putinvzrivaetdoma.org

media online informasi mengenai game online tergacor di tahun 2023

Negatif

judi

Pikiran Negatif Merusak Hidup Positif

pikiran-negatif-merusak-hidup
pikiran negatif merusak hidup

Halo, Perseners! Gue Viony, writer Satu Persen.

Gue mau tanya deh sama lo, sering gak lo merundung hidup lo dengan berbagai pikiran negatif?

Mulai dari menyesali masa lalu, pesimis tentang masa depan lo, menyalahkan orang lain atas nasib lo, atau malah menyalahkan diri sendiri? Membuat lo kebanjiran emosi yang negatif juga seperti penyesalan, sedih, benci, atau marah. Lo jadi merasa sulit banget buat merasa bahagia

Tonton juga: Mengatasi Sifat Mudah Sedih dan Cemas

Kalau memang lo sedang kesulitan menghadapi pikiran negatif, lo sedang membaca artikel yang tepat karena kali ini Satu Persen mau membahas soal bagaimana mengatasi pikiran negatif.

Apa itu pikiran negatif?

Pikiran negatif diartikan sebagai persepsi, harapan, dan deskripsi negatif tentang diri sendiri, orang lain, dan dunia secara general. Kondisi kognitif yang negatif ini juga diikuti dengan emosi negatif dan berdampak buruk pada perilaku, dan kesehatan.

Ada satu penelitian yang menggambarkan dampak dari fenomena pikiran negatif ini. Alison Ledgerwood, seorang psikolog sosial, pernah menceritakan tentang penelitian yang melibatkan dua kelompok responden, sebut saja kelompok A dan B.

Kepada dua kelompok responden ini dijelaskan sebuah prosedur operasi medik. Pada kelompok A dijelaskan bahwa persentase keberhasilan operasi tersebut adalah 70%, sementara pada kelompok B dijelaskan persentase kegagalan operasi 30 %.

Hasilnya kelompok A memberi respon positif pada operasi tersebut, dan seperti yang sudah ditebak, kelompok B memberikan respon negatif. Kemudian, eksperimen dilanjutkan dengan memberi penjelasan tambahan kepada kelompok A bahwa peluang gagal pada operasi yang dimaksud adalah 30%.

Hasilnya? Kelompok A langsung mengubah respon mereka menjadi negatif. Bagaimana dengan kelompok B? Setelah dijelaskan bahwa operasi memiliki peluang keberhasilan 70% mereka tidak mengubah respon mereka sama saja, tetap negatif.

Eksperimen ini menjelaskan hal yang sangat penting tentang bagaimana otak kita mempersepsi hal negatif. Hal yang negatif memang lebih mudah nempel di otak kita dan sulit untuk diubah menjadi lebih positif.

Kita lebih mudah memindahkan cara berpikir, persepsi dan emosi positif ke negatif daripada sebaliknya.

Kenapa pikiran negatif bisa muncul dan mendominasi pikiran lo?

Ternyata pikiran negatif merupakan alarm alami dalam perjalanan evolusi manusia untuk mengenali bahaya. Karena itu otak kita lebih sensitif terhadap hal-hal negatif.

Bagian otak yang bertanggung jawab untuk menemukan hal-hal negatif di sekitar kita adalah amygdala. Amygdala juga yang berperan untuk memindahkan pengalaman negatif dari memori jangka pendek ke memori jangka panjang.

Distorsi kognitif merupakan istilah psikologi yang mengacu pada pola pikir dan rasa percaya pada sesuatu yang salah dan nggak rasional. Tapi, tanpa sadar kita terus menerus menerapkan distorsi kognitif ini untuk merespon lingkungan kita.

Dari sepuluh jenis distorsi kognitif yang ada, setidaknya ada 4 yang kemungkinan sering lo lakukan tanpa sadar dan perlu dikenali:

1. Pikiran hitam putih

Lo nggak mengenal abu-abu, yang ada adalah iya atau nggak sama sekali. Lo berpikir kalau lo nggak keterima bekerja di tempat yang lo inginkan ya artinya lo nggak qualified.

Lo enggak memperhitungkan faktor-faktor lain seperti kultur kerja yang nggak cocok dengan kepribadian lo.

2. Personalisasi

Atasan lo cemberut hari ini? Lo langsung mengira pasti karena kerjaanmu ada yang nggak beres. Lo bikin semua kejadian nggak mengenakkan di sekitarmu jadi personal, seolah-olah semua salah lo.

3. Saringan Mental

Saat lo dapat kritik sekali dari atasan lo, lo bisa seharian mikirin hal itu dan lupa bahwa atasan lo juga beberapa kali pernah memuji hasil kerja lo. Intinya lo fokus ke hal-hal negatif dan melupakan hal positif yang pernah terjadi.

4. Berpikir skenario terburuk akan terjadi

Setelah lo melakukan kesalahan kecil di kantor, lo langsung berpikir bahwa lo akan dipecat, atau karier lo akan mandek selamanya.

Distorsi kognitif jenis ini mengarahkan lo untuk memikirkan kemungkinan terburuk suatu peristiwa dan meyakininya akan terjadi.

Mengapa pikiran negatif harus diwaspadai?

pikiran negatif
Photo by Ethan Sykes on Unsplash

Aaron T. Beck adalah seorang psikiater yang berhasil menemukan korelasi antara pola pikir yang salah dengan munculnya gejala-gejala depresi.

Baca juga: Cara Mengatasi Depresi di Rumah Aja

Setelah melakukan observasi klinis pada pasien-pasien yang menderita depresi, ia pun berhasil menemukan adanya kaitan antara pikiran dan keyakinan dengan depresi. Keyakinan di sini maksudnya adalah apa yang dipercaya penderita tentang diri sendiri dan lingkungannya.

Menurut Beck, ada tiga rangkaian kognitif negatif yang bisa memicu depresi yaitu pandangan negatif terhadap diri sendiri, kecenderungan untuk menginterpretasikan pengalaman secara negatif, dan pandangan yang suram akan masa depan

Sebuah artikel Psychology Today menyebutkan bahwa depresi mengalir dari pikiran-pikiran negatif. Orang yang menderita depresi secara nggak sadar telah mengembangkan pola pikir negatif seperti yang gue sebutkan sebelumnya.

Lama-lama pola pikir ini menjadi kebiasaan dan menyebabkan mereka jatuh dalam depresi.

pikiran negatif merusak hidup

Bagaimana cara mengatasinya?

Proses mengatasi pikiran negatif ini nggak bakal kayak membalikkan telapak tangan. Butuh komitmen kuat untuk menjadikan langkah-langkah ini sebagai sebuah kebiasaan.

1. Tantang pikiran negatif lo

Saat lo sadar kalau lo sedang dikuasai distorsi kognitif pertanyakan pikiran lo sendiri untuk mengecek itu rasional atau nggak. Misalnya, distorsi kognitif lo mengatakan atasan lo cemberut hari ini karena hasil kerja lo nggak oke.

Tanya deh ke diri lo sendiri ada nggak kemungkinan lain yang menyebabkan dia cemberut? Selalu ada kemungkinan lain kan yang menyebabkan dia cemberut, bukan hanya karena hasil kerja lo itu tadi?

2. Ambil jarak dari pikiran negatif lo

Pernah nggak ada di situasi di mana lo terus mengulang-ngulang kejadian buruk yang terjadi di hari ini? Kalau begini kejadiannya, lo harus ambil inisiatif untuk memutus pikiran ini, atau nanti emosi lo akan ikutan kebawa negatif.

Caranya biarkan diri lo larut dalam pikiran negatif ini, tapi beri batasan waktu, misalnya 5 menit. Setelah itu langsung alihkan pikiran ke hal lain dan tahan diri lo untuk nggak jatuh ke pikiran negatif tadi.

Ikuti Kelas Online “Tips Jitu Berdamai Dengan Diri Sendiri” (Klik Gambar di Bawah)

CTA-Online-Class-for-Blog-Posts---Copy-01-2

Karena perhatian kita sebagai manusia lebih cenderung ke hal-hal negatif. Maka kita harus memaksakan diri untuk mengingat hal-hal yang positif sebagai penyeimbang. Lo bisa melakukan ini dengan menuliskan hal-hal yang lo syukuri hari itu di diary lo.

4. Fokus pada kelebihan lo.

Tarikan pikiran negatif akan membawa lo untuk fokus pada kelemahan-kelemahan lo dan larut merenungi kelemahan lo itu.

Sekali lagi, lo harus lawan ini dengan mulai mengalihkan fokus ke arah kelebihan-kelebihan lo. Sekali pun lo mengalami kegagalan, selalu ada kesempatan untuk bangkit lagi kan?

Mengatasi pikiran negatif sesungguhnya adalah perang melawan diri lo sendiri.

Sangat wajar kalau lo suka berpikiran negatif, karena ternyata manusia diprogram untuk peka sama hal-hal negatif. Namun, lo harus tetap waspada karena pikiran-pikiran yang sifatnya negatif rentan mengganggu kesehatan mental lo.

Karena itu, pikiran yang bersifat negatif harus dilawan. Lo bisa mengembangkan beberapa kebiasaan baru dalam berpikir untuk melawan pikiran negatif yang hinggap.

Kalau lo butuh bantuan, udah lama mengalami pikiran negatif, dan merasa gak sanggup ngejalanin sendirian. Satu Persen sendiri memiliki layanan konseling. Lo bisa diskusi sama Psikolog dan lo bakal dikasih tahu penanganan terbaik buat menangani kondisi lo. Lo juga bisa coba Tes Overthinking semisal lo merasa sering overthinking belakangan ini.

Untuk mengetahui lebih lanjut tentang pikiran negatif, lo bisa tonton video Satu Persen di bawah ini. Gue harap lewat membaca artikel ini ini bisa membuat lo berkembang menjadi lebih baik, seenggaknya Satu Persen setiap harinya!

pikiran negatif merusak hidup
Read More
judi

Efek Negatif Cancel Culture bagi Kesehatan Mental dan Cara Mengatasi

Efek Negatif Cancel Culture bagi Kesehatan Mental
Satu Persen – Efek Negatif Cancel Culture bagi Kesehatan Mental

Halo, Perseners!

Kenalin aku Fathur, Part-time Blog Writer di Satu Persen.

Akhir-akhir ini banyak public figure terkenal yang tertimpa kasus skandal hingga membuat mereka ramai dihujat oleh netizen. Tapi, gimana kalau yang terkena skandal itu adalah artis favorit kalian? Apakah kalian masih ingin menjadi pendukungnya atau malah jadi menghujat karena kesalahannya?

Salah satu contoh kasusnya adalah kasus Kim Seon Ho, artis dari Negeri Ginseng yang terkenal dengan aktingnya di serial drama Korea Hometown Cha-Cha-Cha. Kim Seon Ho menjadi sasaran amarah netizen ketika dituduh memaksa aborsi dan melakukan gaslighting kepada mantan pacarnya. Akibatnya, citra yang sudah dibangunnya selama ini menjadi runtuh karena satu berita buruk tentangnya.

Kemudian ada informasi lanjutan dari Dispatch yang mengatakan bahwa pernyataan dari mantan pacar Kim Seon Ho sebelumnya banyak yang gak sesuai fakta. Tapi nasi sudah menjadi bubur, Kim Seon Ho tetap harus menghadapi masalah tersebut meskipun sudah mendapatkan simpati dari fansnya kembali.

Kim Seon Ho meme
Sumber: pinterest.com

Perseners tau gak, kalau yang dilakukan netizen ketika memboikot perilaku Kim Seon Ho atas skandalnya itu dinamakan cancel culture?

Istilah cancel culture ini sebenarnya sudah gak asing lagi bagi kalian yang sering bermain di media sosial. Tapi, kali ini aku bakal kasih tau Perseners soal cancel culture lebih lanjut biar kita paham bareng-bareng.

So, tetap baca sampai akhir, yah!

Baca juga: Gaslighting: Bentuk Abusive Relationship yang Mengarah Pada Kekerasan Seksual

Apa itu Cancel Culture?

Jika kita pisahkan terlebih dahulu, “cancel” mempunyai arti membatalkan, sedangkan “culture” sendiri memiliki pengertian sebagai budaya. Maka apa sih sebenarnya makna dari istilah “budaya membatalkan” ini?

Cancel culture adalah tindakan seseorang atau kelompok untuk menolak seseorang karena perilaku atau komentar yang dianggap salah oleh sebagian orang itu hal yang salah dan gak menyenangkan. Akibatnya, seseorang yang terkena cancel culture bisa aja didepak dari ruang lingkup sosialnya sendiri, bahkan dikucilkan oleh banyak orang.

Selain itu, hal gak menyenangkan pada cancel culture biasanya berupa tindakan dan komentar sensitif yang menyinggung tentang seksualitas, rasisme, agama, dan antargolongan (SARA). Misalnya dengan diketahuinya melakukan skandal yang memalukan, pandangan politik yang terlalu ekstrim yang berbeda, ataupun kasus seperti bullying kepada seseorang.

Sementara itu, karena aktivitas media sosial yang telah masif digunakan, membuat orang biasa pun dapat mengalami cancel culture dan sangat berdampak pada kesehatan mental. Nah, berikut hubungan cancel culture dengan kesehatan mental kita.

Dampak yang Dirasakan Korban Cancel Culture

Terlepas dari kebermanfaatan cancel culture untuk memerangi skandal penting dan isu mengenai SARA. Cancel culture juga memiliki dampak gangguan kesehatan mental bagi seorang individu yang menjadi korbannya.

1. Munculnya rasa malu

shy - malu
Sumber: kidsgrid.id

Dilansir dari Vogue, cancel culture sangat berdampak pada rasa malu karena telah diungkapkannya berbagai kesalahannya dan melanggar berbagai aturan sosial yang ada di masyarakat. Rasa malu ini juga akan berdampak pada diri kita secara langsung, bahkan menghantui setiap waktu dan di manapun berada. Misalnya ketika seseorang memviralkan video aib kamu dan menyebarkannya, ataupun hanya karena seutas tweet yang opininya sangat berbeda dengan aturan sosial pada umumnya.

Merasa malu memang wajar dan manusiawi. Tapi dengan adanya rasa malu, membuat seorang yang di­-cancel akan cenderung gak mengulangi perilaku tersebut. Oleh karenanya, orang yang bangkit dari rasa malu akan lebih teliti untuk kedepannya.

2. Rentan terkena cyberbullying

Cyber bullying meme
Sumber: imgflip.com

Media sosial memang sudah menjadi tempat penegakan hukum kedua setelah ruang pengadilan. Dalam beberapa menit seorang yang di-cancel bisa diserang secara verbal oleh ribuan orang secara terus-menerus karena satu kesalahan yang dibuat dalam media sosial. Cyberbullying ini bentuknya bermacam-macam, bisa jadi kamu dihujat oleh kata-kata kasar, diserang oleh komentar sinis, ataupun merendahkan kamu yang membuat kerugian secara pribadi.

Dalam jurnal yang diterbitkan pada tahun 2016, Chris Natalia mengatakan bahwa cyberbullying akan mengganggu kondisi psikis seseorang, bahkan bisa berdampak menyebabkan memakan korban. Hal ini diakibatkan karena adanya tekanan yang diterima secara berkepanjangan dan gak bisa dihandle oleh seorang yang di-cancel.

3. Terkena isolasi sosial dan kesepian

spongebob thinking meme
Sumber: pinterest.com

Terkena isolasi sosial atau dikucilkan dari masyarakat membuat seorang yang di-cancel akan menjadi lebih kesepian. Hal ini akan berdampak untuk memicu stres dan rasa cemas karena harus jauh dari orang terdekat dan lebih banyak merenung dalam kesendirian.

Selain itu, kesepian juga akan berdampak kepada kualitas fisik kamu. Misalnya kamu akan lebih lelah fisiknya karena kesepian membuat kamu lebih susah tidur. Alhasil, seorang yang di-cancel akan sulit untuk bisa produktif pada kesehariannya. Mau tau apakah kamu sedang merasa kesepian atau tidak? Coba deh ikut tes tingkat kesepian di sini.

Baca juga: Perbedaan Kesepian dan Kesendirian: Mana yang Berbahaya?

4. Mengharuskan tampil perfeksionis

patrick sempurna meme
Sumber: memegenerator.net

Tentu manusia sendiri adalah makhluk yang gak sempurna. Tapi dalam cancel culture semua orang akan mengabaikan sifat kita yang gak sempurna dan menghalangi potensi kita untuk berkembang.

Di saat seseorang terkena canceling, maka orang tersebut harus secepatnya untuk meminta maaf kesalahannya. Bahkan jika permintaan maaf yang terlalu cepat akan dianggap gak tulus, sedangkan permintaan maaf yang terlalu lama malah dianggap paksaan.

Maka dari itu, seorang yang di-cancel dituntut selalu cemas jika terjadi kesalahan yang sedang menimpannya dan lebih teliti agar tidak mengulangi di lain kesempatan.

5. Mengalami depresi

depression illustration
Sumber: pixabay

Seseorang yang terkena ­cancel culture akan banyak dibilang jahat dan gak berpendidikan. Semakin banyak masyarakat yang bilang kalau kamu itu jahat, maka semakin banyak juga pikiran yang berpotensi menyebabkan kamu depresi. Alhasil, kamu jadi sulit berpikir, kehilangan semangat, menurunnya perasaan

Maka dari itu, seorang yang depresi ketika terjadi cancel culture akan menyebabkan perasaan sedih selama berminggu-minggu. Bahkan setiap bangun kamu akan dilanda oleh rasa takut dan tegang di dada karena dihantui selalu oleh pikiran negatif.

Apa yang Kita Bisa Lakukan?

Sebenarnya banyak cara untuk mengatasi perasaan bersalah ketika kamu mengalami cancel culture. Kita pun gak bisa mengontrol perilaku orang lain melakukan canceling, maka yang paling ampuh adalah mengontrol perasaan dan pikiran kita sendiri. Hal ini juga dilakukan agar kamu gak terjebak dan larut dalam kesedihan akibat terkena canceling.

Selain itu, kamu juga bisa melatih untuk melakukan permintaan maaf di depan umum. Saat melakukan permintaan maaf, kamu gak boleh defensif dan harus mengakui kesalahan dengan tulus kepada korban atau masyarakat yang telah kamu rugikan

Tapi kalau kamu masih sulit untuk melakukan saran-saranku, juga kamu gak bisa menahan dampak akibat cancel culture. Maka aku saranin kamu bisa melakukan konseling ke Satu Persen.

Psikolog Satu Persen juga memiliki lisensi resmi, jadi kamu gak perlu khawatir lagi buat mencoba layanannya. Selain itu, Satu Persen juga punya banyak testimoni yang bisa kamu baca di website-nya. Kalau kamu mau kepoin lebih lanjut tentang layanan konseling Satu Persen, kamu bisa klik banner di bawah ini, ya!

CTA-Blog-Post-06-1-23

Akhir kata, aku Fathur Rachman pamit undur diri. Selamat menjalani #HidupSeutuhnya!

Referensi:

Chris, N. (2016). Remaja, Media Sosial dan Cyberbullying. Jurnal Ilmiah Komunikasi, 5(2), 119–139.

Silverton, L. (2021). All The Reasons Why Cancel Culture Is So Toxic For Our Mental Health. Vogue.Co.Uk. https://www.vogue.co.uk/beauty/article/cancel-culture-toxic-for-mental-health

Rutledge, P. (2021). Cancel Culture: Accountability or Bullying? Psychologytoday.Com. https://www.psychologytoday.com/us/blog/positively-media/202103/cancel-culture-accountability-or-bullying

Read More
judi

5 Tips Menghadapi Komentar Negatif di Media Sosial

tips menghadapi komentar negatif di media sosial
Satu Persen – Tips Menghadapi Komentar Negatif di Media Sosial

Hi, Perseners! How’s Life?

Kenalin aku Fathur sebagai Blog Writer di Satu Persen.

Pernah gak kamu lagi scrolling di Twitter terus menemukan seseorang yang sedang dihujat sama netizen karena terkena kasus skandal? Nah, tentu gak dipungkiri lagi kamu bakal ngeliat kalimat-kalimat yang bernada provokatif, merendahkan, dan rasis dari netizen.

Tapi, apakah kamu pernah membayangkan jika kamu dalam posisi korban yang diberi komentar negatif oleh netizen di media sosial? Betapa ngerinya jika hujatan tersebut bisa memengaruhi pikiran dan kesehatan mental terlepas perbuatan kamu itu salah atau benar. Oleh karena itu, aku bakal ngasih berbagai tips cara menghadapi komentar negatif biar kamu tenang dan masih memiliki kesehatan mental yang baik.

Tapi, sebelum itu kita perlu tau dulu nih, apa itu komentar negatif. Yuk, langsung aja masuk ke pembahasannya!

Apa Itu Komentar Negatif?

hate speech meme
Sumber: imgflip.com

Komentar negatif atau biasa juga dikenal dengan kata hate speech didasarkan dari kata ‘hate’ yang berarti benci dan kata ‘speech’ yang berarti perkataan yang berasal dari ucapan seseorang. Jadi, apa itu komentar negatif?

Komentar negatif adalah perbuatan yang dilakukan seseorang atau kelompok untuk mengirimkan pesan provokasi, hasutan, ataupun hinaan kepada. Hal ini bisa kamu rasakan dalam bentuk verbal maupun lisan. Komentar negatif juga merupakan bagian dari marginalisasi di mana seseorang atau sekelompok orang digambarkan buruk (Eriyanto, 2011: 124).

Yang perlu Perseners juga ketahui, sayangnya kita gak bisa mengendalikan bagaimana cara orang lain berpikir dan bertindak. Oleh karena itu, ada baiknya kita belajar untuk mengelola diri kita sendiri ketika menemukan hate speech di kehidupan sehari-hari kita.

Baca juga: Efek Negatif Cancel Culture bagi Kesehatan Mental dan Cara Mengatasinya

Bagaimana Cara Menghadapi Komentar Negatif?

Buat kamu yang sedang merasa terkena komentar negatif, tentu kamu bakal bingung memikirkan bagaimana cara menghadapinya. Tapi tenang, Perseners! Kamu bisa melakukan lima tips agar kamu bisa menghadapi komentar negatif dengan penuh ketenangan dan persiapan.

1. Refleksi Diri

mengenal diri
Sumber: pinterset.com

Cara pertama dengan refleksi diri yang merupakan bagian dari perenungan diri terhadap perasaan, kebiasaan, daana perlakuan yang telah diperbuat. Hal ini bisa kamu tanyakan kepada diri kamu sendiri seperti dengan mengetahui kelebihan dan kekurangan atas, khususnya hal yang membuat kamu sampai bisa terkena komentar negatif.

Melakukan refleksi gak semudah dari apa yang kamu bayangkan. Kamu harus memiliki waktu yang benar-benar tenang untuk bisa memahami diri kamu. Tapi, kamu juga bisa mulai dari menyiapkan berbagai pertanyaan yang sedang terjadi belakangan ini dan nanti akan dijawab untuk mendapatkan solusinya ketika kamu sudah tenang.

Baca juga: 5 Cara Mengatasi Kesalahan dalam Hidup Agar Bisa Cepat Move On

2. Konfirmasi dan Hindari Konfrontasi

using phone - menggunakan ponsel
Sumber: pinterest

Meskipun kamu mendapatkan komentar negatif berupa opini tajam atau hujatan, kamu masih bisa melakukan sesuatu untuk hal yang kamu rasa itu salah. Tapi bagaimana cara membalas opini yang menyinggungmu ketika terkena komentar negatif?

Yang harus dilakukan sebelum menjawab adalah meneliti dan menyeleksi opini dengan saksama. Setelahnya, kamu bisa konfirmasi ujaran yang menurutmu kurang tepat. Tapi ingat, kamu harus tetap fokus menyinggung pesan yang diberikan, bukan mengarah pada penulisnya.

Cara lain juga dengan memakai komunikasi asertif dalam menyampaikan pesan yang akan diberikan. Komunikasi asertif membuat kamu untuk bisa menghargai orang lain meskipun pendapatmu berbeda dengan orang lain.

3. Tunjukkan Hal Positif

meme berpikir positif
Sumber: memecreator.com

Menumbuhkan citra yang baik pasca mengalami komentar negatif adalah suatu langkah yang tepat. Hal ini akan mengalihkan keburukan apa saja yang dikatakan orang lain tentang sifatmu. Kamu juga bisa sekaligus membuktikan bahwa sifat kebaikanmu yang sebenarnya di mata netizen. Hal positif yang kamu dapat berikan kepada netizen bisa seperti memberikan berbagai hal yang berguna bagi pengguna media sosial seperti aksi kemanusiaan dan memberikan informasi penting serta berguna.

4. Meminta Maaf dan Memaafkan

minta maaf - sorry
Sumber: pinterest

Tentu semua orang di muka bumi pernah mengalami kesalahan, bukan? Tapi, apakah di antara kalian pernah memaafkan orang yang salah dan meminta maaf jika kalian memiliki kesalahan? Mungkin terdengar suatu hal yang kecil, tapi ternyata sangat sulit dilakukan di kenyataanya. Khususnya dalam menanggapi komentar negatif.

Saat kamu mengalami komentar negatif, yang pertama kamu perlu lakukan adalah meminta maaf dengan menjelaskan kebenaran apa yang kamu telah perbuat agar orang lain bisa memahami. Selain itu, kamu juga perlu tulus ketika meminta maaf agar terhindar dari kebencian berkepanjangan.

Begitu pula dengan memaafkan. Jika terdapat salah satu netizen yang mencaci maki kamu, hal yang bisa kamu lakukan adalah memaafkannya terlebih dahulu agar diri kamu gak terbawa emosi. Setelahnya, kamu bisa menjawab hujatannya tanpa konfrontasi dan sikap yang ramah.

5. Report dan block

using phone
Sumber: pinterest

Jika komentar negatif yang kamu rasakan telah mengganggumu dan terlewat dari batas wajar. Maka yang kamu bisa lakukan adalah mulai melaporkan akun tersebut agar kamu bisa menyaring informasi yang hanya ingin kamu baca.

Tapi jika dirasa sudah sangat mengganggu sekali, kamu bisa mempergunakan fitur blokir di media sosial agar kamu tidak bisa lagi berinteraksi lagi dengannya. Sebelum kamu blokir, kamu juga perlu untuk mendokumentasikan hal-hal yang menyinggungmu sebagai alat bukti untuk kedepannya jika masalah menjadi lebih besar.

Dampak Komentar Negatif bagi Kesehatan Mental

Setiap orang mempunyai sifat dan karakteristik yang berbeda. Terlebih dalam menanggapi suatu permasalahan seperti komentar negatif. Tapi, tahukah kamu kalau komentar negatif ini memiliki berbagai dampak negatif?

Nah, salah satu dampak negatifnya adalah kamu berpotensi untuk meningkatkan beban akibat perbuatan yang dilakukan pelaku. Bahkan, hal ini juga dapat memicu terjadinya kekerasan hingga sikap prasangka buruk terhadap seseorang.

Misalnya, ada orang yang suka merendahkan orang lain berdasarkan gender yang ia miliki atau pendapatnya yang berbeda dengan yang lain. Hal ini akan menyebabkan seseorang banyak pikiran dan akan meningkatkan tingkat depresi seseorang.

Apakah kamu sedang mengalaminya? Kamu mendapatkan komentar negatif di media sosial dan mempengaruhi kesehatan mentalmu? Coba deh kamu ikut te sehat mental, gratis di sini.

Nah, jika kamu perlu bantuan karena merasa takut dan muncul tanda-tanda seperti kecemasan dan depresi, kamu bisa langsung menghubungi tim psikolog Satu Persen yang akan membantu kamu untuk memecahkan solusi yang sedang dialami.

Untuk lebih jelasnya kamu bisa klik di bawah ini, ya!

CTA-Blog-Post-06-1-1

Akhir kata, aku Fathur Rachman dari Satu Persen. Selamat menjalani #Hidupseutuhnya.

Referensi:

Kurniawan, R., Alhakim, A., Nur Arafah, N., Angelino, K., Tan, C., Internasional Batam, U., Gajah Mada, J., & Ladi, S. (2021). Cintai Diri Sendiri dan Bangun Simpati untuk Mencegah Bullying dan Hate Speech di Kalangan Pemuda. Jurnal ABDIMASA Pengabdian Masyarakat, 4(2), 44–51.

Read More