putinvzrivaetdoma.org

media online informasi mengenai game online tergacor di tahun 2023

Melalui

judi

Strategi Mengelola Stres dan Trauma Karyawan melalui Dukungan HR

Di era yang serba cepat dan penuh tekanan ini, pemahaman mendalam tentang trauma dan stres di tempat kerja menjadi sangat penting. Sebagai bagian dari Sumber Daya Manusia (HR), kita memiliki peran krusial dalam mengidentifikasi dan mengatasi masalah ini. Mari kita bahas lebih lanjut.

Trauma di tempat kerja tidak hanya terbatas pada profesi berisiko tinggi seperti militer atau pemadam kebakaran. Menurut penelitian terkini, trauma dapat menimpa karyawan di berbagai industri karena berbagai alasan, termasuk kekerasan di tempat kerja, pelecehan seksual, rasisme, diskriminasi, atau budaya kerja yang toksik. Pandemi COVID-19 telah memperparah situasi ini, meningkatkan risiko gangguan stres pasca-trauma (PTS) hingga 83% lebih tinggi dari level pra-pandemi, terutama di kalangan pekerja kesehatan.

Trauma dan stres di tempat kerja dapat memanifestasikan diri dalam berbagai bentuk, seperti absenisme, penurunan kinerja, penghindaran tugas, konflik antar karyawan, kecelakaan, atau hilangnya motivasi. Gejala lainnya termasuk kecemasan, ketakutan, kemarahan, tingkat kerjasama yang rendah, atau pelupa. Semua ini tidak hanya mempengaruhi kesejahteraan karyawan tetapi juga berdampak pada kinerja organisasi secara keseluruhan.

Sebagai HR, kita memiliki beberapa strategi untuk mengatasi trauma dan stres di tempat kerja:

1. Mengidentifikasi dan Menjangkau: Belajar mengenali tanda-tanda trauma dan stres serta menjangkau karyawan yang mungkin mengalami kesulitan. Ini bisa dilakukan dengan rutin menanyakan kabar mereka dan mendiskusikan kesehatan mental mereka.

2. Menyediakan Sumber Daya: Menyediakan sumber daya seperti layanan konseling, program bantuan karyawan, dan sumber daya kesehatan mental. Sumber daya ini dapat membantu karyawan mengelola stres dan mengatasi situasi sulit.

3. Menciptakan Budaya Kerja yang Mendukung: Bekerja untuk menciptakan budaya kerja yang mendukung, yang menghargai kesejahteraan karyawan, mempromosikan keseimbangan kerja-hidup, mendorong komunikasi terbuka, dan menyediakan peluang untuk pengembangan profesional.

4. Menawarkan Pengaturan Kerja Fleksibel: Menawarkan pengaturan kerja fleksibel seperti telekomuting, jadwal fleksibel, dan pembagian pekerjaan. Pengaturan ini dapat membantu karyawan mengelola stres mereka dengan memungkinkan mereka untuk lebih baik menyeimbangkan tanggung jawab kerja dan pribadi.

5. Melatih Manajer: Melatih manajer untuk mengenali tanda-tanda stres dan trauma pada karyawan dan memberi mereka alat untuk mendukung anggota tim mereka. Ini bisa termasuk pelatihan tentang cara melakukan percakapan yang sulit, cara memberikan umpan balik, dan cara mengelola beban kerja.

Dengan mengambil langkah-langkah ini, HR dapat membantu karyawan yang mengalami trauma dan stres merasa didukung dan dihargai di tempat kerja, yang dapat menyebabkan peningkatan kesejahteraan dan kepuasan kerja.

Identifikasi Dini dan Intervensi

Dalam konteks pekerjaan, identifikasi dini dan intervensi terhadap stres dan trauma sangat penting. Langkah-langkah ini tidak hanya membantu dalam mengatasi masalah saat ini, tetapi juga mencegah dampak jangka panjang pada kesehatan mental dan produktivitas karyawan. Berikut adalah beberapa aspek penting dari identifikasi dini dan intervensi:

1. Konsep dan Kebutuhan Identifikasi Dini: Identifikasi dini dalam konteks pekerjaan melibatkan kemampuan HR dan manajer untuk mengenali tanda-tanda stres dan trauma pada karyawan. Ini termasuk memahami pentingnya intervensi dini dan bagaimana hal ini dapat mencegah masalah yang lebih serius di masa depan. Seperti dalam konteks pendidikan anak, di mana identifikasi dini membantu dalam mengatasi keterlambatan perkembangan, dalam lingkungan kerja, hal ini membantu dalam mencegah penurunan kinerja dan kesejahteraan karyawan.

2. Skreening dan Penilaian: Sama seperti penilaian pada anak-anak untuk menentukan kebutuhan layanan intervensi dini, dalam lingkungan kerja, HR perlu melakukan skreening dan penilaian terhadap karyawan yang mungkin mengalami stres atau trauma. Ini bisa melalui survei kesehatan mental, wawancara, atau alat penilaian lainnya.

3. Peran HR, Komunitas, dan Profesional: Dalam konteks pekerjaan, HR, manajemen, dan rekan kerja memainkan peran penting dalam intervensi dini. Mereka harus terlibat aktif dalam mengidentifikasi masalah dan memberikan dukungan yang diperlukan. Ini mirip dengan peran orang tua dan komunitas dalam mendukung anak-anak dengan keterlambatan perkembangan.

4. Pentingnya Intervensi Dini: Intervensi dini di tempat kerja dapat membantu karyawan memperbaiki keterampilan mereka dalam mengelola stres dan trauma. Ini tidak hanya meningkatkan kesejahteraan individu tetapi juga produktivitas dan keharmonisan di tempat kerja.

5. Model Intervensi Dini: Sama seperti dalam pendidikan anak, di mana intervensi dini dapat dilakukan di rumah atau di pusat, dalam konteks pekerjaan, intervensi bisa dilakukan secara individual, melalui sesi kelompok, atau bahkan secara digital. Pilihan model tergantung pada kebutuhan spesifik karyawan dan sumber daya yang tersedia di organisasi.

Dengan memahami pentingnya identifikasi dini dan intervensi, HR dan manajemen dapat bekerja sama untuk menyediakan dukungan dan sumber daya yang diperlukan bagi karyawan yang mengalami stres dan trauma, memastikan masa depan yang lebih baik bagi mereka dan organisasi.

Untuk memastikan kelancaran transisi ke bagian selanjutnya, penting untuk mengakui bahwa setelah identifikasi dan intervensi awal, langkah berikutnya adalah menciptakan budaya tempat kerja yang mendukung karyawan yang mengalami trauma. Ini akan dibahas lebih lanjut dalam bagian berikutnya tentang Menciptakan Budaya Tempat Kerja yang Berbasis Trauma.

Menciptakan Budaya Tempat Kerja yang Harmonis

Pemahaman tentang dampak trauma pada karyawan dan penerapan strategi untuk mendukung kesejahteraan dan pertumbuhan mereka. Berikut adalah beberapa langkah kunci untuk menciptakan budaya tempat kerja yang harmonis dan bebas dari trauma:

1. Memahami Dampak Trauma: Penting untuk mengakui bahwa trauma dapat berdampak signifikan pada kesejahteraan, produktivitas, dan kepuasan kerja karyawan. HR dan manajemen harus menyadari berbagai jenis trauma yang mungkin dihadapi karyawan, seperti ketidakpastian pekerjaan, beban kerja berat, atau paparan situasi yang menekan.

2. Mendorong Komunikasi Terbuka: Dorong komunikasi yang jujur dan transparan di antara karyawan, memungkinkan mereka untuk mendiskusikan pengalaman dan perasaan mereka dalam lingkungan yang aman. Ini menciptakan ruang di mana karyawan merasa didengar dan dihargai.

3. Mempromosikan Keamanan dan Kepercayaan: Pastikan bahwa ruang kerja aman untuk kesehatan mental dan fisik karyawan dengan mematuhi protokol dan standar keselamatan dasar. Bangun kepercayaan dengan transparan tentang keputusan perusahaan dan memelihara lingkungan saling menghormati dan bermartabat untuk semua rekan kerja.

4. Menyediakan Sumber Daya dan Dukungan: Tawarkan sumber daya seperti pelatihan, webinar, dan modul untuk membantu pemimpin dan rekan kerja memahami risiko yang terkait dengan PTSD, mengenali tanda dan gejala PTSD pada staf, dan memberikan dukungan bagi karyawan yang menghadapi trauma.

5. Mendorong Dukungan Sesama: Ciptakan lingkungan di mana karyawan merasa nyaman mendiskusikan pengalaman mereka dan mendukung satu sama lain dalam menghadapi trauma.

6. Bekerjasama dan Saling Menguntungkan: Izinkan orang-orang dalam dan di luar posisi kekuasaan dalam perusahaan untuk berpartisipasi dalam menciptakan kebijakan dan praktik yang berbasis trauma, mendorong rasa kolaborasi dan kesetaraan.

7. Fokus pada Pencegahan dan Pengobatan: Terapkan strategi untuk mencegah dan mengobati trauma di tempat kerja, seperti teknik kesadaran, pernapasan, dan grounding.

Dengan mengikuti langkah-langkah ini, organisasi dapat menciptakan budaya tempat kerja yang berbasis trauma yang mendukung karyawan dalam menghadapi trauma dan mempromosikan kesejahteraan dan produktivitas secara keseluruhan.

Monitoring dan Peningkatan Berkelanjutan

Monitoring dan peningkatan berkelanjutan adalah kunci untuk pertumbuhan dan kesuksesan organisasi. Berikut adalah ringkasan informasi dari sumber yang disediakan:

1. Monitoring dan Evaluasi untuk Peningkatan Berkelanjutan: Monitoring dan Evaluasi (M&E) adalah proses peningkatan organisasi yang melibatkan penelitian, perencanaan, alokasi sumber daya, dan pengembangan berkelanjutan. Ini menetapkan tujuan yang berorientasi masa depan untuk meningkatkan output manajemen dan bertujuan untuk menentukan efisiensi program, membuat perbandingan terhadap pencapaian untuk memodifikasi layanan agar lebih efektif.

2. Monitoring Proses untuk Peningkatan Berkelanjutan: Monitoring proses mengukur kinerja proses secara real-time, memungkinkan manajemen proaktif terhadap proses dan peningkatan berkelanjutan. Ini memungkinkan untuk menangkap pengukuran real-time dari proses, membandingkannya dengan data dari model proses, dan memberikan umpan balik untuk meningkatkan proses dan eksekusi proyek.

3. Monitoring Berkelanjutan dan Peningkatan Berkelanjutan: Monitoring berkelanjutan membantu program lebih baik dalam mengatasi tujuan dan sasaran, melibatkan semua pemangku kepentingan dalam proses perencanaan program. Ini penting untuk memastikan bahwa program melakukan penyesuaian yang diperlukan untuk mewujudkan tujuan dan sasarannya.

4. Praktik Terbaik untuk Monitoring dan Peningkatan Berkelanjutan: Mengumpulkan data operasional, mensurvei orang tua dan siswa untuk umpan balik, dan menggunakan penilaian kualitas program adalah beberapa praktik terbaik untuk peningkatan berkelanjutan. PRISM (Program Report for Improvement and System Measurement) berfungsi sebagai tulang punggung untuk pertemuan komunitas pembelajaran sepanjang tahun, membantu pemimpin mengidentifikasi kekuatan dan mempertimbangkan peningkatan.

Monitoring dan peningkatan berkelanjutan melibatkan penilaian berkelanjutan, umpan balik, dan penyesuaian untuk meningkatkan kinerja organisasi dan mencapai tujuan. Proses ini sangat penting untuk mengidentifikasi kekuatan, mengatasi kelemahan, dan mempromosikan pertumbuhan dalam organisasi.

Kesimpulan

Pertama, pemahaman mendalam tentang trauma dan stres di tempat kerja adalah fondasi untuk menciptakan lingkungan kerja yang mendukung. HR dan manajemen harus proaktif dalam mengidentifikasi tanda-tanda stres dan trauma serta menyediakan sumber daya yang tepat untuk membantu karyawan mengatasinya.

Kedua, identifikasi dini dan intervensi merupakan langkah penting dalam mencegah masalah kesehatan mental yang lebih serius. Melalui pendekatan yang empati dan mendukung, HR dapat memainkan peran kunci dalam membantu karyawan mengatasi tantangan mereka.

Ketiga, menciptakan budaya tempat kerja yang berbasis trauma tidak hanya meningkatkan kesejahteraan karyawan tetapi juga produktivitas dan kepuasan kerja. Ini melibatkan membangun komunikasi terbuka, mempromosikan keamanan dan kepercayaan, serta menyediakan sumber daya dan dukungan yang diperlukan.

Keempat, monitoring dan peningkatan berkelanjutan adalah kunci untuk memastikan bahwa inisiatif dan strategi yang diterapkan efektif dan relevan dengan kebutuhan karyawan. Melalui evaluasi dan umpan balik berkelanjutan, organisasi dapat terus berkembang dan menyesuaikan pendekatannya untuk mendukung karyawan.

Sebagai penutup, penting bagi setiap organisasi untuk mengakui dan mengatasi dampak stres dan trauma di tempat kerja. HR memegang peran penting dalam perjalanan ini, tidak hanya sebagai pengelola sumber daya manusia tetapi juga sebagai pendukung kesejahteraan karyawan. Dengan pendekatan yang tepat, organisasi dapat mengubah trauma menjadi transformasi, menciptakan lingkungan kerja yang lebih sehat, produktif, dan harmonis.

Life Skills dengan senang hati mengundang organisasi/perusahaan Anda untuk mengikuti Speaking Engagement. Ini adalah kesempatan untuk mendalami topik kepemimpinan dan pengembangan organisasi lebih lanjut, serta untuk berinteraksi dengan para profesional dan pemimpin industri. Untuk informasi lebih lanjut dan untuk mendaftar, silakan kunjungi tautan berikut: satu.bio/satumitra-igls.

Dunia yang terus berubah, kemampuan untuk membangun dan memelihara kepemimpinan yang efektif dan berkelanjutan adalah kunci untuk keberhasilan organisasi. HR memiliki peran strategis dalam perjalanan ini, tidak hanya sebagai pelaksana tetapi juga sebagai pemimpin perubahan. Life Skills siap mendorong perubahan positif dalam dunia kepemimpinan Anda.

Request Pelatihan SDM Satu Persen x Life Skills ID

Untuk Perusahaan, NGO dan Pemerintahan:

+62 882-9762-5596 (Margareth, Whatsapp)

Untuk Organisasi dan Kemahasiswaan:

+62 851-7317-1568 (Sheila, Whatsapp)

Referensi

University of Wisconsin-Madison. (2020, November 30). How to Cultivate Trauma-Informed Care in HR.

Center for Technology and Innovation in Pediatrics Practice. (2023, April 3). Toolkit: Trauma-Informed Workplaces. Retrieved from

Strategy People Culture. (2023, September 15). Understanding Workplace Trauma and How Leadership Can Help. Retrieved from

Workplace Options. (2023, June 4). Understanding Workplace Trauma and Work-Related PTSD. Retrieved from

Forbes. (2021, November 10). Trauma At The Workplace, What To Do About It. Retrieved

FAQ

Apa itu trauma di tempat kerja dan bagaimana dampaknya terhadap karyawan?

FAQ ini menjelaskan definisi trauma di lingkungan kerja dan efeknya pada kesejahteraan karyawan.

Bagaimana HR dapat mengidentifikasi tanda-tanda stres dan trauma pada karyawan?

FAQ ini memberikan informasi tentang cara-cara HR dapat mendeteksi gejala stres dan trauma di antara karyawan.

Apa langkah-langkah yang dapat diambil HR untuk mendukung karyawan yang mengalami stres atau trauma?

FAQ ini menjelaskan strategi dan tindakan yang dapat dilakukan oleh HR untuk membantu karyawan.

Mengapa penting untuk menciptakan budaya tempat kerja yang berbasis trauma?

FAQ ini membahas pentingnya dan manfaat dari menciptakan lingkungan kerja yang mendukung karyawan yang mengalami trauma.

Apa peran manajer dalam mendukung karyawan yang mengalami trauma?

FAQ ini menjelaskan bagaimana manajer dapat berkontribusi dalam mendukung kesejahteraan mental karyawan.

Bagaimana cara mengimplementasikan program intervensi dini untuk trauma di tempat kerja?

FAQ ini memberikan panduan tentang cara mengembangkan dan menerapkan program intervensi dini untuk trauma.

Apa saja sumber daya yang dapat disediakan HR untuk membantu karyawan mengatasi stres dan trauma?

FAQ ini menjelaskan berbagai jenis sumber daya dan dukungan yang dapat ditawarkan oleh HR.

Bagaimana proses monitoring dan peningkatan berkelanjutan dapat diterapkan dalam konteks trauma di tempat kerja?

FAQ ini membahas tentang pentingnya dan cara pelaksanaan monitoring serta peningkatan berkelanjutan dalam mengelola trauma di tempat kerja.

Apa saja tantangan yang dihadapi HR dalam mengelola stres dan trauma di tempat kerja?

FAQ ini menjelaskan berbagai tantangan yang mungkin dihadapi oleh HR dalam mengatasi isu-isu terkait stres dan trauma.

Bagaimana cara mengukur keberhasilan inisiatif HR dalam mengelola stres dan trauma di tempat kerja?

FAQ ini memberikan wawasan tentang metode dan indikator untuk mengevaluasi efektivitas program HR dalam mengelola stres dan trauma di tempat kerja.

Read More
judi

Menghilangkan Rasa Malas Melalui Menonton Video Motivasi

Pasti kamu semua pernah mengalami dalam suatu waktu yang namanya malas untuk beraktivitas atau memulai suatu kegiatan, pernah? Apa yang akan biasanya kamu lakukan ketika rasa malas ini melanda dirimu, apakah kamu lebih memilih untuk rebahan sambil bermain ponsel pintar mu, memilih menonton film seharian, atau malah memunculkan lagi semangat dengan menonton video-video motivasi?

Nah di artikel kali ini, aku akan membahas tentang apakah benar dengan menonton video motivasi dapat menghilangkan rasa malas di dalam diri, apa kelebihan dan kekurangannya menonton video motivasi dan dampak kedepannya saat setelah menonton video motivasi yang mungkin perlu kamu ketahui semua. Maka simak terus artikel ini hingga akhir, share ke semua teman-teman mu agar mereka juga mendapatkan pengetahuan yang sama sepertimu.

Mengenali Rasa Malas

Sebelum masuk ke dalam pembahasan apakah dengan menonton video motivasi dapat menghilangkan rasa malasmu atau malah membuatmu akan semakin menjadi lebih malas, kamu harus mengenali dulu apa itu rasa malas. Secara umum rasa malas itu dapat diartikan dengan hilangnya motivasi kamu dalam melakukan sesuatu sehingga membuatmu menjadi menunda-nunda pekerjaan yang sebenarnya bisa kamu lakukan di waktu itu juga. Setiap orang memiliki rasa malas di dalam dirinya karena ini wajar terjadi tetapi yang membedakan adalah ada yang sampai berlarut-larut sehingga membuatnya menjadi tidak produktif di dalam menjalani hari-harinya di kehidupan, apakah kamu termasuk kedalam salah satunya?

Menurut fakta dari penelitian yang pernah aku baca menyatakan hilangnya motivasi yang menyebabkan rasa malas ini muncul dipengaruhi oleh faktor biologis, bukan hanya faktor kebiasaan, lingkungan, ataupun suasana hati. Menurut informasi dari live science yang menyatakan bahwa sejumlah peneliti dari Oxford University sudah melakukan penelitian menggunakan Magnetic Resonance Imaging (MRI) untuk melihat gambaran belahan otak manusia yang bertujuan mengetahui rasa motivasi dan malas

Hasil scan menunjukkan bahwa orang yang melakukan sesuatu, area premotor otaknya akan menyala dan titik lain di otak yang mengendalikan gerakan tubuh ikut menjadi aktif. Pada orang yang malas area premotor pada otaknya tidak menyala sehingga tidak mengaktifkan sinyal untuk menggerakan tubuh. Hal ini menyebabkan orang yang malas akan malas untuk bergerak (mager), menjadi lebih lemas karena otak bekerja lebih keras untuk mengubah keputusan yang diambil menjadi tindakan untuk bergerak dan melakukan sesuatu.

Rasa malas ini juga menurut webmd dapat dipengaruhi oleh tingkat dopamin yang terdapat di otak, buat kamu yang belum mengenal fungsi dopamin bisa langsung klik artikel berikut ini pentingnya olahraga. Tingkat dopamin di otak juga dapat mempengaruhi motivasi seseorang dalam melakukan sesuatu. Rasa malas yang berkepanjangan ini juga dalam British Journal of Sports Medicine oleh Dr. Richard Weiler sudah dapat dikategorikan kedalam sebuah penyakit, penyakit yang dapat timbul seperti obesitas dan hipertensi.

Rasa malas yang terjadi akibat hilangnya motivasi di dalam diri membuat kamu biasanya mencari-cari cara untuk menghadirkan motivasi mu lagi, mulai dengan membaca buku, mendengarkan podcast sampai menonton video-video motivasi. Biasanya dengan menonton video motivasi setelahnya kamu jadi lebih semangat membara, menjadi lebih optimis, dan mengetahui solusi dari masalah-masalahmu saat ini. Tetapi tak sedikit juga dari kamu yang merasa sudah muak dengan segala video motivasi, segala quotes-quotes dari tokoh-tokoh ternama yang mungkin saja tulisan itu bukan berasal darinya, nah kamu masuk ke dalam kategori yang mana nih?

Dampak Menonton Video Motivasi

Banyak dari kamu semua yang membaca termasuk aku pribadi merasakan dampak positif dari menonton video motivasi, semangat yang tadinya hilang berubah menjadi membara-bara, merasa mendapatkan tamparan keras sehingga harus melakukan sesuatu yang sempat ditunda-tunda akibat rasa malas melanda tetapi apakah menonton video motivasi adalah cara untuk menghilangkan rasa malas?

Aku pribadi tidak melarangmu untuk berhenti menonton video motivasi ataupun mengkonsumsi segala bentuk motivasi yang kamu dapatkan, hanya saja jangan sampai kamu semua berada di dalam lubang yang bernama motivation junkie, memangnya apa itu?

Yap, motivation junkie aku dapatkan dari mentorku yang berarti istilah untuk seseorang yang berusaha terus menerus memperkaya pengetahuannya dengan membaca buku self-development, menghadiri berbagai seminar motivasi, dan menonton video-video motivasi tetapi hidupnya tidak berubah tetap seperti itu-itu saja bahkan malah ada yang jatuh dalam keterpurukan. Hal ini terjadi akibat orang tersebut hanya memperkaya wawasannya yang digunakan untuk diskusi dengan orang-orang yang tertarik dengan hal itu juga tanpa ia gunakan atau implementasikan pengetahuan yang ia dapatkan.

Orang seperti itu hanya membuang-buang waktu dan materinya saja karena lebih baik kamu memiliki ilmu yang sedikit tetapi langsung di praktekan daripada memiliki banyak ilmu tetapi hanya untuk didiskusikan saja tanpa disadari dulu aku merasakan berada di posisi ini dan sangat merasa tertampar sekali lalu aku akui dan berusaha berubah, apakah kamu juga merasa seperti ini? Jika iya, please sekarang waktunya buat kamu berubah, stop no action talk only!

Video motivasi kadang dapat membuatmu jadi jauh lebih baik sehingga tak jarang malah meningkatkan kinerja dan produktivitas mu tetapi apakah akan seterusnya berjalan demikian? Nyatanya tidak, karena ada masanya juga kamu akan merasakan video motivasi tak bisa menyalakan semangatmu seperti sebelumnya, tak sedikit juga yang setelahnya merasakan muak akan kata-kata dalam video motivasi yang membuat mu tidak termotivasi lagi. Sehingga kamu mencoba untuk mencari motivasi lagi dengan membaca buku, menonton video, dan lainnya tetapi motivasi itu tak juga muncul karena mungkin kamu sudah bosen akan quotes motivasi, cerita sukses yang mungkin tak pernah terjadi sehingga kamu malah jadi “demotivasi”.

Yap, video motivasi memiliki dampak seperti itu dapat membuatmu bangkit dari keterpurukan atau malah jatuh tenggelam dalam lubang keterpurukan. Tapi tunggu dulu, bukan salah video motivasi yang kamu dengarkan atau buku yang kamu baca tetapi masalah itu terletak padamu. Hal yang perlu kamu ketahui adalah bahwa hanya dirimu sendirilah yang bisa kamu kendalikan maka faktor eksternal hanya pelengkap saja, kamu tak bisa mengandalkan faktor eksternal untuk membuat dirimu termotivasi atau lain sebagainya. Ingat, kamu hanya bisa mengendalikan dirimu sendiri maka cobalah untuk lebih mengenal dirimu lagi dengan menerapkan self love dan self care agar kamu tidak ketergantungan dengan faktor-faktor eksternal yang tidak bisa kamu kendalikan.

Cara Menghilangkan Rasa Malas

Berbagai cara yang biasa aku gunakan untuk mengurangi rasa malas, semoga bisa cocok juga dengan kamu yang membaca saat ini.

  1. Belajar hal baru yang menyenangkan

Rasa malas mungkin saja terjadi akibat rutinitas mu yang hanya itu-itu saja, cobalah untuk mulai belajar menekuni hal-hal yang sedari lama kamu ingin lakukan atau hal baru yang belum pernah kamu lakukan sama sekali. Hal itu akan membuat kegiatanmu menjadi tidak monoton sehingga rasa malas akibat melakukan kegiataan yang monoton dapat dihilangkan.

2. Disiplinkan waktumu

Mulai mencoba untuk disiplin dan bersikap tanggung jawab atas waktu yang kamu miliki, karena dari pandanganku pribadi banyak sekali orang sukses di luar sana yang memiliki waktu sama dengan kita yaitu 24 jam tetapi mereka dapat mengerjakan kegiatan atau pekerjaan yang jauh lebih banyak dan lebih efektif. Disiplin waktu juga berarti kamu sangat menghargai waktu dan membantu sistem kerja otakmu untuk bekerja jauh lebih mudah serta dapat meningkatkan rasa kepedulianmu.

3. Buat to do list

Coba mulai rutinkan dirimu setiap pagi sebelum memulai beraktifitas untuk membuat to do list kegiatan apa saja yang ingin kamu lakukan di hari itu, jangan terlalu banyak karena itu hanya akan memberatkan mu. Buatlah maksimal lima poin yang ingin kamu kerjakan lalu checklist apa yang sudah berhasil, itu akan meningkatkan hormon dopaminmu. Setelahnya lakukan evaluasi per minggu untuk memaksimalkan kinerja mu

4. STOP menunda-nunda

Berhenti melakukan prokrastinasi atau tindakan suka menunda-nunda karena hal ini banyak sekali akan berdampak negatif pada kehidupan mu kedepannya. Mulai dari kerjaan yang menumpuk sehingga tidak dapat maksimal mengerjakannya, dengan menunda-nunda kamu jadi merasa hidupmu semakin berat tapi tidak semua tindakan menunda-nunda dapat berdampak negatif, ada prokrastinasi yang berdampak positif seperti ini menunda tapi positif. Kalau kamu mau tahu tingkas prokastinasi yang kamu lakukan, coba ikut Tes Tingkat Prokastinasi yuk.

5. Lakukan self motivated

Kamu bisa melakukannya malam hari sebelum hendak tidur, berilah dirimu apresiasi ketika berhasil mengerjakan semua to do list yang sudah kamu buat sebelumnya. Lakukan meditasi sederhana, berilah tubuhmu motivasi agar semakin meningkatkan kinerjamu kedepannya. Jangan biarkan perasaan overthinking menguasai pikiranmu saat itu karena itu akan hanya membuatmu semakin merasa demotivasi.

Video motivasi memang dapat membantu semangatmu tapi untuk menghilangkan rasa malasmu, kamu harus tahu dulu kenapa dan apa penyabab itu semua, karena video motivasi bukan satu-satunya cara menyembuhkan rasa malas mu. Jadi semoga artikel ini bisa semakin membantu kamu dalam melawan rasa malas mu kedepannya tetapi kalau sampai saat ini, itu semua belum bisa merubah keadaan mu. Kamu bisa ikutan mentoring online dari Satu Persen karena disana kamu bisa bercerita tentang masalahmu dan mendapatkan beragam solusi langsung dari ahlinya.

Akhir kata aku mau mengingatkan, bahwa rasa malas hanya membuatmu semakin jauh dari kata sukses tapi bukan berarti kamu yang sekarang sedang malas tidak bisa sukses. Mungkin saja kamu butuh istirahat sejenak, jangan terlena agar semua rencana tidak hanya menjadi wacana.

Aku harap lewat membaca artikel ini ini bisa membuat kamu berkembang menjadi lebih baik, seenggaknya Satu Persen setiap harinya. Thanks!

Referensi

https://www.livescience.com/

https://www.webmd.com/mental-health/what-is-dopamine#1

Weiler R, Feldschreiber P, Stamatakis E. 2012. Medicolegal neglect? The case for physical activity promotion and Exercise Medicine. Br J Sports Med. Vol 46: (4). https://bjsm.bmj.com/content/bjsports/46/4/228.full.pdf

Read More