putinvzrivaetdoma.org

media online informasi mengenai game online tergacor di tahun 2023

Mengalami

judi

Ini Tanda-tanda Kalau Kamu Mengalami Kelelahan Mental

Halo, Perseners! Kenalin gue Zahra, salah satu Blog Writer Satu Persen.

Dulu waktu berada di semester akhir perkuliahan, gue pernah yang namanya ngerasain stres berkepanjangan. Gue yakin kondisi ini juga dirasakan temen-temen yang berada di semester akhir. Ngerjain skripsian yang nggak kelar-kelar, nungguin balesan e-mail dan revisi dari dosen pembimbing, juga  di sisi lain ngeliat temen-temen yang satu per satu lulus bikin kita ke-trigger, “Aduh, gue kapan ya…?”

Rasanya tuh kayak pusing, tapi juga udah hampir kehilangan motivasi buat ngerjain. Makan rasanya nggak enak, mau beraktivitas juga nggak bersemangat. Hilang arah dan nggak fokus, tapi di otak juga rasanya banyak pikiran. Haduh!

Ternyata nih Perseners, kondisi ini dalam psikologi disebut sebagai burnout atau kelelahan emosional. Yap, yang namanya capek atau lelah ternyata nggak cuma menyerang fisik aja. Mental yang ada di diri kita ternyata juga bisa lelah.

Apa Itu Burnout?

Menurut Psychology Today, Burnout dapat diartikan sebagai rasa lelah yang dirasakan secara emosi, fisik, dan mental akibat kondisi kehidupan sehari-hari. Kelelahan ini dapat disebabkan oleh stres yang berkepanjangan atau stres yang berlarut-larut.

Baca Juga: Cara Menghilangkan Stres Berkepanjangan

Istilah ini pertama kali digunakan oleh psikiater Amerika C. Maslach pada tahun 1975. Maslach menggambarkan burnout sebagai sindrom yang gejalanya menyoroti perubahan perilaku emosional dan fisik pekerja. Umumnya terjadi pada pekerja yang pekerjaannya berhubungan dengan pelayanan kemanusiaan, seperti polisi, guru, dan perawat rumah sakit.

Namun, semakin kesini istilah burnout tidak hanya digunakan dalam dunia kerja profesional. Tetapi juga digunakan dalam kehidupan sehari-hari dengan kondisi yang sama. Sehingga burnout dapat dialami oleh siapa pun, dimana pun, dan kapan pun.

Herbert, seorang psikolog, juga menggambarkan burnout sebagai usaha berkepanjangan yang sudah dilakukan namun tidak dapat memenuhi ekspektasi, sehingga menyebabkan kelelahan fisik dan mental seseorang.

Untuk lebih memahami nih Perseners, dimensi burnout secara garis besar terbagi menjadi 3 bagian yaitu kelelahan, sinisme, dan inefisiensi. Yuk, kita bahas satu-satu!

1. Kelelahan

Dimensi ini merujuk pada banyaknya energi yang dikeluarkan untuk memenuhi ekspektasi yang tinggi. Ketika seseorang sudah melampaui batas maksimal yang dimiliki baik secara fisik maupun emosional, maka seseorang tersebut akan kekurangan energi untuk menerima hal-hal baru.

2. Sinisme

Sinisme mengacu pada bagaimana reaksi seseorang untuk menghadapi orang lain. Orang yang mengalami stres atau kelelahan mental, cenderung bersikap dingin atau mengurangi keterlibatan bahkan tidak terlibat terhadap sesuatu yang bersifat sosial. Sikap acuh yang dilakukan ini merupakan upaya untuk melindungi diri dari kelelahan yang dialami dan rasa kecewa yang mungkin terjadi.

3. Inefisiensi

Rasa lelah yang dialami seseorang secara terus menerus akan menciptakan inefisiensi dalam pekerjaannya. Hal ini erat kaitannya dengan timbulnya rasa kehilangan kepercayaan pada kemampuannya dan pada dirinya sendiri. Orang-orang yang mengalami burnout seringnya kehilangan motivasi untuk mengerjakan sesuatu yang bahkan sangat digemari.

meme burnout
Cr: Pinterest.com

Berbeda dengan kondisi stres yang menimbulkan cemas atau murung, kondisi burnout dapat menyebabkan timbulnya penyakit hipertensi dan depresi mental loh, Perseners.

So, nggak ada salahnya untuk tau ciri-ciri burnout untuk deteksi awal dan pencegahan burnout yang berkepanjangan.

Ciri-ciri Burnout

1. Merasa energi sangat terkuras atau sangat lelah

Orang yang mengalami kelelahan emosi seringkali susah untuk fokus melakukan sesuatu. Usaha lebih yang dikeluarkan untuk fokus inilah yang membuat energi cepat terkuras dan merasa sangat lelah.

2. Memiliki perasaan negatif atau sinis dengan pekerjaan seseorang

Seperti dimensi burnout yang kedua, orang-orang yang sedang burnout seringkali lebih sensitif perasaannya terhadap sesuatu. Sensitif dalam hal ini dapat diterjemahkan dengan perasaan mudah tersinggung atau memandang sesuatu dari segi negatif.

burnout - mudah tersinggung
Cr. idntimes.com

3. Berkurangnya produktivitas kerja

Produktivitas kerja saat burnout dapat berkurang beberapa diantaranya karena hilangnya motivasi melakukan sesuatu atau merasa sudah sangat lelah sehingga tidak bisa mengerjakan sesuatu dengan maksimal seperti biasanya.

Gimana Perseners, apakah kalian merasakan salah satu dari ciri-ciri di atas? Kalian bisa loh, ikut Tes Tingkat Keparahan Stres dari Satu Persen untuk memastikan lebih jelasnya. Tesnya nggak ada batasan waktu dan nggak ada jawaban benar atau salah, jadi kalian bisa enjoy ketika mengerjakan. Langsung cobain aja tesnya dengan klik di bawah ini, ya!

Coba juga: Tes Tingkat Keparahan Stres: Mengenal Diri Lebih Dalam

Kalau hasil yang Perseners dapatkan menunjukkan tingkat stres yang tinggi dan mengarah ke burnout, it’s okay. Burnout memang sebuah penyakit, tapi setiap penyakit tentu ada obatnya dan bisa diatasi kok! Meski begitu, ada baiknya juga kalau kita bisa mencegah burnout ini. Berikut ada beberapa cara untuk mencegah agar burnout tidak terjadi.

Cara Mencegah Burnout

Narkevis, Compton, dan McCarthy (1993) menyarankan beberapa usaha yang dapat dilakukan untuk mencegah burnout di pekerjaan. Tapi, menurut gue ini juga bisa teman-teman terapkan di non-pekerjaan. Langkah-Iangkah yang perlu dilaksanakan antara lain adalah:

1. Job Redesign atau Mengatur Ulang Jadwal Keseharian

Cara ini digunakan agar kegiatan sehari-hari yang dilakukan tidak membosankan dan menimbulkan kelelahan. Memodifikasi atau me-redesign jadwal kegiatan kamu dapat dengan menyelipkan hobi di tengah-tengah aktivitas atau mengikuti pengembangan kapasitas keahlianmu agar meminimalisir kewalahan dalam bekerja.

2. Restrukturisasi Reward atau Merencanakan Ulang Pemberian Reward untuk Diri Sendiri

Cara ini dilakukan dengan merencanakan ulang reward atau penghargaan yang akan kamu berikan ke diri kamu sendiri ketika sudah berhasil melaksanakan pekerjaan dan tanggung jawabmu. Ketika kamu menghargai diri kamu sesuai dengan pengorbanan yang diberikan maka kamu akan merasakan kepuasan kerja yang lebih tinggi.

3. Performance Management atau Mengelola Performa Keahlian

Hal ini mengacu pada bagaimana diri kamu dapat mempertahankan apa yang sudah kamu capai. Salah satu caranya yaitu dengan mendapat umpan balik atau feedback dari orang-orang di sekitar kamu. Umpan balik ini dilakukan sebagai salah satu cara berbagi rasa dengan orang-orang di lingkungan kamu.

Tapi, ketika kamu sudah terlanjur mengalami burnout, hal utama yang perlu kamu lakukan adalah istirahat. Yap! Take a break first! Ibarat hidup adalah turnamen lari marathon nih, kamu harus ambil jeda atau istirahat sebentar untuk bisa lari lebih jauh. Kalau bahasa sekarangnya mah healing dulu. Healing dengan cara dan versi kalian masing-masing.

So, itu dia beberapa hal yang bisa gue bagikan ke kalian tentang burnout. Kalau kalian mulai merasakan gejalanya dan butuh teman cerita yang bisa kasih solusi, bisa banget ikut layanan konseling dari Satu Persen.

Di akhir, gue cuma mau pesan buat jangan lupa jaga kesehatan fisik dan mental kita di tengah tuntutan tugas yang mungkin nggak ada habisnya. Sayangi diri kalian dan be happy!

Referensi:

Nankervis, A.R., ComptoR R.L., McCarthy, TE. 1993. StrategiC Human Resource Management. Thomas-Nelson. Australia Melbourne.

Andrea Castello. Burnout. Retrieved from www-psicologiadellavoro-org. Diakses 2021

Read More
judi

Sering Lupa? Bisa Jadi Kamu Mengalami Gejala Demensia

Demensia - Penyakit Lupa
Satu Persen – Sering Lupa? Bisa Kamu Mengalami Gejala Demensia

Perseners tau film Finding Nemo, ngga? Di film itu ada satu tokoh yang namanya Dory. Kalau yang udah nonton pasti tau banget betapa cepetnya Dory lupa sama suatu hal yang baru aja terjadi. Tapi kita sebagai penonton menganggap itu hal yang lucu, kan? Beda kalau kita yang ngerasain sendiri. Ya, ngga?

Nyariin HP karena lupa terakhir taruh di mana aja bisa bikin kita emosi. Apalagi kalau lupa sama berbagai hal. Pastinya itu bakal mengganggu aktivitas hidup kita banget. Kalau kamu sering lupa atau sulit buat mengingat-ingat suatu kejadian, bisa jadi kamu mengalami gejala demensia. Apa tuh demensia?

Nah, Perseners, kali ini aku Gaby Part-time Blog Writer Satu Persen bakal bahas soal demensia. So, baca artikel ini sampai habis biar bisa dapet informasi yang lengkap.

Apa itu Demensia?

demensia - penyakit lupa
Cr: since independence

Lupa sama sesuatu adalah hal yang wajar. Ngga cuma dirasakan oleh orang yang udah berusia tua tapi yang remaja pun pernah lupa. Mungkin orang menganggapnya sebagai hal yang sepele. Padahal, bisa jadi ini hal yang serius. Bahkan ada nama penyakitnya yaitu demensia.

Demensia ini adalah payung dari penyakit lupa. Jadi, demensia punya beberapa turunan penyakit seperti Alzheimer, vaskular, Lewy body, frontotemporal, dan demensia campuran.

Tapi, emang demensia sendiri itu apa? Demensia adalah suatu kondisi seseorang yang kehilangan fungsi kognitifnya seperti berpikir, mengingat, dan bernalar sampai mengganggu kehidupan dan aktivitas sehari-hari.

Parahnya adalah demensia bisa bikin kita bergantung sepenuhnya sama orang lain. Beberapa orang dengan demensia bahkan ngga bisa mengendalikan emosi mereka dan kepribadian mereka bisa berubah-ubah.

Baca juga: Mood Swing Tanpa Sebab? Yuk Kenali Penyebab dan Cara Mengatasinya

Apa Aja Tanda-tanda Seseorang Kena Demensia?

Sebelum bahas tentang tanda-tanda atau gejala seseorang terkena demensia, Perseners harus tau dulu nih, kenapa demensia bisa terjadi? Jadi, demensia terjadi saat sel saraf di otak kita berhenti bekerja, kehilangan koneksi dengan sel otak lain, dan mati.

Demensia sering terjadi seiring bertambahnya umur, tapi bukan berarti ini adalah hal yang wajar dalam proses penuaan. Setiap orang emang kehilangan beberapa neuron atau sel saraf di otak seiring bertambahnya umur. Tapi orang dengan demensia kehilangan jauh lebih banyak.

Terus, apa aja tanda-tanda kalau orang disebut terkena demensia?

1. Mengalami kehilangan ingatan

Penderita demensia susah buat mengingat sesuatu. Mereka susah buat mempelajari hal baru karena kesulitan dalam konsentrasi. Mereka juga bisa tersesat di lingkungan yang bahkan sebenarnya familiar bagi mereka. Akibat susah mengingat, penderita demensia juga seringkali menanyakan pertanyaan atau melakukan aktivitas yang sama berulang kali dan sering terjebak dalam kebingungan.

2. Kesulitan berbicara

Ternyata penderita demensia juga punya gejala susah buat memahami dan mengungkapkan pikirannya sehingga susah juga buat mereka berbicara. Mereka juga menggunakan kata-kata yang ngga biasa buat merujuk pada benda yang sebenarnya udah dikenal.

3. Halusinasi dan delusi

Gejala lainnya yang dialami oleh penderita demensia adalah halusinasi dan delusi. Mereka seakan-akan melihat sesuatu yang sebenarnya ngga nyata dan meyakini kalau itu nyata. Ini sebenarnya juga sudah masuk pada gangguan mental karena jika parah, mereka ngga bisa membedakan mana yang nyata dan mana yang hanya imajinasi.

4. Bertindak impulsif

Apa maksud impulsif? Seseorang dengan demensia bisa bertindak secara cepat dan tiba-tiba sesuai suasana hati. Masalahnya, penderita demensia suasana hatinya ngga menentu. Makanya, tindakannya bisa dengan cepat berubah di luar apa yang direncanakan dan kadang ngga beralasan. Mereka melakukan sesuatu tanpa dasar dan cenderung irasional.

Demensia - Peyakit Lupa
Cr: The Conversation

Gimana Cara Mengatasi Demensia?

Demensia yang udah mengganggu aktivitas sehari-hari kamu harus ditangani. Kenapa? Karena ini udah masuk ke gejala klinis yang bisa membahayakan baik buat diri kamu sendiri maupun orang lain di sekitarmu. Terus gimana cara mengatasinya?

Nah, berikut aku bakal jelasin cara buat mengatasi demensia.

1. Menggunakan alat pengingat

Sama seperti orang yang penglihatannya mulai menurun dan butuh alat bantu seperti kacamata atau softlens, penderita demensia juga butuh alat bantu. Alat bantu yang digunakan berfungsi sebagai pengingat. Misalnya dengan nandain kalender kamu kalau ada deadline tugas atau pasang alarm sebagai pengingat kapan harus minum obat. Kamu juga bisa selalu membawa catatan buat mencatat hal yang ingin diingat sebagai pengganti memori.

2. Merancang tempat tinggal yang berfungsi baik terhadap orang dengan demensia

Kamu juga perlu menyiapkan lingkungan yang bisa membantu memudahkan kamu dari gejala mudah lupa yang kamu rasakan. Gimana contohnya? Kamu bisa mulai dari menandai barang-barangmu dengan label sehingga ngga tertukar sama barang milik anggota keluarga lain atau orang yang tinggal bersama kamu.

3. Menyederhanakan tugas

Semakin kompleks atau ribet tugas pasti akan lebih mudah terlupakan. Jadi, coba sederhanakan tugas yang kamu punya. Pecah tugas yang besar menjadi hal-hal kecil yang bisa dikerjakan bertahap.

Misalnya kamu punya tugas presentasi. Coba pecah menjadi beberapa bagian seperti melakukan riset, buat poin-poin inti riset, bikin ppt, latihan presentasi, baru presentasi.

4. Konsultasi dengan ahli

Kalau gejala demensia yang kamu rasakan udah sangat mengganggu kamu sampai kamu benar-benar tergantung dengan orang lain, lebih baik kamu konsultasikan dengan ahli. Siapa ahli yang dimaksud? Bisa ahli saraf atau dokter spesialis gangguan otak dan sistem saraf, psikiater, atau psikolog.

Dokter bakal mempelajari apa yang terjadi di otakmu, menilai apakah seseorang punya kondisi yang bisa diobati yang berhubungan dengan kesulitan kognitif? Lalu, juga akan ada pemeriksaan fisik seperti pengukuran tekanan darah, tes darah, dan cairan lain buat memeriksa kadar berbagai bahan kimia, hormon, dan vitamin. Baru mendiagnosis seseorang terkena demensia atau ngga.

Satu Persen punya layanan konseling dengan psikolog yang bisa bantu kamu mengatasi masalah KLINIS dan memberikan diagnosa setelah konsultasi. Kamu bisa akses layanan konseling dengan klik banner di bawah ini!

CTA-Blog-Post-06-1-5

Kamu juga bisa mencoba berbagai tes gratis dari Satu Persen nih. Salah satunya tes sehat mental. Klik di sini ya!

Referensi:

NIH National Institute on Aging (NIA). (2021, 2 July). What Is Dementia? Symptoms, Types, and Diagnosis. Retrieved on October 19, 2021 from https://www.nia.nih.gov/health/what-is-dementia.

American Psychological Association. (2015). Living well with dementia. Retrieved on October 19, 2021 from https://www.apa.org/topics/aging-end-life/living-dementia.

Read More
judi

Mengenal 5 Jenis Gangguan Kecemasan (Mungkin Kamu Mengalami Gejalanya)

Jenis Gangguan Kecemasan - Anxiety
Satu Persen – 5 Jenis Gangguan Kecemasan

Halo, Perseners! Gimana kabarnya?

Selama hidup, gue ataupun lo semua pasti pernah kan yang namanya mengalami kecemasan dari waktu ke waktu? Apalagi di saat pandemi seperti ini, perasaan cemas yang ada semakin menjadi-jadi. Bahkan, hal yang sebelumnya lo anggap biasa aja bisa jadi sumber rasa cemas yang mengerikan. Contohnya gak punya pasangan, gimana rasanya hidup sendirian, atau pun takut gak lulus kuliah.

Bagi beberapa orang, rasa cemas merupakan suatu reaksi yang wajar dan dapat hilang dalam waktu yang singkat. Namun, bagi sebagian orang lainnya, rasa cemas bukanlah hal yang wajar dan rasa cemas ini gak dapat menghilang dalam hitungan minggu, bulan, bahkan tahun.

Kalau rasa cemas ini dibiarkan begitu saja, seiring berjalannya waktu bisa-bisa dapat mengganggu kehidupan lo sehari-hari.

Jika hal ini terjadi, dapat dikatakan bahwa lo mengalami yang namanya gangguan kecemasan atau yang lebih dikenal dengan anxiety disorder.

Tapi, lo semua tau gak sih Perseners, kalau gangguan kecemasan atau anxiety disorder itu memiliki berbagai macam jenis, loh. Apa aja sih, itu?

Nah, di artikel kali ini gue akan membahas seputaran tentang 5 jenis gangguan kecemasan yang mungkin pernah atau sedang lo alami sekarang. Jadi, simak hingga akhir dan jangan lupa buat share ke teman-teman maupun kerabat lo. Selamat membaca!

Tapi sebelumnya, ada pepatah bilang, tak kenal maka tak sayang, semakin kenal tambah sayang. Jadi, kenalin nama gue Dimsyog (acronym dari Dimas Yoga). Di sini gue sebagai Part-time Blog Writer dari Satu Persen. Simak sampai habis, ya!

Baca juga: Panic Disorder: Atasi Gangguan Panik yang Ganggu Aktivitasmu

5 Jenis Gangguan Kecemasan

gangguan kecemasan - anxiety disorder
Sumber dari pixabay.com

Gangguan kecemasan adalah istilah umum untuk kecemasan berlebihan yang berada di luar kendali manusia. Nah, ternyata rasa cemas itu ada banyak jenisnya, loh. Tergantung dari gejala dan pemicu yang lo alami.

Mengalami rasa cemas adalah hal yang sangat wajar sekali. Salah satu contohnya mungkin lo sedang menunggu wawancara, hasil dari proyek di kantor, atau giliran menunggu ujian akhir di sekolah. Namun, rasa takut yang selalu muncul tanpa alasan itu bukanlah rasa takut yang wajar dan harus segera ditangani karena dapat menimbulkan korosi pada tubuh.

Alasan untuk ini adalah kecemasan yang berlebihan dapat berubah menjadi gangguan kecemasan, sejenis gangguan mental.

Generalized Anxiety Disorder (GAD)

generalized anxiety disorder
Sumber dari pexels.com

Dilansir Psychology Today, generalized anxiety disorder (GAD) adalah suatu keadaan yang kronis dimana penderita mengalami kecemasan dan ketegangan yang parah, seringkali tanpa sebab. Mereka yang menderita GAD secara teratur mengantisipasi bencana, sering mengkhawatirkan kesehatan, uang, keluarga, atau pekerjaan secara berlebihan. Hanya melewati hari membawa kecemasan.

Orang dengan GAD gak dapat menghilangkan kekhawatiran mereka, meskipun mereka biasanya menyadari bahwa sebagian besar kecemasan mereka gak beralasan. Orang dengan GAD mungkin gak dapat bersantai dan sering mengalami kesulitan tidur. Kekhawatiran mereka disertai dengan gejala fisik seperti gemetar, kedutan, ketegangan otot, sakit kepala, kulit iritasi, berkeringat, kepanasan, dan merasa pusing atau kehabisan napas.

Banyak orang dengan GAD mudah terkejut. Mereka cenderung merasa lelah, sulit berkonsentrasi, dan mungkin menderita depresi. GAD mungkin melibatkan mual, sering pergi ke kamar mandi, atau merasa seperti ada benjolan di tenggorokan.

Ketika tingkat kecemasan mereka ringan, orang dengan GAD dapat berfungsi secara sosial dan menahan pekerjaan, tetapi mungkin mengalami kesulitan melakukan aktivitas sehari-hari yang paling sederhana jika kecemasan mereka parah.

Obsessive-Compulsive Disorder (OCD)

Obsessive compulsive disorder - OCD - konsultasi psikolog
Sumber dari pexels.com

Dilansir Psychology Today, obsessive-compulsive disorder (OCD) adalah gangguan mental di mana orang mengalami pikiran, perasaan, gambar, atau sensasi yang gak diinginkan dan berulang-ulang (obsesi) dan terlibat dalam perilaku atau tindakan mental (kompulsi) sebagai tanggapan.

Seringkali seseorang dengan OCD melakukan kompulsi untuk menghilangkan atau mengurangi dampak obsesi sementara, dan gak melakukannya menyebabkan kesusahan. OCD bervariasi dalam tingkat keparahannya, tetapi jika gak diobati, OCD dapat membatasi kemampuan seseorang untuk berfungsi di tempat kerja, sekolah, atau rumah.

Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD)

post-traumatic stress disorder
Sumber dari pexels.com

Dilansir Psychology Today, post-traumatic stress disorder (PTSD) adalah trauma dan gangguan terkait stres yang dapat berkembang setelah terpapar suatu peristiwa atau cobaan di mana kematian atau kerusakan fisik yang parah terjadi atau terancam.

Orang-orang yang menderita gangguan tersebut termasuk pasukan militer, pekerja penyelamat, dan orang-orang yang selamat dari penembakan, pemboman, kekerasan, dan pemerkosaan. Anggota keluarga korban dapat mengembangkan gangguan juga melalui trauma gak langsung yang terjadi ketika seseorang dihadapkan pada cerita pengalaman trauma orang lain secara langsung (vicarious trauma).

Panic Disorder

panic disorder
Sumber dari pexels.com

Dilansir Psychology Today, panic disorder mengacu pada serangan panik yang tiba-tiba dan berulang disertai ketakutan dan ketidaknyamanan yang terus-menerus. Dan hal ini mencapai puncaknya dalam beberapa menit.

Selama waktu tersebut, individu mengalami gejala fisik seperti nyeri dada, jantung berdebar-debar, sesak napas, vertigo, atau gangguan perut, kadang-kadang disertai dengan rasa takut kehilangan kendali atau sekarat, menurut DSM-5.

Gejalanya mungkin tampak mirip dengan serangan jantung atau kondisi medis yang mengancam jiwa lainnya.

Agoraphobia

agoraphobia
Sumber dari pexels.com

Bagi sebagian orang, meninggalkan rumah bisa menjadi alasan untuk panik. Diterjemahkan dari bahasa Yunani sebagai “takut akan pasar,” agoraphobia mengacu pada ketakutan akan tempat di mana sulit untuk melarikan diri, termasuk ruang terbuka yang besar atau area yang ramai, serta berbagai sarana perjalanan.

Orang dengan agoraphobia mungkin menghindari situasi seperti sendirian di luar rumah, bepergian dengan mobil, bus, atau pesawat terbang, berada di area ramai, berada di ruang tertutup seperti toko dan bioskop, atau berada di jembatan.

Orang dengan agoraphobia takut akan situasi seperti itu karena mereka fokus pada pemikiran bahwa melarikan diri mungkin sulit dalam keadaan darurat atau bantuan yang mungkin gak tersedia jika mereka mengembangkan gejala seperti panik atau gejala memalukan lainnya. Mereka merasakan ketidaknyamanan dan stres yang tinggi dan mungkin memerlukan kehadiran orang lain dalam situasi seperti itu.

Pikiran yang biasanya menyebabkan ketakutan dan kecemasan cenderung berubah seiring bertambahnya usia. Anak-anak seringkali takut tersesat, orang dewasa mungkin takut mengalami gejala seperti panik, dan orang dewasa yang lebih tua mungkin takut jatuh. Agoraphobia sering menyertai gangguan kecemasan lainnya (seperti gangguan panik atau fobia spesifik) dan gangguan depresi.

Biasanya, orang dengan agoraphobia membatasi diri pada zona aman yang mungkin hanya mencakup rumah atau lingkungan terdekat. Setiap gerakan di luar zona seperti itu menciptakan kecemasan yang meningkat.

Kapan Harus Ke Psikolog

Lo harus segera berkonsultasi pada psikolog, jika:

– Lo merasa sangat khawatir sehingga mengganggu kehidupan sehari-hari lo (termasuk kebersihan, sekolah atau pekerjaan, dan kehidupan sosial lo).

– Kecemasan, ketakutan, atau kekhawatiran lo membuat lo tertekan dan sulit untuk lo kendalikan.

– Lo merasa tertekan, menggunakan alkohol atau obat-obatan untuk mengatasinya, atau memiliki masalah kesehatan mental lain selain gangguan kecemasan.

– Lo merasa kecemasan lo disebabkan oleh masalah kesehatan mental yang mendasarinya.

– Lo mengalami pikiran untuk bunuh diri atau melakukan perilaku bunuh diri.

Jika lo merasa bahwa lo memerlukan bantuan untuk mengatasi kecemasan lo, langkah pertama adalah menemui psikolog. Mereka dapat menentukan, apakah gangguan kecemasan lo terkait dengan kondisi kesehatan fisik yang mendasarinya.

Jika psikolog menemukan kondisi yang mendasarinya, psikolog akan memberi lo rencana perawatan yang tepat untuk membantu mengurangi kecemasan lo. Termasuk merujuk lo pada spesialis kesehatan mental untuk membantu mendiagnosis gangguan kecemasan yang lo alami.

Kalau lo atau teman terdekat lo mengalami gejala-gejalanya, segera konsultasikan ke psikolog supaya mereka akan cepat ditangani. Karena gangguan ini tentu sangat mengganggu kehidupan sosial, bukan?

Oh iya, lo bisa banget konsultasikan salah satunya ke psikolog Satu Persen dengan klik di bawah ini.

CTA-Blog-Post-06-1-17

Di Satu Persen, lo akan mendapatkan fasilitas konseling bersama psikolog selama 1 jam, tes psikologi, asesmen pra konseling, worksheet, dan terapi tentunya. Psikolog Satu Persen juga sudah mendapatkan izin yang sah, jadi jangan khawatir tentang kredibilitasnya.

Dan buat lo yang masih ragu, Satu Persen sudah punya banyak testimoni yang lo bisa baca di website-nya. Lo juga bisa mencoba ikut tes konsultasi terlebih dahulu supaya lo makin yakin apakah lo harus ikut konseling atau gak. Klik di sini ya! Jangan sampai gangguan kecemasan mengganggu kehidupan lo selamanya.

Mau ngingetin juga buat follow terus Instagram @satupersenofficial untuk dapat promo menarik untuk mentoring dan konseling atau kelas online tentang pengembangan diri. Selain itu, jangan lupa cek YouTube Channel Satu Persen, karena ada ada informasi menarik tentang kesehatan mental, pengembangan diri, dan karier yang akan di-update setiap harinya.

Akhir kata, sekian dulu tulisan dari gue. Semoga informasinya bermanfaat, ya! Dan pastinya selamat- menjalani #HidupSeutuhnya!

Referensi:

Agoraphobia | Psychology Today. (n.d.). Retrieved November 2, 2021, from https://www.psychologytoday.com/us/conditions/agoraphobia

Generalized Anxiety Disorder | Psychology Today. (n.d.). Retrieved November 2, 2021, from https://www.psychologytoday.com/us/conditions/generalized-anxiety-disorder

Panic Disorder | Psychology Today. (n.d.). Retrieved November 2, 2021, from https://www.psychologytoday.com/intl/conditions/panic-disorder

Post-Traumatic Stress Disorder | Psychology Today. (n.d.). Retrieved November 2, 2021, from https://www.psychologytoday.com/intl/conditions/post-traumatic-stress-disorder

Obsessive-Compulsive Disorder | Psychology Today. (n.d.). Retrieved November 2, 2021, from https://www.psychologytoday.com/intl/conditions/obsessive-compulsive-disorder

Read More
judi

Ulang Tahun Malah Sedih? Mungkin Kamu Mengalami Birthday Depression

mengenal birthday depression
Satu Persen – Birthday Depression

Halo Perseners, perkenalkan namaku Nadya, salah satu Blog Writer di Satu Persen. Selamat ulang tahun ya untuk kalian bertambah usia di bulan ini!

Ulang tahun merupakan momen yang membahagiakan bagi banyak  orang. Menurut KBBI, berulang tahun memiliki arti merayakan hari lahir. Namun,  bagi sebagian orang, ulang tahun merupakan momen yang tidak perlu dirayakan karena berpotensi menimbulkan kecemasan, kesedihan, bahkan  depresi. Jika itu yang kamu rasakan, maka mungkin kamu mengalami Birthday Depression atau Birthday Blues.

Apa Itu Birthday Depression?

Apa itu Birthday Depression
Source: giphy.com

Birthday depression atau depresi di hari  ulang tahun adalah kondisi di mana kamu merasa tidak senang saat berulang tahun. Biasanya kamu malah akan merasa sedih, cemas, dan kesepian.

Meskipun belum ada penelitian khusus mengenai kaitan antara depresi dan ulang tahun, peristiwa dan perubahan tertentu dalam kehidupan dapat menjadi pemicu stres dan depresi. Salah satunya adalah perubahan usia dan tuntutan yang diberikan pada usia itu.

Baca Juga: Kenali 7 Macam Gangguan Depresi (Deskrips, Gejala dan Cara Mengatasinya)

Mengapa Bisa Mengalami Birthday Depression?

Birthday depression dapat terjadi karena beberapa hal. Salah satunya adalah ekspektasi. Mengenai bagaimana seharusnya ulang tahun dirayakan dan juga apa yang seharusnya sudah dicapai ketika memasuki usia tertentu.

mengapa mengalami birthday depression
Source: PhotoGrid

Ada beberapa kebiasaan yang kerap dilakukan oleh lingkungan sosial sekitar terkait ulang tahun. Misalnya, menikmati perayaan ulang tahun yang meriah dengan banyak tamu undangan, mendapatkan kejutan dan hadiah ulang tahun, ataupun  menerima banyak tag foto dan ucapan di media sosial. Hal itu membuatmu berharap dan menuntut untuk melakukan hal yang sama ketika ulang tahun.

Ketika hal yang terjadi tidak sesuai dengan kebiasaan di sekitar, kamu bisa merasa takut terhadap penolakan dari lingkungan sosial. Hal ini bisa memunculkan  perasaan sedih, kecewa, kesepian, dan kurang berharga.

alasan penyebab birthday depression
Source: Pinterest

Selain itu, ekspektasi dan tuntutan mengenai apa yang seharusnya sudah dilakukan atau didapatkan pada usia tertentu juga memicu stres dan depresi saat ulang tahun. Seperti tuntutan memiliki pekerjaan ataupun pasangan. Perasaan cemas dan insecure yang muncul karena merasa belum mencapai apa yang diharapkan pada usia tersebut, akhirnya membuatmu tidak ingin merayakan ulang tahun.

Tanda-Tanda Birthday Depression

tanda-tanda birthday depression
Source: memegenerator.net

Ada beberapa hal yang mungkin kamu rasakan ketika mengalami depresi saat ulang tahun di mana beberapa diantaranya  seperti gejala depresi secara umum :

  1. Merasa sedih dan tidak bersemangat menjelang hari ulang tahun
  2. Merasa cemas menjelang hari ulang tahun
  3. Kehilangan selera makan dan kesenangan melakukan hal-hal yang dinikmati sebelumnya
  4. Insomnia
  5. Merasa sakit dan nyeri pada tubuh
  6. Kesulitan berkonsentrasi karena terlalu sibuk memikirkan hari bertambahnya usia
  7. Overthinking mengenai pencapaian yang telah kamu dapatkan di usiamu saat ini
  8. Menarik diri dari lingkungan sosial termasuk keluarga dan teman
  9. Menghindari pembahasan mengenai ulang tahun
  10. Kehilangan kepercayaan diri dan memiliki self-esteem rendah

Baca Juga: Kenalan Sama Gejala Gangguan Depresi

Tips Menghadapi Birthday Depression

1.Mengontrol ekspektasi

Cobalah untuk bersikap realistis terhadap harapanmu dalam merayakan ulang tahun dan terhadap pencapaian hidupmu. Tidak perlu membandingkan prosesmu dengan proses orang lain Perseners. Setiap orang memiliki waktunya masing-masing.

2. Menyampaikan apa yang kamu rasakan

Kita memang tidak dapat memaksakan orang lain untuk merayakan ulang tahun sesuai keinginan kita. Namun jika itu memang mengganggumu, kamu berhak kok untuk mengatakannya pada mereka apa yang kamu harapkan. Ucapkan secara asertif menggunakan teknik “I” message seperti “aku merasa sedih kalau ulang tahun tanpa kehadiaran kalian”

3. Konseling

Jika Perseners mengalami tanda-tanda dari birthday depression semakin mengganggu keseharianmu, segera konsultasikan pada psikolog profesional yang ada di Satu Persen ya. Agar kamu mengetahui lebih lanjut apa yang sebenarnya kamu alami dan apa yang sebaiknya kamu lakukan.

CTA-Blog-Post-06-1-16

Kalau Perseners penasaran buat tahu cara mengatasi masalah-masalah di usia 20-an, coba tonton video terkait quarter life crisis berikut ya:

Perseners juga boleh cek tingkat rasa kesepianmu lo, apakah semakin meningkat menjelang ulang tahunmu? Yuk cobain Tes Tingkat Rasa Kesepian ini!

Semoga setelah membaca artikel ini, Perseners dapat memaknai bertambahnya usia dengan lebih baik lagi sehingga dapat merasakan kebahagiaan hari ulang tahun. Sekali lagi selamat ulang tahun untuk kalian, semoga selalu sehat fisik dan mental Perseners. Sampai jumpa di artikel lainnya.

Referensi:

Cadman, Bethany. (2018, February 27). Why are birthdays so hard?. MedicalNewsToday. Retrieved from: https://www.medicalnewstoday.com/articles/321063

Fagan, Abigail. (2018, May 1). This Is Why Birthdays Can Make People Depressed. Vice. Retrieved from: https://www.vice.com/en/article/ywx857/this-is-why-birthdays-can-make-people-depressed

Mandriota, Morgan. (2021, October 27). What Is Birthday Depression?. verywellmind. Retrieved from: https://www.verywellmind.com/birthday-depression-why-some-people-feel-sad-on-their-birthdays-5190225#toc-potential-causes-and-reasons

Read More