putinvzrivaetdoma.org

media online informasi mengenai game online tergacor di tahun 2023

Itu

judi

Apa Itu Moody dan Bagaimana Cara Mengatasinya

Apa_Itu_Arti_Moody_dan_Bagaimana_Cara_Mengatasinya

Halo, Perseners! Kenalin aku Dyah, writer Satu Persen.

Kamu pasti sering mendengar bahwa orang moody adalah seseorang yang sering mengalami perubahan suasana hati yang tak terduga, sesaat senang kemudian dia berubah sedih secara mendadak.

Seringkali terlintas di pikiran “Ih ini orang kenapa sih perasaan tadi happy aja kok sekarang murung sih”. Banyak juga yang beranggapan perilaku moody adalah hal yang buruk, dan kalau bisa, kita harus menghindari orang-orang moody karena mereka susah untuk dihadapi.

Sebagai seorang manusia sudah sewajarnya memiliki mood sebagai respon terhadap kondisi lingkungan sekitar. Tapi bagaimana jika mood-mu berubah terlalu sering, mungkin itu adalah tanda bahwa ada yang tidak beres di dirimu.

Apakah kamu termasuk moody-an? Pengen tau caranya biar nggak moody-an? Nah artikel ini cocok buat kamu yang pengen tau jawabannya!

Jadi, moody adalah…

Menurut Cambridge Dictionary, moodiness atau moody adalah kualitas berubahnya suasana hati  tiba-tiba dan menjadi marah atau tidak bahagia dengan mudah.

Menurut istilah dalam psikologi moody adalah ketika seseorang suka murung, sedih, tidak nyaman. Ketidakstabilan mood ini merupakan masalah yang umum, namun menurut The British Journal of Psychiatry lebih banyak terjadi pada perempuan dibandingkan laki-laki dan banyak dialami oleh usia 16-24 tahun.

Contoh orang moody adalah ketika teman kamu pagi tadi masuk kelas ketawa-tawa, eh siangnya dia udah murung aja, terus pas mau balik dia seneng lagi.

Terus kamu juga ikutan sebel deh liat tingkah dia yang kaya gitu dan taunya dia lagi PMS (Pre-Menstrual Syndrome).

Yak, betul sekali moody juga disebabkan oleh beberapa faktor salah satunya hormon dalam tubuh.

Moody karena apa, sih?

Semua orang pasti pernah mengalami moody, moody muncul sebagai respon karena dipicu suatu hal.

Beberapa teori telah diajukan oleh para peneliti tentang penyebab munculnya moody. Peneliti percaya yang menyebabkan moody adalah ketidakseimbangan dalam neurotransmitter (zat kimia di otak seperti serotonin, dopamine, noradrenaline, dan gamma-aminobutyric-GABA).

Selain itu moody biasanya disebabkan oleh berbagai hal misalnya faktor eksternal dan internal yang memengaruhi kondisi tubuh. Beberapa faktor yang bisa menyebabkan orang moody adalah :

1. Ketidakseimbangan hormon

Hormon estrogen berperan dalam perubahan suasana hati saat PMS. Pada periode ini kadar estrogen wanita naik dan turun secara drastis, sehingga hal tersebut menyebabkan perubahan mood dan perilaku.

Selain itu PMS juga menyebabkan kelelahan, perubahan nafsu makan, depresi, kembung, dll. Perubahan hormon juga terjadi pada masa kehamilan dan menopause.

Baca juga: Perempuan Lebih Mudah Depresi, Apakah Benar?

Selain itu, ada hormon lain juga dapat memengaruhi suasana hati. Hipotiroidisme, suatu kondisi di mana kelenjar tiroid tidak menghasilkan hormon yang cukup.

Tapi tenang, ini gangguan hormon yang umum kok! Ini juga dapat memengaruhi suasana hati dan menyebabkan gejala lainnya.

2. Stres dan kelelahan

Perasaan stres dan khawatir dapat menimbulkan dampak pada tubuh dan kesehatan. Salah satunya membuat perubahaan pada mood kamu.

Stres juga salah satunya disebabkan karena kelelahan. Misalnya saat kamu sedang diberikan tugas atau pekerjaan yang sangat banyak dengan deadline mendadak dan mau tidak mau kamu harus begadang sampai pagi untuk mengerjakan tugas tersebut.

Kondisi tubuh kita yang lelah dan kurang tidur membuat kemampuan otak untuk menerima informasi dan stimulus menurun.

Bagi kalian yang ingin mengetahui apakah tingkat stres kalian masih di tahap wajar atau sudah mengkhawatirkan, bisa coba tes gratis di bawah ini!

tes-tingkat-keparahan-stres

3. Gangguan kejiwaan

Kelainan atau gangguan psikologis/kejiwaan menyebabkan gejala seperti perubahan suasana hati. Contoh gangguan ini termasuk Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD), depresi, gangguan bipolar, dan banyak lagi.

Mengobati kondisi ini besar akan meringankan gejala perubahan mood yang ekstrem dan gejala lain yang kamu alami.

4. Masa pubertas

Pubertas pada remaja adalah masa perubahan emosional, fisik, dan psikologis dalam kehidupan seorang anak. Pergeseran mood dan reaksi emosional biasa terjadi selama fase kehidupan ini.

Alasan dan Cara Mengatasi “Moody” (Di balik Mudah Baper dan Sensitif)

Kenapa moody tidak selalu buruk?

Hal yang menjadi buruk dari moody adalah ketika kamu sedang merasa not okay. Pada dasarnya kita hidup dalam realitas sosial di mana orang-orang lebih mewajarkan melihat seseorang bahagia dibanding sedih dan menganggap sedih itu sebuah ketidaknormalan.

Sebenarnya sedih itu nggak buruk kok, it’s okay not to be okay. Menerima bad mood itu penting untuk hidup seutuhnya (seperti semboyan Satu Persen 🙂 ).

Perubahaan mood itu normal terjadi pada manusia karena ada sebab-sebabnya, seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya salah satunya hormon. Ketika kamu moody, berarti tubuh kamu sudah bekerja sesuai fungsinya.

Moody adalah suatu hal yang baik karena itu yang membuat kita menjadi seorang manusia seutuhnya. Kamu harus merasa normal walaupun kadang kamu moody.

Menurut psikiater Julie Holland orang moody adalah orang yang lebih sensitif terhadap rangsangan kecil. Bersikap moody berarti tubuh kita sedang menyesuaikan diri dengan perasaan kamu atau dengan kata lain kamu mempunyai intuisi yang hebat.

Moody bisa baik bagi diri kamu adalah ketika kamu bisa mengambil keuntungan dari perasaan moody itu. Misalnya kamu tahu dan merasa ada sesuatu yang salah, kamu harus langsung membicarakan hal itu.

Tetapi jika moody-mu terjadi terus menerus dan cukup mengganggu kehidupan sehari-hari, kamu harus mengkonsultasikan pada orang yang ahli. Salah satunya kamu bisa ikut kelas mentoring atau konseling di Satu Persen nih.

Tinggal klik gambar di bawah dan buatlah jadwal konsultasi dengan kami. Kamu bisa mendiskusikan masalah kamu dengan mentor dan psikolog kami untuk mencari jalan keluar masalah kamu.

Tapi, jika moody-mu tergolong ringan, atau tidak terjadi terus-terusan kamu bisa ikuti tips di bawah ini.

Tips: Cara Agar Tidak Mudah Moody

Belajar stress management

Stres dan kecemasan bisa membuat moody memburuk. Mempelajari stress management bisa membantu kamu untuk mengatasi moody.

Kamu bisa mencoba meditasi, deep breathing, dan yoga yang sudah terbukti bisa untuk mengelola stres. Terapi pijat atau terapi bicara mungkin juga sangat bermanfaat.

Tidur yang berkualitas

Tidur nyenyak dan berkualitas dapat menjauhkan dari banyak penyakit, termasuk mudah marah dan moody. Cobalah tidur dengan durasi 7 sampai 8 jam sudah sangat cukup.

Olahraga rutin

Berolahraga sangat baik untuk kesehatan fisik dan mental kamu. Selain itu juga bisa membantu mengobati atau menghindari perubahan suasana hati. Saat berolahraga, tubuh menghasilkan hormon endorfin yang baik untuk mengurangi stres dan meningkatkan suasana hati. Cobalah olahraga ringan selama 30 menit/5 kali seminggu.

Hindari makanan mengandung kafein, alkohol, dan gula

Ketiga zat stimulan dan depresan ini bisa mengubah keadaan normal kamu dan membuat suasana hati berubah lebih buruk.

Kafein memang membuat merasa tidak letih, tetapi juga dapat memperburuk kecemasan dan kegugupan. Alkohol adalah depresan yang dapat memperburuk mood atau membuat kamu berperilaku tidak rasional. Makanan manis, meskipun lezat, dapat menyebabkan perubahan kadar gula darah Anda.

Fluktuasi ini dapat menyebabkan perubahan mood dan gejala lainnya. Kurangi sebanyak mungkin tiga makanan untuk mempertahankan mood yang stabil.

Selain itu menjauhkan diri dari pikiran negatif juga dapat menjaga moody-mu.  Jangan lupa untuk mengikuti update terbaru dari Satu Persen di instagram kami @satupersenofficial karena akan ada banyak informasi menarik tentang menjadi hidup seutuhnya yang sayang untuk kamu lewatkan. Kamu juga bisa mencoba layanan Mentoring yang ada di Satu Persen supaya kamu bisa menemukan solusi yang tepat untuk mengatasi moody-mu.

Konsultasi Mentoring Psikologis

Referensi

Brome. M.R., K.E.A Saunders., P.J Harrison., and S. Marwaha. (2015). Mood instability: significance, definition and measurement. The British Journal of Psychiatry. 2015 Oct; 207(4): 2. DOI 10.1192/bjp.bp.114.158543

Mitchell, Caroline. (2017). Mood Swings: The Mindful Way: Managing Anger, Anxiety And Low Mood. United Kingdom: Sheldon Press

Forgas, Joseph Paul. (2017). Why bad moods are good for you: the surprising benefits of sadness. The Conversation. Retrieved from https://theconversation.com/why-bad-moods-are-good-for-you-the-surprising-benefits-of-sadness-75402

Holland, Kimberly. (2019). Healthline. What Causes Extreme Mood Shifts in Women?. Retrieved form https://www.healthline.com/health/mood-swings-in-women#causes

Stillman, Jessica. (2015). Why Being Moody Isn’t A Bad Thing. Inc. Retrieved from https://www.inc.com/jessica-stillman/why-being-moody-isn-t-a-bad-thing.html

Read More
judi

Emosi Itu Bukan Marah! (Mari Mengenal Emosi dari Aspek Ilmiah))

Pernah gak sih, kamu habis tengkar dengan seseorang atau baru saja melihat sebuah postingan di Instagram yang membuatmu…. emosi?

Duh, emosi banget aku ini!!!!” gumammu pada dirimu sendiri. Pasti pernah dong, entah baru-baru ini atau mungkin beberapa bulan yang lalu.

Orang-orang suka mengasosiasikan kata “emosi” dengan “marah”. Ketika melihat seseorang yang “emosi”, kita sering berpikir orang itu sedang marah, atau paling tidak sedang terlihat marah bagi kita. Namun tahukah kamu sebenarnya bahwa ketika seseorang “emosi”, itu bukan berarti dia marah, melainkan sejatinya bahwa dia merasakan luapan perasaan yang begitu bercampur aduk, tumpang tindih dalam waktu yang bisa dibilang singkat?

Bahkan KBBI mengatakan hal yang sama. Bahwa emosi adalah n 1 luapan perasaan yang berkembang dan surut dalam waktu singkat; 2 keadaan dan reaksi psikologis dan fisiologis (seperti kegembiraan, kesedihan, keharuan, kecintaan); keberanian yang bersifat subjektif); 3 cak marah;

Pengertian “marah” pun adalah sebuah ragam cakapan, tidak baku. Ya… bukan berarti salah juga, ya.

Nah, dengan mengetahui hal tersebut, aku akan bercerita sedikit tentang emosi. Mungkin kamu, atau bahkan aku, bisa mendapatkan sedikit insight dari apa yang akan aku tuliskan. Apa itu emosi?  Apa saja yang mempengaruhi emosi? Dan yang kurasa paling menarik, bagaimana memanfaatkan emosi kita untuk mencapai kebaikan dalam hidup?

Yuk, kita mulai!

Apa Itu Emosi?

Sebenarnya ada begitu banyak pengertian tentang emosi dikarenakan konsep emosi selalu berubah seiring berjalannya waktu dan untuk membicarakannya butuh waktu yang sangat banyak. Ada banyak teori yang membahas tentang emosi, dan hasilnya menarik-menarik. Namun aku akan mengutip satu pengertian emosi menurut Don Hockenbury dan Sandra E. Hockenbury dalam bukunya “Discovering Psychology”, emosi adalah kondisi psikologi yang kompleks yang mencakup tiga komponen berbeda, yaitu pengalaman subjektif, respon fisiologis, dan respon perilaku/ekspresif (Cherry, 2019).

Wow, terdengar ilmiah sekali. Robert C. Solomon dalam artikelnya juga menulis bahwa emosi adalah pengalaman kompleks akan kesadaran, sensasi jasmani, dan perilaku yang mencerminkan pemaknaan perseorangan terhadap sebuah kejadian, keadaan, atau peristiwa.

Sederhananya, emosi adalah (kumpulan) perasaan terhadap sesuatu yang dipengaruhi subjektivitas kita, respon tubuh kita, dan respon perilaku kita. Tiga hal ini mempengaruhi emosi kita dengan caranya masing-masing.

Subjektivitas mengacu pada bagaimana suatu hal yang membuatmu sedih, belum tentu membuat orang lain sedih. Respon tubuh kita mengacu pada bagaimana kondisi fisiologis bisa menjadi petunjuk akan emosi seseorang, contohnya ketika kamu gemetaran saat malam-malam melewati koridor toilet perempuan yang dirumorkan berhantu di malam hari, kamu akan mengaosiasikan bahwa kamu takut karena kamu gemetaran atau mungkin kamu gemetaran karena kamu takut.

Respon perilaku mengacu pada perilaku atau ekspresi seseorang ketika merasakan suatu emosi. Contohnya mungkin kamu sudah tahu. Bayangkan ketika seseorang tersenyum saat kamu menyenggol dan menjatuhkan makanannya. Apakah dia beneran tidak mempermasalahkannya? Atau dia hanya ingin cepat-cepat mengakhiri interaksi kalian? Apakah dia marah, sedih, atau mungkin kecewa?

Hal-hal yang menjadi petunjuk untuk menginterpretasikan emosi seseorang (baik dirimu sendiri maupun orang lain) ini penting bagimu untuk diketahui. Ketika kamu sering atau bahkan mungkin mahir dalam menginterpretasikan emosi seseorang, ini berarti emotional intelligence-mu tinggi.

Apa Itu Emotional Intelligence?

Emotional Intelligence atau EQ adalah kemampuan untuk mengerti dan mengelola emosi diri sendiri maupun orang lain dan menggunakannya untuk berinteraksi dengan efektif (Segal, Smith, Robinson, & Shubin, 2019).

Memiliki EQ yang baik berarti memiliki pengelolaan emosi yang baik dengan lingkunganmu. Kamu bsia menghindari situasi-situasi yang tidak diinginkan seperti dikatain tidak peka karena kamu gagal take a hint dari temanmu yang sudah mengedipkan mata agar kamu bekerja sama untuk berbohong sedikit dalam usaha nge-prank temanmu yang lain. Berbeda dengan IQ, EQ tidak punya parameter atau standar yang bisa dipakai untuk mengaktan bahwa EQ-mu rendah atau tinggi. Menurutku, Emotional Intelligence is a skill you hone as you live.

Ada beberapa aspek penting dalam EQ yang perlu kamu perhatikan. Yang pertama adalah kesadaran emosional. Ini maksudnya adalah kamu harus bisa menyadari dan mengetahui emosimu sendiri dan orang lain, bagaimana mereka mempengaruhimu dan emosi apa yang muncul ketika kamu berada di dalam suatu keadaan tertentu. Dengan menyadari kondisi emosionalmu, kamu dapat menilai dirimu lebih baik dan mengambil keputusan yang tepat dalam kondisi tertentu terlepas dari banyaknya emosi yang menghujanimu.

Dengan menyadari dan mengetahui emosi orang lain, atau berempati, kamu dapat mengira-ngira tindakan apa yang dapat kamu ambil dalam situasi tertentu. Terdengar sulit, tetapi kalau kamu terus berusaha menajamkan hal ini, kamu pasti bisa memiliki kesadaran emosi yang baik. Tonton video ini untuk mendapat insight lebih banyak soal tips mengontrol emosi!

Yang kedua adalah manajemen diri. Ini maksudnya adalah kamu mampu untuk mengatur emosi yang sedang kamu rasakan, menghindari pemikiran impulsif, dan memanfaatkan emosi yang kamu rasakan untuk mengambil keputusan yang positif.

Bayangkan sebuah situasi yang cukup berat secara emosional, katakanlah pacarmu tiba-tiba meng-upload foto bersama orang lain dengan intimasi yang bisa dibilang sama atau bahkan ngalah-ngalahin kamu dan pacarmu. Kamu mungkin akan termakan oleh luapan emosi, entah itu marah, kecewa, jijik, bingung, penasaran, apapun itu.

Ketika kamu berada dalam kondisi seperti ini, kemampuan untuk mengatur emosimu sangatlah penting. Jangan biarkan emosimu menguasai dirimu, namun cobalah untuk tenang, ketahui bahwa emosi yang kamu dapatkan itu respon yang manusiawi dari peristiwa tersebut, dan mulailah memproses peristiwa itu dengan kepala dingin.

Gunakan emosi-emosi yang kamu rasakan menjadi “bensin”mu. Gunakan amarahmu untuk semangat mencari tahu siapa orang di foto tersebut, gunakan rasa kecewamu untuk mengingat hal-hal baik yang sudah terjadi, dan seterusnya. Tidak bisa dipungkiri memang terkadang kita kalah dari emosi, tapi aku harap kamu, aku, dan kita semua terus berusaha untuk memiliki EQ yang baik! Aku punya tips dalam manajemen emosi, yuk tonton video ini!

Yang terakhir adalah manajemen hubungan. Ketika kamu sudah lebih mahir dalam mengatur emosimu sendiri, bukan hal yang mustahil bagimu untuk bisa mengatur hubunganmu dengan orang-orang di sekitarmu dengan lebih baik. Kamu paham dirimu dan kamu berempati pada orang lain. Hal ini akan memberikanmu informasi-informasi untuk membantumu mengambil keputusan dalam menjalani hubungan dengan orang lain. Nah, kalau kamu ingin mengetahui kualitas hubunganmu dengan pasangan, kamu bisa mencoba Tes Relationship Quality.

Video ini bisa membantumu dalam mengetahui cara memahami emosi diri sendiri dan orang lain.

Jadi, Emosi Itu Penting Apa Tidak?

Hm… kalau kamu jawab tidak… aku bisa-bisa merasa “emosi”, loh. Hehe, bercanda!

Oke jadi begitulah, tentang emosi. Kita memiliki sangat banyak emosi yang kita rasakan tiap harinya. Cukup sulit untuk mendefinisikan emosi yang kita rasakan karena sejatinya kita merasakan emosi itu selalu dalam sebuah spektrum yang tidak terlihat ujungnya. Kalau kamu perlu bantuan dalam manajemen emosi, coba deh ikut layanan mentoring online Satu Persen. Kamu bisa bercerita mengenai masalahmu one-on-one kepada mentor.

Akhir kata, semoga tulisanku ini berguna ya! Kalau kamu mau cek tulisanku yang lain, aku sedang menulis cerita di wattpad, judulnya LIGHT dan aku memiliki LINE Official Account tempatku menulis (ID: @ans3035i) Terima kasih banyak!

Konsultasi Satu Persen Psikolog

References

Cherry, K. (2019, July 17). Emotions and Types of Emotional Responses. Retrieved from verywellmind: https://www.verywellmind.com/what-are-emotions-2795178

Psychology Today. (n.d). Emotional Intelligence. Retrieved from Psychology Today: https://www.psychologytoday.com/intl/basics/emotional-intelligence

Segal, J., Smith, M., Robinson, L., & Shubin, J. (2019, October). Improving Emotional Intelligence (EQ). Retrieved from HelpGuide: https://www.helpguide.org/articles/mental-health/emotional-intelligence-eq.htm

Solomon, R. C. (n.d). Emotion. Retrieved from Britannica: https://www.britannica.com/science/emotion

Read More
judi

Apa Itu Tes Kepribadian OCEAN?

Tes OCEAN

Hello Perseners! Kenalin namaku Nouvend, seorang associate writer di Satu Persen.

Kalian pasti sering denger soal tes kepribadian kayak MBTI. Nah, tapi pernah gak denger yang namanya OCEAN?

Beberapa dari kalian mungkin udah pernah denger, atau mungkin udah pernah dapat hasil Tes OCEAN. Ngapain sih, Tes OCEAN itu?

Gini, biar sederhana ya. Pernah gak kamu pas lagi ngerjain sesuatu project, misalnya. Kamu merasa skill dan kompetensimu tuh cukup, tapi kayak gak cocok aja gitu sama lingkungan project-nya. Kayak gak fit in sama dirimu.

Mungkin kamu yang rame dan asik lagi kedapatan kerjaan yang butuh banyak konsentrasi dan waktu tenang.  Mungkin juga kamu yang orangnya spontan tiba-tiba dapat kerjaan yang mengharuskan kamu mengatur jadwal sampe detail banget.

Gak kamu banget, deh, pokoknya. Pernah gak kamu ngerasa seperti itu?Nah, bisa jadi, lingkunganmu itu bertolak belakang sama kepribadianmu.

Di sinilah peran tes OCEAN atau yang biasa dikenal dengan Big Five Personality Traits sebagai ‘alat ukur’ kepribadian dibutuhkan.

Apa aja sih, yang diukur di tes OCEAN ini? Yuk kita bahas satu per satu!

OCEAN: Openness, Conscientiousness, Extroversion, Agreeableness, Neuroticism

Keren gak tuh, singkatannya. Tiap poin dari Big Five Personality Traits ini merupakan sebuah spektrum dengan dua ujung ekstrim.

Misalnya poin extroversion merupakan spektrum dengan ujung extreme introversion dan extreme extroversion. Simple-nya, introvert banget dan extrovert banget, dan kamu berada somewhere along this spectrum.

Lewis Goldberg merupakan orang yang memberikan nama “The Big Five” pada jenis tes kepribadian ini; sekarang OCEAN merupakan tes yang dianggap akurat dan sering dipakai oleh perusahaan-perusahaan untuk mengetahui kepribadian calon karyawannya.

Oke, cukup basa-basinya, let’s get into work!

O: Openness

Openness atau bahasa indonesianya ‘keterbukaan’ berarti seberapa terbuka kamu terhadap hal-hal baru. Mau itu pengetahuan, pengalaman, sosok orang, ataupun kesempatan baru, orang dengan skor Openness yang tinggi lebih cenderung untuk penasaran terhadap hal-hal tersebut.

Namun, bukan berarti orang yang skornya rendah lantas menjadi kolot dan menolak hal baru. Mereka hanya lebih konsisten dan waspada terhadap perubahan dan hal-hal baru yang ada di sekitar mereka.

Ngomong-ngomong soal ini, kamu pernah gak ngeliat temenmu yang jiwa petualangnya tinggi banget, terus kamu penasaran, kok bisa ya dia kayak gitu? Kira-kira turunan atau gimana tuh?

Ternyata, sah-sah aja kalo kamu ngomong itu turunan, karena sifat-sifat kita semua tuh ada yang berasal dari keturunan, ada yang berasal dari lingkungan. Jadi mungkin sekarang kamu bisa cari tahu kira-kira sifat apa yang kamu dapat dari orang tuamu, hehe.

C: Conscientiousness

Conscientiousness adalah soal seberapa terorganisirnya seseorang. Kalau kamu lebih enjoy mengerjakan sesuatu dengan jadwal teratur, planning yang ketat jauh sebelum hari-H, atau kamu lebih nyaman dan suka dengan lingkungan kerja yang teratur, bisa jadi skor kamu di conscientiousness ini tinggi.

Jangan berkecil hati bagi kamu yang skor Conscientiousness-nya rendah, karena itu gak berarti kamu orangnya ‘semrawut’ dan ceroboh, bisa aja kamu tipe orang yang spontan.

Orang dengan skor Conscientiousness tinggi juga lebih cenderung untuk gak prokrastinasi karena mereka bergerak dengan goal-oriented mindset. Hm, kayaknya skor conscientiousness-ku rendah deh. Kalau kamu gimana?

Coba juga: Tes Tingkat Prokrastinasi

E: Extroversion

Kalau yang ini kayaknya udah cukup jelas ya. Apakah kamu menikmati berada dalam kerumunan orang? Seberapa sociable-kah dirimu? Sejauh mana kamu menikmati dealing with people?

Skor Extroversion kamu akan menunjukkan apakah kamu lebih ke arah introvert atau extrovert. Dua hal ini sering banget, loh dibahas orang-orang, dan kadang sering terjadi miskonsepsi.

Perlu kamu ingat bahwa extrovert gak selalu lebih baik dari introvert. Kalau kamu adalah seorang yang introvert, cintailah hal tersebut! Jangan memaksakan diri untuk fit in like the cool kids hanya karena mereka terlihat lebih ‘menyenangkan’. Be yourself!

Baca Juga: Extrovert dan Introvert, Mana yang Lebih Baik?

A: Agreeableness

Kalau yang ini tuh soal seberapa baik kamu bisa berinteraksi dengan seseorang. Kemampuan berempati, berkompromi, menolong orang lain, dsb. rata-rata dimiliki oleh orang dengan skor Agreeableness yang tinggi. Simply put, apakah kamu lebih kooperatif dibanding orang lain?

Kalau kamu memiliki Agreeableness yang rendah, kamu mungkin akan mendapati dirimu lebih mudah untuk meragukan orang lain dikarenakan sifat naturalmu untuk berpikir, ‘orang ini ada maunya gak sih?’.

Orang dengan skor Agreeableness rendah akan merasa kesulitan untuk mengerti orang lain. Jangan khawatir, dengan mengetahui bahwa kamu memiliki agreeableness yang rendah, kamu dapat menjadikan itu dorongan untuk belajar lagi bagaimana untuk bisa lebih mengerti orang lain.

Kalau kamu merasa kesulitan untuk membaca dirimu sendiri atau orang lain, aku punya video yang tepat untukmu.

Tes OCEAN

N: Neuroticism

Neuroticism adalah seberapa emosional seseorang menghadapi situasi. Jika kamu merasa dirimu adalah seseorang yang moody, yang gampang sedih, kesal, dsb., mungkin kamu memiliki neuroticism yang tinggi.

Orang dengan Neuroticism tinggi lebih mudah untuk mengalami ketidakstabilan emosi. Gampang marah, gampang sedih, gampang panik, dll.

Sebaliknya, neuroticism rendah berarti orang tersebut lebih tenang, lebih bisa mengatur emosinya. Orang dengan Neuroticism tinggi juga lebih sering khawatir atau overthink about something.

Maka dari itu, bagi kamu yang merasa Neuroticism tinggi, atau sekadar sadar bahwa dirimu worries a lot, aku rasa penting untuk tahu apa yang membuatmu khawatir serta apa yang membuatmu tenang.

That way, you can have more control of your own emotion. Emotional Intelligence yang baik juga bisa membantumu untuk mengatur emosi dalam dirimu dengan lebih baik.

OCEAN Clear! What’s Next?

Kira-kira begitulah penjelasan singkat tentang masing-masing poin dari OCEAN atau Big Five Personality Trait. Kamu udah pernah coba belum Tes OCEAN? Aku sendiri sudah beberapa kali mengambil Tes OCEAN kecil-kecilan, dan hasilnya gak jauh berbeda satu sama lain.

Hal yang perlu kamu ingat: setiap poin dari Tes OCEAN adalah spektrum dengan dua ujung ekstrim. Kamu harus bisa membaca hasil Tes OCEAN-mu dan berpikir langkah-langkah apa yang dapat kamu lakukan untuk mengembangkan hidupmu lebih baik lagi berdasarkan kepribadianmu.

Kamu juga harus ingat bahwa hanya karena kamu memiliki kepribadian yang gak masuk pada stereotip orang pada umumnya (contohnya kamu introvert tapi sangat cerewet dan memiliki agreeableness yang tinggi atau extrovert yang gak banyak bicara), bukan berarti kamu aneh dan harus mengubah dirimu.

Instead, ketahuilah benar-benar kualitas dirimu dan gunakan hal tersebut untuk thrive in life! Nah, kalau kamu masih belum memahami kualitas dirimu, kamu bisa nih konsultasi ke mentor. Satu Persen punya layanan mentoring online yang bisa banget kamu coba. Akhir kata, semoga tulisanku ini berguna ya!

References

Cherry, K. (2020, July 13). The Big Five Personality Traits. Retrieved from verywellmind: https://www.verywellmind.com/the-big-five-personality-dimensions-2795422

Mind Tools Content Team. (n.d). The Big Five Personality Traits Model and Test. Retrieved from MindTools: https://www.mindtools.com/pages/article/newCDV_22.htm

Science of People. (n.d). Take Our Free Personality Quiz and See Where You Rank for the Big 5 Traits. Retrieved from Science of People.

Thiel, E. v. (2020, February 11). Big Five personality test traits. Retrieved from 123test: https://www.123test.com/big-five-personality-theory/

Read More
judi

Apa Itu Kesehatan Mental? (Defisini, Jenis, dan Cara Mengatasi)

Apa Itu Kesehatan Mental
Satu Persen – Apa Itu Kesehatan Mental?

Halo, Perseners!

Nggak kerasa ya, kita udah ada di tahun kedua pandemi Covid-19. Dua tahun terisolasi, nggak kebayang juga stres yang dirasakan orang-orang, ya?

WHO mencatat, 93% layanan kesehatan mental di berbagai negara mengalami kenaikan permintaan. Nah,  salah satu penyebab kenaikan tersebut adalah pandemi. Hal ini karena pandemi membuat orang-orang merasa berduka, terisolasi, kehilangan pekerjaan, dan juga takut. Akhirnya, orang jadi lebih aware sama layanan kesehatan mental.

“COVID-19 telah mengganggu pelayanan kesehatan mental yang penting di seluruh dunia di saat mereka paling dibutuhkan. Para pemimpin dunia harus bergerak cepat dan membuat keputusan dalam program kesehatan mental – selama COVID-19 dan seterusnya,” kata Dr. Tedros, Director-General dari WHO.

Gangguan pada kesehatan mental memang bisa jadi masalah yang besar banget. Kesehatan mental dan kesehatan fisik adalah dua hal yang saling berkaitan. Kalau salah satunya bermasalah pasti akan mempengaruhi yang lainnya.

Tapi, tunggu dulu. Kalian udah paham belum kesehatan mental itu apa?Biar sama-sama enak, mending kita samain dulu deh pemahaman kita tentang kesehatan mental.

Langsung aja!

Apa itu kesehatan mental?

WHO mengidentifikasi kesehatan mental sebagai keadaan di mana seorang individu menyadari kemampuannya dalam mengatasi stres, bekerja secara produktif, serta berkontribusi terhadap komunitasnya.

Kesehatan mental ini nggak kalah penting dengan kesehatan fisik. Dalam penjelasannya lebih lanjut, WHO bilang kesehatan baru tercapai kalau keadaan fisik, mental, serta sosial seseorang dalam kondisi sejahtera. Definisi ini menjadi penting, karena kesehatan itu bukan cuma soal punya atau tidak punya penyakit aja.

Kalian tau nggak, sebelumnya kesehatan mental pernah dipandang sebelah mata oleh masyarakat. Stigma negatif yang selalu dikaitkan dengan mereka yang punya gangguan kesehatan mental jadi alasannya. Saking parahnya, para penderita yang harusnya ditolong ini malah dianggap kerasukan sampai dijauhi masyarakat!

Di abad ke-18 Amerika misalnya. Pasien-pasien dengan gangguan mental ditempatkan di lingkungan yang tidak terawat dan diberikan perlakukan yang nggak manusiawi. Perlakuan itu dijustifikasi oleh “hukuman religius” sebab mereka masih beranggapan gangguan mental diakibatkan oleh kurangnya nilai spiritual seseorang.

Sampai akhirnya munculah istilah mental hygiene yang pertama kali digunakan oleh filsuf Amerika, William Sweetzer pada 1843. Istilah tersebut kemudian diberikan definisi tetap oleh Isaac Ray, salah satu pendiri American Psychiatric Association, sebagai “the art of preserving the mind against all incidents and influences calculated to deteriorate its qualities, impair its energies, or derange its movements.

Nggak berhenti sampe di situ. Dari sana, kampanye pentingnya kesehatan mental terus berlanjut sampai sekarang. Kesadaran masyarakat yang terus meningkat terhadap kesehatan mental, jadi buah manis dari perjuangan kampanye-kampanye ini.

Kenapa menjaga kesehatan mental itu penting?

Seperti kata WHO tadi, kesehatan itu mencangkup fisik, mental, serta kehidupan sosial. Ketiganya saling berkaitan dan nggak bisa dipisahkan dari satu sama lain. Buktinya nih, para peneliti menemukan kalau kesehatan mental yang bermasalah akan menimbulkan perubahan-perubahan pada sistem tubuh seseorang.

Perubahan-perubahan tersebut antara lain:

  • Meningkatnya peradangan
  • Perubahan detak jantung serta sirkulasi darah
  • Hormon stres yang tidak normal
  • Dan perubahan metabolisme seperti pada orang yang berisiko diabetes

Perubahan pada sistem di tubuh tersebut dapat menurunkan respon imun seseorang. Akibatnya, orang tersebut lebih berpotensi mengundang penyakit-penyakit kronis. Peneliti juga menghubungkan kesehatan mental dan fisik ke dalam asosiasi berikut:

  1. Kesehatan mental yang buruk merupakan faktor dari penyakit kronis.
  2. Orang dengan gangguan kesehatan mental yang serius berisiko tinggi mengalami penyakit kronis.
  3. Orang dengan penyakit kronis berisiko tinggi mengalami gangguan kesehatan mental.

Ngeri juga ‘kan?

Baca juga: Pentingnya Menjaga Kesehatan Mental

kesehatan mental
‌‌via cheezburger.com

Selain dengan kesehatan fisik, kesehatan mental juga tidak nggak bisa dipisahkan dari kehidupan sosial seseorang. Karena saling berkaitan juga.

Sebagai makhluk sosial, manusia memerlukan pertukaran interaksi antar sesama untuk bisa menjaga kualitas hidupnya. Orang-orang yang terisolasi secara sosial, atau tidak memiliki hubungan sosial yang baik dengan sekitarnya cenderung memiliki kesulitan untuk merawat diri mereka.

Sebuah penelitian di Perancis juga menemukan kalau kualitas hidup seseorang sangat dipengaruhi oleh kehidupan sosial mereka. Semakin jarang pertukaran interaksi yang mereka lakukan, semakin menurun kualitas hidup yang mereka rasakan.

Kalau kalian penasaran dengan kemampuan membuat relasi & interaksi kalian, pas banget Satu Persen punya kuis gratis yang bisa kalian lakuin sekarang: Tes Attachment Style!

Masalah-masalah pada kesehatan mental

Pada kesehatan mental ada tiga jenis gangguan yang paling umum, yaitu:

  1. Gangguan kecemasan
  2. Gangguan mood
  3. Schizophrenia

Gangguan kecemasan

Orang dengan gangguan kecemasan memiliki ketakutan atau kecemasan yang akut terhadap suatu objek maupun situasi. Mereka akan berusaha sebisa mungkin untuk menghindari hal-hal yang dapat memunculkan kecemasan mereka itu.

Gangguan kecemasan sendiri terbagi lagi ke dalam beberapa contoh berikut:

Generalized Anxiety Disorder (GAD)

Perasaan khawatir yang kita rasakan sehari-hari, yang mengganggu produktivitas kita dikategorikan ke dalam Generalized Anxiety Disorder ini. Gejala yang dialami pada GAD antara lain: gangguan tidur, gelisah, kelelahan, dan tegang pada otot.

Gangguan panik

Orang dengan gangguan kepanikan mengalami serangan panik yang tiba-tiba dari waktu ke waktu. Serangan panik merupakan reaksi ketakutan berlebih yang ditandai dengan meningkatnya detak jantung, nafas pendek, pusing, gemetar, atau tegang otot.

Phobia

Phobia merupakan ketakutan ekstrem terhadap suatu objek atau situasi. Phobia sendiri memiliki beberapa kategori di dalamnya yang terbagi atas objek atau situasi penyebab rasa takutnya.

Baca juga: Mengenal Lebih Lanjut Soal Phobia

Obsessive-compulsive disorder (OCD)

Orang dengan OCD memiliki kecenderungan untuk melakukan sebuah aktivitas berulang-ulang. Gangguan ini akan memaksa mereka untuk melakukan hal tersebut, jika tidak orang itu akan diliputi rasa cemas atau takut.

Post-traumatic stress disorder (PTSD)

PTSD merupakan trauma yang diakibatkan oleh pengalaman tidak menyenangkan di masa lalu. Ketika merasakan sesuatu yang mengingatkan mereka pada kejadian traumatis tersebut, orang dengan PTSD akan merasa dirinya atau orang lain dalam bahaya serta panik sebab tidak memiliki kontrol terhadap hal yang terjadi padanya.

Gangguan Mood

Perubahan mood yang tidak wajar merupakan gejala utama dari gangguan ini. Gangguan mood atau mood disorder biasanya menyangkut mood yang energetik (mania) dan depresi. Contoh dari gangguan mood yaitu: depresi, gangguan bipolar, atau seasonal affective disorder (SAD).

Schizophrenia

Gangguan schizophrenia adalah gangguan kesehatan mental yang kompleks. Para ahli pun masih belum bisa menentukan apakah schizophrenia ini merupakan gangguan tunggal atau gabungan dari gangguan lainnya.

Gejala-gejala yang umumnya terjadi pada orang dengan schizophrenia yaitu: delusi, halusinasi, kurang motivasi, atau mood yang datar.

Cara Menjaga Kesehatan Mental

Dengan menjaga kesehatan mental, kalian juga secara nggak langsung ikut menjaga kesehatan fisik kalian. Jadi dengan melakukan aktivitas-aktivitas di bawah ini, kalian bisa meningkatkan kedua hal tersebut sekaligus, asik ‘kan!

Apa aja caranya?

Menjalin komunikasi dengan orang sekitar

Nggak ada manusia yang bisa hidup sendiri terisolasi dari orang lain dan merasa bahagia. Studi menunjukan kalau seseorang dengan sahabat yang dekat memiliki risiko mengalami depresi atau kecemasan di masa hidupnya.

Psikolog Susan Pinker juga mengatakan sesuatu yang menarik soal komunikasi.

Katanya saat berkomunikasi tubuh kita menghasilkan neurotransmitter yang bertugas dalam mengatur respons terhadap stres dan kecemasan. Dalam kata lain, berkomunikasi dengan orang lain membantu kita lebih tangguh saat menghadapi stres

Jalani rutinitas yang menyehatkan

Karena saling berkaitan, melakukan aktivitas yang menyehatkan fisik juga akan ikut menyehatkan kesehatan mental kita.

Mulai hindari makanan-makanan yang berakibat buruk bagi kesehatan. Inget, kesehatan fisik juga bakal mempengaruhi kesehatan mental kalian!

Kalian juga bisa membuat rutinitas olahraga yang teratur. Kalian nggak perlu cari olahraga yang berat-berat, kok. Lari di sekitaran rumah kalian atau senam di rumah juga bakal cukup!

Dan yang nggak kalah penting, luangkan waktu untuk tidur yang cukup. Nggak ada salahnya kok buat ngasih waktu istirahat buat diri kalian sendiri, nggak peduli sesibuk apa pun kegiatan yang sedang kalian jalani sekarang!

Buat tujuan hidup

Membuat tujuan hidup bisa membantu kalian untuk mencoba hal-hal baru. Kalian juga bisa lebih mengontrol fokus kalian ke berbagai aktivitas yang positif sehingga kalian nggak terpaku dengan sesuatu yang menyulitkan kalian.

Kalau kalian masih bingung gimana caranya merancang tujuan hidup kalian, silahkan cek video dari Satu Persen ini!

Menjaga Kesehatan Mental Bersama Satu Persen

Kalau kalian masih merasa awam dan ingin mempelajari lebih lanjut tentang kesehatan mental, udah pas banget nih kalian datang ke Satu Persen!

Sebagai startup yang bergerak di bidang life school, Satu Persen ngerti banget betapa pentingnya menjaga kesehatan mental untuk perkembangan seseorang. Malahan, itu salah satu fokus utama kita sebagai langkah untuk membantu teman-teman semua menuju #HidupSeutuhnya.

Untuk mempelajari dasar-dasar mengenai kesehatan mental, Satu Persen punya layanan kelas online Basic Mental Health Training yang berisikan empat topik utama:

  • Empathy & Relationship Building; karena membangun hubungan positif dengan orang lain itu penting.
  • Identifikasi & Batasan Penanganan Gangguan Mental; agar kita tau cara berinteraksi dengan mereka yang memiliki masalah dengan kesehatan mentalnya.
  • Emotional First Aid; agar kamu bisa menjadi hal positif bagi orang-orang di sekitarmu yang sedang mengalami masalah.
  • dan Problem Solving; agar kamu terlatih dalam menyelesaikan masalah-masalah yang kompleks.

MXZ36s_tbZuJRSBOdzEmkpAJmUOm1tZFLTOrQYYP3lJpWBLN3A3MgAvavOShW4nzY_aP7wHqkMpbzktmbiEeIGIrMCAwHBadd72H0R9OaXZGtLaJdNqAqQqXd3DF0-OGy_lsxWsOSRTfHZm3Eg1VMxz-CrQ0YxZEQMVqPTw2kl-X2InJLMAxX2A-s2048

Nah, gimana temen-temen? Udah lebih ngerti ‘kan soal kesehatan mental dan kenapa ia penting?

Sampai sekarang, orang-orang di berbagai belahan dunia masih terus aktif untuk menyuarakan betapa pentingnya kesehatan mental kita. Alasannya bukan cuma meningkatkan kesadaran orang-orang akan kesehatan mental, tapi juga untuk menghentikan stigma-stigma negatif yang sering dilemparkan pada orang-orang dengan masalah kesehatan mental.

Kesehatan mental itu bukan aib yang perlu kalian sembunyikan dari orang lain. Kadang kalau kalian lagi ada masalah, cerita ke orang lain itu bisa banget membantu meringankan beban kalian. Jangan lupa juga untuk menjadi agen yang membantu orang-orang di sekitar kalian supaya mereka lebih paham juga soal kesehatan mental mereka. Kalian juga bisa mencoba Tes Sehat Mental supaya kalian ngerti kondisi kesehatan mental kalian.

Kita semua harus bisa bergerak bersama-sama untuk menuju hidup yang lebih baik, setidaknya 1% lebih baik setiap harinya!

Referensi

“COVID-19 Disrupting Mental Health Services in Most Countries, WHO Survey.” World Health Organization, World Health Organization, www.who.int/news/item/05-10-2020-covid-19-disrupting-mental-health-services-in-most-countries-who-survey.

“Chronic Illness and Mental Health: Recognizing and Treating Depression.” National Institute of Mental Health, U.S. Department of Health and Human Services, www.nimh.nih.gov/health/publications/chronic-illness-mental-health/.

“Mental Health and Social Relationships” AHRC, esrc.ukri.org/news-events-and-publications/evidence-briefings/mental-health-and-social-relationships/.

“Mental Health: Definition, Common Disorders, Early Signs, and More.” Medical News Today, MediLexicon International, www.medicalnewstoday.com/articles/154543.

“Mental Health: Strengthening Our Response.” World Health Organization, World Health Organization, www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/mental-health-strengthening-our-response.

“Socialization: How Does It Benefit Mental and Physical Health?” Medical News Today, MediLexicon International, www.medicalnewstoday.com/articles/321019.

“Unite For Sight.” A Brief History of Mental Illness and the U.S. Mental Health Care System, www.uniteforsight.org/mental-health/module2.

Read More
judi

Apa itu Wendy Syndrome? (Buat Lo yang Sering Ghosting Diri Sendiri)

fenomena wendy syndrome
Satu Persen – Wendy Syndrome 

Halo, Perseners! Gimana kabarnya?

Ketika berbicara tentang Wendy syndrome, banyak orang berpikir bahwa deskripsi yang diberikan oleh psikologi adalah seseorang yang senang merawat orang lain daripada dirinya sendiri.

Tapi tidak ada yang bisa jauh dari kenyataan. Kebutuhan untuk merawat pasangan kita, memberi mereka segalanya, dan mendahulukan kebutuhan mereka di atas kebutuhan kita sendiri, adalah sesuatu yang dipandang normal saat ini terutama bagi kaula muda, Perseners.

wendy syndrome
Sumber dari pngitem.com

Banyak wanita membuat kesalahan dengan “mencintai terlalu banyak” atau istilah jaman sekarang “bucin” menyebabkan mereka kehilangan harga diri mereka sendiri. Penting untuk membatasi hal ini dan berusaha untuk menemukan keseimbangan. Lo dapat memuja pasangan lo, memberikan banyak cinta kepada orang tua atau teman lo, tetapi lo tidak boleh sampai melupakan kebutuhan lo sendiri.

Kalau bahasa gaulnya anak jaman sekarang sih, love yourself first before you love others. Karena, tidak ada yang lebih penting daripada pertumbuhan pribadi lo sendiri.

Karena sebelumnya gue udah bahas tentang Sindrom Peter Pan di artikel sebelumnya. Pada artikel kali ini, gue akan membahas topik ini dan mencari tahu lebih banyak tentang Wendy syndrome. Jadi, simak hingga akhir dan jangan lupa buat share ke teman-teman maupun kerabat lo. Selamat membaca!

Tapi sebelumnya, ada pepatah bilang, tak kenal maka tak sayang, semakin kenal tambah sayang. Jadi, kenalin nama gue Dimsyog (acronym dari Dimas Yoga). Di sini gue sebagai Part-time Blog Writer dari Satu Persen. Simak sampai habis, ya!

Baca juga: The Good Girl Syndrome: Sindrom Menjadi Perempuan Baik yang Bikin Gak Bahagia

Apa itu Wendy Syndrome?

apa itu wendy syndrome
Sumber dari seekpng.com

Pasti lo semua pernah mendengar tentang sindrom Peter Pan, dan mungkin banyak yang bertanya-tanya apakah Wendy syndrome sebagai kebalikannya? Dan jawabannya adalah benar sekali, Perseners.

Kebalikan dari karakter Peter Pan yang selalu ingin dirawat, karakter Wendy adalah seorang karakter gadis yang merawat karakter lain dalam cerita di dunia fantasi (Peter Pan). Dia mampu melakukan apa yang tidak berani dilakukan Peter Pan maupun yang lainnya, yakni menanggung risiko, tanggung jawab, dan lain-lain., tetapi selalu tetap berada belakang. Dia memberikan segalanya untuk orang lain karena itulah yang membuatnya bahagia.

Sebagai contoh, Wendy syndrome diibaratkan sebagai ayah atau ibu yang selalu mengerjakan pekerjaan rumah anaknya, yang membangunkannya setiap pagi agar tidak terlambat datang ke sekolah meskipun sudah cukup umur untuk mengerjakannya sendiri.

Ciri-ciri Wendy Syndrome

ciri-ciri wendy syndrome
Sumber dari Guidetoposts

1.Mereka mendahulukan kebutuhan orang lain di atas kebutuhan mereka sendiri

Orang yang memiliki Wendy syndrome mereka merasa perlu untuk memberikan perhatian, untuk merawat orang lain. Dengan cara ini, mereka merasa bahwa mereka membuat orang lain bahagia. Orang-orang ini akan menempatkan kebutuhan orang lain di atas kebutuhan mereka sendiri, dan kemudian perlahan-lahan, mereka mulai mengorbankan keinginan mereka sendiri dan bahkan hal-hal yang penting bagi mereka.

2. Melakukan sesuatu untuk orang lain membuat mereka merasa lebih baik

Bagi orang-orang ini, memberi perhatian adalah cara menawarkan cinta. Mereka melakukannya dengan bebas dan karena mereka mau. Tidak ada yang membuat mereka peduli pada orang lain.

Namun, mereka sering “terikat” dengan pasangan yang memiliki Sindrom Peter Pan. Orang dengan Wendy syndrome takut akan dua hal: bahwa orang lain akan berhenti membutuhkan mereka, dan mereka akan ditinggalkan sendirian. Gagasan tidak memiliki siapa pun untuk merawat mereka menakutkan, karena ini adalah cara di mana mereka merasa berguna dan menunjukkan cinta mereka. Pada saat yang sama, ini membantu mereka melihat diri mereka berharga dan perlu.

Cara Menangani Wendy Syndrome

cara menangani wendy syndrome
Sumber dari PACFA

1.Terapi

Mengakhiri gagasan “Jika gue berusaha keras untuk lo, lo akan melihat bahwa gue bener-bener mencintai lo dan gue tidak akan pergi” adalah dasar terapi pada Wendy syndrome. Tujuan utama dari terapi ini adalah untuk menghilangkan rasa takut ditinggalkan atau ditolak jika mereka tidak melakukan semua yang diinginkan orang lain, karena, jika ide ini tidak berhasil, sulit untuk mengubah perilaku mereka.

2. Teknik kognitif

Selanjutnya, menggunakan teknik kognitif tujuannya mengajarkan lo untuk melihat hubungan dengan perilaku mereka, membantu lo untuk menyadari pada saat yang sama tentang bagaimana ketakutan ini tidak membantu lo untuk mencapai tujuan lo, tetapi malah membuat lo masuk ke dalam lingkaran setan di mana rasa takut meningkat karena “tidak ada persyaratan” perhatian dan kasih sayang dari orang lain. Pada saat yang sama, pasien harus dilatih dalam keterampilan interpersonal seperti belajar bagaimana “mengatakan tidak” dan menyelesaikan tugas, untuk melihat prinsip kesetaraan dalam pasangan yang hubungannya sering terganggu.

3. Komunikasi

Jika lo merasa hubungan lo memiliki Wendy syndrome di dalamnya, mungkin inilah saatnya untuk berbicara. Berikan ruang untuk rasa ingin tahu dan cari tahu tentang kehidupan yang mereka jalani sebelum lo. Lebih baik berada di jalan yang sama tentang hubungan lo daripada melewatinya tanpa tahu ke mana lo melihatnya atau jika pasangan lo mampu memberikan apa yang lo inginkan dalam suatu hubungan. Nah, salah satu cara yang mungkin dapat lo lakukan adalah dengan mengunjungi psikolog untuk melakukan konseling.

Baca Juga: Night Eating Syndrome: Gangguan Suka Makan Tengah Malam

Nah, jika lo bingung mau cari bantuan dari profesional lewat cara apa, lo bisa coba layanan Konseling dengan Psikolog dari Satu Persen.

Di konseling ini, lo bakal dapet tes psikologi supaya lo bisa tau gambaran kondisi lo saat ini. Berikutnya, lo juga akan dapat asesmen mendalam dan sampai akhirnya lo dapet worksheet dan terapi yang bakal disesuaikan sama hasil asesmen supaya bisa ngebantu lo secara tepat.

Lo bisa klik aja gambar di bawah buat cari tau lebih lanjut dan mendaftarkan diri untuk layanan konseling ini.

CTA-Blog-Post-06-1-16

Kalau lo masih ragu, lo dapat mencoba tes gratis dari kita terlebih dahulu. Dengan tes ini, lo akan tahu layanan konsultasi mana yang terbaik untuk masalah lo. Caranya gampang banget, cukup klik aja di sini.

Selain itu, lo juga bisa mendapatkan informasi lain mengenai kesehatan mental di channel YouTube Satu Persen. Seperti video berikut ini. Di sini, kalian bakal belajar cara mencintai diri sendiri dengan benar.

Dan jangan lupa buat dapetin informasi menarik lainnya di Instagram, Podcast, dan blog Satu Persen ini tentunya.

Akhir kata, sekian dulu tulisan dari gue. Gue Dimsyog dari Satu Persen, selamat mencoba untuk menjadi sahabat dan teman terbaik bagi diri lo sendiri. Semoga informasinya bermanfaat, ya! Dan pastinya selamat menjalani #HidupSeutuhnya!

Referensi:

🥇▷ Wendy’s Syndrome: People who need the approval of others 【NUOVO】. (n.d.). Retrieved January 11, 2022, from http://virtualpsychcentre.com/wendys-syndrome-people-who-need-the-approval-of-others/

The Wendy Syndrome: Caring for Others and Neglecting Yourself – Step To Health. (n.d.). Retrieved January 11, 2022, from https://steptohealth.com/wendy-syndrome-caring-others-neglecting/

Read More
judi

Alpha Male Itu Memang Keren Atau Sok Keren?

Lo pasti pernah denger istilah Alpha Male? Apalagi di dunia internet, istilah ini udah banyak banget digunakan buat ngomongin cowok-cowok yang dianggap “pemimpin” dalam sebuah grup atau komunitas. Tapi sebenarnya, apa sih yang dimaksud dengan Alpha Male?

Buat lebih jelasnya, mari kita bahas dulu gimana konsep hierarki sosial di dunia hewan. Lo tau kan, bahwa semua binatang sosial, termasuk manusia, punya hierarki sosial di dalam kelompok mereka. Nah, konsep ini berlaku juga untuk primata seperti kera dan simpanse.

Apa itu Alpha Male?

Nah, di dalam kelompok primata, ada yang disebut sebagai “Alpha Male”. Alpha Male ini adalah jantan yang menduduki posisi tertinggi dalam hierarki sosial kelompok tersebut.

Jadi, Alpha Male adalah jantan yang diakui oleh anggota kelompok lainnya sebagai yang paling dominan.

Alpha Male Harusnya…

Tapi, tahukah lo bahwa peran Alpha Male ini seringkali diromantisasi atau diklaim sebagai sosok yang super perkasa dan suka membully anggota kelompok lainnya? Padahal, dalam kenyataannya, tidak semua Alpha Male seperti itu.

Justru, Alpha Male bisa menjadi sosok yang dihormati dan melindungi anggota kelompok mereka. Mereka adalah sosok pemimpin yang bertanggung jawab dalam menjaga keamanan dan kesejahteraan kelompok.

Jadi, jangan bayangkan Alpha Male sebagai sosok yang agresif dan menakutkan, karena sebenarnya mereka merupakan sosok yang bisa kita jadikan panutan.

Selain itu, dalam hierarki sosial primata, kekuatan fisik hanya satu aspek dari dominansi. Dalam dunia primata, ada juga yang disebut sebagai “coalition” atau aliansi. Aliansi ini penting, karena membutuhkan dukungan dan koneksi dengan anggota kelompok lainnya, termasuk dengan betina yang menduduki posisi tinggi dalam hierarki.

Hal ini menunjukkan bahwa dominan dalam kelompok primata tidak hanya bergantung pada kekuatan fisik, tapi juga koneksi sosial. Jadi, jangan berpikir bahwa menjadi Alpha Male hanya berarti memiliki kekuatan fisik yang superior, karena sebenarnya kekuatan sosial dan dukungan dari anggota kelompok lainnya juga sangat penting.

Selanjutnya, kita juga perlu melihat bahwa perbedaan antara jenis kelamin dalam kelompok primata sering kali lebih kecil daripada yang kita bayangkan, dan adanya variasi individu dalam kedua jenis kelamin tersebut.

Perbedaan antara jenis kelamin dalam primata sering kali disebut sebagai “sex”, dimana hal ini merupakan perbedaan biologis. Tapi, perbedaan gender lebih bersifat budaya dan fleksibel, yang mendefinisikan bagaimana seorang pria atau wanita harus berperilaku. Primata lebih bersikap terbuka dan lebih menerima individu yang tidak sesuai dengan pola gender umum.

Jangan Percaya Mitos Alpha Male Ini!

Jadi, jangan percaya pada mitos bahwa pria harus selalu tangguh dan kuat, atau bahwa wanita harus selalu lemah dan perasa. Primata menunjukkan bahwa dalam kelompok sosial, individu dari berbagai jenis kelamin memiliki keunikan dan variasi yang harus dihargai.

Hal lain yang perlu kita perhatikan adalah keberadaan kemampuan empati dalam primate, termasuk manusia. Empati penting dalam moralitas dan keharmonisan sosial. Primate menunjukkan minat dan kepedulian pada kesejahteraan orang lain, serta melindungi yang rentan.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita seringkali melihat contoh perilaku yang menunjukkan hal yang sama. Misalnya, ketika kita melihat seseorang yang terluka atau dalam kesulitan, kita merasa empati dan mencoba membantu. Ini menunjukkan bahwa sifat empati tidak hanya ada dalam kelompok primata, tapi juga di dalam diri kita sebagai manusia.

Terakhir, kita juga perlu melihat bahwa manusia memiliki banyak kesamaan dalam hubungan sosial dan emosional dengan primata, meskipun kita lebih unggul secara intelektual dan teknologis. Dengan memahami perilaku primata, kita bisa mendapatkan wawasan tentang hubungan sosial manusia.

Misalnya, di Satu Persen, kita sering membahas tentang kehidupan sosial dan kesehatan mental. Kita bisa melihat bahwa kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan mental dan mengatasi masalah psikologis seperti kecemasan dan depresi tidak hanya penting bagi manusia, tapi juga ada pada primata lainnya.

Hal ini membantu kita untuk lebih memahami tentang pentingnya menjaga kesehatan mental, bukan hanya sebagai manusia, tapi juga sebagai bagian dari sistem ekosistem global yang lebih luas.

Kesimpulan

Jadi, kesimpulannya adalah, Alpha/Sigma Male itu sebenarnya tidak sepenuhnya akurat dan bisa dikatakan sebagai “bullshit”. Alpha Male adalah sosok yang bisa menjadi pemimpin yang bertanggung jawab dan melindungi kelompoknya, bukan sosok yang hanya kasar dan suka membully orang lain.

Kita juga perlu melihat bahwa perbedaan antara jenis kelamin dalam kelompok primata tidak sebesar yang kita bayangkan, dan variasi individu dalam kedua jenis kelamin juga ada.

Perbedaan antara sex dan gender juga penting untuk dipahami, karena primata menunjukkan bahwa perbedaan gender bersifat fleksibel dan harus dihormati.

Terakhir, empati adalah hal yang penting dalam kehidupan sosial kita, dan primata menunjukkan bahwa empati bukan hanya ada dalam diri manusia, tapi juga dalam primata lainnya.

Dengan memahami semua ini, kita bisa melihat bahwa konsep Alpha/Sigma Male ini tidak sejalur dengan realitas dan sebenarnya bisa membuat kita terhambat dalam memahami hubungan sosial yang lebih kompleks dan beragam.

Jadi, jangan percaya pada stereotip yang negatif dan terbatasi tentang jenis kelamin dan peran sosial. Mari kita renungkan dan terus belajar tentang keberagaman dan kompleksitas kehidupan sosial, dan menggunakan pengetahuan itu untuk membangun masyarakat yang lebih inklusif dan sehat.

Itulah yang bisa gue sampaikan dalam Blog kali ini. Semoga penjelasan ini bisa memberikan wawasan baru dan memperluas pemahaman lo tentang hierarki sosial dan peran jenis kelamin dalam kehidupan primata, termasuk kita sebagai manusia.

Terima kasih banyak sudah baca Blog ini sampai habis. Sampai jumpa di Blog Satu Persen berikutnya. Gue Jhon dari Satu Persen, salam!

Read More