putinvzrivaetdoma.org

media online informasi mengenai game online tergacor di tahun 2023

Kepribadian

judi

Apa Itu Tes Kepribadian OCEAN?

Tes OCEAN

Hello Perseners! Kenalin namaku Nouvend, seorang associate writer di Satu Persen.

Kalian pasti sering denger soal tes kepribadian kayak MBTI. Nah, tapi pernah gak denger yang namanya OCEAN?

Beberapa dari kalian mungkin udah pernah denger, atau mungkin udah pernah dapat hasil Tes OCEAN. Ngapain sih, Tes OCEAN itu?

Gini, biar sederhana ya. Pernah gak kamu pas lagi ngerjain sesuatu project, misalnya. Kamu merasa skill dan kompetensimu tuh cukup, tapi kayak gak cocok aja gitu sama lingkungan project-nya. Kayak gak fit in sama dirimu.

Mungkin kamu yang rame dan asik lagi kedapatan kerjaan yang butuh banyak konsentrasi dan waktu tenang.  Mungkin juga kamu yang orangnya spontan tiba-tiba dapat kerjaan yang mengharuskan kamu mengatur jadwal sampe detail banget.

Gak kamu banget, deh, pokoknya. Pernah gak kamu ngerasa seperti itu?Nah, bisa jadi, lingkunganmu itu bertolak belakang sama kepribadianmu.

Di sinilah peran tes OCEAN atau yang biasa dikenal dengan Big Five Personality Traits sebagai ‘alat ukur’ kepribadian dibutuhkan.

Apa aja sih, yang diukur di tes OCEAN ini? Yuk kita bahas satu per satu!

OCEAN: Openness, Conscientiousness, Extroversion, Agreeableness, Neuroticism

Keren gak tuh, singkatannya. Tiap poin dari Big Five Personality Traits ini merupakan sebuah spektrum dengan dua ujung ekstrim.

Misalnya poin extroversion merupakan spektrum dengan ujung extreme introversion dan extreme extroversion. Simple-nya, introvert banget dan extrovert banget, dan kamu berada somewhere along this spectrum.

Lewis Goldberg merupakan orang yang memberikan nama “The Big Five” pada jenis tes kepribadian ini; sekarang OCEAN merupakan tes yang dianggap akurat dan sering dipakai oleh perusahaan-perusahaan untuk mengetahui kepribadian calon karyawannya.

Oke, cukup basa-basinya, let’s get into work!

O: Openness

Openness atau bahasa indonesianya ‘keterbukaan’ berarti seberapa terbuka kamu terhadap hal-hal baru. Mau itu pengetahuan, pengalaman, sosok orang, ataupun kesempatan baru, orang dengan skor Openness yang tinggi lebih cenderung untuk penasaran terhadap hal-hal tersebut.

Namun, bukan berarti orang yang skornya rendah lantas menjadi kolot dan menolak hal baru. Mereka hanya lebih konsisten dan waspada terhadap perubahan dan hal-hal baru yang ada di sekitar mereka.

Ngomong-ngomong soal ini, kamu pernah gak ngeliat temenmu yang jiwa petualangnya tinggi banget, terus kamu penasaran, kok bisa ya dia kayak gitu? Kira-kira turunan atau gimana tuh?

Ternyata, sah-sah aja kalo kamu ngomong itu turunan, karena sifat-sifat kita semua tuh ada yang berasal dari keturunan, ada yang berasal dari lingkungan. Jadi mungkin sekarang kamu bisa cari tahu kira-kira sifat apa yang kamu dapat dari orang tuamu, hehe.

C: Conscientiousness

Conscientiousness adalah soal seberapa terorganisirnya seseorang. Kalau kamu lebih enjoy mengerjakan sesuatu dengan jadwal teratur, planning yang ketat jauh sebelum hari-H, atau kamu lebih nyaman dan suka dengan lingkungan kerja yang teratur, bisa jadi skor kamu di conscientiousness ini tinggi.

Jangan berkecil hati bagi kamu yang skor Conscientiousness-nya rendah, karena itu gak berarti kamu orangnya ‘semrawut’ dan ceroboh, bisa aja kamu tipe orang yang spontan.

Orang dengan skor Conscientiousness tinggi juga lebih cenderung untuk gak prokrastinasi karena mereka bergerak dengan goal-oriented mindset. Hm, kayaknya skor conscientiousness-ku rendah deh. Kalau kamu gimana?

Coba juga: Tes Tingkat Prokrastinasi

E: Extroversion

Kalau yang ini kayaknya udah cukup jelas ya. Apakah kamu menikmati berada dalam kerumunan orang? Seberapa sociable-kah dirimu? Sejauh mana kamu menikmati dealing with people?

Skor Extroversion kamu akan menunjukkan apakah kamu lebih ke arah introvert atau extrovert. Dua hal ini sering banget, loh dibahas orang-orang, dan kadang sering terjadi miskonsepsi.

Perlu kamu ingat bahwa extrovert gak selalu lebih baik dari introvert. Kalau kamu adalah seorang yang introvert, cintailah hal tersebut! Jangan memaksakan diri untuk fit in like the cool kids hanya karena mereka terlihat lebih ‘menyenangkan’. Be yourself!

Baca Juga: Extrovert dan Introvert, Mana yang Lebih Baik?

A: Agreeableness

Kalau yang ini tuh soal seberapa baik kamu bisa berinteraksi dengan seseorang. Kemampuan berempati, berkompromi, menolong orang lain, dsb. rata-rata dimiliki oleh orang dengan skor Agreeableness yang tinggi. Simply put, apakah kamu lebih kooperatif dibanding orang lain?

Kalau kamu memiliki Agreeableness yang rendah, kamu mungkin akan mendapati dirimu lebih mudah untuk meragukan orang lain dikarenakan sifat naturalmu untuk berpikir, ‘orang ini ada maunya gak sih?’.

Orang dengan skor Agreeableness rendah akan merasa kesulitan untuk mengerti orang lain. Jangan khawatir, dengan mengetahui bahwa kamu memiliki agreeableness yang rendah, kamu dapat menjadikan itu dorongan untuk belajar lagi bagaimana untuk bisa lebih mengerti orang lain.

Kalau kamu merasa kesulitan untuk membaca dirimu sendiri atau orang lain, aku punya video yang tepat untukmu.

Tes OCEAN

N: Neuroticism

Neuroticism adalah seberapa emosional seseorang menghadapi situasi. Jika kamu merasa dirimu adalah seseorang yang moody, yang gampang sedih, kesal, dsb., mungkin kamu memiliki neuroticism yang tinggi.

Orang dengan Neuroticism tinggi lebih mudah untuk mengalami ketidakstabilan emosi. Gampang marah, gampang sedih, gampang panik, dll.

Sebaliknya, neuroticism rendah berarti orang tersebut lebih tenang, lebih bisa mengatur emosinya. Orang dengan Neuroticism tinggi juga lebih sering khawatir atau overthink about something.

Maka dari itu, bagi kamu yang merasa Neuroticism tinggi, atau sekadar sadar bahwa dirimu worries a lot, aku rasa penting untuk tahu apa yang membuatmu khawatir serta apa yang membuatmu tenang.

That way, you can have more control of your own emotion. Emotional Intelligence yang baik juga bisa membantumu untuk mengatur emosi dalam dirimu dengan lebih baik.

OCEAN Clear! What’s Next?

Kira-kira begitulah penjelasan singkat tentang masing-masing poin dari OCEAN atau Big Five Personality Trait. Kamu udah pernah coba belum Tes OCEAN? Aku sendiri sudah beberapa kali mengambil Tes OCEAN kecil-kecilan, dan hasilnya gak jauh berbeda satu sama lain.

Hal yang perlu kamu ingat: setiap poin dari Tes OCEAN adalah spektrum dengan dua ujung ekstrim. Kamu harus bisa membaca hasil Tes OCEAN-mu dan berpikir langkah-langkah apa yang dapat kamu lakukan untuk mengembangkan hidupmu lebih baik lagi berdasarkan kepribadianmu.

Kamu juga harus ingat bahwa hanya karena kamu memiliki kepribadian yang gak masuk pada stereotip orang pada umumnya (contohnya kamu introvert tapi sangat cerewet dan memiliki agreeableness yang tinggi atau extrovert yang gak banyak bicara), bukan berarti kamu aneh dan harus mengubah dirimu.

Instead, ketahuilah benar-benar kualitas dirimu dan gunakan hal tersebut untuk thrive in life! Nah, kalau kamu masih belum memahami kualitas dirimu, kamu bisa nih konsultasi ke mentor. Satu Persen punya layanan mentoring online yang bisa banget kamu coba. Akhir kata, semoga tulisanku ini berguna ya!

References

Cherry, K. (2020, July 13). The Big Five Personality Traits. Retrieved from verywellmind: https://www.verywellmind.com/the-big-five-personality-dimensions-2795422

Mind Tools Content Team. (n.d). The Big Five Personality Traits Model and Test. Retrieved from MindTools: https://www.mindtools.com/pages/article/newCDV_22.htm

Science of People. (n.d). Take Our Free Personality Quiz and See Where You Rank for the Big 5 Traits. Retrieved from Science of People.

Thiel, E. v. (2020, February 11). Big Five personality test traits. Retrieved from 123test: https://www.123test.com/big-five-personality-theory/

Read More
judi

Mengenal Tipe Kepribadian RIASEC

mengenal Tes RIASEC
mengenal Tes RIASEC

Hai, Perseners! Kenalin aku Nida, Associate Writer Satu Persen.

Nah, di artikel sebelumnya aku ada ngebahas tentang tes psikologi yang bernama RIASEC. Perseners udah baca belum? Kalau belum, bisa baca dulu nih artikel aku di sini.

Di artikel itu, aku ngebahas apa sih RIASEC Test itu? Gimana perkembangan tesnya? dan tujuan dari tesnya itu apa?

Kalau kamu belum baca, aku akan bahas sedikit disini, buat ngebantu kamu mengingat atau mengetahui secara singkat tentang tes ini.

Jadi, RIASEC Test merupakan tes psikologi yang dapat kamu gunakan untuk mengenal diri, serta membantu memperkirakan karier apa yang cocok untuk diri kamu. Tes ini dikembangkan berdasarkan teori kepribadian dari John Holland, seorang Psikolog di Amerika.

Menurut Holland, setiap orang memiliki satu tipe kepribadian yang dominan, tipe kepribadiannya ini dapat memperkirakan pekerjaan apa yang cocok untuknya, serta lingkungan kerja seperti apa yang membuatnya nyaman.

Nah, tes ini bisa sangat membantu ketika kamu masih merasa bingung dengan passion atau karier seperti apa yang cocok buat kamu.

Baca juga: Apakah Passion Penting?

Oke, di artikel ini kita kenalan sama enam tipe kepribadian yang ada di Tes RIASEC ini yuk! Akan ada satu, dua, atau tiga kepribadian yang cenderung menggambarkan dirimu, tapi di antara ketiga tipe itu, cuma ada satu nih, yang dominan.

Mengenal Tes RIASEC
Photo by Corinne Kutz on Unsplash

Enam Tipe Kepribadian versi Holland (RIASEC)

Realistic

Tipe yang pertama ini memiliki kecenderungan berorientasi pada penerapan yang teratur dan sistematis. Kamu menyukai tugas-tugas yang konkrit, praktis, mengutamakan keterampilan fisik, dan kekuatan otot.

Tapi, kamu memiliki keterampilan sosial yang kurang baik, dan kurang peka dengan lingkungan sekitar atau orang lain, sehingga pekerjaan yang berkaitan dengan orang lain akan kamu hindari.

Contoh pekerjaan yang cocok pada tipe ini adalah operator mesin, ahli kelistrikan, dan pekerjaan lain yang sejenis.

mengenal Tes RIASEC

Investigative

Pada tipe ini kamu memiliki kecenderungan untuk memilih pekerjaan yang bersifat akademik dan intelektual. Kamu akan menyukai tugas-tugas yang abstrak, membutuhkan inteligensi dan kreativitas yang tinggi.

Kriteria keberhasilan pekerjaan buat kamu adalah bersifat objektif dan dapat diukur. Sehingga tipe ini juga dikenal sebagai “Pemikir”.

Contoh pekerjaannya adalah ahli fisika, ahli biologi, antropologi, pekerjaan penelitian, dan pekerjaan lain yang sejenis.

Artistic

Tipe kepribadian ini memiliki kecenderungan untuk menjalin hubungan dengan orang lain secara gak langsung, dan juga mengalami kesulitan untuk menyesuaikan diri. Kamu akan menyukai tugas-tugas yang berkaitan dengan hal-hal yang membutuhkan interpretasi atau kreasi melalui perasaan dan imajinasi.

Kamu bisa sangat menghindari pekerjaan yang menuntut keteraturan, dan menjalin hubungan atau bersosial.

Jadi, contoh pekerjaan yang sesuai dengan tipe ini adalah pemusik, pencipta lagu, pelukis, dan pekerjaan lain yang sejenis.

Social

Sesuai dengan namanya, tipe kepribadian yang satu ini dikenal sebagai “Helpers”. Tipe ini memiliki kecenderungan untuk membantu dan mementingkan orang lain. Kamu juga menyukai membangun hubungan dengan banyak orang, dan berkomunikasi merupakan kelebihan yang kamu miliki.

Tipe pekerjaan yang kamu sukai tentunya pekerjaan yang berhubungan langsung dengan orang lain, dan kegiatan kemanusiaan.

Contoh pekerjaan yang sesuai dengan tipe ini adalah konselor, guru, pekerja sosial, dan pekerjaan lain yang sejenis.

Enterprising

Tipe kepribadian ini adalah tipe yang paling menyukai kegiatan membujuk orang lain. Kamu paling jago untuk mengajak, menawarkan, dan merayu lawan bicaramu. Kelebihanmu adalah kamu mampu menyampaikan sesuatu secara efektif dan menarik, hingga dapat memengaruhi orang lain.

Tipe pekerjaan yang sesuai dengan kepribadian ini adalah pekerjaan yang berkaitan dengan kegiatan yang menggunakan kemampuan verbal untuk mengarahkan dan mempengaruhi orang lain. Contoh pekerjaan yang sesuai dengan tipe ini adalah penjual, politikus, manajer perusahaan,, dan pekerjaan lain yang sejenis.

mengenal Tes RIASEC

Conventional

Tipe kepribadian yang terakhir cenderung menyukai kegiatan yang teratur dan terorganisir. Kamu menyukai menjalani sehari-hari dengan rutinitas yang jelas, dengan jadwal-jadwal yang tersusun rapi.

Kamu akan menghindari situasi-situasi yang abstrak, karena biasanya dalam situasi tersebut kamu akan merasa gak nyaman.

Tipe pekerjaan yang cocok untuk kamu adalah pekerjaan yang membutuhkan ketelitian, terorganisir dengan baik, dan bersifat terorganisir. Contoh pekerjaan yang sesuai untuk tipe ini adalah pegawai kantor, penjaga kasir, statistika, pegawai bank, dan pekerjaan lain yang sejenis.

mengenal Tes RIASEC

Nah, dari keenam tipe kepribadian ini, mana tipe yang paling sesuai dengan diri kamu? Setiap orang mungkin memiliki tiga tipe kepribadian yang akan memperkirakan pekerjaan dan lingkungan kerja kayak gimana yang pas untuk kamu.

Eits.. tapi dari pada kamu menebak-nebak apa tipe kepribadianmu dan kamu mau hasil yang lebih akurat untuk menggambarkan diri kamu, kamu bisa mengkonsultasikannya ke Psikolog Satu Persen.

Psikolog akan membantu menyesuaikan potensi yang kamu miliki dengan tipe kepribadian, serta karier seperti apa yang cocok untuk kamu. Kalau kamu bingung mau berkarir apa di era digital ini, kamu juga bisa mencoba tes prospek karir dari Satu Persen.

Terima kasih sudah membaca artikel ini, jangan lupa untuk membaca artikel mengenai RIASEC Test lainnya. Aku Nida, thank you!

CTA-Konsultasi--1--4

Reference

Holland, J. L. (1959). A theory of vocational choice. Journal of counseling psychology, 6(1), 35.

Read More
judi

Perbedaan Kepribadian Narsistik dan Percaya Diri yang Perlu Diketahui

Perbedaan Kepribadian Narsistik dan Percaya Diri
Satu Persen – Perbedaan Kepribadian Narsistik dan Percaya Diri

Halo, Perseners! Balik lagi sama aku Senja, Blog Writer di Satu Persen.

Setiap orang pasti ingin tampil percaya diri. Percaya diri membantu kita buat berani menghadapi tantangan, menerima kekurangan diri, mengurangi kecemasan, dan meningkatkan semangat. Namun, terdapat anggapan bahwa percaya diri itu sama dengan kepribadian narsistik. Padahal makna keduanya jelas berbeda. Orang yang percaya diri belum tentu narsistik, tapi orang narsistik jelas memiliki kepercayaan diri yang berlebih.

So, di sini aku mau jelasin perbedaan kepribadian narsistik dan percaya diri supaya lebih jelas ya, Perseners!

kepribadian narsistik
Source: memegenerator.com

Pengertian Kepribadian Narsistik

Menurut Diagnosis And Statistical Manual of Mental Disorder IV-TR (American Psychiatric Association), kepribadian narsistik ditandai dengan adanya fantasi atau perilaku berlebihan terhadap kekuasaan, kecantikan, kesuksesan, kebutuhan besar untuk dikagumi oleh orang lain, dan kurangnya kemampuan untuk berempati. Singkatnya, narsistik adalah sebuah gangguan kepribadian di mana penderita merasa dirinya istimewa dan lebih penting dari orang lain.

Penderita kepribadian narsistik memiliki harga diri yang rapuh dan rentan terhadap kritik sekecil apa pun. Tidak diketahui secara pasti penyebab kepribadian narsistik. Namun, gangguan kepribadian narsistik dapat dikaitkan dengan:

  1. Lingkungan: Seperti orang tua terlalu memuja anaknya atau kritik berlebihan yang tidak sesuai dengan pengalaman dan pengetahuan anak.
  2. Genetika: karakteristik bawaan.
  3. Neurobiologi: hubungan antara otak dan perilaku yang menyebabkan kepribadian narsistik.

Faktor yang Memengaruhi Kepribadian Narsistik

a. Self-esteem (Harga Diri)

Orang yang narsistik memiliki harga diri yang rapuh. Mereka cenderung bergantung pada interaksi sosial dan rentan kritik.

b. Depression (Depresi)

Depresi cenderung memengaruhi kepribadian narsistik. Depresi terjadi karena ada anggapan bahwa dirinya adalah orang yang penting untuk mendapatkan perhatian orang lain. Sehingga biasanya ketika ia tidak bisa mencapai harapan yang diinginkan, ia akan berbalik menyalahkan orang lain.

c. Loneliness (Kesepian)

Perasaan negatif karena seseorang tidak mampu menjalin hubungan akrab dengan orang lain.  Apabila orang lain kurang memenuhi harapannya, ia tidak segan buat menyingkirkan orang tersebut. Sehingga ia tidak bisa memahami orang lain dan memiliki sedikit empati.

d. Subjective Well-Being (Perasaan Subjektif)

Perasaan subjektif adalah perasaan bahwa ia merupakan orang yang sempurna sehingga hal tersebut membuatnya hidup dalam fantasi keberhasilan. Padahal sebenarnya hal itu belum terwujud.

Berbeda halnya dengan kepribadian narsistik, percaya diri berkaitan soal keyakinan atau kepercayaan dalam diri yang tujuan akhirnya bakal membangun pribadi lebih baik. Di bagian selanjutnya, aku akan jelasin mengenai informasi seputar percaya diri.

percaya diri
Source: imgflip.com

Baca juga: Membandingkan Diri Bikin Nggak Percaya Diri

Pengertian Percaya Diri

Melansir dari pyschologytoday.com, percaya diri adalah keyakinan pada diri sendiri untuk memiliki kemampuan menghadapi tantangan hidup dan berhasil bertindak sesuai dengan kemauannya. Secara singkat, percaya diri adalah sikap tentang keterampilan dan kemampuan.

Percaya diri berarti mempercayai bahwa diri sendiri memiliki kontrol atas hidupnya. Orang yang percaya diri juga menerima kritik dengan baik. Mereka menyadari bahwa seseorang memiliki kelebihan dan kekurangan dalam diri mereka. Sehingga perbaikan diri adalah hal yang wajar untuk dilakukan.

Karakteristik Orang yang Percaya Diri

  1. Percaya kepada diri sendiri
  2. Tidak tergantung pada orang lain
  3. Tidak ragu-ragu
  4. Merasa diri sendiri berharga
  5. Tidak sombong
  6. Berani untuk bertindak

Setelah mengetahui makna narsistik dan percaya diri, aku bakal jelasin perbedaan sikap orang yang memiliki rasa percaya diri dengan orang yang narsistik di bawah ini.

rasa percaya diri
Source: Pinterest.com

Baca juga: Kepercayaan Diri, Mengapa Penting Untuk Dimiliki

Perbedaan Kepribadian Narsistik dan Percaya Diri

1.Orang narsistik akan berfokus pada dirinya sendiri

Orang yang narsistik merasa punya kebutuhan yang harus dipenuhi sehingga ia banyak menghabiskan waktu untuk dirinya sendiri. Hal ini bertolak belakang dengan orang yang percaya diri. Mereka lebih mementingkan kepentingan orang lain. Mereka juga memandang kesejahteraan orang lain lebih penting sehingga perlu didahulukan.

2. Kepribadian narsistik cenderung haus akan pengakuan orang lain

Orang narsistik gemar menunjukkan pencapaian yang dimiliki sehingga mereka haus akan pengakuan. Orang yang percaya diri tidak akan berusaha membuktikan dirinya kepada orang lain. Mereka tidak berfokus pada pendapat orang lain karena percaya akan kemampuan dirinya sendiri.

3. Kepribadian narsistik suka mengeksploitasi orang lain demi keuntungan pribadi

Berbeda halnya dengan orang yang percaya diri, mereka akan mendorong dan memberi kebaikan kepada orang lain. Kepribadian narsistik merasa memiliki kebutuhan yang dikagumi oleh orang lain. Hal itu yang menjadi pendorong ia suka memanfaatkan orang lain.

4. Orang narsistik tidak mau mengakui kesalahan

Orang narsistik merasa bahwa dirinya layak untuk diperlakukan secara istimewa. Sehingga ia merasa tidak bersalah atas kesalahan yang ia perbuat sendiri. Orang yang percaya diri tidak akan segan buat mengakui kesalahannya. Mereka akan bertanggung jawab untuk memperbaiki kesalahan yang telah dilakukan.

5. Orang narsistik cenderung berpikiran sempit

Mereka yang narsistik cenderung egois. Berbeda halnya dengan orang yang percaya diri, mereka memiliki pemikiran terbuka terhadap segala sesuatu.

perbedaan narsistik dan percaya diri
Source: memecreator.org

Bahaya Kepribadian Narsistik

Orang yang narsistik cenderung akan membuat orang di sekitarnya kesulitan. Mereka suka mendominasi dan memanipulasi orang di sekitarnya. Mereka tidak tahu aturan dan sopan santun. Ditambah orang yang narsistik juga cenderung egois dan tidak empati terhadap orang lain.

Orang dengan gangguan kepribadian narsistik mungkin tidak menyadari bahwa ada sesuatu yang salah dengan dirinya. Hal ini disebabkan efek negatif dari narsistik yang biasanya dirasakan oleh orang di sekitarnya. Sehingga kemungkinan besar orang dengan kepribadian narsistik jarang mencari pengobatan atas kondisinya itu.

bahaya kepribadian narsistik
Source: 9gag.com

Untuk mengetahui tingkat percaya diri milik sendiri, kalian bisa ikuti Tes Faktor Kepercayaan Diri di sini.

Terus Bagaimana Cara Berhadapan Sama Orang yang Punya Kepribadian Narsistik?

Seperti yang kita tahu, orang dengan gangguan kepribadian narsistik kemungkinan besar akan jarang mencari pengobatan atas kondisinya itu. Jadi, hal yang dapat Perseners lakukan adalah mengontrol diri ketika berhadapan dengan orang berkepribadian narsistik. Melansir dari verywellmind.com, ada beberapa cara yang bisa dilakukan ketika orang terdekat kalian kalian punya kecenderungan kepribadian narsistik:

1.Jangan terlalu diambil hati

Pahami kalau kalian memang sedang berhadapan sama orang berkepribadian narsistik. Orang dengan gangguan narsistik tidak mudah mengubah perilaku narsistiknya. Jadi, jangan terlalu diambil hati apabila sikap dan perilaku yang dilakukannya menyinggung Perseners.

Perseners bisa sedikit demi sedikit mendorongnya untuk mendapat bantuan. Namun, tidak bertanggung secara penuh atas kesembuhan mereka.

2. Menetapkan batasan

Kenapa hal ini penting? Menciptakan batasan dapat memperjelas perilaku tertentu yang tidak bisa ditoleransi. Batasan dilanggar, berarti harus ada konsekuensi yang ditanggung. Contohnya, apabila Perseners punya pasangan yang sudah melakukan kekerasan terhadap kalian.

3. Hati-hati terhadap gaslighting

Orang berkepribadian narsistik dapat memanipulasi kalian dengan menyangkal kenyataan yang ada. Hal ini dapat membuat kalian meragukan diri sendiri. Kalian perlu mewaspadai hal ini, ya!

4. Meningkatkan harga diri

Berada di sekitar orang narsistik berarti kalian harus punya mental yang kuat untuk berhadapan dengannya. Pastikan harga diri kalian tetap sehat dan baik! Bahkan jika mereka mungkin coba meremehkan atau memanipulasi kalian.

5. Temukan dukungan

Berhadapan dengan orang berkepribadian narsistik memang melelahkan. Jadi, alangkah lebih baik sebenarnya kalau kalian punya seseorang yang bisa diajak bicara tentang masalah ini. Salah satu hal yang bisa kalian coba adalah berkonsultasi.

Di sini, Satu Persen dapat memberikan konsultasi yang tepat buat masalah kalian. Jangan khawatir karena layanan konsultasi di Satu Persen dilakukan secara one-on-one, kok. Jadi terjamin kerahasiaanya, ya! Kalian juga bisa memilih sesi konsultasi yang tepat sesuai dengan kesulitan kalian. Terdapat sesi mentoring dan konseling yang masing-masing punya manfaat tersendiri.

Kalian bisa kepoin layanan konseling Satu Persen dengan klik banner di bawah ini!

CTA-Blog-Post-06-1-16

Oiya, penting juga buat kalian tidak menjustifikasi seseorang yang memiliki gangguan narsistik sebelum bertemu psikolog. Pastikan orang terdekat kalian juga tidak self diagnosis setelah mengonsumsi informasi dari internet. Kalian juga bisa mendorong orang terdekat kalian melakukan sesi konsultasi untuk diagnosis tepatnya.

Jika kalian ingin mengetahui kelebihan diri sehingga bisa percaya diri jika ditanya mengenai kelebihan kalian, coba Tes Faktor Kepercayaan Diri, yuk. Kalian juga bisa nonton video ini buat bantu meningkatkan rasa percaya diri, kalian!

So, sekian dulu dari aku Perseners, semoga artikel ini membantu kalian buat mencapai hidup sepenuhnya Sampai jumpa di artikel selanjutnya!

Referensi:

Narcissistic Personality Disorder|mayoclinic.org.(n.d).Retrieved January, 5 2021, from: https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/narcissistic-personality-disorder/symptoms-causes/syc-20366662

Confident or Narcissistic? Here are 5 Ways to Tell the Difference|thrivework.com. (n.d). Retrieved January, 5 2021, from:https://thriveworks.com/blog/confident-or-narcissistic/

Confidence|psychologytoday.com. (n.d). Retrieved January, 5 2021, from:https://www.psychologytoday.com/us/basics/confidence

Read More
judi

Mengenal Emotional Sponge, Kepribadian yang Mudah Menyerap Stres

mengenal emotional sponge
Satu Persen – Emotional Sponge

Halo, Perseners!

Ketemu lagi sama aku, Restu, Part-time Blog Writer di Satu Persen. Semoga kamu sedang dalam kondisi sehat, perasaan tenang, dan mengelola emosi dengan baik di mana pun kamu berada.

Bicara tentang emosi, apakah kamu memiliki empati berlebih pada orang yang mengalami masalah sehingga kamu menyerap emosi negatif pada orang itu? Pernah ngga kamu mudah merasa  stres setelah mendengar kisah memilukan yang sedang dialami oleh orang terdekatmu?

emotional sponge
Cr: Know Your Meme

Mereka yang memiliki sikap empati tinggi akan mudah diajak berkomunikasi dan merasakan emosi orang lain. Ngga mengherankan jika mereka sering diajak curhat oleh orang lain. Sayangnya, sikap empati berlebihan bisa membuat mereka merasa lelah bahkan ikut  stres. Sikap empati yang berlebihan ini juga dapat disebut dengan emotional sponge.

Apa Itu Emotional Sponge?

Empati merupakan kemampuan memahami perasaan orang lain dengan cara melihat suatu permasalahan melalui  sudut pandang orang tersebut. Sikap empati diperlukan untuk membangun hubungan sosial yang baik dengan orang lain.

Sesuai namanya, emotional sponge menandakan tipe kepribadian orang yang mudah menyerap emosi dari lingkungan sekitarnya. Pasalnya,  orang ini cenderung memiliki empati tinggi hingga bisa merasakan seberapa dalam rasa sakit atau kesedihan orang lain.  Terlebih, jika mereka pernah mengalaminya. Oleh karenanya,  mereka mudah merasa frustrasi, marah, sedih, dan cemas setelah menyerap emosi yang dirasakan orang lain.

Selain empati tinggi, seseorang yang memiliki emotional sponge juga memiliki intuisi yang bagus. Akan tetapi, mereka mungkin sulit mengelola emosi yang dirasakan diri sendiri. Justru, mereka malah merasa bertanggungjawab atas hidup orang lain.

apa itu emotional sponge
Cr: AhSeeIt

Ketika orang lain memiliki masalah, seseorang dengan emotional sponge seakan merasa harus membantu menyelesaikan  masalah tersebut. Apabila dia ngga bisa membantu, dia akan merasa bersalah. Dia sulit merasa bahagia ketika mengetahui penderitaan orang lain.

Orang dengan emotional sponge lebih sering  mengutamakan hidup orang lain daripada milik diri sendiri. Akibatnya, mereka sering dimanfaatkan oleh orang-orang toxic di sekitar.

Perlu kamu tahu bahwa emotional sponge memiliki dampak yang kurang baik untuk kesehatan mental. Ngga jarang seseorang dengan kondisi ini pada akhirnya mengalami kepanikan dan depresi. Oleh karena itu, kamu harus menghindari emotional sponge dan berupaya untuk mengelola emosi lebih  baik.

Baca juga: Emosi Itu Bukan Marah! (Mari Mengenal Emosi)

Cara Menghindari Emotional Sponge

1.Miliki batasan (boundaries) yang kuat

Kamu ngga salah jika memiliki sikap empati yang tinggi. Namun, kamu juga harus paham bahwa ngga semua hal bisa kamu tangani. Jangan menyalahkan diri sendiri atas emosi negatif yang ada pada  kehidupan orang lain.

Kamu harus bisa mengidentifikasi karakter orang dan situasi tertentu yang berpotensi menyerap energimu. Khususnya, mengingat bahwa kamu mudah menyerap emosi yang orang lain  miliki. Maka, batasi interaksimu dengan mereka. Jika kamu diundang ke suatu pesta riuh yang  dipenuhi banyak orang, jangan ragu berkata “tidak” jika kamu enggan untuk datang.

batasan yang kuat
Cr: Cheezeburgers

2. Jangan ragu menjauhi hal yang mengganggumu

Seseorang dengan emotional sponge bisa mudah kehilangan energi akibat membaca berita buruk, berada di tempat terlalu ramai, atau kondisi lain yang mengganggu kenyamanannya. Jika kamu berada di restoran dan duduk di sebelah sekelompok orang yang berbuat gaduh sehingga membuat kamu ngga nyaman, lebih baik pindah ke meja lain. Pindahlah ke tempat yang lebih tenang yang membuatmu merasa nyaman.

3. Batasi sentuhan fisik

Energi dari seseorang dapat berpindah ke orang lain melalui mata dan sentuhan. Seseorang yang memiliki empati tinggi bisa merasakan emosi orang lain, bahkan hanya melalui ekspresi wajah atau tatapan mata.

Apabila kamu merasa ngga nyaman dengan seseorang, batasi kontak mata. Hindari pula bersentuhan seperti memeluk atau memegang tangannya. Jika memang harus memeluk, berikat pelukan singkat saja sehingga ngga perlu   khawatir akan menyerap stres yang orang lain rasakan.

4. Ambil jeda waktu

Seseorang dengan empati berlebih membutuhkan waktu sendiri untuk mendapatkan energinya kembali. Ambil waktu yang cukup dengan suasana tenang tanpa panggilan telepon, cahaya ponsel, dan media sosial. Lakukan meditasi atau rekreasi di  alam supaya menemukan suasana bersih, segar, hijau, dan menenangkan sembari melakukan earthing. Earthing merupakan metode terapi dengan melakukan kontak secara langsung dengan permukaan bumi supaya tubuh mendapatkan energi positif dari permukaan bumi.

ambil jeda waktu
Cr: Makeameme.org

Baca juga: Manajemen Emosi: Cara Mengendalikan Emosi dalam Diri

Memiliki sikap empati bukan hal yang salah. Sikap empati kita butuhkan supaya dapat memiliki hubungan sosial yang baik dengan orang lain. Namun, jangan sampai empatimu yang berlebih membuatmu menyerap semua emosi negatif hingga menyebabkan  kewalahan dan stres.

Nah, hati-hati juga sama pihak-pihak tertentu yang berpotensi memanfaatkan sikap empatikmu, Perseners. Jangan sampai ini malah bikin kamu punya trust issues dengan circle terdekat ya. Yuk cari tahu solusinya lewat video YouTube Satu Persen ini ya.

Apabila kamu ngga bisa mengatasi emotional sponge yang sedang kamu alami, merasa sangat terganggu dengan kondisimu, jangan ragu meminta bantuan pihak lain, salah satunya dengan mengikuti Mentoring Satu Persen. Udah ada lebih dari 10.000 orang yang mendaftar untuk mengatasi masalah yang mereka alami.

CTA-Blog-Mentoring-5-5

Kamu juga bisa mengetes apakah kamu stres atau ngga dan seberapa parah tingkat keparahan stres yang kamu alami dengan cara mengikuti Tes Tingkat Keparahan Stres dari Satu Persen, loh.

Semoga artikel ini membuatmu berkembang setidaknya satu persen setiap hari. Aku Restu, pamit undur diri. Sampai jumpa di tulisanku berikutnya!

Referensi:

Brady, K. (n.d.). Being An Empath: 7 Ways To Stop Absorbing Other People’s Emotions. https://www.keirbradycounseling.com/empath-and-absorbing-other-peoples-emotions/

Delgago, J. (n.d.). The dangers of becoming an “emotional sponge”. https://psychology-spot.com/projective-identification-emotional-sponge/

Exploring Yourmind: Emotional Sponges: People with an Emotional Overload. (2020, May 29). Retrieved from https://exploringyourmind.com/emotional-sponges-people-with-an-emotional-overload/

Myall, K. (2021, July 18). 5 signs you might be an ’emotional sponge’. https://www.counsellorwhocares.co.uk/5-signs-you-might-be-an-emotional-sponge/

Quiet Revolution: 9 Self-Protection Strategies for Empaths. Retrieved from https://www.quietrev.com/9-self-protection-strategies-for-empaths/

Read More