putinvzrivaetdoma.org

media online informasi mengenai game online tergacor di tahun 2023

Kesehatan

judi

Strategi HR untuk Mengatasi Penurunan Kualitas Kerja: Fokus pada Kesehatan Mental

Di era yang serba cepat ini, penurunan kualitas kerja karyawan menjadi isu penting yang perlu diperhatikan. Berbagai tanda dan gejala dapat mengindikasikan adanya penurunan kualitas kerja, yang meliputi:

  1. Produktivitas Menurun dan Kesalahan Meningkat: Karyawan yang kelelahan seringkali mengalami penurunan efisiensi dan mulai membuat lebih banyak kesalahan. Hal ini dapat disebabkan oleh beban kerja yang berlebihan yang mempengaruhi konsentrasi dan akurasi dalam bekerja.
  2. Kurangnya Keterlibatan: Karyawan yang terbebani kerja dapat kehilangan rasa puas dari pencapaian kerja dan menjadi tidak tertarik dengan pekerjaan mereka. Kondisi ini sering kali dikaitkan dengan kelelahan mental yang berkelanjutan.
  3. Masalah Kesehatan Mental dan Fisik: Karyawan yang bekerja terlalu keras dapat mengalami stres, kecemasan, dan masalah kesehatan mental lainnya, serta masalah kesehatan fisik seperti kelelahan dan burnout.
  4. Praktik Manajemen yang Buruk: Komunikasi yang tidak efektif, kurangnya dukungan, dan micromanagement dapat menimbulkan ketidakpercayaan antara karyawan dan manajemen, mengakibatkan penurunan kepuasan kerja dan keterlibatan karyawan.
  5. Kondisi Kerja yang Buruk: Pencahayaan yang tidak memadai, kebisingan, suhu, dan kualitas udara yang buruk dapat berdampak negatif pada produktivitas, kepuasan kerja, dan kesejahteraan.
  6. Beban Kerja dan Tuntutan Pekerjaan yang Tinggi: Ketika karyawan menghadapi tenggat waktu yang ketat atau tuntutan kerja yang tinggi, hal ini dapat menciptakan tekanan dan stres, yang mengarah pada penurunan motivasi dan kinerja.
  7. Kurangnya Sumber Daya: Ketika karyawan tidak memiliki sumber daya yang diperlukan, seperti peralatan atau staf, untuk menyelesaikan pekerjaan mereka secara efektif, hal ini dapat menyebabkan frustrasi dan menurunkan kepuasan kerja.

Sangat penting bagi para pengusaha untuk mengidentifikasi dan mengatasi tanda-tanda penurunan kualitas kerja ini untuk menciptakan lingkungan kerja yang positif yang mendukung kesejahteraan dan kepuasan kerja karyawan.

Untuk memahami lebih dalam tentang fenomena ini, kita perlu menganalisis penyebab-penyebab yang mendasari penurunan kinerja, yang akan dibahas pada bagian berikutnya.

Analisis Penyebab Penurunan Kinerja

Setelah mengidentifikasi tanda-tanda penurunan kualitas kerja, penting untuk menganalisis penyebab-penyebab yang mendasarinya. Berikut adalah beberapa faktor umum yang dapat menyebabkan penurunan kinerja di tempat kerja:

  1. Kurangnya Pengetahuan atau Keterampilan: Karyawan mungkin mengalami kesulitan jika mereka kekurangan pengetahuan atau keterampilan yang diperlukan untuk menjalankan tugas pekerjaan mereka.
  2. Ekspektasi yang Tidak Jelas atau Tidak Realistis: Jika karyawan memiliki ekspektasi yang tidak jelas atau tidak realistis tentang tugas pekerjaan mereka atau tujuan proyek, hal ini dapat menyebabkan masalah kinerja.
  3. Kurangnya Motivasi: Motivasi yang rendah dapat menyebabkan masalah kinerja yang berkelanjutan, mempengaruhi kemampuan karyawan untuk melakukan tugas secara efektif.
  4. Kesesuaian Pekerjaan: Terkadang, pekerjaan itu sendiri mungkin tidak cocok untuk karyawan, yang mengarah pada masalah kinerja.
  5. Masalah Pribadi: Kondisi pribadi yang sulit, seperti tantangan kesehatan, masalah hubungan, atau gangguan eksternal, dapat mempengaruhi kinerja karyawan.
  6. Kurangnya Sumber Daya: Kekurangan waktu, uang, personel, atau perlengkapan untuk menyelesaikan tugas dapat menghambat kinerja karyawan.
  7. Kondisi Kerja: Faktor-faktor seperti ergonomi yang buruk, ruang kerja yang berantakan, notifikasi berlebihan, kebisingan, dan manajemen waktu yang buruk dapat mempengaruhi konsentrasi karyawan dan, akibatnya, kinerja mereka.

Mengatasi penyebab-penyebab penurunan kinerja ini sangat penting untuk menciptakan rencana perbaikan kinerja yang efektif dan mendukung karyawan dalam mencapai kinerja terbaik mereka.

Dalam konteks ini, penting juga untuk mempertimbangkan bagaimana keseimbangan antara kerja dan kehidupan pribadi dapat mempengaruhi kinerja karyawan, yang akan kita bahas pada bagian selanjutnya.

Keseimbangan Kerja dan Kehidupan Pribadi

Konsep keseimbangan kerja dan kehidupan pribadi merujuk pada keseimbangan antara tanggung jawab profesional dan kehidupan pribadi seseorang. Mencapai keseimbangan kerja dan kehidupan pribadi yang sehat sangat penting untuk kesejahteraan fisik, emosional, dan mental, serta untuk kesuksesan karier. Berikut adalah beberapa wawasan kunci dari hasil pencarian yang disediakan:

  1. Mendefinisikan Keseimbangan Kerja dan Kehidupan Pribadi: Keseimbangan kerja dan kehidupan pribadi melibatkan prioritas yang sama antara tuntutan karier dan kehidupan pribadi. Ini adalah keadaan keseimbangan di mana individu berusaha sukses secara profesional sambil menjalani kehidupan pribadi yang memuaskan.
  2. Tantangan dan Manfaat: Mencapai keseimbangan kerja dan kehidupan pribadi yang baik dapat menjadi tantangan karena tuntutan budaya kerja modern. Namun, hal ini menawarkan banyak manfaat, termasuk pengurangan stres, risiko burnout yang lebih rendah, dan rasa kesejahteraan yang lebih besar.
  3. Integrasi Kerja dan Kehidupan: Konsep integrasi kerja dan kehidupan telah mendapatkan popularitas, menekankan pada pencampuran tanggung jawab pribadi dan profesional. Ini mengakui bahwa kehidupan kerja dan pribadi tidak selalu terpisah dan berbeda, dan mendorong pendekatan yang lebih holistik terhadap kehidupan.
  4. Pendekatan Individualisasi: Keseimbangan kerja dan kehidupan pribadi terlihat berbeda bagi setiap orang, karena merupakan negosiasi konstan tentang bagaimana dan di mana individu menghabiskan waktu mereka. Ini melibatkan penentuan prioritas terkait kerja dan kehidupan pribadi berdasarkan keadaan dan tanggung jawab individu.
  5. Proses Berkelanjutan: Mencapai keseimbangan kerja dan kehidupan pribadi bukanlah pencapaian satu kali, melainkan siklus berkelanjutan dari mengevaluasi kembali perasaan dan prioritas yang berkembang, dan menyesuaikan pilihan kerja dan kehidupan sesuai.

Secara keseluruhan, keseimbangan kerja dan kehidupan pribadi adalah konsep yang dinamis dan individualisasi yang melibatkan prioritas antara tuntutan pribadi dan profesional untuk mencapai kesejahteraan dan kesuksesan secara keseluruhan. Ini memerlukan penilaian dan penyesuaian berkelanjutan untuk mempertahankan keseimbangan antara kerja dan kehidupan pribadi.

Langkah-Langkah Menuju Pemulihan Kualitas Kerja

Untuk memulihkan kualitas kerja, pertimbangkan untuk menerapkan langkah-langkah berikut:

  1. Berpegang Teguh pada Standar Tertinggi: Berkomitmen dan bertekad untuk melakukan yang terbaik, menetapkan standar tinggi untuk pekerjaan Anda dan bertanggung jawab atasnya.
  2. Hindari Multitasking: Fokus pada satu tugas pada satu waktu untuk memastikan konsentrasi yang lebih baik dan peningkatan kualitas.
  3. Tetapkan Tujuan yang Jelas dan Dapat Dicapai: Tetapkan tujuan yang spesifik, terukur, dan dapat dicapai untuk setiap tugas untuk membimbing pekerjaan Anda dan mempertahankan motivasi.
  4. Batasan Gangguan: Minimalkan gangguan dan interupsi dengan menciptakan lingkungan kerja yang fokus.
  5. Tinjau Kualitas Kerja Secara Berkala: Terapkan sistem tinjauan formal untuk menilai dan meningkatkan kualitas kerja, serta mengatasi masalah dengan segera.
  6. Sediakan Sumber Daya yang Memadai: Pastikan karyawan memiliki alat, sumber daya, dan dukungan yang diperlukan untuk melakukan tugas mereka secara efektif.
  7. Dorong Komunikasi Terbuka: Kembangkan budaya komunikasi terbuka, memungkinkan karyawan untuk mendiskusikan masalah atau kekhawatiran terkait kualitas kerja.
  8. Delegasikan Tugas Secara Efektif: Berikan tugas kepada anggota tim yang paling cocok, dengan mempertimbangkan kekuatan dan kelemahan mereka.
  9. Prioritaskan Perawatan Diri dan Keseimbangan Kerja-Kehidupan: Dorong karyawan untuk mempertahankan keseimbangan yang sehat antara kehidupan profesional dan pribadi mereka, mempromosikan pengurangan stres dan kesejahteraan secara keseluruhan.
  10. Minta Umpan Balik dan Terus Meningkatkan: Dorong karyawan untuk meminta umpan balik dari rekan dan klien, dan gunakan umpan balik ini untuk terus meningkatkan kualitas kerja.

Dengan menerapkan langkah-langkah ini, Anda dapat bekerja menuju pemulihan kualitas kerja dan menciptakan lingkungan kerja yang lebih produktif dan efisien.

Kesimpulan dan Tindakan Selanjutnya

Kesehatan mental bukan hanya tanggung jawab individu, tetapi juga organisasi tempat mereka bekerja. Di sinilah peran penting dari program-program seperti Speaking Engagement Mental Health masuk. Program ini dirancang untuk membantu organisasi dalam memahami dan mengatasi isu-isu kesehatan mental di tempat kerja, serta memberikan dukungan yang diperlukan kepada karyawan.

Melalui program Speaking Engagement Mental Health, para ahli di bidang kesehatan mental akan berbagi pengetahuan dan strategi untuk mengatasi tantangan kesehatan mental di tempat kerja. Program ini mencakup berbagai topik, mulai dari cara mengidentifikasi tanda-tanda stres dan kecemasan di tempat kerja, strategi untuk menciptakan lingkungan kerja yang mendukung, hingga teknik membangun resiliensi dan pemulihan bagi karyawan.

Life Skills mengundang Anda untuk menjadi bagian dari solusi ini. Dengan mengikuti program Speaking Engagement Mental Health, Anda tidak hanya akan membantu karyawan Anda dalam menghadapi tantangan kesehatan mental, tetapi juga meningkatkan produktivitas dan kualitas kerja di organisasi Anda. Program ini merupakan investasi berharga untuk masa depan perusahaan dan kesejahteraan karyawan Anda.

Untuk informasi lebih lanjut dan pendaftaran, kunjungi satu.bio/satumitra-igls. Jangan lewatkan kesempatan ini untuk membuat perubahan positif di tempat kerja Anda dan membantu karyawan Anda mencapai potensi terbaik mereka.

Mari bersama-sama kita bangun lingkungan kerja yang tidak hanya produktif tetapi juga mendukung kesehatan mental karyawan. Karena kesejahteraan karyawan adalah kunci sukses organisasi.

Request Pelatihan SDM Satu Persen x Life Skills ID

Untuk Perusahaan, NGO dan Pemerintahan:

+62 882-9762-5596 (Margareth, Whatsapp)

Untuk Organisasi dan Kemahasiswaan:

+62 851-7317-1568 (Sheila, Whatsapp)

Referensi

Australian Human Rights Commission. (2010). Workers with Mental Illness: a Practical Guide for Managers.

LinkedIn. (2023). A Manager’s Guide to Improving Mental Health in the Workplac

World Health Organization. (2022). Guidelines on mental health at work.

LinkedIn. (2023). Mental Health in the Workplace: A Guide for HR Professionals.

PMC – NCBI. (2023). Organizational Best Practices Supporting Mental Health in the Workplace.

FAQ

  1. Apa itu keseimbangan kerja dan kehidupan pribadi, dan mengapa itu penting?
  2. Bagaimana cara mengidentifikasi penurunan kualitas kerja pada karyawan?
  3. Apa saja penyebab umum penurunan kinerja di tempat kerja?
  4. Bagaimana cara menciptakan lingkungan kerja yang mendukung kesehatan mental?
  5. Apa langkah-langkah untuk memulihkan kualitas kerja yang menurun
  6. Bagaimana cara meningkatkan keseimbangan kerja dan kehidupan pribadi
  7. Apa peran HR dalam mengatasi masalah kesehatan mental di tempat kerja
  8. Bagaimana cara mengukur efektivitas program kesehatan mental di tempat kerja?
  9. Apa manfaat dari pelatihan kesehatan mental di tempat kerja?
  10. Bagaimana cara mendukung karyawan yang mengalami masalah kesehatan mental?
Read More
judi

Pelatihan Kesehatan Mental untuk Pemimpin Perusahaan: Atasi Burnout

Menurut World Health Organization, burnout adalah sindrom psikologis yang muncul sebagai respons berkepanjangan terhadap stresor interpersonal kronis di tempat kerja. Burnout ditandai dengan tiga dimensi utama:

1. Kelelahan yang Menghimpit: Karyawan yang mengalami burnout sering merasa lelah dan terkuras, baik secara emosional maupun fisik.

2. Sikap Sinis dan Terlepas: Burnout dapat menyebabkan perasaan sinisme dan terlepas dari pekerjaan, karena karyawan mungkin kehilangan motivasi dan keterlibatan dalam pekerjaannya.

3. Ketidakberdayaan dan Kurangnya Pencapaian: Karyawan yang mengalami burnout mungkin merasa tidak kompeten atau tidak mampu mencapai tujuannya, menyebabkan perasaan ketidakberdayaan dan kurangnya pencapaian.

Burnout dapat memiliki beberapa konsekuensi negatif, termasuk ketidakpuasan kerja, komitmen organisasi yang rendah, absen, niat untuk meninggalkan pekerjaan, dan pergantian karyawan. Ini juga dapat menyebabkan penurunan produktivitas dan kualitas kerja yang terganggu, karena karyawan mungkin kesulitan mempertahankan fokus dan motivasi.

Beberapa penyebab umum burnout di tempat kerja termasuk beban kerja yang berlebihan, tingkat dukungan yang rendah, memiliki sedikit kata atau kontrol atas urusan tempat kerja, kurangnya pengakuan atau imbalan atas usaha seseorang, dan lingkungan kerja yang beracun dan tidak adil.

Cara Mencegah dan Mengatasi Burnout

– Mengembangkan budaya tempat kerja yang mendukung yang menghargai kesejahteraan karyawan dan mendorong komunikasi terbuka.

– Menawarkan pengaturan kerja yang fleksibel, seperti telecommuting dan jadwal fleksibel, untuk membantu karyawan menyeimbangkan tanggung jawab kerja dan pribadi mereka.

– Menyediakan sumber daya bagi karyawan untuk mengelola stres dan mengatasi situasi yang sulit, seperti layanan konseling, program bantuan karyawan, dan sumber daya kesehatan mental.

– Melatih manajer untuk mengenali tanda-tanda burnout pada karyawan dan memberi mereka alat untuk mendukung anggota tim mereka.

Mengidentifikasi Burnout pada Karyawan

Mengidentifikasi burnout bukanlah tugas yang mudah, tetapi dengan pengetahuan yang tepat, kita dapat mengambil langkah-langkah proaktif untuk membantu karyawan yang terkena dampaknya.

Ada beberapa tanda utama yang dapat menunjukkan bahwa seorang karyawan mungkin mengalami burnout:

1. Kelelahan Fisik dan Emosional: Ini adalah tanda paling umum dari burnout. Karyawan mungkin tampak lelah secara konstan, mengeluh kelelahan, atau memiliki energi yang rendah.

2. Penurunan Kinerja: Karyawan yang mengalami burnout seringkali menunjukkan penurunan dalam kualitas dan kuantitas pekerjaan mereka. Mereka mungkin kesulitan berkonsentrasi dan menyelesaikan tugas.

3. Sikap Sinis atau Negatif: Perubahan sikap, seperti menjadi lebih sinis, negatif, atau terlepas dari pekerjaan, adalah tanda lain dari burnout.

4. Masalah Kesehatan: Burnout dapat menyebabkan masalah kesehatan, seperti sakit kepala, sakit punggung, atau masalah pencernaan, yang sering diabaikan sebagai gejala stres kerja.

5. Penarikan Sosial: Karyawan yang mengalami burnout mungkin menarik diri dari rekan kerja atau kegiatan sosial di tempat kerja.

Mengidentifikasi burnout penting karena dapat membantu mencegah konsekuensi yang lebih serius, seperti penurunan kinerja, absen, dan bahkan pergantian karyawan. Dengan mengenali tanda-tanda awal, HR dan manajer dapat mengambil langkah-langkah untuk mendukung karyawan dan mencegah burnout menjadi lebih parah.

Langkah-Langkah untuk Mengidentifikasi Burnout

1. Pengamatan dan Komunikasi: Perhatikan perubahan perilaku atau kinerja karyawan dan berkomunikasi secara terbuka dengan mereka tentang kekhawatiran Anda.

2. Survei dan Feedback: Gunakan survei karyawan atau sesi umpan balik untuk mengumpulkan informasi tentang tingkat stres dan kepuasan kerja.

3. Pelatihan Manajer: Latih manajer untuk mengenali tanda-tanda burnout dan cara mendukung karyawan mereka.

Intervensi HR untuk Burnout

Intervensi ini tidak hanya membantu karyawan yang terkena dampak burnout, tetapi juga mencegah terjadinya burnout di masa depan.

Pertama-tama, penting bagi profesional HR untuk mengurus kesejahteraan mereka sendiri. HR harus mengenali tanda-tanda kelelahan dan burnout dalam profesi mereka dan mengambil langkah-langkah untuk mengatasinya. Ini termasuk menetapkan batasan yang sehat, membangun ketahanan, dan mengatasi burnout.

HR dapat mengatasi burnout yang terkait stres dengan menciptakan lingkungan kerja yang benar-benar mendukung karyawan. Ini melibatkan advokasi kebijakan yang mempromosikan kesehatan mental dan kesejahteraan karyawan, mengembangkan keterampilan komunikasi yang baik, terus memantau dan menyesuaikan beban kerja, serta mendidik diri sendiri tentang tanda-tanda dan gejala burnout terkait stres untuk membantu karyawan dengan lebih baik.

Ada berbagai strategi yang dapat diimplementasikan oleh profesional HR untuk melawan burnout, seperti:

  1. Mengumpulkan Umpan Balik Secara Rutin: Melalui pertemuan 1:1, HR dapat memahami kekhawatiran dan kebutuhan karyawan.

2. Mengembangkan Program Kesejahteraan: Program ini dapat mencakup aktivitas relaksasi, pelatihan kesehatan mental, dan kegiatan yang meningkatkan keseimbangan kerja-hidup.

3. Inisiatif Perusahaan yang Berdampak Jangka Panjang: Ini bisa berupa program pengakuan dan pelatihan kesehatan mental untuk manajer.

Dengan menerapkan intervensi ini, HR dapat memainkan peran penting dalam mengatasi burnout dan mempromosikan lingkungan kerja yang lebih sehat dan mendukung untuk karyawan.

Langkah Pencegahan Burnout

Pencegahan burnout tidak hanya menguntungkan karyawan, tetapi juga meningkatkan produktivitas dan kesehatan organisasi secara keseluruhan. Langkah pertama dalam pencegahan burnout adalah menciptakan budaya kerja yang mendukung. Ini termasuk:

  • Komunikasi Terbuka: Mendorong karyawan untuk berbicara tentang tantangan mereka dan memberikan umpan balik.
  • Pengakuan dan Penghargaan: Mengakui dan menghargai kerja keras karyawan dapat meningkatkan moral dan mengurangi risiko burnout.

Mempromosikan work life balance yang sehat adalah kunci. Ini bisa dilakukan melalui:

  • Fleksibilitas Waktu Kerja: Memberikan opsi kerja fleksibel seperti kerja dari rumah atau jam kerja yang fleksibel.
  • Liburan dan Istirahat yang Cukup: Mendorong karyawan untuk mengambil waktu libur dan istirahat yang cukup.

Penting untuk menyediakan sumber daya kesehatan mental dan kesejahteraan, seperti:

  • Konseling dan Dukungan Psikologis: Menyediakan akses ke layanan konseling dan dukungan psikologis Program Kesejahteraan: Mengadakan program kesejahteraan yang mencakup kegiatan fisik, meditasi, dan pelatihan mindfulness.

Investasi dalam pelatihan dan pengembangan karyawan juga penting, termasuk:

  • Pelatihan Manajemen Stres: Memberikan pelatihan tentang cara mengelola stres secara efektif.
  • Pengembangan Karir: Memberikan peluang untuk pengembangan karir dan pertumbuhan profesional.

Kesimpulan

Peran HR sangat krusial dalam mengelola dan mencegah burnout. Dengan strategi yang tepat, HR dapat tidak hanya membantu karyawan yang mengalami burnout, tetapi juga mencegah terjadinya burnout di tempat kerja.

Salah satu langkah efektif yang dapat diambil adalah dengan mengintegrasikan aspek kesehatan mental ke dalam program In-House Training. Pelatihan ini tidak hanya fokus pada pengembangan keterampilan, tetapi juga pada peningkatan kesejahteraan mental karyawan.

Life Skills Indonesia menawarkan program In-House Training Mental Health yang dirancang khusus untuk membantu perusahaan dalam mengatasi masalah burnout. Program ini mencakup:

1. Sesi Edukasi: Memberikan pengetahuan tentang kesehatan mental dan cara mengelolanya di tempat kerja.

2. Workshop Keterampilan: Mengajarkan keterampilan praktis untuk mengelola stres dan meningkatkan kesejahteraan mental.

3. Sesi Konseling: Memberikan akses ke sesi konseling bagi karyawan yang membutuhkan dukungan lebih lanjut.

Pelatihan ini memberikan manfaat seperti:

1. Meningkatkan Kesadaran: Meningkatkan kesadaran tentang pentingnya kesehatan mental di tempat kerja.

2. Mengurangi Stigma: Membantu mengurangi stigma seputar masalah kesehatan mental.

3. Meningkatkan Produktivitas: Karyawan yang sehat mentalnya cenderung lebih produktif dan terlibat dalam pekerjaan mereka.

Life Skills mengajak Anda untuk mengambil langkah proaktif dalam mengatasi burnout di tempat kerja. Jelajahi lebih lanjut tentang program In-House Training Mental Health dari Life Skills Indonesia. Klik satu.bio/daftariht-igls untuk informasi lebih lanjut dan pendaftaran.

Dengan pendekatan yang tepat, burnout dapat dikelola dan dicegah. Mari kita bekerja bersama untuk menciptakan lingkungan kerja yang lebih sehat dan produktif.

Mari kita ambil langkah ini bersama, menuju penciptaan lingkungan kerja yang lebih produktif, mendukung, dan memotivasi. Bersama Life Skills Indonesia dan program In-House Training, kita dapat mewujudkan visi untuk menciptakan budaya perusahaan yang tidak hanya efisien tetapi juga menginspirasi setiap individu untuk tumbuh dan berkembang.

Referensi

Pathways. (2021, August 11). How Innovative Leaders are Combating Burnout in the Workplace. Pathways.

Andrews, R., Jr., James, T., MD, MHCMM, & Surdea-Blaga, B. (2023, June 7). How do you manage stress and burnout as a resilient leader? LinkedIn.

Positive Psychology. (2021, April 19). How to Prevent Burnout in the Workplace: 20 Strategies. Positive Psychology.

H., K. (2023, July 30). Combatting Burnout: Proactive Strategies for Employee Well-being. LinkedIn.

Top Workplaces. (2022, July 28). 11 Strategies for Preventing Workplace Burnout.

Request Pelatihan SDM Satu Persen x Life Skills ID

Untuk Perusahaan, NGO dan Pemerintahan:

+62 882-9762-5596 (Margareth, Whatsapp)

Untuk Organisasi dan Kemahasiswaan:

+62 851-7317-1568 (Sheila, Whatsapp)

FAQ

Apa itu burnout karyawan dan bagaimana dampaknya terhadap perusahaan?

Bagaimana cara mengidentifikasi tanda-tanda burnout pada karyawan?

Apa peran HR dalam mengatasi burnout karyawan?

Apa saja intervensi yang efektif untuk mencegah burnout di tempat kerja?

Bagaimana cara HR mengimplementasikan program kesehatan mental di perusahaan?

Apa manfaat In-House Training kesehatan mental untuk manajer dan karyawan?

Bagaimana cara mengukur efektivitas program kesehatan mental di tempat kerja?

Apa saja tantangan yang dihadapi HR dalam mengelola kesehatan mental karyawan?

Bagaimana pelatihan kesehatan mental dapat meningkatkan produktivitas karyawan?

Apa langkah-langkah yang harus diambil perusahaan ketika menghadapi kasus burnout karyawan yang serius?

Read More
judi

Kiat Sukses Mengenali dan Menerima Diri untuk Kesehatan Mental

Di dunia yang serba cepat dan penuh tantangan ini, sering kali kita lupa untuk berhenti sejenak dan bertanya pada diri sendiri, “Siapakah saya sebenarnya?” Mengenal diri sendiri bukan hanya sebuah proses introspeksi, tapi sebuah perjalanan yang membawa kita pada pemahaman mendalam tentang siapa kita, apa yang kita inginkan, dan bagaimana kita bisa mencapai itu semua. Mari kita bahas beberapa alasan mengapa mengenal diri sendiri itu penting.

Pertama, mengenal diri sendiri membantu kita dalam menentukan jalan hidup. Setiap orang memiliki minat, bakat, dan nilai yang berbeda-beda. Dengan memahami aspek-aspek ini, kita bisa menentukan arah hidup yang lebih sesuai dengan diri kita. Seperti yang diungkapkan oleh ESQ Training, ini membantu kita mencapai tujuan hidup dengan lebih efektif dan efisien. Kita menjadi lebih fokus dan terarah, bukan hanya mengikuti arus atau apa yang diinginkan orang lain.

Kedua, mengenal diri sendiri memungkinkan kita untuk menemukan solusi yang tepat dalam menghadapi masalah. Setiap orang memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing. Dengan memahami hal ini, seperti yang dijelaskan oleh Muhammadiyah, kita bisa menemukan cara terbaik untuk mengatasi tantangan yang kita hadapi. Ini bukan hanya tentang menyelesaikan masalah, tapi juga tentang pertumbuhan pribadi dan profesional.

Ketiga, proses ini membuka mata kita terhadap potensi diri yang mungkin belum kita sadari sebelumnya. Menurut Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, dengan mengenal diri sendiri, kita bisa mengidentifikasi dan memanfaatkan potensi tersebut untuk mencapai tujuan hidup dan karier yang kita impikan.

Keempat, mengenal diri sendiri meningkatkan kesadaran diri. Hal ini, seperti yang dijelaskan oleh Mindtera, membantu kita memahami bagaimana keputusan dan tindakan kita memengaruhi hidup kita sendiri dan orang lain di sekitar kita. Kesadaran diri ini penting untuk menjalani hidup yang harmonis dan bermakna.

Kelima, proses ini juga berperan penting dalam meningkatkan kepercayaan diri. Seperti yang dibahas di Quora, dengan mengenal diri sendiri, kita menjadi lebih percaya diri dan mampu mengatasi rasa tidak pasti atau ketidakpercayaan diri yang mungkin kita alami.

Terakhir, mengenal diri sendiri juga berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan pribadi dan sosial. Dengan memahami nilai-nilai, kebutuhan, dan tujuan hidup kita, seperti yang dijelaskan oleh Gramedia, kita bisa hidup dengan lebih bahagia dan membangun hubungan yang lebih sehat dengan orang lain.

Mengenal diri sendiri bukanlah sebuah proses yang terjadi dalam semalam. Ini adalah perjalanan yang membutuhkan waktu, refleksi, dan terkadang bantuan dari luar. Namun, manfaat yang diperoleh dari proses ini tidak terukur. Dengan memahami diri kita sendiri, kita tidak hanya memaksimalkan potensi diri, tapi juga membuka jalan menuju kehidupan yang lebih terarah dan bermakna.

Proses Berkenalan dengan Diri Sendiri

Setelah memahami pentingnya mengenal diri sendiri, langkah selanjutnya adalah memulai proses berkenalan dengan diri sendiri. Proses ini bukan hanya tentang mengetahui siapa Anda, tapi juga memahami kelebihan, kekurangan, nilai-nilai, minat, dan tujuan hidup Anda. Proses ini penting untuk meningkatkan kepercayaan diri dan membantu Anda mencapai tujuan hidup yang lebih baik. Berikut adalah beberapa cara yang dapat Anda lakukan untuk berkenalan dengan diri sendiri.

Refleksi Diri: Luangkan waktu untuk merenung dan memikirkan tentang diri Anda. Tanyakan pada diri sendiri, apa kelebihan dan kekurangan Anda? Apa nilai-nilai yang Anda pegang? Apa minat dan tujuan hidup Anda? Refleksi diri ini membantu Anda memahami diri sendiri dengan lebih mendalam.

Mencatat Pengalaman Hidup: Catatlah pengalaman hidup Anda, baik yang positif maupun negatif. Pelajari apa yang dapat Anda pelajari dari pengalaman tersebut. Hal ini akan membantu Anda memahami bagaimana pengalaman-pengalaman tersebut membentuk Anda menjadi pribadi seperti sekarang.

Mencari Umpan Balik: Mintalah umpan balik dari orang-orang terdekat Anda, seperti keluarga, teman, atau rekan kerja. Tanyakan pada mereka apa kelebihan dan kekurangan Anda menurut pandangan mereka. Umpan balik ini bisa memberikan perspektif baru tentang diri Anda yang mungkin belum Anda sadari.

Mencari Sumber Daya: Baca buku, artikel, atau ikuti kursus yang dapat membantu Anda memahami diri sendiri dengan lebih baik. Sumber daya ini bisa memberikan wawasan dan alat yang berguna untuk proses pengenalan diri.

Mencoba Hal Baru: Jangan takut untuk mencoba hal-hal baru. Hal ini dapat membantu Anda menemukan minat dan bakat baru yang mungkin belum Anda ketahui sebelumnya. Dengan mencoba hal baru, Anda juga belajar bagaimana menghadapi situasi yang tidak familiar dan belajar dari pengalaman tersebut.

Dalam proses berkenalan dengan diri sendiri, sangat penting untuk jujur dan terbuka dengan diri sendiri. Terimalah kelebihan dan kekurangan Anda dengan lapang dada. Ingat, tidak ada orang yang sempurna. Setiap orang memiliki keunikan dan potensi masing-masing. Dengan memahami diri sendiri dengan lebih baik, Anda dapat mengambil keputusan yang lebih baik, meningkatkan kualitas hidup, dan mencapai tujuan hidup yang lebih baik.

Cara Merefleksikan Pengalaman Hidup Anda

Merefleksikan pengalaman hidup bukan hanya tentang mengingat kembali apa yang telah terjadi, tetapi juga memahami bagaimana pengalaman tersebut membentuk Anda menjadi pribadi yang sekarang. Berikut adalah beberapa pengalaman hidup yang sering kali memberikan pelajaran berharga:

Traveling ke Tempat Baru: Traveling ke tempat baru membuka mata kita terhadap keanekaragaman dunia. Seperti yang diungkapkan oleh beberapa pengguna Quora, pengalaman ini memperluas wawasan, memperkenalkan kita pada budaya dan perspektif baru, dan membantu kita menghargai keragaman.

Mengatasi Tantangan: Mengatasi tantangan mengajarkan kita untuk menjadi lebih tangguh. Menurut Hipwee, ini membantu kita mengembangkan kemampuan pemecahan masalah dan meningkatkan kepercayaan diri. Setiap tantangan yang berhasil kita atasi adalah bukti dari kemampuan kita untuk bertahan dan berkembang.

Membantu Orang Lain: Membantu orang lain memberikan kita rasa tujuan dan meningkatkan empati serta kasih sayang kita. Seperti yang dijelaskan oleh Suara.com, melakukan kebaikan bagi orang lain tidak hanya berdampak positif bagi mereka, tetapi juga bagi diri kita sendiri.

Menekuni Passion: Menekuni apa yang kita sukai memberikan kebahagiaan, kepuasan, dan rasa pencapaian. Kapanlagi.com menekankan bahwa mengejar passion membuat hidup kita lebih berwarna dan bermakna.

Membangun Hubungan Bermakna: Membangun hubungan yang bermakna dengan keluarga, teman, dan orang terkasih memberikan kita dukungan, rasa memiliki, dan sumber kebahagiaan.

Dengan merefleksikan pengalaman-pengalaman ini, kita dapat memperoleh pemahaman yang lebih dalam tentang diri kita sendiri dan tempat kita di dunia. Pengalaman-pengalaman ini membantu kita belajar, tumbuh, dan berkembang sebagai individu. Mereka mengajarkan kita tentang kekuatan, kelemahan, nilai, dan apa yang benar-benar penting dalam hidup kita.

Pentingnya Menerima Diri Sendiri

Setelah memahami bagaimana pengalaman hidup membentuk kita, langkah selanjutnya yang tak kalah penting adalah menerima diri sendiri. Menerima diri sendiri adalah kunci untuk kesehatan mental dan kebahagiaan. Berikut adalah beberapa alasan mengapa menerima diri sendiri itu penting:

Mengurangi Perasaan Negatif: Menerima diri sendiri dapat membantu mengurangi perasaan negatif dan meningkatkan kesehatan mental. Ketika kita menerima diri kita apa adanya, kita cenderung memiliki pikiran yang lebih positif dan sehat.

Kemampuan Menerima Orang Lain: Jika kita tidak mampu menerima diri sendiri, maka akan sulit untuk menerima orang lain. Ini berarti bahwa penerimaan diri tidak hanya memengaruhi bagaimana kita melihat diri kita sendiri, tetapi juga bagaimana kita berinteraksi dengan orang lain.

Mencapai Kedamaian dan Mengurangi Rasa Cemas: Menerima diri sendiri dapat membantu kita mencapai kedamaian batin dan mengurangi rasa cemas. Ketika kita menerima kekurangan dan kelebihan kita, kita menjadi lebih damai dengan diri kita sendiri.

Meningkatkan Rasa Percaya Diri dan Kebahagiaan: Menerima diri sendiri juga dapat meningkatkan rasa percaya diri dan kebahagiaan. Dengan menerima diri kita apa adanya, kita dapat merasa lebih puas dan bahagia dengan hidup kita.

Memahami Kelebihan dan Kekurangan Diri: Menerima diri sendiri membantu kita memahami kelebihan dan kekurangan kita, sehingga kita dapat bekerja untuk memperbaiki diri dan mencapai potensi terbaik kita. Self-acceptance adalah langkah awal untuk pertumbuhan dan pengembangan diri.

Dalam proses menerima diri sendiri, ada beberapa hal yang bisa kita lakukan, seperti memaafkan diri sendiri atas kesalahan masa lalu, mengenali kelebihan dan kekurangan diri, dan berlatih menjadi teman bagi diri sendiri. Dengan menerima diri sendiri, kita tidak hanya mencapai kebahagiaan dan kesehatan mental yang lebih baik, tetapi juga membuka jalan untuk memperbaiki diri dan mencapai potensi terbaik kita.

Kesimpulan

Setelah memahami pentingnya mengenal diri sendiri, merefleksikan pengalaman hidup, dan menerima diri apa adanya, kita sampai pada kesimpulan bahwa semua aspek ini adalah bagian penting dari pertumbuhan pribadi. Namun, pertanyaannya sekarang adalah, bagaimana kita dapat mengaplikasikan semua pembelajaran ini dalam kehidupan sehari-hari, terutama bagi Anda yang berada di usia 20-an?

Salah satu jawabannya terletak pada pendekatan kurikulum Life Skills yang ditawarkan oleh Life Skills Indonesia. Program ini dirancang khusus untuk membantu Anda, terutama yang berada di usia 20-an, untuk mengembangkan keterampilan dan pemahaman yang diperlukan dalam menghadapi berbagai tantangan dan peluang di kehidupan dewasa.

Kurikulum yang ditawarkan oleh Life Skills Indonesia dirancang untuk memberikan pembelajaran yang tidak hanya teoritis, tetapi juga aplikatif dan relevan dengan kehidupan nyata. Ini berarti Anda akan belajar keterampilan yang langsung dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi Anda yang berusia 20-an, ini adalah kesempatan emas untuk berinvestasi dalam pengembangan diri. Melalui kelas online Life Skills Indonesia, Anda akan mendapatkan alat dan sumber daya yang diperlukan untuk menghadapi tantangan kehidupan dengan lebih percaya diri dan siap.

Untuk informasi lebih lanjut tentang kelas online Life Skills dan bagaimana Anda dapat mendaftar, kunjungi link berikut: https://satupersen.net/kelas-online. Jangan lewatkan kesempatan ini untuk mengambil langkah maju dalam perjalanan pengembangan diri Anda.

Mari bersama-sama kita jadikan usia 20-an tidak hanya sebagai masa pencarian jati diri, tetapi juga sebagai masa pembentukan karakter dan keterampilan yang akan membawa kita menuju kesuksesan dan kebahagiaan di masa depan.

Referensi

Tampubolon, M. P. (2023, October 27). Change management: Manajemen perubahan: Individu, tim kerja, organisasi. Repositori Universitas Kristen Indonesia.

Tartakovsky, M. (2016). Therapists spill: 12 ways to accept yourself. Psych Central.

Sabrina Ramonoff. (2022, September 14). Self-acceptance: Characteristics, importance, and tips for improvement.

Seltzer, L. F. (2008). The path to unconditional self-acceptance. Psychology Today.

Elizabeth Perry. (2021, August 5). The path to self-acceptance, paved through daily practice.

Read More
judi

Dampak Bagi Kesehatan dan Cara Mengatasinya

Perbedaan Rasa Cemas (Anxiety) dan Takut Berlebih: Dampak Bagi Kesehatan dan Cara Mengatasinya

Pernah gak, sih, kamu merasa khawatir akan kehidupanmu di masa depan akan menjadi seperti apa? Tak jarang ketika memikirkan hal ini, kamu seketika merasa cemas ditemani pikiran overthinking yang kadang melanda saat kamu hendak ingin beristirahat di malam hari, sehingga akhirnya kamu kurang istirahat lalu menjadi tidak produktif di keesokan hari, pernah?

Atau, ketika hendak melalui hari yang sangat penting seperti ujian akhir semester, sidang skripsi, interview kerja, dan lainnya kamu menjadi sangat takut akan kegagalan, mengecewakan, dan pikiran buruk lainnya akibat rasa takut melanda, pernah? Apakah rasa cemas dan takut ini merupakan satu kesatuan kalimat yang memiliki kandungan arti yang sama? Atau, justru berbeda?

Tak jarang masih banyak orang yang aku temui belum paham betul makna dari rasa cemas atau rasa takut di dalam dirinya sendiri sehingga mereka kesulitan untuk menghadapinya, apakah kamu demikian? Nah, di artikel kali ini aku akan membahas tentang cara membedakan rasa cemas dan takut di kehidupan sehari-hari serta bagaimana cara terbaik untuk menghadapinya agar hidupmu gak menjadi semakin ambyar kedepannya. Sebelum lanjut membaca, jangan lupa untuk share artikel ini ke semua teman-temanmu supaya mereka juga mendapatkan insight yang sama sepertimu, ya!

Photo by Christopher Ott on Unsplash

Apa Itu Rasa Cemas dan Takut?

Rasa cemas dan rasa takut ternyata memiliki keterkaitan yang sangat dekat tetapi mereka mempunyai arti yang berbeda, lho! Sama seperti hubunganmu dengannya yang sudah dekat namun hanya dianggap sahabat, yhaa~ ayo ngaku~ Berikut ini aku ingin menjelaskan apa itu rasa cemas dan juga takut

1. Rasa cemas

Rasa cemas atau dalam bahasa inggris berarti anxiety berasal dari bahasa latin anxius yang memiliki arti penyempitan atau pencekikan. Kecemasan sendiri menurut Schwartz (2000) merupakan keadaan emosional negatif yang ditandai dengan adanya firasat dan somatik ketegangan seperti sulit bernapas, hati berdetak kencang, dan berkeringat. Hal ini didukung dengan pernyataan Yusuf (2009) yang menyatakan anxiety (kecemasan) merupakan ketidakberdayaan neurotik, rasa tidak aman, dan kekurangmampuan dalam menghadapi tuntutan realitas atau tekanan hidup sehari-hari.

Kalau menurutku pribadi, kecemasan merupakan kekhawatiran terhadap ancaman pada masa yang akan datang, ancaman disini berarti sesuatu yang belum terjadi seperti cemas akan masa depan, dimana hal-hal yang membuatmu takut juga dapat memicu rasa cemas muncul. Contoh lainnya adalah fobia dimana menurut penelitian yang pernah aku baca, memiliki definisi yaitu gangguan kecemasan.

Kamu akan merasa takut pada sesuatu hal yang bisa terjadi akibat otakmu mengasosiasikan hal tersebut dengan pengalaman buruk yang pernah kamu alami sebelumnya. Hal ini membuat otakmu berada dalam kondisi panik padahal tidak ada ancaman nyata yang sedang terjadi.

2. Rasa takut

Rasa takut sendiri menurutku adalah bentuk emosi yang timbul untuk merespon ancaman nyata yang terjadi. Contoh yang menggambarkan rasa takut adalah ketika kamu takut dengan ular berbisa dan saat hendak ingin ke dapur untuk memasak kamu bertemu dengan ular tersebut maka secara otomatis kamu akan merasa takut karena bisa jadi hidupmu dalam bahaya. Otakmu akan merespon gerak tubuhmu untuk mengusir ular tersebut atau malah lari menyelamatkan diri, respon ini sering diistilahkan dengan nama fight or flight.

“Jadi, secara sederhananya rasa cemas timbul akibat kekhawatiran yang mungkin saja bisa terjadi sedangkan rasa takut sendiri bagian dari respon alamiah yang dimiliki manusia ketika sesuatu hal yang kita takutkan terjadi sebagai bentuk mekanisme perlindungan diri.”

Dampak Rasa Cemas dan Takut Berlebihan

Rasa cemas dan takut sendiri tidak selamanya berarti negatif, lho. Fakta membuktikan bahwa rasa takut dapat berguna di dalam hidup karena rasa takut ini bisa membuatmu bertahan hidup. Rasa takut adalah sinyal atau tanda ketika kamu berada dalam sebuah bahaya, mereka akan hadir di dalam pikiranmu untuk membuatmu bisa menyelamatkan diri dari bahaya tersebut. Tetapi ketika rasa cemas dan takut ini terlalu berlebihan berada di dalam pikiranmu, ini justru akan membahayakan hidupmu. Maka, kenalilah dampak buruk akibat memiliki rasa cemas dan takut berlebihan yang dikutip dari healthline.

1. Mengganggu sistem pencernaan

Kecemasan dapat membuat adrenalin dalam tubuh meningkat sehingga dapat melemaskan otot terlebih otot yang bekerja untuk mencerna makanan karena berkurangnya aliran darah dalam tubuh. Hal ini dapat menyebabkan hilangnya nafsu makan dan mengganggu sistem pencernaan.

2. Mengganggu pola buang air kecil

Rasa cemas dan stress yang berlebih dapat membuat produksi urin semakin bertambah yang secara tidak langsung dapat mengganggu pola buang air kecil dalam tubuh. Hal ini biasanya terjadi pada orang yang mengalami kecemasan karena fobia.

3. Mengganggu respon sistem kardiovaskular

Rasa takut dan cemas dapat membuat percepatan detak jantung yang menyebabkan perubahan sirkulasi darah ke seluruh tubuh. Hal ini dapat menyebabkan pembuluh darah menyempit akibat peningkatan aliran darah. Orang yang sering mengalami kecemasan dan takut berlebih beresiko besar terkena penyakit serangan jantung.

4. Mengganggu pola pernapasan

Orang yang cemas memungkinkannya mengalami pernapasan yang semakin cepat. Hal ini dapat membuat paru-paru bekerja lebih keras daripada biasanya

Orang yang cemas dapat membuat hormon kortisol dalam dirinya melakukan pencegahan pelepasan zat yang menyebabkan peradangan dan mematikan sistem kekebalan tubuh untuk melawan infeksi dari luar tubuh.

Cara Mengatasi Rasa Cemas dan Takut Berlebihan

1. Sadari dan terima

Ketika kamu merasa takut ataupun cemas, hal yang paling penting untuk kamu lakukan adalah dengan menyadari dan menerima rasa tersebut dalam dirimu. Menyadari dan menerima ini adalah hal yang terpenting karena kamu bisa melakukan refleksi diri, refleksi diri sendiri dapat dilakukan dengan bertanya pada diri sendiri, kenapa bisa merasa cemas atau apa yang membuatmu cemas. Hal ini biasanya sering dilupakan saat kita merasa cemas, takut ataupun overthinking, padahal reaksi ini perlu kita kuasai untuk bisa memilah-milih emosi yang perlu dan tidak perlu kita terima berlebihan dalam diri.

2. Cerita ke orang lain

Menceritakan masalah kita kepada orang lain dapat setidaknya meringankan beban yang kita miliki. Menceritakan masalah kepada orang lain menurutku pribadi adalah salah satu cara untuk mendapatkan sudut pandang baru dari orang tersebut, hal ini sangat berguna untuk mencapai sebuah solusi pemecahan masalah kita sendiri. Maka dari itu, kenapa Satu Persen memiliki layanan online konseling dan mentoring yang banyak mendapatkan rekomendasi dari orang yang sudah menggunakannya.

Mentoring-dan-Konseling

3. Evaluasi diri

Melakukan sebuah evaluasi diri dengan menanyakan kepada diri sendiri apa yang menjadi tujuanmu kedepannya, karena masih banyak orang termasuk aku juga pernah mengalaminya dimana rasa cemas dan takut muncul karena tidak adanya arah dan tujuan di masa depan. Fakta dari data yang dimiliki Satu Persen sendiri, masih banyak orang yang tujuan jangka panjangnya tidak sesuai dengan apa yang ia jalani saat ini. Maka memiliki tujuan hidup di awal, penting untuk menentukan hidupmu kedepannya.

4. Mengenali diri sendiri

Lebih memahami kemudian mengenali diri sendiri membuat kamu bisa mengetahui kekuatan dan kelemahan yang ada pada diri kamu sehingga cepat atau lambat kamu akan paham akan karakteristik dirimu. Hal ini bertujuan agar memudahkan langkahmu kedepannya untuk bisa mengetahui dan mengembangkan apa yang sebenarnya menjadi passion kamu, karena tak sedikit orang yang belum mengenali dirinya seperti apa sehingga membuatnya sulit untuk bisa berkembang kedepannya. Proses yang terpenting dalam mengenal diri sendiri adalah kamu harus jujur dan menerima akan semua fakta tentang dirimu, baik atau buruknya.

5. Bertanya pada diri sendiri

Tanyakan pada diri sendiri, memang apa saja hal terburuk yang akan menimpamu di masa depan. Hal ini bertujuan agar dirimu siap menghadapi apapun rintangan dan kegagalan karena pada dasarnya kecemasan adalah ketakutan akan sesuatu hal yang belum pasti terjadi. Sehingga kamu semua bisa mengantisipasinya dengan menuliskan apa saja hal terburuk yang akan menimpa ketika kamu hendak melakukan sesuatu, maka dengan begitu rasa cemas dan takut akan bisa kamu atasi.

Segitu dulu dari aku, akhir kata aku mau menutup artikel ini dengan pernyataan dari salah satu artis idola ku Dimas Danang yang bunyinya kurang lebih seperti ini “ketakutan adalah mendo’akan sesuatu hal yang tidak kamu inginkan tapi apakah takut boleh? Boleh karena itu sistem mekanisme pertahanan diri yang manusia miliki, amigdala lah yang bekerja saat itu. Ada karena ada fungsinya, tapi jika rasa takut berlebihan menguasai maka balik lagi ke pernyataan awal, segala sesuatu hal yang berlebihan itu dapat merugikan.

Kalau kamu tertarik untuk mengetahui lebih lanjut seputar cara mengatasi rasa cemas berlebihan tonton video Satu Persen berikut video mengatasi rasa cemas dengan cara meditasi. Kalau kamu sedang merasa mengalami rasa cemas atau takut berlebihan, aku sarankan kamu mencoba layanan konseling Satu Persen. Kamu bisa berkonsultasi dengan psikolog secara one-on-one supaya psikolog bisa membantumu menemukan solusi paling tepat untuk mengatasi rasa cemas atau takutmu. Satu Persen juga menyediakan layanan tes sehat mental gratis yang bisa kamu coba jika kamu ingin mengecek kondisi kesehatan mentalmu belakangan ini.

Jangan lupa buat terus pantengin informasi dari kita dengan follow instagram Satu Persen di @satupersenofficial. Aku harap lewat membaca artikel ini bisa membuat kamu berkembang menjadi lebih baik, seenggaknya Satu Persen setiap harinya. Thanks!

Referensi

Kristeen Cherney. 2020. Effects of Anxiety on the Body: Medically reviewed by Timothy. J. Legg, Ph.D.,CRNP. https://www.healthline.com/health/anxiety/effects-on-body#1

Steven Schwartz, S. 2000. Abnormal Psychology: a discovery approach. California: Mayfield Publishing Company.

Syamsu Yusuf. 2009. Mental Hygiene: Terapi Psikospiritual untuk Hidup Sehat Berkualitas. Bandung (ID): Maestro.

Sumber Gambar

https://unsplash.com/photos/KzvMsXgJ1VU

Read More
judi

Apakah Puasa Berpengaruh ke Kesehatan Mental?

Puasa jadi Sehat Mental?
Satu Persen – Puasa jadi Sehat Mental?

Hai Perseners! Pas baca ini kalian lagi ngapain nih? Lagi santai sambil rebahan kah?

Gue ketika nulis ini sambil makan hehehe. Tapi tenang, udah buka puasa kok!

Makan dan minum adalah kebutuhan primer setiap manusia. Manusia membutuhkannya untuk bisa bertahan hidup. Tapi, gimana kalau kita gak boleh makan dan minum?

Saat ini, beberapa orang tengah menjalankan puasa. Ketika puasa mereka gak diperbolehkan makan maupun minum dalam kurun waktu tertentu. Nah, kira-kira gimana pengaruh puasa ke kesehatan fisik atau mental ya? Apakah puasa bisa berdampak positif?

Kalian berada di artikel yang tepat untuk mengetahui manfaat puasa bagi kesehatan fisik maupun mental, simak sampai habis ya!

Fenomena Puasa yang Biasa Dijumpai

Sebelum bahas manfaat, kita bahas fenomena puasa yang sering kita jumpai terlebih dahulu.

Puasa sangat erat kaitannya dengan budaya keagamaan. Tak hanya Islam, puasa juga dilakukan oleh masyarakat beragama Katolik, Buddha, Hindu, maupun Konghucu. Tradisi setiap agama bisa jadi berbeda dalam melaksanakan puasa tersebut.

Puasa juga dilakukan pada ranah medis. Seseorang yang akan melakukan operasi besar biasanya dianjurkan untuk berpuasa. Salah satu tujuannya adalah mengosongkan saluran cerna. Sisa makanan pada saluran cerna bisa mempersulit tindakan operasi nantinya.

Puasa juga banyak dilakukan untuk diet. Istilah yang biasa kita dengar adalah “intermittent fasting”. Diet ini umumnya dilakukan selama 16 jam dengan waktu yang bisa lo tentukan sendiri. Jika diet umumnya mengatur mengenai pembatasan jenis makan, metode ini digunakan untuk mengatur atau membatasi jam makan.

Fenomena Puasa
Gambar oleh: Super Fast Diet

Aktivitas yang Berubah Ketika Puasa

Ketika menjalankan puasa, hal yang biasa kita tahu adalah menahan lapar dan haus dalam waktu tertentu. Namun, dalam menjalankan puasa gak hanya sebatas itu. Dalam beberapa agama, salah satunya Islam, ketika berpuasa gak diperkenankan berkata yang kurang baik seperti mengumpat atau memaki.

Ketika keadaan normal kita bisa makan 3 kali sehari bahkan lebih. Sedangkan, ketika berpuasa kita memiliki beberapa batasan yang telah diatur. Maka dari itu, perubahan aktivitas seperti itu bisa berpengaruh pada tubuh kita.

Aktivitas yang Berubah Ketika Puasa
Gambar oleh: Makeameme

Manfaat Puasa untuk Kesehatan Fisik

Puasa biasanya dilakukan sekitar 10-20 jam. Selama waktu tersebut, seseorang gak boleh makan, minum, dan beberapa pantangan lainnya. Meskipun dalam aktivitasnya terkesan ekstrim, ternyata puasa dapat memberikan dampak baik ke tubuh kita.

Puasa bisa melancarkan metabolisme tubuh, sebagai detoksifikasi tubuh secara alami, sampai menurunkan berat badan. Puasa juga membantu mencegah dari penyakit kronis seperti kanker maupun jantung, membantu mengontrol gula darah, dan menurunkan kadar kolesterol darah. Selain itu, puasa mampu meningkatkan fungsi dan struktur otak yang mampu mencegah masalah seperti Alzheimer dan Parkinson.

Manfaat Puasa bagi Kesehatan Mental

Jika berbicara mengenai kesehatan fisik gak bisa jauh dari kesehatan mental. Keduanya saling berhubungan dan gak dapat dipisahkan. Kesehatan fisik berpengaruh pada mental dan sebaliknya.

Dalam hal ini, puasa juga punya manfaat untuk kesehatan mental. Banyak penelitian yang telah membuktikan bahwa puasa dapat meningkatkan kesehatan mental secara keseluruhan. Kita bahas satu-satu, yuk!

1. Puasa Dapat Mengurangi Stres

Ketika puasa, seseorang tanpa sadar memperbaiki pola makan. Misalnya, agar kuat berpuasa maka ketika pagi harus sahur terlebih dahulu. Pola makan baik akan menjaga hormon kortisol. Hormon kortisol tersebut bisa mengurangi stres.

Selain itu tubuh juga lebih banyak memproduksi hormon endorphin. Hormon endorphin juga berpengaruh dalam mengurangi stress. Tak hanya itu, terdapat hormon lainnya seperti serotonin, NGF, dan BDNF yang membantu membuat mood baik.

Coba Juga: Tes Tingkat Keparahan Stres

2. Memperbaiki Kualitas Tidur

Orang yang berpuasa biasanya menghindari melihat TV -atau media sosial- sampai larut malam. Mereka cenderung tidur lebih awal agar dapat bangun pagi untuk melakukan sahur. Juga, mereka merasa lelah seharian sehingga dengan mudah untuk tidur.

Tidur juga dapat menjaga kesehatan mental lo. Ketika lo memiliki cukup tidur, otak akan membantu lo fokus dalam menjalankan aktivitas. Maka sebaliknya, tidur yang kurang memiliki berbagai dampak negatif. Salah satunya, kurang tidur juga bisa menyebabkan kesulitan mengingat pada hal-hal di sekitar kita.

3. Meningkatkan Kemampuan Sosial (Social Skill)

Banyak tradisi yang dilakukan selama puasa. Biasanya ketika buka, keluarga atau teman berkumpul untuk berbuka puasa bersama. Hal ini bisa meningkatkan kedekatan dan kelekatan antar anggota.

Namun, Tapi tetap hati-hati ya perseners! Jika ingin mengadakan buka bersama di kala pandemi Covid-19 ini, ingat untuk selalu menerapkan 3M, ya! Sebagai alternatif kalian bisa coba memasak hidangan untuk buka bersama keluarga di rumah. Bisa juga melakukan buka puasa secara virtual bersama teman.

Memasak Hidangan untuk Berbuka Dapat Meningkatkan Social Skill
Gambar oleh: Unsplash

4. Self-Control atau Kontrol Diri yang Baik

Berpuasa bukan hanya menahan lapar dan haus saja. Ada beberapa pantangan yang gak boleh dilakukan. Misalnya berkata kasar, marah, berbohong, merokok, bahkan sampai berhubungan seksual.

Semua aktivitas kita sebenarnya berada penuh dalam kontrol kita. Kita sebenarnya bisa memilih untuk melakukannya atau enggak. Konsep reward dan punishment bisa mengambil peran dalam memutuskan sesuatu.

Kalau melakukan hal yang gak diperbolehkan saat puasa tersebut, bisa jadi terdapat punishment atau hal yang harus “dibayar”. Misalnya mengganti ulang puasa atau membayar denda tertentu. Punishment tersebut bisa membuat seseorang berpikir dua kali untuk melakukan pantangan puasa tersebut.

Orang yang berhasil gak melakukan pantangan puasa tersebut mendapatkan reward. Salah satunya adalah rasa puas terhadap kemampuan diri. Orang yang bisa mengendalikan diri untuk mematuhi “aturan” puasa berarti dia mampu memiliki self-control yang baik pula. Hal ini melatih diri untuk fokus terhadap apa yang bisa dikontrol dibandingkan apa yang gak bisa dikontrol.  

Baca Juga: Cara Mengontrol Emosi

Kondisi saat berpuasa membuat seseorang lebih bisa berempati dengan orang lain. Saat merasa lapar dan haus, seseorang menyadari adanya kondisi orang lain yang serba berkecukupan. Tak jarang, seseorang juga merasa “cukup” atas kondisinya.

Rasa empati tersebut terkadang membangkitkan inisiatif kemanusiaan. Banyak orang yang melakukan tradisi bagi takjil gratis sampai bersedekah kepada orang yang membutuhkan. Hal tersebut bisa mengarah pada sikap altruisme.

Rekomendasi Youtube: “Ini Langkah Pertama Menjadi Sehat Mental (Cara Menjaga Mental)”

Dari Satu Persen

Puasa atau menahan gak makan maupun minum terdengar ekstrim untuk dilakukan. Namun, ternyata banyak penelitian yang justru membuktikan puasa memiliki banyak dampak baik untuk kesehatan fisik maupun mental. Jadi, kegiatan puasa ini aman untuk dilakukan asalkan sesuai kebutuhan dan aturan ya!

Tapi gak menutup kemungkinan ketika berpuasa lo gak lagi baik-baik saja. Terutama mengenai kondisi kesehatan mental. Apalagi kalo lo lagi ngerasain berbagai macam masalah. Saran gue, lo bisa coba konsultasikan ke Psikolog Satu Persen. Lo bisa bebas bercerita tanpa takut di-judge!

Kalo lo tertarik untuk membaca konten edukasi seperti ini, sabi banget cek artikel lainnya di Blog Satu Persen. Ada banyak artikel dengan tema-tema menarik dan bervariasi yang bisa lo baca. Jangan lupa juga follow Instagram @satupersenofficial dan Youtube Satu Persen, ya!

Sekian untuk artikel hari ini! Semoga bisa menambah insight lo dan berkembang se-enggaknya Satu Persen tiap harinya menuju #HidupSeutuhnya!  See you!

References

Adelayanti, N. (2020, April 29). Discovering the Advantages of Fasting for Mental Health. https://ugm.ac.id/en/news/19358-discovering-the-advantages-of-fasting-for-mental-health

Garcia,V. (2020, July 21). Kenapa Harus Puasa Sebelum Operasi? https://www.klikdokter.com/info-sehat/read/2998639/kenapa-harus-puasa-sebelum-operasi

Gilavand, A., & Fatahiasl, J. (2018). Studying effect of fasting during Ramadan on mental health of university students in Iran: A review. J Res Med Dent Sci, 6(2), 205-9.

Imran Khan Cancer Appeal. (n.d.). The Physical Health Benefits of Fasting in Ramadan. https://www.ikca.org.uk/news/physical-health-benefits-fasting/

Ini, B. H. (2020, April 30). Selain Islam, 5 Agama Ini Juga Punya Tradisi Puasa. https://kumparan.com/berita-hari-ini/selain-islam-5-agama-ini-juga-punya-tradisi-puasa-1tK3nEFddFu/full

Khan, M. M. A., Nor, N. M., Mamat, N. M., Mohd-Shukri, N. A., & Bakar, W. A. M. A. (2018). Fasting in Islam: a combination of spiritual elevation and prevention of diseases. IIUM Medical Journal Malaysia, 17(2).

Kinanti, A. A. (2021, April 1). 7 Manfaat Puasa untuk Kesehatan Fisik dan Mental.  https://www.popmama.com/life/health/annas/manfaat-puasa-untuk-kesehatan-fisik-dan-mental/7

Meo, S. A., & Hassan, A. (2015). Physiological changes during fasting in Ramadan. J Pak Med Assoc, 65(5 Suppl 1), S6-14.

Mousavi SA, Rezaei M, Amiri Baghni S, Seifi M. Effect of Fasting on Mental Health in the General Population of Kermanshah, Iran. J Fasting Health. 2014; 2(2): 65‐70.

Muza, V. (2021, March 13). Does Fasting Reduce Stress and Anxiety? (The Truth).  https://www.catesnutrition.com/does-fasting-reduce-stress-and-anxiety/

Nikfarjam, M., Noormohammadi, M. R., & Mardanpour-Shahrekordi, E. (2015). The effect of fasting on emotional intelligence. National Journal of Laboratory Medicine, 4(4), 67-71.

Ramadhan, M. I., (2021, April 12). Manfaat Puasa untuk Kesehatan Fisik dan Mental. https://www.klikdokter.com/info-sehat/read/3627292/manfaat-puasa-untuk-kesehatan-fisik-dan-mental

Toda, M., & Morimoto, K. (2004). Ramadan fasting – Effect on healthy Muslims. Social Behavior and Personality: An international journal, 32(1), 13-18.

Read More
judi

Tips Menjaga Kesehatan Mental Saat Pandemi

Tips Menjaga Kesehatan Mental di Masa Pandemi
Satu Persen – Tips Menjaga Kesehatan Mental di Masa Pandemi

Hai Perseners! Apa kabar? Semoga selalu sehat ya… Kenalin gue Vina, Associate Blog Writer dari Satu Persen.

Coba jawab deh, siapa yang di masa pandemi kayak sekarang ini, jadi lebih aware soal kesehatan? Yap, sebenarnya salah satu hikmah baik dari pandemi adalah kita jadi jauh lebih aware soal pentingnya kesehatan. Hal itu kerasa juga buat gue.

Kalo dari pengalaman pribadi gue, gue jadi lebih rajin buat olahraga, minum vitamin dan juga jaga pola makan gue. Hal itu gue lakuin karena gue baru bener-bener sadar kalo kesehatan itu mahal harganya.

Ditambah lagi, gue juga sadar kalo ngga cuma kesehatan fisik aja yang penting buat gue. Ternyata kesehatan mental juga bisa dibilang sama pentingnya sama kesehatan fisik. Kenapa? Karena keduanya sama-sama mempengaruhi keproduktifan hidup gue.

Nah, buat lo yang mungkin masih bertanya-tanya nih: Kenapa sih kesehatan mental itu penting apalagi di masa pandemi? Dan gimana sih caranya buat menjaga kesehatan mental lo di masa pandemi? Lo bisa banget baca tulisan ini sampai selesai ya!

Yuk, kita bahas!

Oh ya, sebelum mulai bahas, lo bisa cobain dulu nih tes sehat mental yang dibuat oleh Satu Persen. Karena ini adalah salah satu langkah awal lo bisa menyadari kesehatan mental lo atau biasa dibilang sebagai bentuk  self-awareness.

Apa itu Kesehatan Mental?

Kalau mau bahas tentang pentingnya kesehatan mental, ngga afdhol rasanya kalo kita belum ngerti dulu tentang makna kesehatan mental atau mental health. Ya ngga, guys?

Lo mungkin udah ngga asing banget sama istilah kesehatan mental atau mental health. Karena belakangan ini, topik ini memang bener-bener lagi marak banget di sosial media termasuk di sosmed Satu Persen. Nah, kali ini coba kita bahas versi sederhananya.

Menurut World Health Organization (WHO), makna dari kesehatan mental adalah kesejahteraan fisik, mental dan sosial yang lengkap dan bukan hanya ngga adanya penyakit atau ketidakmampuan.

Selain itu, WHO juga menjabarkan tentang empat kriteria yang menjadi tanda seseorang itu sehat secara mental. Apa aja sih?

Yang pertama, mampu mengelola stres yang wajar.

Yang kedua, mampu bekerja secara produktif.

Yang ketiga, mampu mengenali dan mengembangkan potensi diri.

Yang keempat, mampu memberikan kontribusi secara aktif di lingkungan sekitar.

Gue tanya deh, dari keempat kriteria diatas, lo sudah memenuhi yang mana aja? Hayo ngaku!

Lihat juga video Youtube Satu Persen: Seperti apa kesehatan mental itu?

Setelah tadi kita ngerti tentang makna kesehatan mental atau mental health, barulah kita coba bahas alasan dibalik pentingnya hal itu. Cusss!

Kenapa Kesehatan Mental Penting?

Pict from memegenarator.net

Sebelum gue jawab, gue mau coba memaparkan salah satu riset dari Salari et al. (2020) yang menjelaskan bahwa dampak yang terjadi dari pandemi COVID-19 adalah meningkatnya angka permasalahan mental seperti kecemasan, stres, dan depresi.

Di Indonesia, lembaga riset kebijakan publik The Indonesian Institute (TII) menjabarkan data swaperiksa yang diambil Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI) dari Bulan April – Agustus 2020. Hasilnya, sebanyak 3.443 orang yang melakukan swaperiksa ternyata mengeluhkan permasalahan mental.

Data tersebut diambil dari 34 provinsi di Indonesia. Sekitar 47,9 persen diantaranya menunjukkan adanya gejala kecemasan, diikuti 36,1 persen menunjukkan gejala depresi dan 16 persen lainnya menyampaikan permasalahan trauma psikologis.

Gue disini sama sekali bukan bermaksud nakutin lo semua. Justru, gue pengen lo semua sadar akan kesehatan mental lo masing-masing. Khususnya di masa pandemi kayak sekarang ini.

Oke, balik lagi ke alasan pentingnya kesehatan mental.

There’s no health without mental health – David Satcher

Dari quote diatas sebenarnya menunjukkan kalo sehat mental itu emang sama pentingnya dengan kesehatan fisik. Kenapa  gitu? Oke, disini bakal gue jelasin alasannya ya…

Kesehatan mental berhubungan dengan kesehatan fisik

Menurut profesor sekaligus psikiater klinis dari Langone School of Medicine, Charles Goodstein, menyampaikan bahwa sebenarnya otak manusia itu berhubungan erat dengan sistem yang namanya endokrin. Sistem endokrin sendiri bekerja untuk melepaskan hormon-hormon yang dapat memengaruhi keadaan mental kita.

Begitu juga dengan pikiran serta perasaan yang kita miliki ternyata dapat memengaruhi hormon-hormon yang berperan penting dalam sistem kerja organ tubuh kita.

Selain itu, gue juga inget salah satu dosen mata kuliah Biopsikologi gue pernah cerita kalo banyak juga kasus-kasus yang keluhan awalnya sakit perut, maag, letih yang berkepanjangan atau sakit kepala, ternyata waktu diperiksa lebih dalam penyebabnya adalah gangguan depresi. Nah, keduanya memang saling berkaitan, kan?

Kesehatan mental berhubungan dengan relasi sosial

Ketika lo berada di circle sosial atau lingkungan yang supportif dan ngga toxic, lo akan lebih mudah buat berkembang menjadi lebih baik. Begitu juga ketika lo berada di lingkungan yang mungkin seringnya justru ngerendahin lo, hal itu bakalan ngaruh ke harga diri dan bagaimana lo memandang diri lo.

Di sisi lain, ternyata saat lo mengalami permasalahan mental, lo secara ngga langsung lo memilih untuk menghindar dari relasi sosial lo, menutup diri lo,  atau bahkan emosi lo jadi sensitif ke orang lain. Akhirnya justru bisa menyakiti orang lain.

Well, itu tadi alasan kenapa penting buat lo aware sekaligus jaga kesehatan mental lo masing-masing. Kalo gue bisa simpulkan, bagaimana kita berpikir, bertindak, mengelola emosi, berinteraksi dengan lingkungan, semua itu ngga bisa lepas dari namanya kesehatan mental.

Setelah tau pentingnya kesehatan mental, lo mungkin langsung penasaran gimana caranya biar kita bisa jaga kesehatan mental kita masing-masing. Bener ngga? Tenang, gue bakalan bahas kok:)

Tips Menjaga Kesehatan Mental Saat Pandemi

Terus gimana sih biar gue bisa menjaga kesehatan mental gue sendiri?

Pertama, menerima diri agar lebih sehat mental

Buat menjaga kesehatan mental, lo perlu banget buat terima diri lo apa adanya. Selain lo terima diri lo, lo juga perlu untuk terima bahwa apapun yang udah terjadi di masa lalu adalah hal yang bisa jadi pelajaran buat lo jadi lebih baik lagi.

Terus kenapa lo perlu terima diri lo? Karena dengan lo terima kurang lebihnya diri lo, lo ngga perlu mencari validasi dari orang lain atas diri lo. Tentunya, hal itu bisa memudahkan lo untuk jadi lebih bahagia dan sehat secara mental.

Kedua, belajar buat mengelola stres saat pandemi

Ngga bisa dipungkiri kalo kita pasti mengalami stres di masa pandemi kayak gini. Tapi sebenernya lo perlu cari tahu cara lo masing-masing buat mengatasi stres lo. Bisa dengan kasih jeda dulu buat dengerin musik, baca buku atau bisa juga dengan menulis keluh kesah di buku harian lo alias journaling.

Sebenernya, dengan lo bisa mengelola stres dengan baik, lo juga sedang menjaga kesejahteraan diri lo. Apalagi di masa pandemi yang penuh akan ketidakpastian. Karena jangan sampe stres itu lo pendam terus sehingga sewaktu-waktu itu bisa jadi ledakan emosi yang luar biasa. Bisa bahaya!

Ketiga, menjaga pola tidur dan makan agar lebih sehat

Ketika lo menjaga pola tidur lo, misal dengan ngga banyak-banyak begadang, istirahat lo cukup, lo sebenernya juga sedang jaga kesehatan mental lo. Kok bisa? Karena saat lo punya jam tidur yang ngga teratur atau bahkan kurang, hal itu akan memengaruhi mood, konsentrasi, dan juga energi yang lo punya.

Selain tidur, lo juga perlu untuk menjaga pola makan dan juga makanan yang lo makan. Apa ngaruhnya ke kesehatan mental? Ngaruh dong. Saat lo makan makanan yang ngga sehat atau makannya ngga teratur, lo bakalan rentan buat sakit. Ketika lo sakit, itu bakalan ganggu aktivitas sekaligus suasana hati lo kan?

Sederhananya gini, kalo lo makan makanan yang sehat, tidur yang cukup, lo bakalan dapat energi yang cukup dan sekaligus menjaga imunitas. Ketika lo sehat, suasana hati lo akan lebih baik daripada saat lo sakit. So, stay healthy ya!

Baca juga: Cara Cepat Tidur Nyenyak

Nah, itu tadi tips yang bisa banget lo cobain untuk menjaga kesehatan mental lo. Apalagi di masa pandemi seperti sekarang ini, sepertinya banyak situasi yang membuat lo rentan mengalami masalah kesehatan mental.

Disini gue mau tekankan, kalo lo sebaiknya ngga cuma bisa sadar akan pentingnya kesehatan mental aja, lo juga perlu action buat menjaga kesehatan mental lo sendiri. Karena kalau bukan dari diri lo, siapa lagi?

Lo juga bisa liat video dari Satu Persen : Langkah awal biar bisa sehat mental

Dari Satu Persen

Kalau lo emang lagi ngerasa mental lo lagi ngga baik-baik aja. Dan hal itu udah bener-bener ganggu keberlangsungan hidup lo bahkan sampe membahayakan diri lo dan orang lo, it’s okay, lo bisa banget buat segera konsultasi ke profesional.

Jangan pernah sesekali lo lakuin self-diagnose! Kenapa? Karena dampak dari self-diagnose itu bahaya banget dan ngaruhnya ngga cuma ke diri lo aja tapi juga ke orang lain! Jangan coba-coba deh!

Nah, kalo lo saat ini sedang ngerasa bingung sama kondisi mental lo dan lo butuh dapetin gambaran jelas tentang kondisi lo. Lo bisa banget buat coba konseling masalah lo ke psikolog yang ada di Satu Persen. Disana lo bakalan dibantu buat nemuin jawaban atas kebingungan lo sekaligus cara mengatasi masalah mental lo tersebut. Buat lo yang berminat, klik gambar di bawah ya!

Satu-Persen-Artikel--Cover-Image--3-

Well, itu tadi tulisan terakhir gue di blog Satu Persen. Gue disini sekaligus mau pamit nih:’) Semoga kita bisa ketemu lagi next time.

Gue juga harap, semoga tulisan kali ini bermanfaat buat lo yang udah ngebaca. Paling ngga bisa kasih gambaran tentang pentingnya kesehatan mental dan bisa bantu lo berkembang seenggaknya Satu Persen tiap harinya. Semangat terus untuk #HidupSeutuhnya ya!

References

Lee, K. (2020, January 1). 20 ways to protect your mental health. Retrieved from  https://www.psychologytoday.com/us/blog/rethink-your-way-the-good-life/202001/20-ways-protect-your-mental-health

Mutiwasekwa, S. (2020, September 15). Simple ways to boost your mental health. Retrieved from : https://www.psychologytoday.com/us/blog/the-upside-things/202009/simple-ways-boost-your-mental-health

RSUPS. (2020, November 26). Kesehatan jiwa di masa pandemi COVID-19 makin terancam?. Retrieved from https://rsupsoeradji.id/kesehatan-jiwa-di-masa-pandemi-covid-19-makin-terancam/

Salari, N., Hosseinian-Far, A., Jalali, R., Vaisi-Raygani, A., Rasoulpoor, S., Mohammadi, M., Rasoulpoor, S., & Khaledi-Paveh, B. (2020). Prevalence of stress, anxiety, depression among the general population during the COVID-19 pandemic: A systematic review and meta-analysis. Globalization and Health, 16(1), 1–11. https://doi.org/10.1186/s12992-020-00589-w

World Health Organization. (2020, June 3). Mental health: a state of well-being. Retrieved From https://www.who.int/

Read More
judi

Mengenal Sandwich Generation dan Dampaknya pada Kesehatan Mental

Definisi, Penyebab dan Dampak Generasi Sandwich pada kesehatan mental
Satu Persen – Apa Itu Generasi Sandwich?

Kamu pernah makan roti sandwich? Makanan dengan isian daging, sayur, telor, dan saus yang kemudian diapit dua buah roti. Rasanya enak banget untuk nemenin sarapan dengan secangkir teh. Tapi, kalau sandwich generation, kamu pernah dengar, nggak?

Sandwich Generation
Cr: Google, spongebob sandwich

Yup, ternyata ada loh, istilah sandwich generation atau generasi sandwich. Istilah ini ditujukan untuk suatu fenomena dimana seseorang diapit oleh kebutuhan dua generasi sekaligus.

Hah gimana tuh maksudnya?”

Nah, di artikel kali ini, bersama gue Zahra, kita akan kupas tuntas apa itu sandwich generation! Mulai dari definisi, ciri-ciri hingga dampaknya. Baca sampai akhir, ya!

Apa yang Dimaksud Generasi Sandwich?

Sandwich generation atau generasi sandwich pertama kali diperkenalkan oleh A. Miller, pada 1981. Seorang profesor sekaligus direktur praktikum di Universitas Kentucky, Lexington, Amerika Serikat (AS). Istilah ini dipakai dalam jurnalnya yang berjudul “The ‘Sandwich’ Generation: Adult Children of the Aging”.

Nah, generasi sandwich dapat diartikan sebagai sebuah fenomena dimana seseorang harus menanggung kebutuhan, terutama kebutuhan finansial dari generasi atas dan generasi bawah. Generasi atas yaitu orang tua mereka dan generasi bawah yaitu anak-anak mereka. Seperti isian daging dalam roti sandwich yang dihimpit dua roti, generasi sandwich juga terhimpit oleh kebutuhan dua generasi yang berbeda.

Jadi secara sederhana, kamu yang berada di generasi sandwich dituntut untuk harus menghidupi dan mencukupi kebutuhan orang tua kamu sekaligus anak-anak kamu. Bukan hanya kebutuhan sehari-hari, tetapi juga kebutuhan kesehatan dan kebutuhan penting lainnya.

Perawatan untuk orang tua yang sudah mulai menurun kesehatannya karena faktor usia, juga kebutuhan tumbuh kembang si kecil. Karenanya, generasi sandwich biasanya ada pada middle age, atau orang-orang yang berusia 35-54 tahun.

Kok Bisa sih, Ada Generasi Sandwich?

Umumnya, generasi sandwich terjadi secara turun-temurun. Jadi ketika orang tua sudah terjebak dalam generasi sandwich, bisa jadi anaknya besok juga akan terjebak dalam situasi tersebut. Hal ini sering juga disebut sebagai siklus lingkaran generasi sandwich.

Masa muda dan produktif seseorang yang harus membiayai dua generasi sekaligus membuat mereka sering lupa dan kesusahan menyiapkan dana untuk masa tua. Oleh karena itu, mau tidak mau akan berdampak pada kebutuhan masa tuanya nanti yang harus ditanggung anaknya dan situasi ini terulang terus-menerus.

Di satu sisi, generasi sandwich juga terjadi karena kurang siapnya seseorang dalam mempersiapkan masa depan. Mempersiapkan dalam hal ini termasuk mengatur keuangan, pengeluaran, dan pemasukan untuk masa depan. Minimnya pengetahuan terkait asuransi kesehatan, jaminan hari tua, atau investasi untuk passive income juga menjadi faktor penyebab generasi sandwich ini.

Ciri-ciri Generasi Sandwich

Carol Abaya, seorang Aging dan Elder Care Expert (seniorliving.org) membagi ciri-ciri generasi sandwich yang dilihat dari perannya menjadi tiga kelompok, yaitu:

1. The Traditional Sandwich Generation

Generasi ini berisi orang dewasa yang berusia 40-50 tahun. Mereka diapit antara kebutuhan orang berusia lanjut dan anak-anak yang masih membutuhkan bantuan finansial.

2. The Club Sandwich Generation

Generasi ini berisi orang dewasa yang berusia 30-60 tahun, Mereka diapit antara orangtua dan anak, serta cucu (jika sudah punya) atau nenek dan kakek (jika masih hidup).

3. The Open Faced Sandwich Generation

Generasi ini berisi siapa pun (yang tidak profesional) yang terlibat dalam perawatan lansia.

Terlihat begitu berat ya, jika melihat definisi dari masing-masing perannya. Seseorang harus menanggung beban dan mengesampingkan keinginan dirinya sendiri. Hal tersebut tak jarang membuat generasi sandwich rentan mengalami stres.

Survey di Amerika Serikat pada tahun 2007 bahkan memberikan hasil bahwasanya generasi sandwich mengalami tingkat stres lebih tinggi. Hal ini dikarenakan mereka dituntut untuk menyeimbangkan peran dalam perawatan anak dan juga orangtua mereka

Dampak bagi Generasi Sandwich

Selain mudah stres, beratnya beban yang harus ditanggung generasi sandwich terkadang membuat mereka menjadi kelelahan dan rentan mengalami gangguan mental, loh. Gangguan mentalnya seperti apa saja, sih?

1. Burnout (Kelelahan Fisik dan Mental)

Menghidupi orang tua dan anak-anaknya sekaligus tentu mengharuskan untuk bekerja super ekstra karena kebutuhan bertambah dua kali lipat. Hal tersebut tentu dapat mengakibatkan kelelahan fisik.

Bisa jadi jam tidur harus berkurang karena mengambil kerja tambahan demi pemasukan bertambah. Pulang larut malam untuk ambil lembur, atau bangun lebih pagi untuk pekerjaan tambahan.

Fisik yang diforsir setiap hari tentu akan merasa capek. Ibarat mesin nih, kalau dipakai terus-terusan dan super ekstra, juga bakalan panas sendiri.

burnout
cr: id.pinterenst.com

Di satu sisi, tentu mentalnya juga akan lelah. Orang-orang yang terjebak pada generasi sandwich hanya memiliki sedikit waktu untuk bersosialisasi karena sehari-hari waktunya habis untuk bekerja. Padahal tak jarang hasil jerih payahnya hanya sedikit yang dapat dimanfaatkan untuk dirinya sendiri.

Hal itu tentu mengurangi rasa puas setelah bekerja dan sulit meluapkan emosi atau refreshing bersama lingkungan sekitar.

2. Perasaan Bersalah

Meski sudah bekerja keras, perasaan bersalah juga sering dirasakan loh, oleh generasi sandwich. Perasaan ini muncul biasanya ketika mereka belum mampu memenuhi kebutuhan orang tua atau anak-anaknya secara maksimal. Mereka merasa harus bertanggung jawab atas semua keinginan orang tua dan anak-anaknya sehingga ketika ada satu dua yang belum bisa dipenuhi, perasaan bersalah akan muncul dan berkecamuk.

sandwich generation
cr: id.pinterest.com

Perasaan bersalah ini sebenarnya jika dibiarkan akan berbahaya dan mengganggu kesehatan mental. Mereka akan mudah menyalahkan diri sendiri dan belum bisa menghargai apa yang sudah ia kerjakan. Perasaan bersalah membuat seseorang mudah insecure dan sulit untuk mencintai diri sendiri.

3. Merasa khawatir terus-menerus

Sama seperti perasaan bersalah yang mudah hadir, generasi sandwich juga mudah merasa khawatir bahkan terus-menerus. Kekhawatiran akan masa depan orangtua dan anak-anaknya, dan yang pasti diri mereka sendiri.

Khawatir hasil kerjanya belum cukup membiayai kesehatan orang tua, atau khawatir pendidikan yang diberikan ke anak-anaknya belum maksimal karena keterbatasan biaya. Generasi sandwich juga sering khawatir sampai kapan mereka harus berada pada situasi seperti ini.

generasi sandwich - overthinking
Cr: knowyourmeme.com

Perasaan khawatir yang terus-menerus akan menyebabkan kecemasan berlebihan. Kecemasan ini pun jika diabaikan lama-kelamaan akan memuncak dan mengakibatkan depresi. Perasaan ini dapat dikurangi dengan membagi beban kepada orang lain. Baik dengan bercerita dengan teman sebaya atau sesama generasi sandwich, atau pun dengan keluarga besar mereka.

Baca Juga : Kecemasan, Wajar Gak Ya? Yuk Kenalan!

So, mulai dari sekarang, kita harus pandai mengatur keuangan agar tidak menjadi penyebab anak kita nanti terjebak dalam generasi sandwich. Pentingnya tabungan untuk hari tua dan passive income bisa loh, mulai kamu dipertimbangkan sejak dini.

Baca Juga: Cara Mengelola Keuangan Pribadi (Financial Plan)

Nah, buat kamu nih yang saat ini ternyata sedang terjebak di sandwich generation, first thing first: Bersyukur! Bersyukur karena dipilih Tuhan dan diberi kekuatan serta rezeki untuk bisa menghidupi dua generasi sekaligus. Keren banget nggak sih, berarti?

Dan, jangan pernah ragu untuk berbagi cerita tentang kehidupan kamu ketika sedang merasa berat. Cara ini bisa mengurangi potensi stres yang timbul akibat kerja keras dan beban yang kamu alami. Dengan berbagi, hati akan menjadi lebih lapang dan kembali terisi energi untuk beraktivitas.

“Tapi, harus cerita ke siapa?”

Cerita ke Satu Persen, dong! Karena Satu Persen menyediakan layanan konseling untuk kamu yang ingin berkonsultasi perihal berbagai permasalahanmu. Terlebih ketika dampak mental dari generasi sandwich sudah mulai kamu rasakan dan sangat mengganggu aktivitas sehari-harimu. Fix deh, kamu harus coba konsultasi ke Satu Persen. Untuk daftarnya?  KLIK LINK DISINI, YA! Kalau masih ragu, coba deh kamu ikut tes konsultasi dulu.

Terakhir, Gue Zahra, Blog Writer Satu Persen, sampai jumpa di artikel selanjutnya ya! Stay happy and healthy, Perseners!

Referensi

  1. Carol Abaya. (Januari, 1999). A Survival Course for the Sandwich Generation. New York. www.sandwichgeneration.com
  2. Dorothy A. 1981. MillerThe ‘sandwich’ Generation: Adult Children of the Aging. Oxford University Press
Read More
judi

Stres Ganggu Kesehatan Fisikmu? Hubungan Stres dan Kesehatan Fisik

stres ganggu kesehatan fisik
Satu Persen – Stres Ganggu Kesehatan Fisikmu?

Kamu lagi ngerasa stres?

Perseners, coba deh, ambil waktu lima menit aja buat mikir apa yang sedang kamu alami dan rasain selama sebulan terakhir ini. Apa akhir-akhir ini kamu sering ngerasa kesal atau marah? Apa kamu ngerasa kesulitan dalam menghadapi masalah dan ngga bisa mengatasinya? Apa kamu lagi ngerasa tertekan belakangan ini?

Mungkin kamu lagi banyak kerjaan, dikejar-kejar deadline, mesti ngerjain PR yang soalnya ngalah-ngalahin olimpiade susahnya, lagi patah hati, ada masalah keluarga, atau masalah keuangan. Masalah itu bikin kamu jadi ngalamin yang namanya stres.

Nah, Perseners, pernah ngga sih kamu jadi sakit perut atau pusing saat lagi ngerasa stres? Misalnya kamu ngerasa panik dan stres sampai mules pas kamu lagi mau presentasi di depan kelas? Ternyata stres yang berlebihan bisa bikin kesehatan fisikmu juga ikut terganggu.

Lho, kok bisa? Apa hubungannya?

Di artikel kali ini, aku bakal bahas hubungan stres dan kesehatan fisikmu! So, baca sampai habis ya artikel ini biar bisa tau juga cara mengatasi stres.

Tapi sebelum masuk ke isi artikel, kenalin, aku Gaby, Part-time Blog Writer Satu Persen.

Apa Itu Stres?

Stres adalah bentuk respons tubuh kita terhadap tekanan baik mental maupun emosional. Tekanan disebabkan oleh situasi atau kejadian yang berubah, berbeda, atau baru, dan gak terduga sehingga membuat kita merasa terancam dan kehilangan kendali atas situasi yang dialami.

Sebenarnya stres bisa berdampak positif dan berguna buat kita. Stres bisa bikin kita lebih aware atau peka sama hal yang terjadi di sekitar kita. Jadi, kita bisa lebih waspada dan fokus.

Misalnya rasa stres pas mau sidang skripsi bisa bikin kita jadi lebih fokus dan serius buat mempersiapkan bahan. Biar apa? Biar pas sidang nanti kita jadi lebih siap dan lebih menguasai bahan.

Terlalu banyak stres malah bisa menyebabkan efek negatif. Normalnya, hormon stres kita bakal balik dengan cepat kalau peristiwa yang bikin kita stres udah selesai. Tapi, rasa stres yang berlebihan bisa bikin kita jadi kewalahan dan gak mampu mengatasinya. Stres berkepanjangan juga bisa memengaruhi kesehatan fisik dan mental kita.

stress meme
cr: make a meme

Hubungan Stres dan Kesehatan Fisik

Stres berat yang berkepanjangan udah masuk pada stres kronis. Stres ini bisa menimbulkan beberapa efek ke tubuh. Bahkan penelitian menunjukkan kalau stres juga bisa menyebabkan atau memperburuk gejala atau penyakit tertentu dan mengganggu sistem tubuh kita.

Nah, di bagian ini aku bakal coba bahas tentang sistem tubuh apa aja yang terkena dampak dari stres.

1. Sistem saraf pusat dan endokrin

Sistem saraf pusat punya tanggung jawab buat ngerespons stres kamu. Di otak kamu ada yang namanya hipotalamus. Nah, hipotalamus ini bakal ngasih tau kelenjar adrenal (kelenjar yang berfungsi buat ngelepas hormon) buat melepaskan hormon stres adrenalin dan kortisol.

Hormon-hormon ini yang bikin detak jantung kamu jadi meningkat dan mengirim darah biar mengalir deras ke area yang membutuhkan. Misalnya otot, jantung, dan organ penting lainnya. Jadi, itu sebabnya kalau kamu lagi stres biasanya kamu jadi deg-degan.

2. Sistem pernapasan dan kardiovaskular

Perseners, tau ngga sih kalau hormon stres memengaruhi sistem pernapasan kamu? Jadi, selama kamu ngerasa stres, kamu bakal bernapas lebih cepat. Ini dilakukan biar darah yang kaya akan oksigen bisa menyebar ke seluruh tubuhmu dengan cepat. Hal ini bikin kamu yang punya masalah pernapasan seperti asma jadi makin susah buat bernapas.

Terus, kalau kamu lagi stres, jantung juga bakal memompa lebih cepat. Akibatnya, stres kronis bisa buat jantung kamu bekerja terlalu keras dan lama. Nah, selain itu hormon stres juga bisa bikin pembuluh darah menyempit dan oksigen jadi lebih banyak teralihkan ke otot.

Ini bikin tekanan darah kamu meningkat. Saat tekanan darah kamu meningkat, risiko untuk mengalami stroke dan serangan jantung juga ikut meningkat.

3. Sistem pencernaan

Ketika lagi stres, Perseners pernah ngga sih ngerasa sakit perut, mual, pengen muntah, dan diare atau sembelit? Efek dari terlalu banyak hormon yang dilepaskan, pernapasan cepat, peningkatan detak jantung juga bisa mengganggu sistem pencernaan kamu. Kamu mungkin merasa mules pas stres. Kenapa? Karena terjadi peningkatan asam lambung.

Selain itu, di bawah tekanan, hati kamu bakal menghasilkan gula darah ekstra (glukosa) buat memberi kamu dorongan energi. Tapi kalau kamu udah mengalami stres kronis, tubuh kamu gak bisa mengikuti lonjakan glukosa ekstra ini. Akibatnya risiko terkena diabetes tipe 2 jadi meningkat.

4. Sistem otot

Stres membuat otot kamu jadi tegang. Sebenarnya ini adalah cara tubuh buat melindungi diri dari cedera saat kamu mengalami stres. Biasanya saat kamu udah gak stres, ototmu bakal kembali rileks.

Tapi kalau kamu terus-menerus di bawah tekanan, ototmu jadi gak punya kesempatan buat beristirahat. Nah, ini bakal berdampak ke banyak aspek seperti sakit kepala, nyeri tubuh, khususnya di bagian punggung dan bahu.

5. Seksualitas dan sistem reproduksi

Ternyata stres juga berpengaruh terhadap sistem reproduksi. Stres kronis pada pria bisa menurunkan kadar testosteron. Ini berakibat pada terganggunya produksi sperma dan meningkatnya risiko infeksi pada organ reproduksi seperti prostat dan testis.

Bagi perempuan, stres berkelanjutan bisa bikin siklus menstruasi jadi gak teratur dan lebih sakit. Stres kronis juga bisa memperbesar gejala fisik menopause.

6. Sistem kekebalan

Kalau sistem kekebalan tubuh kita kuat pastinya kita bakal terhindar dari penyakit. Tapi, hormon stres yang berlebihan bisa melemahkan sistem kekebalan tubuhmu. Makanya, orang yang lagi stres kronis lebih rentan terhadap penyakit virus seperti flu dan pilek. Selain itu, stres bisa bikin kamu lebih lama buat sembuh dari penyakit yang kamu alami.

Baca juga: Gangguan Psikosomatik: Penyebab dan Cara Ampuh Mengatasinya

Cara Mengatasi Stres yang Ganggu Kesehatan Fisikmu

ilustrasi stres
cr: freepik

Nah, Perseners pasti gak mau kan, mengalami penyakit-penyakit yang disebutin di atas? Tenang, Satu Persen udah siapin juga cara mengatasi stres biar kesehatan fisikmu tetap terjaga. Apa aja tuh? Langsung aja baca penjelasan berikut!

1. Kenali apa yang bikin kamu stres

Coba luangkan waktu sejenak buat berpikir apa sih yang bikin kamu ngerasa stres? Di mana kamu ngerasa stres? Setelah tau alasan dan tempat kamu ngerasa stres, kamu bisa coba menghindari situasi yang memicu stres kamu semakin berat.

Misalnya kamu stres sama lingkungan kerja yang hectic banget, mungkin kamu bisa ambil cuti dulu buat refreshing dan menjernihkan pikiran sebelum kembali fokus sama pekerjaanmu.

2. Jangan memaksakan diri

Seringkali yang bikin kita stres berat adalah memaksakan diri mengerjakan banyak hal sendiri. Coba sesuaikan pekerjaan dengan kebutuhan dan waktumu. Bikin daftar prioritas apa yang harus kamu kerjakan lebih dulu.

Dan sadari kalau gak semua hal yang kamu pengen bisa terwujud. Terima kenyataan kalau suatu saat nanti ada hal yang gak bisa kamu dapatkan.

3. Cari teman dekat untuk jadi tempat curhat

Support system emang berguna banget buat kamu yang lagi mengalami stres. Coba bangun relasi dengan teman di sekolah dan rekan kerja. Kamu juga bisa ikut komunitas atau kegiatan sukarelawan buat dapat relasi baru.

Gak apa-apa lho, buat mulai dengan small talk dulu. Teman dekat juga awalnya asing. Pas udah deket, mereka bisa jadi tempat kamu buat ceritain masalah yang bikin kamu stres.

Baca juga: Bingung Mau Curhat ke Siapa

4. Luangkan waktu buat me time

Jangan lupa luangin waktu buat me time. Kamu bisa mulai dengan olahraga 15-20 menit sehari, jalan keliling komplek, meditasi atau ngelakuin teknik relaksasi biar pikiranmu jadi lebih tenang. Terkadang, kamu butuh waktu buat menikmati waktu sendiri.

5. Tidur berkualitas

Kalau yang ini juga gak kalah penting sama tips-tips sebelumnya. Kamu harus tidur cukup setidaknya 7-9 jam. Kurangi konsumsi kafein dan melihat layar handphone sebelum tidur. Kamu juga bisa menyiapkan daftar to-do-list yang harus kamu kerjakan esok hari. Ini bisa bikin tidurmu lebih nyenyak karena gak perlu mikirin lagi tugas apa yang harus dikerjain besok.

Selain cara-cara di atas, Perseners bisa juga nih, coba nonton video dari Satu Persen tentang pengelolaan stres. Yuk, langsung tonton videonya di bawah ini!

Perseners, mungkin di antara kalian ada yang bingung, “Sebenarnya aku udah masuk stres tahap kronis belum, ya?” atau “Seberapa tinggi tingkat stres ku?” Nah, kalau kalian masih pada bingung, aku saranin sih buat ikut Tes Tingkat Keparahan Stres: Mengenal Diri Lebih Dalam dari Satu Persen. Jadi, kamu gak bingung-bingung lagi, nih.

Kalau ternyata hasil tes kamu menunjukkan tingkat stresmu tinggi, jangan langsung panik juga ya, Perseners. Satu Persen punya layanan konseling dengan psikolog yang bisa langsung kamu akses dengan klik banner di bawah ini!

CTA-Blog-Post-06-1-8

Akhir kata aku cuma mau bilang, jaga kesehatan mental dan fisikmu! Fighting!

Referensi:

Marks, H. (2021, August 19). Stress Symptoms. Retrieved on October 24, 2021 from https://www.webmd.com/balance/stress-management/stress-symptoms-effects_of-stress-on-the-body

Pietrangelo, A. (2020, March 29). The Effects of Stress on Your Body. Retrieved on October 24, 2021 from https://www.healthline.com/health/stress/effects-on-body

Read More
judi

Kesehatan Mental Bisa Memengaruhi Kesehatan Fisik? Benar Gak Sih?

kesehatan mental memengaruhi kesehatan fisik
Satu Persen – Kesehatan Mental Memengaruhi Kesehatan Fisik

Hai Perseners, balik lagi sama aku Senja!

Dulu sebelum menjadi mahasiswa kesehatan masyarakat, aku selalu mengira kalau kesehatan fisik dan mental adalah suatu hal yang terpisah atau gak ada hubungannya. Tapi, ternyata dugaanku itu salah besar.

Kesehatan mental ternyata memengaruhi kesehatan fisik dan vice versa, kesehatan fisik juga meningkatkan risiko masalah kesehatan mental. Oleh karena itu, hari ini aku mau bahas topik mengenai kesehatan mental dan fisik serta hubungan antara keduanya.

So, buat informasi lengkapnya aku jelasin di bawah ini, ya!

Apa itu Kesehatan Mental?

healthy mind healthy body
Cr. brainstudy.info

Menurut World Health Organization (WHO), kesehatan mental adalah keadaan sejahtera di mana individu menyadari kemampuannya sendiri, dapat mengatasi tekanan hidup secara normal, dapat bekerja secara produktif dan bermanfaat, serta mampu memberikan kontribusi kepada komunitasnya.

Kesehatan mental juga sering dimaknai sebagai suatu pengaruh positif yang ditandai dengan perasaan bahagia juga kemampuan menguasai lingkungan.

Seseorang yang mempunyai mental sehat akan mempunyai kapabilitas atau potensi buat menghadapi tantangan hidup secara maksimal, Perseners! Selain itu, mereka juga bisa membangun hubungan positif dengan orang lain. Namun, seringkali istilah kesehatan mental digunakan sebagai ungkapan gangguan kesehatan mental seperti depresi, gangguan kecemasan, skizofrenia, bipolar dan lain-lain.

Padahal sebetulnya kesehatan mental tidak sama dengan gangguan kesehatan mental. Gangguan kesehatan mental terjadi ketika seseorang tidak dapat memelihara kesehatan mental itu sendiri, Perseners!

Terdapat tiga komponen kesehatan mental, apa aja komponen-komponen itu?

1. Kesejahteraan emosional

Contoh kesejahteraan emosional adalah kebahagiaan, minat dalam hidup, dan kepuasan.

2. Kesejahteraan psikologis

Contoh kesejahteraan psikologis adalah mencintai diri sendiri, pandai mengelola tanggung jawab, memiliki hubungan personal yang baik dengan orang lain, dan bersyukur dengan kehidupan yang ada.

3. Kesejahteraan sosial

Kesejahteraan sosial mengacu pada peran untuk turut andil di dalam masyarakat  (kontribusi sosial), menjadi bagian dari suatu komunitas (integrasi sosial), percaya bahwa masyarakat menjadi tempat yang baik bagi semua orang (aktualisasi sosial), dan cara masyarakat bekerja sesuai dengan mereka (koherensi sosial).

Baca juga: Pentingnya Menjaga Kesehatan Mental

Apa itu Kesehatan Fisik?

Kesehatan fisik adalah kemampuan tubuh untuk menjalankan fungsi tubuh secara efisien kemudian mempertahankan keoptimalannya dalam setiap kondisi. Mudahnya, kesehatan fisik dapat diartikan sebagai kemampuan tubuh untuk melakukan tugas sehari-hari dan hidup secara nyaman.

Kesehatan fisik biasanya dipahami sebagai keadaan bebas dari penyakit atau kecacatan atau kesehatan dari sisi internal. Padahal kesehatan fisik juga berhubungan sama faktor eksternal, seperti partisipasi dalam berkegiatan sosial dan kemampuan tubuh menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungan eksternal yang terus berubah.

Lalu Bagaimana Hubungan antara Kesehatan Mental dan Fisik?

mental health and physical health balance
Cr. brainstudy.info

Menurut Charles Goodstein seorang profesor klinis psikiatri di Langone School of Medicine New York University, perasaan dan pikiran kita akan memicu pelepasan sistem endokrin yang mengatur pelepasan hormon dan mempengaruhi sistem kerja organ tubuh seseorang.

Sebagai contoh orang yang mengidap stres akan menyebabkan penurunan aliran darah ke jantung, meningkatkan kebutuhan oksigen dan memiliki efek buruk terhadap reaksi imun, menyebabkan rentan terhadap infeksi pada gigi, akibatnya kesehatan gigi dan mulut bisa terganggu.

Kalau kalian pengen tau gimana kondisi kesehatan mentalmu, yuk cobain Tes Kesehatan Mental dari Satu Persen!

mental health physical health - kesehatan mental kesehatan fisik
Cr. www.nextlevelrecovery.com

Faktor kesehatan mental yang memengaruhi terjadinya kesehatan fisik adalah:

1. Genetika

Genetika membuat seseorang memiliki riwayat masalah kesehatan mental yang menimbulkan masalah kesehatan fisik.

2. Motivasi rendah

Adanya masalah kesehatan mental atau obat-obatan dapat berdampak pada rendahnya motivasi untuk merawat diri sendiri sehingga timbul masalah kesehatan fisik.

3. Kesulitan dengan konsentrasi dan perencanaan

Adanya masalah kesehatan mental berpengaruh pada konsentrasi dan perencanaan, seperti kesulitan untuk mengatur atau menghadiri pertemuan medis dengan dokter.

4. Kurangnya dukungan untuk mengubah perilaku tidak sehat

Tenaga ahli, seperti dokter atau psikolog serta orang di sekitar tidak memberi dukungan sosial karena merasa penderita mental tidak mampu membuat perubahan lebih baik untuk berperilaku sehat, seperti mengurangi minuman beralkohol atau berhenti merokok.

5. Jarang mendapatkan bantuan secara medis

Orang dengan gangguan mental cenderung tidak pernah mendapat pemeriksaan rutin khusus untuk melihat masalah kesehatan fisik, seperti tekanan darah, berat badan, dan kolesterol. Sehingga masalah kesehatan fisik tidak dapat terdeteksi.

Bagaimana Cara Menjaga Kesehatan Mental dan Fisik?

kesehatan mental kesehatan fisik
Cr. change.org

Setiap permasalahan pasti ada jalan keluarnya, Perseners! Menurut mentalhealth.org ada beberapa hal yang bisa kalian lakukan untuk menjaga kesehatan mental dan fisik. Yuk, simak di bawah ini!

1. Lakukan olahraga

Aktivitas fisik adalah cara efektif untuk menjaga kesehatan fisik dan mental. Penelitian menunjukkan bahwa melakukan olahraga melepaskan hormon endorfin di otak. Hormon endorfin berfungsi untuk mengurangi rasa sakit saat memicu perasaan positif pada seseorang.

Penelitian juga menyebutkan bahwa berjalan kaki selama 10 menit dapat meningkatkan kewaspadaan mental, energi, dan suasana hati.

Baca juga: Olahraga: Cara Ampuh Hilangkan Stres

2. Makan dengan seimbang

Makan dapat membuat mood atau suasana hati lebih positif. Makanan yang kita makan dapat memengaruhi perkembangan, pengelolaan dan pencegahan berbagai kondisi kesehatan mental termasuk depresi dan demensia.

3. Berhenti merokok

Merokok memiliki dampak negatif pada kesehatan mental dan fisik. Banyak orang yang memiliki masalah kesehatan mental percaya bahwa merokok memberikan efek relaksasi untuk mengurangi gejala. Tetapi sebenarnya efek ini hanya berlangsung sebentar atau jangka pendek.

4. Buat janji temu dengan profesional

Lakukan pemeriksaan rutin dengan profesional. Kalian bisa ikutan konseling di Satu Persen dan berkonsultasi secara langsung dengan psikolog andal dan berpengalaman di bidangnya. Pokoknya tenang aja, karena Satu Persen akan setia buat dampingin kalian, Perseners! Satu Persen percaya bahwa kesehatan mental dan fisik itu faktor penting untuk kita bisa menjalani #HidupSeutuhnya.

Kalau kalian tertarik buat kepoin dan coba layanan konseling dari Satu Persen, kalian bisa langsung klik banner di bawah ini aja, ya!

CTA-Blog-Post-06-1-15

So, sekian dulu dari aku. Semoga artikel ini bermanfaat buat kalian semua, ya. Sampai jumpa lagi!

Referensi:

https://www.mentalhealth.org.uk/a-to-z/p/physical-health-and-mental-health

https://www.everydayhealth.com/emotional-health/connecting-dots.aspx

Koipysheva EA, Lebedinsky VY, Koipysheva MA, Lebedinsky ), Yu V, Koipysheva ). RPTSS 2018 International Conference on Research Paradigms Transformation in Social Science PHYSICAL HEALTH (DEFINITION, SEMANTIC CONTENT, STUDY PROSPECTS). 2018;

Tjahja I, Nainggolan O. Relationship Between Mental Health and Physical Activities with Dental and Oral Health. Bul Penelit Kesehat. 2019;47(2):135–42.

Galderisi S, Heinz A, Kastrup M, Beezhold J, Sartorius N. Toward a new definition of mental health. World Psychiatry. 2015;14(2):231–3.

Read More