putinvzrivaetdoma.org

media online informasi mengenai game online tergacor di tahun 2023

Kenali

judi

Kenali Gejala Fisik Kamu Depresi

kenali-gejala-fisik-kamu-depresi
Satu Persen – Sakit Fisik atau Depresi

Hi, Perseners! Selamat datang di artikel aku, ya. Buat yang belum kenal, aku, Keysha, dan di sini sebagai Associate Writer.

Nah, Perseners, ada nggak, sih, yang sering kepikiran soal kondisi well-being kalian sebagai manusia? Misalnya ketika kalian sering pusing, sakit perut, mual, atau mungkin sakit punggung terus kalian jadi mikir “sebenarnya gue sakit fisik biasa atau jangan-jangan depresi ya?”

Hmm, emang, sih, isu mengenai depresi ini belum sepenuhnya diperhatikan sama orang-orang terutama yang menyangkut gejala secara fisik.

Seringkali, orang-orang di sekitar kita atau bahkan diri kita sendiri pun masih jarang yang aware sama hal tersebut dan menganggap gejala itu sebagai sakit fisik biasa.

Tapi, apa iya beneran kayak gitu? Gimana kalau seandainya sakit fisik yang kalian alami itu merupakan gejala-gejala kalau sebenarnya kondisi mental kalian lagi nggak sehat?

Photo by: Freepik
Photo by: Freepik

Oleh karenanya, di artikel kali ini aku akan bahas, sebenarnya ada nggak sih gejala-gejala fisik yang menandakan depresi dan gimana cara untuk membedakan apakah kita sakit fisik biasa atau bukan.

So, baca artikel ini baik-baik, ya!

Aku Sakit Fisik atau Depresi?

Depresi.

Kalian pasti udah familiar banget sama satu kata itu. Meskipun familiar, tapi mungkin diantara kalian masih ada yang belum paham sama gejala-gejala dari depresi ini.

Seringkali, orang yang memiliki depresi mengalami gejala-gejala yang berkaitan dengan aspek emosional. Misalnya, sedih terus menerus, merasa putus asa, mood yang gampang berubah, susah berkonsentrasi, dan lain sebagainya.

Photo by: Freepik
Photo by: Freepik‌‌

Tapi, ternyata gejala depresi nggak hanya sebatas aspek emotional melainkan juga aspek fisik dan ini udah dibuktikan sama penelitian. Sebuah penelitian dari Madhukar H. Trivedi, bilang kalau depresi ini bisa menimbulkan gejala fisik yang menyakitkan.

Munculnya gejala fisik tersebut dikarenakan depresi dan rasa sakit memiliki jalur neuro-kimiawi yang sama, keduanya dipengaruhi oleh serotonin dan norepinefrin.

Sayangnya, orang-orang masih banyak yang belum aware akan hal ini. Nggak jarang juga di dalam masyarakat depresi ini masih dianggap sebagai sesuatu yang tabu atau mitos.

Pernah nggak, sih, kalian denger cerita dari temen-temen kalian atau mungkin kalian ada yang mengalami sendiri–pas kalian concern tentang kondisi fisik kalian dan takut kalau itu merupakan gejala depresi, terus respon orang-orang cuma “ah, perasaan lo aja kali.” atau yang lebih parahnya “lo kurang ibadah kali, makanya sampe ngerasa kayak gitu.”

Padahal, gejala fisik yang dialami bisa menjadi tanda-tanda awal apakah kalian punya kecenderungan untuk mengalami depresi atau nggak.

Hal ini seharusnya dapat digunakan untuk melakukan usaha preventif bukannya malah menganggap depresi sebagai suatu hal yang nggak real dan mitos.

Secara umum, semakin parah gejala fisik yang dialami, kemungkinan besar semakin parah juga tingkat dari depresinya. Nah, simak yuk, kira-kira apa aja, sih, gejala fisik dari depresi.

Baca juga: Cara Mengatasi Depresi Secara Mandiri

Apa Aja Gejala Fisik dari Depresi?

1. Kelelahan secara terus-menerus

Kelelahan ini adalah hal yang wajar dialami semua orang. Tapi, ada sedikit perbedaan antara kelelahan karena abis menjalani aktivitas sehari-hari dengan kelelahan yang merupakan indikasi dari depresi. Kelelahan yang merupakan indikasi depresi terjadi secara konsisten.

Menurut Dr. Maurizio Fava, seorang Direktur di Clinical Research Program, Rumah Sakit Umum Massachusetts, bilang kalau seseorang yang mengalami depresi akan tetap merasa lelah ketika bangun pagi meskipun orang itu udah tidur dengan waktu yang cukup.

Rasa lelah ini seringkali menyebabkan kita sulit untuk berkonsentrasi, mudah tersinggung, apatis, dan rasanya berat banget untuk menjalani aktivitas sehari-hari.

2. Nyeri punggung atau nyeri otot di sekujur tubuh

David Robertson dan kawan-kawannya melakukan penelitian untuk mengetahui apakah ada hubungan antara nyeri punggung bawah dengan depresi dan somatisasi, dan hasil penelitian menyatakan ada–depresi dan somatisasi bisa menyebabkan seseorang mengalami nyeri punggung bagian bawah.

Hal ini bisa dijelaskan karena depresi dapat melemahkan respon sistem kekebalan tubuh terhadap infeksi dan penyakit. Jika sistem kekebalan tubuh kita lemah, otomatis kita akan lebih rentan untuk mengalami rasa sakit, seperti nyeri punggung, nyeri otot, atau bahkan penyakit yang lain.

3. Sakit Kepala

Gejala yang satu ini mungkin terkesan sepele karena emang mayoritas orang pernah mengalaminya. Saking umumnya, banyak dari kalian yang justru nggak aware kalau sakit kepala yang dialami bisa jadi bukan sakit kepala biasa.

Perlu kalian perhatikan apabila sakit kepala yang kalian alami terjadi hampir setiap hari secara konsisten karena bisa jadi ini suatu indikasi awal kalian mengalami depresi.

Sakit kepala yang mengarah ke indikasi depresi dikenal dengan nama “tension headache. Meskipun, belum tentu semua “tension headache” itu berarti tanda depresi, loh, ya!

Namun, nggak ada salahnya kalau mulai dari sekarang kalian belajar menanamkan awareness ke diri sendiri soal hal-hal kayak gini.

4. Penurunan penglihatan

Ada sebuah penelitian dari Jerman tentang gimana depresi bisa mengubah persepsi penglihatan seseorang.

Hasil penelitian itu bilang kalau orang yang mengalami depresi berat secara signifikan kurang bisa mendeteksi perbedaan kontras warna hitam dan putih di papan catur. Fenomena ini namanyacontrast perception”.

5. Sakit perut atau masalah pencernaan

Sebuah penelitian dari Harvard Medical School bilang kalau seseorang yang mengalami perut kram, kembung, dan mual bisa jadi lagi mengalami tanda-tanda depresi.

Kok bisa? Emang gimana hubungannya?

Gini, ada sebuah fenomena yang dinamakan gut-brain connection. Simpelnya, fenomena ini tuh menjelaskan bahwa perut kita itu penuh dengan bakteri baik dan kalau ada ketidakseimbangan bakteri baik, gejala kecemasan dan depresi bisa aja muncul.

Nah, kalau kalian mau penjelasan yang lebih detail, bisa nonton video di bawah ini, ya, karena temen-temen Satu Persen juga udah pernah bahas topik ini di channel Youtube.

Youtube Satu Persen – Cara Agar Kesehatan Mental Terjaga dengan Pola Makan

GHQ Test oleh Mentor Satu Persen: Say No to Self-diagnosis!

Perseners, kalian tau nggak, sih, kalau menurut penelitian pada tahun 2000 depresi itu adalah penyebab masalah kesehatan tertinggi keempat di dunia. Artinya, dari situ kita bisa melihat bahwa sejak dulu depresi ini adalah permasalahan serius yang seharusnya ditangani dengan tepat.

Untuk bisa menangani masalah depresi dengan efektif, tentunya para tenaga ahli profesional juga memerlukan seperangkat alat ukur yang bisa mendeteksi gejala-gejala depresi, baik gejala minor maupun mayor.

Nah, di artikel kali ini aku cuma akan bahas tentang alat ukur yang digunakan untuk mendeteksi kecenderungan awal depresi, ya. Jadi, ada sejumlah alat ukur singkat namun akurat yang secara efektif digunakan untuk mengukur gejala-gejala depresi.

Sebenarnya, ada lebih dari satu jenis alat ukur, tapi, di artikel kali ini aku akan bahas soal General Health Questionnaire (GHQ).

Nah, GHQ ini aslinya ada beberapa versi pertanyaan, namun yang paling banyak dipakai adalah GHQ-12. Angka 12 disini artinya pada alat ukur tersebut ada 12 pertanyaan yang digunakan untuk menilai kondisi mental kalian.

Scoring yang digunakan dalam GHQ yaitu range angka 0 sampai dengan 36. Secara umum, semakin besar hasil score yang diperoleh, maka kecenderungan awal gangguan mental orang tersebut juga semakin besar.

Emang apa spesialnya GHQ? Kok nggak pake alat ukur yang lain aja?

Sesuai dengan namanya, General Health Questionnaire yang kalau dibahasa Indonesiakan menjadi Kuesioner Kesehatan Umum, tentunya ini mengukur kondisi kesehatan mental kalian secara umum.

Sebelum bisa memberikan diagnosis lebih lanjut, para tenaga ahli profesional, seperti psikolog misalnya, pasti memerlukan penilaian tahap awal dulu mengenai kecenderungan kondisi mental seseorang.

Gini, gini….bayangin kalian sakit terus pergi ke dokter. Kalian pergi ke dokter karena ada gejala-gejala yang kalian rasakan, tapi bisa jadi kalian belum bener-bener tau kalian itu sebenarnya sakit apa.

Makanya, pas sampe di rumah sakit pihak administrasi mengarahkan kalian ke dokter umum, tujuannya buat melakukan pemeriksaan tahap awal.

Nah, baru dari pemeriksaan tahap awal itu, kalau sekiranya ada indikasi kalian mengalami penyakit yang lebih serius, dokter umum tersebut pasti akan mengarahkan kalian untuk periksa ke dokter spesialis di bidang tertentu.

Sama halnya dengan penggunaan GHQ. Alat ini bisa membantu untuk mendeteksi kecenderungan awal kondisi mental seseorang yang sifatnya ringan, sebelum diberikan diagnosis lebih lanjut.

Selain itu, GHQ nggak cuma mengukur kecenderungan awal depresi aja, melainkan alat ini juga mengukur kecenderungan awal kecemasan, gangguan sosial, dan hilangnya kepercayaan diri secara bersamaan. Nah, kalian bisa liat gambar di bawah ini, ya, biar lebih paham.

Gambar General Health Questionnaire
Gambar General Health Questionnaire

Di sini aku juga mau mengingatkan, kalau GHQ ini nggak boleh digunakan oleh sembarang orang loh, ya. Untuk bisa memperoleh tes ini harus dilakukan oleh tenaga ahli profesional yang emang punya kualifikasi tertentu, contohnya kayak mentor-mentor Satu Persen.

Layanan konsultasi bersama Psikolog Satu Persen menggunakan GHQ setelah sesi konsultasi selesai. Nantinya, hasil dari GHQ ini bisa digunakan untuk melihat kondisi kesehatan mental kalian, apakah sekiranya perlu penanganan lebih lanjut oleh psikolog Satu Persen atau nggak.

Buat informasi selengkapnya terkait layanan Konseling Online bareng Psikolog dari Satu Persen bisa langsung aja klik gambar dibawah ini!

Satu-Persen-Artikel--30--2

Jadi, apabila kalian mengalami gejala-gejala fisik kayak yang aku jelasin di atas dan kalian concern terhadap hal itu, nggak ada salahnya kalau kalian minta bantuan langsung ke orang-orang yang emang berpengalaman menangani hal-hal semacam itu.

Atau, kalau masih ragu soal layanan konsultasi apa yang paling cocok buat keadaan kalian saat ini, kalian bisa coba Tes Gratis dari Satu Persen untuk memastikan.

Akhir kata, aku mau ngingetin kalian kalau membangun awareness terhadap kondisi mental diri sendiri itu penting banget. Kalau kalian merasa kesulitan dan butuh bantuan, jangan self-diagnosis, please seek for help, oke?

Sekian dari aku–stay healthy, stay safe & stay sane!~

Referensi:

Fraga, Juli. 2019. “The 7 Physical Symptoms Of Depression We Rarely Talk About”. Healthline. Accessed February 7, 2021. https://www.healthline.com/health/mental-health/physical-symptoms-of-depression#1.-Fatigue-or-consistent-lower-energy-levels.

Gao, Fei et al. 2004. “Does the 12-item General Health Questionnaire contain multiple factors and do we need them?”. Health and Quality of Life Outcomes 2 (1): 63. Springer Science and Business Media LLC. doi:10.1186/1477-7525-2-63.

Schimelpfening, Nancy. 2020. “Physical Effects Of Depression”. Verywell Mind. Accessed February 7, 2021. https://www.verywellmind.com/physical-effects-of-depression-1066890.

Trivedi, Madhukar H. 2004. “The Link Between Depression and Physical Symptoms”. Prim Care Companion J Clin Psychiatry 6 (1): 12-16. NCBI. doi:PMC486942.

Read More
judi

Kenali Penyebab Stres dan Cara Menghilangkannya

Penyebab Stres dan Cara Menghilangkannya
Satu Pesen – Kenali Penyebab Stres dan Cara Menghilangkannya

Halo, Perseners! Kenalin, aku Senja, Part-time Blog Writer Satu Persen.

Beberapa waktu lalu, aku sering banget ngerasa stres. Rasanya banyak banget masalah yang datang silih berganti. Belum juga masalah satu selesai, aku sudah disambut sama masalah-masalah baru. Karena itu, aku ngerasa hidupku jadi gak seimbang.

Fokusku juga jadi terpecah belah. Sampai akhirnya aku menyadari pentingnya mengenali penyebab stres atau yang disebut stressor dan memahami cara untuk menyelesaikannya atau stress relief.

So, di sini aku bakal membahas tentang stressor sama stress relief  buat lebih jelasnya. ‌

meme stress
Sumber: Troll.me

Sebelum masuk ke pembahasannya, yuk kenali lebih dalam diri kalian dengan mengikuti tes tingkat keparahan stres dari Satu Persen. Bisa cek aja tesnya di bawah ini, ya!

Coba juga: Tes Tingkat Keparahan Stres: Mengenal Diri Lebih Dalam

Apa Itu Stressor?

​​Stressor adalah faktor-faktor dalam kehidupan manusia yang memicu terjadinya stres. Stressor dapat membuat penderitanya merasa terancam atau berbahaya. Secara umum, stressor sering menjadi penyebab stres bagi beberapa orang.

Stressor dapat berasal dari berbagai sumber baik kondisi fisik, psikologis, maupun sosial. Contohnya seperti kemacetan jalan, kenangan-kenangan buruk, atau toxic relationship. Tubuh dapat menanggapi stressor secara berbeda tergantung pada penyebab, jangka waktu, dan jenis stres yang diderita.

Secara biologis, tubuh akan mengalami fight or flight ketika merespon stres. Fight or flight ini adalah mekanisme tubuh saat menghadapi suatu ancaman dan bahaya. Tubuh akan memilih antara respons melawan (fight) atau pergi (flight).

Aku contohin ya, misalnya kita lagi mengendarai mobil di jalan terus tiba-tiba ada pejalan kaki yang lewat di depan kita. Maka biasanya respons tubuh kita adalah menginjak rem untuk menghindari kecelakaan. Nah, respons ini disebut sebagai flight.

Fight or flight secara instan menyebabkan terjadinya perubahan hormonal dan fisiologis. Perubahan fisiologis contohnya seperti peningkatan denyut jantung, tekanan darah, napas cepat, atau otot tegang. Perubahan hormonal dapat dilihat dari tubuh kita yang mengeluarkan beberapa hormon, seperti hormon adrenalin, kortisol, dan norepinefrin. Hormon-hormon itu akan bekerja sesuai fungsinya dan berdampak pada cara kita mengendalikan stres.

Macam-Macam Stressor

Menurut Thoits (1994) terdapat tiga jenis stressor yang perlu kalian tahu, nih. Tiga jenis stressor tersebut adalah:

1. Life events (Peristiwa-Peristiwa Kehidupan)

Life events dapat diartikan sebagai peristiwa kehidupan di mana seseorang mengalami perubahan dalam kurun waktu yang relatif singkat. Perubahan itu kemudian menimbulkan kerentanan dan menuntut adaptasi diri.

Sebagai contoh kematian pasangan, perceraian, kehilangan kerabat, masalah finansial, pertengkaran, pengangguran, anggota keluarga yang mencoba bunuh diri, atau anggota keluarga yang menderita sakit serius.

2. Chronic Strain (Ketegangan Kronis)

Chronic strains merupakan beberapa kesulitan yang terjadi secara berulang dalam kehidupan sehari-hari. Ketegangan kronis bisa mempengaruhi kesehatan fisik maupun psikologis, lho! Sebagai contoh tuntutan pekerjaan, tuntutan keluarga, atau tekanan akademik, dan masih banyak lagi.

3. Daily Hassles (Permasalahan Sehari-Hari)

Daily hassles adalah peristiwa-peristiwa kecil yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Peristiwa tersebut tidak terjadi secara berlanjut sehingga dapat terselesaikan dalam waktu cepat.

Sebagai contoh, kemacematn lalu lintas atau kesalahpahaman komunikasi. Permasalahan-permasalahan tersebut hanya menimbulkan stres sesaat dan tidak mengakibatkan terjadinya gangguan-gangguan fisik maupun mental yang parah.

Penting banget buat kalian memahami jenis-jenis stressor untuk mengidentifikasi penyebab stres yang kalian alami, Perseners! Dan untuk mengatasi stressor ini, kalian bisa melakukan stress relief yang terbukti dapat mengurangi stres. Nah, stress relief ini sendiri ada banyak banget macamnya. Yuk, kita lanjut ke pembahasan tentang macam-macam stress relief ini.

Macam-Macam Stress Relief

Perseners dapat menghilangkan stres dengan cara memanfaatkan indra yang Perseners miliki. Salah satu cara yang paling cepat adalah dengan melibatkan indra penglihatan, perasa, suara, penciuman, sentuhan, atau gerakan. Kalian bisa menggunakan satu atau lebih indra untuk menghilangkan stres.

Baca juga: Belajar Mengelola Stres Untuk Hidup Lebih Bahagia

Cara menghilangkan stres
Sumber: helpguide.org

‌‌‌Nah, buat penjelasan lebih lengkapnya yuk kita simak daftarnya di bawah ini!‌‌

1. Indra Penglihatan

Mata dapat menciptakan suasana hati gembira. Ketika ingin melihat suatu gambar, mata akan mengirim sinyal untuk dikirim ke otak. Otak kemudian menerjemahkan sinyal itu menjadi objek yang bisa kita lihat.

Coba gunakan indra penglihatan Perseners untuk memandangi keindahan atau benda kesayangan kalian! Seperti memandang lukisan atau foto, mendekorasi kamar tidur dengan aneka hiasan yang indah, atau menikmati alam sekitar di pantai maupun gunung. Dengan melihat keindahan dan benda kesayangan kalian, suasana hati kalian pun pasti bisa terasa jadi lebih baik.

2. Indra Penciuman

Cara kerja indra penciuman sama seperti penglihatan. Sehingga kalian bisa memanfaatkan indra penciuman dengan cara-cara seperti menghirup aromaterapi dari lilin, minyak esensial, serta parfum favorit. Selain itu, kalian juga bisa memanfaatkannya dengan menikmati aroma bunga dan dedaunan di sekitar rumah.

3. Indra Pendengaran

Banyak penelitian yang mengungkapkan kalau suara bisa jadi salah satu alternatif stress relief kalian, Perseners! Contohnya seperti mendengarkan musik.

Mendengarkan irama musik favorit terbukti bisa membantu kita mengatur emosi, meningkatkan hormon dopamin (hormon kebahagiaan), mengkoordinasikan anggota tubuh, serta membangkitkan ingatan bahagia. Karenanya, musik bisa membantu kita menjalani hari dengan lebih baik dan hal ini bisa kalian jadi salah satu pilihan untuk kalian.

4. Indra Peraba

Sentuhan bisa menciptakan perasaan positif, meningkatkan kesehatan fisik dan mental, serta meningkatkan daya tahan tubuh. Karenanya, kalian bisa menghilangkan stres melalui sentuhan fisik dengan hewan peliharaan, pijatan tubuh, tidur dengan selimut hangat, dan lain-lain.

5. Indra Perasa

Menikmati makanan favorit dapat melepaskan stres. Pilih makanan apapun yang menjadi favorit kalian, namun tetap mengonsumsinya pada batas wajar. Ingat, terlalu banyak makan juga bisa berdampak pada masalah kesehatan seperti obesitas.

6. Gerakan

Beraktivitas membantu menghilangkan stres dan mengistirahatkan otak. Coba lakuin rutinitas seperti lari pagi, renang, lakuin flexibility, jalan-jalan bersama teman di mall!‌‌

Itulah macam-macam stress relief atau cara menghilangkan stres yang bisa kamu coba. Ke depannya, aku harap Perseners bisa terbiasa buat mengenali stressor kalian dan menanganinya dengan berbagai macam stress relief yang udah aku sebutin di atas, ya.

Tapi, kalau ternyata Perseners mengalami stres berkepanjangan dan merasa tidak mampu mengendalikannya dengan stress relief yang udah aku jelasin pun jangan langsung patah semangat, ya! Tenang aja, di sini Satu Persen bakal siap ngebantu kalian kok, dengan cara berkonsultasi langsung di layanan mentoring dari Satu Persen.

Mentoring-5-4

Satu Persen akan membantu kamu buat berkembang setiap harinya. Jadi, jangan lupa cek juga YouTube Channel Satu Persen buat nonton video-video mengenai kesehatan mental, pengembangan diri, dan masih banyak lagi.

Sekian dulu dari aku, sampai jumpa di lain kesempatan ya! ‌‌‌‌

Referensi:

Gaol, Nasib T.L. 2016. Teori Stres: Stimulus, Respons, dan Transaksional. Buletin Psikologi.Vol. 24, No. 1, 1 – 11. DOI: 10.22146/bpsi.11224 ‌‌

Quick Stress Relief

Read More
judi

Mood Swing Tanpa Sebab? Kenali Penyebab dan Cara Mengatasinya

Mood Swing Tanpa Sebab
Satu Persen – Mood Swing Tanpa Sebab

Halo, Perseners! Gimana kabarnya?

Gue mau nanya nih guys, pernah gak sih lo semua lagi di suatu momen bareng teman-teman, keluarga, ataupun gebetan tiba-tiba mood kalian berubah drastis nih, dari yang happy banget berubah jadi merenung atau diam aja kayak orang kesurupan? Kalau lo semua pernah ngalamin hal kayak gitu, fix berarti lo lagi ngalamin yang namanya gangguan mood, atau kalau bahasa kerennya anak muda jaman sekarang sih, Mood Swing.

Nah, gue mau cerita juga nih Perseners, kalau gue tuh bisa dibilang orangnya sering mood swing banget. Dari yang ketawa tiba-tiba berubah jadi mode limbad, diam seketika dan suasana hati jadi gak karuan.

Tapi meskipun gue orangnya mood swing-an, gue gak mau nih mood swing gue mengubah suasana di sekitar gue jadi gak enak. Jadi, ada beberapa cara yang gue lakukan agar mood swing gue berkurang nih, Perseners dan tentu saja cara tersebut works di gue.

Nah, karena lagi ngomongin tentang mood swing nih, di artikel kali ini gue akan membahas seputaran tentang mood swing, penyebab dan bagaimana cara untuk mengatasinya. Jadi, simak hingga akhir dan jangan lupa buat share ke teman-teman maupun kerabat lo. Selamat membaca!

Tapi sebelumnya, ada pepatah bilang, tak kenal maka tak sayang, semakin kenal tambah sayang. Jadi, kenalin nama gue Dimsyog (acronym dari Dimas Yoga). Di sini gue sebagai Part-time Blog Writer dari Satu Persen. Simak sampai habis, ya!

Baca juga: Mood Swing dan Bipolar: Apa Bedanya?

Mood Swing Itu Apa, Sih?

Mood Swing
Sumber: Memesmonkey.com

Mungkin lo semua udah gak asing lagi dengan istilah mood swing. Apalagi di zaman yang udah canggih kayak gini, lo bisa nemuin kata mood swing di berbagai platform media sosial. Tapi, mungkin ada beberapa dari kalian yang masih asing dengan istilah mood swing ini. Maka dari itu, gue di sini bakal bahas terlebih dahulu nih definisi dari mood swing itu sendiri apa.

So, mood swing adalah suatu perubahan mood atau suasana hati yang terjadi secara tiba-tiba dan tanpa alasan yang jelas. Kondisi ini sangat umum terjadi pada seseorang dan dapat segera ditangani. Perubahan suasana hati atau mood swing adalah normal jika kondisi tersebut gak mengganggu aktivitas sehari-hari lo. Namun, jika perubahan suasana hati yang intens, sering, jangka panjang dan mengganggu aktivitas, ini harus diperhatikan loh, Perseners.

Sebagai contohnya, termasuk perubahan suasana hati atau mood yang berlangsung beberapa hari atau lebih lama, membuat lo bahagia dan sedih yang tak terkendali, impulsif, sangat mudah marah dan gak bisa tidur, atau ketika perubahan suasana hati mengganggu aktivitas sehari-hari dan merusak hubungan dengan orang yang dicintai karena orang dengan perubahan mood swing yang ekstrim dapat mudah tersinggung perasaannya.

Perhatikan juga nih Perseners, jika perubahan suasana hati atau mood swing telah mencapai tingkat yang lebih parah, misalnya menyebabkan perasaan melukai diri sendiri atau ingin mengakhiri hidup. Perubahan suasana hati yang terkait dengan gejala-gejala ini mungkin merupakan tanda yang lebih serius yaitu, gangguan mental.

Lalu, Apa Aja Sih Penyebab Munculnya Mood Swing Tiba-Tiba?

Penyebab seseorang mengalami mood swing itu dipengaruhi beberapa hal, loh. Kalau untuk perempuan pasti lo semua udah tau lah ya, kalau kaum perempuan lagi mood swing pasti karena kedatangan tamu bulanan, tapi ada juga yang mengalami mood swing karena kondisi mentalnya.

Nah, mood swing yang disebabkan karena adanya kondisi mental harus diwaspadai Perseners, karena berbahaya. Berikut beberapa penyebab mood swing secara keseluruhan:

1. Kondisi hormon

Mood Swing - Hormon
Sumber: Memegenerator.net

Remaja, wanita hamil, dan wanita pascamenopause adalah kelompok yang paling mungkin mengalami perubahan suasana hati atau mood swing terkait dengan perubahan hormonal.

Penyebab perubahan suasana hati karena kondisi hormonal yang pertama adalah sindrom pramenstruasi (PMS). Banyak wanita mengalami sindrom pramenstruasi (PMS) beberapa hari sebelum menstruasi. Hal ini dapat menyebabkan gejala seperti kram, sakit kepala, dan perubahan suasana hati atau mood swing.

PMS dapat membuat para remaja wanita merasa sedih atau tertekan tanpa pemicu. Hal ini bisa jadi karena kadar hormon tertentu turun sekitar waktu ini dalam sebulan. Setelah menstruasi, kadar hormon mulai meningkat dan membantu menstabilkan kembali suasana hati.

Penyebab mood swing akibat gangguan hormonal selanjutnya adalah kehamilan. Saat hamil, wanita cenderung menghasilkan lebih banyak hormon dari biasanya dan peningkatan ini dapat memengaruhi suasana hati.

Wanita hamil mungkin lebih sering menangis atau merasa hampa. Suasana hati wanita hamil bisa tiba-tiba berubah dari senang menjadi sedih dan kemudian bahagia lagi. Beberapa wanita menjadi depresi selama kehamilan atau setelah bayi lahir ketika kadar hormon turun dengan cepat.

Menopause juga bisa menjadi penyebab perubahan suasana hati yang dipengaruhi oleh kondisi hormonal. Ketika menopause dimulai, tubuh memproduksi lebih sedikit hormon daripada sebelumnya. Penurunan ini dapat menyebabkan sejumlah gejala, termasuk kesulitan tidur dan perubahan suasana hati. Perubahan gaya hidup, seperti  makan  lebih sehat, tidur lebih banyak, atau berolahraga lebih banyak, dapat membantu meningkatkan mood.

2. Ketidakseimbangan kimia dalam otak

Mood Swing
Sumber: Quickmeme.com

Perubahan suasana hati atau mood swing dapat disebabkan oleh ketidakseimbangan zat kimia di otak yang mengatur suasana hati. Beberapa contoh zat kimia otak ini adalah serotonin, dopamin, endorfin, dan oksitosin.

Hormon dopamin berhubungan dengan harga diri dan motivasi; Endorfin, yang berperan dalam meredakan gejala depresi, stres, dan kecemasan; Oksitosin untuk membantu menjaga hubungan romantis dan seksual; dan serotonin, yang juga bertindak sebagai neurotransmitter dalam mengatur suasana hati.

Hormon-hormon ini harus dijaga keseimbangannya agar mood selalu baik. Jika tidak, bersiaplah untuk perubahan suasana hati  yang sering mengganggu aktivitas.

3. Adanya penyakit tertentu

Mood Swing
Sumber: Winkgo.com

Menderita penyakit tertentu juga merupakan faktor di balik perkembangan perubahan suasana hati atau mood swing. Beberapa penyakit yang dapat menyebabkan gangguan mood antara lain kerusakan paru-paru, ginjal, atau jantung, penyakit tiroid, dan penyakit otak.

4. Gangguan mental

Mood Swing - Mental Illness
Sumber: Ahseeit.com

Gangguan mental yang umumnya terkait dengan perubahan suasana hati atau mood swing termasuk depresi, gangguan bipolar, gangguan kepribadian ambang, skizofrenia, dan ADHD.

Jika perubahan suasana hati atau mood swing terjadi terlalu sering terutama sampai tingkat yang berlebihan sehingga mengganggu lo dan orang lain, lo harus curiga bahwa lo bisa aja menderita gangguan bipolar. Untuk memastikannya, lo bisa berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater.

Penyebab perubahan suasana hati atau mood swing berikutnya adalah stres. Stres kronis dapat menyebabkan sejumlah masalah kesehatan dan membuat lo merasa sedih dan marah. Saat lo stres, lo bisa kehilangan kualitas tidur lo, yang dapat memengaruhi suasana hati lo. Olahraga adalah cara yang bagus untuk menghilangkan stres dan membantu lo merasa lebih baik.

Penyebab perubahan suasana hati akibat gangguan mental berikutnya adalah ADHD. Jika lo memiliki attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) atau hiperaktif, lo mungkin gak memiliki kendali yang baik atas impuls lo. Lo akan cenderung tiba-tiba marah atau frustrasi, bahkan dengan hal-hal kecil seperti antrean panjang atau kemacetan lalu lintas. Orang dengan ADHD lebih cenderung menjadi depresi atau memiliki masalah terkait suasana hati lainnya.

Selain beberapa penyebab yang disebutkan di atas, kecanduan atau penyalahgunaan obat-obatan terlarang dan alkohol dapat menyebabkan perubahan suasana hati juga.

Cobain, Yuk! Tes Sehat Mental – Satu Persen

Kemudian, Bagaimana Cara untuk Mengatasi dan Mencegah Mood Swing?

Jika perubahan emosional ini gak mengganggu kehidupan sehari-hari, perubahan suasana hati biasanya dapat hilang dengan sendirinya tanpa perawatan khusus. Meski begitu, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mengatasi dan mencegah perubahan suasana hati tersebut.

Tentu saja, setelah lo mengidentifikasi berbagai penyebab perubahan suasana hati, lo juga harus tahu cara mengobatinya. Agar gak terjadi terus menerus atau berulang dan mengganggu rutinitas harian lo, berikut beberapa cara mengatasi mood swing yang bisa lo lakukan:

1. Menjalani pola hidup sehat

Menerapkan pola hidup sehat dapat mencegah dan mengatasi perubahan suasana hati atau mood swing, terutama yang disebabkan oleh perubahan hormonal atau PMS. Olahraga teratur, cukup tidur, makan makanan yang sehat, dan mengelola stres dapat membantu menjaga suasana hati lo tetap stabil dan tentunya bisa mencegah lo dari mood swing.

2. Membuat Mood Diary

Jika perubahan suasana hati atau mood swing sering dirasakan, setiap kali perubahan suasana hati itu terjadi, catat kapan dan mengapa. Kemudian tuliskan di buku catatan pribadi.

Dengan mengikuti pola-pola ini, faktor-faktor yang memicu perubahan suasana hati dapat lebih mudah diidentifikasi dan dihindari, sehingga lo dapat terhindar dari namanya mood swing.

3. Konsultasi ke psikolog jika mulai kesulitan mengatasinya

Jika lo mengalami perubahan suasana hati yang parah atau sangat sering yang mengganggu aktivitas sehari-hari, lo harus berkonsultasi dengan psikiater atau psikolog. Seorang psikiater atau psikolog dapat membantu menentukan penyebab perubahan suasana hati lo dan menawarkan perawatan yang tepat.

Perubahan suasana hati yang disebabkan oleh gangguan mental sulit diatasi dengan sendirinya. Tanpa perawatan medis, kondisi pasien sering memburuk. Pasien dengan perubahan suasana hati dapat mencari konseling, dan setelah menentukan faktor penyebabnya, dokter akan melakukan perawatan psikoterapi atau farmakologis.

Ingat, hanya psikolog yang dapat mendiagnosis seseorang dengan perubahan suasana hati atau mood swing. Oleh karena itu, hindari self-diagnosis, alias mendiagnosa diri sendiri. Jika lo merasakan gejalanya, cobalah meminta bantuan kepada psikolog. Dengan begitu, lo bisa menemukan cara yang tepat untuk menghadapi gangguan yang lo miliki, sob! Misalnya dengan menggunakan layanan konseling dari Satu Persen.

CTA-Blog-Post-06-1-4

Akhir kata, sebaiknya jangan menjadikan mood swing sebagai penghambat hidup lo. Dia harus diatasi supaya lo bisa lebih menikmati hidup dan #HidupSeutuhnya!

Sekian dulu tulisan dari gue, semoga informasinya bermanfaat, ya! Buat kalian yang lagi mengalami atau sedang berada di fase mood swing, semoga bisa cepat pulih dan gak ngerasa hal – hal kayak gini lagi 🙂 karena gue tau pasti ini berat banget.

Jangan lupa juga buat follow Instagram @satupersenofficial dan Channel YouTube Satu Persen buat dapat informasi menarik tentang kesehatan mental dan pengembangan diri.

Referensi:

Kenali Penyebab dan Cara Mengatasi Mood Swing – Alodokter. (n.d.). Retrieved October 15, 2021, from https://www.alodokter.com/mood-swing-tidak-selamanya-normal-kenali-tanda-tandanya

Read More
judi

Sakit karena Sugesti, Kenali Gangguan Somatisasi dan Cara Mencegahnya

Perseners, coba deh bayangin, ketika lo lagi ngerasain sakit, tapi saat periksa, dokter bilang kalau apa yang lo rasain itu nggak bener. Terus, lo bersikukuh buat meyakinkan rasa sakit itu. Tapi lagi-lagi nggak disetujui sama dokter dan berakhir membuat lo frustasi sendiri sama apa yang lo rasain.

Bentar-bentar, ngeri nggak sih kalau sampai kejadian kayak gitu?

Gangguan somatisasi
Cr: Spongebob.fandom.com

Nah, di dunia psikologi, ada loh istilah yang dinamakan gangguan somatisasi. Gangguan ini membuat seseorang menganggap bahwa dirinya sedang sakit, padahal sebenarnya itu hanya sugesti dari pemikiran mereka. Orang dengan gangguan somatisasi benar-benar merasakan sakit pada fisik mereka, tetapi sulit untuk dijelaskan secara medis.

“Hah? Kok bisa, ya?”

Nah, artikel kali ini gue akan menjelaskan tentang gangguan somatisasi. Baca sampai akhir, ya!

Apa itu Gangguan Somatisasi?

Gangguan somatisasi merupakan gangguan dengan gejala fisik tanpa adanya penyakit secara medis. Ketika seseorang mengalami gangguan somatisasi, maka mereka akan mudah mengalami nyeri, sesak napas, atau lemah saat stres.

Pada mulanya, gangguan somatisasi disebut sebagai Sindrom Briquet pada tahun 1859. Namun sekarang DSM-IV-TR (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders) menyebutnya sebagai gangguan somatisasi atau Somatization Disorder.

Bagaimana Gejala Somatisasi?

Gejala somatisasi muncul dari alam bawah sadar, sehingga perwujudan dari dampaknya tergantung pada apa yang sedang ada di dalamnya. Keluhan fisik berulang (biasanya setidaknya selama 6 bulan) yang dialami oleh penderita somatisasi ada pada usia sebelum 30 tahun. Gangguan ini biasanya juga lebih banyak dialami pada wanita daripada laki-laki.

Gejala somatisasi dapat menyerang satu bahkan lebih dalam tubuh kita secara bersamaan, seperti nyeri kepala, nyeri perut, nyeri punggung, nyeri kaki, nyeri mata. Selain itu, seseorang yang mengalami gangguan somatisasi biasanya juga merasakan beberapa gejala, antara lain:

1. Merasa cemas yang berlebihan (Illness Anxiety Disorder)

Rasa cemas yang berlebihan timbul terhadap keluhan fisik yang seolah-olah dirasakan. Mereka akan merasa bahwa dirinya benar-benar sedang terkena penyakit dan menganggap hal tersebut sangat serius. Selain itu, seseorang dengan gangguan somatisasi sering merasa khawatir terhadap aktivitas fisik yang dilakukan dapat membahayakan tubuh mereka.

2. Gejala yang dirasakan tidak dapat dibuktikan secara medis

Seperti penjelasan dari pengertian gangguan somatisasi, penderita biasanya mengalami keluhan fisik namun tidak dapat dibuktikan kebenarannya oleh pemeriksaan medis. Di samping itu, gejala-gejala ringan sering dianggap serius dan dicemaskan. Seperti ketika sakit kepala, dianggap sebagai sinyal tumor otak, atau sesak napas dianggap menunjukkan timbulnya asma.

3. Berulang kali memeriksakan kesehatan ke dokter

Rasa cemas dan khawatir terhadap keluhan fisik yang dialami, membuat penderita memeriksakan diri ke dokter. Namun saat dokter mengatakan bahwa tubuhnya baik-baik saja, orang yang mengalami gangguan somatisasi akan denial atau menolak jawaban dokter tersebut, bahkan menganggap dokter tidak serius dengan gejala yang dialami.

Alih-alih mempercayai hasil periksa dokter, orang yang mengalami gangguan somatisasi akan mencoba untuk mencari dokter lain demi mendapat jawaban yang lebih memuaskan.

Gangguan somatisasi apabila dibiarkan akan membahayakan penderitanya. Hal ini dikarenakan rasa stres dan frustasi yang timbul tiap kali setelah memeriksakan diri ke dokter. Mereka akan merasa tidak puas jika tidak ada penjelasan fisik yang lebih baik untuk gejala yang dialami. Stres sering membuat seseorang menjadi lebih khawatir tentang kesehatan mereka, dan ini menciptakan lingkaran setan yang dapat bertahan selama bertahun-tahun.

Penyebab Gangguan Somatisasi

Secara umum, gejala fisik yang muncul akibat gangguan somatisasi dipicu oleh alam bawah sadar ataupun pikiran seseorang. Namun secara lebih detail, gangguan somatisasi juga dapat disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya:

1. Dihadapkan oleh stres berat yang sulit untuk dihadapi

2. Mengalami kecemasan atau depresi

3. Faktor genetik, seperti sensitivitas berlebih mengenai sinyal-sinyal atau tanda-tanda ancaman

4. Kecenderungan memiliki pandangan atau kepribadian yang negatif

5. Adanya trauma di masa lalu

Cara Mencegah Gangguan Psikosomatis

Sebenarnya, nggak ada satu solusi konkret untuk mengatasi somatisasi seutuhnya. Hal ini karena somatisasi hadir akibat kondisi mental dan pikiran alam bawah sadar kita. Maka cara pertama adalah menerima dan menyadari terlebih dahulu apa yang sesungguhnya terjadi. Namun jika sudah parah, penderita dapat melakukan Cognitive behavioral therapy (CBT) dengan terapis.

Tapi ada beberapa cara nih, yang bisa dijadikan usaha untuk meminimalisir terkena gangguan somatisasi, antara lain:

1. Belajar mengelola stres

Karena gangguan somatisasi salah satunya timbul akibat stres yang berat, maka salah satu cara mencegahnya adalah dengan mengelola stres itu sendiri. Mengelola stres memang bukan hal mudah dan nggak bisa dipelajari satu dua hari. Apalagi mengelola stres sangat bergantung pada masing-masing manusia yang sifatnya pun dinamis.

Baca juga: Belajar Mengelola Stres Untuk Hidup Lebih Bahagia

Tapi, poin penting yang bisa lo jadiin kunci untuk mengelola stres adalah lo bisa tau penyebab dari stres yang lo alami. Ketika lo tau nih penyebab lo merasa stres, lo juga bisa dengan mudah tau cara-cara alternatif mengurangi bahkan menghilangkan stres tersebut.

2. Menerapkan pola hidup sehat

Pola hidup sehat dapat membantu seseorang untuk menghindari stres dan mengatasi rasa cemas. Menerapkan pola hidup sehat dapat dilakukan sesederhana tidur yang cukup. Di samping itu juga dapat dilakukan dengan aktif bergerak dan berolahraga, maupun mengonsumsi makan-makanan sehat.

YouTube Satu Persen – Cara Hidup Lebih Sehat Menurut Psikologi

3. Berhubungan baik dengan orang terdekat

Berhubungan baik dengan orang terdekat amatlah penting sebagai sarana recharge diri. Terlebih orang terdekat dalam hidup yang tentu udah tau dong, gimana diri kita. Perasaan saling terbuka dengan orang terdekat akan mendorong untuk dapat menceritakan keluh kesah kehidupan secara terbuka. Di mana keluh kesah ini mungkin dapat menimbulkan stres. Feedback dari teman terdekat seperti saran dan penyemangat juga mampu untuk meredakan kecemasan.

Spongebob dan Patrick
Cr. Duniaku.com

4. Melakukan konsultasi dengan tenaga profesional

Ketika seseorang mengalami gangguan somatisasi dan memeriksakannya pada dokter fisik, tentu dokter akan mengarahkan kepada psikoterapis atau dokter jiwa untuk melakukan terapi. Namun sebelum ke langkah yang lebih besar, bisa loh Perseners melakukan konsultasi terlebih dahulu bahkan dengan online counseling. Tentu langkah awal ini akan lebih hemat biaya dan tenaga sebelum berkunjung ke dokter jiwa.

Kabar baiknya, Satu Persen punya layanan online konseling dengan berbagai paket yang bisa dipilih sesuai dengan kebutuhan lo. Konseling online Satu Persen juga ditangani langsung oleh Psikolog lulusan S2 profesi psikolog klinis dewasa dan lo juga bisa dapetin terapi tertentu jika diperlukan.

Lo bisa klik di bawah ini ya, untuk cari tau lebih lengkap dan mendaftar!

CTA-Blog-Post-06-1-5

Kalau lo masih ragu apakah konseling adalah layanan yang tepat atau belum, lo boleh ikut tes konsultasi dulu sebelum memutuskan layanan mana yang bisa lo pilih.

Di akhir, gue Zahra Blog Writer Satu Persen, mau ngingetin kalian buat jangan pernah lupa istirahat seberapa sibuk pun aktivitas kalian. Salam #HidupSeutuhnya dan sampai jumpa di artikel selanjutnya!

Referensi:

  1. Joel E. Dimsdale. 2020. Somatic Symptom Disorder. MD, University of California, San Diego.
  2. Brenda Goodman, MA. 2020. Somatic Symptom and Related Disorders retireved from Somatoform Disorders: Symptoms, Types, and Treatment (webmd.com)
  3. Somatic symptom disorder. American Psychiatric Association. https://www.psychiatry.org/psychiatrists/practice/dsm/educational-resources/dsm-5-fact-sheets.
  4. Honest Doc Editorial Team. 2019. Gangguan Somatisasi – Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati. Retrieved from Gangguan Somatisasi Adalah? – Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati | HonestDocs
Read More
judi

Kenali Compulsive Sexual Behavior, Gangguan Seksual yang Buat Candu

Kenali Compulsive Sexual Behavior, Gangguan Seksual yang Bikin Candu
Satu Persen – Compulsive Sexual Behavior

Halo, Perseners! Gimana kabarnya?

Gue mau nanya nih guys ke kalian, khususnya buat orang-orang yang secara seksual aktif, kalian pernah gak sih ngerasa kalau sehabis melakukan masturbasi, menonton konten pornografi, dan yang lainnya selalu merasa kalau itu semua tuh kurang? Atau lebih parahnya lagi kalian jadi menyimpan banyak sekali konten pornografi di smartphone kalian?

Nah, kalau dari beberapa hal yang gue sebutkan di atas ternyata lagi kalian alami, mungkin ini yang harus diwaspadai nih, Perseners. Waspada karena mungkin ini bisa saja perilaku compulsive sexual behavior atau hiperseksual.

Karena lagi ngomongin tentang compulsive sexual behavior nih, di artikel kali ini gue akan membahas seputaran tentang compulsive sexual behavior atau hiperseksual. Jadi simak hingga akhir dan jangan lupa buat share ke teman-teman maupun kerabat lo, selamat membaca.

Tapi sebelumnya, ada pepatah bilang, tak kenal maka tak sayang, semakin kenal tambah sayang. Jadi, kenalin nama gue Dimsyog (acronym dari Dimas Yoga). Di sini gue sebagai Part-time Blog Writer dari Satu Persen. Simak sampai habis, ya!

Baca juga: Sexual Consent: Hal yang Wajib Dibicarakan Sebelum Berhubungan

Compulsive Sexual Behavior - Hiperseksual
Sumber: ct.counseling.org

So, Compulsive Sexual Behavior Itu Apa?

Ada banyak jenis gangguan seksual yang bisa menyerang seseorang. Salah satu yang paling berbahaya adalah compulsive sexual behavior atau hiperseksual. Kenapa sih gangguan ini dapat dibilang paling berbahaya? Karena orang dengan compulsive sexual behavior atau hiperseksual sering mengalami kesulitan mengendalikan gairah seksual mereka. Selain itu, untuk mencapai kepuasan seksual juga gak mudah, dan mereka kehilangan keinginan untuk memiliki hubungan pribadi dengan siapa pun selain yang berhubungan seks.

Meskipun gak pernah ada bukti bahwa compulsive sexual behavior atau hiperseksual menyerang sejak lahir atau disebabkan oleh faktor genetik, itu gak berarti bahwa kemungkinan serangan compulsive sexual behavior atau hiperseksual  ini minimal, Perseners.

Menurut data dari Medical News, Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO telah mengategorikan compulsive sexual behavior atau hiperseksual dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM 5). Gangguan ini didefinisikan sebagai gangguan impuls, ditandai dengan ketidakmampuan untuk mengontrol dorongan seksual yang intens dan berulang.

Baca juga: Hubungan Seksual Sebelum Menikah: Perspektif Satu Persen

Lalu, Gejalanya Apa Aja, Sih?

Orang dengan gangguan ini memiliki perilaku seksual yang kompulsif dan beragam. Beberapa orang mungkin mengalami dorongan yang sangat kuat untuk masturbasi dan merasakan dorongan untuk berhubungan seks dengan beberapa pasangan yang berbeda pada hari yang sama.

Menurut MayoClinic, berikut merupakan beberapa tanda seseorang adalah compulsive sexsual behavior atau hiperseksual:

  1. Memiliki fantasi, dorongan, dan perilaku seksual yang intens dan berulang
  2. Mendesak untuk terlibat dalam perilaku seksual tertentu, tetapi merasa bersalah atau menyesal setelah melepaskannya
  3. Kesulitan mengurangi atau mengendalikan fantasi, dorongan, dan perilaku seksual
  4. Perilaku seksual kompulsif sebagai cara untuk melarikan diri dari masalah seperti kesepian, depresi, kecemasan, atau stres
  5. Kemungkinan menularkan penyakit menular seksual kepada orang lain, mengganggu hubungan sosial, masalah aktivitas sehari-hari, kesulitan keuangan, masalah hukum
  6. Kesulitan mengembangkan dan memelihara hubungan yang sehat dan stabil dengan orang lain.

Penyebab Seseorang Mengalami Compulsive Sexual Behavior

Meskipun penyebab compulsive sexual behavior atau hiperseksual gak ditemukan di DSM-5 dan belum dipahami dengan baik, para ahli kesehatan mental di Amerika menyarankan bahwa compulsive sexsual behavior atau hiperseksual dapat disebabkan oleh stres yang berlebihan, gangguan mental, dan perubahan suasana hati.

Kemudian, pengalaman traumatis yang dialami semasa kecil atau remaja terwujud, yang dapat diakibatkan oleh kekerasan fisik, emosional atau seksual juga bisa menjadi penyebabnya. Faktor lain yang dapat mempengaruhi dan mendorong seseorang untuk menjadi hiperseksual adalah ketidakseimbangan hormon Androgen. Androgen adalah hormon seks yang memengaruhi libido.

Ketika tubuh memproduksi terlalu banyak hormon androgen, hal tersebut dapat meningkatkan risiko seseorang menjadi compulsive sexsual behavior atau hiperseksual. Senyawa kimia di otak juga ditengarai menjadi penyebab compulsive sexsual behavior atau hiperseksual.

Penelitian menunjukkan bahwa orang dengan compulsive sexual behavior atau hiperseksual mungkin memiliki perbedaan neurokimia di pusat otak. Bahan kimia ini dilepaskan selama hubungan seksual dan menciptakan kecanduan yang mirip dengan penggunaan obat-obatan atau alkohol.

Bagaimana Cara Mengatasinya?

Menurut data dari MayoClinic, gangguan compulsive sexual behavior atau hiperseksual dapat diobati dengan psikoterapi dan penggunaan obat-obatan. Tujuan pengobatan adalah untuk membantu pasien mengendalikan impuls mereka, mengurangi perilaku berlebihan, dan berpartisipasi dalam aktivitas seksual yang sehat.

Berikut ini adalah metode yang berbeda untuk mengobati gangguan compulsive sexual behavior atau hiperseksual:

1. Penggunaan obat-obatan

Obat-obatan
Gambar oleh Stevepb dari Pixabay.com

Selain psikoterapi, pasien juga dapat menerima obat untuk mengontrol bahan kimia di otak yang berhubungan dengan perilaku kompulsif. Obat yang diberikan dapat berupa antidepresan, penstabil mood, atau antiandrogen untuk mengurangi efek biologis hormon seks.

2. Psikoterapi

Psikoterapi
Gambar oleh Mohamed Hassan dari Pixabay.com

Psikoterapi mengajak mereka yang terkena untuk berani mengatakan apa yang mereka pikirkan dan rasakan. Tujuan terapi adalah untuk membantu mereka mengontrol perilaku compulsive sexual behavior atau hiperseksual. Nah, psikoterapi ini sendiri di bagi menjadi tiga, yaitu:

1. Terapi perilaku kognitif

Terapi ini membantu pasien untuk mengidentifikasi keyakinan dan perilaku negatif dan menggantinya dengan cara yang lebih positif dan adaptif.

2. Terapi penerimaan dan komitmen

Terapi ini menekankan penerimaan pikiran dan keberanian untuk terlibat dalam aktivitas yang dapat mengalihkan pikiran dari aktivitas seksual kompulsif.

3. Terapi psikodinamik

Terapi psikodinamik berfokus pada peningkatan kesadaran  pikiran dan perilaku bawah sadar. Pikiran korban menjadi persepsi baru untuk meredakan ketegangan psikologis pikiran seksual. Ketiga terapi ini dapat dilakukan secara individu, kelompok, keluarga atau pasangan.

Ingat, hanya psikolog yang dapat mendiagnosis seseorang dengan compulsive sexsual behavior atau hiperseksual. Oleh karena itu, hindari self-diagnosis, alias juga dikenal sebagai mendiagnosa diri sendiri.

Jika lo merasakan gejalanya, cobalah meminta bantuan kepada psikolog. Dengan begitu, lo bisa menemukan cara yang tepat untuk menghadapi gangguan yang lo miliki, sob! Misalnya dengan mengikuti layanan konseling di Satu Persen. Buat informasi lebih lengkap dan pendaftarannya, lo bisa langsung aja klik banner di bawah ini.

CTA-Blog-Post-06-1-1

Jika lo masih ragu untuk mengikuti layanan konsultasi, lo dapat mencoba tes gratis dari kita terlebih dahulu. Dengan tes ini, lo akan tahu layanan konsultasi mana yang terbaik untuk masalah lo. Caranya gampang banget, cukup klik aja di sini.

Akhir kata, sebaiknya jangan menjadikan compulsive sexual behavior atau hiperseksual sebagai penghambat hidup lo. Dia harus diatasi supaya lo bisa lebih menikmati hidup dan #HidupSeutuhnya!

Jangan lupa juga buat follow Instagram @satupersenofficial dan Channel YouTube Satu Persen buat dapat informasi menarik tentang kesehatan mental dan pengembangan diri.

Gue Dimsyog dari Satu Persen, selamat mencoba untuk menjadi sahabat dan teman terbaik bagi diri lo sendiri. Thanks!

Referensi:

Compulsive sexual behavior – Symptoms and causes – Mayo Clinic. (n.d.). Retrieved October 17, 2021, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/compulsive-sexual-behavior/symptoms-causes/syc-20360434

Compulsive Sexual Behavior dan Resikonya – Lifestyle Fimela.com. (n.d.). Retrieved October 17, 2021, from https://www.fimela.com/lifestyle/read/3840228/compulsive-sexual-behavior-dan-resikonya

Read More
judi

Sering Lupa? Yuk Kenali 5 Gejala Penyakit Alzheimer

Satu Persen Gejala Penyakit Lupa Alzheimer
Satu Persen – Gejala Penyakit Alzheimer

Perseners, pernah nggak sih kalian nemuin celetukan-celetukan ini ketika ngobrol bareng temen?

Bentar bentar, kok gue lupa ya…? Haduh, tanda-tanda udah tua, nih.

Atau

Aduh, gue nggak inget. Maklum faktor usia.

Yup, sering kali kondisi lupa akan sesuatu dikaitkan dengan faktor usia. Kondisi ini sering dikenal dengan istilah pikun atau demensia, suatu hal yang dianggap lumrah untuk orang yang sudah berusia lanjut. Tapi nih Perseners, sebenarnya ada juga loh, kondisi sering  lupa yang menjadi salah satu dari gejala penyakit mematikan yang bahkan belum ditemukan obatnya.

Nama penyakit ini adalah demensia alzheimer atau lebih akrab disebut alzheimer. Dilansir Alzheimer’s Indonesia, alzheimer merupakan penyakit di mana terjadi penurunan fungsi otak termasuk fungsi kognitif yang meliputi kemampuan daya ingat, berbahasa, fungsi visuospatial dan fungsi eksekutif ODD. Penyakit ini lebih sering ditemui pada perempuan dan berusia lebih dari 60 tahun.

Alzheimer ditemukan oleh Alois Alzheimer pada tahun 1906. Penyakit ini merupakan bagian dari jenis penyakit demensia yang paling banyak ditemui. Atau bisa dikatakan 0-70 persen dari kasus demensia atau pikun merupakan Alzheimer. Penyakit yang dapat menyebabkan kematian ini hanya bisa diperlambat perkembangannya melalui obat-obatan namun tidak bisa disembuhkan secara total.

Baca juga: Sering Lupa? Bisa Jadi Kamu Mengalami Gejala Demensia

Lalu, Apa Saja Gejala Alzheimer?

Meskipun sudah 115 tahun sejak ditemukannya penyakit ini belum ada obatnya, alzheimer sudah dapat dideteksi gejalanya sejak dini, loh. Terlebih penyakit alzheimer dimulai setidaknya 10 tahun sebelum gejala-gejala umum muncul. Berikut beberapa gejalanya:

1. Sering Lupa atau Mengalami Gangguan Daya Ingat

Lupa yang dialami orang normal dengan orang yang mengalami gangguan alzheimer berbeda loh, Perseners. Orang normal yang lupa akan sesuatu, akan mudah untuk mengingatnya kembali dalam kurun waktu yang cepat. Sedangkan seseorang dengan gangguan alzheimer akan lupa dengan suatu hal yang bahkan baru saja terjadi dan lupa terhadap hal-hal umum, seperti acara yang baru diadakan bahkan nama kamu.

2. Sulit Fokus

Seseorang dengan penyakit alzheimer akan sulit sekali fokus terhadap sesuatu. Hal ini menyebabkan mereka membutuhkan waktu yang lama untuk menyelesaikan suatu pekerjaan, bahkan pekerjaan sederhana atau umum seperti memasak dan menyetir mobil. Di samping itu, sulitnya diri untuk fokus membuat mereka juga kesusahan untuk merencanakan sesuatu.

3. Disorientasi Tempat dan Waktu

Disorientasi adalah perbedaan apa yang dirasakan seseorang dengan apa yang sebenarnya terjadi sehingga menimbulkan kebingungan. Orang dengan penyakit alzheimer sering mengalami disorientasi tempat dan waktu. Mereka akan mudah tersesat atau bahkan tidak tau jalan pulang ketika bepergian. Dan bisa juga, melakukan pekerjaan-pekerjaan yang seharusnya dilakukan di pagi hari pada malam hari.

Alzheimer
Cr. Dicito Community

4. Kesulitan Memahami Visuospatial

Kesulitan memahami visuospatial dapat ditandai dengan kesulitan membedakan warna, tidak mengenali wajah sendiri di cermin, menabrak cermin saat berjalan hingga tidak tepat saat menuangkan air ke dalam gelas. Selain itu, penderita alzheimer juga perlahan-lahan akan kesulitan untuk membaca dan mengukur jarak

5. Perubahan Perilaku dan Kepribadian

Perubahan emosi yang drastis juga kerap dialami oleh orang yang terkena alzheimer. Mereka akan mudah sekali bingung, cemas, bahkan curiga dan depresi. Di samping itu, penderita alzheimer akan lebih bergantung terhadap keluarganya. Emosi ini kemudian mendorong penderita alzheimer untuk merasa mudah kecewa dan putus asa.

Kalau Perseners melihat keluarga terdekat atau bahkan merasakan sendiri gejala-gejala diatas, bisa banget untuk segera berobat ke dokter untuk dikonsultasikan. Dengan menyadari lebih awal gejala yang dirasa, akan mempercepat pula pemberian obat dari dokter. Hal ini membantu memperlambat perkembangan gejala agar tidak semakin parah.

Cara Mencegah Penyakit Alzheimer

Selain menyadari lebih dini gejala dari penyakit alzheimer, penyakit ini juga dapat dicegah. Salah satu faktor kuncinya yaitu dengan menjalani pola hidup sehat.  Beberapa cara menjalani pola hidup sehat untuk mencegah Alzheimer diantaranya:

1. Menjaga Kesehatan Jantung

Menjaga kesehatan jantung menjadi kunci menerapkan gaya hidup sehat. Seperti dengan tidak merokok dan menjaga kolesterol serta tekanan agar tidak tinggi. Hal ini dilakukan supaya tidak memicu penyakit stroke yang dapat mengembangkan penyakit alzheimer.

2. Berolahraga

Beraktivitas fisik atau olahraga juga dapat membantu mengurangi tekanan darah dan berat badan, serta mengurangi risiko diabetes tipe II dan beberapa bentuk kanker. Hal ini dikarenakan ketika kita berolahraga aliran darah dan oksigen akan menuju otak.

Tari poco-poco mengurangi risiko penyakit alzheimer
Cr. novikatw.wordpress.com

Dengan berolahraga yang teratur bahkan dapat mengurangi risiko terkena alzheimer hingga 50 persen. Olahraga poco-poco menurut bukti dari riset dapat mengurangi risiko penyakit alzheimer loh, Perseners!

Baca juga: Olahraga: Cara Ampuh Menghilangkan Stres

3. Menjaga Pola Makan

Hal penting yang harus ada dalam pola hidup sehat adalah menjaga pola makan. Apa yang kita makan mencerminkan bagaimana kualitas dari tubuh kita. Nah, Perseners bisa nih cobain Tes Kualitas Makan dari Satu Persen untuk mengetahui bagaimana kualitas dari pola makan teman-teman selama ini.

Tes Kualitas Makan
Satu Persen – Tes Kualitas Makan

Tentu saja dalam menjaga pola makan dianjurkan untuk mengurangi fast food. Perseners disarankan untuk memperbanyak konsumsi sayur dan buah segar, gandum utuh, minyak zaitun, kacang-kacangan, ikan, unggas, telur, dan susu.

4. Bersosialisasi dan Beraktivitas Positif

Kegiatan sosial apalagi aktivitas yang positif membantu mengurangi risiko alzheimers melalui stimulasi otak. Dengan bersosialisasi pula dapat mengurangi risiko stres dan depresi. So, sesibuk apa pun Perseners mengerjakan tugas seharian, jangan pernah lupa ya untuk ngobrol-ngobrol santai bareng teman!

Di Akhir, gue mau menegaskan bahwa kondisi sering lupa bukanlah hal yang wajar untuk orang orang berusia lanjut. So, yuk mulai jaga kualitas hidup kita dengan pola hidup sehat dan #HidupSeutuhnya! Kalau lo merasa sering lupa sehingga mengganggu aktivitas lo, lo bisa konsultasi ke psikolog Satu Persen. Klik banner di bawah ya buat info selengkapnya.

CTA-Blog-Post-06-1-4

Gue Zahra Blog Writer Satu Persen, salam sehat mental dan sampai jumpa di artikel selanjutnya!

Referensi:

  1. Alzheimer’s Disease.2021.  Psychology Today. retrieved from Alzheimer’s Disease | Psychology Today
  2. 10 gejala awal Demensia Alzheimer. 2019. Retrieved from 10 gejala awal Demensia Alzheimer – Alzheimer Indonesia (alzi.or.id).
  3. Faktor-Faktor Resiko & Cara Mengurangi Resiko Demensia Alzheimer. 2019. retrieved from Faktor-Faktor Resiko & Cara Mengurangi Resiko Demensia Alzheimer – Alzheimer Indonesia (alzi.or.id)
  4. Tua Tidak Harus Pikun, Ini Cara Mencegah Alzheimer yang Tepat. 2019. Retrieved from https://www.sehatq.com/artikel/cara-mencegah-penyakit-alzheimer/amp
Read More
judi

Kenali 7 Macam Gangguan Depresi (Gejala, dan Cara Mengatasinya)

Macam-macam Depresi
Satu Persen – Macam-macam Depresi

Halo semua, balik lagi sama aku Senja!

Pasti kalian udah gak asing dengan istilah gangguan depresi. Depresi merupakan gangguan kesehatan mental yang ditandai dengan kesedihan yang terjadi secara terus-menerus. Penderita depresi juga akan kekurangan minat atau kesenangan dalam kegiatan yang sebelumnya bermanfaat atau menyenangkan bagi mereka.

Tahu gak Perseners, ternyata sebanyak 264 juta orang di seluruh dunia telah menderita gangguan depresi. Tak hanya itu, menurut World Health Organization (WHO) depresi menjadi penyebab utama kecacatan di seluruh dunia.

Depresi juga berkontribusi besar terhadap beban penyakit global. Efek depresi dapat bertahan lama, kompleksnya dapat mengganggu seseorang dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

Gangguan depresi itu juga banyak banget macamnya. Jadi, di sini aku bakal menjelaskan macam-macam gangguan depresi beserta penjelasannya ya, Perseners! Simak penjelasan aku di bawah ini!

Gangguan Depresi Mayor (MDD)

Depression meme - Major Depressive Disorder
Cr. imgflip.com

Salah satu jenis gangguan mental yang paling dikenal adalah gangguan depresi mayor (MDD). Depresi mayor merupakan jenis gangguan mental yang ditandai dengan perubahan mood yang terus menerus menekan diri sendiri.

Depresi mayor menyebabkan penurunan kualitas hidup dan kurangnya minat dalam kehidupan sehari-hari. Gejala depresi mayor biasanya berlangsung berminggu-minggu sampai hitungan bulan. Beberapa gejala yang dialami penderita depresi mayor adalah:

1. Perubahan berat badan

2. Perubahan waktu tidur

3. Kelelahan

4. Merasa tidak berharga

5. Sulit berkonsentrasi

6. Memiliki pikiran untuk bunuh diri

Gangguan Depresi Persisten (PDD)

smile meme
Cr. good.is

Gangguan Depresi Persisten atau yang dikenal dengan sebutan distimia merupakan gangguan depresi kronis yang berlangsung lama. Biasanya terjadi selama bertahun-tahun. Meskipun gejalanya tidak separah gangguan depresi mayor, gejalanya menetap dan bertahan lama.

Selain itu, penderita depresi persisten juga seringkali memiliki kesulitan dalam bersosialisasi dan menjalani aktivitas sehari-hari. Gejala PDD meliputi:

1. Merasa bersalah

2. Mudah marah

3. Tidak percaya diri

4. Sulit tidur

5. Perubahan nafsu makan

6. Sulit berkonsentrasi

7. Hilang minat

Gangguan Bipolar

Gangguan bipolar sering disebut sebagai penyakit manik depresi. Gangguan bipolar merupakan gangguan mental yang ditandai dengan perubahan suasana hati yang meningkat secara tidak normal atau dikenal sebagai periode manik. Bentuk manik yang tidak terlalu ekstrim disebut hipomanik.

Namun, pada satu waktu orang juga dapat mengalami penurunan suasana hati atau biasa disebut periode depresi. Contoh periode manik seperti mudah gembira dan bersemangat. Sedangkan pada periode depresi seseorang akan merasa putus asa dan mudah tersinggung.

Selain perubahan suasana hati, orang yang mengalami bipolar akan mengalami perubahan energi dan tingkat aktivitas untuk melakukan tugas sehari-hari. Terdapat beberapa gejala fisik dan emosional yang ditunjukkan oleh orang yang terkena bipolar, yaitu:

1. Mudah lelah dan lesu

2. Insomnia

3. Merasa putus asa dan hilanh harga diri

4. Cemas

5. Ragu-ragu

6. Agresif

Baca juga: Stres vs Depresi: Ini Perbedaannya Menurut Psikolog

Depresi Postpartum (PPD)

Depresi yang terjadi pada saat masa kehamilan atau kelahiran anak. Hal ini disebabkan oleh perubahan hormonal dalam tubuh yang seringkali dapat mempengaruhi suasana hati seorang wanita.

Depresi postpartum berbeda dengan baby blues. Baby blues merupakan perubahan emosi yang hanya berlangsung beberapa minggu dan seiring waktu akan menghilang. Sedangkan gejala penderita depresi postpartum lebih berat dan lebih lama dari baby blues.

Gejala yang sering dialami penderita depresi postpartum adalah:

1. Merasa tidak berdaya dan putus asa

2. Menarik diri dari lingkungan sosial

3. Kehilangan minat pada hal-hal yang dulu disukai

4. Merasa tidak berharga

5. Mengalami kecemasan

6. Memiliki pikiran ingin menyakiti diri sendiri atau bayinya

7. Memiliki pikiran untuk bunuh diri

Gangguan Disforik Pramenstruasi (PMDD)

Gangguan Disrofil Pramenstruasi atau PMDD adalah gangguan depresi yang terjadi pada saat menjelang menstruasi. PMDD hampir sama dengan sindrom pramenstruasi. Namun, gejala yang ditunjukkan PMDD ini lebih berat. Gejala yang paling umum terjadi adalah:

1. Kecenderungan ingin makan sesuatu

2. Kelelahan ekstrim

3. Sering mengkritik diri sendiri

4. Sulit berkonsentrasi

5. Kecemasan berlebihan

6. Perubahan emosi

Gangguan Afektif Musiman (SAD)

Gangguan Afektif Musiman atau SAD biasa terjadi di negara bagian utara atau selatan yang letaknya jauh dari garis ekuator, Perseners! SAD merupakan gangguan depresi yang terjadi dengan pola musiman.

SAD dipicu oleh irama sirkadian dalam tubuh. Irama sirkadian adalah istilah yang digunakan buat mengatur kebiasaan fisiologis atau kegiatan yang dilakukan sehari-hari.

Gejala yang dialami penderita SAD adalah sering depresi, mengantuk, dan meningkatnya berat badan selama musim dingin padahal saat musim semi baik-baik saja.

Depresi Atipikal

Depresi Atipikal sebetulnya hampir sama seperti MDD. Namun terdapat perbedaan mencolok yang ditunjukkan penderita depresi atipikal, yaitu mengalami peningkatan suasana hati saat mengalami peristiwa positif.

Penyebab depresi atipikal masih belum diketahui secara pasti. Selain mengalami gejala depresi pada umumnya, terdapat gejala khusus yang dirasakan penderita depresi atipikal, yaitu:

1. Nafsu makan meningkat

2. Berat badan naik

3. Terlalu banyak tidur, entah pada siang atau malam hari

4. Peningkatan suasana hati saat berada dalam peristiwa positif

5. Sensitif dengan kritikan atau penolakan dari orang lain

Baca juga: Cara Mengatasi Depresi secara Mandiri

Depression meme
Cr. good.is

Cara Mengatasi Gangguan Depresi

Gejala depresi dapat diminimalisir dengan rajin olahraga, tidur cukup, serta  makan dengan mengatur pola makan yang sehat. Namun, secara umum cara mengatasi semua jenis gangguan depresi adalah dengan mengkonsultasikan langsung kepada ahlinya melalui layanan konseling dengan psikolog.

psycholog meme - counseling meme
Cr. mentallyagile.com

Nah, kalian bisa kok berkonsultasi melalui konseling yang sudah disediakan Satu Persen dengan klik banner di bawah ini ya!

CTA-Blog-Post-06-1-22

Satu Persen secara profesional akan membantu kalian untuk mengatasi masalah ini. Konseling Satu Persen akan dilakukan secara one-on-one. Jadi kalian akan diberikan asesmen mendalam dan terapi khusus untuk mengatasi masalah sesuai dengan jenis gangguan depresi kalian.

Oh iya, konseling Satu Persen ditangani oleh psikolog lulusan S2 profesi klinis dewasa, ya! Jadi psikolog Satu Persen dapat memberikan diagnosis tepat yang sesuai sama gejala kalian.

So, sekian dulu ya dari aku, semoga artikel ini membantu kalian buat menjalani hari lebih bermanfaat. Sampai jumpa lagi!

Editor’s Note: Buat Perseners yang merasakan gejala dari salah satu jenis depresi yang ada di artikel ini, dimohon buat gak langsung melakukan self-diagnose, ya! Kalau memang mengganggu kehidupan sehari-hari, Perseners bisa langsung cobain aja layanan konseling dari Satu Persen dan berkonsultasi langsung dengan psikolog yang ahli di bidangnya. Kalau masih ragy, bisa mencoba ikut tes konsultasi dulu ya! Stay safe!

Referensi:

https://www.nimh.nih.gov/health/topics/bipolar-disorder

https://www.verywellmind.com/common-types-of-depression-1067313

https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/atypical-depression/symptoms-causes/syc-20369747

https://www.who.int/health-topics/depression#tab=tab_1

Read More
judi

Kenali Lingkungan Kerja Toxic yang Dapat Mengganggu Kesehatan Mentalmu

lingkungan kerja toxic
Satu Persen – Lingkunan Kerja Toxic

Stres di tempat kerja sebenarnya wajar-wajar aja, kok. Saat kamu merasa lelah dan butuh istirahat, ternyata target belum tercapai, dikejar deadline, harus kerja ekstra, client yang agak ‘rewel’, dan hal-hal lainnya yang terasa sedikit menjengkelkan bisa aja justru terjadi. Well, kalau nggak stres mungkin keberadaan kamu sebagai manusia harus dipertanyakan.

Kalau situasinya lebih buruk daripada itu, misalnya kamu sering diberikan kerjaan yang berlebih (yang tidak masuk akal), kurangnya tunjangan dan kompensasi, rekan kerja yang suka bergosip, kamu merasa tertekan, bahkan kamu sering menangis di tempat kerja, hal ini bukan stres biasa. Bisa jadi lingkungan kerjamu termasuk ke dalam lingkungan kerja yang tidak sehat atau sering dikenal sebagai toxic work environment atau lingkungan kerja toxic.

Toxic work environment adalah suatu kondisi lingkungan kerja di mana budaya perusahaan, rekan kerja, situasi kerja, dan kombinasi dari itu semua membuat seseorang merasa terganggu sehingga berpengaruh kepada kondisi kesehatan mental.

Gimana ciri-ciri lingkungan kerja toxic? Gimana caranya menyelamatkan diri dari lingkungan kerja yang tidak sehat? Kali ini, aku, Sista, Blog Writer dari Satu Persen akan berbagi informasi seputar lingkungan kerja yang toxic. Baca sampai habis untuk dapat keseluruhan insight-nya, ya~

Ciri- ciri Lingkungan Kerja Toxic

Setelah memahami sekilas bagaimana gambaran dari Toxic Work Environment, berikut adalah beberapa ciri-cirinya:

1. Lebih banyak kehidupan kerja daripada kehidupan pribadi

overworked meme - meme capek kerja
Source: Pinterest

Perseners, kamu sering membawa pekerjaan ke rumah? Atau kamu terbiasa membuka email di tengah malam? Lalu, mulai bekerja lagi keesokan paginya hingga larut malam. Begitu seterusnya.

Kalau kamu merasakan hal ini, bahkan di hari libur masih mengurusi pekerjaan, mungkin perusahaan kamu memiliki budaya perusahaan yang tidak sehat untuk para karyawan. Meskipun kamu termasuk orang yang senang bekerja keras, ketika pekerjaan sudah memotong waktu pribadi dan merusak kebahagiaanmu, mungkin ada suatu kesalahan di dalamnya, Perseners.

Baca juga: Waktu Habis buat Kerja? 5 Cara Menjaga Work-Life Balance

2. Kamu merasa tidak berkembang

Kalau kamu masih berada di posisi yang sama sejak lama, tidak pernah diberikan kesempatan untuk mengembangkan potensi, tidak adanya peningkatan skill, merasa tidak bersemangat, sepertinya kamu harus bergerak dari perusahaan itu, Perseners. Coba perhatikan rekan kerjamu, apakah tidak ada antusiasme dari mereka? Jika iya, mungkin saat ini kamu sedang berada di kondisi lingkungan kerja yang tidak sehat.

3. Rekan kerja tidak profesional

Coba perhatikan kembali lingkungan di sekitarmu. Apakah rekan kerjamu tidak pernah menganggap serius pekerjaannya? Misalnya, selalu datang terlambat ketika rapat, tidak antusias dengan pekerjaannya, senang mengumbar gosip, dan selalu mengeluh. Idealnya, lingkungan kerja yang baik didukung oleh rekan kerja yang supportive, profesional, menyenangkan, dan bahagia untuk membuat hari-hari kerja kamu jauh lebih baik.

4. Bos yang kejam

boss meme - meme toxic boss
Source: boredpanda.com

Seseorang yang memiliki kekuasaan lebih besar, belum tentu memiliki jiwa kepemimpinan yang lebih baik loh, Perseners. Jika atasan kamu sering menuntut untuk selalu setuju dengannya, sering memberi tahu bahwa ia benar, mengharapkan orang lain untuk menjadi sempurna, lebih parahnya lagi, mungkin atasan kamu pernah berkata, “Kamu seharusnya merasa beruntung dapat pekerjaan ini!”,  it’s a big no no.

Hanya karena atasanmu berada di posisi yang lebih tinggi, bukan berarti ia dapat berlaku seenaknya kepada karyawannya. Mungkin ini saatnya kamu mempertimbangkan kembali pengajuan resign untuk kehidupan kerja yang lebih baik.

Dampak Lingkungan Kerja Toxic pada Kesehatan Mental

work meme - meme kerja
http://me.me

Jika kamu merasakan ciri-ciri yang telah disebutkan tadi, kemungkinan besar kamu sedang berada di lingkungan kerja toxic. Apa sih dampaknya buat kesehatan mental? Nah, ini dia beberapa tanda-tanda yang akan ditimbulkan kalau kamu sedang berada di lingkungan kerja toxic:

1. Ketakutan

Kalau kamu sedang terjebak dalam lingkungan kerja yang toxic, kamu mungkin sering merasa khawatir untuk datang ke kantor. Kamu merasa cemas untuk menghadapi orang-orang di kantor yang mungkin saja memiliki sikap yang buruk terhadapmu.

2. Gelisah

Tanda-tanda lainnya yaitu sering merasa gelisah dan tidak nyaman dengan lingkungan di sekitar. Ibaratnya, mungkin kamu merasa sedang berjalan di atas jarum dan mencoba menghindari rintangan-rintangan berat di tempat kerja.

3. Putus Asa

Ketidaknyamanan terus-menerus dari tempat kerja yang toxic dapat menyebabkan rasa putus asa yang berkepanjangan loh, Perseners. Misalnya dapat dilihat dari kurangnya minat untuk berbagi ide baru, tidak tertarik dengan pekerjaan, atau tujuan departemen kamu.

4. Sakit

Lingkungan kerja toxic bisa menyebabkan karyawan sakit karena stres tingkat tinggi yang kemungkinan mempengaruhi kesehatan fisik. Dalam kasus yang lebih ekstrem, dapat menimbulkan masalah jantung, tekanan darah tinggi, kurang tidur atau kelelahan. Coba ikut tes tingkat stres yuk supaya kamu paham apakah kamu sedang stres atau tidak.

Baca juga: Kesehatan Mental Bisa Memengaruhi Kesehatan Fisik? Benar Gak Sih?

Cara Menyelamatkan Diri dari Lingkungan Kerja Toxic

toxic workplace meme - meme tempat kerja toxic
Source: memegenerator.net

Untuk membuat kehidupan kamu menjadi lebih baik, coba lakukan kiat-kiat berikut ini untuk menyelamatkan diri dari lingkungan kerja toxic!

1. Buat batasan untuk diri sendiri

Batasan yang dimaksud bisa dimulai dari hal-hal yang kecil, contohnya selalu mengambil waktu istirahat saat makan siang, tidak membawa pekerjaan ke rumah, luangkan waktu untuk menjalin pertemanan di luar pekerjaan, dan jangan membagikan terlalu banyak detail pribadi di tempat kerja.

2. Carilah teman yang merasakan hal yang sama

Cara lainnya yang dapat dilakukan untuk menyelamatkan diri dari lingkungan kerja yang toxic adalah dengan mencari teman yang merasakan hal yang sama seperti kamu. Temukan satu atau dua orang yang tepat untuk dapat menjadi teman curhat, sehingga kamu dan temanmu bisa saling memberikan dukungan satu sama lain.

3. Buat lingkungan yang positif

Kalau kamu merasa lingkungan kamu memberikan energi yang negatif, kamu bisa mulai untuk membuat lingkungan yang positif dari diri sendiri. Misalnya, menghindari gosip, tetap bersikap ramah pada orang lain, dan hal lainnya yang dapat memberikan energi positif. Kamu juga bisa nonton konten-konten dari Channel YouTube Satu Persen tentang pemahaman diri dan produktivitas. Mungkin beberapa video bisa membantu kamu untuk lebih kuat menghadapi situasi saat ini dan hidup seutuhnya.

4. Lakukan sesuatu yang kamu senangi setelah bekerja

Entah itu olahraga, memasak, menonton film, dan lain sebagainya yang dapat membantu kamu mengalihkan pikiran dari pekerjaan. Intinya adalah lakukan kegiatan yang membuat kamu bahagia, dan pastikan kamu menjalani kehidupan yang menyenangkan setelah seharian berkutat dengan pekerjaan yang melelahkan.

Jadi, itu tadi merupakan cara-cara supaya kamu dapat menyelamatkan diri dari lingkungan kerja toxic. Para peneliti menemukan bahwa tempat kerja toxic berkaitan dengan peningkatan tingkat depresi dan kecemasan loh, Perseners. Kalau kamu sejauh ini masih merasa kesulitan dalam menghadapi lingkungan kerja yang toxic, kamu bisa ikuti program Mentoring dari Satu Persen dengan klik banner di bawah ini!

Mentoring-5

Meskipun tidak mudah mengubah budaya di tempat kerja, kamu bisa melakukan tips-tips yang sudah disebutkan tadi untuk membantumu melawan energi negatif di tempat kerja. Tentu membutuhkan waktu untuk dapat menerapkannya dengan baik, namun hal-hal sederhana tersebut dapat menoleransi kondisi kamu saat ini sampai kamu bisa mengatasinya ataupun keluar dari kondisi tersebut.

Referensi:

https://www.psychologytoday.com/us/blog/happiness-is-state-mind/201903/how-recognize-toxic-work-environment-and-get-out-alive

How a Toxic Workplace Can Impact your Mental Health

https://www.topresume.com/career-advice/how-to-handle-toxic-work-environment

Read More
judi

Kenali Penyebab Gangguan Mood dan Jenis-Jenisnya

jenis gangguan mood
Satu Persen – Penyebab Gangguan Mood dan Jenis-Jenisnya

Hai, Perseners! How’s life? Semoga kalian senantiasa dalam keadaan bahagia, ya.

Perseners, pernah gak kalian ada di momen lagi ngerasa happy terus tiba-tiba mood jadi down. Seketika berubah jadi sedih, kosong, dan kalian gak ngerti kenapa bisa gitu. Sebenernya, mood swing kaya gitu normal gak, sih?

Mood swing
Cr. HuffPost UK

Sebelum baca pembahasan lebih jauh kita kenalan dulu, yuk. Kenalin aku Fifi, Part-time Blog Writer di Satu Persen.

Sebenernya, mood swing itu normal dialami semua orang. Setiap orang bisa aja ngerasa seneng terus tiba-tiba jadi sedih. Tergantung dari suasana yang terjadi saat itu. Selama perubahan emosi yang terjadi tidak mengganggu aktivitas dan berdampak ke orang-orang sekeliling, ini masih dianggap normal.

Tapi, kalo mood swing-mu udah mulai ekstrem dan berlangsung lama, ini yang perlu diwaspadai. Hal yang perlu jadi perhatian, ketika mengalami mood swing yang ekstrem bisa mengganggu aktivitas sehari-hari dan juga hubungan dengan orang-orang sekeliling. Orang yang mengalami mood swing yang ekstrem ketika ada di fase depresi mereka bisa melukai diri sendiri bahkan berpotensi untuk mengakhiri hidup.

Baca juga: Mood Swing Tanpa Sebab? Yuk, Kenali Penyebab dan Cara Mengatasinya

penyebab mood swing
Cr. istockphoto

Perlu diwaspadai karena bisa jadi ini merupakan tanda-tanda adanya gangguan yang lebih serius. Gangguan mood adalah gangguan emosi yang membuat seseorang sulit mengontrol suasana hatinya. Gangguan ini mencakup semua gangguan depresi dan bipolar.

Jenis-jenis Gangguan Mood atau Mood Swing

Berdasarkan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-V), gangguan mood terbagi jadi 2 jenis, depresi dan bipolar.

1.Depresi Major

Secara umum, gangguan depresi major juga dikenal sebagai depresi berat. Pada gangguan mood ini, terjadi mood swing yang ekstrem sampai pada kesedihan dan kekosongan serta adanya gejala fisik, kognitif, dan emosional.

Beberapa gejalanya seperti:

  • Merasa sedih, putus asa, dan tidak berguna
  • Menurunnya kemampuan psikomotorik yang dapat membuat tubuh cepat lelah atau malas melakukan kegiatan fisik.
  • Insomnia (sulit tidur) atau hipersomnia (terus merasa ngantuk meski sudah cukup tidur)
  • Keinginan untuk bunuh diri

2. Distimia (Depresi Ringan)

Distimia adalah bentuk depresi yang lebih ringan. Meski tidak separah depresi major, pasien distimia mengalami periode depresi selama bertahun-tahun. Untuk bisa menerima diagnosa gangguan ini, paling tidak mengalami periode depresi selama 2 tahun.

Gangguan depresi
Cr. meme

3. Bipolar Tipe I

Orang dengan bipolar I biasanya mengalami periode mania (kondisi sangat bahagia) dan kemudian berubah menjadi depresi. Umumnya periode mania berlangsung selama 1 minggu dan periode depresi berlangsung selama 2 minggu. Selama periode mania, orang dengan bipolar I juga rentan melakukan tindakan yang membahayakan diri sendiri atau orang lain.

4. Bipolar Tipe II

Pasien Bipolar II umumnya tidak mengalami episode mania. Mereka cenderung mengalami perubahan emosi dari hipomania (kondisi sangat bahagia, namun tidak sampai pada periode mania) menjadi depresi. Untuk mendapatkan diagnosa bipolar II, paling tidak episode depresi berlangsung selama 2 minggu dan hipomania selama 1 minggu.

5. Siklotimia

Siklotimia adalah bentuk bipolar yang lebih ringan. Perubahan suasana hati yang terjadi seringkali tidak disadari. Pasien siklotimia mengalami intensitas depresi dan hipomania yang lebih ringan.

Baca juga: Kenali 7 Macam Gangguan Depresi

Penyebab Gangguan Mood atau Mood Swing

Penyebab mood swing
Cr. Pinterest

Gangguan mood bisa dialami oleh siapa saja, baik anak-anak sampai orang dewasa, juga pria maupun wanita. Tapi, berdasarkan penelitian, wanita lebih rentan mengalami gangguan ini dibandingkan laki-laki. Faktor-faktor yang bisa menjadi pemicu munculnya gangguan ini yaitu:

  1. Faktor genetik, riwayat anggota keluarga yang pernah mengalami gangguan mood beresiko mengalami gangguan yang sama.
  2. Faktor biologis, ini berkaitan dengan keseimbangan cairan kimia pada otak.
  3. Faktor lingkungan, tekanan hidup yang menyebabkan stres rentan menjadi pemicu gangguan mood.
  4. Penyakit kronis dan konsumsi obat-obatan bisa menjadi faktor yang meningkatkan risiko terkena gangguan mood.

Perawatan Terhadap Pasien Gangguan Mood

Gangguan mood atau mood swing merupakan kondisi kronis yang memerlukan bantuan profesional. Pasien juga perlu melakukan pengobatan jangka panjang dan tidak boleh berhenti. Berikut beberapa pengobatan yang bisa dilakukan:

1. Dukungan Keluarga

Dukungan keluarga dapat membantu gejala tidak bertambah parah. Pasien yang mengalami gangguan mood akan punya semangat untuk pulih serta senantiasa diingatkan untuk kontrol dan konsumsi obat-obatan. Karena pasien rentan merasa sendirian, maka diperlukan dukungan positif dari orang-orang terdekatnya.

2. Olahraga

olahraga
Cr. Freepik.com

Olahraga memang bukan pengobatan yang utama buat pasien gangguan mood. Tapi, aktivitas fisik seperti olahraga dipercaya mampu meningkatkan produksi endorfin. Endorfin adalah zat kimia yang dihasilkan secara alami oleh tubuh yang dapat memicu perasaan bahagia dan mengurangi rasa sakit. Olahraga juga bisa mengalihkan perhatian dari hal-hal yang tidak menyenangkan.

3. Diet

Sebenarnya, pasien gangguan mood tidak perlu melakukan diet khusus. Tapi, ada beberapa proses pengobatan yang mengharuskan untuk melakukan diet tertentu. Seperti, pasien yang menerima obat lithium, disarankan untuk mengurangi asupan garam. Konsumsi garam dapat mengurangi kadar litium sehingga menurunkan efektivitas obat.

4. Psikoterapi

Psikoterapi yang dilakukan tidak sepenuhnya bisa menyembuhkan gangguan yang dialami. Tapi, dapat mengurangi tingkat kekambuhan dan gejala yang mengganggu aktivitas sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup sang pasien.

Coba Juga: Tes Sehat Mental

Setiap orang bisa merasakan mood swing dan ini adalah kondisi yang wajar terjadi. Kalo kamu merasa emosimu naik-turun secara ekstrem, sebaiknya mulai rencanakan untuk melakukan konseling. Supaya kamu gak melakukan diagnosis yang salah terhadap kondisimu sendiri.

Dalam konseling dengan psikolog Satu Persen, kamu akan dapat diagnosis awal yang akurat. Semua psikolog di Satu Persen adalah tenaga profesional lulusan S2 psikologi profesi. Jadi, kalo kamu butuh bantuan bisa langsung ikut konseling di Satu Persen.

CTA-Blog-Post-06-1-16

Inget, ya! Artikel ini bukan acuan lengkap untuk diagnosis diri sendiri, melainkan sebatas informasi dasar mengenai gangguan mood atau mood swing.  Segera temui tenaga profesional yang tepat kalo kamu ngerasa butuh bantuan.

Buat kamu yang terkadang suka moody dan gak ngerti gimana cara mengatasinya, tonton video Youtube Satu Persen ini.

Sekian kontenku hari ini. Aku pamit undur diri dan selamat menjalani #HidupSeutuhnya. Sampai jumpa di artikel selanjutnya!

Referensi:

Johns Hopkins Medicine. Mood Disorder. https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/mood-disorders

American Psychiatric Association: Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, Fifth Edition. 2013. Arlington: American Psychiatric Association.

Read More
judi

Cara Mengatasi FOMO atau Fear of Missing Out, Kenali Penyebab FOMO

cara mengatasi fomo
Satu Persen – Cara Mengatasi FOMO atau Fear of Missing Out

Media sosial kayaknya udah jadi “santapan” rutin buat banyak orang, ya. Susah kalo satu hari aja gak liat perkembangan berita lewat media sosial. Takut nanti dibilang gak update dan gak bisa ikut nimbrung bareng temen-temen.

Karena teknologi sekarang udah canggih banget, persebaran informasi juga super cepet banget. Semua informasi bisa didapat dari satu benda kecil, yaitu ponsel. Ya, ponsel udah jadi barang wajib yang harus dibawa. Bahkan, gak sedikit yang lebih milih ketinggalan dompet daripada ketinggalan ponsel.

Perseners, kalo kalian ngerasain juga kaya kondisi di atas itu, mungkin kalian lagi ngalamin yang namanya sindrom FOMO (Fear of Missing Out). Banyak yang bilang kalo sindrom ini adalah banyak dialami generasi milenial. Tapi, kalian tau gak sih FOMO itu apa? Terus dampaknya apa?

Oke, kali ini aku, Fifi, Part-time Blog Writer di Satu Persen bakal jelasin lebih lanjut ke kalian. Jadi, baca konten ini sampai habis, ya.

sindrom FOMO
Cr. Vecteezy.com

Baca Juga: Pengaruh Sosial Media Terhadap Self Esteem

Apa Itu FOMO?

FOMO atau Fear of Missing Out adalah sindrom yang membuat seseorang merasa takut dan khawatir ketinggalan tren yang sedang ramai terjadi. Sindrom ini sebenarnya bukan hanya sebatas kekhawatiran mengikuti tren di sosial media.

Semua aspek kehidupan yang membuat seseorang merasa khawatir tertinggal atau kurang update bisa termasuk dalam sindrom ini. Aktivitas sosial, status sosial, pekerjaan, dan kondisi lainnya. Tapi, sindrom ini berpotensi menjadi lebih parah dengan penggunaan sosial media yang berlebihan.

Fear of missing out pertama kali dikenalkan oleh profesor dari Oxford University, Dr. Andrew K. Przybylski, pada tahun 2013. Menurutnya, penyebab utama seseorang mengalami sindrom ini adalah perasaan tidak puas dan tidak bahagia dengan dirinya sendiri. Tidak hanya remaja, siapapun bisa mengalaminya.

Penyebab FOMO

Menurut psikolog klinis, Lauren Hazzouri, fear of missing out mendorong seseorang untuk selalu memenuhi standar lingkungannya. Ini membuat seseorang mengambil keputusan tanpa berpikir panjang.

Contoh, ada teman yang mengajak minum kopi di kafe. Tanpa pikir panjang kita setuju untuk ikut karena khawatir akan ada momen seru yang terlewat kalau kita tidak ikut.

Menurut Lauren, orang yang punya gangguan kecemasan atau depresi kemungkinan besar bisa mengalami FOMO. Tapi, perasaan rendah diri dan tidak bahagia adalah kontributor utama. Orang yang merasa rendah diri berlebihan jadi seolah perlu menunjukkan eksistensinya pada lingkungan untuk menunjukkan bahwa mereka bahagia atau berguna.

penyebab fomo
Cr. Freepik.com

Sebaliknya, orang yang cukup bahagia dengan rasa percaya diri yang tinggi tidak perlu menunjukkan pada siapa pun bahwa mereka benar-benar bahagia. Meski tidak terlihat oleh siapapun, mereka tetap tidak kehilangan rasa bahagia.

apa penyebab FOMO
Cr. Memecrunch.com

Mereka yang mengalami FOMO juga cenderung lebih “konsumtif” terhadap sosial media. Sosial media bertujuan sebagai pelarian atas rasa kurang bahagia. Sering kali pelarian ini justru membuat mereka semakin merasa rendah diri. Karena melihat postingan teman yang punya kehidupan “sempurna” yang memunculkan rasa rendah diri dan iri.

Akibatnya, FOMO mendorong seseorang untuk membagikan kehidupan pribadinya ke media sosial dengan sedemikian rupa supaya terlihat seolah-olah lebih wow dan tidak kalah hebat dari orang lain. Dengan begini mereka akan merasa lebih berharga, lebih puas, dan lebih bahagia. Padahal, yang mereka bagikan lewat media sosial belum tentu benar-benar mereka rasakan.

Baca Juga: Buat Kamu yang Kecanduan Media Sosial (Tips Melakukan Detoks Sosmed)

Bagaimana Cara Mengatasi FOMO?

1. Fokus pada kelebihanmu

Hal pertama yang perlu kamu sadari adalah bahwa kamu sama seperti orang lain. Kamu juga punya sisi kelam dan sisi bahagia. Bersyukur dan fokus pada apa yang sudah kamu punya bisa meredam rasa iri dan cemas.

Dalam menggunakan media sosial, kamu bisa coba untuk lebih selektif mengikuti dan melihat akun lain. Coba beranikan untuk unfollow mereka yang menurutmu membuat kamu merasa FOMO.

Selain unfollow, mungkin kamu bisa belajar untuk lebih bersikap suportif. Dari pada merasa minder dengan postingan teman, kamu bisa coba untuk memberi respon positif sebagai tanda kalau kamu juga ikut senang dengan pencapaian mereka. Jadi, kamu bisa melihat media sosial dari perspektif yang lebih positif.

Masih bingung sama kelebihan diri sendiri? Yuk coba ikuti Tes Superpower Check ini. Mungkin kamu bisa menemukan jawaban yang tepat, nih.

2. Batasi penggunaan media sosial

batasi media sosial
Cr. Freepik.com

Meskipun FOMO bukan hanya tentang sosial media, tapi peran sosmed cukup besar dalam membuat seseorang menjadi FOMO. Dengan membatasi penggunaan sosial media, kamu tidak perlu lagi melihat hal-hal yang kurang penting. Kamu bisa mulai belajar fokus dan memperhatikan lingkungan sekelilingmu saja.

3. Bangun koneksi

Daripada sibuk untuk terus membandingkan diri dengan orang lain secara online, sebaiknya kamu coba untuk melebarkan relasi. Dengan bergaul secara real, kamu justru bisa tahu apa yang benar-benar mereka alami dan rasakan. Apa yang mereka alami dibalik sosial medianya. Jadi, kamu bisa pertimbangkan kalau kamu mau merasa iri dengan kehidupan mereka.

4. Ubah Persepsi

Banyak penelitian yang menyebutkan bahwa fear of missing out merupakan salah satu bentuk pemikiran distorsi. Pemikiran distorsi adalah pola pikir irasional yang dapat menyebabkan depresi dan gangguan mental lainnya. Contohnya, kamu bisa saja punya pikiran bahwa teman-temanmu membicarakan kekuranganmu ketika mereka berkumpul tanpa kamu.

Untuk mengubah pikiran distorsi menjadi pikiran yang positif, kamu perlu melakukan langkah ekstra. Jika memang diperlukan, kamu bisa “puasa” sosial media selama beberapa waktu. Kamu juga perlu mengontrol pikiranmu agar tidak memikirkan hal-hal negatif yang tidak penting. Terakhir, kamu bisa mempertimbangkan untuk mencari bantuan profesional.

Layanan mentoring di Satu Persen mungkin bisa jadi salah satu pilihan. Mentor di Satu Persen adalah para lulusan S1 psikologi yang sudah mendapatkan pelatihan untuk membantu permasalahan semacam ini. Dengan konsultasi bareng mentor, kamu akan dibantu untuk mencari solusi yang terbaik atas masalahmu.

Selain curhat bareng mentor, kamu juga bisa mendapatkan fasilitas psikotes yang bisa membantu kamu untuk lebih mengenal diri. Kamu bisa langsung klik banner di bawah ini untuk informasi lebih lanjut.

CTA-Blog-Mentoring-5-5

Kalo kamu masih penasaran buat tahu lebih banyak lagi tentang topik FOMO ini, kamu bisa dengerin episode Podcast Satu Persen ini, ya.

Okay, terima kasih banyak kalian udah baca kontenku sampai habis. Saatnya aku, Fifi, pamit undur diri. Sampai ketemu di konten-kontenku selanjutnya dan selamat menjalani #HidupSeutuhnya.

Referensi:

Barker, E. 2016. This Is The Best Way to Overcome Fear of Missing Out. Time. https://time.com/4358140/overcome-fomo/

Good Therapy. 2016. Overcoming FoMO: What Fuels Your Fear of Missing Out? https://www.goodtherapy.org/blog/overcoming-fomo-what-fuels-your-fear-of-missing-out-0418167

Read More