putinvzrivaetdoma.org

media online informasi mengenai game online tergacor di tahun 2023

Overthinking

judi

Cara Cepat Tidur Nyenyak (Mengatasi Overthinking Sebelum Tidur)

mengatasi-overthinking-sebelum-tidur
Satu Persen – Mengatasi Overthinking Sebelum Tidur

Apakah kamu yang membaca saat ini pernah mengalami situasi sudah berada di dalam kasur, bergegas untuk hendak tidur tetapi malah terjaga hingga larut malam?

Ditambah situasi pandemi seperti saat ini yang mengharuskan kamu untuk banyak berkegiatan di dalam rumah, malah membuat waktu tidur mu semakin berantakan.

Hal ini bisa terjadi karena kamu menghabiskan waktu malam mu untuk bermain sosial media, menggunakannya untuk menonton drama korea, atau malah banyak pertanyaan-pertanyaan kurang penting yang muncul di kepala.

Memikirkan sesuatu memang tidak selamanya berarti negatif tetapi jika di kalimat sebelum memikirkan ditambahkan kata terlalu maka hal ini bisa menjadi sesuatu yang negatif. Terlalu memikirkan sesuatu, terlebih yang seharusnya tidak kamu pikirkan hanya akan membuang-buang energi yang seharusnya bisa kamu gunakan untuk melakukan aktivitas yang bermanfaat seperti contohnya untuk bisa tidur tepat waktu setiap harinya.

Tak jarang pikiran-pikiran yang tidak perlu ini kadang hadir di saat yang tidak tepat, mereka hadir di saat kamu akan hendak tidur di malam hari, merusak segala ketenangan yang sebisa mungkin sudah kamu ciptakan, dan akhirnya membuat mu sulit untuk tidur padahal keesokan harinya kamu sangat amat memerlukan energi yang cukup untuk melakukan segudang aktivitas, pernah juga mengalami hal seperti itu?

Kebiasaan diatas sering diistilahkan dengan nama “overthinking”. Apasih itu overthinking, apa saja dampak yang akan ditimbulkan, dan kenapa kamu sebaiknya harus menjauhinya. Karena itu semua akan di bahas dalam artikel kali ini, maka simak terus hingga akhir supaya bisa membuat mu menjadi tidak sering overthinking lagi. Share juga artikel ini ke seluruh teman-temanmu agar mereka semua juga mendapatkan manfaaat yang sama denganmu.

Apa Itu Overthinking ?

Overthinking atau dalam bahasa Indonesia yang bisa berarti kebanyakan mikir, overthinking terjadi saat otakmu memikirkan sesuatu terus-menerus yang sebenarnya kamu pun tidak sengaja memikirkannya dan akhirnya terpaksa memikirkannya hingga memicu kekhawatiran berlebihan dan tak jarang berakhir menjadi stress. Pemikiran-pemikiran ini terbagi ke dalam dua golongan yaitu pemikiran masa lalu dan masa depan.

Masa lalu berkaitan dengan rasa penyesalahan yang menandakan otakmu masih belum bisa menerimanya dan masa depan berkaitan dengan kekhawatiran atau rasa cemas akan masa depan yang akan terjadi di hidupmu.

Penyebab lain dari hadirnya rasa overthinking adalah mungkin akibat kita yang terlalu banyak waktu untuk diri sendiri, ketika kita memiliki suatu masalah, atau ketika kita memikirkan sebuah rencana di dalam hidup.

Faktor-fakor berikut biasanya yang dapat memicu hadirnya rasa overthinkinhg, karena banyak waktu untuk diri sendiri selain lebih bisa mengenal diri tetapi dapat juga membuat kita kadang memikirkan sesuatu yang seharusnya tidak kita pikirkan, itu terjadi padaku beberapa waktu lalu dan mungkin kamu yang membaca saat ini juga mengalami hal serupa.

Cara agar kamu dapat menghilangkan rasa overthinkingyang berlebihan ini adalah dengan kamu mencari terlebih dahulu dampak apa saja yang akan ditimbulkan dari rasa overthinking yang berlebihan.

Dampak dari rasa overthinking yang berlebihan menurut The Health Site adalah berbagai macam penyakit akan menghampirimu seperti terganggunya sistem pencernaan, berpotensi merusak organ jantung, mempengaruhi metabolisme tubuh, merusak kesehatan kulit hingga dapat merusak komponen otak.

Maka dengan begitu apakah kamu masih ingin memelihara rasa overthinking di dalam dirimu?

Resiko Kurang Tidur

Selain penyakit diatas, overthinking yang berlebihan juga dapat membuat kamu menjadi sulit tidur sehingga menyebabkan kamu memiliki intensitas tidur yang kurang, dapat dikatakan kurang tidur ketika kamu hanya memiliki intensitas tidur dibawah 6-7 jam sehari. Kurang tidur sendiri memiliki dampak bagi tubuh, apa yang akan terjadi jika tidur mu kurang dari 7 jam sehari, berikut tiga dampak akibat kamu kurang tidur:

1. Berat badan naik

Tubuh memiliki 2 hormon makan yaitu leptin (menurunkan rasa lapar) dan ghrelin (meningkatkan rasa lapar). Sebuah riset menunjukkan bahwa kurang tidur akan menurunkan jumlah leptin dan meningkatkan jumlah ghrelin, maka inilah alasan orang yang suka begadang memiliki hasrat untuk ngemil lebih tinggi. Sehingga dalam jangka waktu yang panjang hal ini akan semakin meningkatkan resiko terkenanya obesitas bagi orang yang kurang tidur.

2. Serangan jantung

Seseorang yang kurang tidur dibawah 6 jam sehari dapat memperbesar resiko terkenanya atherosclerosis atau pengerasan pada pembuluh darah. Hal ini akan mengakibatkan aneurisma, stroke, dan gagal jantung.

3. Resiko terkena kanker

Menurut penelitian yang pernah aku baca, dimana kurang tidur akibat begadang memperbesar resiko terkenanya kanker, karena cahaya di malam hari dapat menekan produksi melatonin di dalam tubuh dimana melatonin ini dapat melindungi diri kita dari kanker.

Nah, kalau kamu mau tahu kualitas tidurmu, kamu bisa nih mencoba ikut tes kualitas tidur, gratis dari Satu Persen nih.

Berbagai Manfaat Tidur Cukup

Jadi untuk kamu semua sudah mengetahui kan dampak kecil dari sebuah overthinking yang terkadang tidak bermanfaat dapat menjalar kemana-mana. Maka kenali lah manfaat tidur yang cukup agar kamu jadi semakin aware dengan tubuh mu sendiri, berikut manfaat tidur cukup:

Seperti penjelasan sebelumnya dimana kurang tidur dapat menaikan berat badan, sebaliknya tidur cukup dapat membuat hormon makan menjadi seimbang sehingga konsumsi makan mu dapat di kontrol. Tetapi ingat pola makan dan olahraga harus tetap dilakukan, agar berat badan semakin ideal.

2. Meningkatkan imunitas

Situasi pandemi seperti saat ini imunitas sangat perlu untuk dijaga, dengan tidur cukup imunitas dalam tubuh dapat semakin meningkat karena fungsi organ dan juga hormon di dalam tubuh bekerja dengan optimal tanpa ada salah satu yang dirugikan karena bekerja terlalu berat.

3. Memperpanjang umur

Tidur cukup dapat menghindarkan kita dari stress karena hormon serotonin yang berfungsi untuk mengatur pola tidur dapat bekerja dengan optimal sehingga membuat mu memiliki mood yang baik setelah bangun tidur dimana ketika kita kurang tidur dapat menyebabkan hormon serotonin menurun. Tidur cukup juga da[at menghindarkan kita dari berbagai penyakit berbahaya seperti serangan jantung.

Cara Efektif Untuk Tidur Cepat dan Sehat

1. Disiplinkan waktu tidurmu

Mulai mencoba untuk mendisiplinkan waktu tidurmu, tidur dan bangunlah di jam yang sama setiap harinya termasuk ketika waktu libur. Hal ini bertujuan agar sistem kerja otak dan tubuh mu dapat beradaptasi sehingga kamu bisa mencapai kualitas tidur terbaik mu.

2. Rutinkan olahraga

Olahraga minimal 30 menit dapat meningkatkan hormon kebahagiaan dalam diri mu seperi dopamin, endorfin, dan juga serotonin. Ketiga hormon ini dapat mereleksasikan tubuh mu sebelum tidur. Lakukan jangan terlalu malam, usahakan tiga jam sebelum tidur agar tidak mengganggu siklus tidur mu.

3. Hindari kafein, nikotin, dan alkohol

Kafein yang dikonsumsi sebelum tidur di malam hari dapat menyebabkan berkurangnya level melatoni yang diproduksi alami oleh tubuh. Hormon melatonin merupakan hormon alami tubuh yang berperan dalam proses tidur. Nikotin akan membuat mu tidak nyenyak dalam tidur, karena kamu akan terbiasa bangun tengah malam akibat tubuh kamu membutuhkan nikotin. Alkohol menurut halodoc jika dikonsumsi sebelum tidur dapat menyebabkan kamu akan sulit untuk tidur Rapid Eye Movement (REM) atau jenis tidur yang memulihkan tubuh kamu alias kamu sudah memasuki fase “tidur bermimpi”.

4. Hindari makan besar sebelum tidur

Makan besar persis sebelum tidur dapat menyebabkan gangguan pencernaan yang akan mengganggu waktu tidur mu. Efek makan besar sebelum tidur juga menurut situs kesehatan Healthline dapat menyebabkan kenaikan berat badan karena saat tidur metabolisme tubuh melambat sehingga makanan yang masuk akan sulit untuk dicerna.

5. Melatih untuk tidur siang

Waktu siang mu adalah waktu yang terpenting untuk mengatur pola tidur mu. Tidur siang antara 10 sampai 30 menit dapat membuat mu merasakan efek relaksasi, memperbaiki suasana hati, dan mengurangi kelelahan. Hindari tidur siang setelah jam tiga sore karena itu akan membuatmu mengalami sleep inertia atau perasaan linglung dan uring-uringan setelah bangun tidur.

6. Relaksasi sebelum tidur

Bersihkan kamar dan pikiran mu terlebih dahulu, hilangkan segala benda yang dapat merusak waktu relaksasi mu sebelum tidur. Seperti ponsel pintar, laptop, dan benda lainnya yang mengeluarkan sinar biru pada layarnya. Karena sinar biru yang terdapat dalam benda elektronik akan membuat mu mengalami penundaan tidur selama kurang lebih 59 menit. Sebelum tidur kamu bisa melakukan meditasi, membaca buku atau melakukan self motivated atas keberhasilan yang mungkin sudah kamu capai.

Walau terkesan remeh temeh tetapi melakukan self motivated dapat menghilamgkan rasa overthinking yang kadang sering mencul dan mengganggu pikiran mu ketika hendak tidur di malam hari.

Jadi sebelum kamu ingin memelihara rasa overthinking-mu maka cobalah liat terlebih dahulu berbagai dampak yang akan kamu dapatkan. Jika susah untuk kamu hadapi sendiri, kamu bisa mengikuti layanan online konseling dan mentoring dari Satu Persen dengan langsung ditangani oleh ahlinya.

Konseling-Mentoring-Psikolog-Satu-Persen-8

Akhir kata aku mau mengutip pernyataan dari penulis idola ku yaitu bung Fiersa Besari yang mengatakan seperti ini, hal yang paling berat dalam menjalankan sesuatu adalah dengan memikirkannya terlalu dalam.

Tonton video Satu Persen dan jangan lupa buat pantengin terus informasi dari kita dengan follow instagram Satu Persen di @satupersenofficial. Aku harap artikel ini bisa bermanfaat dan lewat membaca artikel ini bisa membuat kamu berkembang menjadi lebih baik, seenggaknya Satu Persen setiap harinya. Thanks!

Referensi

https://www.klikdokter.com/info-sehat/read/3615673/makan-malam-sebelum-tidur-selalu-buruk-bagi-kesehatan.

https://www.halodoc.com/artikel/ini-4-tahapan-yang-terjadi-saat-tidur

Raghavan S. 2018. 6 Health problems caused by overthinking.

Read More
judi

5 Alasan Psikologis Kamu Banyak Pikiran (Cara Hilangkan Overthinking)

Alasan psikologis kamu sering overthinking - Cara menghilangkan overthinking
Satu Persen – Alasan Psikologis Kamu Sering Overthinking?

Perseners sering banyak pikiran? Mulai dari gak bisa move on sama masa lalu, mikirin masa depan, kritik orang terhadap kamu, dan banyak hal lainnya? Rasanya pikiranmu terus disuruh bekerja dan gak dikasih kesempatan buat beristirahat?

Tubuh aja perlu tidur, masa pikiranmu kamu biarkan terjaga terus?

Kemampuan kita buat berpikir secara kritis bisa jadi pedang bermata dua yang perlu kita waspadai. Terlalu banyak berpikir atau overthinking, terutama pada hal yang di luar kontrol bisa berdampak buruk bagi kondisi mental kita.

Gak bisa dipungkiri kalau overthinking adalah salah satu sumber penyebab kecemasan, frustasi, dan stres. Yang artinya kita perlu berhenti overthinking.

Tapi sebelum berhenti atau menghilangkan overthinking, kita perlu tau dulu nih apa itu overthinking dan alasan yang bikin kita sering banyak pikiran. Nah, kali ini aku Gaby, Part-time Blog Writer Satu Persen bakal bahas alasan secara psikologis kenapa kamu sering banyak pikiran.

So, baca artikel ini sampai habis, ya!

Apa itu Overthinking?

overthinking meme
cr: chameleon memes

Overthinking adalah kebiasaan seseorang buat berpikir terlalu banyak dan/atau terlalu lama tentang sesuatu. Overthinking juga sering dikenal sebagai “analysis paralysis” karena dengan berpikir terlalu banyak, kamu jadi terjebak dalam pikiranmu dan membuat kamu berhenti dari mengambil sebuah tindakan.

Berpikir itu sebenarnya baik karena lewat berpikir kita punya banyak pertimbangan yang lebih matang sebelum mengambil sebuah keputusan. Kita juga bisa jadi lebih kritis terhadap suatu argumen dan masalah. Kalau kita malas berpikir, pasti sekarang kita masih bikin api pake batu.

Eh…tapi menggosok dua batu buat jadi api aja udah melalui proses berpikir, lho. Jadi, sebenarnya kita pasti perlu menggunakan pikiran kita.

Tapi, terlalu banyak berpikir apalagi sama hal-hal yang gak bisa kita kendalikan cuma bikin kamu stuck dan tenggelam dalam pikiranmu sendiri. Kamu jadi kurang mindful terhadap keadaan sekitar. Bahkan bisa berdampak ke kesehatan mental seperti depresi, kecemasan, dan tekanan emosional.

Baca juga: Arti Overthinking: Penyebab dan Cara Mengatasinya

Alasan Psikologis Kamu Sering Banyak Pikiran

banyak pikiran - menghilangkan overthinking
cr: dribbble

Memikirkan sesuatu secara berlebihan bisa jadi mengganggu aktivitas sehari-harimu. Kamu jadi kesulitan menentukan pilihan dan mengambil tindakan. Ada banyak alasan kenapa seseorang sering berpikir secara berlebihan. Dan aku bakal membahas alasan psikologis kamu sering banyak pikiran di bagian ini.

1. Pembelajaran masa kecil

Kebanyakan orang dengan kebiasaan overthinking yang parah bermula dari kebiasaan sejak kecil atau saat masih anak-anak. Misalnya saat kecil, orang tuamu selalu memanjakan kamu. Kamu gak dibolehin mencoba hal-hal baru atau kamu harus selalu mengikuti keputusan dari orang tuamu. Kamu pun jadi menebak-nebak apa yang orang tuamu pengen biar gak dimarahin dan malah kehilangan jati diri karena gak tau apa yang benar-benar kamu pengen.

Hal seperti itu bakal membuat kamu jadi meragukan pemikiranmu sendiri dan gak mampu buat bertindak. Overthinking membuat kamu terjebak dalam pikiran tanpa tindakan.

2. Ilusi kontrol dan kepastian

Perseners, yang namanya masalah kayaknya gak bisa jauh-jauh deh ya, dari kita. Gak cuma kita, tapi orang-orang di sekitar kita, bahkan orang yang dekat sama kita juga pasti punya masalahnya sendiri.

Nah, sebagai teman yang baik pasti pengen dong membantu mereka yang lagi banyak masalah? Sayangnya, kadang kita gak punya kemampuan buat membantu.

Misalnya pas pandemi kemarin, ada teman yang ekonominya memburuk tapi kita juga gak bisa bantu karena kondisi keuangan keluarga juga lagi gak baik-baik aja. Alhasil, kita malah jadi kepikiran dan khawatir tanpa bisa ngelakuin apa-apa buat nolong teman kita itu.

Hal ini adalah bentuk penyangkalan dari rasa gak berdaya. Kenapa? Karena walaupun gak membantu, berpikir tuh seringkali udah terasa seperti membantu. Ini yang dinamakan ilusi kontrol.

Nah, masih saudaraan sama ilusi kontrol, ada lagi yang namanya ilusi kepastian. Faktanya kita seringkali pengen menghindari perasaan gak pasti. Kita jadi berpura-pura kalau segala sesuatu itu bisa diprediksi. Dengan cara apa? Dengan berpikir secara berlebihan atau overthinking. Ini adalah salah satu bentuk penyangkalan dari ketidakpastian.

Menjaga diri kita terjebak dalam mode pemecahan masalah dengan berpikir cukup keras dan cukup lama tentang masalah itu, bikin kita ngerasa seperti ada solusi buat masalah kita.

3. Perfeksionisme

Perfeksionisme bukan tentang menjadi sempurna tapi tentang merasa sempurna. Orang yang perfeksionis bakal kesulitan buat menoleransi sesuatu yang terasa kurang sempurna. Mereka bakal sulit buat move on dari berbagai hal karena merasa gak sempurna. Misalnya, kamu mendapat nilai ujian 90 yang sudah termasuk bagus, tapi karena kamu perfeksionis, kamu jadi kepikiran, “Kenapa gak 100?”

4. Keuntungan sekunder

Apa tuh keuntungan sekunder? Jadi, beberapa orang terjebak dalam kebiasaan overthinking karena merasa kalau berpikir berlebihan punya manfaat sekunder. Misalnya dengan banyak berpikir bisa jadi alasan buat menunda atau menghindari seseorang membuat keputusan.

Bayangin kalau kamu disuruh buat keputusan dalam suatu organisasi tapi pas ditanya kamu jawabnya, “Belum bisa kasih jawaban, nih. Aku masih butuh waktu buat mikir.” Kamu berpikir pasti kamu gak bakal disalahin karena keputusan yang salah atau buruk. Makanya, kamu jadi sering overthinking dan malah menjadikannya sebagai kebiasaan.

5. Generalisasi berlebihan

Gak semua permasalahan bisa diselesaikan dengan satu cara. Alasan berikutnya yang bikin kamu overthinking adalah sering menggeneralisasi secara berlebihan atau menganggap semua hal sama.

Misalnya dengan berpikir berlebihan kamu bisa memecahkan soal matematika, kamu pun berpikir kalau itu juga berlaku dalam menyelesaikan konflik dengan pasangan atau untuk mengatasi kesedihanmu. Padahal gak juga.

Baca juga: 5 Tips Berhenti dari Overthinking

Cara Menghilangkan Overthinking

Setelah tau alasan psikologis yang bikin kamu sering banyak pikiran atau overthinking, kamu juga perlu tau gimana berhenti atau menghilangkan overthinking yang bisa mengganggu aktivitas hari-harimu.

Gimana caranya? Langsung aja baca penjelasan berikut ini!

1. Keluar dari kepalamu

Ayo, keluar dari kepalamu yang terlalu berisik itu! Gimana caranya? Sibukkan dirimu. Bisa dengan olahraga, jalan-jalan di taman, atau melakukan aktivitas yang gak mengharuskan kamu buat berpikir terlalu banyak seperti masak, melukis, main musik. Apapun yang bisa bikin kamu merasa santai dan rileks.

2. Sadarlah

Overthinking kadang bikin kita suka gak menyadari apa yang terjadi di sekitar kita. Jadi, kamu perlu mengisi waktumu dengan hal-hal yang merangsang indramu.

Bisa dengan mendengarkan lagu favorit, menghirup lilin aroma terapi yang bisa menenangkan, mandi air hangat, atau melakukan teknik mindfulness. Ini bisa bikin kamu lebih hadir pada apa yang terjadi sekarang.

3. Pagari waktu berpikir kamu

Kamu gak harus berhenti berpikir sepenuhnya. Tapi daripada pikiranmu menyebar dan menuhin otakmu seharian, lebih baik buat catatan waktu kapan kamu bakal aktif berpikir? Kapan waktu buat merenung? Dan kapan waktu buat berefleksi?

4. Tuliskan pemikiran kamu

Daripada menyimpan pikiran kamu di kepala, akan lebih baik kalau kamu menuliskannya ke dalam jurnal. Pikiran itu terlalu berantakan kalau tetap disimpan di kepala jadi kamu perlu mengurainya sendiri dengan cara menuangkannya ke sebuah tulisan. Kamu juga bisa mengunggah pemikiranmu ke media sosial.

5. Percaya instingmu

Mungkin kamu terbiasa menebak-nebak apa yang orang lain pikirkan. Hal ini bikin kamu jadi mengabaikan suara hati kamu sendiri. Kamu bahkan jadi gak tau apa yang sebenarnya kamu sendiri pengen. Percaya instingmu bisa jadi langkah pertama buat bertindak sesuai keinginanmu daripada terjebak dalam pemikiran berlebihan.

6. Bicaralah dengan terapis

Kalau overthinking yang kamu rasakan udah mulai mengganggu hidup kamu dan kamu mulai merasa depresi atau cemas karena pikiranmu, ada baiknya kamu bicara dengan terapis. Terapi bisa membantu kamu membangun identitas diri dan menciptakan fondasi yang lebih kuat buat kamu menjalani hidupmu.

Nah, Perseners, Apakah kamu sudah mengenal kondisi dirimu saat ini? Apa kamu sedang mengalami overthinking? Satu Persen punya Tes Overthinking (Rumination) yang bisa kamu akses DI SINI biar kamu lebih tau kondisimu sekarang.

Nah, kalau kamu merasa butuh bantuan dalam mengenal diri sendiri, apalagi masih sering overthinking tentang diri sendiri, kamu bisa mengikuti mentoring Satu Persen. Kamu bisa bercerita pada mentor mengenai kesulitan yang kamu alami dan mentor akan berusaha membantumu mengatasi masalahmu. Langsung klik banner di bawah ya.

Mentoring-5

Referensi:

Wignall, N. (2021, 17 February). 7 Psychological Reasons You Overthink Everything. Retrieved on October 24, 2021 from https://nickwignall.com/7-psychological-reasons-you-overthink-everything/?ck_subscriber_id=1175694104

Dempsey, K. (n/d). Seven Strategies To Stop Overthinking. Retrieved on October 24, 2021 from https://theawarenesscentre.com/seven-strategies-to-stop-overthinking/

Read More
judi

5 Mitos Seputar Konsep dan Arti Overthinking: Overthinking Penting?

mitos konsep dan arti overthinking
Satu Persen – Mitos seputar Konsep dan Arti Overthinking

Perseners, pernah galau mikirin satu hal berulang kali? Berulang terus-menerus sampai kepala pusing sendiri? Padahal, lo belum tentu memiliki kendali untuk mengubahnya. Inilah konsep dasar dan arti overthinking.

Memikirkan suatu hal secara berlebihan atau overthinking sering kali dialami oleh para anak muda. Terutama di masa pandemi yang masih membatasi akses semua orang. Jadi, jangan pikir cuman lo sendiri yang mengalami masalah ini, ya.

Sebuah studi dari University of Michigan menemukan bahwa 73% orang berusia 25-35 cenderung melakukan overthinking. Mungkin overthinking sesekali itu nggak bermasalah. Akan tetapi, keseringan melakukan ini bakal membangun tabiat buruk yang bisa mengganggu kehidupan sehari-hari.

arti overthinking
Source: Pinterest.com

Faktanya, overthinking pun bisa menjadi salah satu pemicu rasa cemas, frustasi, dan stres. David Spiegel, Direktur dari the Center on Stress and Health di Stanford Health Care menyebutkan bahwa ada saat di mana rasa khawatir berlebihan (overthinking) terhadap suatu masalah itu jauh lebih parah dari masalah tersebut. Oleh sebab itu, lo harus memahami dulu seputar overthinking.

Meski terdapat banyak informasi yang beredar mengenai overthinking, ternyata masih ada beberapa pemikiran yang disalahpahami oleh orang-orang. Nah, kali ini gue, Angel sebagai Part-time Blog Writer di Satu Persen bakal membahas arti overthinking sekaligus kumpulan mitos dan fakta overthinking. So, simak terus sampai akhir, ya!

Apa Arti Overthinking?

arti overthinking
Source: Pinterest

Sesuai namanya, arti overthinking merujuk pada proses pemikiran tentang hal yang sama berulang kali. Bahkan, jika bahan pemikiran terkait hal atau kejadian yang sepele. Dalam proses overthinking, otak berasa nggak mampu untuk menyaring pikiran-pikiran yang menumpuk sehingga hanya membendung rasa stres dan cemas.

Apa bedanya dengan rasa khawatir biasa? Sebagai contoh, orang cenderung khawatir ketika berandai-andai soal masa depan. Tetapi, ada kemungkinan rasa khawatir ini malah mendorong lo untuk maju demi menemukan solusinya.

Sebaliknya, overthinking cenderung lebih bersifat pasif. Dalam kata lain, lo akan lebih banyak diam dan terus merasa khawatir terkait kejadian masa lalu. Alhasil, pikiran lo hanya mengumpulkan skenario-skenario masa depan yang negatif dan belum tentu benar.

Baca Juga: 5 Alasan Psikologis Kamu Sering Banyak Pikiran (Cara Menghilangkan Overthinking)

5 Mitos Seputar Konsep dan Arti Overthinking

overthinking
Source: iFunny

1. Overthinking mampu mengendalikan seluruh pikiran

Nyatanya, kebanyakan pikiran kita berada di luar batas alam bawah sadar. Justru, kita hanya bisa mengatasi pikiran negatif melalui bantuan pengetahuan dari pihak eksternal. Misalnya, lo berhasil menghentikan overthinking setelah menerima dukungan dari teman terdekat.

Sebenarnya, mitos ini hanya akan memicu kesimpulan yang sia-sia bahwa positive thinking adalah kunci jawabannya. Lantaran, positive thinking hanya  akan mengalihkan perhatian sementara dari pemikiran yang negatif. Padahal, ada kemungkinan gangguan pikiran sebelumnya bisa balik lagi dan berujung semakin parah.

2. Hasil overthinking bisa menandakan karakter terdalam kita

Apa berarti pikiran itu menandakan karakter seseorang? Ternyata, pikiran dan karakter itu sama sekali nggak ada kaitannya, Perseners. Pasalnya, pikiran hanya sebatas hal yang terlintas di kepala.

Sementara, karakter menggambarkan cara lo menjalani hidup sekaligus membuat keputusan yang benar atau salah. Lebih tepatnya, tiap keputusan penting untuk menjalani hidup sesuai diri sendiri. Terlebih, setiap orang pasti pernah memikirkan hal yang berlawanan dengan kepercayaannya.

3. Overthinking bisa berujung menjadi nyata

Berikutnya, ada asumsi bahwa overthinking bisa berujung menjadi kenyataan. Inilah yang disebut dengan though-action fusion atau magical thinking oleh para psikolog profesional. Artinya, kepercayaan bahwa pikiran seseorang mampu memengaruhi hasil kejadian di dunia nyata.

Faktanya, pikiran bukanlah sebuah pesan yang bisa memprediksi masa depan. Sebatas pikiran yang tertanam di kepala nggak bakal bisa mendorong suatu aksi atau memicu suatu kejadian.  Maka dari itu, pikiran juga nggak mungkin melukai perasaan orang selama hanya disimpan dalam kepala.

overthinking
Source: 9gag

4. Setiap pikiran dalam overthinking membutuhkan perhatian

Layaknya program TV yang beragam, kita juga memiliki berbagai pikiran yang melintas di kepala. Ini nggak menutup kemungkinan akan pikiran yang nggak penting. Oleh karena itu,  sebaiknya saring kembali pikiran mana yang memang membutuhkan perhatian.

Namun, mungkin saja lo lebih tertarik dengan pikiran nggak penting yang mengganggu. Lantaran, lo merasa pikiran ini membutuhkan pemahaman yang lebih dalam. Tapi, hati-hati, jangan sampai malah berujung overthinking yang kelewatan, ya.

Baca Juga: Cara Cepat Tidur Nyenyak (Mengatasi Overthinking Sebelum Tidur)

5. Overthinking itu penting

Menurut buku Rewire Your Anxious Brain: How to Use the Neuroscience of Fear to End Anxiety, Panic, and Worry (2015) oleh Pittman dan Karle, kebanyakan overthinking akan membangun koneksi pada sistem saraf sehingga mendorong pengulangan pikiran tersebut. Terlepas dari kepentingannya, ini akan berlaku terus-menerus. Akhirnya, lo jadi kesulitan move on dari tabiat overthinking ini.

Setelah ngelihat mitos-mitos sebelumnya, overthinking itu justru jauh dari penting, ya. Makna sebuah pikiran nggak berhubungan dengan seberapa sering lo memikirkannya. Maka, perlahan-lahan belajar untuk berhenti overthinking.

Coba Juga: Tes Overthinking

Ceritakan masalah lo pada ahli profesional

Masih suka tersangkut dalam kebiasaan overthinking? Bahkan, sampai mengganggu keseharian dan hubungan lo dengan orang lain? Memang faktanya bahwa overthinking bukan hal yang remeh-temeh.

Selain introspeksi diri sendiri, ada baiknya lo juga mencari dukungan dari orang lain. Terutama, para ahli profesional yang berpengalaman. Nah, lo bisa langsung daftar mentoring online di Satu Persen. Secara 1-on-1, lo bakal bisa bercerita sekaligus memecahkan masalah overthinking ini bareng mentor yang terpercaya.

Klik banner di bawah ini, ya!

Mentoring-5

Untuk belajar lewat video, langsung tonton video dari YouTube Satu Persen berikut ini, ya. Di sini, lo bakal belajar cara membangun kebiasaan yang bebas dari overthinking. Semoga bermanfaat, ya!

Satu Persen – Kebiasaan Biar Gak Cemas Lagi

Sekian sampai sini. Semangat terus berjuang melawan tabiat overthinking, ya. See you in the next blog!

Referensi:

Seif, M. Ph. D. ABPP. & Winston, S. Psy. D. (2019). Nine Myths that Contribute to Unwanted Intrusive Thoughts. Psychologytoday.com. https://www.psychologytoday.com/au/blog/living-sticky-mind/201909/nine-myths-contribute-unwanted-intrusive-thoughts

Daltrey, D. (2016). What is overthinking – and what can we do about it? Greatmindsclinic.co.uk.

What is overthinking – and what can we do about it?

Read More
judi

Susah Tidur? Cara Mengatasi Insomnia Akibat Overthinking

mengatasi insomnia akibat overthinking
Satu Persen – Cara Mengatasi Insomnia Akibat Overthinking

Halo Perseners! Perkenalkan, namaku Nadya, salah satu Blog Writer di Satu Persen.

Beberapa waktu lalu, aku sempat mengalami kondisi yang mungkin saat ini cukup sering dialami banyak orang, yaitu gangguan kesulitan tidur atau biasa disebut insomnia. Padahal, sebenarnya badan udah capek banget dari siang dan udah niat untuk segera istirahat malam ini. Kenyataannya setelah sudah rebahan, yang ada malah pikiran tidak bisa diam. Mungkin kalau digambarkan persis seperti meme yang satu ini, nih.

Insomnia
Cr. Yahoo

Udah siap untuk tidur, tapi tiba-tiba jadi banyak pikiran. Mulai dari pikiran tentang hal bodoh dan memalukan di masa lalu, pikiran tentang to-do list besok yang sudah semakin dekat, hingga hal-hal random seperti duluan ayam atau telur. Besok malam pun siklusnya akan sama seperti itu sampai akhirnya mata panda sudah tidak bisa ditutupi lagi.

Nah, biar kita tidak terjebak di siklus insomnia karena overthinking ini, mari kita cari tahu bersama tentang apa itu insomnia dan overthinking, penyebab overthinking secara umum, dampak insomnia serta cara mengatasinya.

Simak terus ya, Perseners!

Pengertian Insomnia dan Overthinking

Pertama, kita akan bahas dulu apa itu insomnia dan overthinking.

Pengertian Insomnia
Cr. Freepik

Insomnia adalah kondisi gangguan tidur di mana kamu kesulitan untuk tertidur mau pun kesulitan untuk tetap tertidur hingga pagi. Biasanya, insomnia ditandai dengan kamu yang sering terbangun di tengah malam dan sulit untuk memulai tidur lagi. Bahkan menurut penelitan, 35% orang dewasa dan 23,8% remaja mengalami gangguan tidur ini lho, Perseners.

Sementara, overthinking artinya kondisi di mana kamu merasa cemas akan suatu hal sehingga kamu memikirkan segala kemungkinan terburuk yang akan terjadi secara terus menerus. Kamu juga akan berusaha mengontrol kondisi agar sesuai keinginanmu.

Sebenarnya, tidak ada yang salah dengan mencemaskan hal tersebut. Namun, jika kamu hanya memikirkan kemungkinan terburuknya tanpa mencoba mencari solusi dan melakukannya, itu semua tidak akan mengubah apapun, Perseners. Kamu juga perlu memahami bahwa kamu tidak dapat mengontrol segala hal, ada beberapa hal yang sebenarnya berada di luar kendali kita, Perseners.

Baca Juga: Suka Overthinking tentang Tujuan Hidup? (Cara Menentukan Tujuan Hidup)  

Selanjutnya, kita bakal bareng-bareng bahas penyebab overthinking yang bisa memicu insomnia. Check it out!

Apa Penyebab Overthinking?

Penyebab Overthinking
Cr. Freepik

Pada dasarnya, overthinking timbul karena adanya stres dan perasaan cemas. Namun, beberapa hal berikut juga dapat menjadi alasan mengapa kamu sering mengalami overthinking:

  1. Sikap perfeksionis: Orang yang perfeksionis akan cenderung menuntut hasil yang sempurna dan takut menghadapi kesalahan atau kegagalan. Jika tidak diimbangi dengan kemampuan menemukan solusi dari masalah yang dihadapi, maka ini cenderung berujung menjadi overthinking.
  2. Self-esteem rendah: Bagi mereka yang memiliki self-esteem rendah, ada kemungkinan sering menyalahkan diri sendiri dan merasa bertanggung jawab atas setiap kejadian. Mereka juga cenderung takut akan penilaian buruk dari orang lain sehingga memikirkan terus menerus setiap hal yang akan atau sudah mereka lakukan.
  3. Trauma: Adanya pengalaman tidak menyenangkan yang terjadi sebelumnya, dapat memicu pemikiran akan kemungkinan-kemungkinan terburuk yang dapat terjadi ketika menghadapi situasi yang serupa.

Dampak Insomnia

dampak insomnia
Cr. Yahoo

Mungkin sebagian dari kita sudah mulai terbiasa dengan kondisi tubuh yang kurang tidur. Padahal, ada bahaya yang mengintai jika kita tetap membiarkan tubuh dalam kondisi kurang tidur. Berikut beberapa dampak dari kurang tidur karena insomnia:

Dampak insomnia yang pertama adalah kesulitan konsentrasi dan fokus karena otak dan tubuh jadi kekurangan waktu untuk recharge kembali. Maka, ketika kamu mulai merasa sulit untuk fokus, coba perhatikan kembali kondisi badanmu ya, Perseners.

2. Gampang bad mood

Kualitas tidur sangat berpengaruh pada kondisi mood kita lho, Perseners. Oleh karena itu, kalau mau seharian happy, coba mulai dengan memperhatikan kualitas tidur kita setiap malam deh.

Di masa pandemi seperti saat ini, imun tubuh adalah sesuatu yang sangat perlu kita jaga agar terhindar dari virus dan penyakit. Tidur yang cukup justru bisa meningkatkan sistem fungsi sekaligus sistem kekebalan tubuh. Jadi, selain rajin konsumsi vitamin dan makanan bergizi, jangan lupa tidur cukup ya, Perseners.

4. Kenaikan berat badan

Buat Perseners yang punya goals untuk menurunkan berat badan, di luar rajin olahraga dan mengatur pola makan, waktu tidurnya juga diperhatikan ya. Ketika mengalami insomnia, kita akan merasa lelah di pagi hari sehingga menurunkan keinginan kita untuk berolahraga atau bergerak. Selain itu, kekurangan tidur juga dapat mengganggu sistem metabolisme kita, Perseners.

5. Memicu overthinking, anxiety, dan depresi.

Banyak hal di luar diri yang dapat meningkatkan stress hingga memicu overthinking, anxiety, hingga depresi. Namun, hal-hal yang dalam kendali diri, seperti tidur, juga dapat mempengaruhi kesehatan mental kita. Bahkan, tidur dan beristirahat ini masuk dalam basic self-care yang memang perlu dilakukan setiap hari lho.

Cara Mengatasi Insomnia

Sekarang waktunya kita cari tahu beberapa tips mengatasi insomnia sehingga kita dapat memiliki waktu tidur yang lebih berkualitas.

1.Hindari cahaya yang terang dan suara ramai menjelang tidur

salah satu cara mengatasi insomnia
Cr. Freepik

Jam tidur kita dapat dipengaruhi oleh jam biologis tubuh, dimana sebagian dari kita telah terbiasa dan mengasosiasikan waktu tidur dengan cahaya yang redup/gelap dan suasana yang tenang. Kita dapat menciptakan suasana gelap dengan mematikan lampu. Kita juga dapat menciptakan suasana tenang dengan memainkan alunan piano atau white noise (audio yang menggunakan kombinasi beberapa frekuensi tertentu untuk memberikan efek menenangkan).

2. Menghindari konsumsi kafein dan alkohol menjelang waktu tidur

menghindari konsumsi kafein dan alkohol
Cr. Freepik

Daripada mengkonsumsi kafein dan alkohol menjelang tidur, lebih baik coba minum susu hangat atau teh chamomile deh. Kafein merupakan salah satu zat yang dapat meningkatkan aktivitas sistem saraf pusat sehingga membuat kita lebih terjaga, waspada dan energik.

Tentu saja hal itu bertentangan dengan kebutuhan kita untuk lebih rileks sebelum tidur. Sementara, alkohol dapat menurunkan kualitas tidur kita karena durasi tidur menjadi pendek serta memperburuk gejala sleep apnea (gangguan tidur yang menyebabkan pernapasan berulang kali berhenti, sementara di mana salah satu gejalanya adalah mendengkur).

Baca Juga: Susah Tidur? 5 Minuman Herbal Ini Bisa Bantu Mengatasi Insomnia

3. Mengurangi penggunaan gadget sebelum tidur

kurangi penggunaan gadget sebelum tidur
Cr. Freepik

Penggunaan gadget sebelum tidur dapat menekan hormon melatonin sehingga menyebabkan kamu kesulitan untuk tidur nyenyak. Coba ganti aktivitasmu sebelum tidur dengan membaca buku fisik atau menulis jurnal.

Menulis sebelum tidur juga dapat menjadi cara mengatasi overthinking sebelum tidur, Perseners. Kamu bisa memulainya dengan menuliskan apa yang kamu rasakan hari ini, apa yang ada di pikiranmu saat ini, dan apa yang kamu syukuri hari ini.

4. Menggunakan essential oil

Salah satu manfaat dari essential oil yang beberapa tahun belakangan sering digunakan adalah mengatasi insomnia. Ini sudah terbukti dalam berbagai penelitian, lho.

Kamu bisa menggunakan aroma chamomile, lavender, cedarwood, sandalwood atau neroli untuk membantu mengatasi insomnia. Selain menggunakan essential oil, kamu juga dapat menghirup aromanya melalui lilin aromaterapi.

5. Meditasi

Meditasi dapat membantumu untuk lebih cepat tidur, meningkatkan kualitas tidur, dan juga meminimalisir kemungkinan terbangun di tengah malam. Meditasi dapat menurunkan ketegangan otot, mengatasi stress, overthinking, anxiety hingga depresi. Yang mana hal tersebut merupakan beberapa faktor penyebab insomnia.

6. Konseling

Kalau Perseners sudah coba berbagai cara untuk mengatasi insomnia, tapi masih belum ada perubahan atau bahkan semakin mengganggu keseharianmu, saatnya untuk minta bantuan profesional. Tidak ada salahnya lho meminta bantuan profesional.

Meminta bantuan bukan berarti kamu lemah Perseners, melainkan berarti kamu peduli dan sayang pada dirimu sendiri sehingga menginginkan yang terbaik untuk diri sendiri. Kamu dapat memulai konseling bareng Satu Persen dengan klik link di bawah ini ya.

CTA-Blog-Post-06-1-16

Setelah Perseners mengetahui penyebab, dampak, hingga cara mengatasi insomnia karena overthinking, waktunya mempraktikkannya di kehidupan sehari-hari. Coba mulai rilekskan badan dan pikiranmu. Lalu, praktekkan tips-tips di atas dan sesuaikan dengan kenyamananmu, tidak harus dilakukan semuanya berbarengan kok.

Secara pribadi, meditasi merupakan salah satu metode yang aku gunakan untuk mengatasi insomnia karena overthinking yang aku alami. Tubuh yang lebih rileks dan pikiran yang lebih mindful sangat membantu untuk meningkatkan kualitas tidur.

Jika kamu belum pernah melakukan meditasi, kamu bisa coba menonton video Youtube Satu Persen berikut ini.

Kamu juga bisa mencoba Tes Overthinking supaya kamu mengenal dirimu lebih dalam. Sekian dulu untuk artikel kali ini. Sampai jumpa di artikel lainnya. Selamat beristirahat, Perseners!

Referensi :

Fletcher, Becky. (2019, March 14). Can’t Sleep? How to Avoid Overthinking at Night.  netdoctor. Retrieved from: https://www.netdoctor.co.uk/healthy-living/a28687/overthinking-cant-sleep/

Insomnia. National Heart, Lung, and Blood Institute. Retrieved from: https://www.nhlbi.nih.gov/health-topics/insomnia

Lamoreux, Karen. (2020, July 27). Everything You Need To Know About Insomnia. Healthline. Retrieved from: https://www.healthline.com/health/insomnia

Newsom, Rob. (2020, October 9). Weight Loss and Sleep. Sleep Foundation. Retrieved from : https://www.sleepfoundation.org/physical-health/weight-loss-and-sleep

Suni, Eric. (2021, November 22). What Causes Insomnia?. Sleep Foundation. Retrieved from : https://www.sleepfoundation.org/insomnia/what-causes-insomnia

Zahabiya. What Causes Overthinking and How to Overcome It. Hope Qure. Retrieved from: https://www.hopequre.com/blogs/What-causes-overthinking-and-how-to-overcome-it-331#:~:text=The%20two%20basic%20things%20that,a%20natural%20response%20to%20fear.

Read More
judi

Kenali Tipe-Tipe Overthinking dan Cara Mengatasinya

tipe-tipe overthinking
Satu Persen – Tipe-tipe Overthinking

Halo Perseners! Kenalin aku Tiffani, part-time Blog Writer Satu Persen.

Katanya, overthinking itu kebiasaan yang suka menjangkit anak muda. Sebelum tidur, ada aja pikiran yang mampir di kepala. Misalnya, nyesel kenapa ambil topik skripsi ini, takut menghadapi dosen penguji saat sidang nanti, mikirin apa kata orang tentang diri kita, sampai yang sepele seperti mau pakai baju apa saat ke pesta nanti.

Beberapa dari kita mungkin gak bisa sepenuhnya berhenti overthinking, sekeras apapun kita mencobanya. Kita jadi terjebak dalam perasaan yang gak menyenangkan. Banyak penelitian bahkan menyebutkan kalau overthinking malah bisa membuat seseorang jadi rentan terkena depresi dan kecemasan. Selain itu, overthinking secara berkepanjangan juga bisa mengurangi kemampuan kita dalam memecahkan masalah lho, Perseners.

Mengenali tipe-tipe overthinking yang sering dilakukan dapat membantu kita mengetahui strategi yang efektif untuk mengatasi overthinking tersebut. Yuk, simak tipe-tipe overthinking di bawah ini!

Tipe-Tipe Overthinking

1.Merenungkan Masa Lalu

merenungkan masa lalu
Source: Twitter

Merenungkan masa lalu atau yang disebut dengan rumination, yaitu tipe overthinking di mana kamu memikirkan hal yang terjadi di masa lalu secara berkepanjangan. Misalnya, kamu terus menerus memikirkan kesalahan kamu minggu lalu. Bisa juga mempertanyakan keputusan yang udah kamu ambil, seperti kenapa dulu kamu ambil topik skripsi A dan bukan B.

Penjelasan ilmiah kenapa kamu bisa rumination salah satunya adalah kamu sedang stres. Saat kondisi psikologis kita dalam keadaan tertekan, pikiran kita diwarnai oleh kejadian-kejadian masa lalu yang tidak mengenakkan. Sehingga memungkinkan kamu memikirkan kejadian tersebut secara berlebihan.

2. Mengkhawatirkan Masa Depan

mengkhawatirkan masa depan
Source: Twitter

Kalau rumination itu kebanyakan mikirin masa lalu, kalau tipe overthinking ini sebaliknya. Khawatir terkait apa yang akan terjadi di masa depan disebut juga worry, yaitu ketika merisaukan masa depan secara terus menerus. Misalnya, kamu khawatir gagal tes, khawatir sidang skripsimu gak berjalan lancar, atau sesederhana takut gak bisa nge-host acara kampus besok.

Khawatir akan masa depan ini wajar terjadi karena pada dasarnya manusia memang punya ketakutan akan ketidakpastian dan kekecewaan. Akan tetapi hal ini jadi masalah kalau memikirkannya secara berlebihan.

3. Membaca Pikiran (Mindreading)

membaca pikiran
Source: Awwmemes

Seperti kata pepatah “dalamnya lautan bisa diukur, dalamnya hati siapa yang tahu”, gak ada orang di muka bumi ini yang bisa membaca pikiran orang lain (kecuali emang punya kekuatan super). Tipe overthinking yang ini terjadi kalau kamu suka menebak-nebak apa yang orang lain pikirkan.

Contohnya aja kita ga bisa memastikan apa yang dipikirkan orang lain tentang diri kita. Akibatnya, kita mencoba menebak-nebak apa yang dipikirkan oleh orang lain. Contohnya, kamu menebak-nebak apa yang kira-kira dipikirkan gebetan kamu kalau kamu suka musik K-pop.

4. Ragu-ragu

Kebanyakan dari kita mungkin pernah meragukan sesuatu hal. Mulai dari ragu memikirkan mau makan apa untuk makan siang sampai bingung menentukan jurusan kuliah. Ragu-ragu adalah tipe overthinking yang terjadi saat kita harus membuat suatu keputusan.

Keraguan ini wajar terjadi karena kita tidak ingin menyesal di masa depan. Ragu-ragu juga merupakan tanda bahwa kita perlu mempertimbangkan hal sebelum melakukan sesuatu. Hal ini agar kita bisa menghadapi konsekuensi yang mengikuti pilihan tersebut.

Keragu-raguan ini menjadi masalah kalau kamu terlalu berlarut-larut mempertimbangkan sesuatu, tanpa menyimpulkan pilihan apa yang akan diambil. Jadi, cuma sekadar dipikirin aja sampe stres, tapi gak menyelesaikan masalah.

5.Membesarkan Masalah (Catastrophizing)

catastrophizing
Source: knowyourmeme.com

Tipe overthinking ini terjadi kalau kamu membesarkan masalah yang sebetulnya sepele. Catastrophizing berasal dari kata dasar catastrophe yang artinya bencana. Maksudnya kamu mengalami kejadian yang bisa jadi bukan masalah besar, tapi kamu berpikir seakan-seakan kejadian tersebut merupakan bencana.

Orang-orang yang sering melakukan tipe overthinking ini selalu mengantisipasi kemungkinan terburuk. Orang yang melakukan catastrophizing meyakini bahwa dia berada dalam situasi yang lebih buruk daripada keadaan sebenarnya. Tipe overthinking ini bisa mengarahkan seseorang menjadi depresi lho, Perseners!

Misalnya, ketika kamu membuat salah saat kerja magang. Kamu berpikir kesalahan itu bisa bikin kamu dipecat dan gak akan ada yang mau nerima kamu kerja lagi selamanya. Alhasil, mungkin kamu jadi pikir itu bakal bikin masa depanmu jadi suram.

Nah, kalau Perseners tipe yang mana?

Pada dasarnya, overthinking itu terjadi karena kita takut akan penyesalan dan ketidakpastian. Kita takut membuat keputusan yang salah yang akhirnya bikin kita kecewa dan menyesal. Overthinking juga merupakan salah satu upaya kita menghadapi ketidakpastian terhadap apa yang akan terjadi.

Baca juga: 5 Mitos Seputar Konsep dan Arti Overthinking: Overthinking Penting?

Berpikir dan mempertimbangkan sesuatu untuk menyelesaikan suatu masalah itu memang baik. Tapi kalau Perseners memikirkannya berlarut-larut (overthinking) tanpa menghasilkan sebuah solusi dan malah jadi stres dan cemas, artinya Perseners butuh strategi untuk mengatasi hal tersebut.

Coba Juga: Tes Overthinking

Cara Mengatasi Overthinking

Kalau tadi Perseners udah tau apa tipe-tipe overthinking, sekarang gimana sih cara mengatasi tiap tipe overthinking tersebut?

1.Kita membuat keputusan berdasarkan keadaan di masa lalu

Kenyataan pahit yang mau tidak mau harus ditelan adalah kita gak akan pernah bisa kembali ke masa lalu. Kita gak bisa mengubah apa yang sudah terjadi ataupun keputusan yang udah kita ambil. Kabar baiknya, kita membuat keputusan berdasarkan apa yang kita tau, sumber daya apa yang kita punya, dan keadaan kita saat itu.

Alih-alih menyesal karena udah ambil topik skripsi A yang sulit, kita bisa menganalisis strategi apa aja yang bisa kita lakukan agar skripsi kita segera selesai. Kita bisa bikin daftar apa yang bisa kita lakukan paling gampang saat ini, dan apa langkah selanjutnya. Kalau kamu menyesal pernah melakukan kesalahan, kamu bisa berefleksi apa yang bisa kamu pelajari dari kesalahan tersebut dan gimana caranya agar tidak terulang lagi.

2. Mengkhawatirkan masa depan bukan cara efektif menyelesaikan masalah

Memikirkan aja apa yang mungkin terjadi besok tanpa ada aksi nyata untuk mengantisipasinya, cuma bikin cemas gak karuan. Kalau kamu suka melakukan overthinking tipe worry, langkah pertama yang dapat kamu lakukan adalah menuliskan apa aja yang kamu khawatirkan. Hal ini bertujuan mengurai pikiranmu biar gak kaya benang kusut.

Selanjutnya, pilih satu hal dari daftar hal yang kamu khawatirkan. Lalu tanya ke diri sendiri hal-hal berikut:

  • Apa yang bisa kamu lakukan untuk mengatasi hal ini?
  • Sumber daya apa yang kamu punya untuk mengatasinya?
  • Kamu bisa menyelesaikannya sendiri atau perlu bantuan orang lain?

Hal ini membantu kamu untuk mengatasi penyebab overthinking kamu dengan memecahkan masalah menjadi sesuatu yang lebih kecil dan bisa dilakukan.

3. Fokus dengan apa yang bisa dikendalikan

Gak ada orang di muka bumi ini yang bisa membaca pikiran orang lain (kecuali emang punya kekuatan super). Mindreading terjadi karena secara alamiah manusia memang ingin disukai dan diterima oleh orang lain. Namun sayangnya, kita gak bisa menyenangkan semua orang, sebagian orang mungkin akan gak suka sama kita.

Adapun yang perlu kita sadari adalah pendapat orang lain tentang diri kita di luar kuasa kita. Kita ga bisa mengendalikan apa yang orang lain pikirkan. Namun, kita bisa selalu fokus pada apa yang bisa kita kendalikan, seperti menjaga tutur kata, bagaimana kita berpenampilan, dan berperilaku di depan orang lain.

4. Buat tabel kekurangan dan kelebihan

Kalo kamu tipe yang suka overthinking karena ragu-ragu, kamu bisa mulai bikin tabel kekurangan dan kelebihan (atau Pros and Cons) sebelum menentukan keputusan. Kamu bisa membandingan antara pilihan yang satu dan lainnya. Hal ini bisa membantu kamu mengenali mana hal yang lebih menguntungkan untuk kamu atau pilihan yang konsekuensinya bisa kamu jalani. Contohnya, kalau kamu bingung mau ikut magang atau gak semester ini, kamu bisa bikin tabel Pros and Cons seperti ini.

tabel kekurangan dan kelebihan
Source: TheLoquitur

Baca juga: Bingung Mengambil Keputusan yang Tepat? Yuk, Kenali Caranya!

5. Kamu bukanlah pikiranmu

Overthinking juga biasanya diiringi oleh pikiran negatif, seperti menganggap sebuah kesalahan kecil jadi hal yang fatal. Saat pikiran ini muncul, yang bisa kamu lakukan adalah mengambil jarak dari pikiran tersebut. Sadari dan amati pikiran-pikiran tersebut hanya bertamu di kepalamu. Kamu harus menyadari bahwa pikiran dan emosi tersebut hanya datang sementara dan akan berlalu.

Apa yang kita pikirkan juga tidak selalu menggambarkan keadaan sebenarnya. Bisa jadi kamu berpikir bukan orang yang menarik, padahal di luar sana ada beberapa yang mengagumi dan naksir kamu. Ingat, thoughts do not define you!

Kalau kamu merasa overthinking-mu sudah mengganggu kehidupan sehari-hari, kamu bisa coba untuk mengkonsultasikannya dengan tenaga profesional Satu Persen. Kamu bisa menceritakan permasalahanmu kepada psikolog klinis profesional dan mendapatkan insight bagaimana cara menanganinya.

Klik banner di bawah ini ya untuk info selengkapnya!

CTA-Blog-Post-06-1-16

Kalau kamu juga suka menonton penjelasan tentang overthinking dan cara mengatasinya, kamu juga bisa menyimak video Satu Persen berikut ini.

Oke Perseners, terima kasih sudah membaca sampai habis. Aku harap Perseners bisa mengatasi overthinking dan permasalahan lainnya agar bisa terus berkembang dan bisa #HidupSeutuhnya. See you di tulisan selanjutnya!

Referensi:

Baker, M. (n.d.) The 9 Different Types of Overthinking. Retrieved January 17th from https://thedepressionproject.com/blog/the-9-different-types-of-overthinking

Bonior, A. (2016). 5 Ways to Stop Catastrophizing. Retrieved January 18th from https://www.psychologytoday.com/us/blog/friendship-20/201611/5-ways-stop-catastrophizing

Cherry, K. (2021). What Is Rational Emotive Behavior Therapy (REBT)?. Retrieved January 18th from https://www.verywellmind.com/rational-emotive-behavior-therapy-2796000

Nolen-Hoeksema, S. Wisco, B. E., Lyubomirsky, S. (2008). Rethinking Rumination. Perspectives on Psychological Science, 3(5), 400–424. doi.org/10.1111/j.1745-6924.2008.00088.x

Walter, L. (2021). How to Stop Worrying. Retrieved from January 18th from https://www.psychologytoday.com/us/blog/life-without-anxiety/202101/how-stop-worrying

Read More
judi

Cara Mengurangi Insecure dan Overthinking ala Karen Horney

Pernah nggak lo ngerasa kalau di luar sana banyak orang yang jauh lebih sedih dan stres, dibandingkan sama diri lo? Dan ini ngebuat lo ngerasa kalau seharusnya lo tuh bahagia. Terus lo berusaha deh mikir hal-hal positif biar jadi bahagia.

Tapi pas lo ngelakuin itu, lo malah ngerasa diri lo lebih buruk.

Kalau lo pernah ngalamin, nggak apa-apa. Lo nggak sendirian. Makanya di artikel ini, gue bakal jelasin cara biar mindset kayak gitu bisa lo kurangin.

Kata “Seharusnya”

Terapis dari Amerika Serikat, Emma McAdams, sempat jelasin bahaya “shoulds” atau penggunaan kata “seharusnya” buat kondisi kita. Kata “seharusnya” itu punya beban ekspektasi yang kayak semua orang tuh wajib buat lakuin.

Nih contoh lainnya:

“Lo nggak seharusnya stres. Lo seharusnya bahagia.”

“Kalau lo cowok, lo nggak seharusnya nangis. Mental lo harus kuat kayak baja.”

“Cewek tuh nggak seharusnya marah-marah. Lo harus anggun dan sabar.”

Kata “harus” dan “seharusnya” ini seakan-akan ngediktein gimana kita seharusnya bertindak. Dan kalau lo gak jalanin sesuai dikte itu, diri lo tuh gagal.

Nah, masalah kenapa kita bisa punya kata “seharusnya” ini dijelasin lebih lanjut oleh Karen Horney, psikoanalisis terkenal dari Jerman. Horney nyusun pemahaman namanya “Tyranny of Shoulds”. atau kalau gue terjemahin, “Kezaliman dari kata Seharusnya”.

Karen Horney

Di teori itu, Horney cerita kalau manusia kita selalu punya dua buah diri. Diri satu adalah diri kita yang ideal, sosok yang pengen kita capai. Diri kedua adalah diri kita yang sebenarnya, lengkap dengan kelebihan dan kelemahan kita.

Diri yang ideal terdiri dari harapan, mimpi, tujuan, dan hal-hal lain biar kita bisa mencapai sosok kita seutuhnya. Sementara diri kita yang sebenarnya itu punya potensial dan kemampuan buat berkembang buat bisa mencapai diri yang ideal itu. Tapi, kalau orang nggak bisa bedain mana diri mereka yang ideal dan diri yang sebenarnya, mereka jadi rentan banget buat jatuh ke lubang kezaliman dari kata “seharusnya” tadi.

Dan inilah yang sering Horney temui di orang-orang yang punya kecenderungan buat overthinking dan insecure. Biasanya, mereka punya kecenderungan buat nge-set target tinggi dan nggak realistis, dan pas itu nggak tercapai: mereka ngerasa buruk sama diri mereka sendiri. Salah satunya adalah pake kata “seharusnya” tadi.

Perasaan buruk ini biasanya diperparah waktu mereka benar-benar ngerasa mereka nggak akan pernah mencapai diri ideal mereka. Akhirnya, mereka bakal ngaku kalau diri mereka yang sebenarnya ini emang sosok yang gagal, nggak berguna, dan ya, udah nggak ketolong aja.

Buat contoh, gue bakal pake cerita dari klien Karen Horney ya.

Biar gampang gue sebut si klien ini Adi. Adi punya temen namanya Beti, dan si Beti ini punya masalah pernikahan yang ribet banget sama suaminya. Si Adi ngerasa udah kenal banget sama Beti, suami Beti, dan bener-bener paham hubungan pernikahan mereka. Tapi, pas Adi ngerasa kalau dia nggak bisa bantu Beti, dia ngerasa gagal, bersalah, dan nggak berguna. Adi ngerasa dengan pengetahuan yang dia punya, seharusnya Adi bisa bantu Beti buat nentuin apakah pernikahan Beti itu patut dipertahankan atau enggak.

Dari contoh tadi, kita bisa lihat sosok diri ideal dan sosok diri sebenarnya si Adi. Sosok diri ideal Adi adalah bisa bantu nyelesein masalah pernikahan Beti. Padahal nyatanya, Adi nggak mampu buat bantu sampai tahap itu. Pas ideal Adi dirasa nggak tercapai, Adi ngerasa gagal.

Sampai sini gue harap lo paham soal kenapa si kata “Seharusnya” bisa membuat lo jadi overthinking dan rentan insecure ya. Mungkin pertanyaan besar sekarang adalah: apa yang bisa lo lakukan kalau lo punya kebiasaan ini?

Lo bisa coba pahami kata “seharusnya” itu.

“Lo nggak boleh sedih. Lo seharusnya lo bahagia.”

Kalau pikiran itu muncul, coba pause dan atur diri. Terus tanyain ini ke diri lo: Kenapa lo ngerasa lo harus bahagia?

Kita sering banget bergantung sama kata “Seharusnya” sampai kita lupa apa yang sebenarnya kita inginkan. Jadi lo bisa coba gali apa yang sebenarnya lo mau. Latihan ini emang nggak gampang dan wajar aja lo jadinya butuh bantuan buat ngelolanya. Konsultasi bareng Mentor Satu Persen adalah solusi yang bisa cocok buat lo.

Di sesi bareng Mentor, lo bakal didengarkan dan dibimbing buat nyari tau kenapa kata seharusnya ini keluar melulu dari diri lo. Dari situ, Mentor juga bakal ngasih lo beberapa saran direktif dan mungkin, worksheet biar lo bisa latihan secara mandiri walaupun sesi Mentoring udah selesai.

Nah, tapi nih kalau ternyata kata seharusnya ini muncul karena ada masalah sama masa lalu dan trauma yang membuat lo ngerasa stuck, ada layanan lain di satupersen.net yang mungkin cocok sama lo, kayak Konseling bareng Psikolog Satu Persen.

Kedua, mulai ubah kata “seharusnya” jadi kata “gue mau..” atau “gue bisa aja..” buat ingetin diri lo kalau lo ada pilihan buat gimana caranya bereaksi.

Misalnya, daripada “gue seharusnya nggak sedih, gue seharusnya bahagia”; lo bisa ubah jadi “gue mau nangis aja” atau “gue bisa aja sebenernya nyari video anabul di youtube biar gue seneng lagi”.

Kata-kata tadi secara gak langsung juga ngasih lo action yang bisa lo lakukan, gak cuma jadi bahan overthinking aja di kepala lo. Jadi, lo akhirnya ngerasa punya kontrol terhadap diri lo secara penuh. Beda sama kata “seharusnya” yang ngebuat lo ngerasa gapunya kontrol sama apa yang bisa lo lakukan.

Dua contoh cara tadi hanya segelintir kecil cara yang bisa gue kasih karena nyatanya, ada berbagai macam cara lain yang bisa lo lakukan dan pastinya sesuai sama diri lo. Makanya tadi gue ngomongin soal Mentor Satu Persen yang bisa ngarahin lo buat nerapin cara terbaik biar lo bisa juga menerapkan mindset yang ngebuat lo sehat mental.

Oke, akhir kata semoga Artikel ini bisa ngebantu lo buat ngelola diri lebih sehat, gue Jhon dari Satu Persen, thanks.

Read More
judi

Cara Melawan Overthinking ala Alan Watts

Pernah nggak sih lo ngerasa kalau banyak banget hal di dunia ini yang perlu lo khawatirkan? Mulai dari tentang pekerjaan atau kuliah lo yang belom beres, masa depan yang nggak pasti, atau bahkan kondisi dunia 50 tahun yang bakal dateng. Pokoknya banyak banget isi kepala lo.

Akhirnya, hal ini ngebuat lo overthinking dan ngerasa susah banget buat bikin diri lo bahagia. Kalau lo begini, tenang aja. Lo nggak sendirian.

Di artikel ini, gue bakal jelasin salah satu filosofi hidup dari Inggris buat ngatasin overthinking ini. Simak sampai habis ya.  

Pertama-tama, gue mau kenalin dulu tokoh filsuf hari ini, namanya Alan Watts. Pendekatan Alan Watts bisa dibilang sebenernya beda banget sama filsuf Barat. Salah satu buku paling terkenalnya adalah “The Wisdom of Insecurity” dan di situ, Alan Watts jelasin soal kondisi manusia di era modern ini.

Alan Watts nyebut era ini sebagai era serba cemas. Karena sekarang tuh sumber frustasi dan masalah sebagian besar berasal dari manusia hidup buat masa depan.

Dan gue setuju karena buktinya banyak banget mentee Satu Persen yang daftar karena mereka khawatir sama masa depan mereka. Khawatirnya ini bikin mereka overthinking, susah fokus, dan akhirnya ngaruh ke kehidupan sehari-hari.

Kenapa bisa gitu?

Pada dasarnya, manusia nggak suka banget sama hal-hal yang nggak pasti, kayak masa depan. Kita pengen banget di masa depan nanti bisa dapetin masa depan yang bisa bikin kita aman dan senang itu. Cuma sayangnya ya, masa depan itu nggak pasti dan hal ini yang sering bikin kita jadi overthinking.

Kalau menurut Alan Watts, hal ini yang akhirnya ngebuat orang-orang ke stimulasi sementara. Kayak minum alkohol, berpesta pora, atau bahkan nenggelemin diri di pekerjaan biar lupa nih sama pikiran-pikiran kita soal masa depan yang belum pasti ini.

Sayangnya, ini juga diperparah sama budaya konsumerisme di era modern ini. Di bukunya, Alan Watts jelasin gimana budaya konsumerisme ini ngejanjiin rasa aman dan bahagia, tapi sebenernya gapernah berhasil ngewujudinnya.

Contohnya gini. Lo disuruh pilih jurusan yang prospek kerjanya bisa dapet uang banyak. Uang banyak itu bisa lo pake buat beli mobil dan beli rumah. Biar lo bahagia di masa dewasa kelak.

Tapi biasanya, muncul lagi nih pertanyaan berikutnya: kalau udah beli hal-hal tadi, kebahagiaannya apa lagi?

Nggak jarang malah lo ngerasa nggak bahagia walaupun udah punya mobil bagus dan rumah strategis, hanya karena di seberang lo ada tetangga yang rumahnya jauh lebih bagus dari lo. Habis itu lo ngerasa nggak bahagia lagi deh.

Contoh kayak ini sebenernya yang bisa bikin orang jadi terjerumus ke ngerasa salah jurusan atau salah jalur karir. Udah terjerumus, ngerasa terjebak juga. Akhirnya jadi stres, overthinking, insecure, atau masalah kesehatan mental lainnya.

Proses ini yang bikin Alan Watts bilang kalau di jaman modern ini, orang berusaha buat “mencari keamanan dan kebahagiaan”. Yang sebenernya, adalah proses yang nggak akan pernah selesai.

Kenapa? Karena gini. Keinginan buat nyari keamanan dan kebahagiaan ini biasanya ada harga tingginya. Kita terfiksasi banget kalau keduanya tadi bakal bikin kita bahagia banget. Dan jadinya kita nggak liat hal-hal kecil di sekeliling kita yang sebenernya bisa bikin kita bahagia juga, dan sebenernya sama aja pentingnya.

Misalnya, ada orang yang mungkin bakal ngerasa senang banget kalau di hari itu lo beli baju baru di mall; dibandingin fakta kalau hari itu juga mereka lagi ngabisin waktu sama orang-orang tersayang mereka. Lama-lama, kebahagiaan beli baju baru itu ilang.  

Lho terus gimana dong? Berarti kebahagiaan itu nggak ada atau gimana?

Nggak gitu, jadi Alan Watts bilang gini: kalau lo mau dapetin kebahagiaan, lo juga perlu siap ngalamin kesengsaraan. Sama kayak lo jatuh cinta. Lo perlu siap juga buat ngerasain patah hati.

Ini emang kesannya “ya wajar lah”.

Tapi seringkali, daripada kearah kebahagiaan, kita fokusnya ke “kalau gue ngerasa sengsara gimana ya”. Dari situ, kita ngelakuin banyak hal biar kesengsaraan itu gak muncul. Kita akhirnya jadi overthinking dan nggak nikmatin ke hidup kita di masa ini.

Balik lagi di awal tadi, malah khawatirin masa depan yang nggak pasti.

Makanya, kalau menurut Alan Watts, kebahagiaan itu bukanlah kita ngurangin kesengsaraan yang bakal terjadi atau nyari hal-hal biar bikin kita semakin bahagia.

Kebahagiaan itu adalah menjalani hidup kita di saat ini sampai seutuhnya.

Quotes Alan Watts kalau diterjemahin simpel jadi gini: “Kalau lo mau berhadapan sama khawatir sama masa depan itu bukan dengan berusaha memahaminya. Tapi ya, biarlah itu berlalu.”

Karena ya kesengsaraan itu bakal selalu ada bareng kebahagiaan, jadi daripada lo fokus ke gimana cara biar lo gak sengsara atau cara biar kebahagiaan dateng terus; relakan aja. Terima juga kalau keduanya bakal selalu ada.

Mungkin sampai sini lo rasa, “ngomong mah gampang. Terus caranya gimana?

Emang ngomong itu gampang dan gue yakin buat bisa sampai tahap ini, lo bakal butuh buat usaha. Apalagi kalau soal relain hal yang bikin kita overthinking atau sengsara di masa depan nanti. Makanya kita di Satu Persen selalu bilang kalau Konsultasi bareng Mentor Satu Persen bisa jadi sarana lo buat belajar berlatih ini.

Gue dan Satu Persen paham banget kalau ngejalanin hidup di masa kini tuh nggak semudah baca buku Alan Watts. Ada beberapa orang yang butuh bantuan ekstra dan gue yakin banget Mentor Satu Persen bisa bantu lo buat nerapin mindset ini dengan cara lo sendiri.

Tapi, kalau lo mau coba sendiri dulu nggak apa-apa juga. Langkah yang bisa lo coba adalah dengan ketahui apa yang bisa lo kontrol dan apa yang lo nggak bisa kontrol.

Lo bisa tulis hal-hal tadi di kertas biar lo punya gambaran jelas apa yang bisa lo kontrol dan enggak. Latih diri lo buat memiliki kontrol penuh buat hal yang bisa lo kontrol dan belajar buat relain yang enggak.

Hal ini juga termasuk dengan emosi di dalam diri kita. Di bukunya, Alan Watts juga bilang ketika lo berusaha nolak atau nggak ngerasain emosi yang muncul, kecemasan lo bakal makin parah.

Misalnya, lo tiba-tiba kepikiran soal suatu hal di masa depan lo terus lo ngerasa cemas. Karena menurut lo pikiran itu sepele, lo pendem tuh emosinya dan gamau ngakuin kalau lo lagi cemas. Padahal cemas itu emosi dasar manusia dan dibutuhkan.

Terima aja dulu emosi dan fakta kalau masa depan itu nggak pasti, terus belajar buat relakan. Fokus ke hidup lo saat ini. Dari situ, lo bakal mulai belajar bahagia secara utuh dan pelan-pelan bisa mengontrol kebiasaan overthinking lo.

Akhir kata, seluruh hal ini nggak perlu lo jalanin sendirian. Kalau lo butuh bantuan, inget Mentor Satu Persen selalu siap buat bantu lo. Langsung aja klik link di sini. Atau, lo juga bisa pergi ke satupersen.net ya buat cari layanan kita yang mungkin lebih cocok buat lo.

Gue Jhon dari Satu Persen, thanks.

Read More