putinvzrivaetdoma.org

media online informasi mengenai game online tergacor di tahun 2023

Kecanduan

judi

Cara Lepas dari Adiksi (Belajar Berhenti dari Kecanduan)

Halo Perseners! Gimana kabarmu setelah melakukan berbagai hal secara online hampir setahun ini? Baik-baik aja? Atau kamu saat ini mulai merasa sangat lelah karena belajar, kuliah, ketemu teman, dan kerja semua dilakukan secara online?

tips-berhenti-dari-kecanduan

Melakukan berbagai hal dengan media online, secara gak langsung membuat kita semakin sering menggunakan gadget. Tapi sebenarnya, jauh sebelum pandemi terjadi, hidup kita juga udah bergantung banget sama gadget dan internet. Iya, gak? Dari bangun tidur sampai mau tidur lagi, pasti kita pegang hp. Kebayang dong gimana meningkatnya penggunaan gadget selama masa pandemi ini?

Nah, faktanya berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa di Universitas Indonesia, pada masa pandemi ini ada 14.4% orang dewasa di Indonesia mengalami adiksi internet. Bahkan  durasi penggunaan internet meningkat 52%! Wah, bukan angka yang kecil untuk sebuah angka peningkatan!

Hmm, apakah kamu juga mengalaminya?

Padahal kalau kita sadari, penggunaan gadget yang berlebihan beberapa tahun ini memang udah jadi perhatian banyak pihak. Kampanye mengenai bahaya penggunaan gadget pun banyak dilakukan. Namun, kondisi saat ini memaksa kita untuk semakin dekat dengan gadget, semakin terasa gak bisa lepas, sampai ngerasa tergantung sama gadget.

WHO juga bilang kalau adiksi gadget dan internet selama masa pandemi perlu menjadi perhatian. Pernah gak kamu memikirkan kenapa sih seseorang bisa mengalami adiksi?

Biasanya adiksi erat kaitan dengan obat-obatan terlarang. Tapi saat ini adiksi gak cuma berkaitan dengan obat-obatan aja, adiksi juga dapat menggambarkan perilaku yang berulang kali dilakukan, seperti bermain game, scrolling hp, sampai yang banyak terjadi juga adalah adiksi pornografi.

Tapi kita gak bisa dengan mudah melabeli perilaku berulang yang kita lakukan sebagai adiksi. Sebelum kita membahas bagaimana caranya untuk berhenti dari adiksi atau kecanduan ini, kita kenalan dulu yuk sama apa sih sebenarnya adiksi itu!

Apa itu adiksi?

Apakah kata adiksi terdengar asing buatmu? Mungkin dalam keseharian kita lebih sering mendengarnya sebagai kecanduan. Nah untuk artinya sendiri, adiksi atau kecanduan diartikan sebagai kondisi ketergantungan fisik dan mental terhadap suatu hal yang memunculkan perubahan perilaku bagi orang yang mengalaminya, hingga mereka kehilangan kendali terhadap perilakunya sendiri.

Jadi meskipun kamu melakukan sesuatu berulang kali, tapi secara sadar kamu merasa bahwa perilaku tersebut masih di bawah kendalimu, maka hal tersebut belum bisa dikatakan sebagai adiksi.

Nah, akan beda ceritanya ketika kamu bermain game, menggunakan gadget, hingga menonton video porno dan kamu sudah merasa kesulitan untuk mengontrol perilaku tersebut, kamu perlu waspada karena bisa jadi kamu mengalami adiksi.

Tapi penasaran gak, kenapa sih seseorang bisa mengalami adiksi?

kecanduan bermain game
Photo by Sigmund on Unsplash

Kenapa seseorang mengalami adiksi?

Untuk menjawab pertanyaan ini, para ahli banyak yang membahasnya melalui respon otak yang terjadi ketika seseorang melakukan hal yang membuatnya kecanduan. Jadi, ketika seseorang melakukan hal yang membuatnya kecanduan, bagian otak yang akan aktif adalah bagian reward circuitry. Bagian ini berfungsi untuk mengatur emosi, serta berperan untuk mendorong seseorang untuk berperilaku tertentu demi mempertahankan hidupnya. Nah, dorongan ini dipengaruhi oleh hormon kesenangan atau yang sering kita kenal sebagai hormon dopamin.

Pasti sering denger dong tentang hormon dopamin? Dopamin ini salah satu hormon yang membuat kita merasa senang bahkan memiliki keinginan terhadap sesuatu yang kita sukai. Semakin besar hormon dopamin yang dihasilkan ketika melakukan sesuatu, semakin besar pula keinginan seseorang terhadap hal tersebut.

Jadi ketika mengalami adiksi, respon di otak akan selalu memberikan rasa senang, sampai akhirnya kita selalu merasa membutuhkan hal tersebut. Terus gimana sih tanda-tanda seseorang mengalami adiksi?

Tanda seseorang mengalami adiksi

Diclemente dalam bukunya menjelaskan tanda-tanda seseorang yang mengalami adiksi. Tanda ini bukan digunakan untuk mendiagnosa diri sendiri, melainkan untuk meningkatkan kesadaran kita terhadap diri sendiri.

Pola perilaku tidak terkontrol

Kamu sulit mengontrol dirimu untuk tidak melakukan perilaku tersebut, meskipun kamu sudah mencoba untuk mengendalikan

Adanya dampak yang buruk dari perilaku tersebut

Perilaku ini membuat kamu mengalami dampak buruk seperti kurang tidur, sulit berkonsentrasi, dan emosi tidak terkendali

Merasa tidak mampu untuk mengubah perilaku

Kamu merasa kalau perilaku yang kamu alami ini udah lebih besar dari dirimu. Sehingga kamu gak mampu untuk mengendalikan, bahkan mengubah perilaku yang kamu alami

Perilaku tersebut dijadikan cara untuk mengatasi stres

Ketika kamu sedang merasa sedih atau tertekan terhadap sesuatu, hal pertama yang kamu cari adalah perilaku adiksi ini. Kamu merasa bahwa perilaku ini menjadi satu-satunya pilihan coping stres yang paling efektif untuk dirimu. Coba deh kamu mengecek tingkat stres yang kamu alami melalui tes tingkat stres.

Banyaknya waktu yang digunakan untuk melakukan perilaku tersebut

Dalam sehari kamu menghabiskan banyak waktu untuk melakukan perilaku adiksi ini. Terkadang kamu sampai gak inget kalau waktumu habis hanya untuk melakukan perilaku ini.

Aktivitas produktif seperti bekerja

Menjalin relasi sosial menjadi terabaikan karena perilaku tersebut, kamu lebih mengutamakan perilaku ini dibandingkan dengan kegiatan produktif lainnya. Kamu bahkan bisa mengabaikan tanggung jawabmu demi memenuhi kebutuhan adiksi ini! Serem banget ya?

Membebaskan diri dari adiksi

Mungkin saat ini kamu udah menyadari kalau dirimu mengalami adiksi, terus kamu juga udah mencoba untuk berhenti dari adiksi ini. Tapi memang, untuk berhenti dari adiksi itu gak mudah. Proses yang akan kamu lewati mungkin akan sedikit sulit karena melibatkan fisik dan mental, tapi bukan berarti kamu gak bisa. Berhenti dari adiksi ini adalah hal mungkin bisa dilakukan oleh semua orang, termasuk kamu.

Ada hal-hal yang perlu kamu pertimbangkan saat menjalani proses yang relatif sulit ini, yaitu:

Membuat keputusan untuk berubah

Cepat atau lambat kebanyakan orang yang mengalami kecanduan memutuskan untuk mengubah perilaku adiksinya ini. Ketika keputusan dibuat, kebanyakan orang udah punya tujuan tertentu. Mungkin berhenti sepenuhnya atau hanya mengurangi jumlah waktu atau uang yang dihabiskan untuk memenuhi kecanduan ini. Hal ini perlu kamu lakukan untuk menguatkanmu ketika dirimu goyah di tengah proses berhenti.

Bersiap untuk berubah

Setelah tujuan yang kamu miliki sudah jelas, selanjutnya yang perlu kamu lakukan adalah bersiap untuk berubah. Persiapan ini berkaitan dengan bagaimana dirimu siap untuk melawan keinginan-keinginan yang muncul. Jika memungkinkan untuk dilakukan, kamu bisa menghilangkan pemicu adiksi tersebut.

Memulai perawatan untuk mengatasi adiksi

Selanjutnya untuk mengatasi adiksi, kamu membutuhkan treatment. Ada beberapa jenis treatment yang dapat kamu lakukan, dan bagi setiap orang efek dari treatment ini pun berbeda-beda.

Kamu mungkin dapat mengenali terlebih dahulu, treatment apa yang cocok dan nyaman untuk membantumu berhenti dari kecanduan ini. Salah satu pendekatan yang mudah dilakukan adalah mindfulness.

Mindfulness ini adalah suatu kondisi yang mengarahkan pikiran, dan tubuh kita untuk fokus pada saat ini atau here and now. Nah, mindfulness ini dapat dilatih dan membantu kamu untuk lebih tenang dalam menghadapi berbagai situasi. Ketika keinginan untuk melakukan perilaku tersebut muncul, ajak dirimu untuk tenang sejenak, menarik nafas, lalu fokuskan dirimu kepada tujuan yang kamu sudah putuskan tadi.

Mencegah perilaku adiksi muncul kembali

Ketika kamu sudah berhasil mengendalikan perilaku adiksimu, gak jarang keinginan untuk melakukan perilaku tersebut sesekali muncul. Nah, biasanya hal ini disebut sebagai “relapse” atau kambuh. Ketika perilaku itu kambuh, bukan berarti kamu gagal. Kambuh yang kamu alami ini sebagai respon dari tubuhmu, dan juga sebagai penguat bagi mentalmu untuk mengendalikan perilaku adiksi ini.

Mencari bantuan atau dukungan dari ahli

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, berhenti dari perilaku adiksi merupakan proses yang sulit untuk dilakukan. Bagi beberapa orang, adiksi bisa diatasi dengan dirinya sendiri. Tapi bagi sebagian lainnya, mereka membutuhkan bantuan dan dukungan dari orang sekitar atau seseorang yang ahli seperti psikolog.

Psikolog juga akan membantu kamu menemukan treatment yang cocok dan efektif untuk kamu lakukan. Kamu dapat melakukan konseling bersama Psikolog Satu Persen untuk bersama-sama menghadapi permasalahan adiksi ini.

Berhenti dari adiksi yang kamu alami bukan merupakan hal yang tidak mungkin, meskipun sulit setiap orang pasti berdaya untuk berhenti dari adiksi yang dialaminya. Jangan ragu untuk mencari bantuan ketika kamu merasa membutuhkannya.

Baca Juga: Tips Pertama Kali Konseling Online dengan Psikolog: Apa Saja yang Perlu Dipersiapkan?

Terakhir, jangan lupa untuk mengikuti informasi menarik dan bermanfaat lainnya dari Satu Persen melalui Instagram, YouTube, podcast, dan blog Satu Persen serta berbagai Kelas Online, Webinar, dan Tes Online Gratis yang bisa kamu ikuti di sini.

Semoga artikel kali ini bermanfaat, dan dapat membantu kamu tumbuh setidaknya 1% setiap harinya. Terima kasih!

CTA-Konsultasi--1-

Reference:

Diclemente C. C. 2003. Addiction and change: How addictions develop and addicted people recover. New York: Guilford Publication.

Hartney, E. & Umhau. (July 24, 2020). Long-Term Strategies for Overcoming Addiction. Retrieved on November 25, 2020 from https://www.verywellmind.com/overcoming-addiction-4157285

Siste, K., Hanafi, E., Lee Thung Sen, H. C., Adrian, L. P. S., Limawan, A. P., Murtani, B. J., & Suwartono, C. (2020). The Impact of Physical Distancing and Associated Factors Towards Internet Addiction Among Adults in Indonesia During COVID-19 Pandemic: A Nationwide Web-Based Study. Frontiers in psychiatry, 11.

Read More
judi

6 Tanda Kamu Udah Kecanduan Berkhayal

maladaptive daydreaming - kebanyakan berkhayal - kecanduan berkhayal
Satu Persen – Maladaptive Daydreaming: Tanda Kebanyakan Berkhayal

Siapa sih di sini yang gak pernah berkhayal? Berkhayal punya rumah tiga tingkat? Pacar seganteng Song Kang? Atau bahkan kamu pernah berkhayal tentang satu skenario yang sangat detail sampai kayaknya bisa ngalahin J.K Rowling kalau dijadiin buku?

Emang ya, menciptakan dunia ideal di kepala tuh bisa bikin senyum-senyum sendiri. Tapi, sering juga bikin kita tenggelam dalam dunia fantasi kita saking asyiknya. Kita jadi bisa kecanduan sama yang namanya “mengkhayal.”

Nah, buat Perseners yang merasa kalau kamu udah sampai ke tahap mengkhayal secara berlebihan dan bikin pekerjaanmu di dunia nyata jadi terbengkalai. Pas banget nih, di artikel ini aku bakal bahas soal maladaptive daydreaming!

So, baca artikel ini sampai habis ya biar bisa dapat insight yang berguna buat kamu! Eh, tapi sebelumnya kenalin dulu aku Gaby, Part-time Blog Writer Satu Persen.

Apa itu Maladaptive Daydreaming? Apa dampaknya?

maladaptive daydreaming - kecanduan berkhayal - kebanyakan berkhayal
cr: thehelpugive

Maladaptive daydreaming adalah kondisi seseorang yang secara teratur mengalami lamunan intens yang sangat mengganggu karena bisa mengalihkan mereka dari kehidupan nyata. Isi lamunannya biasanya sangat detail sampai bisa berupa sebuah cerita.

Orang yang mengalami maladaptive daydreaming bisa dibilang udah “kecanduan fantasi”. Sama seperti orang yang kecanduan obat-obatan terlarang, orang yang suka melamun secara ekstrem itu mendapat kesenangannya dari melamun. Kenapa? Karena mereka merasa kehidupan pribadinya tuh sulit dan mereka butuh itu buat melarikan diri.

Melarikan diri dari rasa sakit emosional dan menciptakan kehidupan yang sempurna di pikiran mereka. Jadi, maladaptive daydreaming bisa juga dikatakan sebagai bentuk pelarian.

Perseners, mengkhayal itu hal yang wajar kok dan seringkali kita lakukan, apalagi pas masih kecil. Mungkin dulu kita pernah berfantasi kalau pas kita lagi tidur, mainan kita pada hidup dan jalan-jalan kayak di film Toy Story. Tapi, kalau kamu mengkhayal secara berlebihan, itu bisa berdampak negatif dan mengganggu diri kamu, lho. Dan tentunya, kalau mengganggu itu bisa jadi masalah.

Lamunan mereka yang mengalami maladaptive daydreaming biasanya mendalam dan panjang sampai bikin mereka jadi memisahkan diri dari dunia nyata di sekitar mereka. Nah, ini bisa berdampak negatif pada hubungan, kinerja di pekerjaan atau sekolah, kualitas tidur, dan kehidupan sehari-hari mereka. Sebuah studi menemukan kalau mereka yang melamun atau berkhayal secara berlebihan mengalami penurunan signifikan dalam IPK mereka.

Kok bisa? Coba kamu bayangin kalau kamu lagi asyik main game pasti kamu bakal lupa waktu kan? Sama seperti maladaptive daydreaming yang menyita waktu sehingga bikin kita mengabaikan hubungan dan tanggung jawab di dunia nyata. Selain itu, bisa juga bikin mereka jadi susah tidur sehingga kurang tidur.

Nah, kalau udah kurang tidur tuh biasanya bisa bikin orang jadi susah buat fokus dan cenderung lebih rentan kondisi kesehatan mentalnya.

Baca juga: Halu: Kebiasaan Mengkhayal Berlebih dan Cara Menghentikannya

maladaptive daydreaming - kecanduan mengkhayal - kebanyakan mengkhayal
cr: reddit

Tanda-Tanda Kamu Udah Kecanduan Mengkhayal

Perseners, setelah tau apa aja dampak negatif dari mengkhayal berlebihan, kamu juga perlu tau apa aja sih tanda-tanda kalau kamu udah mulai kecanduan mengkhayal atau kecanduan berfantasi. Biar apa? Biar kamu lebih aware sama kondisimu saat ini.

So, langsung aja dibaca penjelasan tanda-tanda kamu udah kecanduan mengkhayal di bawah!

1. Kamu suka melamun secara intens dan detail

Salah satu tanda kalau kamu mengalami gejala maladaptive daydreaming adalah kamu sering melamun secara intens. Gak cuma itu, isi lamunanmu juga biasanya sangat jelas dan detail. Artinya ada sebuah cerita yang kamu pikirkan lengkap dengan karakter, latar, dan plot.

2. Isi lamunanmu dipicu sama peristiwa nyata

Biasanya orang yang mengalami maladaptive daydreaming dipicu oleh peristiwa di kehidupan nyatanya. Misalnya dari topik pembicaraan yang baru aja kamu omongin di siang hari, rangsangan sensorik seperti suara atau bau, atau bisa juga pengalaman fisik. Itu bikin kamu jadi terus kepikiran dan dibawa ke fantasimu.

3. Lamunanmu bisa berlangsung lama

Hal yang bikin mengkhayalmu udah gak wajar adalah berlangsung lama. Berapa lama? Bisa dimulai dari beberapa menit sampai hitungan jam. Kamu biasanya jadi lupa waktu. Pas lagi berkhayal, eh tiba-tiba buka jendela udah gelap aja.

4. Membuat ekspresi saat kamu sedang melamun

Orang yang sedang bengong atau melamun biasanya kan ekspresinya datar, kosong, tapi orang yang mengalami maladaptive daydreaming bisa membuat ekspresi yang gak dia sadari. Selain itu, bisa juga melakukan gerakan tubuh yang berulang, atau disertai dengan berbicara atau berbisik.

5. Keinginan yang kuat buat terus melamun

Sama seperti orang yang sedang kecanduan, pasti selalu ingin melakukan hal yang bikin candu itu. Dalam hal ini adalah melamun.

Orang yang mengalami gejala maladaptive daydreaming bakal punya keinginan kuat buat terus-terusan melamun. Setelah melamun dalam waktu yang lama, bisa jadi ada perasaan bersalah karena mengabaikan kewajiban dan tanggung jawabnya di dunia nyata.

6. Susah fokus dan susah tidur

Kebanyakan mengkhayal bikin kita susah fokus dalam menyelesaikan tugas sehari-hari. Kalau orang pada umumnya di zaman serba teknologi ini terdistraksi sama handphone pas mau ngerjain tugas, orang yang mengalami gejala maladaptive daydreaming sangat mungkin terdistraksi keinginannya buat terus melamun. Hal ini yang bikin dia jadi susah buat fokus.

Selain itu, karena terus berfantasi, bisa jadi mereka sulit buat tidur dan berakhir susah buat berkonsentrasi di kehidupan nyata.

Baca juga: Tips Ampuh Tidur Cepat dan Terhindar dari Insomnia

Cara Berhenti Maladaptive Daydreaming

maladptive daydreaming meme - kebanyakan berkhayal - kecanduan berkhayal
cr: Tumgir

Emang sih, mengkhayal tuh seru dan bisa bikin kita jadi termotivasi buat bikin kehidupan nyata kita seindah dunia khayalan kita. Tapi, kalau kamu malah merasa kehidupan nyatamu terganggu karena lamunanmu, kamu harus berhenti. Gimana caranya?

1. Tingkatkan Kualitas Tidur Kamu

Coba buat jadwal tidur yang teratur setiap harinya dalam seminggu bahkan sampai weekend. Kasih waktu kamu setidaknya tujuh jam tidur. Kamu juga bisa bikin rutinitas sebelum tidur biar lebih tenang dan rileks. Misalnya dengan membaca buku, menulis jurnal, meditasi, atau bahkan skin care-an. Mau tau kualitas tidurmu yang sekarang? Coba ikut tes kualitas tidur di sini.

2. Jangan Terlalu Capek di Siang Hari

Jangan terlalu memaksakan diri buat bekerja terlalu keras atau melebihi batasmu. Coba paparkan diri kamu sama sinar matahari terutama di pagi hari.

Kamu boleh mengonsumsi kafein buat bikin kamu tetap berenergi, tapi jangan mengonsumsinya lebih dari 400 miligram per hari. Selain itu, jadwalkan secangkir kopi terakhir kamu seengaknya 6 jam sebelum tidur.

3. Pahami Gejalamu

Kamu bisa menggunakan note di handphone atau kertas kosong buat mencatat apa sih yang kamu lakuin sebelum kamu mengalami maladaptive daydreaming? Setelah kamu tau apa pemicunya kamu bisa coba ambil langkah buat menghindarinya.

Misalnya, kamu jadi sering melamun dan berkhayal setiap kali kamu nonton film fantasi. Nah, coba kamu tahan dulu buat gak mengonsumsi film-film bergenre fantasi. Baru saat kamu udah mulai berhenti kecanduan berkhayal, kamu bisa pelan-pelan mulai menonton lagi.

Buat Perseners yang masi pengen tau lebih lanjut tentang maladaptive daydreaming ini, kalian bisa juga nonton video dari YouTube Satu Persen di bawah ini, ya!

Nah, itu tadi Perseners pembahasan soal maladaptive daydreaming. Kalau kamu merasa mengkhayal udah ganggu aktivitasmu di dunia nyata, kamu juga bisa konseling ke psikolog.

Kebetulan banget, Satu Persen punya layanan konseling dengan psikolog yang bisa bantu kamu mengatasi masalah KLINIS dan memberikan diagnosa setelah konsultasi. Kamu bisa langsung aja akses layanan konseling dengan klik banner di bawah ini!

CTA-Blog-Post-06-1-25

Akhir kata, aku cuma mau bilang kalau berkhayal itu boleh, tapi ingat kalau kita hidup di dunia nyata! Fighting!

Referensi:

Chahine, E. (2021, May 5). Maladaptive Daydreaming. Retrieved on November 7, 2021 from https://www.sleepfoundation.org/mental-health/maladaptive-daydreaming

Cirino, E. (2018, December 13). Maladaptive Daydreaming. Retrieved on November 7, 2021 from https://www.healthline.com/health/mental-health/maladaptive-daydreaming

Heshmat, S. (2018, May 7). The Difference Between Dreamers and Doers. Retrieved on November 7, 2021 from https://www.psychologytoday.com/intl/blog/science-choice/201805/the-difference-between-dreamers-and-doers

Read More
judi

Bahaya Kecanduan Pornografi dan Cara Mengatasinya

Bahaya Kecanduan Pornografi
Satu Persen – Bahaya Kecanduan Pornografi dan Cara Mengatasinya

Halo, Perseners! Gimana kabarnya? Semoga selalu dalam keadaan sehat, ya. Balik lagi sama aku, Fifi, Part-time Blog Writer di Satu Persen.

Perseners, penasaran apa yang termasuk konten pornografi? Pornografi bukan cuma film aja, ya. Bisa juga cerita, komik, atau gambar-gambar yang mengandung unsur-unsur seksualitas.

Sebagai orang yang udah memasuki masa dewasa, mungkin pernah “menikmati” konten dewasa walau cuma sekali. Misalnya, pas nonton film yang memiliki adegan ranjang atau selingan cinta-cintaan dalam novel. Sesekali sih oke, tapi kalo sampai ketagihan buat ngelihat berulang kali, ini dapat menjadi masalah.

Pornografi
Cr. istockphoto.com.

Perseners, tentu pernah denger dong yang namanya kecanduan pornografi. Kecanduan pornografi adalah keinginan untuk melihat konten pornografi secara terus-menerus. Tapi, ini berbeda dengan jenis kecanduan lainnya, seperti kecanduan obat-obatan, game, atau alkohol.

Menurut American Psychiatric Association (APA), kecanduan pornografi tidak termasuk dalam kategori gangguan psikologis karena tidak memenuhi kriteria yang mengarah ke gangguan psikologis. Banyak ahli mengatakan bahwa kecanduan pornografi adalah perilaku yang kompulsif (dorongan tidak tertahankan untuk melakukan sesuatu). Meski bukan gangguan psikologis, menonton pornografi secara intens dapat memengaruhi fungsi otak dan berpotensi menjadi penyebab gangguan psikologis serta efek samping lainnya.

Baca Juga: Tips Lakukan Detoks Sosmed

Dampak Kecanduan Pornografi

Survei yang dilakukan oleh Kinsey Institute menunjukkan seseorang yang menikmati konten pornografi cenderung sulit untuk berhenti. Dengan semakin mudahnya akses konten pornografi seperti saat ini, usaha untuk berhenti juga akan semakin sulit dan membuat seseorang semakin terjebak dengan konten pornografi.

Dampak kecanduan pornografi antara lain:

1. Berdampak pada kondisi otak

Dampak kecanduan pornografi pada otak
Cr. istockphoto.com

Penelitian menunjukkan perbedaan antara otak pecandu pornografi dengan otak orang yang tidak mengalami kecanduan. Hasilnya, terjadi pengecilan atau kerusakan bagian pre- frontal cortex pada otak yang mengalami kecanduan. Pre-frontal cortex merupakan bagian otak yang berfungsi untuk pengambilan keputusan, kontrol diri, dan pemecahan masalah.

2. Memengaruhi keintiman dengan pasangan

Seseorang yang mengalami kecanduan pornografi mungkin memiliki imajinasi seks yang  tidak bisa diperoleh dari pasangannya. Hal ini memengaruhi keintiman dalam hubungan jika mereka merasa sang pasangan tidak bisa memuaskan dirinya. Bahkan, mereka berpotensi mencari pelarian untuk memenuhi dorongan seksualnya.

3. Mengganggu aktivitas sehari-hari

Kecanduan berpotensi membuat seseorang terdorong untuk memenuhi keinginannya dalam menonton konten pornografi. Kebutuhan untuk terus menonton pornografi juga bisa membuat seseorang jadi tidak fokus dan terburu-buru untuk menyelesaikan rutinitasnya. Tentu ini dapat mengganggu kehidupan sosial mau pun pekerjaan mereka.

4. Menyebabkan Gangguan Psikologis

Dorongan yang kuat untuk menonton konten pornografi dapat membuat seseorang merasa harus segera memenuhinya. Jika keinginannya tidak bisa tercapai, biasanya ini akan memunculkan kecemasan. Selain itu, kecanduan ini juga bisa memicu gangguan hiperseksual (kelainan seksual yang membuat seseorang sulit mengontrol dorongan seks) atau mengarah pada penggunaan obat-obatan berbahaya.

Baca juga: Cara Lepas dari Adiksi? (Belajar Berhenti dari Kecanduan)

Cara Mengatasi Kecanduan Pornografi

Cara mengatasi kecanduan pornografi
Cr. Real Simple

Kamu mungkin perlu mempertimbangkan untuk mencari bantuan jika kamu merasa sampai tahap kecanduan nonton konten-konten pornografi. Beberapa cara yang bisa kamu lakukan untuk mengatasi kecanduan pornografi dapat dilihat sebagai berikut:

1. Konseling dengan Psikolog

Melakukan konseling dengan psikolog bisa jadi satu cara yang efektif untuk keluar dari kecanduan. Ketika konseling, psikolog akan melakukan asesmen untuk melihat perlu tidaknya melakukan terapi. Jika diperlukan, psikolog akan melakukan terapi sesuai dengan kondisimu.

Beberapa terapi yang bisa dilakukan antara lain:

–    Cognitive Behavioral Therapy (CBT)

Terapi CBT ini berfokus pada perubahan pola pikir. Ketika kamu melakukan terapi ini, psikolog akan membantu kamu untuk mengidentifikasi masalah yang kamu hadapi, seperti perasaan, sensasi fisik, dan perilaku yang muncul. Selanjutnya, kamu akan dibantu untuk menganalisa aspek-aspek yang bermasalah dan cara mengubahnya.

–    Terapi Psikodinamik

Terapi ini berfokus pada keyakinan, masa lalu, dan emosi alam bawah sadar yang menyebabkan kamu mengalami kecanduan. Kamu akan dibebaskan untuk menceritakan apa pun masalahmu. Dari sini, kamu bisa menganalisis faktor penyebab kecanduanmu serta solusi apa yang bisa kamu lakukan.

2. Obat-obatan

Selain dengan terapi, bantuan obat-obatan juga bisa diberikan kepada orang yang mengalami kecanduan pornografi. Obat-obatan yang diberikan umumnya bertujuan untuk meningkatkan produksi serotonin pada otak. Dengan meningkatnya serotonin pada otak, ini bisa menekan dorongan seksual.

Namun, pengobatan dengan obat-obatan hanya bisa diresepkan oleh dokter spesialis kejiwaan. Psikolog tidak memiliki wewenang untuk meresepkan obat-obatan kepada pasien. Oleh sebab itu, pastikan pula kamu menerima penanganan dari ahli kesehatan yang tepat.

3. Support Group

Support group
Cr. istockphoto

Support group bisa jadi satu pilihan yang bagus untuk pemulihan kecanduan pornografi. Dengan dukungan dari anggota yang sama-sama mengalami kecanduan, mereka juga bisa saling berbagi cerita dan saling menguatkan. Support group bermanfaat untuk memberi dukungan pada satu sama lain demi mencari solusi. Penelitian menunjukkan bantuan dari kelompok bisa menambah rasa kepercayaan diri dan motivasi untuk berubah.

Terlepas dari banyaknya alternatif untuk mengatasi kecanduan pornografi, hal yang paling utama adalah mengubah pola hidup sehat. Menerapkan pola hidup sehat dengan mencari aktivitas luar ruangan. Pasalnya, ini bisa mengalihkan pikiran dari menonton konten pornografi.

Coba Juga: Tes Sehat Mental

Untuk kamu yang saat ini kesulitan untuk keluar dari kecanduan ini dan butuh bantuan profesional, konseling dengan psikolog Satu Persen mungkin bisa jadi pilihan. Layanan konseling Satu Persen bisa membantu kamu untuk mengatasi masalahmu.

Selain melakukan konseling, kamu juga bisa mendapatkan asesmen untuk mengetahui kondisimu. Dari asesmen ini psikolog bisa melihat perlu tidaknya melakukan terapi untukmu. Kamu tentunya akan dibantu dan dipantau sampai kondisimu membaik.

CTA-Blog-Post-06-1-16

Kalo masih penasaran sama insight seputar kecanduan pornografi, kamu bisa tonton episode Podcast Satu Persen ini juga. Selamat menyimak!

Oke, cukup sekian pembahasan kali ini. Terima kasih banyak buat yang udah baca kontenku sampai habis. Aku, Fifi, pamit undur diri dan selamat menjalani #HidupSeutuhnya.

Referensi:

Kashyap, N. 2020. Pornography Addiction: 5 Treatments That Are Proven To Work. WebMD. https://www.webmd.com/connect-to-care/addiction-treatment-recovery/porn-addiction-treatments

Pietrangelo, A. 2019. Everything You Need To Know About Pornography ‘Addiction’. Healthline. https://www.healthline.com/health/pornography-addiction

Plumptre, E. 2021. Understanding The Effects Of Porn Addiction. Verywellmind. https://www.verywellmind.com/what-are-the-effects-of-porn-addiction-5203896

Read More