putinvzrivaetdoma.org

media online informasi mengenai game online tergacor di tahun 2023

Pikiran

judi

Pikiran Negatif Merusak Hidup Positif

pikiran-negatif-merusak-hidup
pikiran negatif merusak hidup

Halo, Perseners! Gue Viony, writer Satu Persen.

Gue mau tanya deh sama lo, sering gak lo merundung hidup lo dengan berbagai pikiran negatif?

Mulai dari menyesali masa lalu, pesimis tentang masa depan lo, menyalahkan orang lain atas nasib lo, atau malah menyalahkan diri sendiri? Membuat lo kebanjiran emosi yang negatif juga seperti penyesalan, sedih, benci, atau marah. Lo jadi merasa sulit banget buat merasa bahagia

Tonton juga: Mengatasi Sifat Mudah Sedih dan Cemas

Kalau memang lo sedang kesulitan menghadapi pikiran negatif, lo sedang membaca artikel yang tepat karena kali ini Satu Persen mau membahas soal bagaimana mengatasi pikiran negatif.

Apa itu pikiran negatif?

Pikiran negatif diartikan sebagai persepsi, harapan, dan deskripsi negatif tentang diri sendiri, orang lain, dan dunia secara general. Kondisi kognitif yang negatif ini juga diikuti dengan emosi negatif dan berdampak buruk pada perilaku, dan kesehatan.

Ada satu penelitian yang menggambarkan dampak dari fenomena pikiran negatif ini. Alison Ledgerwood, seorang psikolog sosial, pernah menceritakan tentang penelitian yang melibatkan dua kelompok responden, sebut saja kelompok A dan B.

Kepada dua kelompok responden ini dijelaskan sebuah prosedur operasi medik. Pada kelompok A dijelaskan bahwa persentase keberhasilan operasi tersebut adalah 70%, sementara pada kelompok B dijelaskan persentase kegagalan operasi 30 %.

Hasilnya kelompok A memberi respon positif pada operasi tersebut, dan seperti yang sudah ditebak, kelompok B memberikan respon negatif. Kemudian, eksperimen dilanjutkan dengan memberi penjelasan tambahan kepada kelompok A bahwa peluang gagal pada operasi yang dimaksud adalah 30%.

Hasilnya? Kelompok A langsung mengubah respon mereka menjadi negatif. Bagaimana dengan kelompok B? Setelah dijelaskan bahwa operasi memiliki peluang keberhasilan 70% mereka tidak mengubah respon mereka sama saja, tetap negatif.

Eksperimen ini menjelaskan hal yang sangat penting tentang bagaimana otak kita mempersepsi hal negatif. Hal yang negatif memang lebih mudah nempel di otak kita dan sulit untuk diubah menjadi lebih positif.

Kita lebih mudah memindahkan cara berpikir, persepsi dan emosi positif ke negatif daripada sebaliknya.

Kenapa pikiran negatif bisa muncul dan mendominasi pikiran lo?

Ternyata pikiran negatif merupakan alarm alami dalam perjalanan evolusi manusia untuk mengenali bahaya. Karena itu otak kita lebih sensitif terhadap hal-hal negatif.

Bagian otak yang bertanggung jawab untuk menemukan hal-hal negatif di sekitar kita adalah amygdala. Amygdala juga yang berperan untuk memindahkan pengalaman negatif dari memori jangka pendek ke memori jangka panjang.

Distorsi kognitif merupakan istilah psikologi yang mengacu pada pola pikir dan rasa percaya pada sesuatu yang salah dan nggak rasional. Tapi, tanpa sadar kita terus menerus menerapkan distorsi kognitif ini untuk merespon lingkungan kita.

Dari sepuluh jenis distorsi kognitif yang ada, setidaknya ada 4 yang kemungkinan sering lo lakukan tanpa sadar dan perlu dikenali:

1. Pikiran hitam putih

Lo nggak mengenal abu-abu, yang ada adalah iya atau nggak sama sekali. Lo berpikir kalau lo nggak keterima bekerja di tempat yang lo inginkan ya artinya lo nggak qualified.

Lo enggak memperhitungkan faktor-faktor lain seperti kultur kerja yang nggak cocok dengan kepribadian lo.

2. Personalisasi

Atasan lo cemberut hari ini? Lo langsung mengira pasti karena kerjaanmu ada yang nggak beres. Lo bikin semua kejadian nggak mengenakkan di sekitarmu jadi personal, seolah-olah semua salah lo.

3. Saringan Mental

Saat lo dapat kritik sekali dari atasan lo, lo bisa seharian mikirin hal itu dan lupa bahwa atasan lo juga beberapa kali pernah memuji hasil kerja lo. Intinya lo fokus ke hal-hal negatif dan melupakan hal positif yang pernah terjadi.

4. Berpikir skenario terburuk akan terjadi

Setelah lo melakukan kesalahan kecil di kantor, lo langsung berpikir bahwa lo akan dipecat, atau karier lo akan mandek selamanya.

Distorsi kognitif jenis ini mengarahkan lo untuk memikirkan kemungkinan terburuk suatu peristiwa dan meyakininya akan terjadi.

Mengapa pikiran negatif harus diwaspadai?

pikiran negatif
Photo by Ethan Sykes on Unsplash

Aaron T. Beck adalah seorang psikiater yang berhasil menemukan korelasi antara pola pikir yang salah dengan munculnya gejala-gejala depresi.

Baca juga: Cara Mengatasi Depresi di Rumah Aja

Setelah melakukan observasi klinis pada pasien-pasien yang menderita depresi, ia pun berhasil menemukan adanya kaitan antara pikiran dan keyakinan dengan depresi. Keyakinan di sini maksudnya adalah apa yang dipercaya penderita tentang diri sendiri dan lingkungannya.

Menurut Beck, ada tiga rangkaian kognitif negatif yang bisa memicu depresi yaitu pandangan negatif terhadap diri sendiri, kecenderungan untuk menginterpretasikan pengalaman secara negatif, dan pandangan yang suram akan masa depan

Sebuah artikel Psychology Today menyebutkan bahwa depresi mengalir dari pikiran-pikiran negatif. Orang yang menderita depresi secara nggak sadar telah mengembangkan pola pikir negatif seperti yang gue sebutkan sebelumnya.

Lama-lama pola pikir ini menjadi kebiasaan dan menyebabkan mereka jatuh dalam depresi.

pikiran negatif merusak hidup

Bagaimana cara mengatasinya?

Proses mengatasi pikiran negatif ini nggak bakal kayak membalikkan telapak tangan. Butuh komitmen kuat untuk menjadikan langkah-langkah ini sebagai sebuah kebiasaan.

1. Tantang pikiran negatif lo

Saat lo sadar kalau lo sedang dikuasai distorsi kognitif pertanyakan pikiran lo sendiri untuk mengecek itu rasional atau nggak. Misalnya, distorsi kognitif lo mengatakan atasan lo cemberut hari ini karena hasil kerja lo nggak oke.

Tanya deh ke diri lo sendiri ada nggak kemungkinan lain yang menyebabkan dia cemberut? Selalu ada kemungkinan lain kan yang menyebabkan dia cemberut, bukan hanya karena hasil kerja lo itu tadi?

2. Ambil jarak dari pikiran negatif lo

Pernah nggak ada di situasi di mana lo terus mengulang-ngulang kejadian buruk yang terjadi di hari ini? Kalau begini kejadiannya, lo harus ambil inisiatif untuk memutus pikiran ini, atau nanti emosi lo akan ikutan kebawa negatif.

Caranya biarkan diri lo larut dalam pikiran negatif ini, tapi beri batasan waktu, misalnya 5 menit. Setelah itu langsung alihkan pikiran ke hal lain dan tahan diri lo untuk nggak jatuh ke pikiran negatif tadi.

Ikuti Kelas Online “Tips Jitu Berdamai Dengan Diri Sendiri” (Klik Gambar di Bawah)

CTA-Online-Class-for-Blog-Posts---Copy-01-2

Karena perhatian kita sebagai manusia lebih cenderung ke hal-hal negatif. Maka kita harus memaksakan diri untuk mengingat hal-hal yang positif sebagai penyeimbang. Lo bisa melakukan ini dengan menuliskan hal-hal yang lo syukuri hari itu di diary lo.

4. Fokus pada kelebihan lo.

Tarikan pikiran negatif akan membawa lo untuk fokus pada kelemahan-kelemahan lo dan larut merenungi kelemahan lo itu.

Sekali lagi, lo harus lawan ini dengan mulai mengalihkan fokus ke arah kelebihan-kelebihan lo. Sekali pun lo mengalami kegagalan, selalu ada kesempatan untuk bangkit lagi kan?

Mengatasi pikiran negatif sesungguhnya adalah perang melawan diri lo sendiri.

Sangat wajar kalau lo suka berpikiran negatif, karena ternyata manusia diprogram untuk peka sama hal-hal negatif. Namun, lo harus tetap waspada karena pikiran-pikiran yang sifatnya negatif rentan mengganggu kesehatan mental lo.

Karena itu, pikiran yang bersifat negatif harus dilawan. Lo bisa mengembangkan beberapa kebiasaan baru dalam berpikir untuk melawan pikiran negatif yang hinggap.

Kalau lo butuh bantuan, udah lama mengalami pikiran negatif, dan merasa gak sanggup ngejalanin sendirian. Satu Persen sendiri memiliki layanan konseling. Lo bisa diskusi sama Psikolog dan lo bakal dikasih tahu penanganan terbaik buat menangani kondisi lo. Lo juga bisa coba Tes Overthinking semisal lo merasa sering overthinking belakangan ini.

Untuk mengetahui lebih lanjut tentang pikiran negatif, lo bisa tonton video Satu Persen di bawah ini. Gue harap lewat membaca artikel ini ini bisa membuat lo berkembang menjadi lebih baik, seenggaknya Satu Persen setiap harinya!

pikiran negatif merusak hidup
Read More
judi

5 Alasan Psikologis Kamu Banyak Pikiran (Cara Hilangkan Overthinking)

Alasan psikologis kamu sering overthinking - Cara menghilangkan overthinking
Satu Persen – Alasan Psikologis Kamu Sering Overthinking?

Perseners sering banyak pikiran? Mulai dari gak bisa move on sama masa lalu, mikirin masa depan, kritik orang terhadap kamu, dan banyak hal lainnya? Rasanya pikiranmu terus disuruh bekerja dan gak dikasih kesempatan buat beristirahat?

Tubuh aja perlu tidur, masa pikiranmu kamu biarkan terjaga terus?

Kemampuan kita buat berpikir secara kritis bisa jadi pedang bermata dua yang perlu kita waspadai. Terlalu banyak berpikir atau overthinking, terutama pada hal yang di luar kontrol bisa berdampak buruk bagi kondisi mental kita.

Gak bisa dipungkiri kalau overthinking adalah salah satu sumber penyebab kecemasan, frustasi, dan stres. Yang artinya kita perlu berhenti overthinking.

Tapi sebelum berhenti atau menghilangkan overthinking, kita perlu tau dulu nih apa itu overthinking dan alasan yang bikin kita sering banyak pikiran. Nah, kali ini aku Gaby, Part-time Blog Writer Satu Persen bakal bahas alasan secara psikologis kenapa kamu sering banyak pikiran.

So, baca artikel ini sampai habis, ya!

Apa itu Overthinking?

overthinking meme
cr: chameleon memes

Overthinking adalah kebiasaan seseorang buat berpikir terlalu banyak dan/atau terlalu lama tentang sesuatu. Overthinking juga sering dikenal sebagai “analysis paralysis” karena dengan berpikir terlalu banyak, kamu jadi terjebak dalam pikiranmu dan membuat kamu berhenti dari mengambil sebuah tindakan.

Berpikir itu sebenarnya baik karena lewat berpikir kita punya banyak pertimbangan yang lebih matang sebelum mengambil sebuah keputusan. Kita juga bisa jadi lebih kritis terhadap suatu argumen dan masalah. Kalau kita malas berpikir, pasti sekarang kita masih bikin api pake batu.

Eh…tapi menggosok dua batu buat jadi api aja udah melalui proses berpikir, lho. Jadi, sebenarnya kita pasti perlu menggunakan pikiran kita.

Tapi, terlalu banyak berpikir apalagi sama hal-hal yang gak bisa kita kendalikan cuma bikin kamu stuck dan tenggelam dalam pikiranmu sendiri. Kamu jadi kurang mindful terhadap keadaan sekitar. Bahkan bisa berdampak ke kesehatan mental seperti depresi, kecemasan, dan tekanan emosional.

Baca juga: Arti Overthinking: Penyebab dan Cara Mengatasinya

Alasan Psikologis Kamu Sering Banyak Pikiran

banyak pikiran - menghilangkan overthinking
cr: dribbble

Memikirkan sesuatu secara berlebihan bisa jadi mengganggu aktivitas sehari-harimu. Kamu jadi kesulitan menentukan pilihan dan mengambil tindakan. Ada banyak alasan kenapa seseorang sering berpikir secara berlebihan. Dan aku bakal membahas alasan psikologis kamu sering banyak pikiran di bagian ini.

1. Pembelajaran masa kecil

Kebanyakan orang dengan kebiasaan overthinking yang parah bermula dari kebiasaan sejak kecil atau saat masih anak-anak. Misalnya saat kecil, orang tuamu selalu memanjakan kamu. Kamu gak dibolehin mencoba hal-hal baru atau kamu harus selalu mengikuti keputusan dari orang tuamu. Kamu pun jadi menebak-nebak apa yang orang tuamu pengen biar gak dimarahin dan malah kehilangan jati diri karena gak tau apa yang benar-benar kamu pengen.

Hal seperti itu bakal membuat kamu jadi meragukan pemikiranmu sendiri dan gak mampu buat bertindak. Overthinking membuat kamu terjebak dalam pikiran tanpa tindakan.

2. Ilusi kontrol dan kepastian

Perseners, yang namanya masalah kayaknya gak bisa jauh-jauh deh ya, dari kita. Gak cuma kita, tapi orang-orang di sekitar kita, bahkan orang yang dekat sama kita juga pasti punya masalahnya sendiri.

Nah, sebagai teman yang baik pasti pengen dong membantu mereka yang lagi banyak masalah? Sayangnya, kadang kita gak punya kemampuan buat membantu.

Misalnya pas pandemi kemarin, ada teman yang ekonominya memburuk tapi kita juga gak bisa bantu karena kondisi keuangan keluarga juga lagi gak baik-baik aja. Alhasil, kita malah jadi kepikiran dan khawatir tanpa bisa ngelakuin apa-apa buat nolong teman kita itu.

Hal ini adalah bentuk penyangkalan dari rasa gak berdaya. Kenapa? Karena walaupun gak membantu, berpikir tuh seringkali udah terasa seperti membantu. Ini yang dinamakan ilusi kontrol.

Nah, masih saudaraan sama ilusi kontrol, ada lagi yang namanya ilusi kepastian. Faktanya kita seringkali pengen menghindari perasaan gak pasti. Kita jadi berpura-pura kalau segala sesuatu itu bisa diprediksi. Dengan cara apa? Dengan berpikir secara berlebihan atau overthinking. Ini adalah salah satu bentuk penyangkalan dari ketidakpastian.

Menjaga diri kita terjebak dalam mode pemecahan masalah dengan berpikir cukup keras dan cukup lama tentang masalah itu, bikin kita ngerasa seperti ada solusi buat masalah kita.

3. Perfeksionisme

Perfeksionisme bukan tentang menjadi sempurna tapi tentang merasa sempurna. Orang yang perfeksionis bakal kesulitan buat menoleransi sesuatu yang terasa kurang sempurna. Mereka bakal sulit buat move on dari berbagai hal karena merasa gak sempurna. Misalnya, kamu mendapat nilai ujian 90 yang sudah termasuk bagus, tapi karena kamu perfeksionis, kamu jadi kepikiran, “Kenapa gak 100?”

4. Keuntungan sekunder

Apa tuh keuntungan sekunder? Jadi, beberapa orang terjebak dalam kebiasaan overthinking karena merasa kalau berpikir berlebihan punya manfaat sekunder. Misalnya dengan banyak berpikir bisa jadi alasan buat menunda atau menghindari seseorang membuat keputusan.

Bayangin kalau kamu disuruh buat keputusan dalam suatu organisasi tapi pas ditanya kamu jawabnya, “Belum bisa kasih jawaban, nih. Aku masih butuh waktu buat mikir.” Kamu berpikir pasti kamu gak bakal disalahin karena keputusan yang salah atau buruk. Makanya, kamu jadi sering overthinking dan malah menjadikannya sebagai kebiasaan.

5. Generalisasi berlebihan

Gak semua permasalahan bisa diselesaikan dengan satu cara. Alasan berikutnya yang bikin kamu overthinking adalah sering menggeneralisasi secara berlebihan atau menganggap semua hal sama.

Misalnya dengan berpikir berlebihan kamu bisa memecahkan soal matematika, kamu pun berpikir kalau itu juga berlaku dalam menyelesaikan konflik dengan pasangan atau untuk mengatasi kesedihanmu. Padahal gak juga.

Baca juga: 5 Tips Berhenti dari Overthinking

Cara Menghilangkan Overthinking

Setelah tau alasan psikologis yang bikin kamu sering banyak pikiran atau overthinking, kamu juga perlu tau gimana berhenti atau menghilangkan overthinking yang bisa mengganggu aktivitas hari-harimu.

Gimana caranya? Langsung aja baca penjelasan berikut ini!

1. Keluar dari kepalamu

Ayo, keluar dari kepalamu yang terlalu berisik itu! Gimana caranya? Sibukkan dirimu. Bisa dengan olahraga, jalan-jalan di taman, atau melakukan aktivitas yang gak mengharuskan kamu buat berpikir terlalu banyak seperti masak, melukis, main musik. Apapun yang bisa bikin kamu merasa santai dan rileks.

2. Sadarlah

Overthinking kadang bikin kita suka gak menyadari apa yang terjadi di sekitar kita. Jadi, kamu perlu mengisi waktumu dengan hal-hal yang merangsang indramu.

Bisa dengan mendengarkan lagu favorit, menghirup lilin aroma terapi yang bisa menenangkan, mandi air hangat, atau melakukan teknik mindfulness. Ini bisa bikin kamu lebih hadir pada apa yang terjadi sekarang.

3. Pagari waktu berpikir kamu

Kamu gak harus berhenti berpikir sepenuhnya. Tapi daripada pikiranmu menyebar dan menuhin otakmu seharian, lebih baik buat catatan waktu kapan kamu bakal aktif berpikir? Kapan waktu buat merenung? Dan kapan waktu buat berefleksi?

4. Tuliskan pemikiran kamu

Daripada menyimpan pikiran kamu di kepala, akan lebih baik kalau kamu menuliskannya ke dalam jurnal. Pikiran itu terlalu berantakan kalau tetap disimpan di kepala jadi kamu perlu mengurainya sendiri dengan cara menuangkannya ke sebuah tulisan. Kamu juga bisa mengunggah pemikiranmu ke media sosial.

5. Percaya instingmu

Mungkin kamu terbiasa menebak-nebak apa yang orang lain pikirkan. Hal ini bikin kamu jadi mengabaikan suara hati kamu sendiri. Kamu bahkan jadi gak tau apa yang sebenarnya kamu sendiri pengen. Percaya instingmu bisa jadi langkah pertama buat bertindak sesuai keinginanmu daripada terjebak dalam pemikiran berlebihan.

6. Bicaralah dengan terapis

Kalau overthinking yang kamu rasakan udah mulai mengganggu hidup kamu dan kamu mulai merasa depresi atau cemas karena pikiranmu, ada baiknya kamu bicara dengan terapis. Terapi bisa membantu kamu membangun identitas diri dan menciptakan fondasi yang lebih kuat buat kamu menjalani hidupmu.

Nah, Perseners, Apakah kamu sudah mengenal kondisi dirimu saat ini? Apa kamu sedang mengalami overthinking? Satu Persen punya Tes Overthinking (Rumination) yang bisa kamu akses DI SINI biar kamu lebih tau kondisimu sekarang.

Nah, kalau kamu merasa butuh bantuan dalam mengenal diri sendiri, apalagi masih sering overthinking tentang diri sendiri, kamu bisa mengikuti mentoring Satu Persen. Kamu bisa bercerita pada mentor mengenai kesulitan yang kamu alami dan mentor akan berusaha membantumu mengatasi masalahmu. Langsung klik banner di bawah ya.

Mentoring-5

Referensi:

Wignall, N. (2021, 17 February). 7 Psychological Reasons You Overthink Everything. Retrieved on October 24, 2021 from https://nickwignall.com/7-psychological-reasons-you-overthink-everything/?ck_subscriber_id=1175694104

Dempsey, K. (n/d). Seven Strategies To Stop Overthinking. Retrieved on October 24, 2021 from https://theawarenesscentre.com/seven-strategies-to-stop-overthinking/

Read More