putinvzrivaetdoma.org

media online informasi mengenai game online tergacor di tahun 2023

Percaya

judi

Membangun Rasa Percaya Diri Ketika Minder

“Duh, punya dia lebih bagus, nih, punyaku jelek banget!”

“Ah, dia lebih pintar emang, pantes dapat bagus, aku mah apa atuh…”

“Aku pasti gak bisa, deh, mending si A saja, dia ‘kan lebih jago.”

Sering mendengar kalimat tersebut? Atau mungkin, kamu sering mengeluarkan kalimat-kalimat tersebut (atau yang senada). Seringkali hal-hal tersebut terucap ketika kamu merasa minder. Ya, minder, perasaan yang membuatmu menganggap dirimu lebih rendah, lebih tidak pantas daripada orang lain. Padahal, sebenarnya kamu bisa, loh, melakukan apapun itu yang kamu rasa tidak sanggup. Rasa minder ini sungguh sangat merepotkan, ya?

Aku pun terkadang terserang rasa minder. Kuakui, minder itu benar-benar tidak enak! Maka dari itu, buat kamu yang sering merasa minder, yuk kita sama-sama membahas soal minder itu sendiri dan cara membangun rasa percaya diri!

Kenapa Kita Minder?

Bisa saja karena memang orang lain lebih hebat, lebih pantas dari kita. Semisal, Gordon Ramsay sudah jelas akan memasak dengan lebih keren daripada aku, jadi wajar saja kalau aku merasa minder jika suatu saat nanti harus bersanding dengannya. Tapi seringkali, minder ini terjadi karena kita memiliki rasa rendah diri.

Menurut Morris Rosenberg dan Timothy J. Owens yang menulis buku berjudul Low Self-Esteem People: A Collective Portrait, orang-orang yang merasa rendah diri cenderung hipersensitif, kepercayaan diri mereka sangat rapuh dan bisa dengan sangat gampang digoyahkan bahkan oleh penolakan yang tidak nyata (mereka ciptakan sendiri). Kita manusia memiliki sebuah suara dalam diri kita yang hampir selalu mengkritik diri kita sendiri, kerap kali dengan terlalu keras. Orang-orang dengan perasaan rendah diri, dari dalam diri mereka, sudah melihat diri mereka sendiri sebagai seseorang yang buruk, yang tidak pantas (Firestone, 2017).

Penyebabnya bisa banyak, lingkungan, masa kecil, teman-teman, keluarga, dan lain-lain. Tapi kali ini kita tidak akan berfokus pada hal tersebut. Kalau kamu ingin tahu penyebab minder, kamu bisa cari tahu di sini.

Ayo Membangun Rasa Percaya Diri!

Minder terkadang diperlukan, agar kita tidak menjadi sombong, hehe. Jokes aside, kita tetap harus rendah hati dalam hidup, tapi jangan sampai kamu menyalahartikan rendah hati sebagai rendah diri, ya! Untuk bekal awal, aku punya sedikit cara untuk mengatasi minder.

Terlalu lama bergumul dalam perasaan rendah diri akan semakin memperkuat konsep bahwa dirimu itu tidak pantas, tidak baik, dan banyak “tidak” lainnya. Mari kita pelan-pelan membangun rasa percaya diri, karena sejatinya rendah diri dapat ditaklukkan.

Untuk memulainya, kamu bisa awali dengan hal yang sederhana. Jika kamu sedang atau selalu merasa minder, coba dengarkan suara hatimu yang terus mendikte hal-hal negatif.

Dengarkan, lalu ingat, catat kalau perlu. Setelah kamu selesai mengakui ‘kenegatifan’ tersebut —yang tidak jarang adalah hal yang jarang benar— cobalah untuk mencari bukti yang menentang hal tersebut. Misalnya, ketika kamu minder dengan kepintaranmu di sekolah karena ada yang lebih pintar, ketika kamu merasa kamu bodoh, kamu tidak pantas mendapat nilai tinggi, kamu tidak pantas mendapat pujian dari gurumu, carilah bukti yang menentang hal tersebut. Entah itu nilai-nilai ujian yang selalu bagus, atau fakta bahwa teman-temanmu sering minta tolong padamu untuk mengajari mereka, atau bahkan sosok seorang guru yang yakin dengan dirimu. Tantang kenegatifan itu dengan hal-hal yang kamu tahu benar adanya.  Ingatlah dengan hal-hal positif yang orang lain katakan tentangmu, jadikan itu bukti untuk menentang kenegatifanmu (NHS, 2020).

1. Be Kind to Yourself!

Berhenti membanding-bandingkan hidupmu dengan orang lain, khususnya ketika kamu melakukan hal itu secara terus menerus, pada hal yang kamu tahu benar kamu cukup ahli, dan dengan orang-orang yang jauh berada di atasmu. Itu adalah lingkaran setan yang tidak akan ada habisnya. Tidak semua orang selalu berlari, tidak semua orang akan terus berjalan. Take your time, kenali hal-hal yang kamu kuasai. Ketika kamu mengenali dan mengakui hal-hal tersebut sebagai keahlian, sebagai kepintaranmu, kamu akan lebih yakin dengan dirimu sendiri.

Jujurlah pada dirimu sendiri! Ketika kamu jujur dengan diri sendiri dan tidak menyembunyikan bagian dari dirimu kepada orang lain, kamu akan menjadi lebih percaya diri. Ini bukan berarti kamu lantas oversharing dengan semua orang, ya! Jujurlah pada dirimu sendiri juga, ketika kamu butuh dimaafkan. Maafkan dirimu ketika tidak melakukan hal dengan cukup baik, ketika tidak mendapatkan nilai yang cukup tinggi.

Pikirkan apa yang akan kamu katakan kepada seorang teman ketika mereka merasa rendah diri seperti yang sedang kamu rasakan. Cobalah untuk menerapkannya pada dirimu sendiri, do not be too harsh on yourself! Juga, ubahlah narasi dalam dirimu menjadi hal yang lebih positif. Ketika kamu berpikir bahwa kamu bodoh, cobalah untuk mengubahnya menjadi “Aku tidak terlalu pintar, tapi aku cukup pintar dalam hal ini” atau “Apakah aku benar-benar bodoh? Mari kita cari tahu”. Jangan semata-mata mengabaikan kritik dalam dirimu namun bukan berarti kamu harus memakannya mentah-mentah.

2. Be YOU

Bangun rasa percaya dirimu dengan nilai-nilai dirimu sendiri. Pastikan bahwa nilai dirimu adalah dasaran dari kepercayaan dirimu! Semisal, ketika kamu merasa minder dengan teman-teman yang sedang dan sudah presentasi, fokuslah pada nilai-nilai dalam dirimu. Apakah presentasi itu baik ketika kamu mendapatkan tepuk tangan yang meriah? Atau ketika semua pesannya tersampaikan? Atau ketika orang-orang yang mendengarkan presentasimu menjadi terinspirasi dan tergerak hatinya?

Dengan mengetahui nilai-nilai dalam dirimu, ketika apa yang kamu lakukan cocok dengan nilai dirimu —bukan standar dari orang lain—, kamu akan merasa lebih percaya diri. Lebih yakin dengan apa yang kamu lakukan. Supaya kamu merasa percaya diri, kenali juga kelebihan dan kekuatan diri kamu, misalnya dengan mencoba Tes Superpower Check.

Dan juga, belajarlah untuk menjadi seseorang yang asertif. Jangan terlalu memaksa, namun jangan menjadi yesman (orang yang iya-iya terus). Berpeganglah teguh pada pendirianmu dan komunikasikan dirimu dengan tepat kepada orang lain.

Lakukanlah hal-hal yang bermakna bagimu. Peneliti Jennifer Crocker mengatakan bahwa dengan melakukan hal-hal yang bermakna, kamu dapat menemukan sebuah tujuan yang jauh lebih besar dari dirimu, dan tujuan ini nantinya akan menjadi ujung dari perjalananmu menggapai sedikit arti dalam hidupmu, di mana kepercayaan diri akan terbentuk seiring kamu melakukan hal-hal tersebut (seperti membantu orang miskin, membantu teman-teman memperbaiki motor, dan hal-hal bermakna —bagimu, tentunya—  lainnya) (Firestone, 2017).

3. Olahraga

Hah, kok olahraga?

Dengan berolahraga, kamu sudah melakukan salah satu tindakan self-care, dan menurut Debbie Mandel, penulis buku Addicted to Stress, berolahraga memberdayakan diri secara fisik dan mental.  Dengan berolahraga, kamu dapat merasakan pencapaian serta melatih dirimu untuk menerima tantangan; hal yang seringnya dihindari oleh orang yang rendah diri.

Sudah Lebih Percaya Diri?

Ha! Aku pun sering berharap kepercayaan diri bisa dengan instan dimunculkan begitu saja. Kuharap tulisanku ini dapat membantumu meningkatkan rasa percaya dirimu, ya! Ingat, kamu bukanlah keadaanmu sekarang. Kita dilahirkan dengan potensi diri yang sangat banyak dan kepantasan yang sama sebagai sesama manusia.

Ketika kamu sedang berada dalam keadaan yang sulit, yang membuat dirimu merasa tidak pantas, ingatlah bahwa keadaan tidak menentukan siapa dirimu. Kegagalan dan peristiwa hidup buruk lainnya tidak semerta-merta menentukan siapa dirimu sejatinya (Abrams, 2017).

Kalau kamu merasa butuh konsultasi dengan ahlinya, kamu bisa mencoba layanan mentoring online Satu Persen. Kepada mentor, kamu bisa menceritakan kesulitan yang kamu alami semisal kamu merasa susah percaya diri.

Akhir kata, semoga kamu bisa menjadi lebih percaya diri, ya, setelah membaca ini!

References

Abrams, A. (2017, March 27). 8 Steps to Improving Your Self-Esteem. Retrieved from Psychology Today: https://www.psychologytoday.com/us/blog/nurturing-self-compassion/201703/8-steps-improving-your-self-esteem

Ackerman, C. E. (2020, January 9). What is Self-Esteem? A Psychologist Explains. Retrieved from PositivePsychology: https://positivepsychology.com/self-esteem/

Firestone, L. (2017, June 5). Low Self-Esteem: What Does it Mean to Lack Self-Esteem? Retrieved from PSYCHALIVE: https://www.psychalive.org/low-self-esteem/

NHS. (2020, February 6). Raising low self-esteem. Retrieved from NHS: https://www.nhs.uk/conditions/stress-anxiety-depression/raising-low-self-esteem/

Read More
judi

Tips Anti Insecure Paling Ampuh! (Meningkatkan Percaya Diri)

tips anti insecure
Satu Persen – Tips Anti Insecure

Halo, Perseners! How’s life?

Katanya, kalo gak kenal maka gak sayang. Jadi, kenalin nama gue Hana. Gue di sini menulis sebagai associate writer dari Satu Persen.

Akhir-akhir ini, gue cukup sering menghabiskan waktu luang dengan scrolling beranda Twitter. Menurut gue, media sosial yang satu itu lumayan menarik. Di sana orang-orang bebas banget buat nge-tweet apa pun, termasuk sambatan dan ungkapkan keresahan. Semakin relatable suatu tweet, semakin banyak yang retweet.

Selihat gue, salah satu istilah yang sering digunakan warga Twitter adalah “insecure”. Kalian ngerasa gitu juga gak, sih?

Istilah ini dipakai orang-orang buat menggambarkan banyak hal. Insecure sama artis cantik. Insecure karena gak bisa dapat nilai 100 di ujian. Insecure ngelihat orang lain posting kesuksesan di media sosial. Insecure karena idol K-Pop yang lo suka ganteng banget, sedangkan lo mendefiniskan diri sebagai “kentang”.

gambar sosial media
Gambar oleh mohamed Hassan dari Pixabay

Tapi, insecure itu sebenernya apa, sih?

Apa Itu Insecure?

Mungkin tiap sebelum tidur lo bertanya-tanya, “Kok kayaknya cuma gue yang ngerasa serba kurang, sedangkan orang lain kelihatan hepi-hepi aja? Apakah wajar ngerasa kayak begini?”

Menurut APA Dictionary of Psychology, perasaan insecure atau insecurity didefinisikan sebagai perasaan tidak mampu, kurang percaya diri, dan kecemasan terhadap tujuan, kemampuan, atau hubungan dengan orang lain.

Umumnya, orang yang sedang dalam fase insecure ini merasa kesulitan untuk keluar dan mengatasi perasaan tersebut. Sehingga, perasaan mereka cenderung penuh dengan ketidakpastian.

Tapi, gak semua orang yang minder menunjukkan perasaannya terang-terangan, lho. Mungkin kita suka gak sadar, tapi seringkali perilaku seseorang yang kita anggap menyebalkan merupakan tanda-tanda dari insecure. Mereka hanya gak suka mengakuinya dan memilih bertingkah seakan-akan lebih hebat dari orang lain.

Studi yang dilakukan oleh James Brookes menemukan bahwa sebagian orang yang insecure punya kecenderungan untuk menjatuhkan orang lain sambil memenuhi ego mereka yang lagi bermasalah. Seenggaknya ada empat perilaku yang menunjukkan seseorang sebenarnya sedang merasa insecure.

Mungkin lo udah gak asing sama orang yang suka memproyeksikan masalah kepada orang lain, membual soal pencapaian, merendah untuk meroket, dan komplain tentang banyak hal karena merasa punya standar yang lebih tinggi.

Sekilas, orang-orang dengan kecenderungan seperti ini mungkin kelihatan superior. Tapi, kenyataannya belum tentu begitu, Perseners.

Ternyata, perasaan insecure itu kompleks banget dan banyak bentuknya, ya? Eits, tapi gak usah khawatir. Lo pasti bisa kok mengatasi insecurity yang lagi lo alami. Yuk, cari tahu lebih banyak mengenai perasaan insecure!

Kenapa sih gue merasa Insecure?

Mungkin ini menjadi salah satu pertanyaan besar lo selama ini. Kenapa sih gue merasa insecure? Kenapa gue gak bisa jadi orang yang pede kayak orang lain?

Well, setiap kondisi pasti ada sebabnya, Perseners. Kalo kondisinya lagi insecure kayak begini, kira-kira apa sih penyebabnya?

1. Pengalaman gagal atau ditolak yang bikin insecure

Tau gak, guys?

Ada penelitian yang menemukan bahwa 40% kebahagiaan kita bergantung pada kejadian baru-baru ini dalam hidup kita. Kebahagiaan kita gampang banget turun kalo lagi ngalamin kejadian tertentu, misalnya kematian orang terdekat, hilangnya pekerjaan, sakit keras, dan kerusakan hubungan dengan orang lain.

Nah, misalnya kita baru aja kehilangan pekerjaan, atau ditolak sama universitas tujuan, kebahagiaan kita bakal menurun. Dan umumnya, ketidakbahagiaan itu memengaruhi kepercayaan diri kita. Sehingga, kita jadi ngerasa rendah diri atau insecure.

Baca Juga: Kegagalan: Bangkit Mengejar Sukses yang “Tertunda”

2. Insecure karena kurang kepercayaan diri

Gak sedikit dari kita yang kurang percaya diri, terutama ketika berada di situasi sosial. Kita barangkali terlalu khawatir kalo kelihatan gak cukup baik di mata orang lain. Hal ini biasanya disebabkan oleh pengalaman masa lalu, di mana kita mungkin pernah di-bully oleh teman atau punya orang tua yang banyak mengkritik.

Ketika lo insecure gara-gara ini, gue mungkin cuma bisa ngasih lo sedikit reminder. Bahwa kenyataannya lo itu udah lebih dari cukup. Percaya atau gak, orang lain pasti lebih fokus sama dirinya sendiri daripada orang lain. Jadi, mereka gak akan memperhatikan lo sejauh itu, kok.

3. Selalu insecure karena terlalu perfeksionis

Barangkali ada juga nih dari kita yang udah berusaha keras, bahkan terlalu keras, tapi gak pernah ngerasa puas karena punya standar yang terlalu tinggi. Yap, sikap perfeksionis juga berpotensi bikin kita selalu ngerasa kurang dan akhirnya berlarut menjadi insecurity.

Perseners, selalu mengusahakan yang terbaik itu udah bagus banget, lho. Tapi sayang banget nih, hidup gak bakal bisa ngabulin semua kesempurnaan yang lo inginkan. Lagipula, gak ada yang salah dari ketidaksempurnaan, kok! 🙂

Tentunya, penyebab seseorang menjadi insecure jauh lebih kompleks dari yang dikira, sehingga gak bisa dibagi menjadi tiga penyebab aja. Tapi, seenggaknya ketiga penyebab umum tersebut bisa dijadikan referensi buat lo yang pengen luangin waktu dan refleksi diri.

Tips Anti Insecure Paling Ampuh

Mungkin ini juga menjadi sesuatu yang lo cari-cari selama ini. Gimana sih caranya supaya gak insecure lagi?

Mungkin setelah lo ditolak sama perusahaan atau universitas, lo malah maksain diri lo buat berusaha lebih keras lagi tanpa jeda. Lo gak pengen berlama-lama di fase gagal. Lo mungkin juga gak mau ketemu sama orang-orang, soalnya lo merasa rendah diri di antara mereka.

Punya semangat buat mencapai goals setelah gagal itu bagus banget, Perseners. Tapi, kalo lo masih ngerasa sedih, gak ada salahnya luangin waktu buat ngerasa sedih dan sembuhin diri sendiri dulu. Lo bisa istirahat atau cari hiburan dulu sebelum berusaha lagi.

Coba Juga: Tes Self-Love: Cintai Diri Lebih Baik

2. Kalo mikirin penilaian orang lain bikin lo insecure, coba pikirkan hal lain

Faktanya, terus-terusan menghindar dari situasi sosial bakal bikin kecemasan lo tambah parah. Lagipula, selama masih jadi makhluk sosial, pasti ada kalanya lo diharuskan banget buat berada di situasi yang melibatkan banyak orang.

Lo mungkin belum bisa hilangin kebiasaan lo berasumsi tentang apa yang orang lain pikirkan tentang lo. Tapi, mungkin ada sesuatu yang bisa lo coba, yaitu mikirin hal lain yang ada di sekitar lo.

Coba observasi sekeliling, apa yang sedang dilakukan orang lain? Apakah ada hal menarik dari mereka? Apakah ada hal baru yang bisa lo pelajari dari memperhatikan mereka? Mengalihkan fokus lo kepada hal lain mungkin bisa membantu, guys!

3. Menerima ketidaksempurnaan untuk mengurangi perasaan insecure

Kalo lo berpikir bahwa menjadi sempurna bikin lo berhenti ngerasa insecure, mungkin lo bakalan ngerasa insecure selamanya. Seperti yang kita semua tahu, nobody is perfect. Bener kan?

Jadi, daripada terlalu maksain diri buat jadi serba bagus, mending kita belajar menerima bahwa gak apa-apa kalo kita kurang dalam beberapa hal. Jadi orang yang gak sempurna itu oke-oke aja, kok.

Kalo lo udah bisa berdamai sama masalah ini, gue jamin perasaan insecure lo bakal berkurang pelan-pelan.

gambar orang tidak percaya diri
Gambar oleh mohamed Hassan dari Pixabay

Sebenernya, gue punya satu solusi lagi buat mengatasi masalah insecure. Ini mungkin bisa jadi opsi terakhir kalo tips-tips tadi gak berhasil.

Yap, lo bisa banget cari bantuan ke tenaga profesional. Dan in case lo bingung nyari tempat yang cocok, Satu Persen punya layanan konseling yang bisa lo coba, lho!

Terutama buat lo yang udah di tahap gak bisa beraktivitas normal lagi, atau membahayakan diri sendiri dan orang lain gara-gara insecurity yang lo rasakan, layanan konseling Satu Persen hadir buat bantu menangani masalah lo.

Dengan berkonsultasi sama psikolog, lo bisa dapetin insight baru yang mungkin gak kepikiran sama lo sebelumnya, jadi lo gak mikirin pendapat orang lain terus. Lo juga jadi gak terlalu mikirin kalo lo punya kekurangan di satu atau dua hal. Gak cuma dapetin benefit berupa psikotes dan worksheet, lo juga bisa diberi diagnosa dan terapi apabila diperlukan.

Selain itu, Satu Persen juga punya video YouTube nih, dipersembahkan buat lo yang insecure dan belum bisa mencintai diri sendiri. Harapannya, lo bisa ngerasa sedikit lebih baik setelah nonton videonya 🙂

Mengatasi Perasaan Insecure dan Tidak Pede

Okay, then. Segitu dulu ya, tulisan dari gue. Semoga bermanfaat dan bisa ngebantu lo buat ngatasin masalah insecurity. Kalo kurang ngebantu, layanan konseling Satu Persen selalu hadir buat lo, kok.

Satu-Persen-Artikel--Cover-Image--7-

Well, gue percaya lo juga bisa jadi orang yang pede. Asalkan lo juga mengusahakan diri lo buat selalu berkembang dan berproses ke arah yang lebih baik. Gak perlu langsung banyak, minimal Satu Persen setiap hari menuju #HidupSeutuhnya, ya!

Akhir kata, thanks a million!

Referensi

Greenberg, M. (December 06, 2015). The 3 Most Common Causes of Insecurity and How to Beat Them. Retrieved on March 26, 2021 from https://www.psychologytoday.com/us/blog/the-mindful-self-express/201512/the-3-most-common-causes-insecurity-and-how-beat-them.

Insecurity. (2020). In APA Dictionary of Psychology. Retrieved from https://dictionary.apa.org/insecurity.

Kirby, S. (February 15, 2021). Insecure: Define And Manage It. Retrieved on March 26, 2021 from https://www.betterhelp.com/advice/self-esteem/insecure-define-and-manage-it/.

Read More
judi

Perbedaan Kepribadian Narsistik dan Percaya Diri yang Perlu Diketahui

Perbedaan Kepribadian Narsistik dan Percaya Diri
Satu Persen – Perbedaan Kepribadian Narsistik dan Percaya Diri

Halo, Perseners! Balik lagi sama aku Senja, Blog Writer di Satu Persen.

Setiap orang pasti ingin tampil percaya diri. Percaya diri membantu kita buat berani menghadapi tantangan, menerima kekurangan diri, mengurangi kecemasan, dan meningkatkan semangat. Namun, terdapat anggapan bahwa percaya diri itu sama dengan kepribadian narsistik. Padahal makna keduanya jelas berbeda. Orang yang percaya diri belum tentu narsistik, tapi orang narsistik jelas memiliki kepercayaan diri yang berlebih.

So, di sini aku mau jelasin perbedaan kepribadian narsistik dan percaya diri supaya lebih jelas ya, Perseners!

kepribadian narsistik
Source: memegenerator.com

Pengertian Kepribadian Narsistik

Menurut Diagnosis And Statistical Manual of Mental Disorder IV-TR (American Psychiatric Association), kepribadian narsistik ditandai dengan adanya fantasi atau perilaku berlebihan terhadap kekuasaan, kecantikan, kesuksesan, kebutuhan besar untuk dikagumi oleh orang lain, dan kurangnya kemampuan untuk berempati. Singkatnya, narsistik adalah sebuah gangguan kepribadian di mana penderita merasa dirinya istimewa dan lebih penting dari orang lain.

Penderita kepribadian narsistik memiliki harga diri yang rapuh dan rentan terhadap kritik sekecil apa pun. Tidak diketahui secara pasti penyebab kepribadian narsistik. Namun, gangguan kepribadian narsistik dapat dikaitkan dengan:

  1. Lingkungan: Seperti orang tua terlalu memuja anaknya atau kritik berlebihan yang tidak sesuai dengan pengalaman dan pengetahuan anak.
  2. Genetika: karakteristik bawaan.
  3. Neurobiologi: hubungan antara otak dan perilaku yang menyebabkan kepribadian narsistik.

Faktor yang Memengaruhi Kepribadian Narsistik

a. Self-esteem (Harga Diri)

Orang yang narsistik memiliki harga diri yang rapuh. Mereka cenderung bergantung pada interaksi sosial dan rentan kritik.

b. Depression (Depresi)

Depresi cenderung memengaruhi kepribadian narsistik. Depresi terjadi karena ada anggapan bahwa dirinya adalah orang yang penting untuk mendapatkan perhatian orang lain. Sehingga biasanya ketika ia tidak bisa mencapai harapan yang diinginkan, ia akan berbalik menyalahkan orang lain.

c. Loneliness (Kesepian)

Perasaan negatif karena seseorang tidak mampu menjalin hubungan akrab dengan orang lain.  Apabila orang lain kurang memenuhi harapannya, ia tidak segan buat menyingkirkan orang tersebut. Sehingga ia tidak bisa memahami orang lain dan memiliki sedikit empati.

d. Subjective Well-Being (Perasaan Subjektif)

Perasaan subjektif adalah perasaan bahwa ia merupakan orang yang sempurna sehingga hal tersebut membuatnya hidup dalam fantasi keberhasilan. Padahal sebenarnya hal itu belum terwujud.

Berbeda halnya dengan kepribadian narsistik, percaya diri berkaitan soal keyakinan atau kepercayaan dalam diri yang tujuan akhirnya bakal membangun pribadi lebih baik. Di bagian selanjutnya, aku akan jelasin mengenai informasi seputar percaya diri.

percaya diri
Source: imgflip.com

Baca juga: Membandingkan Diri Bikin Nggak Percaya Diri

Pengertian Percaya Diri

Melansir dari pyschologytoday.com, percaya diri adalah keyakinan pada diri sendiri untuk memiliki kemampuan menghadapi tantangan hidup dan berhasil bertindak sesuai dengan kemauannya. Secara singkat, percaya diri adalah sikap tentang keterampilan dan kemampuan.

Percaya diri berarti mempercayai bahwa diri sendiri memiliki kontrol atas hidupnya. Orang yang percaya diri juga menerima kritik dengan baik. Mereka menyadari bahwa seseorang memiliki kelebihan dan kekurangan dalam diri mereka. Sehingga perbaikan diri adalah hal yang wajar untuk dilakukan.

Karakteristik Orang yang Percaya Diri

  1. Percaya kepada diri sendiri
  2. Tidak tergantung pada orang lain
  3. Tidak ragu-ragu
  4. Merasa diri sendiri berharga
  5. Tidak sombong
  6. Berani untuk bertindak

Setelah mengetahui makna narsistik dan percaya diri, aku bakal jelasin perbedaan sikap orang yang memiliki rasa percaya diri dengan orang yang narsistik di bawah ini.

rasa percaya diri
Source: Pinterest.com

Baca juga: Kepercayaan Diri, Mengapa Penting Untuk Dimiliki

Perbedaan Kepribadian Narsistik dan Percaya Diri

1.Orang narsistik akan berfokus pada dirinya sendiri

Orang yang narsistik merasa punya kebutuhan yang harus dipenuhi sehingga ia banyak menghabiskan waktu untuk dirinya sendiri. Hal ini bertolak belakang dengan orang yang percaya diri. Mereka lebih mementingkan kepentingan orang lain. Mereka juga memandang kesejahteraan orang lain lebih penting sehingga perlu didahulukan.

2. Kepribadian narsistik cenderung haus akan pengakuan orang lain

Orang narsistik gemar menunjukkan pencapaian yang dimiliki sehingga mereka haus akan pengakuan. Orang yang percaya diri tidak akan berusaha membuktikan dirinya kepada orang lain. Mereka tidak berfokus pada pendapat orang lain karena percaya akan kemampuan dirinya sendiri.

3. Kepribadian narsistik suka mengeksploitasi orang lain demi keuntungan pribadi

Berbeda halnya dengan orang yang percaya diri, mereka akan mendorong dan memberi kebaikan kepada orang lain. Kepribadian narsistik merasa memiliki kebutuhan yang dikagumi oleh orang lain. Hal itu yang menjadi pendorong ia suka memanfaatkan orang lain.

4. Orang narsistik tidak mau mengakui kesalahan

Orang narsistik merasa bahwa dirinya layak untuk diperlakukan secara istimewa. Sehingga ia merasa tidak bersalah atas kesalahan yang ia perbuat sendiri. Orang yang percaya diri tidak akan segan buat mengakui kesalahannya. Mereka akan bertanggung jawab untuk memperbaiki kesalahan yang telah dilakukan.

5. Orang narsistik cenderung berpikiran sempit

Mereka yang narsistik cenderung egois. Berbeda halnya dengan orang yang percaya diri, mereka memiliki pemikiran terbuka terhadap segala sesuatu.

perbedaan narsistik dan percaya diri
Source: memecreator.org

Bahaya Kepribadian Narsistik

Orang yang narsistik cenderung akan membuat orang di sekitarnya kesulitan. Mereka suka mendominasi dan memanipulasi orang di sekitarnya. Mereka tidak tahu aturan dan sopan santun. Ditambah orang yang narsistik juga cenderung egois dan tidak empati terhadap orang lain.

Orang dengan gangguan kepribadian narsistik mungkin tidak menyadari bahwa ada sesuatu yang salah dengan dirinya. Hal ini disebabkan efek negatif dari narsistik yang biasanya dirasakan oleh orang di sekitarnya. Sehingga kemungkinan besar orang dengan kepribadian narsistik jarang mencari pengobatan atas kondisinya itu.

bahaya kepribadian narsistik
Source: 9gag.com

Untuk mengetahui tingkat percaya diri milik sendiri, kalian bisa ikuti Tes Faktor Kepercayaan Diri di sini.

Terus Bagaimana Cara Berhadapan Sama Orang yang Punya Kepribadian Narsistik?

Seperti yang kita tahu, orang dengan gangguan kepribadian narsistik kemungkinan besar akan jarang mencari pengobatan atas kondisinya itu. Jadi, hal yang dapat Perseners lakukan adalah mengontrol diri ketika berhadapan dengan orang berkepribadian narsistik. Melansir dari verywellmind.com, ada beberapa cara yang bisa dilakukan ketika orang terdekat kalian kalian punya kecenderungan kepribadian narsistik:

1.Jangan terlalu diambil hati

Pahami kalau kalian memang sedang berhadapan sama orang berkepribadian narsistik. Orang dengan gangguan narsistik tidak mudah mengubah perilaku narsistiknya. Jadi, jangan terlalu diambil hati apabila sikap dan perilaku yang dilakukannya menyinggung Perseners.

Perseners bisa sedikit demi sedikit mendorongnya untuk mendapat bantuan. Namun, tidak bertanggung secara penuh atas kesembuhan mereka.

2. Menetapkan batasan

Kenapa hal ini penting? Menciptakan batasan dapat memperjelas perilaku tertentu yang tidak bisa ditoleransi. Batasan dilanggar, berarti harus ada konsekuensi yang ditanggung. Contohnya, apabila Perseners punya pasangan yang sudah melakukan kekerasan terhadap kalian.

3. Hati-hati terhadap gaslighting

Orang berkepribadian narsistik dapat memanipulasi kalian dengan menyangkal kenyataan yang ada. Hal ini dapat membuat kalian meragukan diri sendiri. Kalian perlu mewaspadai hal ini, ya!

4. Meningkatkan harga diri

Berada di sekitar orang narsistik berarti kalian harus punya mental yang kuat untuk berhadapan dengannya. Pastikan harga diri kalian tetap sehat dan baik! Bahkan jika mereka mungkin coba meremehkan atau memanipulasi kalian.

5. Temukan dukungan

Berhadapan dengan orang berkepribadian narsistik memang melelahkan. Jadi, alangkah lebih baik sebenarnya kalau kalian punya seseorang yang bisa diajak bicara tentang masalah ini. Salah satu hal yang bisa kalian coba adalah berkonsultasi.

Di sini, Satu Persen dapat memberikan konsultasi yang tepat buat masalah kalian. Jangan khawatir karena layanan konsultasi di Satu Persen dilakukan secara one-on-one, kok. Jadi terjamin kerahasiaanya, ya! Kalian juga bisa memilih sesi konsultasi yang tepat sesuai dengan kesulitan kalian. Terdapat sesi mentoring dan konseling yang masing-masing punya manfaat tersendiri.

Kalian bisa kepoin layanan konseling Satu Persen dengan klik banner di bawah ini!

CTA-Blog-Post-06-1-16

Oiya, penting juga buat kalian tidak menjustifikasi seseorang yang memiliki gangguan narsistik sebelum bertemu psikolog. Pastikan orang terdekat kalian juga tidak self diagnosis setelah mengonsumsi informasi dari internet. Kalian juga bisa mendorong orang terdekat kalian melakukan sesi konsultasi untuk diagnosis tepatnya.

Jika kalian ingin mengetahui kelebihan diri sehingga bisa percaya diri jika ditanya mengenai kelebihan kalian, coba Tes Faktor Kepercayaan Diri, yuk. Kalian juga bisa nonton video ini buat bantu meningkatkan rasa percaya diri, kalian!

So, sekian dulu dari aku Perseners, semoga artikel ini membantu kalian buat mencapai hidup sepenuhnya Sampai jumpa di artikel selanjutnya!

Referensi:

Narcissistic Personality Disorder|mayoclinic.org.(n.d).Retrieved January, 5 2021, from: https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/narcissistic-personality-disorder/symptoms-causes/syc-20366662

Confident or Narcissistic? Here are 5 Ways to Tell the Difference|thrivework.com. (n.d). Retrieved January, 5 2021, from:https://thriveworks.com/blog/confident-or-narcissistic/

Confidence|psychologytoday.com. (n.d). Retrieved January, 5 2021, from:https://www.psychologytoday.com/us/basics/confidence

Read More