putinvzrivaetdoma.org

media online informasi mengenai game online tergacor di tahun 2023

Lebih

judi

Mengelola Waktu Lembur untuk Work Life Balance yang Lebih Baik

Di era yang serba cepat ini, manajemen waktu menjadi kunci utama dalam berbagai aspek kehidupan, terutama di tempat kerja. Saat lembur, pentingnya manajemen waktu menjadi semakin terasa. Mengapa demikian? Mari kita ulas lebih dalam.

Pertama, manajemen waktu yang baik dapat meningkatkan produktivitas. Saat lembur, waktu yang Anda miliki terbatas. Dengan mengatur waktu secara efisien, Anda dapat memprioritaskan tugas-tugas penting dan menyelesaikannya dengan lebih efektif. Ini berarti, tugas yang biasanya memakan waktu lama dapat diselesaikan dalam waktu yang lebih singkat, meningkatkan output kerja Anda secara signifikan.

Kedua, kualitas kerja juga terpengaruh oleh bagaimana Anda mengelola waktu. Dengan waktu yang terorganisir, Kita memiliki kesempatan untuk fokus pada detail dan kualitas pekerjaan. Ini berarti pekerjaan yang dihasilkan tidak hanya cepat selesai tetapi juga memiliki standar kualitas yang tinggi.

Ketiga, manajemen waktu yang baik dapat mengurangi stres. Stres sering kali muncul karena tekanan waktu dan tumpukan pekerjaan yang tampaknya tidak ada habisnya. Dengan mengatur waktu secara efektif, Anda dapat mengurangi rasa terburu-buru dan tekanan yang tidak perlu, sehingga mengurangi tingkat stres saat lembur.

Keempat, manajemen waktu memungkinkan kita untuk mencapai keseimbangan hidup yang lebih baik. Dengan mengatur waktu kerja dan waktu istirahat secara seimbang, Anda dapat memastikan bahwa kehidupan pribadi dan profesional Anda tidak saling mengganggu. Ini penting untuk menjaga kesehatan mental dan fisik Anda.

Kelima, manajemen waktu yang baik juga berkontribusi pada peningkatan kepuasan kerja. Saat kita dapat menyelesaikan tugas dengan efisien dan efektif, ini menciptakan rasa pencapaian dan kepuasan. Anda merasa waktu yang dihabiskan untuk lembur menjadi lebih bermakna dan produktif.

Namun, apa yang terjadi jika manajemen waktu tidak diterapkan dengan baik saat lembur? Ini dapat berdampak negatif pada produktivitas. Tanpa manajemen waktu yang efektif, kita mungkin menghabiskan lebih banyak waktu untuk tugas yang seharusnya bisa diselesaikan dalam waktu yang lebih singkat. Ini tidak hanya mengurangi efisiensi kerja Anda tetapi juga dapat menimbulkan kelelahan dan penurunan kualitas kerja.

Dalam bagian berikutnya, kita akan membahas lebih lanjut tentang Dampak Negatif Kurangnya Manajemen Waktu pada Produktivitas. Kita akan melihat bagaimana kurangnya manajemen waktu dapat menghambat kemampuan Anda untuk bekerja secara efektif dan efisien, serta dampaknya terhadap kinerja kerja secara keseluruhan.

Dampak Negatif Kurangnya Manajemen Waktu pada Produktivitas

Setelah memahami pentingnya manajemen waktu saat lembur, kita perlu menyadari dampak negatif yang muncul ketika manajemen waktu tidak diterapkan dengan baik. Kurangnya manajemen waktu tidak hanya berpengaruh pada individu, tetapi juga pada produktivitas keseluruhan perusahaan.

Penurunan Produktivitas: Kurangnya manajemen waktu sering kali menyebabkan penurunan produktivitas. Karyawan yang gagal mengatur waktu mereka dengan efisien cenderung kehilangan fokus dan motivasi. Hal ini mengakibatkan penurunan kinerja dan produktivitas, yang pada akhirnya berdampak negatif pada output keseluruhan perusahaan.

Kualitas Kerja yang Buruk: Manajemen waktu yang buruk juga berdampak pada kualitas kerja. Karyawan yang terburu-buru dalam menyelesaikan tugas mereka sering membuat kesalahan yang tidak perlu. Hal ini tidak hanya mempengaruhi kualitas pekerjaan individu, tetapi juga citra dan standar perusahaan secara keseluruhan.

Alur Kerja yang Tidak Efisien: Kurangnya manajemen waktu dapat mengakibatkan alur kerja yang kacau dan tidak terorganisir. Ini mengarah pada inefisiensi dalam proses kerja, di mana tugas-tugas tidak diselesaikan dalam urutan yang paling logis atau efektif.

Reputasi Perusahaan yang Buruk: Kualitas kerja yang buruk dan produktivitas yang rendah dapat merusak reputasi perusahaan. Pelanggan yang kecewa dengan produk atau layanan yang tidak memenuhi standar dapat memberikan dampak jangka panjang pada citra perusahaan.

Stres pada Karyawan: Kurangnya manajemen waktu sering kali menyebabkan stres pada karyawan. Karyawan yang merasa terburu-buru dan tidak mampu mengatur waktu mereka dengan baik cenderung mengalami tekanan yang lebih besar, yang dapat berdampak negatif pada kesehatan mental dan fisik mereka.

Untuk mengatasi masalah ini, perusahaan perlu memberikan pelatihan dan pengembangan karyawan dalam manajemen waktu. Dengan dukungan dan sumber daya yang tepat, karyawan dapat belajar mengatur waktu mereka dengan lebih efektif, sehingga meningkatkan produktivitas dan kualitas kerja.

Dalam bagian berikutnya, kita akan membahas tentang Risiko Kesehatan Akibat Lembur Tanpa Manajemen Waktu yang Baik. Kita akan melihat bagaimana kurangnya manajemen waktu saat lembur tidak hanya berdampak pada produktivitas, tetapi juga pada kesehatan fisik dan mental karyawan.

Risiko Kesehatan Akibat Lembur Tanpa Manajemen Waktu yang Baik

Kerja lembur telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan profesional banyak orang. Namun, tanpa manajemen waktu yang baik, lembur bisa membawa risiko kesehatan yang serius. Mari kita bahas dampaknya pada kesehatan fisik dan mental.

Dampak pada Kesehatan Fisik

Kelelahan Kronis: Bekerja lembur secara terus-menerus meningkatkan risiko kelelahan kronis. Kurangnya istirahat mempengaruhi siklus tidur dan pemulihan tubuh, menyebabkan penurunan energi dan konsentrasi.

Gangguan Tidur: Jam kerja yang panjang mengganggu pola tidur sehat. Ini bisa menyebabkan insomnia dan penurunan kualitas tidur, melemahkan sistem kekebalan tubuh dan meningkatkan risiko penyakit serius.

Penurunan Kebugaran Fisik: Kurangnya waktu untuk berolahraga dan menjaga kebugaran fisik adalah dampak langsung dari bekerja lembur. Gaya hidup sedentari ini meningkatkan risiko penyakit jantung, obesitas, dan diabetes.

Dampak pada Kesehatan Mental

Stres Berkepanjangan: Tekanan untuk memenuhi tenggat waktu dan tuntutan kerja yang tinggi dapat menyebabkan kecemasan, depresi, dan gangguan mental lainnya.

Kehilangan Keseimbangan Kehidupan: Menghabiskan sebagian besar waktu untuk bekerja meninggalkan sedikit waktu untuk kegiatan sosial dan hobi. Ini berdampak negatif pada kesehatan mental dan hubungan antarpribadi.

Kepuasan Kerja Menurun: Meskipun awalnya mungkin terlihat sebagai dedikasi, lembur yang berlebihan dapat mengurangi kepuasan kerja, menurunkan motivasi, dan menyebabkan kelelahan emosional.

Mengakui dan mengelola dampak buruk lembur pada kesehatan fisik dan mental adalah kunci. Langkah-langkah seperti mengatur batasan waktu kerja yang sehat, menetapkan prioritas, dan mencari waktu untuk beristirahat sangat penting. Komunikasi dengan atasan dan dukungan dari teman serta keluarga juga membantu.

Keseimbangan antara kerja dan kehidupan pribadi adalah penting. Prioritaskan kesehatan dan kesejahteraan Anda, karena hanya dengan tubuh dan pikiran yang sehat, Anda dapat memberikan kontribusi maksimal dalam pekerjaan dan menikmati kehidupan yang memuaskan.

Pengaruh terhadap Keseimbangan Hidup-Kerja

Dalam dunia kerja yang serba cepat dan menuntut, keseimbangan hidup-kerja menjadi aspek penting yang seringkali terabaikan. Keseimbangan ini tidak hanya mempengaruhi kepuasan kerja, tetapi juga kesuksesan karier seseorang. Berdasarkan penelitian, keseimbangan waktu, keterlibatan, dan kepuasan dalam kehidupan kerja memiliki pengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan. Hal ini menunjukkan pentingnya mencari keseimbangan antara kehidupan pribadi dan pekerjaan untuk mencapai kesuksesan karier dan kepuasan kerja yang lebih baik.

Salah satu cara untuk mencapai keseimbangan hidup-kerja adalah dengan mengatur jadwal kerja yang efektif. Ini berarti menetapkan batasan antara waktu kerja dan waktu pribadi. Misalnya, menetapkan jam kerja yang tetap dan menghindari pekerjaan di luar jam tersebut kecuali dalam keadaan darurat. Ini membantu dalam memastikan bahwa waktu luang dapat digunakan untuk kegiatan pribadi atau bersama keluarga, yang penting untuk menjaga keseimbangan hidup-kerja.

Mengurangi pengeluaran yang tidak perlu juga dapat membantu dalam mencapai keseimbangan hidup-kerja. Dengan mengelola keuangan dengan bijak, seseorang dapat mengurangi tekanan untuk bekerja lebih keras atau lebih lama untuk memenuhi kebutuhan finansial. Ini memungkinkan lebih banyak waktu untuk dihabiskan dengan keluarga atau untuk kegiatan pribadi, yang pada gilirannya meningkatkan kualitas hidup.

Memprioritaskan waktu untuk kegiatan di luar pekerjaan juga penting dalam mencapai keseimbangan hidup-kerja. Ini bisa berupa hobi, olahraga, atau menghabiskan waktu berkualitas dengan keluarga dan teman. Kegiatan-kegiatan ini tidak hanya memberikan relaksasi tetapi juga membantu dalam mengurangi stres dan meningkatkan kesejahteraan mental.

Mengembangkan keterampilan yang tepat juga penting dalam mencapai keseimbangan hidup-kerja. Keterampilan seperti manajemen waktu, komunikasi, dan kepemimpinan tidak hanya berguna dalam pekerjaan tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari. Keterampilan-keterampilan ini membantu seseorang dalam mengelola tugas-tugas dengan lebih efektif, memungkinkan lebih banyak waktu untuk kehidupan pribadi.

Keseimbangan hidup-kerja adalah aspek penting yang mempengaruhi kesuksesan karier dan kepuasan kerja. Dengan mengatur jadwal kerja yang efektif, mengurangi pengeluaran yang tidak perlu, memprioritaskan waktu untuk kegiatan di luar pekerjaan, dan mengembangkan keterampilan yang tepat, seseorang dapat mencapai keseimbangan yang diinginkan. Ini tidak hanya meningkatkan kepuasan kerja tetapi juga kualitas hidup secara keseluruhan.

Kesimpulan

Setelah memahami pentingnya manajemen waktu saat lembur, dampak negatif dari kurangnya manajemen waktu pada produktivitas, risiko kesehatan, dan pengaruhnya terhadap keseimbangan hidup-kerja, kita dapat melihat bahwa keseimbangan ini bukan hanya penting untuk kepuasan kerja, tetapi juga untuk kesehatan dan kebahagiaan kita secara keseluruhan.

Untuk membantu Karyawan Anda dalam mengelola tantangan ini, sangat disarankan untuk mengambil langkah proaktif. Salah satu caranya adalah dengan menggunakan Psychotest & Assessment yang tersedia di Life Skills. Tes ini dirancang untuk memberikan wawasan lebih dalam tentang diri Karyawan, termasuk cara mengelola stres, memahami nilai pribadi, dan mengidentifikasi kekuatan serta kelemahan,membantu mengenal diri sendiri lebih dalam. Ini penting untuk mengembangkan strategi manajemen waktu dan keseimbangan hidup-kerja yang efektif.

Psychotest & Assessment berguna mengidentifikasi area di mana Karyawan Anda unggul dan aspek yang perlu ditingkatkan. Pengetahuan ini sangat berguna dalam pengembangan karier dan kehidupan pribadi.

Gunakan kesempatan ini untuk belajar lebih banyak tentang kepribadian dan bagaimana dapat meningkatkan kualitas hidup dan kerja karyawan Anda. Berikan investasi terbaik kepada karyawan Anda.

Read More
judi

Perempuan Lebih Mudah Depresi: Apakah Benar?

depresi pada perempuan
penyebab depresi pada perempuan

Halo, Perseners. How’s life?

Kenalin, gue Hana. Gue di sini menulis sebagai associate writer dari Satu Persen.

Akhir-akhir ini, lo pasti ngerasa kalo isu kesehatan mental lagi ramai dibicarakan, gak terkecuali mengenai depresi. Kelihatannya, orang-orang udah pada aware sama pentingnya kesehatan mental.

Tapi, lo tahu gak, Perseners?

Menurut yang dirilis oleh National Alliance on Mental Illness (NAMI), 1 dari 8 perempuan dinyatakan mengalami depresi dalam hidupnya; dua kali lipat dibandingkan laki-laki.

Lumayan jauh ya, perbedaan angkanya?

Nah, melalui artikel kali ini, gue bakal jelasin apa itu gangguan depresi, penyebab depresi, dan kenapa depresi lebih sering ditemukan pada perempuan.

Pengertian dan penyebab depresi

Sebelum membahas lebih jauh tentang depresi pada perempuan, gue pengen lo tahu dulu apa itu depresi secara umum.

Depresi merupakan gangguan mental yang serius, di mana penderitanya merasa sangat sedih secara terus-menerus. Umumnya, penderita depresi juga mengalami penurunan minat terhadap rutinitas harian maupun aktivitas yang sebelumnya mereka senangi. Nah, karena itulah mereka jadi kesulitan untuk bersemangat melanjutkan hidupnya.

Menurut DSM-5 (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder, Fifth Edition), ada beberapa kriteria seseorang dapat dikatakan menderita depresi, yaitu mengalami tekanan sepanjang hari, gak minat lagi sama aktivitas yang dulunya menyenangkan, serta sulit konsentrasi dan membuat keputusan.

Selain itu, penderita depresi juga sering merasa gak berharga, bersalah, marah, lelah ekstrem, dan gelisah. Gak cuma itu, mereka biasanya juga mengalami masalah tidur dan gangguan pola makan. Sehingga, kondisi fisiknya juga bisa ikut terganggu.

Kalo dibiarkan aja, kondisi penderita bisa semakin parah. Mereka mungkin banget berpikir tentang kematian, bahkan melakukan percobaan bunuh diri.

Baca Juga: Penyebab Manusia Bunuh Diri

Jadi, gue mau tekankan bahwa depresi itu gak sama dengan sedih. Sedih adalah emosi atau perasaan yang wajar, sedangkan depresi merupakan gangguan mental yang perlu diagnosa serta penanganan khusus dari psikolog supaya bisa pulih.

Ada beberapa faktor penyebab depresi, antara lain: riwayat dari keluarga yang juga menderita depresi, trauma di masa lalu, penyalahgunaan obat, kepercayaan diri rendah, mengalami sakit keras, adanya pengalaman buruk, kurangnya support system, dan lain-lain.

Tapi, gak semua orang yang mengalami hal-hal tadi dipastikan terkena depresi, ya. Inget, untuk mengetahui kondisi mental, lo perlu diagnosa dari tenaga profesional.

Penyebab depresi lebih rentan terhadap perempuan

Perbedaan angka yang dirilis oleh NAMI tadi pastinya bukannya tanpa alasan, guys.

Beberapa ahli percaya bahwa kedua jenis kelamin sama-sama berpotensi menderita depresi, namun laki-laki cenderung gak membicarakan suasana hati, apalagi sampe cari bantuan. Mungkin juga depresi pada laki-laki ditunjukkan dengan cara yang berbeda, seperti perilaku kekerasan, alih-alih pergi ke tenaga profesional.

Teori lain mengatakan bahwa meskipun kedua jenis kelamin bisa mengalami depresi, perempuan menjadi lebih rentan karena tekanan hidup dan faktor lingkungan tertentu yang lebih sering dialami oleh mereka.

Kalau yang dua tadi masih berupa teori, ada gak sih fakta yang udah teruji benar?

Sejauh ini, para peneliti berhasil hanya sebatas mengidentifikasi faktor biologis. Perubahan hormonal yang terjadi pada menstruasi bulanan menyebabkan perubahan mood. Beberapa perempuan juga rentan mengalami depresi setelah melahirkan atau selama transisi menuju menopause.

Tentunya kita tahu ya, bahwa menstruasi, hamil dan melahirkan, serta menopause hanya terjadi pada perempuan. Karena perbedaan hormon inilah yang membedakan depresi pada perempuan dan laki-laki menurut faktor biologisnya.

penyebab depresi: faktor biologis
Gambar oleh Mohamed Hassan dari Pixabay

Gimana dengan faktor lainnya?

Perempuan juga lebih mungkin mengalami pengalaman berat tertentu seperti pelecehan seksual, kekerasan dalam rumah tangga, maupun ketidakpercayaan diri karena gak memenuhi standar kecantikan. Pengalaman semacam ini tentu berefek buruk dan bertahan lama di dalam otak.

Selain itu, pengalaman sehari-hari juga bisa jadi pemicu, lho. Di banyak tempat, perempuan lebih mungkin mengasuh baik anak kecil maupun orang lanjut usia. Hal itu dapat menyebabkan stres kronis yang berlanjut hingga tahap depresi.

Rata-rata perempuan lebih mengalami kemiskinan daripada laki-laki. Misalnya, pada ibu single-parent yang memiliki anak kecil, mereka dihadapkan oleh tuntutan menjadi ibu rumah tangga sekaligus bekerja, dan keduanya dilakukan sendiri. Makanya, gak heran kalo mereka cenderung mengalami tingkat depresi yang lebih tinggi.

Apa yang bisa dilakukan untuk yang mengalami penyebab depresi?

Mungkin lo punya keluarga, teman, atau pacar perempuan yang menderita atau menunjukkan gejala depresi. Rasanya kepengen bantu, tapi gak tahu harus apa. Takutnya salah ucapan atau sikap, soalnya lo ngerasa awam sama masalah ginian.

Tenang aja, Perseners. Meskipun bukan tenaga profesional, lo bisa kok bantuin orang tersayang lo dalam menghadapi depresi. Tenang, tips ini udah disesuaikan dengan kapabilitas lo, ya.

Gimana sih caranya?

1. Pelajari tentang pengertian, gejala, dan penyebab depresi

Tentunya, lo harus tahu dulu apa itu depresi dan apa bedanya sama sedih biasa. Pelajari juga gimana perbedaan hormon pada perempuan. Supaya penanganannya gak salah, guys. Semuanya ada di internet, kok.

Tapi, jangan sampe malah self-diagnose, ya! Cukup dijadikan pengetahuan aja supaya lo gak terlalu nge-blank.

2. Dengarkan penyebab depresi yang dialaminya

Orang yang mengalami depresi pasti ada sebabnya, dan pastinya itu bukan pengalaman yang menyenangkan. Jadilah pendengar yang baik, dengan cara active listening, jangan menghakimi, dan bertanya alih-alih membuat asumsi sendiri.

Tapi, jangan paksa mereka buat menjawab, ya. Lo harus sabar, memahami, dan beri mereka waktu serta kenyamanan.

3. Hadir di saat penyebab depresi menghantuinya

Dengan hadirnya lo di sisi orang yang menderita depresi, lo sudah cukup membantu, kok. Jangan biarin dia sendiri, ya! Kalo perlu, coba lo ajakin untuk melakukan sesuatu. Supaya pikiran dia bisa teralihkan ke hal-hal yang lebih baik.

4. Dukung dia untuk pulih dari penyebab depresi

Pada akhirnya, lo gak akan bisa ngobatin dia. Dan lo juga gak perlu susah sendiri bantuin dia yang depresi. Mungkin udah saatnya buat ajak dia ke tenaga profesional. Kasih dukungan emosional untuk menguatkannya dalam menjalani proses pemulihan.

5. Penyebab depresi juga bisa menyerang lo kalo kurang memperhatikan diri

Selain mereka yang mengalami depresi, lo juga perlu menjaga diri dan kondisi mental lo. Mendampingi penderita depresi itu sama sekali gak gampang, jadi wajar banget kalo mungkin lo ikut ngerasa capek.

Beri waktu buat diri lo juga. Jangan lupa istirahat, self-care, dan recharge energi. Supaya lo ada tenaga buat mendukung mereka yang berjuang menghadapi depresi.

Baca Juga: Self-Care: Penting untuk Dirimu

self care mengurangi penyebab depresi
Gambar oleh Mohamed Hassan dari Pixabay

Sedangkan, kalo lo adalah penderita depresi, atau merasakan beberapa gejala depresi, hal-hal yang mungkin bisa lo lakukan adalah cari support system atau teman cerita, melakukan self-care, dan yang paling penting carilah bantuan ke tenaga profesional.

Kabar baiknya, depresi itu merupakan gangguan mental yang bisa disembuhkan. Dan kalo lo bingung mau cari bantuan kemana, well—kabar baik lagi buat lo, Satu Persen bisa bantu lo.

Satu Persen punya layanan konseling untuk menangani masalah klinis seperti depresi. Di situ, lo bakal ditangani sama psikolog yang udah ahli di bidangnya, dibantu dengan asesmen mendalam serta terapi. Selain itu, lo juga bisa mendapatkan diagnosa, biar lo gak bingung lagi.

Sebelum ikut konseling Satu Persen, mungkin lo bisa mulai dengan mengukur tingkat stres dan kondisi mental lo, supaya ada sedikit gambaran. Yuk, cobain tesnya di sini.

Selain itu, lo juga bisa nonton video YouTube dari Satu Persen tentang penyebab depresi. Tentunya, video ini cocok banget buat lo yang lagi pengen belajar banyak soal ini.

penyebab depresi

Segitu dulu tulisan gue. Semoga bermanfaat dan bisa memberi insight yang lebih luas. Perempuan maupun laki-laki, keduanya punya risiko terkena depresi, jadi gue harap kalian semua sehat selalu, ya! Jangan lupa untuk memperlakukan semua orang dengan baik 🙂

Yuk, berkembang bareng-bareng! Gak usah langsung banyak, seenggaknya Satu Persen setiap hari menuju #HidupSeutuhnya.

Akhir kata, thanks a million!

CTA-Konsultasi--1-

Referensi

Harvard Mental Health Letter. (May, 2011). Women and depression. Retrieved on January 10, 2020 from https://www.health.harvard.edu/womens-health/women-and-depression.

National Alliance on Mental Illness Press Release. (April 28, 2008). Women & Depression. 1 in 8; twice the rate of men. Retrieved on January 11, 2020 from https://www.nami.org/Press-Media/Press-Releases/2008/Women-Depression-1-in-8;-twice-the-rate-of-men.

Sirohi, S. (April, 2020). Depression in women. Retrieved on January 10, 2020 from https://www.priorygroup.com/mental-health/depression-treatment/depression-in-women.

Whelan, C. (March 30, 2017). Is It Depression or Sadness? Learn the Signs. Retrieved on January 10, 2020 from https://www.healthline.com/health/depression/depression-vs-sadness.

Read More
judi

Mengenal Tes OCEAN Lebih Dekat

big 5 personality
big 5 personality

Hello there, Perseners! Balik lagi dengan aku, Nouvend, writer di Satu Persen.

Gimana kabar kalian semua? Kuharap kalian baik-baik saja ya! Mungkin ada dari kalian yang sedang tidak baik-baik saja, I just want to tell you it’s okay to be not okay!

Mungkin ada yang sedang berpikir tentang apa yang akan mereka lakukan dalam hidup (I’m looking at you, Quarter Life Crisis club member!). Coba deh ikut tes quarter life crisis ini.

Mungkin ada dari kalian yang masih bertanya-tanya, “Aku tuh, sebenarnya cocok ngapain, sih?” atau mungkin malah merasa kalau apa yang kamu lakukan itu kayak, gak cocok aja gitu sama diri kamu sendiri.

Well, aku rasa aku punya sesuatu yang mungkin bisa menjadi pencerah kalian dalam mencari jawaban tersebut! Izinkan aku memperkenalkan Big Five Personality Test (OCEAN) pada kalian. Eh, ocean? Laut? Oke, oke, daripada bingung mari kita langsung saja membahas Big Five Personality Test!

Apa Itu Big Five Personality Test?

Jadi, dahulu kala, banyak psikolog yang mencoba nge-list kepribadian seseorang tuh mencakup apa aja. Psikolog bernama Gordon Allport dan Henry Odbert berteori bahwa karena orang-orang menyadari adanya perbedaan kepribadian, mereka bakal membuat sebuah kata untuk menjelaskan kepribadian tersebut.

Misalnya, ‘kan lebih enak buat nyebut “Dia orangnya periang” daripada “Dia orangnya suka jalan-jalan, kalau ketemu orang pasti selalu lagi senang, dan senyumnya bertahan sepanjang hari”.

Lalu pada tahun 1936, mereka berhasil menemukan beberapa personality trait yang menggambarkan kepribadian seseorang, yah sekitaran 4000-an gitu.

Terus ya, orang manapun pasti mikir “Buset banyak banget??”. Maka dari itu, seorang Psikolog bernama Raymond Cattell dan koleganya pada tahun 1940-an menindaklanjuti apa yang sudah ditemukan oleh Gordon Allport. Dan mereka berhasil menyederhanakan 4000 tadi menjadi 16 personality traits.

Tidak berhenti sampai di situ, beberapa psikolog menganalisa lagi 16 tadi dan menemukan bahwa sebenarnya masih bisa dibuat lebih sederhana lagi, menjadi lima aspek saja.

Lewis Goldberg, di antara psikolog tadi, benar-benar mendukung lima aspek ini. Kerjaan Lewis lalu diperluas oleh psikolog bernama McCrae dan Costa, yang mana kemudian menjadikan model Big Five yang kita tahu sekarang menjadi–bisa dibilang–resmi.

Big Five yang dimaksud adalah: Openness to experience, Conscientiousness, Extraversion, Agreeableness, dan Neuroticism. Kalau nama lima aspek tersebut disingkat, kita mendapatkan kata OCEAN. Ini untuk mempermudah orang untuk mengingatnya.

Namun kurasa tidak dibuat singkatan pun, OCEAN ini akan gampang diingat karena model tes kepribadian ini sangat populer, terlepas dari budaya dan lokasi tempat orang-orang mengambil tes ini.

Baca juga: Apa Itu Tes Kepribadian OCEAN?

OCEAN

Masing-masing dari aspek pada Big Five ini merupakan sebuah spektrum, yang berarti bahwa hasil dari tes ini menandakan seseorang berada somewhere in between two extreme ends.

Misalnya, pada aspek Openness, hasilmu nanti bukan berarti antara terbuka akan hal baru atau sama sekali tidak menerima ide baru. Hasil dari Openness nanti menandakan seberapa terbukanya kamu terhadap hal baru dan bagaimana responmu terhadapnya.

Hasil dari OCEAN tidak bisa dilihat sendiri-sendiri, kamu harus memahaminya secara menyeluruh. Kamu sebaiknya memahami benar-benar apa yang dimaksud dari tinggi-rendahnya skor pada sebuah aspek. Kamu bisa membaca tentang hal tersebut di sini.

Hal-hal yang Patut Diingat

Walaupun OCEAN ini sangat praktis, perlu diingat bahwa OCEAN ini bersifat deskriptif. Sederhananya gini. Big Five ‘kan punya lima aspek utama. Masing masing aspek merupakan spektrum dengan dua ujung yang bertolak belakang. Terus nanti, setelah tes, kamu bakal dapat skor masing-masing aspek. Skor O berapa, skor C berapa, dst.

Nah, OCEAN bakal menggunakan hasil tesmu tadi untuk memberitahumu, apa sih maksudnya dari skor O yang tinggi, skor C yang rendah, dst. Agak berbeda dengan MBTI. Contohnya ketika kamu mendapatkan ESFJ (seperti aku) untuk tes MBTI-mu, kamu bakal membaca tentang bagaimana sih, seorang ESFJ itu.

Lain halnya dengan OCEAN yang hanya memiliki “meteran” kepribadian terus kamu sederhananya “ngukur” kepribadianmu pake “meteran” yang sudah disediakan.

Kalau mau diumpamakan ya, tes OCEAN itu kayak kamu dikasih Lego tapi eceran. Kamu dapatnya satu-satu terus kamu pasang sendiri menjadi sesuatu yang sesuai dengan apa yang kamu butuhkan. Kalau MBTI, kamu beli Lego-nya udah jadi, udah jelas dia bentuknya apa.

OCEAN juga sempat dikritisi karena terlalu luas. Kibeom Lee dan Michael Ashton mengembangkan sebuah model baru yang bernama HEXACO. Model ini tetap mengandung aspek dari OCEAN hanya saja mereka menambahkan satu yang baru, yaitu Honesty-Humility, yang merupakan tolak ukur sejauh apa seseorang mengedepankan hal-hal tentang orang lain daripada dirinya. Mirip dengan altruisme ya.

Satu Persen juga ada video pembahasan soal altruisme loh, kamu bisa menontonnya di sini.

big 5 personality

Siap Untuk Mencoba Tes OCEAN?

Lalu, hampir sama dengan tes-tes kepribadian pada umumnya, jangan menganggap satu hasil tes OCEAN dapat menggambarkan kepribadianmu selamanya. Hasil tes OCEAN orang-orang sepanjang hidup dapat berubah, walaupun hanya sedikit. Maka dari itu, kita sebaiknya melihat hasil tes ini sebagai tools untuk kita dalam mengembangkan diri.

Jangan melihat hasil tes ini sebagai pembatas potensi diri, namun anggap hasil tes ini sebagai kesempatanmu untuk menjadi orang yang lebih baik.

Baca juga: Memanfaatkan Hasil Tes OCEAN

Oh iya! Satu lagi. Ketika mengambil tes OCEAN, jangan berusaha untuk menjawab pertanyaan yang menurutmu “lebih baik” di mata masyarakat ya. Jawablah sesuai dengan apa yang menurutmu cocok dengan dirimu! Semoga hasil Tes OCEAN bisa membantumu dalam menghadapi Quarter Life Crisis ya!

Jika kamu masih merasa kebingungan mengenai Quarter Life Crisis, tonton video ini sebentar! Atau, kamu bisa juga nih konsultasi ke ahlinya, misalnya dengan mengikuti mentoring di Satu Persen.

Akhir kata, semoga tulisanku ini berguna ya!

big 5 personality

References

T., E. (2020, January 10). History of the Big 5: Why This Online Psychometric Test Packs a Punch. Retrieved from retorio: https://www.retorio.com/blog/big-5-history-psychometric-test

Lim, A (2020, June 15). The big five personality traits. Simply Psychology. https://www.simplypsychology.org/big-five-personality.html

Read More
judi

Cara Menghadapi Teman yang Depresi Agar Merasa Lebih Tenang

cara menghadapi teman yang depresi
Satu Persen – Menghadapi Teman Depresi

Depresi adalah salah satu gangguan kesehatan mental yang paling umum di dunia. Begitu pula di Indonesia. Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, lebih dari 19 juta penduduk yang berusia di atas 15 tahun mengalami gangguan mental emosional dan lebih dari 12 juta penduduk mengalami depresi. Hal ini tidak menutup kemungkinan bahwa orang terdekat kita pun bisa mengalaminya.

Saat mengetahui teman atau orang terdekat mengalami depresi, kita bisa memberikan dukungan sosial untuk membantu mereka melewati masa-masa sulit. Namun, kita cenderung kebingungan bagaimana cara merespon dengan tepat.

Apa yang harus dilakukan ketika menghadapi teman yang depresi? Kali ini, aku, Sista, Blog Writer Satu Persen, akan memberikan tipsnya. Yuk, simak sampai akhir~

5 Hal yang Tak Boleh Diucapkan Kepada Teman yang Depresi

hal yang tak boleh diucapkan pada teman yang depresi
Cr: 9gag

Buat kamu yang belum pernah mengalami depresi sebelumnya, mungkin akan terasa sulit untuk memahami apa yang dirasakan oleh penderita. Berikut adalah beberapa frasa atau kalimat yang sebaiknya dihindari:

1. “Berbahagialah!”

Mengalami depresi itu berbeda dengan mengalami hari yang buruk. Kita mungkin bisa bangkit dari hari yang buruk dengan mudah. Sebaliknya, seseorang yang mengalami depresi memerlukan perawatan dalam jangka waktu yang cukup lama. Bahkan, hingga berbulan-bulan atau bertahun-tahun untuk benar-benar pulih.

Jika kamu meminta teman yang depresi untuk berbahagia, hal ini mungkin akan membuatnya semakin menderita. Sebaiknya berikan validasi atas perasaan mereka dengan kata-kata seperti, “Aku tahu mungkin perlu waktu untuk merasa lebih baik, masih ada harapan”.

2. “Kok bisa depresi?”

Temanmu mungkin terlihat baik-baik saja dalam hidupnya seperti memiliki pekerjaan yang hebat, rumah yang bagus, atau keluarga yang hangat. Namun, ketahuilah bahwa depresi tidak membeda-bedakan orang, tetapi semua bisa rentan terhadap depresi klinis. Orang yang terlihat hebat di permukaan kehidupan bukan berarti tidak terluka.

3. “Kamu tidak terlihat tertekan.”

tidak terlihat tertekan
Cr: knowyourmeme.com

Depresi dapat memengaruhi orang secara berbeda-beda. Sebagian besar mungkin akan merasakan perubahan pada kondisi kesehatan fisik akibat mereka terlalu lelah. Sebagian juga ada yang mungkin tampak benar-benar sehat seperti biasanya.

Mereka mungkin masih bisa pergi bekerja, bahkan tersenyum dan tertawa. Tidak ada yang tahu apa yang mereka rasakan di dalam pikirannya. Di sisi lain, mereka mungkin mengalami penderitaan internal namun tidak sanggup untuk menunjukkannya di depan umum.

Baca juga: Kenali 7 Macam Gangguan Depresi (Gejala, dan Cara Mengatasinya)

4. “Nanti ini juga akan berlalu.”

Benar jika hal ini akan berlalu, namun orang yang mengalami depresi merasa sulit untuk menerima kalimat tersebut. Ketika seseorang berada dalam kondisi depresi, ibaratnya mereka tidak dapat melihat cahaya di ujung terowongan. Depresi terasa tanpa henti dan rasanya tidak pernah berakhir. Daripada mengatakan kalimat tersebut, mungkin kamu bisa mengatakan, “Saat ini mungkin hari-harimu terasa sulit, yang pasti aku akan ada di sisimu untuk membantu”.

5. “Berhentilah merasa depresi.”

Kalimat ini dapat menyakiti hati seseorang yang sedang mengalami depresi. Jika bisa segera keluar dari fase ini, tentu mereka akan melakukannya. Namun, penyembuhan depresi memerlukan konseling, pengobatan, dan terapi yang tepat agar merasa lebih lega.

Itulah beberapa frasa atau kalimat yang sebaiknya dihindari untuk merespon temanmu yang mengalami depresi. Terkadang tanpa kita sadari kata-kata yang kita ucapkan akan berpengaruh terhadap kondisi mental seseorang. Maka dari itu, penting untuk kita pelajari bagaimana cara berkomunikasi yang baik. Kamu bisa tonton satu video berikut ini untuk mendapatkan tipsnya:

Cara Membantu Teman yang Depresi

Lakukan hal-hal berikut jika temanmu mengalami depresi:

1. Tunjukkan kepedulian

tunjukkan kepedulian
Cr: memegenerator

Di tengah masa-masa sulit seperti ini, temanmu membutuhkan seseorang yang bakal peduli terhadap kondisinya. Misalnya, kamu bisa memberikan pelukan atau sentuhan tangan lembut untuk menunjukan bahwa kamu benar-benar peduli. Kalau merasa canggung dengan situasi ini, kamu juga bisa cukup mengatakan “Aku peduli sama kamu” atau kalimat lain sejenisnya.

Kata-kata puitis mungkin tidak begitu dibutuhkan dalam kondisi seperti ini. Pada intinya,  kamu perlu menunjukkan sikap kepedulian. Ini juga sekaligus memberi tahu orang tersebut bahwa ia penting bagimu.

2. Ingatkan bahwa kamu selalu ada untuknya

ingatkan kamu selalu ada untuknya
Cr: quickmeme.com

Menurut penelitian, orang yang mengalami depresi akan cenderung menarik diri dari lingkungan sekitar. Ini terjadi karena orang tersebut merasa tidak ada yang mengerti apa yang ia rasakan. Langkah penting yang bisa kamu lakukan adalah meluangkan waktu untuk mereka. Kamu bisa menghabiskan waktu bersama dan jangan lupa untuk menawarkan bantuan.

Jika ia belum siap untuk bercerita, tidak apa-apa. Cobalah untuk sering berinteraksi seperti menanyakan kabar, bagaimana kondisinya, dan hal lainnya tanpa terlalu memaksanya untuk bercerita. Kamu bisa temui secara langsung atau melalui telepon.  

Coba tes online berikut: Tes Sehat Mental

3. Tanyakan apa yang bisa dibantu

Depresi akan memberikan beban yang cukup berat bagi orang yang mengalaminya. Selain berpengaruh terhadap mental, depresi juga memengaruhi kondisi fisik seseorang. Jadi, mungkin ada banyak hal yang bisa kamu lakukan untuknya.

Ketika menawarkan bantuan, temanmu mungkin awalnya akan menolak tawaran tersebut karena takut membebani. Jelaskan padanya bahwa kamu tidak keberatan dan ingin membantu meringankan pekerjaannya.

Misalnya, daripada menanyakan “Apa yang bisa aku lakukan untukmu?”, lebih baik menawarkan bantuan secara spesifik seperti, “Boleh nggak aku datang ke rumahmu hari ini untuk bantu menyiapkan makan malam nanti?”.

4. Menjadi pendengar yang baik

menjadi pendengar yang baik
Cr: viralviralvideos.com

Saat temanmu sudah siap untuk bercerita, coba dengarkan dengan simpatik. Pastikan bahwa kamu mendengarkan tanpa memotong pembicaraan. Dengan memberikan keleluasaan untuk mengungkapkan permasalahan yang dihadapi, kamu dapat membantunya untuk mengurangi perasaan tertekan.

Baca juga: Cara Menjadi Pendengar yang Baik (Kemampuan Mendengarkan Aktif)

5. Yakinkan bahwa ia bukan orang yang lemah

Orang yang mengalami depresi cenderung merasa lemah karena seolah ada  suatu hal yang salah dengan dirinya. Faktanya, depresi merupakan penyakit yang berhubungan dengan faktor genetik, hormon, dan dapat disebabkan oleh ketidakseimbangan zat kimia di otak. Hal ini bukan berarti mereka lemah, justru mereka membutuhkan banyak kekuatan tenaga untuk melawan.

Jadi, sebenarnya mungkin mereka jauh lebih kuat daripada yang dikira selama ini. Yakinkan bahwa ia kuat, tangguh, dan mampu melewati masa-masa ini.

6. Tekankan bahwa masih ada harapan

tekankan masih ada harapan
Cr: me.me

Seperti penyakit medis lainnya, depresi masih dapat diobati hingga pulih. Yakinkan temanmu bahwa masih ada harapan untuk bangkit dengan melakukan perawatan serta penanganan yang tepat.

Mungkin kamu bisa ajak temanmu untuk mulai mengikuti konseling dengan tenaga profesional di bidangnya. Misalnya, mengikuti program konseling dari Satu Persen. Selain diberikan asesmen mendalam dan terapi (jika diperlukan), sesi konseling ini juga dilakukan one-on-one dengan psikolog lulusan S2 profesi psikolog klinis dewasa. Klik banner berikut untuk informasi selengkapnya.

CTA-Blog-Post-06-1-16

Itulah beberapa hal yang perlu dihindari dan apa yang bisa dilakukan ketika temanmu mengalami depresi. Pastikan bahwa kamu membantunya sebisa mungkin hingga ia benar-benar pulih dari kondisi saat ini.

Semoga tulisan ini bermanfaat, Perseners. Sampai jumpa!

Referensi:
Intrepid Mental Wellness. 10 Things You Should Never Say to a Depressed Person. Retrieved on February 23, 2022 from 10 Things You Should Never Say to a Depressed Person: Intrepid Mental Wellness, PLLC: Psychiatric Nurse Practitioners (intrepidmentalhealth.com)

Jamie Elmer (2019). 7 Tips to Help You Know What to Say to Someone with Depression. Retrieved on February 23, 2022 from 7 Tips to Help You Know What to Say to Someone with Depression (healthline.com)

Nancy Schimelpfening (2021). What to Say to Someone Who Is Depressed. Retrieved on February 23, 2022 from What to Say to Someone Who Is Depressed (verywellmind.com)

Rokom (2021). Kemenkes Beberkan Masalah Permasalahan Kesehatan Jiwa di Indonesia. Retrieved on February 28, 2022 from Kemenkes Beberkan Masalah Permasalahan Kesehatan Jiwa di Indonesia – Sehat Negeriku (kemkes.go.id)

Read More