jangan terlalu banyak karena itu hanya akan memberatkan mu. Buatlah maksimal lima poin yang ingin kamu kerjakan lalu checklist apa yang sudah berhasil, itu akan meningkatkan hormon dopaminmu. Setelahnya lakukan evaluasi per minggu untuk memaksimalkan kinerja mu

4. STOP menunda-nunda

Berhenti melakukan prokrastinasi atau tindakan suka menunda-nunda karena hal ini banyak sekali akan berdampak negatif pada kehidupan mu kedepannya. Mulai dari kerjaan yang menumpuk sehingga tidak dapat maksimal mengerjakannya, dengan menunda-nunda kamu jadi merasa hidupmu semakin berat tapi tidak semua tindakan menunda-nunda dapat berdampak negatif, ada prokrastinasi yang berdampak positif seperti ini menunda tapi positif. Kalau kamu mau tahu tingkas prokastinasi yang kamu lakukan, coba ikut Tes Tingkat Prokastinasi yuk.

5. Lakukan self motivated

Kamu bisa melakukannya malam hari sebelum hendak tidur, berilah dirimu apresiasi ketika berhasil mengerjakan semua to do list yang sudah kamu buat sebelumnya. Lakukan meditasi sederhana, berilah tubuhmu motivasi agar semakin meningkatkan kinerjamu kedepannya. Jangan biarkan perasaan overthinking menguasai pikiranmu saat itu karena itu akan hanya membuatmu semakin merasa demotivasi.

Video motivasi memang dapat membantu semangatmu tapi untuk menghilangkan rasa malasmu, kamu harus tahu dulu kenapa dan apa penyabab itu semua, karena video motivasi bukan satu-satunya cara menyembuhkan rasa malas mu. Jadi semoga artikel ini bisa semakin membantu kamu dalam melawan rasa malas mu kedepannya tetapi kalau sampai saat ini, itu semua belum bisa merubah keadaan mu. Kamu bisa ikutan mentoring online dari Satu Persen karena disana kamu bisa bercerita tentang masalahmu dan mendapatkan beragam solusi langsung dari ahlinya.

Akhir kata aku mau mengingatkan, bahwa rasa malas hanya membuatmu semakin jauh dari kata sukses tapi bukan berarti kamu yang sekarang sedang malas tidak bisa sukses. Mungkin saja kamu butuh istirahat sejenak, jangan terlena agar semua rencana tidak hanya menjadi wacana.

Aku harap lewat membaca artikel ini ini bisa membuat kamu berkembang menjadi lebih baik, seenggaknya Satu Persen setiap harinya. Thanks!

Referensi

https://www.livescience.com/

https://www.webmd.com/mental-health/what-is-dopamine#1

Weiler R, Feldschreiber P, Stamatakis E. 2012. Medicolegal neglect? The case for physical activity promotion and Exercise Medicine. Br J Sports Med. Vol 46: (4). https://bjsm.bmj.com/content/bjsports/46/4/228.full.pdf

Read More
judi

Membangun Rasa Percaya Diri Ketika Minder

“Duh, punya dia lebih bagus, nih, punyaku jelek banget!”

“Ah, dia lebih pintar emang, pantes dapat bagus, aku mah apa atuh…”

“Aku pasti gak bisa, deh, mending si A saja, dia ‘kan lebih jago.”

Sering mendengar kalimat tersebut? Atau mungkin, kamu sering mengeluarkan kalimat-kalimat tersebut (atau yang senada). Seringkali hal-hal tersebut terucap ketika kamu merasa minder. Ya, minder, perasaan yang membuatmu menganggap dirimu lebih rendah, lebih tidak pantas daripada orang lain. Padahal, sebenarnya kamu bisa, loh, melakukan apapun itu yang kamu rasa tidak sanggup. Rasa minder ini sungguh sangat merepotkan, ya?

Aku pun terkadang terserang rasa minder. Kuakui, minder itu benar-benar tidak enak! Maka dari itu, buat kamu yang sering merasa minder, yuk kita sama-sama membahas soal minder itu sendiri dan cara membangun rasa percaya diri!

Kenapa Kita Minder?

Bisa saja karena memang orang lain lebih hebat, lebih pantas dari kita. Semisal, Gordon Ramsay sudah jelas akan memasak dengan lebih keren daripada aku, jadi wajar saja kalau aku merasa minder jika suatu saat nanti harus bersanding dengannya. Tapi seringkali, minder ini terjadi karena kita memiliki rasa rendah diri.

Menurut Morris Rosenberg dan Timothy J. Owens yang menulis buku berjudul Low Self-Esteem People: A Collective Portrait, orang-orang yang merasa rendah diri cenderung hipersensitif, kepercayaan diri mereka sangat rapuh dan bisa dengan sangat gampang digoyahkan bahkan oleh penolakan yang tidak nyata (mereka ciptakan sendiri). Kita manusia memiliki sebuah suara dalam diri kita yang hampir selalu mengkritik diri kita sendiri, kerap kali dengan terlalu keras. Orang-orang dengan perasaan rendah diri, dari dalam diri mereka, sudah melihat diri mereka sendiri sebagai seseorang yang buruk, yang tidak pantas (Firestone, 2017).

Penyebabnya bisa banyak, lingkungan, masa kecil, teman-teman, keluarga, dan lain-lain. Tapi kali ini kita tidak akan berfokus pada hal tersebut. Kalau kamu ingin tahu penyebab minder, kamu bisa cari tahu di sini.

Ayo Membangun Rasa Percaya Diri!

Minder terkadang diperlukan, agar kita tidak menjadi sombong, hehe. Jokes aside, kita tetap harus rendah hati dalam hidup, tapi jangan sampai kamu menyalahartikan rendah hati sebagai rendah diri, ya! Untuk bekal awal, aku punya sedikit cara untuk mengatasi minder.

Terlalu lama bergumul dalam perasaan rendah diri akan semakin memperkuat konsep bahwa dirimu itu tidak pantas, tidak baik, dan banyak “tidak” lainnya. Mari kita pelan-pelan membangun rasa percaya diri, karena sejatinya rendah diri dapat ditaklukkan.

Untuk memulainya, kamu bisa awali dengan hal yang sederhana. Jika kamu sedang atau selalu merasa minder, coba dengarkan suara hatimu yang terus mendikte hal-hal negatif.

Dengarkan, lalu ingat, catat kalau perlu. Setelah kamu selesai mengakui ‘kenegatifan’ tersebut —yang tidak jarang adalah hal yang jarang benar— cobalah untuk mencari bukti yang menentang hal tersebut. Misalnya, ketika kamu minder dengan kepintaranmu di sekolah karena ada yang lebih pintar, ketika kamu merasa kamu bodoh, kamu tidak pantas mendapat nilai tinggi, kamu tidak pantas mendapat pujian dari gurumu, carilah bukti yang menentang hal tersebut. Entah itu nilai-nilai ujian yang selalu bagus, atau fakta bahwa teman-temanmu sering minta tolong padamu untuk mengajari mereka, atau bahkan sosok seorang guru yang yakin dengan dirimu. Tantang kenegatifan itu dengan hal-hal yang kamu tahu benar adanya.  Ingatlah dengan hal-hal positif yang orang lain katakan tentangmu, jadikan itu bukti untuk menentang kenegatifanmu (NHS, 2020).

1. Be Kind to Yourself!

Berhenti membanding-bandingkan hidupmu dengan orang lain, khususnya ketika kamu melakukan hal itu secara terus menerus, pada hal yang kamu tahu benar kamu cukup ahli, dan dengan orang-orang yang jauh berada di atasmu. Itu adalah lingkaran setan yang tidak akan ada habisnya. Tidak semua orang selalu berlari, tidak semua orang akan terus berjalan. Take your time, kenali hal-hal yang kamu kuasai. Ketika kamu mengenali dan mengakui hal-hal tersebut sebagai keahlian, sebagai kepintaranmu, kamu akan lebih yakin dengan dirimu sendiri.

Jujurlah pada dirimu sendiri! Ketika kamu jujur dengan diri sendiri dan tidak menyembunyikan bagian dari dirimu kepada orang lain, kamu akan menjadi lebih percaya diri. Ini bukan berarti kamu lantas oversharing dengan semua orang, ya! Jujurlah pada dirimu sendiri juga, ketika kamu butuh dimaafkan. Maafkan dirimu ketika tidak melakukan hal dengan cukup baik, ketika tidak mendapatkan nilai yang cukup tinggi.

Pikirkan apa yang akan kamu katakan kepada seorang teman ketika mereka merasa rendah diri seperti yang sedang kamu rasakan. Cobalah untuk menerapkannya pada dirimu sendiri, do not be too harsh on yourself! Juga, ubahlah narasi dalam dirimu menjadi hal yang lebih positif. Ketika kamu berpikir bahwa kamu bodoh, cobalah untuk mengubahnya menjadi “Aku tidak terlalu pintar, tapi aku cukup pintar dalam hal ini” atau “Apakah aku benar-benar bodoh? Mari kita cari tahu”. Jangan semata-mata mengabaikan kritik dalam dirimu namun bukan berarti kamu harus memakannya mentah-mentah.

2. Be YOU

Bangun rasa percaya dirimu dengan nilai-nilai dirimu sendiri. Pastikan bahwa nilai dirimu adalah dasaran dari kepercayaan dirimu! Semisal, ketika kamu merasa minder dengan teman-teman yang sedang dan sudah presentasi, fokuslah pada nilai-nilai dalam dirimu. Apakah presentasi itu baik ketika kamu mendapatkan tepuk tangan yang meriah? Atau ketika semua pesannya tersampaikan? Atau ketika orang-orang yang mendengarkan presentasimu menjadi terinspirasi dan tergerak hatinya?

Dengan mengetahui nilai-nilai dalam dirimu, ketika apa yang kamu lakukan cocok dengan nilai dirimu —bukan standar dari orang lain—, kamu akan merasa lebih percaya diri. Lebih yakin dengan apa yang kamu lakukan. Supaya kamu merasa percaya diri, kenali juga kelebihan dan kekuatan diri kamu, misalnya dengan mencoba Tes Superpower Check.

Dan juga, belajarlah untuk menjadi seseorang yang asertif. Jangan terlalu memaksa, namun jangan menjadi yesman (orang yang iya-iya terus). Berpeganglah teguh pada pendirianmu dan komunikasikan dirimu dengan tepat kepada orang lain.

Lakukanlah hal-hal yang bermakna bagimu. Peneliti Jennifer Crocker mengatakan bahwa dengan melakukan hal-hal yang bermakna, kamu dapat menemukan sebuah tujuan yang jauh lebih besar dari dirimu, dan tujuan ini nantinya akan menjadi ujung dari perjalananmu menggapai sedikit arti dalam hidupmu, di mana kepercayaan diri akan terbentuk seiring kamu melakukan hal-hal tersebut (seperti membantu orang miskin, membantu teman-teman memperbaiki motor, dan hal-hal bermakna —bagimu, tentunya—  lainnya) (Firestone, 2017).

3. Olahraga

Hah, kok olahraga?

Dengan berolahraga, kamu sudah melakukan salah satu tindakan self-care, dan menurut Debbie Mandel, penulis buku Addicted to Stress, berolahraga memberdayakan diri secara fisik dan mental.  Dengan berolahraga, kamu dapat merasakan pencapaian serta melatih dirimu untuk menerima tantangan; hal yang seringnya dihindari oleh orang yang rendah diri.

Sudah Lebih Percaya Diri?

Ha! Aku pun sering berharap kepercayaan diri bisa dengan instan dimunculkan begitu saja. Kuharap tulisanku ini dapat membantumu meningkatkan rasa percaya dirimu, ya! Ingat, kamu bukanlah keadaanmu sekarang. Kita dilahirkan dengan potensi diri yang sangat banyak dan kepantasan yang sama sebagai sesama manusia.

Ketika kamu sedang berada dalam keadaan yang sulit, yang membuat dirimu merasa tidak pantas, ingatlah bahwa keadaan tidak menentukan siapa dirimu. Kegagalan dan peristiwa hidup buruk lainnya tidak semerta-merta menentukan siapa dirimu sejatinya (Abrams, 2017).

Kalau kamu merasa butuh konsultasi dengan ahlinya, kamu bisa mencoba layanan mentoring online Satu Persen. Kepada mentor, kamu bisa menceritakan kesulitan yang kamu alami semisal kamu merasa susah percaya diri.

Akhir kata, semoga kamu bisa menjadi lebih percaya diri, ya, setelah membaca ini!

References

Abrams, A. (2017, March 27). 8 Steps to Improving Your Self-Esteem. Retrieved from Psychology Today: https://www.psychologytoday.com/us/blog/nurturing-self-compassion/201703/8-steps-improving-your-self-esteem

Ackerman, C. E. (2020, January 9). What is Self-Esteem? A Psychologist Explains. Retrieved from PositivePsychology: https://positivepsychology.com/self-esteem/

Firestone, L. (2017, June 5). Low Self-Esteem: What Does it Mean to Lack Self-Esteem? Retrieved from PSYCHALIVE: https://www.psychalive.org/low-self-esteem/

NHS. (2020, February 6). Raising low self-esteem. Retrieved from NHS: https://www.nhs.uk/conditions/stress-anxiety-depression/raising-low-self-esteem/

Read More
judi

Tanda-tanda Kamu sedang Kesepian (Cara Bebas dari Rasa Kesepian)

Tanda-tanda Kamu sedang Kesepian (Cara Bebas dari Rasa Kesepian)
Satu Persen – Tanda-tanda Kamu sedang Kesepian

“Cause I’ve had everything
But no one’s listening
And that’s just so so lonely.”

Buat perseners yang suka Justin Bieber pasti udah ngga asing lagi dong sama lirik lagu di atas? Yap, itu adalah lagu Justin Bieber yang judulnya Lonely.

“Lho, tapi kok Justin Bieber yang segitu terkenalnya bikin lagu tentang kesepian? Masa sih JB ngerasa sendirian? Bukannya dia punya banyak teman dan fans yang selalu support dia?”

Perseners sendiri pernah ngga sih ngerasa kesepian? Merasa kalau sebenarnya dikelilingi oleh banyak orang tapi malah merasa kosong. Sebenarnya punya orang yang bisa dipercaya tapi merasa kurang interaksi? Atau berada di lingkungan baru dan merasa ngga ada yang sepemikiran dengan kamu sampai kamu merasa sendirian?

Nah, itu dia yang mau aku bahas di artikel kali ini, yaitu tentang kesepian. Jadi, baca artikel ini sampai habis ya biar bisa dapat insight yang berguna buat kamu, terutama kalau kamu pernah atau lagi ngerasa kesepian.

Tapi sebelum masuk ke penjelasan soal kesepian, kurang afdol kalau belum kenalan dulu, nih. Hai Perseners! Aku Gaby, Part-time Blog Writer Satu Persen.

lonely meme
cr: sayingimages.com

Apa Itu Kesepian?

Kesepian menurut Dr. Stephanie Cacioppo, Asisten Profesor Universitas Chicago, adalah ketika adanya perbedaan antara apa yang kamu harapkan dengan apa yang kamu alami. Jadi, ada PERBEDAAN HARAPAN, ya. Di satu sisi kamu berharap ada teman, tapi di realita, kamu ngga punya teman. Nah, itu adalah kesepian.

Jadi, kesepian itu adalah keadaan pikiran, karena ngomongin soal perbedaan harapan yang kamu punya. So, kalau kamu sendirian secara fisik belum tentu kamu merasa kesepian. Bisa aja harapan kamu memang begitu. Kamu memang berharap pengen sendiri, jadinya nyaman.

Sebaliknya, kamu bisa merasa kesepian meskipun berada di tempat yang ramai. Karena kesepian ngga ngomongin fisik, tapi ngomongin soal harapan kamu. Kalau di keramaian ternyata ngga sesuai dengan harapan kamu, maka kamu akan merasa kesepian.

Siapapun bisa mengalami perasaan kesepian. Itu wajar kok. Perasaan ini ngga pandang bulu kalau datang. Bahkan di saat kamu memiliki pasangan, rumah yang mewah, teman yang banyak, penghasilan berlimpah, dan pendidikan yang tinggi. Hal itu ngga menjamin kamu bisa terhindar dari rasa kesepian. Makanya seorang Justin Bieber pun bisa merasakan perasaan tersebut.

Kesepian itu dapat berbahaya, baik bagi kesehatan mental maupun fisik kita. Terbukti dari survei Into The Light dan Change.org tentang kesehatan mental yang dilakukan pada lebih dari 5000 partisipan di enam provinsi di pulau Jawa yang menunjukkan bahwa hampir semua (98%) dari partisipan mengalami kesepian. Dua dari lima partisipan bahkan memilih buat mengakhiri hidupnya atau melukai dirinya sendiri dalam dua minggu terakhir saat survei. Duh, bahaya banget kan, Perseners?

Baca juga: Hari Gini Namun Masih Kesepian? Say No!

Tanda Kamu Lagi Kesepian

Perseners, untuk bisa mengatasi rasa kesepian kamu perlu peka dulu sama perasaanmu sendiri. Gimana caranya? Kamu perlu kenalin tanda-tanda kalau kamu udah mulai merasa kesepian. Apa aja tanda-tandanya?

1. Kamu jadi Susah Tidur

Bolak-balik, ganti posisi tidur, tetap aja ngga bisa tidur? Perasaan kesepian ternyata bisa mengganggu kualitas tidur kamu. Kamu jadi susah tidur dan sering bangun tengah malam. Alhasil itu bakal mengganggu produktivitas kamu di siang hari karena jadi ngga bisa fokus dengan pekerjaan dan aktivitasmu.

Baca juga: Susah Tidur? 5 Minuman Herbal Ini Bisa Bantu Mengatasi Insomnia

2. Kamu jadi sering merasa cemas

Mungkin kamu pernah berpikir kalau ngga ada yang bisa memahami kamu dan ngga ada tempat buat menuangkan ceritamu. Itu membuat kamu jadi memilih untuk diam aja, lebih banyak merenung, dan ngga mengungkapkan apa yang ada di pikiranmu dengan suara atau kata-kata untuk waktu yang lama. Hal ini bisa berdampak pada perasaan ngga berdaya dan meningkatnya hormon stres kamu sehingga otakmu berpikir bahwa kamu sedang ada dalam bahaya. Padahal, sebenarnya kamu baik-baik aja.

3. Sendirian udah ngga menyenangkan lagi

Buat kamu yang introvert pasti menganggap “sendirian” itu surga dunia, apalagi kalau habis terjebak di situasi yang memaksa kamu untuk terus bersosialisasi. Sendiri biasa dipakai untuk para introvert men-charge diri setelah lelah berinteraksi. Tapi kalau kamu merasa sendiri udah ngga bikin kamu nyaman lagi dan malah bikin kamu cepat emosi, kamu udah mulai harus bertanya apa yang terjadi.

lonely pikachu
cr: giphy.com

Cara Mengatasi Rasa Kesepian

Seringkali kita mengabaikan rasa sepi karena terbiasa sendirian sampai ngga sadar kalau udah merasa kesepian. Rasa kesepian yang berkelanjutan bisa membahayakan diri kamu karena bisa berpotensi berubah menjadi depresi.

Lalu, gimana caranya dong biar ngga terus-terusan merasa seperti ini? Nah, di bagian ini aku bakal bahas tentang cara bebas dari rasa kesepian.

1. Rasakan perasaan kamu

Kamu harus terlebih dahulu mengakui apa yang kamu rasakan secara apa adanya. Bahwa rasa kesepian ini adalah pengalaman yang juga dirasakan oleh orang lain disaat yang bersamaan denganmu. Jangan dipendam. Jangan dihindari karena itu ngga bakal bikin perasaan kesepianmu hilang tapi malah makin kuat.

Ungkapin perasaanmu. Kalau teriak bisa bikin kamu lega lakuin aja, atau kalau kamu mau mengeluarkan emosi dengan nangis juga sah-sah aja, kamu bisa menulis jurnal tentang perasaanmu, cerita dengan orang terdekat, dan bicarain masalahmu dengan orang yang ahli di bidangnya.

2. Jaga hubungan baik dengan teman atau keluarga

Menjaga hubungan dengan orang-orang terdekat bisa menjadi solusi dari rasa kesepian. Meskipun pandemi membatasi ruang gerak kita untuk saling bertemu, teknologi bisa membantu mendekatkan diri dengan orang-orang yang kita sayangi.

Chat, telepon, atau video call bisa menambal rasa kangen dan mempererat hubungan. Sekadar menanyakan kabar, memulai percakapan ringan, bisa membuat ujung bibir kita tiba-tiba melengkung ke atas tanpa kita sadari, lho. Nyatanya membina hubungan antarmanusia bisa bikin rasa kesepianmu berkurang.

3. Lakukan hal yang bisa buat kamu bahagia

Hal sesimpel olahraga, dengerin lagu favorit, nonton film series, baca buku, masak, dan melakukan hal-hal yang kamu suka lainnya bisa mengusir rasa kesepian kamu, lho. Seringkali kita terlalu fokus dengan kerjaan, tugas, deadline yang bikin kita jadi lupa sama keadaan sekitar dan lupa sama waktu. Jadi, kita lupa buat kasih waktu ke diri kita sendiri untuk ngelakuin hal-hal yang bisa bikin kita bahagia.

Ya, “kita lupa bahagia” mungkin itu bahasa singkatnya. Istirahat sejenak ngga papa kok, kita juga butuh bersenang-senang sebelum kembali fokus dengan pekerjaan dan tanggung jawab kita.

4. Ikut komunitas

Zaman sekarang kita dimudahkan dengan berbagai aplikasi chat dan media sosial yang bikin kita bisa terhubung sama orang lain dari belahan dunia manapun. Jadi, kamu bisa coba ikut komunitas-komunitas berdasarkan minat dan hobi yang sama secara online. Misalnya kamu lagi belajar investasi, kamu bisa bergabung dengan group chat orang-orang yang paham dan sedang belajar investasi seperti kamu.

Lewat komunitas itu, kamu bisa berbagi pengalaman dan cerita dengan mereka. Kamu juga bisa ikut kegiatan sukarela atau volunteer. Dengan ikut berbagai komunitas, kamu bisa memiliki tujuan dan merasa puas karena menjadi bagian dari sesuatu.

5. Berlatih untuk selalu bersyukur

Setiap hari kamu pasti bisa menemukan hal yang bisa disyukuri walaupun hanya untuk udara yang kamu hirup saat ini. Coba ingat-ingat tentang hubungan positif yang kamu miliki dengan orang yang ada di hidupmu walaupun dalam jarak jauh. Hargai momen-momen kecil yang bisa bikin kamu bahagia kalau mengingatnya maka kamu akan mampu melawan rasa kesepian kamu!

Perseners, walaupun rasa kesepian itu wajar dialami, kamu harus tetap waspada ya! Karena tingkat rasa kesepian yang tinggi bisa berdampak pada kesehatan mental kamu. Kamu perlu peka sama perasaan kamu sendiri karena perasaanmu itu penting. Kalau kamu ragu-ragu dengan perasaanmu, Satu Persen punya tes tingkat rasa kesepian nih YANG BISA KAMU AKSES DI SINI biar kamu bisa tau sejauh mana rasa itu kamu rasakan dan kamu jadi bisa menanganinya lebih cepat!

Kalau kamu ngga tau mau cerita ke siapa tentang rasa kesepianmu, kamu bisa ikut mentoring sama mentor dari Satu Persen. Intinya perasaanmu itu penting jadi jangan dihindari apalagi diabaikan.

Mentoring-5

Akhir kata aku cuma mau bilang, jangan merasa sendirian lagi ya, Perseners. Fighting!

Referensi:

Catherine. (2019, 9 June). 7 Sign You May Be Lonely. Psych2Go (video). https://www.youtube.com/watch?v=_VcHuQt3fYY

Aguirre. L. (2021, 8 July).  6 Ways to Cope with Feelings of Loneliness: How to approach this feeling with curiosity and self-compassion. Retrieved on September 22, 2021 from https://www.psychologytoday.com/us/blog/modern-dating/202107/6-ways-cope-feelings-loneliness.

Read More
judi

Mengenal Rasa Takut Jatuh Cinta karena Trauma

Tanda-tanda Fobia Jatuh Cinta
Satu Persen – Philophobia: Mengenal Rasa Takut Jatuh Cinta karena Trauma

Halo, Perseners! Gimana kabarnya?

Ada pepatah bilang: “Tak kenal maka tak sayang, semakin kenal tambah sayang.” Jadi, kenalin nama gue Dimsyog (acronym dari Dimas Yoga). Di sini gue sebagai Part-time Blog Writer dari Satu Persen!

Semakin bertambahnya umur, setiap orang pasti akan mengalami namanya jatuh bangun dalam kehidupan. Salah satu contohnya adalah jatuh cinta. Jatuh cinta dapat dikatakan sebagai salah satu momen paling indah dan bahagia bagi setiap manusia, tetapi sebaliknya, bisa juga menjadi momen paling menakutkan.

Dalam hal tertentu, trauma akan jatuh cinta bisa dibilang hal sangat wajar sekali, loh. Akan tetapi Perseners, kalau lo takut jatuh cintanya sudah pada tahap yang sangat berlebihan berarti patut dicurigai, nih. Karena bisa jadi lo mengalami yang namanya Philophobia atau bahasa kerennya sih fobia jatuh cinta.  

Nah, di artikel kali ini gue akan membahas seputaran apa itu philophobia dan apa aja sih tanda-tandanya. Jadi, simak hingga akhir dan jangan lupa buat share ke teman-teman maupun kerabat lo, ya. Selamat membaca!

So, apa sih itu Philophobia?

Philophobia adalah rasa takut akan jatuh cinta atau menjalin hubungan dengan orang lain. Banyak orang yang menganggap jatuh cinta adalah suatu hal yang sangat indah untuk dinikmati dan dirasakan. Namun, pernyataan tersebut dapat berbeda jika penderita fobia jatuh cinta yang mengatakannya. Mereka beranggapan, jatuh cinta adalah sesuatu ketidakmungkinan secara emosional.

Menurut Psikolog Ikhsan Bella Persada, ia menjelaskan bahwa apapun fobianya, semua itu disebabkan oleh pengalaman traumatis dari suatu peristiwa. Dalam kasus philophobia, itu berarti si penderita pernah memiliki kisah cinta yang pahit.

Philophobia - Takut Jatuh Cinta
Gambar oleh Mohamed Hassan dari Pixabay.com

“Dalam kasus philophobia, penderita mungkin pernah mengalami rasa sakit putus cinta ataupun jatuh cinta,” kata Ikhsan. Perceraian orang tua, menyaksikan pertengkaran antara kedua orang tua, dan menyaksikan kekerasan dalam rumah tangga sebelumnya juga dapat menyebabkan rasa takut jatuh cinta atau philophobia.

Baca juga: Apakah Semua Orang Pasti Punya Phobia?

Lalu, apa aja sih penyebab Philophobia itu?

Menurut Scott Dehorty, Direktur Eksekutif di Maryland House Detox, Delphi Behavioural Health Group, philophobia pada umumnya lebih sering terjadi kepada orang yang memiliki trauma atau luka masa lalu. Contohnya seperti orang-orang yang menyaksikan perceraian orang tua mereka di masa kanak-kanak, mengalami segala bentuk kekerasan dalam rumah tangga atau pelecehan di rumah.

Trauma inilah yang biasanya membuat mereka enggan mengembangkan hubungan atau berhubungan dekat dengan orang lain. Hal ini dikarenakan mereka memiliki rasa takut kalau orang tersebut akan melakukan hal yang sama dengan mereka.

Orang-orang ini akhirnya mengembangkan rasa takut yang menyebabkan mereka menghindari hubungan untuk menghindari rasa sakit. Namun, semakin seseorang menghindari sumber ketakutannya, maka semakin kuat pula rasa ketakutannya tersebut.

Kemudian, bagaimana cara kita tahu kalau orang tersebut mengalami gejala Philophobia?

Harus ditekankan terlebih dahulu bahwa philophobia ini bukanlah suatu ketakutan akan jatuh cinta yang biasa atau wajar, melainkan sudah pada tahap dimana pengidapnya merasa bahwa jatuh cinta adalah sebuah hal yang sangat menakutkan di kehidupannya.

Jadi, bukan hanya kekhawatiran biasa untuk jatuh cinta, tapi sudah sampai ke tahap takut. Selain itu, fobia ini sangat memengaruhi perasaan sehingga dapat mengganggu kehidupan pengidapnya.

Gejala philophobia dapat bervariasi dari orang ke orang. Tetapi secara umum, orang yang memiliki fobia jatuh cinta mungkin mengalami gejala fisik dan emosional berikut ketika mereka berpikir tentang cinta:

  1. Perasaan takut atau panik yang intens atau sangat berlebihan
  2. Menghindari untuk memiliki perasaan emosional apapun terhadap lawan jenis
  3. Mudah berkeringat
  4. Detak jantung meningkat dengan cepat
  5. Sulit untuk bernapas
  6. Sulit untuk melakukan aktivitas
  7. Merasa mual

Pengidapnya mungkin menyadari bahwa ketakutan mereka ini tidak wajar, tetapi mereka masih tidak dapat mengendalikannya.

Philophobia bukanlah gangguan kecemasan sosial, meskipun orang dengan philophobia juga dapat memiliki gangguan tersebut. Perbedaannya adalah bahwa orang dengan gangguan kecemasan sosial memiliki kecemasan yang ekstrim dalam situasi sosial tertentu, tetapi philophobia mencakup berbagai konteks sosial.

Baca juga: Social Anxiety Disorder: Gangguan Cemas, Gejala, dan Penangannya

Terus, bagaimana cara mengatasi philophobia?

Ada berbagai cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi philophobia. Cara mengatasinya pun bervariasi, tergantung dari tingkat keparahan fobia ini sendiri. Pilihannya antara lain melakukan terapi, obat-obatan dan perubahan pola hidup. Jadi, yuk kita bahas satu-persatu!

1. Psikoterapi

Psikoterapi philophobia
Gambar oleh Mohamed Hassan dari Pixabay.com

Bentuk penanganan pertama yang dapat dilakukan untuk pengidap philophobia adalah dengan melakukan psikoterapi. Psikoterapi yang biasanya dilakukan adalah dengan menggunakan terapi khusus kognitif atau cognitive behavioural therapy (CBT) yang sudah terbukti efektif untuk mengatasi ketakutan yang cukup parah.

Dalam penanganan menggunakan CBT ini, terapis akan melakukan semua yang terbaik untuk membantu pengidap mengidentifikasi dari mana sumber ketakutan tersebut, mengubah pikiran, keyakinan, dan reaksi negatif terhadap sumber fobia. Jadi sangat perlu diingat loh, Perseners, pentingnya mengidentifikasi sumber ketakutan dan mencari tahu apakah dari perasaan terluka atau trauma adalah penyebab ketakutan.

2. Pengobatan

Philophobia - Obat
Gambar oleh Stevepb dari Pixabay.com

Dalam beberapa penanganan trauma yang cukup berat, pemberiaan obat-obatan yang tepat dan efektif dapat memberikan peran yang penting dalam perawatan kepada pengidap. Dalam beberapa kasus, dokter mungkin meresepkan antidepresan jika masalah kesehatan mental lainnya teridentifikasi. Obat-obatan umumnya digunakan dalam kombinasi dengan terapi.

Penting untuk diketahui bahwa perawatan ini tidak langsung berhasil pada satu sesi terapi dan tetap memerlukan perawatan lebih lanjut dengan terapis. Terapis akan melihat perawatan mana yang sesuai dengan kebutuhan pengidap. Terapis dan pasien juga harus bekerja sama untuk menentukan rencana perawatan mana yang paling efektif.

3. Perubahan gaya dan pola hidup

Philophobia - Perubahan pola hidup
Gambar oleh Borjah dari Pixabay.com

Selain menggunakan dua cara sebelumnya, perubahan pola hidup juga sangat membantu dalam menangani trauma yang cukup parah. Dokter merekomendasikan perubahan gaya hidup, seperti olahraga, teknik relaksasi, dan strategi mindfulness untuk mengatasi philophobia.

Perlu diingat ya guys, philophobia bukanlah sebuah fobia yang sangat mematikan dan harus ditakutkan karena sewajarnya pasti setiap orang pernah mengalaminya semasa hidupnya. Tapi, kalau lo merasa lo atau teman-teman lo mengalami beberapa gejala yang udah gue sebutkan diatas tadi, lo bisa segera konsultasikan ke psikolog supaya dapat cepat ditangani karena gangguan ini tentu sangat mengganggu kehidupan sosial, bukan?

Oh iya, lo juga bisa berkonsultasi dengan psikolog, loh. Salah satunya dengan Psikolog dari Satu Persen yang bisa lo coba dengan cara klik di sini. Di Satu Persen, lo akan mendapatkan 1 jam konseling dari psikolog, tes psikotes, asesmen pra-konseling, lembar kerja, dan tentu saja terapi.

Psikolog Satu Persen juga memiliki lisensi resmi loh guys, jadi jangan khawatir. Di Satu Persen juga memiliki banyak testimoni yang bisa lo baca di website-nya. Jangan biarkan Philophobia mempengaruhi hidup lo selamanya, ya.

Jika lo masih ragu untuk mengikuti layanan konseling, lo bisa mencoba tes gratis dari kita terlebih dahulu. Dengan tes ini, lo akan tahu layanan konsultasi mana yang terbaik untuk masalah lo. Caranya gampang banget, lo cukup klik aja di sini.

Satu Persen mungkin belum punya video YouTube yang membahas fobia secara umum, tapi lo bisa kepoin lebih dalam tentang salah satu fobia yang kayaknya udah cukup sering lo denger. Betul, tentang social phobia atau fobia terhadap situasi sosial. Yuk, cari tahu lewat video berikut!

YouTube Satu Persen – Mengenal Kecemasan Sosial

Sekian dulu tulisan dari gue, semoga informasinya bermanfaat, ya! Buat kalian yang lagi menderita fobia terhadap jatuh cinta, semoga bisa cepat pulih dan gak ngerasa takut lagi buat jatuh cinta karena jatuh cinta itu berjuta rasanya. 🙂

By the way, punya fobia bukan berarti lo gak bakalan bisa berkembang, kok! Bareng kita, yuk berkembang sedikit demi sedikit, seenggaknya Satu Persen setiap hari menuju #HidupSeutuhnya.

Gue Dimsyog dari Satu Persen, selamat mencoba untuk menjadi sahabat dan teman terbaik bagi diri lo sendiri. Thanks!

Referensi:

Fadil, dr. R. (2020, July 19). Kenali lebih Dekat Philophobia Atau Fobia Jatuh Cinta. halodoc. Retrieved September 29, 2021, from https://www.halodoc.com/artikel/kenali-lebih-dekat-philophobia-atau-fobia-jatuh-cinta.

Hofmann, S. G., & Otto, M. W. (2008). Practical clinical guidebooks series.Cognitive-behavior therapy for social anxiety disorder: Evidence-based and disorder-specific treatment techniques. Routledge/Taylor & Francis Group.

Read More
judi

Emotional Numbness, Saat Seseorang Merasa Hampa dan Mati Rasa

apa itu emotional numbness
Satu Persen – Emotional Numbness

Setiap orang pasti pernah melalui masa-masa stres dalam hidupnya. Ada yang bisa melalui stres dengan baik, namun ada juga yang sulit mengatasinya. Stres yang terus menumpuk tanpa solusi bisa mengarah pada kecemasan berlebih, bahkan berujung depresi. Terlebih, tumpukan stres yang berlarut-larut berpotensi menyebabkan kondisi emotional numbness.

Perseners, ada yang tau apa itu emotional numbness? Singkatnya, kondisi ini menggambarkan seseorang yang mati rasa secara emosional. Nah, kalau kalian mau tau lebih detail mengenai kondisi ini, baca artikel ini sampai habis, ya.

Oh iya, sebelumnya kita kenalan dulu, ya. Aku Fifi, part-time Blog Writer di Satu Persen. Oke, kita lanjut ke pembahasan ini.

emotional numbness
Cr: Freepik

Apa Itu Emotional Numbness?

Menurut psikolog Mayra Mendez, emotional numbness adalah kondisi di mana seseorang merasa hampa dan kesulitan dalam mengungkapkan emosi yang dirasakannya. Kondisi ini bisa disebabkan oleh stres berat atau kecemasan berlebihan. Dalam kondisi ini, penderita bisa kehilangan minat pada hal-hal yang disukainya.

Kondisi ini juga sering dikaitkan dengan mekanisme pertahanan diri (coping mechanism). Ketika mengalami emotional numbness ini, seseorang bisa meminimalisir perasaan sakit dan kecewa yang cukup parah. Fenomena ini banyak ditemukan pada orang-orang yang berada di lingkungan  bertingkat stres tinggi atau pernah mengalami pengalaman traumatis.

Dengan menerapkan coping mechanism tersebut, ini memungkinkan mereka untuk merasa lebih lega dan aman. Tapi apabila dilakukan dalam jangka waktu tertentu, kebiasaan coping ini bisa menghalangi diri sendiri untuk mengenali emosi positif maupun negatif. Selain itu, ada beberapa hal lain yang bisa menjadi faktor penyebab emotional numbness.

Penyebab Emotional Numbness

penyebab emotional numbness
Cr: Freepik

1.Gangguan kecemasan

Ada kemungkinan besar seseorang yang memiliki diagnosa gangguan kecemasan dapat mengalami mati rasa secara emosional. Bisa jadi ini merupakan respon terhadap tingkat stres yang tinggi, perasaan takut, dan kekhawatiran yang berlebihan. Alhasil, tingkat kecemasan yang tinggi bisa mendorong seseorang untuk menghindari emosi-emosi positif maupun negatif.

Baca Juga: Mengenal 5 Jenis Gangguan Kecemasan (Mungkin Kamu Mengalami Gejalanya)

2. Obat-obatan

Dalam sebuah penelitian tahun 2017, antidepresan terbukti dapat menyebabkan mati rasa secara emosional. 46% peserta paling sering mengalami efek samping berupa emotional numbness akibat pengobatan yang menggunakan antidepresan atau yang disebut selective norepinephrine reuptake inhibitors (SNRIs).

3. Depresi

Menurut Mendez, ketika mengalami episode depresi, penderita kemungkinan kurang mampu menyesuaikan diri dengan perasaan mereka (disregulasi emosi). Keadaan ini membuat penderita kesulitan untuk mengekspresikan emosi yang dirasakan. Akibatnya, penderita juga akan mengalami mati rasa secara emosional.

4. Stres berat

Tingkat stres yang tinggi bisa menjadi penyebab emotional numbness selanjutnya. Pasalnya, stres berlebih dapat memicu munculnya hormon stres yang tak terkendalikan di otak. Hormon stres bisa membanjiri sistem limbik, di mana sistem tubuh ini mengatur emosi seseorang. Ditambah sistem limbik yang dipenuhi oleh hormon stres dapat memengaruhi suasana hati.

Secara fisik, seseorang yang mengalami stres berat akan merasa sangat kelelahan, baik secara fisik maupun emosional. Dengan begitu, seseorang dapat mengalami mati rasa secara emosional.

5. Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD)

Emotional numbness berpotensi dialami oleh penderita PTSD. Mati rasa secara emosional ini seolah menjadi cara untuk melupakan trauma sekaligus menghindari pikiran atau perasaan yang berhubungan dengan peristiwa traumatis.

Selain mengurangi kemampuan mengenali emosi, emotional numbness juga membuat penderitanya sulit tertarik pada aktivitas fisik atau sosial seperti sebelumnya.

Gejala Dari Emotional Numbness

gejala emotional numbness
Cr: Freepik

Mati rasa secara emosional tentu saja ditandai dengan kesulitan mengenali emosi yang dirasakan. Bahkan, untuk perasaan bahagia pun, penderita sulit merasakannya. Akibatnya, mereka tidak merasa bahagia ketika melakukan aktivitas-aktivitas yang sebelumnya mereka sukai.

Mereka jadi lebih suka menyendiri daripada berkumpul bersama orang lain. Dilansir dari Healthline, pengalaman emotional numbness ini dapat membuat mereka merasa terisolasi dari orang lain. Perasaan terisolasi ini menimbulkan perasaan hampa, putus asa, dan seakan tidak punya masa depan.

Menurut Amy H, penyintas emotional numbness, ia seolah terputus dari lingkungannya. Ia merasa tidak bisa terhubung dengan keluarganya, meski berada dalam ruang yang sama. Menyadari hal itu, ia pun tidak bisa menjelaskan apa yang dirasakan saat itu.

Terlepas dari itu semua, emotional numbness adalah kondisi yang bisa diatasi jika segera melakukan perawatan. Emotional numbness bukan sebuah gangguan psikologis yang menetap atau permanen. Jadi,penderita dapat sembuh seperti semula dengan perawatan yang tepat.

Cara Merawat Emotional Numbness

cara merawat emotional numbness
Cr: Freepik

1.Support System

Berbagi perasaan dengan orang-orang terdekat bisa sedikit mengurangi beban. Meski akan sulit untuk membuka perasaan pribadi, tapi adanya dukungan dari keluarga atau teman bisa sangat bermanfaat. Kehadiran orang-orang terdekat juga bisa membuat penderita merasa lebih aman. Sedikit demi sedikit, coba belajar untuk mengekspresikan emosi dalam mengatasi masalah ini.

2. Melakukan aktivitas fisik

melakukan aktivitas fisik
Cr: Freepik

Mungkin sudah umum diketahui bahwa olahraga atau aktivitas fisik bisa mengurangi stres dan kecemasan. Karena salah satu faktor penyebab emotional numbness adalah stres, maka menjalani olahraga bisa menjadi solusi lainnya.

Olahraga yang tepat bisa membuat tubuh memproduksi hormon endorfin (hormon yang memicu perasaan positif). Khususnya, olahraga lari, berenang, yoga, atau kickboxing dikenal ampuh untuk menghilangkan stres. Tapi, sekadar jalan-jalan ringan di pagi hari juga bisa menghilangkan stres.

3. Istirahat cukup

Istirahat cukup yang berkualitas juga nggak kalah penting untuk menjaga kesehatan fisik dan mental. Meski sering sibuk, usahakan untuk menyisihkan waktu istirahat yang berkualitas, ya. Menurut penelitian, 7 jam adalah jangka waktu tidur yang disarankan untuk orang dewasa.

4. Hindari stres berlebihan

Perlu diingat, bahwa stres adalah salah satu faktor yang memungkinkn seseorang mengalami emotional numbness. Untuk itu, penting untuk belajar pengelolaan stres yang baik dan benar. Meski tidak mungkin menghindari stres setiap harinya, dengan pengelolaan yang baik stres yang dirasakan tidak sampai mengganggu kesehatan mental.

Baca Juga: Belajar Mengelola Stres Untuk Hidup Lebih Bahagia

5. Melakukan terapi bersama psikolog

Psikolog bisa membantu mengatasi trauma atau gangguan mental lain yang menyebabkan emotional numbness. Ditambah seorang psikolog profesional bakal melakukan konseling untuk mengetahui akar masalah dan melakukan terapi demi menemukan solusi masalah yang terbaik. Salah satu terapi yang banyak dilakukan salah satunya adalah CBT (Cognitive Behavior Therapy).

Terapi CBT mendorong penderita untuk mengekspresikan, belajar memahami emosi, serta mencari sumber dari respon emosional tersebut. Psikolog akan membantu membahas bagaimana pikiran tertentu berkontribusi dalam munculnya emosi. CBT membantu mengelola perasaan lemah, tidak berdaya, dan perasaan negatif lainnya dengan pengelolaan pikiran dan emosi yang positif.

Buat yang sedang berjuang dengan berbagai masalah kesehatan mental, Satu Persen menyediakan layanan konseling yang bisa bermanfaat buat kalian, nih.

CTA-Blog-Mentoring-5-5

Kalian juga bisa belajar dari video  Youtube Satu Persen ini tentang cara terbaik mengatasi kesepain.

Satu Persen juga menyediakan tes online untuk mengetahui tingkat stres. Kalian bisa coba tes ini secara gratis untuk tahu diri kalian lebih dalam lagi.

Oke, terima kasih banyak, Perseners. Sampai ketemu di artikel-artikel berikutnya, ya.

Referensi:

Gotter, A. 2018. Understanding Emotional Numbness. Healthline. https://www.healthline.com/health/feeling-numb

Lebow, H. 2021. I Feel Nothing: How To Cope With Emotional Numbness. PsychCentral. https://psychcentral.com/depression/i-feel-nothing-emotional-numbness#_noHeaderPrefixedContent

Morin, A. 2021. What Is Emotional Numbness? Verywell mind. https://www.verywellmind.com/emotional-numbing-symptoms-2797372

Read More
judi

Mengatasi Rasa Hampa dan Kosong

Merasa_Hampa_dan_Kosong_Ketahui_Penyebab_dan_Solusinya
solusi rasa hampa

Halo, Perseners! Gue Fathan, writer Satu Persen.

Sebagai makhluk sosial, menjadi sesuatu yang wajar ketika lo membutuhkan orang lain dalam berkehidupan sosial. Entah itu dengan keluarga, sahabat, sampai pasangan tercinta yang lo miliki sehari-harinya.

Namun, hidup bisa dibilang selalu memiliki kejutannya tersendiri, seperti misalnya ditinggal oleh seseorang yang lo cintai. Dari situ, lo mungkin bakal merasa hampa dalam sehari-harinya.

Nah, wajar aja kok kalo lo merasa sedih dan kecewa karena hal itu. Bisa dibilang semua orang memiliki kisahnya tersendiri dalam hidup. Nah, gue bakal mencoba menjelaskan alasan kenapa lo bisa merasa hampa atau kosong, dan cara menghadapinya lewat tulisan ini.

Penasaran? Yuk simak sampai habis!

Apa yang Dimaksud dengan Rasa Hampa?

Nah, secara umum, merasa hampa merupakan suatu kondisi di mana lo merasa disconnected, atau gak terhubung dengan orang lain. Hal itu menyebabkan lo jadi gak bisa merasakan apapun. Mulai dari merasakan senang, sedih, memiliki harapan, sampai puas dalam hidup yang lo jalani.

Dari situ, setiap dari lo dapat dikatakan memiliki pengalaman merasakan hampa yang berbeda-beda. Mulai dari merasa hidupnya gitu-gitu saja, gak punya kesibukan, sampai ditinggal oleh seseorang.

Ini bisa dibilang merupakan sesuatu yang relatif bagi setiap lo dalam merasakannya. Maka dari itu, lo perlu memahami perasaan hampa yang dimiliki orang lain sob!

Nah, merasa hampa yang berlebihan dapat berdampak terhadap kesejahteraan diri lo, baik fisik maupun mental. Secara fisik, itu seringkali dikaitkan dengan bersikap kasar terhadap orang lain, penggunaan narkotika, sampai konsumsi alkohol yang berlebihan.

Hal itu tentu gak baik bagi kesehatan diri lo untuk jangka panjang. Dampaknya, hampa yang berlebihan dapat menurunkan kesejahteraan fisik lo, Sob!

Lalu, secara mental, merasa hampa yang berlebihan juga membuat lo cenderung menarik diri dari lingkungan sosial. Padahal, lo membutuhkan koneksi yang berkualitas, alias gak banyak doang.

Mulai dari bertukar keluh kesah, berbagi canda, sampai saling mendukung satu sama lain. Dengan begitu, merasa hampa yang berlebihan dapat menurunkan kualitas kesejahteraan mental lo, Sob!

Apakah Hidup Harus Ada Artinya? (Ketika Hidup Terasa Hampa)

Alasan Kenapa Lo Bisa Merasa Hampa

Perlu lo pahami bahwa merasa hampa gak berarti lo gak punya orang lain dalam hidup. Tetapi lebih ke arah merasa gak terhubung dengan orang lain. Hal itulah yang menyebabkan lo merasa hampa dalam sehari-hari.

Nah, rasa hampa juga dapat muncul oleh suatu trigger, alias pemicu tertentu yang lo alami. Misalnya, lo biasanya merupakan orang yang selalu bahagia dalam hidup.

Namun, itu berubah semenjak lo ditinggalkan oleh orang yang lo sayangi. Dari situ, yang awalnya lo selalu merasa bahagia, jadi hampa deh sehari-harinya!

Baca Juga Tujuan Hidup: Memahami dan Merencanakannya

Tak hanya karena kesedihan, lo juga bisa merasa hampa ketika sedang bahagia, lho! Misalnya, lo udah hidup bahagia bersama keluarga yang lo miliki.

Dari situ, bisa dibilang lo jadi jarang ketemu sahabat-sahabat lo, yang mungkin telah jadi rutinitas lo selama ini. Alhasil, itu juga dapat membuat lo merasa hampa dalam hidup, Sob!

Cara Menghadapi Merasa Hampa

Menurut Tim Hipgrave, Nuffield Health Emotional Health Lead, terdapat beberapa cara bagi lo untuk menghadapi merasa hampa dalam hidup. Di antaranya:

1. Pahami Akar Permasalahannya

Semua masalah yang lo miliki bisa dibilang memiliki akar permasalahannya. Mulai dari asal mula, pemicu, sampai alasan yang menjadi akarnya.

Maka dari itu, lo bisa mencoba mencari akar permasalahan dari perasaan hampa yang lo miliki. Dengan begitu, lo dapat mencari jalan keluar dalam permasalahan merasa hampa yang lo miliki!

Misalnya, lo bisa mencoba mencari akar permasalahan lo, entah itu mungkin karena ditinggal pacar, sampai merasa terasing dari lingkungan sekitar.

Alhasil, lo jadi tahu apa sebenarnya akar permasalahan dari perasaan hampa lo, dan dapat mencari jalan keluarnya, Sob!

2. Bercerita dengan Orang Lain

Ada kalanya mungkin lo bisa menghadapi suatu masalah sendirian, namun ada kalanya tidak. Tentunya itu merupakan hal yang wajar untuk dirasakan, sebab ada kalanya tangan lo yang cuma dua ini udah penuh.

Oleh sebab itu, lo bisa kok mencoba meminta bantuan orang lain, salah satunya lewat bercerita dengan mereka. Dengan begitu, lo bisa menghadapi perasaan hampa yang lo miliki!

Misalnya, lo lagi habis diputusin sama pacar, dan membuat diri lo sangat sedih. Dari situ, lo pun merasa hampa dalam sehari-harinya.

Nah, lo bisa mencoba berita dengan orang lain tentang hal itu. Entah itu dengan sahabat, rekan kerja, sampai keluarga yang lo miliki. Alhasil, bercerita dengan orang lain dapat membantu lo menghadapi rasa hampa, Sob!

Saat Hidupmu Terasa Hampa dan Kosong (Cara Mengatasi Rasa Hampa)

3. Rutin Berolahraga

Seperti yang telah disinggung, rasa hampa yang berlebihan dapat menurunkan kesehatan fisik lo sehari-harinya. Selain itu, itu juga dapat mengganggu kesehatan mental diri lo, seperti misalnya depresi.

Oleh sebab itu, lo bisa mencoba rutin berolahraga untuk menjaga fisik dan pikiran. Olahraga juga dapat mengeluarkan hormon positif dalam tubuh lo, seperti serotonin, dopamin, dan endorfin. Dengan begitu, ini dapat memberikan lo energi positif, dan membantu menghadapi perasaan hampa, Sob!

Misalnya, lo lagi main Instagram, dan di situ lo ngeliat teman-teman lo udah pacaran semua. Dari situ, lo mungkin merasa hampa karena mereka sekarang udah sibuk sama pacarnya.

Nah, lo bisa mencoba rutin berolahraga daripada fokus dengan hal itu. Alhasil, rutin berolahraga dapat membantu lo menghadapi rasa hampa, Sob!

Baca Juga: Pentingnya Olahraga untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri

4. Mencari Suatu Kesibukan

Tak jarang merasa hampa membuat lo cenderung menarik diri dari lingkungan sosial. Dari situ, lo mungkin merasa kesepian karena kurang berinteraksi dengan orang lain.

Nah, lo bisa mencoba mencari suatu kesibukan untuk meningkatkan kualitas interaksi tersebut. Dengan begitu, lo pun mendapatkan interaksi yang berkualitas, dan dapat membantu lo menghadapi merasa hampa, deh!

Misalnya, lo merasa hampa karena orang di sekitar lo udah sibuk masing-masing. Nah, lo bisa mencoba mencari kesibukan yang membuat diri lo bahagia.

Entah itu berlatih musik, menulis artikel, sampai hal lainnya yang lo sukai. Harapannya, kesibukan tersebut dapat membantu lo menghadapi Kehampaan, Sob!

5. Membantu Orang Lain

Mungkin salah satu alasan lo merasa hampa adalah gak punya tujuan dalam menjalani hidup. Akibatnya, lo jadi merasa hidup lo gak ada maknanya dan kosong.

Nah, lo bisa mencoba membantu orang lain, yang mungkin dapat membantu lo menemukan tujuan hidup.

Misalnya, lo merasa hidup lo gitu-gitu aja selama ini, mulai dari bangun pagi, bekerja, dan pulang lagi. Dari situ, lo merasa diri lo gak punya tujuan hidup, sehingga merasa hampa.

Nah, lo bisa mencoba membantu orang lain dalam sehari-hari, seperti menjadi relawan bencana alam. Alhasil, membantu orang lain dapat membantu lo menemukan tujuan hidup, dan menghadapi rasa hampa lo itu, Sob!

Kelas Online Kesepian Merasa Hampa Satu Persen

Lo juga boleh banget konsultasi ke psikolog Satu Persen dengan ikut Konseling kalo merasa perasaan hampa yang lo rasain udah ngeganggu aktivitas sehari-hari. Supaya lo tau kondisi kesehatan mental lo akhir-akhir ini, gue saranin lo juga coba Tes Sehat Mental.

Jangan lupa buat terus pantengin informasi dari kita dengan subscribe channel YouTube Satu Persen – Indonesian Life School.

Gue harap lewat membaca artikel ini ini bisa membuat lo berkembang menjadi lebih baik, seenggaknya Satu Persen setiap harinya. Gua Fathan dari Satu Persen, thanks!

Read More
judi

Tips Melawan Rasa Malas ala Kaisar Roma

Buat lo yang baca artikel ini sambil rebahan. Yang mungkin ngerasa kasur lo punya magnet tersendiri yang bikin lo males gerak. Mungkin saat ini lo lagi bertanya-tanya “Kenapa ya gue rebahan terus?” atau “Gimana ya caranya biar gak rebahan lagi?”. Pertanyaan-pertanyaan yang sebenernya lo tujuin buat diri lo sendiri. Tapi lo juga gatau apa jawaban tepatnya.

Well sebenernya pertanda bagus kalo lo udah mulai mempertanyakan hal-hal tadi. Yang artinya lo udah sadar dan aware sama apa yang terjadi sama diri lo. Tapi lo belum tau aja gimana cara mengatasinya.

Nah makanya di artikel ini gue bakal ngasih lo alasan dan solusi biar lo gak terus-terusan rebahan dan bisa produktif dalam menjalani hidup.

Kenapa Lo Ngerasa Males?

Sebenernya penyebab kenapa lo ngerasa males dan rebahan terus itu ada macem-macem. Tapi simple-nya karena hal ini adalah paling mudah buat kita lakuin karena ngasih kenikmatan instan. Atau yang disebut dengan konsep instant gratification. Karena kita maunya ngerasain kenikmatan  yang cepet dan paling mudah, makanya kita pilih rebahan aja kalo dibandingin nyelesain kerjaan.

Emang sih dampaknya itu menyenangkan untuk jangka pendek. Lo jadi bisa santai, bisa scroll sosmed sana-sini, bisa ngelupain kerjaan lo. Tapi konsekuensinya kita jadi melupakan dampak jangka panjang dari rebahan tadi. Entah itu kerjaan jadi keteteran, kerjaan gak maksimal, atau bisa juga kecewa sama diri sendiri.

Well tapi gapapa kalo sampe saat ini hasrat lo buat rebahan itu jauh lebih tinggi dibanding nyelesain kerjaan. Karena ya itu salah satu satu kebiasaan kita sebagai manusia yang pengennya dapet kesenangan secepat mungkin. Cuma ini bisa banget diatasi dan pelan-pelan dikurangi. Salah satunya pake cara dari Kaisar Roma, Marcus Aurelius yang juga seorang filsuf stoic.

Cara Mengatasi Kemalasan ala Marcus Aurelius

Marcus Aurelius (Kaisar Roma)

Basically ajaran dia banyak, tapi gue bakal kasih tau lo ajaran utama dia soal ngilangin kebiasaan rebahan. Yaitu wake up with purpose atau bangun dengan sebuah tujuan.

Kalo kata Marcus Aurelius,

“Pagi hari ketika lo males beranjak dari tempat tidur, coba lo bilang sama diri lo sendiri bahwa gue harus pergi bekerja sebagai manusia. Apa yang harus dikeluhkan kalo gue emang melakukan hal yang seharusnya gue lakuin. Atau ini adalah tujuan gue dilahirkan? Buat meringkuk dan menghangatkan diri di bawah selimut?”

Dari kalimat itu dia ngejelasin bahwa manusia itu emang sejatinya punya kewajiban untuk ngerjain sesuatu. Entah itu ngerjain tugas kalo lo masih sekolah, ngelarin deadline kerjaan, atau mungkin bisa juga ngerjain tugas rumah. Menurut Marcus Aurelius, gak seharusnya manusia itu terus-terusan rebahan. Karena emang ada kewajiban yang harus manusia kerjakan.

Pas lagi mikir kaya gitu, Marcus Aurelius juga bilang “Bukannya rebahan di kasur yang empuk itu enak dan bikin happy?

Dan lagi-lagi dia coba ngejawab,

“Jadi lo dilahirkan buat semata-mata ngerasain kenikmatan? Ketimbang ngelakuin berbagai hal yang seharusnya lo lakuin? Apakah lo gak melihat tanaman, burung, semut, laba-laba, dan lebah yang ngelakuin tugasnya masing-masing sebaik mungkin? Dan lo sebagai manusia gak pengen ngelakuin kewajiban lo sebagai manusia? Kenapa lo gamau ngelakuin hal yang udah menjadi hukum alam lo?

Gitu kurang lebih jawaban yang dikasih Marcus Aurelius. Bahwa setiap makhluk di dunia ini pada dasarnya punya tujuan masing-masing. Kalo lo masih bingung tujuan hidup lo apa, mungkin lo bisa catet pesan Marcus Aurelius satu ini. Bahwa salah satu tujuan kita ada di dunia ini adalah untuk membantu orang lain. Gimana tuh maksudnya?

Maksudnya adalah bahwa manusia itu pada dasarnya punya suatu karakteristik yang mendefinisikan dirinya sebagai manusia. Yaitu bekerja dengan orang lain. Atau membantu orang lain.

Nah yang perlu diketahui bahwa buat switch dari kebiasaan rebahan buat bangun, produktif, dan bisa bantu orang lain itu emang tantangan banget. Tapi gapapa. Mulai aja dulu.

Kalau emang nih buat bantu orang lain masih terbilang susah buat lo, mulai dari diri sendiri dulu aja. Lo bisa mulai dengan tau hal apa yang ngebuat lo seneng dan full of purpose. Coba lo cari tau kebiasaan baru apa yang mau lo bangun buat ngurangin kebiasaan rebahan.

Ketika lo udah berhasil membantu diri lo sendiri, mungkin lo bakal ngerasa lebih mudah juga buat membantu orang lain. Kalo pake contoh berkebun tadi, ketika lo udah berhasil ngebangun kebiasaan ini dan sekit demi sedikit paham soal berkebun. Tentu bakal lebih mudah buat lo ngebantu orang lain yang mau berkebun juga mungkin. Jadi bisa aja nantinya diri lo juga bermanfaat buat orang lain.

Well instant gratification itu bakal tetep ngebantuin lo, tapi tenang aja. Struggle di awal-awal ngebangun hal baru itu hanya sementara. Jadi keep consistent aja sama apa yang lo lakuin. Mungkin dampaknya gak langsung bisa lo rasain saat itu juga. Tapi pasti lo bakal ngerasain dampak long term yang lebih gede dan bakal ngebantu lo buat jadi seseorang yang lebih baik lagi.Mungkin contohnya buat lo yang suka tanaman, lo bisa mulai dengan berkebun. Jadi ya lo punya alasan buat bangun pagi-pagi dan ngerawat tanaman lo. Atau bisa juga lo bangun kebiasaan buat olahraga, masak, atau banyak hal yang intinya bisa bikin lo seneng dan bangun dari kebiasaan rebahan lo.

Dan it’s ok kalo lo masih ngerasa susah buat gak terus-terusan rebahan dan ngebangun kebiasaan baru. Karena ya cukup wajar, pas sekolah dulu kita gapernah diajarin gimana caranya punya kebiasaan positif kayak gitu. So itu juga alasan kenapa 1% ada. Buat ngajarin dan bareng-bareng belajar hal yang belom kita dapetin sebelumnya.

Nah kalo lo butuh bantuan buat mengatasi kebiasaan rebahan lo. Yang mungkin lo rasa udah cukup menganggu keseharian lo, atau lo ngerasa overthinking sama diri lo yang terus-terusan rebahan. 1% siap banget kok ngebantu lo buat memecahkan masalah ini di layanan konsultasi bareng mentor Satu Persen.

Di sesi konsultasi ini, lo bisa cerita senyaman dan sepuas mungkin selama 75 menit sesi konsultasi. Dan yang pasti lo ga bakal di-judge sama mentornya. Lo juga bakal dibantu buat nemuin solusi dari masalah lo dengan diskusi bareng.

Mentor-mentornya juga udah terlatih. That’s why udah puluhan ribu orang yang kebantu sama membuat perubahan positif di hidup mereka lewat layanan ini. Kalo lo masih ragu lo bisa juga kok cek testimoninya di link yang gue taro di sini.

Gak cuma diskusi doang, disini lo juga bakal dibantu lewat psikotes dan tes kepribadian yang bakal ngebantu lo buat tau apa yang lo suka dan apa yang valuable buat lo lakuin. Lo juga bakal dapet tes minat karir yang mungkin bakal ngebantu lo buat tau apa yang cocok buat lo lakuin dan ngebangun kebiasaan baru. Atau mungkin lo bisa tau apa penyebab lo overthinking juga. Lewat tes tingkat stress.

Well segitu aja artikel kali ini. Intinya gue mau bilang kalo rebahan itu adalah hal yang wajar buat dilakuin dan dinikmati. Tapi menghabiskan waktu lo buat terus-terusan rebahan dan ngelupain kewajiban lo sebagai manusia untuk bekerja itu adalah sesuatu yang harus dihindari.

Gue Jhon dari Satu Persen, thanks!

Read More