putinvzrivaetdoma.org

media online informasi mengenai game online tergacor di tahun 2023

Konsultasi

judi

Kapan Kita Harus Konsultasi ke Psikolog? (Konseling Online)

Gambar oleh Satu Persen - Konsultasi Psikologi Konseling Online
Satu Persen – Konsultasi Psikologi Konseling Online

Hello Perseners!

Kamu lagi stress gak? Bentar, bentar, kok jadi gitu pertanyaannya. Oke, gini aja, kamu pernah gak sih, merasa hidupmu itu lagi benar-benar kacau? Kayak, apapun yang kamu lakukan itu seperti tidak teratur, dan semakin hari semakin menjenuhkan.

Kamu merasa butuh bantuan, tapi kamu gak mau self-diagnose. Di sisi lain, kamu juga gak mau lebih lama lagi hidup dengan kondisi buruk seperti itu. Duh, enaknya gimana?  Kalau mau konsultasi ke psikolog, nanti bisa dicap aneh-aneh sama masyarakat. Duh, duh duh!

Oke, pertama-tama, aku mau bilang padamu bahwa there’s no shame in seeking help! Kamu tidak perlu takut ketika merasa butuh pergi konsultasi ke psikolog. Pertanyaannya sekarang adalah, kapan kamu harus pergi ke psikolog?

Apa yang Harus Kamu Ketahui?

Sederhananya begini, jika kamu merasa butuh berbicara empat mata dengan orang lain. Terutama tentang masalah hidup. Nah, pergi untuk konsultasi ke psikolog. Atau jalin hubungan dengan keluarga, teman, lingkungan sosial, atau bahkan mencari jati diri.

Konsultasi ke psikolog bukan sekedar curhat doang, loh. Kamu bisa mendapatkan feedback mengenai masalah yang sedang kamu hadapi. Kamu bisa merasa dimengerti oleh mereka dan actually getting your problems addressed ketika ngomong ke psikolog.

Sedangkan ketika kamu mengalami penyakit mental yang sudah mengganggu rutinitas dan kehidupan sehari-harimu. Atau kamu ingin berbicara mengenai medikasi yang tepat, kamu dapat pergi ke psikiater.

Jika kamu masih ragu, ada baiknya bertanya pada orang-orang terdekat atau sedekar berdiskusi dengan psikolog/psikiater yang kamu tahu untuk memastikan langkah apa yang sebaiknya kamu lakukan ke depannya.

Kalau aku pribadi, biar gampang mengingatnya, psikolog itu tanpa medikasi, psikiater itu dengan medikasi. Oke lanjut, kapan kamu harus berhenti menghadapinya sendiri dan konsultasi ke psikolog?

Kamu Merasa Semuanya Penuh Tekanan

Tentu saja kita sering merasa sedih dan gelisah, tapi tidak jarang perasaan tersebut hanya kekhawatiran sementara. Namun jika kamu merasakan emosi-emosi tersebut dalam intensitas yang mengganggu rutinitasmu, kurasa sudah waktunya kamu pergi membicarakannya dengan seseorang.

Ketika kamu merasa hal-hal dalam hidupmu membuatmu menghindari banyak hal, dan dengan kamu menghidari hal tersebut hidup semakin rumit dan malah membuatmu overthinking serta merasa hidupmu sangat teratur, seorang psikolog akan sangat membantumu.

Yang utama adalah, ketahui limitmu sendiri. Aku tidak bermaksud untuk membuatmu merasa kamu tidak kuat dalam menghadapi masalah hidup, hanya saja, mohon untuk memperhatikan kesehatanmu sendiri.

Don’t be too harsh on yourself!

Kamu Mencari Pelampiasan

Game, makan, belanja, atau bahkan bekerja. Apapun bisa jadi pelampiasan. Kamu mencari hal-hal yang dapat membantumu untuk menekan perasaan yang kamu rasakan.

Contohnya dulu aku sempat pergi ke warnet untuk meredam isi kepalaku, karena dengan bermain game, aku dapat sejenak log out dari dunia nyata dan hidup dalam kebahagiann fana yang sementara. Tentu saja aku merasa senang, tapi tidak ketika aku kembali tersadarkan bahwa hidupku masih berlanjut dan masalah tersebut masih ada.

Yang ada, aku malah semakin gak karuan. Huh. Pelampiasan itu ada kadarnya tersendiri, kalau kamu merasa sudah dalam frekuensi yang tidak sehat, ding ding it’s time to go see a psychologist or just talk about your problems!

Kamu Mengalami Penurunan Performa

Wow, udah kayak apa aja, ‘penurunan performa’. Anyways, kadang hidup sudah terlalu rese sehingga kamu serta isi kepala dan hatimu senantiasa memperlambat performamu baik di dunia kerja, sekolah, maupun lingkungan sosialmu.

Kamu jadi susah fokus ketika belajar, kamu tidak merasakan kebahagiaan lagi ketika melakukan hal-hal yang biasanya kamu suka, hubunganmu dengan orang lain terasa memudar, dan your overall life experience feels numb.

Apakah kamu pernah mencapai titik tersebut? Titik jenuh yang benar-benar jenuh? Kalau sudah pernah, apa yang kamu lakukan? Kuharap kamu paling tidak curhat dengan teman atau membicarakannya dengan seseorang. Kalau kamu masih saja memendam semuanya sendiri, hentikan.

Hentikan tindakan yang merusak diri itu. Mungkin kamu berpikir bahwa dengan kamu menceritakannya pada orang lain, kamu akan merepotkan. Sesungguhnya tidak! Kalau kamu masih bersikeras demikian, maka konsultasilah ke psikolog terdekat.

Sungguh, lebih baik untuk membicarakan masalah yang kamu miliki ketimbang menyimpannya sendiri, karena suatu saat nanti endapan masalah-masalah tersebut akan meledak ketika kamu benar-benar mencapai batas. Kamu mungkin akan mendapati dirimu menangisi mie goreng yang jatuh ke wastafel atau susu yang tumpak ke lantai karena benar-benar sedang dalam kondisi yang tidak baik.

Jangan sampai seperti itu, ya!

Teman-Temanmu Mengkhawatirkanmu

Aku pribadi merasa  ini yang paling jelas. Ketika teman-temanmu -tidak perlu yang terdekat- merasa ada yang aneh denganmu, that’s a big sign.

Mungkin kamu merasa baik-baik saja, namun kadang pendapat orang lain sangat bisa membantumu untuk menilai keadaan. Kamu terkadang butuh, loh, orang-orang dari luar untuk melihat hal-hal yang tidak bisa kamu sadari dari dalam diri sendiri.

Yup, kurasa sampai di sini saja. Akhir kata, semoga tulisanku ini berguna ya! Oh iya, kalau kamu ingin konsultasi, Satu Persen menyediakan layanan konseling loh! Kamu bisa mengunjunginya dengan klik gambar dibawah ini yah! Kalau masih ragu, coba deh ikut tes konsultasi dulu supaya kamu menemukan layanan yang cocok untuk kondisi kamu.

CTA-Blog-Post-06-1

Semoga harimu menyenangkan!

References

Bhatia, P. (2020, November 23). Should You See a Psychiatrist or a Psychologist First? Retrieved from Pacific Health System: https://pacifichealthsystems.com/blog/should-you-see-a-psychiatrist-or-a-psychologist-first/

Muller, G. (n.d). How do you know if you should see a Psychologist? Retrieved from The Psych Professionals: https://psychprofessionals.com.au/signsyouneedapsychologist/

Read More
judi

Mengenal Konsultasi Psikolog Online dan Segala Manfaatnya

Konsultasi psikolog online
Satu Persen – Mengenal Konsultasi Psikolog Online dan Segala Manfaatnya

Hi, Perseners! Balik lagi dengan gue Fathur, Blog Writer Satu Persen.

Gue mau nanya tentang keadaan lo belakangan ini. Apakah lo ngerasa lagi jenuh banget dengan segala aktivitas online lo di rumah? Kalau iya, berarti kita dalam kondisi yang sama.

Gue sendiri akhir-akhir ini lagi berjuang dengan hubungan long distance relationship (LDR) yang bikin gue jenuh karena terkesan gitu-gitu aja tiap harinya. Pola kebucinannya, ya, sebatas telponan atau nonton film korea bareng.

Tapi, yang bikin gue kesel ketika kejenuhan tersebut dibarengi dengan berbagai masalah lainnya seperti kecemasan akan tugas yang menumpuk, masalah keluarga yang gak ada beresnya, sampai stres akibat gak bisa liburan karena pandemi. Oleh karena itu, gue ngerasa butuh banget temen curhat yang bisa menampung keluh kesah gue.

depression, anxiety, loneliness
Sumber: imgflip.com

Mungkin ada aja teman yang bisa connect ketika gue lagi curhat, tapi secara bersamaan juga ada curhatan yang gak bisa dijawab begitu aja oleh teman gue. Jadi rasanya kayak gue harus nanya ke yang lebih berpengalaman seperti mentor atau psikolog gitu.

Tapi masalahnya kan, sekarang aktivitas lagi banyak dilakukan di rumah aja, terus gimana caranya gue bisa ketemu mentor atau psikolog?

Nah, untuk yang belum tau, sekarang konsultasi dengan psikolog bisa dilakukan secara online juga, lho. Caranya mudah, lo tinggal mengambil gadget lo dan cari layanan yang membuka konsultasi online, termasuk salah satunya Satu Persen sendiri.

Dalam jurnalnya, Friedman dan Grant juga menyarankan kalau konseling secara online diperbolehkan, tapi tetap gak bisa mengganti seutuhnya konsultasi secara tatap muka. Karena pada dasarnya walaupun ada masalah yang bisa diatasi secara online, tapi ada juga masalah yang memang perlu diatasi secara langsung.

Maka dari itu, mending sebelum lanjut, lo bisa cek video YouTube-nya Satu Persen tentang tanda-tanda kalo lo perlu konsultasi ke psikolog.

YouTube Satu Persen – 7 Tanda Kamu Perlu ke Psikolog

Apa Itu Konsultasi Psikologi Online?

Konsultasi psikolog online memiliki tujuan yang gak jauh beda dengan konsultasi pada umumnya, yaitu untuk memecahkan suatu masalah dan memberikan solusi secara mandiri. Tapi yang membedakan konsultasi secara online dan offline adalah dari segi tempat, waktu dan treatment-nya sendiri.

Simpelnya gini, jika lo melakukan konsultasi secara tatap muka, tentu pihak-pihak yang terlibat secara fisik hadir di satu ruangan yang sama. Sementara konsultasi yang dimediasi oleh teknologi menyiratkan bahwa antara mentor dan klien akan berada di lokasi yang berbeda.

Platform yang digunakan juga beragam dan disesuaikan dengan kebutuhan klien. Beberapa di antaranya bisa memakai Google Meet, Skype, Zoom Meeting, pesan chat, dan berbagai format lainnya.

Apakah Konsultasi Online Itu Aman dan Efektif?

Mungkin terlintas sedikit keraguan dan kekhawatiran dalam diri lo dengan konsultasi online ini.

“Kalo gak ketemu langsung, gimana psikolognya bisa ngertiin gue?”

“Kalau online mah sama aja kayak dengerin podcast atau video di Youtube.”

“Terus, kalau online emang bakal efektif?”

Konsultasi Psikolog Online
Sumber: kaskus.co.id

Untuk menjawab kekhawatiran lo semua, gue bakal kasih salah satu penelitian yang membahas keefektifan konsultasi online ini.

Pada tahun 2018, sebuah studi yang diterbitkan oleh Journal of Psychological Disorders bilang kalau terapi perilaku kognitif secara online itu terbilang efektif dan praktis. Studi ini juga menemukan kalau konseling secara online sama efektifnya dengan konseling tatap muka untuk segala permasalahan seperti depresi hingga gangguan kecemasan.

Gue pun percaya, kok, kalau setiap kondisi pasti ada manfaatnya. Nah, dalam artikel kali ini pun gue berkesempatan untuk ngasih tau lo apa saja manfaat yang bakal didapatkan kalau lo mencoba konsultasi online.

Baca juga: Tips Menjaga Kesehatan Mental Saat Pandemi

Manfaat Konsultasi Secara Online

1. Fleksibel dengan waktu dan tempat

Manfaat pertama yang akan lo rasakan ialah bisa fleksibel menjadwalkan pertemuan secara daring dengan psikolog atau mentor lo. Sedangkan jika offline, lo butuh sedikit effort yang lebih untuk melakukan persiapannya.

Cara konsultasinya biasanya menggunakan aplikasi video conference. Tapi buat lo yang lebih ekspresif dan lebih suka membagikan curhatan dengan cara chating, lo bisa banget saling berkirim pesan kapan dan dimana saja tanpa harus menunggu waktu kosong mentor lo.

Intinya, ketika ada peristiwa yang menimpa lo sehingga merasa sedih, kecewa, dan bingung. Lo bisa langsung kirim pesan dengan mentor kepercayaan lo kapan aja.

Tapi satu hal yang lo perlu diperhatikan, meskipun dalam keadaan online lo juga perlu menanyakan kesediaan waktu psikolog dan mentor lo untuk merespons curhatan lo, ya!

2. Terhindar dari stigma buruk

Meme salah paham
Sumber: memegenerator.net

Di sekitar kita, gak dipungkiri lagi kalau masih banyak yang menganggap kesehatan mental sebagai sesuatu yang tabu dan menganggap kalau lo pergi ke psikolog itu berarti lo terkena gangguan jiwa. Hal ini tentu terjadi bisa terjadi karena adanya stigma buruk di masyarakat.

Stigma sendiri bisa diartikan sebagai proses yang melibatkan pelabelan terhadap seseorang dan kesannya merugikan suatu kelompok atau individu.

Untuk ngeliat dampak buruknya, gue bisa ambil studi dari Psychological Medicine yang mengatakan kalau stigma yang terkait penyakit mental bisa menjadi penghalang lo untuk mencari pengobatan agar bisa sembuh dari penyakit tersebut.

Nah, meskipun gak mudah untuk menghilangkan dan melawan stigma buruk, tapi dengan lo melakukan konsultasi secara online, lo bisa mengurangi stigma itu karena bisa jadi gak ada yang tau kecuali kita sendiri.

3. Menghemat pengeluaran

Pernah gak, lo ngerasain kalau biaya pengeluaran ketika dulu sebelum pandemi lebih banyak ketimbang sekarang ketika online di rumah? Hal itu juga bisa terjadi jika lo melakukan konseling secara online.

“Lho, kenapa bisa gitu?”

Bayangin aja kalau misalkan lo pergi ke psikolog secara tatap muka, secara gak langsung lo harus mengeluarkan bensin untuk kendaraan pribadi atau mengeluarkan ongkos untuk membayar ojek online.

Hal itu belum ditambah dengan kebutuhan primer lo seperti makan dan minum. Apalagi jika daerah tempat lo konsultasi banyak tempat jajanan yang ngebuat lo ingin beli. Nah, hal ini gak akan terjadi jika lo melakukannya secara online karena lo hanya butuh kuota untuk bisa terhubung dengan mentor lo.

Nah, segitu dulu tulisan dari gue, Perseners! Semoga setelah baca ini lo jadi gak bingung kalau nanti lo mau menghubungi psikolog untuk konsultasi secara online.

Lo juga bisa, nih, memastikan kondisi kesehatan mental lo dengan melakukan pencegahan tahap awal bersama psikolog dari Satu Persen. Lo tinggal klik di bawah ini aja untuk lebih jelasnya, ya!

CTA-Blog-Post-06-1-3

Tenang aja, dengan Satu Persen, lo bisa berkonsultasi dengan psikolog yang sudah berpengalaman untuk mengatasi lebih dari 10.000 permasalahan kehidupan. Lo juga bisa mencoba tes konsultasi semisal lo masih ragu layanan apa yang cocok buat kondisi lo.

Gue Fathur dari Satu Persen, pamit undur diri. Oh iya, terakhir gue mau ngucapin selamat menjalankan #HidupSeutuhnya ya, Perseners!

Referensi:

Morin, A. (November 14, 2019). Does Online Therapy Work?. Retrieved on October 5, 2021 from https://www.psychologytoday.com/intl/blog/what-mentally-strong-people-dont-do/201911/does-online-therapy-work

Mallen, M. J., Vogel, D. L., Rochlen, A. B., & Day, S. x. (2005). Online Counseling: Reviewing the Literature From a Counseling Psychology Framework. In The Counseling Psychologist (Vol. 33, Issue 6). https://doi.org/10.1177/0011000005278624

Clement, S., Schauman, O., Graham, T., Maggioni, F., Evans-Lacko, S., Bezborodovs, N., Morgan, C., Rüsch, N., Brown, J. S. L., & Thornicroft, G. (2015). What is the impact of mental health-related stigma on help-seeking? A systematic review of quantitative and qualitative studies. Psychological Medicine, 45(1), 11–27. https://doi.org/10.1017/S0033291714000129

Mallen, M. J., & Vogel, D. L. (2005). Introduction to the Major Contribution: Counseling Psychology and Online Counseling. The Counseling Psychologist, 33(6), 761–775. https://doi.org/10.1177/0011000005278623

Barnett, J. E. (2005). Online Counseling: New Entity, New Challenges. The Counseling Psychologist, 33(6), 872–880. https://doi.org/10.1177/0011000005279961

Andrews, G., Basu, A., Cuijpers, P., Craske, M. G., McEvoy, P., English, C. L., & Newby, J. M. (2018). Computer therapy for the anxiety and depression disorders is effective, acceptable and practical health care: An updated meta-analysis. Journal of Anxiety Disorders, 55(August 2017), 70–78. https://doi.org/10.1016/j.janxdis.2018.01.001

Read More