putinvzrivaetdoma.org

media online informasi mengenai game online tergacor di tahun 2023

Mengganggu

judi

Kenali Lingkungan Kerja Toxic yang Dapat Mengganggu Kesehatan Mentalmu

lingkungan kerja toxic
Satu Persen – Lingkunan Kerja Toxic

Stres di tempat kerja sebenarnya wajar-wajar aja, kok. Saat kamu merasa lelah dan butuh istirahat, ternyata target belum tercapai, dikejar deadline, harus kerja ekstra, client yang agak ‘rewel’, dan hal-hal lainnya yang terasa sedikit menjengkelkan bisa aja justru terjadi. Well, kalau nggak stres mungkin keberadaan kamu sebagai manusia harus dipertanyakan.

Kalau situasinya lebih buruk daripada itu, misalnya kamu sering diberikan kerjaan yang berlebih (yang tidak masuk akal), kurangnya tunjangan dan kompensasi, rekan kerja yang suka bergosip, kamu merasa tertekan, bahkan kamu sering menangis di tempat kerja, hal ini bukan stres biasa. Bisa jadi lingkungan kerjamu termasuk ke dalam lingkungan kerja yang tidak sehat atau sering dikenal sebagai toxic work environment atau lingkungan kerja toxic.

Toxic work environment adalah suatu kondisi lingkungan kerja di mana budaya perusahaan, rekan kerja, situasi kerja, dan kombinasi dari itu semua membuat seseorang merasa terganggu sehingga berpengaruh kepada kondisi kesehatan mental.

Gimana ciri-ciri lingkungan kerja toxic? Gimana caranya menyelamatkan diri dari lingkungan kerja yang tidak sehat? Kali ini, aku, Sista, Blog Writer dari Satu Persen akan berbagi informasi seputar lingkungan kerja yang toxic. Baca sampai habis untuk dapat keseluruhan insight-nya, ya~

Ciri- ciri Lingkungan Kerja Toxic

Setelah memahami sekilas bagaimana gambaran dari Toxic Work Environment, berikut adalah beberapa ciri-cirinya:

1. Lebih banyak kehidupan kerja daripada kehidupan pribadi

overworked meme - meme capek kerja
Source: Pinterest

Perseners, kamu sering membawa pekerjaan ke rumah? Atau kamu terbiasa membuka email di tengah malam? Lalu, mulai bekerja lagi keesokan paginya hingga larut malam. Begitu seterusnya.

Kalau kamu merasakan hal ini, bahkan di hari libur masih mengurusi pekerjaan, mungkin perusahaan kamu memiliki budaya perusahaan yang tidak sehat untuk para karyawan. Meskipun kamu termasuk orang yang senang bekerja keras, ketika pekerjaan sudah memotong waktu pribadi dan merusak kebahagiaanmu, mungkin ada suatu kesalahan di dalamnya, Perseners.

Baca juga: Waktu Habis buat Kerja? 5 Cara Menjaga Work-Life Balance

2. Kamu merasa tidak berkembang

Kalau kamu masih berada di posisi yang sama sejak lama, tidak pernah diberikan kesempatan untuk mengembangkan potensi, tidak adanya peningkatan skill, merasa tidak bersemangat, sepertinya kamu harus bergerak dari perusahaan itu, Perseners. Coba perhatikan rekan kerjamu, apakah tidak ada antusiasme dari mereka? Jika iya, mungkin saat ini kamu sedang berada di kondisi lingkungan kerja yang tidak sehat.

3. Rekan kerja tidak profesional

Coba perhatikan kembali lingkungan di sekitarmu. Apakah rekan kerjamu tidak pernah menganggap serius pekerjaannya? Misalnya, selalu datang terlambat ketika rapat, tidak antusias dengan pekerjaannya, senang mengumbar gosip, dan selalu mengeluh. Idealnya, lingkungan kerja yang baik didukung oleh rekan kerja yang supportive, profesional, menyenangkan, dan bahagia untuk membuat hari-hari kerja kamu jauh lebih baik.

4. Bos yang kejam

boss meme - meme toxic boss
Source: boredpanda.com

Seseorang yang memiliki kekuasaan lebih besar, belum tentu memiliki jiwa kepemimpinan yang lebih baik loh, Perseners. Jika atasan kamu sering menuntut untuk selalu setuju dengannya, sering memberi tahu bahwa ia benar, mengharapkan orang lain untuk menjadi sempurna, lebih parahnya lagi, mungkin atasan kamu pernah berkata, “Kamu seharusnya merasa beruntung dapat pekerjaan ini!”,  it’s a big no no.

Hanya karena atasanmu berada di posisi yang lebih tinggi, bukan berarti ia dapat berlaku seenaknya kepada karyawannya. Mungkin ini saatnya kamu mempertimbangkan kembali pengajuan resign untuk kehidupan kerja yang lebih baik.

Dampak Lingkungan Kerja Toxic pada Kesehatan Mental

work meme - meme kerja
http://me.me

Jika kamu merasakan ciri-ciri yang telah disebutkan tadi, kemungkinan besar kamu sedang berada di lingkungan kerja toxic. Apa sih dampaknya buat kesehatan mental? Nah, ini dia beberapa tanda-tanda yang akan ditimbulkan kalau kamu sedang berada di lingkungan kerja toxic:

1. Ketakutan

Kalau kamu sedang terjebak dalam lingkungan kerja yang toxic, kamu mungkin sering merasa khawatir untuk datang ke kantor. Kamu merasa cemas untuk menghadapi orang-orang di kantor yang mungkin saja memiliki sikap yang buruk terhadapmu.

2. Gelisah

Tanda-tanda lainnya yaitu sering merasa gelisah dan tidak nyaman dengan lingkungan di sekitar. Ibaratnya, mungkin kamu merasa sedang berjalan di atas jarum dan mencoba menghindari rintangan-rintangan berat di tempat kerja.

3. Putus Asa

Ketidaknyamanan terus-menerus dari tempat kerja yang toxic dapat menyebabkan rasa putus asa yang berkepanjangan loh, Perseners. Misalnya dapat dilihat dari kurangnya minat untuk berbagi ide baru, tidak tertarik dengan pekerjaan, atau tujuan departemen kamu.

4. Sakit

Lingkungan kerja toxic bisa menyebabkan karyawan sakit karena stres tingkat tinggi yang kemungkinan mempengaruhi kesehatan fisik. Dalam kasus yang lebih ekstrem, dapat menimbulkan masalah jantung, tekanan darah tinggi, kurang tidur atau kelelahan. Coba ikut tes tingkat stres yuk supaya kamu paham apakah kamu sedang stres atau tidak.

Baca juga: Kesehatan Mental Bisa Memengaruhi Kesehatan Fisik? Benar Gak Sih?

Cara Menyelamatkan Diri dari Lingkungan Kerja Toxic

toxic workplace meme - meme tempat kerja toxic
Source: memegenerator.net

Untuk membuat kehidupan kamu menjadi lebih baik, coba lakukan kiat-kiat berikut ini untuk menyelamatkan diri dari lingkungan kerja toxic!

1. Buat batasan untuk diri sendiri

Batasan yang dimaksud bisa dimulai dari hal-hal yang kecil, contohnya selalu mengambil waktu istirahat saat makan siang, tidak membawa pekerjaan ke rumah, luangkan waktu untuk menjalin pertemanan di luar pekerjaan, dan jangan membagikan terlalu banyak detail pribadi di tempat kerja.

2. Carilah teman yang merasakan hal yang sama

Cara lainnya yang dapat dilakukan untuk menyelamatkan diri dari lingkungan kerja yang toxic adalah dengan mencari teman yang merasakan hal yang sama seperti kamu. Temukan satu atau dua orang yang tepat untuk dapat menjadi teman curhat, sehingga kamu dan temanmu bisa saling memberikan dukungan satu sama lain.

3. Buat lingkungan yang positif

Kalau kamu merasa lingkungan kamu memberikan energi yang negatif, kamu bisa mulai untuk membuat lingkungan yang positif dari diri sendiri. Misalnya, menghindari gosip, tetap bersikap ramah pada orang lain, dan hal lainnya yang dapat memberikan energi positif. Kamu juga bisa nonton konten-konten dari Channel YouTube Satu Persen tentang pemahaman diri dan produktivitas. Mungkin beberapa video bisa membantu kamu untuk lebih kuat menghadapi situasi saat ini dan hidup seutuhnya.

4. Lakukan sesuatu yang kamu senangi setelah bekerja

Entah itu olahraga, memasak, menonton film, dan lain sebagainya yang dapat membantu kamu mengalihkan pikiran dari pekerjaan. Intinya adalah lakukan kegiatan yang membuat kamu bahagia, dan pastikan kamu menjalani kehidupan yang menyenangkan setelah seharian berkutat dengan pekerjaan yang melelahkan.

Jadi, itu tadi merupakan cara-cara supaya kamu dapat menyelamatkan diri dari lingkungan kerja toxic. Para peneliti menemukan bahwa tempat kerja toxic berkaitan dengan peningkatan tingkat depresi dan kecemasan loh, Perseners. Kalau kamu sejauh ini masih merasa kesulitan dalam menghadapi lingkungan kerja yang toxic, kamu bisa ikuti program Mentoring dari Satu Persen dengan klik banner di bawah ini!

Mentoring-5

Meskipun tidak mudah mengubah budaya di tempat kerja, kamu bisa melakukan tips-tips yang sudah disebutkan tadi untuk membantumu melawan energi negatif di tempat kerja. Tentu membutuhkan waktu untuk dapat menerapkannya dengan baik, namun hal-hal sederhana tersebut dapat menoleransi kondisi kamu saat ini sampai kamu bisa mengatasinya ataupun keluar dari kondisi tersebut.

Referensi:

https://www.psychologytoday.com/us/blog/happiness-is-state-mind/201903/how-recognize-toxic-work-environment-and-get-out-alive

How a Toxic Workplace Can Impact your Mental Health

https://www.topresume.com/career-advice/how-to-handle-toxic-work-environment

Read More
judi

Mengapa Kita Memiliki Imajinasi yang Mengganggu?

pikiran intrusif
Satu Persen – Pikiran Intrusif

Halo, Perseners! Apa kabar? Semoga kalian dalam keadaan baik dan bahagia selalu, ya!

Perkenalkan aku Anggi, Part-time Blog Writer Satu Persen.

pikiran intrusif
Source: The New Yorker

Setiap hari, kepala kita sibuk memikirkan berbagai macam hal. Sebuah studi menemukan bahwa otak manusia menghasilkan sekitar 6.200 pikiran per hari. Banyak sekali, bukan? Pikiran-pikiran ini bisa bersifat negatif, positif, atau bahkan muncul dalam bentuk pikiran-pikiran acak yang nggak berarti.

Tetapi, pernahkah kamu memiliki imajinasi negatif atau positif yang seakan mengganggu? Misalnya, saat kamu mengendarai mobil, terlintas keinginan untuk menginjak pedal gas dalam-dalam dan menabrak mobil yang ada di depanmu, atau mungkin kamu pernah berpikir untuk menyakiti diri saat sedang menggunakan benda tajam?

Nah, jika iya, pikiran-pikiran itulah yang dikenal dengan pikiran intrusif.

Setiap orang memiliki pikiran yang intrusif dari waktu ke waktu. Kebanyakan orang bisa mengabaikannya seakan-akan itu hanyalah angin lalu. Namun, beberapa orang mungkin memiliki kondisi mental yang membuat mereka kesulitan mengendalikan pikiran-pikiran yang bersifat intrusif ini.

Maka dari itu, melalui blog ini kita akan memahami lebih dalam perihal pikiran intrusif, mulai dari apa itu pikiran intrusif, penyebab, jenis-jenisnya, hingga cara untuk menghilangkan pikiran negatif yang intrusif.

Jadi, simak baik-baik, ya pembahasannya!

Apa itu Pikiran Intrusif?

apa itu pikiran intrusif
Source: My Therapy NYC

Pikiran intrusif adalah pikiran yang tidak diinginkan dan muncul secara tiba-tiba. Menurut Anxiety and Depression Association of America (ADAA), pikiran intrusif muncul tanpa disengaja dan tanpa ada hubungannya dengan kenyataan atau keinginan seseorang.

Pikiran intrusif bisa muncul dalam bentuk apa saja. Pikiran negatif ini dapat berupa imajinasi atau pikiran yang bersifat brutal dan menjijikan, atau muncul dalam bentuk kekerasan, seksual, dan bertentangan dengan nilai-nilai.

Selain itu, pikiran intrusif juga bisa bersifat eksplisit. Inilah mengapa orang kerap kali merasa terkejut, nggak nyaman, atau bahkan sulit menerima apa yang telah mereka pikirkan, meski pikiran-pikiran ini nggak benar-benar direalisasikan di kehidupan nyata. Sebagian orang lainnya juga mungkin merasa malu karena memiliki pemikiran yang bersifat intrusif, sehingga mereka merahasiakannya atau bahkan menolak untuk mencari bantuan.

Penyebab Pikiran Intrusif

Para peneliti dan psikolog masih mempertanyakan alasan mengapa pikiran intrusif dapat tiba-tiba muncul di benak manusia. Meski begitu, terdapat teori yang setidaknya bisa menjawab  pertanyaan ini.

Dikatakan bahwa pikiran intrusif adalah hasil dari masalah-masalah yang pernah dihadapi seseorang di kehidupan. Kadang kala orang dihadapi dengan masalah-masalah, seperti masalah keluarga, percintaan, dan pekerjaan, yang coba dikunci rapat-rapat di alam bawah sadar.

Namun, tindakan ini sering kali nggak berhasil. Sedemikian ketika masalah-masalah ini muncul kembali ke alam sadar manusia, biasanya mereka dapat muncul dalam bentuk pikiran intrusif.

penyebab pikiran intrusif
Source: The Mighty

Dalam beberapa kasus, pikiran intrusif disebabkan oleh masalah kesehatan mental yang ada di dalam diri kita, seperti OCD, PTSD, gangguan makan, dan kecanduan. Pikiran-pikiran ini juga bisa menjadi gejala masalah kesehatan lain, seperti cedera otak.

Jenis-jenis Pikiran Intrusif

Ada banyak jenis pikiran intrusif yang berpotensi menimbulkan rasa bersalah, takut, malu, atau nggak nyaman. Berikut ini adalah jenis-jenis pikiran intrusif yang paling umum ditemukan:

1. Seksual

Sebagian orang mungkin memiliki pikiran-pikiran perihal tindakan seksual yang dianggap tabu. Pikiran seksual intrusif dapat muncul dalam bentuk mempertanyakan orientasi seksual dan tendensi untuk melakukan tindakan seksual dengan seseorang. Salah satu contohnya adalah ketakutan akan memiliki anggota keluarga atau ketakutan akan orientasi seksual.

Meskipun orang dengan pikiran intrusif jenis ini tidak benar-benar merealisasikan apa yang mereka pikirkan, akan sulit bagi mereka untuk membicarakan masalah ini, sehingga mungkin menyebabkan mereka ragu untuk mencari pertolongan.

Baca Juga: Kenali Compulsive Sexual Behavior, Gangguan Seksual yang Buat Candu

2. Hubungan

Orang-orang mungkin khawatir tentang hubungan mereka, di mana pikiran-pikiran ini dapat menimbulkan kecemasan. Pikiran intrusif terkait hubungan misalnya: kamu terlalu terobsesi menganalisis perilaku pasanganmu, kamu sering mencari-cari kesalahan pasanganmu, atau kamu terus-menerus mencari kepastian dan meragukan kesetiaan pasanganmu.

3. Pikiran Negatif

pikiran negatif
Source: Know Your Meme

Pikiran negatif tentang diri sendiri adalah salah satu gejala umum depresi. Saat sedang sedih, pikiran-pikiran negatif seperti misalnya: “Aku pecundang” atau “Aku benar-benar nggak berharga” kerap muncul.

Emosi di balik pikiran-pikiran negatif ini bisa begitu kuat, sehingga membuat kamu berpikir bahwa apa yang kamu pikirkan itu adalah faktanya, padahal itu hanya pikiran intrusif.

4. Keraguan

Keraguan adalah salah satu jenis pikiran intrusif yang paling umum. Kamu bisa ragu akan aspek-aspek besar hingga kecil dalam hidup kamu.

Sebagai contoh, pikiran intrusif mungkin dapat menyebabkan kamu meragukan pacarmu atau mempertanyakan orientasi seksual kamu. Kemudian, kamu juga mungkin aja ragu tentang apakah kamu sudah mematikan kompor, mengunci pintu, atau mengirim pesan teks ke orang yang tepat.

5. Kekerasan

Pikiran mengganggu tentang melakukan tindakan kekerasan atau sesuatu yang ilegal juga sangat umum dialami. Kamu mungkin berpikir untuk menyakiti diri sendiri atau orang lain. Contohnya, kamu ingin membunuh orang yang kamu cintai, menggunakan pisau untuk melukai diri sendiri atau orang lain, meracuni makanan seseorang, dan lain sebagainya.

kekerasan
Source: The Mighty

Orang yang mengalami pemikiran ini mungkin menghindari tempat umum dan kontak dengan orang-orang. Biasanya, nggak ada arti di balik pikiran-pikiran ini. Kamu nggak mau melakukannya, tapi kepalamu seringkali membayangkannya. Hal ini membuat kamu mempertanyakan dirimu sendiri “Apakah benar ini yang aku inginkan?”. Dengan demikian, kamu takut bahwa jauh di lubuk hati, sebagian dari diri kamu memang ingin melakukannya, dan itulah mengapa kamu begitu memikirkannya.

Bagaimana Cara Mengatasi Pikiran Intrusif yang Negatif?

Source: Ahseeit

1.Terima kenyataan bahwa kamu memiliki pikiran intrusif

Hal pertama yang sebagian orang lakukan saat dihadapkan dengan pikiran intrusif adalah mencoba untuk melupakannya. Akan tetapi, ada kemungkinan metode ini bisa menghasilkan efek sebaliknya– kamu hanya akan semakin memikirkan pikiran-pikiran negatif ini.

Alih-alih secara sadar menekan pikiran kamu, cobalah untuk mengalihkan perhatian dari pikiran intrusif dengan melakukan aktivitas yang menarik. Misalnya dengan menyelesaikan puzzle atau membaca buku.

Selain itu, jangan mencoba mencari tahu apa arti di balik pikiran intrusif yang negatif ini. Atau menggunakan berbagai langkah pencegahan yang kurang tepat karena ini akan menyebabkan diri sendiri memberi perhatian ekstra pada pikiran-pikiran intrusif. Demikian, menerima dan menyadari bahwa kamu memiliki pikiran intrusif adalah salah satu cara untuk menghilangkan pikiran negatif dengan sendirinya. Ini karena pikiran intrusif jadi nggak lagi berarti apa-apa ketika kamu mengakui kehadirannya.

2. Identifikasi pola pikiran negatif kamu

Sering kali pikiran kamu nggak sepenuhnya acak, dan aktivitasmu sehari-harilah yang mempengaruhinya. Nah, untuk mengatasi ini, membuat jurnal tentang pikiran-pikiran intrusif yang negatif kamu dapat membantu kamu dalam memahami polanya.

Selain daftar pikiran kamu, catat juga bagaimana suasana hati dan aktivitas apa saja yang kamu lakukan. Saat kamu mulai memikirkan pikiran yang serupa, lihat catatan tersebut dan coba identifikasi polanya.

Mungkin pikiran-pikiran ini muncul ketika kamu memiliki banyak waktu luang, atau mungkin muncul setelah kamu menonton film kekerasan. Dengan melacak pola-pola ini, kamu mungkin dapat menemukan akar masalahnya dan memperbaiki masalah yang mendasarinya.

Baca Juga: Pikiran Negatif Merusak Hidup Positif

3. Terapkan perubahan positif ke dalam rutinitas harian kamu

Jika kamu mulai menanamkan kebiasaan hidup yang positif, kamu akan cenderung nggak  memiliki ruang untuk hal-hal yang negatif. Jadi, kenapa nggak coba membentuk kebiasaan-kebiasaan yang terbukti dapat membuat kamu merasa lebih baik? Misalnya dengan membentuk kebiasaan makan makanan sehat, berlatih yoga, atau jalan-jalan di luar.

Apabila kamu merasa lebih sering memiliki pikiran intrusif pada pagi hari, maka lakukan aktivitas ini segera setelah kamu bangun tidur. Pergeseran dalam pola pikir dapat menjadi salah satu cara agar tidak berpikir negatif.

perubahan positif
Source: Meme

4. Terapi kognitif perilaku (CBT)

Individu yang memiliki pikiran intrusif dari Obsessive Compulsive Disorder (OCD) atau Post-traumatic Stress disorder (PTSD)  kompleks mungkin bisa mengatasinya dengan berlatih menerapkan mindfulness. Namun, tentu saja ini nggak cukup.

Perawatan lain seperti terapi kognitif perilaku atau CBT mungkin dibutuhkan. CBT telah terbukti 70% efektif pada pasien dengan OCD. Sebagai perawatan yang  melibatkan detoksifikasi pikiran intrusif negatif, pasien perlu mengatasi ketakutan mereka yang nantinya dapat membantu meringankan kompulsi, yakni tindakan fisik atau mental yang berulang-ulang.

Baca Juga: Mengenal OCD, Gangguan Penyakit yang Menimbulkan Kecemasan

Setiap orang pasti pernah memiliki pikiran intrusif dari waktu ke waktu. Pikiran-pikiran ini mungkin bisa bikin nggak nyaman, apalagi jika muncul dalam bentuk pikiran negatif. Keep in mind bahwa ini cuma salah satu dari sekian banyak hal yang kamu pikirkan setiap hari. Biar kamu semakin paham sama pikiran diri sendiri, coba ikuti Tes Sehat Mental ini.

Namun, apabila kamu sudah berusaha keras untuk mengabaikannya dan pikiran ini justru semakin tak terkendali, ada baiknya kamu segera mencari bantuan dari tenaga ahli. Salah satunya, kamu bisa coba konseling dengan psikolog-psikolog profesional yang ada di Satu Persen.

Melalui layanan Konseling Satu Persen, kamu bisa melakukan konsultasi one-on-one dengan psikolog Satu Persen yang dapat membantu kamu menghadapi masalah-masalahmu. Nggak cuma itu, kamu juga akan mendapatkan tes-tes untuk mengenal diri kamu lebih dalam seperti Tes Kesehatan Mental, Kepribadian, dan Minat Karir.

Nah, untuk informasi lebih lengkapnya, kamu bisa klik gambar di bawah ini:

CTA-Blog-Post-06-1-16

Sebagai referensi tambahan, kamu juga boleh banget tonton video Youtube Satu Persen di bawah ini. Pas buat kamu yang pengin belajar cara menghilangkan pikiran negatif dan menjaga energi positif.

So, sekian tulisan ku kali ini. Aku Anggi Part-time Blog Writer Satu Persen pamit undur diri! Semoga tulisan ini bermanfaat dan sampai jumpa di tulisan ku berikutnya!!

Sumber:

  • Veazey, Karen. (2021). Examples of Intrusive Thoughts You Might Be Having (And When They Become Problem). Good RX Health. Retrieved, 9 January 2022, from https://www.goodrx.com/conditions/obsessive-compulsive-disorder/intrusive-thoughts-examples
  • Kandola, Aaron. (2020). What are Intrusive Thoughts?. Medical News Today. Retrieved, 9 January 2022, from https://www.medicalnewstoday.com/articles/intrusive-thoughts
  • https://www.rtor.org/2020/05/18/5-ways-to-free-your-mind-from-intrusive-thoughts/
  • Childrey, Krystal. (2020). 5 Ways to Free Your Mind from Intrusive Thoughts. Rtor.org. Retrieved, 9 January 2022, from https://screening.mhanational.org/content/types-intrusive-thoughts/
  • Northpoint. (2020). 7 Tips on How to Stop Intrusive thoughts. Retrieved, 9 January 2022, from https://www.northpointrecovery.com/blog/7-tips-deal-stop-intrusive-thoughts/
  • OCD UK. (2021).  What are compulsions?. Retrieved, 15 January 2022, from https://www.ocduk.org/ocd/compulsions
Read More
judi

Ketika Keinginan Menjadi Obsesi yang Mengganggu

fenomena fetish disorder
Satu Persen – Fetish Disorder

Halo, Perseners! Gimana kabarnya?

Ada gak sih hal yang lo suka baik itu benda ataupun sesuatu yang menurut lo wajar tapi menurut orang lain gak wajar? Kalau misalnya ada, berarti hal itu disebut dengan fetish, Perseners. Nah, fetish ini sendiri simpelnya merupakan bentuk ketertarikan terhadap objek yang tidak menimbulkan kerugian terhadap orang lain.

Tapi, kalau misalnya udah menimbulkan kerugian terhadap orang lain, apakah masih disebut fetish? Kalau sudah menimbulkan kerugian dan mengganggu kesehatan mental, biasanya disebut dengan fetisisme atau fetish disorder, Perseners.

fetish disorder
Sumber dari verywellmind.com

Karena lagi ngomongin tentang fetish nih, di artikel kali ini gue akan mencoba membahas masalah psikologis, yaitu fetisisme atau fetish disorder. Jadi, simak hingga akhir dan jangan lupa buat share ke teman-teman maupun kerabat lo. Selamat membaca!

Tapi sebelumnya, ada pepatah bilang, tak kenal maka tak sayang, semakin kenal tambah sayang. Jadi, kenalin nama gue Dimsyog (acronym dari Dimas Yoga). Di sini gue sebagai Part-time Blog Writer dari Satu Persen. Simak sampai habis, ya!

Baca juga: Mengenal 5 Jenis Gangguan Kecemasan (Mungkin Kamu Mengalami Gejalanya)

Apa itu Fetish?

apa itu fetish
Sumber dari memegenerator.net

Apakah lo bertanya-tanya kalau diri lo punya fetish atau pasangan lo mungkin memilikinya? Setelah ditelusuri, istilah fetish sendiri telah menjadi cukup mainstream, pemahaman orang tentang apa yang merupakan fetish dan kapan menjadi masalah.

Kebenarannya adalah bahwa fetish hanya menjadi masalah ketika fetish itu sendiri mengganggu hidup lo atau menyebabkan penderitaan yang tidak semestinya kepada lo atau orang-orang di sekitar lo. Sebagai contoh, suami yang tidak lagi menemukan dirinya tertarik secara seksual pada tubuh istrinya dan sebaliknya hanya bisa terangsang dengan melihat sepatunya akan dianggap memiliki fetish yang bermasalah.

Fetish juga datang dalam berbagai bentuk dan ukuran, mulai dari fetish kaki yang disebutkan di atas hingga kegemaran terhadap kulit, karet, atau aspek tertentu dari praktik BDSM.

Pengertian Fetisisme atau Fetish Disorder

pengertian fetish disorder
Sumber dari Funvizeo

Fetisisme atau fetish disorder ditandai dengan pola gairah seksual yang mengganggu dan terus-menerus yang melibatkan penggunaan benda mati atau bagian tubuh nongenital tertentu. Dalam penggunaan klinis, istilah “fetish” menggambarkan suatu objek, seperti kaki pasangan, yang digunakan oleh individu untuk mencapai gairah seksual dan orgasme. Orang dengan fetish seksual mungkin perlu menyentuh, memakai, mencium, atau melihat objek unik mereka, atau terlibat dalam fantasi tentang hal itu.

Dalam revisi American Psychiatric Association’s Diagnosis and Statistical Manual (DSM) dari edisi keempat hingga kelima, fetisisme berganti nama menjadi gangguan fetishistik atau fetish disorder. Diagnosis diperluas untuk mencakup parsialisme, di mana pasien mencapai gairah seksual melalui penggunaan bagian tubuh pasangan yang spesifik dan non genital.

Baca juga: Kenali Compulsive Sexual Behaviour, Gangguan Seksual yang Buat Candu

Gejala Fetish Disorder

Gejala utama fetish disorder adalah gairah seksual yang berulang dan intens, baik dari penggunaan benda mati atau fokus pada bagian tubuh nongenital, bermanifestasi sebagai fantasi, dorongan, atau perilaku. Seseorang dengan fetish disorder mungkin merasa malu dan tertekan pada fokus atipikal dari hasrat seksual mereka.

Gejala fetish disorder meliputi:

  • Gairah seksual yang berulang dan intens dari benda mati atau bagian tubuh nongenital, bertahan setidaknya selama 6 bulan.
  • Perasaan ini menyebabkan penderitaan yang signifikan secara klinis atau gangguan dalam fungsi sosial, pekerjaan, atau fungsi penting lainnya.
  • Objek fetish tidak terbatas pada barang-barang pakaian yang digunakan dalam crossdressing
  • Objek fetish tidak terbatas pada objek atau perangkat yang dirancang khusus untuk tujuan stimulasi genital (misalnya mainan seks, seperti vibrator atau dildo).

Orang dewasa yang aktif secara seksual kadang-kadang dapat terangsang oleh objek atau oleh bagian tubuh yang secara tradisional non-seksual. Tetapi jika tidak ada fiksasi dan tekanan mental, ketertarikan ini tidak akan diklasifikasikan sebagai gangguan mental.

Penyebab Fetish Disorder

penyebab fetish disorder
Sumber dari memecreator.org

Fetish biasanya berkembang dengan timbulnya pubertas. Beberapa ahli teori percaya bahwa fetisisme muncul karena asosiasi objek atau bagian tubuh dengan pengalaman awal seseorang tentang gairah seksual atau masturbasi. Belum ada bukti konklusif mengenai apa yang menyebabkan atau memicu fetish disorder.

Baca juga: 5 Fakta Perilaku Eksibisionis, Adegan Telanjang Kwak Dong Yeon di Drakor It’s Okay to Not Be Okay

Dampak Fetish Disorder pada Individu dan Hubungan

dampak fetish disorder
Sumber dari memes.ucoz.com

Fetish disorder cenderung menyebabkan rasa malu dan tekanan emosional pada individu yang mengalami jenis gairah ini. Konflik internal dan ketakutan akan penilaian dapat menyebabkan isolasi dan kesulitan menemukan atau berkomunikasi secara jujur dalam hubungan seksual.

Disfungsi seksual sering terjadi ketika objek fetisistik tidak ada. Disfungsi Ereksi (DE) atau Ejakulasi Tertunda (DE) dapat menyebabkan individu atau pasangan mencari pengobatan.

Pengobatan Fetish Disorder

pengobatan fetish disorder
Sumber dari Verywellmind

Terapi seks dengan terapis bersertifikat yang berspesialisasi dalam fetisisme adalah bentuk pengobatan terbaik untuk fetish disorder. Terapis seks bersertifikat dapat menggunakan terapi perilaku kognitif (CBT) untuk mengidentifikasi dan mengubah perilaku fetish disorder. CBT telah terbukti efektif untuk mengobati fetish disorder dalam kombinasi dengan pengobatan.

1.Terapi Seks

Terapis seks bersertifikat ini bakal bertanya soal riwayat seksual dan psikologi secara detail untuk mencari tahu dan menilai faktor apa saja yang bisa berkontribusi pada minat fetisistik seseorang. Biasanya diambil dari dorongan yang muncul, fantasi yang dimiliki, atau perilaku yang dilakukan oleh mereka

Terapis akan mengeksplorasi permulaan dan konteks gejala yang dialami, terutama setiap perubahan dalam situasi atau isyarat yang meningkatkan pemikiran atau dorongan fetisistik. Mereka kemudian kemungkinan akan menawarkan pelatihan tentang teknik perhatian dan perilaku yang dapat dijelajahi oleh individu atau pasangan.

2.Terapi Perilaku Kognitif (CBT)

Terapis seks dengan pelatihan CBT akan menggunakan teknik restrukturisasi kognitif untuk mengidentifikasi dan mengubah pikiran dan perilaku. Mereka mungkin menggunakan terapi keengganan atau citra terpandu untuk mengurangi minat pada objek fetisistik. Penelitian telah menunjukkan CBT menjadi pengobatan yang efektif untuk fetish disorder bila digunakan bersama dengan terapi obat.

Cara Mendapatkan Bantuan untuk Fetish Disorder

Kebanyakan individu yang menderita fetish disorder tidak mencari pengobatan karena malu atau takut dihakimi. Jika lo atau pasangan lo memiliki minat fetisistik yang menyebabkan penderitaan atau penurunan keseharian lo yang signifikan, mencari bantuan psikologis dengan profesional yang berpengetahuan dan tidak menghakimi adalah langkah pertama yang penting. Nah, jika lo bingung mau cari bantuan dari profesional lewat cara apa, lo bisa coba  layanan Konseling dengan psikolog dari Satu Persen.

Di konseling ini, lo bakal dapet tes psikologi supaya lo bisa tau gambaran kondisi lo saat ini. Berikutnya, lo juga akan dapat asesmen mendalam dan sampai akhirnya lo dapet worksheet dan terapi yang bakal disesuaikan sama hasil tes dan asesmen supaya bisa ngebantu lo secara tepat.

Lo bisa klik aja gambar di bawah buat cari tau lebih lanjut dan mendaftarkan diri untuk layanan konseling ini.

CTA-Blog-Post-06-1-16

Kalau lo masih ragu, lo dapat mencoba tes gratis dari kita terlebih dahulu. Dengan tes ini, lo akan tahu layanan konsultasi mana yang terbaik untuk masalah lo. Caranya gampang banget, cukup klik aja di sini.

Selain itu, lo juga bisa mendapatkan informasi lain mengenai kesehatan mental di channel YouTube Satu Persen. Dan jangan lupa buat dapetin informasi menarik lainnya di Instagram, Podcast, dan blog Satu Persen ini tentunya.

Akhir kata, sekian dulu tulisan dari gue. Gue Dimsyog dari Satu Persen, selamat mencoba untuk menjadi sahabat dan teman terbaik bagi diri lo sendiri. Semoga informasinya bermanfaat, ya! Dan pastinya selamat menjalani #HidupSeutuhnya!

Referensi:

Fetishistic Disorder: Causes & Treatment Options – Choosing Therapy. (n.d.). Retrieved January 19, 2022, from https://www.choosingtherapy.com/fetishistic-disorder/

Fetishistic disorder – UpToDate. (n.d.). Retrieved January 19, 2022, from https://www.uptodate.com/contents/fetishistic-disorder/print

Normalkah Seseorang Memiliki Fetish? Begini Penjelasan Psikolog. (n.d.). Retrieved January 19, 2022, from https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-5682122/normalkah-seseorang-memiliki-fetish-begini-penjelasan-psikolog

What Is a Fetish? (n.d.). Retrieved January 19, 2022, from https://www.verywellmind.com/what-is-a-fetish-5073866

Read More