putinvzrivaetdoma.org

media online informasi mengenai game online tergacor di tahun 2023

Perbedaan

judi

Perbedaan Trauma dan PTSD (Jenis, Gejala, dan Solusi)

Gambar oleh Satu Persen - Gue Trauma atau PTSD?
Gambar oleh Satu Persen – Gue Trauma atau PTSD?

Halo, Perseners! Kenalin gue Vidha sebagai Associate Writer di Satu Persen.

Karena masih stay at home, jadi kerjaan gue di rumah sering nonton TV. Setiap gue nonton TV, banyak berita lain yang menginformasikan tentang bencana alam, kasus kekerasan, pembullyan, pemerkosaan, dan lain-lain yang bikin gue cemas sendiri.

Gak jarang juga berita-berita itu tuh men-trigger apa yang pernah menjadi pengalaman gue dan membuat gue trauma. Meskipun kejadian itu udah lamaaaa banget, tapi kadang tetep aja blow up dan buat gue teringat lagi.

Mungkin lo ada yang merasa sama nih kayak gue. Mempunyai sebuah kejadian traumatis yang kadang keinget-inget lagi dan berpengaruh sama kehidupan lo sehari-hari.

Nah, sekarang pertanyaannya yang lo rasain itu adalah sebuah trauma atau PTSD?

Trauma

Dilansir dari Pusat Nasional PTSD AS, sekitar 60% pria dan 40% wanita mengalami peristiwa traumatis dalam hidupnya. Peristiwa traumatis dengan jenis dan tingkatan yang berbeda-beda tiap individu.

Trauma sendiri itu apa sih?

Trauma adalah peristiwa yang dianggap membahayakan diri, mengancam nyawa, dan memiliki efek jangka panjang bagi kehidupan. Trauma itu gak sebatas pelecehan, pemerkosaan, kecelakan, bencana, dan sesuatu yang lo pikir serem banget deh. Trauma bisa juga karena hal-hal kecil, tapi berulang.

Lo dikatain sama temen-temen lo dari SD sampe SMP aja bisa loh jadi trauma. Segala hal yang menakutkan atau berefek pada hidup lo dalam jangka panjang bisa dianggap trauma. Lo diselingkuhin, dibohongin, di-PHP-in terus menerus juga bisa buat lo trauma soal cinta-cintaan bahkan sampe punya trust issue.

sumber: @bpddreams on Instagram
sumber: @bpddreams on Instagram

Meskipun ‘trauma’ a.k.a. PTS (post-traumatic stress) itu kedengerannya serem, tapi PTS itu adalah respon yang normal dan wajar terjadi setelah lo mengalami hal yang traumatis. Waktu itu gue ikut program Basic Mental Health Training Satu Persen dengan topik Emotional First Aid yang menjelaskan tentang trauma.

Jenis-Jenis Trauma

Trauma itu sendiri ada dua jenis, yaitu trauma primer dan trauma sekunder. Trauma primer adalah suatu kejadian traumatis yang lo alami sendiri. Misal kayak kecelakaan, operasi, dan lain-lain yang mungkin menyakitkan bagi diri lo yang merasakannya.

Trauma sekunder adalah suatu kejadian traumatis yang terjadi dengan orang lain, tapi lo liat atau mendengarkan secara langsung pengalaman trauma orang lain. Bisa disebut juga vicarious trauma. Contohnya kayak lo liat orang kecelakaan sampe berdarah-darah atau lo dengerin kisah temen lo yang pasangannya meninggal dunia pas detik-detik pernikahan.

Selain dua itu, trauma juga punya dua jenis berdasarkan waktu, yaitu trauma akut dan trauma kompleks. Trauma kompleks itu adalah peristiwa traumatis yang berulang-ulang selama berbulan-bulan sampai bertahun-tahun, seperti pembullyan, kekerasan dalam rumah tangga, kekerasan dalam keluarga, dan lain-lain, sedangkan trauma akut itu adalah peristiwa trauma yang terjadi hanya sekali, tetapi secara masif, seperti bencana alam.

Trauma di setiap orang juga berbeda-beda. Kalo temen lo trauma digigit anjing dan lo enggak, bukan berarti temen lo lemah karena takut anjing. Karena respon setiap individu itu berbeda. Respon dari trauma juga beda-beda, kalo lo pernah denger kalimat ‘fight or flight’ itu adalah respon dari trauma lo. Mau lari dan menghindar dari trauma lo atau mau lo lawan traumanya.

sumber: @alaskastardust on Twitter
sumber: @alaskastardust on Twitter

PTSD

PTSD termasuk golongan dari gangguan kecemasan (anxiety disorder) yang merupakan kelanjutan dari acute stress disorder (ASD).

Baca juga: Gangguan Kecemasan di Kala Pandemi

Menurut DSM-V (Diagnostic and Statistic Manual of Mental Disorder V), PTSD merupakan sekelompok gejala kecemasan yang terjadi setelah seseorang mengalami peristiwa traumatis yang mengakibatkan perasaan ngeri, tidak berdaya, dan ketakutan.

PTSD bukan cuma lo gak bisa move on dari peristiwa traumatis, tapi lebih lebih lebih dari itu.

sumber: @what.is.mental.illness on Instagram
sumber: @what.is.mental.illness on Instagram

Gejala-gejala dari PTSD yang ditulis oleh Psikologi FK UNS, mencakup:

1. Paparan terhadap peristiwa traumatis

Mengalami efek atau dampak dari peristiwa traumatis. Contohnya kalo peristiwa kecelakaan, kakinya patah atau ancaman dan emosi negatif kayak selalu murung setelah dibully.

2. Re-experiencing atau perasaan mengalami kembali peristiwa traumatis

Lo merasa kayak peristiwa itu tuh kejadian lagi. Misal trauma tentang kecelakaan kereta, lo bisa aja mendengar klakson kereta, bisa mencium bau-bau di dalam kereta atau bahkan bau darah ketika keretanya tabrakan dan korban berjatuhan. Bisa juga mengalaminya lewat mimpi buruk dan emosi-emosi negatif dari peristiwa itu.

3. Menghindar dari ingatan tentang peristiwa traumatis

Kalo lo trauma soal pelecehan seksual dalam kampus, lo gak akan mau diajak ke kampus lagi. Lo gak mau membahas apapun yang berkaitan sama kampus. Pokoknya BIG NO deh sama hal-hal yang bikin lo inget sama trauma lo. Mau itu tempat, suasana, individu/pelaku, atau perilaku yang berkaitan dengan peristiwa traumatis.

4. Kewaspadaan berlebih

Apa-apa bikin lo takut, bikin lo gelisah, bikin lo kaget karena lo memasang kewaspadaan yang berlebih bagi diri lo sendiri.

5. Adanya penurunan fungsi psikologis

Lo jadi sulit berinteraksi dengan orang lain dan cenderung menarik diri dari kehidupan sosial. Lo juga jadi gak bergairah dalam menjalankan aktivitas sehari-hari.

Lo baru bisa didiagnosis dengan PTSD ketika lima gejala tadi terjadi selama satu bulan atau lebih. Sama dengan gangguan mental lainnya, PTSD juga gak cuma masalah psikis, tapi juga fisik.

Sebuah studi yang dilakukan pada tahun 2018 menyatakan bahwa pasien PSTD mengalami kerusakan otak pada area hippocampus menjadi lebih kecil. Jadi kerusakan itu beneran nyata pada organ tubuh, yaitu otak.

Baca juga: Penjelasan Lengkap PTSD

sumber: theraphy101 on Tumblr
sumber: theraphy101 on Tumblr

C-PTSD

Selain PTSD, ada juga loh yang namanya C-PTSD atau Complex Post-Traumatic Stress Disorder. Kalo lo baca soal jenis trauma berdasarkan waktu itu ada dua yaitu trauma akut dan trauma kompleks, C-PTSD ini terfokuskan dengan trauma kompleks.

Di Indonesia sendiri, C-PTSD masih jarang dibahas, but it’s okay to know more about the new thing!

sumber: @what.is.mental.illness on Instagram
sumber: @what.is.mental.illness on Instagram

Persamaan dan Perbedaan PTS dan PTSD

Trauma atau post-traumatic stress (PTS) dengan PTSD mempunyai kesamaan yaitu sama-sama merasakan perasaan takut, gelisah, cemas, berusaha untuk menjauhi atau menghindar dari sesuatu hal bisa tempat atau situasi yang dapat membuat mereka teringat akan traumanya, dan juga mimpi buruk.

Perbedaan yang mendasar dan dapat dilihat adalah PTS tidak berlangsung lama setelah peristiwa traumatis itu terjadi, lain halnya dengan PTSD yang terus akan ada menghantui lo lama setelah peristiwa traumatis itu terjadi.

YouTube Satu Persen – Gangguan Traumatis

So, kalo lo emang merasa terganggu dengan trauma lo dan gak tau nih gimana cara menghilangkan trauma itu, lo bisa ikut konseling bareng psikolog Satu Persen. D

engan lo ikut konseling bareng Satu Persen, selain tau diagnosis lo itu trauma atau PTSD dan bagaimana cara menghilangkan traumanya, lo juga bisa dapet psikotes dan worksheet setelah konsultasi supaya lo bisa lebih berkembang setelah sesi konseling.

Informasi terkait layanan dan benefit apa aja yang bisa didapat dari ikutan konseling online Satu Persen bisa dilihat dengan klik gambar di bawah ini!

Satu-Persen-Artikel--30--4

Kalau lo masih ragu apakah memang harus ke psikolog atau gak, lo bisa coba dulu tes konsultasi supaya tau layanan yang cocok buat lo. Akhir kata, trauma itu sesuatu yang mengerikan ya guys, tapi jangan sampe trauma lo itu membuat orang lain juga trauma karena lo gak bisa mengendalikan trauma lo sendiri.

Jadi jangan lupa untuk selalu berusaha lebih baik lagi setiap harinya dengan #HidupSeutuhnya.

Referensi:

Pratiwi, C. A., Karini, S. M., & Agustin, R. W. (2012). PERBEDAAN TINGKAT PTSD DITINJAU DARI BENTUK DUKUNGAN EMOSI PADA PENYITAS ERUPSI MERAPI USIA REMAJA DAN DEWASA DI SLEMAN, YOGYAKARTA. Universitas Sebelas Maret Surakarta, 4(2). Retrieved from http://jurnalwacana.psikologi.fk.uns.ac.id/index.php/wacana/article/view/22

MentalHealthTX. (n.d.). Trauma and Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD). Retrieved March 23, 2021, from https://mentalhealthtx.org/id/kondisi-umum/trauma-and-post-traumatic-stress-disorder-ptsd/

Bender, J. (2013). What Are the Differences Between PTS and PTSD? Retrieved March 23, 2021, from https://www.brainline.org/article/what-are-differences-between-pts-and-ptsd#:~:text=PTS symptoms are common after,PTSD without first having PTS

Read More
judi

Perbedaan Kepribadian Narsistik dan Percaya Diri yang Perlu Diketahui

Perbedaan Kepribadian Narsistik dan Percaya Diri
Satu Persen – Perbedaan Kepribadian Narsistik dan Percaya Diri

Halo, Perseners! Balik lagi sama aku Senja, Blog Writer di Satu Persen.

Setiap orang pasti ingin tampil percaya diri. Percaya diri membantu kita buat berani menghadapi tantangan, menerima kekurangan diri, mengurangi kecemasan, dan meningkatkan semangat. Namun, terdapat anggapan bahwa percaya diri itu sama dengan kepribadian narsistik. Padahal makna keduanya jelas berbeda. Orang yang percaya diri belum tentu narsistik, tapi orang narsistik jelas memiliki kepercayaan diri yang berlebih.

So, di sini aku mau jelasin perbedaan kepribadian narsistik dan percaya diri supaya lebih jelas ya, Perseners!

kepribadian narsistik
Source: memegenerator.com

Pengertian Kepribadian Narsistik

Menurut Diagnosis And Statistical Manual of Mental Disorder IV-TR (American Psychiatric Association), kepribadian narsistik ditandai dengan adanya fantasi atau perilaku berlebihan terhadap kekuasaan, kecantikan, kesuksesan, kebutuhan besar untuk dikagumi oleh orang lain, dan kurangnya kemampuan untuk berempati. Singkatnya, narsistik adalah sebuah gangguan kepribadian di mana penderita merasa dirinya istimewa dan lebih penting dari orang lain.

Penderita kepribadian narsistik memiliki harga diri yang rapuh dan rentan terhadap kritik sekecil apa pun. Tidak diketahui secara pasti penyebab kepribadian narsistik. Namun, gangguan kepribadian narsistik dapat dikaitkan dengan:

  1. Lingkungan: Seperti orang tua terlalu memuja anaknya atau kritik berlebihan yang tidak sesuai dengan pengalaman dan pengetahuan anak.
  2. Genetika: karakteristik bawaan.
  3. Neurobiologi: hubungan antara otak dan perilaku yang menyebabkan kepribadian narsistik.

Faktor yang Memengaruhi Kepribadian Narsistik

a. Self-esteem (Harga Diri)

Orang yang narsistik memiliki harga diri yang rapuh. Mereka cenderung bergantung pada interaksi sosial dan rentan kritik.

b. Depression (Depresi)

Depresi cenderung memengaruhi kepribadian narsistik. Depresi terjadi karena ada anggapan bahwa dirinya adalah orang yang penting untuk mendapatkan perhatian orang lain. Sehingga biasanya ketika ia tidak bisa mencapai harapan yang diinginkan, ia akan berbalik menyalahkan orang lain.

c. Loneliness (Kesepian)

Perasaan negatif karena seseorang tidak mampu menjalin hubungan akrab dengan orang lain.  Apabila orang lain kurang memenuhi harapannya, ia tidak segan buat menyingkirkan orang tersebut. Sehingga ia tidak bisa memahami orang lain dan memiliki sedikit empati.

d. Subjective Well-Being (Perasaan Subjektif)

Perasaan subjektif adalah perasaan bahwa ia merupakan orang yang sempurna sehingga hal tersebut membuatnya hidup dalam fantasi keberhasilan. Padahal sebenarnya hal itu belum terwujud.

Berbeda halnya dengan kepribadian narsistik, percaya diri berkaitan soal keyakinan atau kepercayaan dalam diri yang tujuan akhirnya bakal membangun pribadi lebih baik. Di bagian selanjutnya, aku akan jelasin mengenai informasi seputar percaya diri.

percaya diri
Source: imgflip.com

Baca juga: Membandingkan Diri Bikin Nggak Percaya Diri

Pengertian Percaya Diri

Melansir dari pyschologytoday.com, percaya diri adalah keyakinan pada diri sendiri untuk memiliki kemampuan menghadapi tantangan hidup dan berhasil bertindak sesuai dengan kemauannya. Secara singkat, percaya diri adalah sikap tentang keterampilan dan kemampuan.

Percaya diri berarti mempercayai bahwa diri sendiri memiliki kontrol atas hidupnya. Orang yang percaya diri juga menerima kritik dengan baik. Mereka menyadari bahwa seseorang memiliki kelebihan dan kekurangan dalam diri mereka. Sehingga perbaikan diri adalah hal yang wajar untuk dilakukan.

Karakteristik Orang yang Percaya Diri

  1. Percaya kepada diri sendiri
  2. Tidak tergantung pada orang lain
  3. Tidak ragu-ragu
  4. Merasa diri sendiri berharga
  5. Tidak sombong
  6. Berani untuk bertindak

Setelah mengetahui makna narsistik dan percaya diri, aku bakal jelasin perbedaan sikap orang yang memiliki rasa percaya diri dengan orang yang narsistik di bawah ini.

rasa percaya diri
Source: Pinterest.com

Baca juga: Kepercayaan Diri, Mengapa Penting Untuk Dimiliki

Perbedaan Kepribadian Narsistik dan Percaya Diri

1.Orang narsistik akan berfokus pada dirinya sendiri

Orang yang narsistik merasa punya kebutuhan yang harus dipenuhi sehingga ia banyak menghabiskan waktu untuk dirinya sendiri. Hal ini bertolak belakang dengan orang yang percaya diri. Mereka lebih mementingkan kepentingan orang lain. Mereka juga memandang kesejahteraan orang lain lebih penting sehingga perlu didahulukan.

2. Kepribadian narsistik cenderung haus akan pengakuan orang lain

Orang narsistik gemar menunjukkan pencapaian yang dimiliki sehingga mereka haus akan pengakuan. Orang yang percaya diri tidak akan berusaha membuktikan dirinya kepada orang lain. Mereka tidak berfokus pada pendapat orang lain karena percaya akan kemampuan dirinya sendiri.

3. Kepribadian narsistik suka mengeksploitasi orang lain demi keuntungan pribadi

Berbeda halnya dengan orang yang percaya diri, mereka akan mendorong dan memberi kebaikan kepada orang lain. Kepribadian narsistik merasa memiliki kebutuhan yang dikagumi oleh orang lain. Hal itu yang menjadi pendorong ia suka memanfaatkan orang lain.

4. Orang narsistik tidak mau mengakui kesalahan

Orang narsistik merasa bahwa dirinya layak untuk diperlakukan secara istimewa. Sehingga ia merasa tidak bersalah atas kesalahan yang ia perbuat sendiri. Orang yang percaya diri tidak akan segan buat mengakui kesalahannya. Mereka akan bertanggung jawab untuk memperbaiki kesalahan yang telah dilakukan.

5. Orang narsistik cenderung berpikiran sempit

Mereka yang narsistik cenderung egois. Berbeda halnya dengan orang yang percaya diri, mereka memiliki pemikiran terbuka terhadap segala sesuatu.

perbedaan narsistik dan percaya diri
Source: memecreator.org

Bahaya Kepribadian Narsistik

Orang yang narsistik cenderung akan membuat orang di sekitarnya kesulitan. Mereka suka mendominasi dan memanipulasi orang di sekitarnya. Mereka tidak tahu aturan dan sopan santun. Ditambah orang yang narsistik juga cenderung egois dan tidak empati terhadap orang lain.

Orang dengan gangguan kepribadian narsistik mungkin tidak menyadari bahwa ada sesuatu yang salah dengan dirinya. Hal ini disebabkan efek negatif dari narsistik yang biasanya dirasakan oleh orang di sekitarnya. Sehingga kemungkinan besar orang dengan kepribadian narsistik jarang mencari pengobatan atas kondisinya itu.

bahaya kepribadian narsistik
Source: 9gag.com

Untuk mengetahui tingkat percaya diri milik sendiri, kalian bisa ikuti Tes Faktor Kepercayaan Diri di sini.

Terus Bagaimana Cara Berhadapan Sama Orang yang Punya Kepribadian Narsistik?

Seperti yang kita tahu, orang dengan gangguan kepribadian narsistik kemungkinan besar akan jarang mencari pengobatan atas kondisinya itu. Jadi, hal yang dapat Perseners lakukan adalah mengontrol diri ketika berhadapan dengan orang berkepribadian narsistik. Melansir dari verywellmind.com, ada beberapa cara yang bisa dilakukan ketika orang terdekat kalian kalian punya kecenderungan kepribadian narsistik:

1.Jangan terlalu diambil hati

Pahami kalau kalian memang sedang berhadapan sama orang berkepribadian narsistik. Orang dengan gangguan narsistik tidak mudah mengubah perilaku narsistiknya. Jadi, jangan terlalu diambil hati apabila sikap dan perilaku yang dilakukannya menyinggung Perseners.

Perseners bisa sedikit demi sedikit mendorongnya untuk mendapat bantuan. Namun, tidak bertanggung secara penuh atas kesembuhan mereka.

2. Menetapkan batasan

Kenapa hal ini penting? Menciptakan batasan dapat memperjelas perilaku tertentu yang tidak bisa ditoleransi. Batasan dilanggar, berarti harus ada konsekuensi yang ditanggung. Contohnya, apabila Perseners punya pasangan yang sudah melakukan kekerasan terhadap kalian.

3. Hati-hati terhadap gaslighting

Orang berkepribadian narsistik dapat memanipulasi kalian dengan menyangkal kenyataan yang ada. Hal ini dapat membuat kalian meragukan diri sendiri. Kalian perlu mewaspadai hal ini, ya!

4. Meningkatkan harga diri

Berada di sekitar orang narsistik berarti kalian harus punya mental yang kuat untuk berhadapan dengannya. Pastikan harga diri kalian tetap sehat dan baik! Bahkan jika mereka mungkin coba meremehkan atau memanipulasi kalian.

5. Temukan dukungan

Berhadapan dengan orang berkepribadian narsistik memang melelahkan. Jadi, alangkah lebih baik sebenarnya kalau kalian punya seseorang yang bisa diajak bicara tentang masalah ini. Salah satu hal yang bisa kalian coba adalah berkonsultasi.

Di sini, Satu Persen dapat memberikan konsultasi yang tepat buat masalah kalian. Jangan khawatir karena layanan konsultasi di Satu Persen dilakukan secara one-on-one, kok. Jadi terjamin kerahasiaanya, ya! Kalian juga bisa memilih sesi konsultasi yang tepat sesuai dengan kesulitan kalian. Terdapat sesi mentoring dan konseling yang masing-masing punya manfaat tersendiri.

Kalian bisa kepoin layanan konseling Satu Persen dengan klik banner di bawah ini!

CTA-Blog-Post-06-1-16

Oiya, penting juga buat kalian tidak menjustifikasi seseorang yang memiliki gangguan narsistik sebelum bertemu psikolog. Pastikan orang terdekat kalian juga tidak self diagnosis setelah mengonsumsi informasi dari internet. Kalian juga bisa mendorong orang terdekat kalian melakukan sesi konsultasi untuk diagnosis tepatnya.

Jika kalian ingin mengetahui kelebihan diri sehingga bisa percaya diri jika ditanya mengenai kelebihan kalian, coba Tes Faktor Kepercayaan Diri, yuk. Kalian juga bisa nonton video ini buat bantu meningkatkan rasa percaya diri, kalian!

So, sekian dulu dari aku Perseners, semoga artikel ini membantu kalian buat mencapai hidup sepenuhnya Sampai jumpa di artikel selanjutnya!

Referensi:

Narcissistic Personality Disorder|mayoclinic.org.(n.d).Retrieved January, 5 2021, from: https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/narcissistic-personality-disorder/symptoms-causes/syc-20366662

Confident or Narcissistic? Here are 5 Ways to Tell the Difference|thrivework.com. (n.d). Retrieved January, 5 2021, from:https://thriveworks.com/blog/confident-or-narcissistic/

Confidence|psychologytoday.com. (n.d). Retrieved January, 5 2021, from:https://www.psychologytoday.com/us/basics/confidence

Read More