putinvzrivaetdoma.org

media online informasi mengenai game online tergacor di tahun 2023

Insecure

judi

Definisi dan Cara Mengatasi (Penyebab Insecure)

insecure satu persen
Satu Persen – Mengenal Insecure dan Cara Mengatasinya

Halo, Perseners! Apa kabar? Semoga kabar kalian baik-baik aja ya hehehehe,

Sebelumnya kenalin, aku Chastin Associate Writer baru di Satu Persen, dan ini artikel debutku. Nah untuk mengawalinya aku mau bahas tentang insecure, suatu bahasan yang menurutku gak bakal habis termakan waktu.

Soalnya siapa sih yang nggak tau insecure? Istilah ini udah nggak asing di telinga segala kalangan. Bahkan, hampir setiap hari ada aja orang yang mengklaim bahwa dia lagi insecure.

Kalian familiar nggak dengan kata-kata di bawah ini?

‘’Aku kok gak sekeren dia ya?’’

‘’Orang-orang seumuran aku udah pada kerja, kok aku belum?’’

‘’Perasaan udah berusaha mati matian, kenapa gini gini aja?’’

Sebaiknya, perasaan kurang akan diri sendiri dibuang jauh jauh deh,

Kenapa?

Jika perasaan insecure nggak segera diatasi maka hal ini dapat berpotensi menyebabkan gangguan kesehatan mental kayak depresi, gangguan kepribadian borderline, gangguan kecemasan, paranoid, gangguan makan, dan masalah pada body image. Jadi makin repot, kan?

Walaupun insecure sering dialami pada berbagai kalangan, tapi perasaan ‘’selalu merasa kurang’’ ini paling sering terjadi pada anak remaja usia sekitar 20-an. Pada usia ini, kita cenderung pengen nyoba segala hal. Sehingga, ketika pencapaian nggak sesuai ekspektasi, maka di titik itulah kita ngerasa banyak yang kurang di dalam diri.

Insecure emang hal yang wajar, tapi bukan berarti kamu harus pasrah aja terjebak dalam kegalauan ini. Kalo kamu terus-terusan membahas kekurangan yang ada di diri kamu, kapan kamu bisa ngembangin kelebihan yang kamu punya?

Nah guys, artikel ini bakal ngebantuin kamu untuk mengenal lebih jauh soal apa itu insecure, sekaligus cari tahu cara buat ngatasinnya

So, simak artikel ini sampe habis ya!.

Kenapa Aku Bisa Minder? (Penyebab Insecure)

Apa sih Insecure itu?

Menurut Abraham Maslow, insecure adalah suatu keadaan di mana seseorang yang merasa nggak aman, menganggap dunia sebagai sebuah hutan yang mengancam dan kebanyakan manusia berbahaya dan egois.

Mereka akan berusaha untuk mendapatkan kembali perasaan secure (aman) dengan berbagai cara.

Sementara American Psychology Association (APA) mendefinisikan insecure sebagai perasaan yang nggak baik. Kayak kurangnya rasa percaya diri dan ketidakmampuan untuk menghadapi suatu masalah.

Kurangnya percaya diri dapat berdampak pada produktivitas. Contohnya, kalo kamu pengen berkembang dan belajar skill baru, kayak public speaking, kamu bukan cuma harus terbiasa melakukan research, tapi juga harus ngebangun rasa percaya diri.

Baca juga: Cara Meningkatkan Percaya Diri

Kalo terus-terusan ngerasa kurang, kamu bakal ragu dan nggak berani untuk melangkah lebih maju. Alhasil, bakal stuck di situ aja dan berujung nyalahin diri sendiri karena merasa ‘kurang’

Nggak enak banget kan ya?

satu persen insecure
Insecure sama temen

Apa aja sih penyebab umum seseorang merasa Insecure?

Menurut psikolog klinis Melanie Greenberg, Ph.D., terdapat 3 penyebab umum seseorang merasa insecure, yaitu:

1. Insecure karena kegagalan atau penolakan yang terjadi baru-baru ini

Peristiwa yang baru terjadi sangat memengaruhi suasana hati dan perasaan kita tentang diri sendiri, terutama yang berhubungan sama kegagalan dan penolakan.

Aku pernah ngerasa kayak gini. Waktu itu aku ngelamar kerja ke beberapa perusahaan, tapi nggak ada panggilan interview lanjut. Hal ini bikin aku mikir kalo aku sama sekali nggak punya kelebihan. Kondisi ini berdampak pada self-esteem, aku jadi ngerasa kurang pede dan insecure.

Apalagi saat ngeliat temen-temenku udah pada kerja. Wah, pokoknya nggak enak banget!

Baca juga: Stop Membandingkan Diri!

2. Insecure karena mengalami kecemasan sosial

Kecemasan ini umumnya terjadi ketika seseorang mendapat kritik atau evaluasi dari lingkungannya. Mungkin beberapa orang nggak masalah dengan itu, tapi kita perlu pahami bahwa nggak semua orang siap dengan kritik dan evaluasi tersebut.

Perasaan nggak siap menimbulkan rasa cemas, yang pada akhirnya ngebuat seseorang menarik diri dari sosial. Karena ngerasa selalu kurang dan nggak fit in dengan sosial di sekelilingnya.

3. Insecure yang didorong oleh perfeksionisme

Beberapa orang mungkin suka dengan hasil yang sempurna, sesuai dengan ekspektasi dan perencanaan yang dibuat. Aku kadang juga gitu, sih. Pengen meminimalisir peluang gagal, sehingga memaksa diri untuk bekerja lebih keras.

Sebenernya ini oke-oke aja.

Hal ini akan jadi masalah ketika kita nggak ngebayangin worst case dari rencana kita. Kita ngebayanginnya berhasil terus, sampai nggak siap kalau ternyata nggak sesuai ekspektasi.

Kita juga kadang cenderung memaksa diri terlalu keras, sampai bikin kita kewalahan dan stres sendiri. Nah, kalau udah ngerasa gini, kalian coba untuk berhenti sebentar dan meluruskan, “Sebenernya apa sih yang aku kejar?”

Coba juga: Tes Tingkat Keparahan Stres

Inget, jangan sampai ekspektasi kita yang menjatuhkan diri kita!

‘’To be beautiful means to be yourself. You don’t need to be accepted by others. You need to accept yourself’’

Banyak orang nggak sadar bahwa untuk menjadi cukup adalah dengan menjadi versi terbaik dari diri sendiri.

Hal yang perlu kita lakukan yaitu memahami kelebihan dan kelemahan diri, kita pahami diri kita seutuhnya. Dengan memiliki pemahaman diri, kita akan lebih mudah untuk mencintai diri atau self-love.

Baca juga: Self-Love: Menghargai Diri Sendiri, Kalau Bukan Kamu Siapa Lagi?

Kadang, kita sendiri nggak sadar kalo kita punya kelebihan yang orang lain pengen punya. Kadang, kita nggak sadar bahwa pekerjaan yang kita jalanin sekarang merupakan dream job bagi orang lain. Kadang, kita nggak sadar bahwa fisik yang kita punya adalah idaman bagi orang lain.

Karena terkadang kita terlalu fokus sama pencapaian orang lain, yang jelas- jelas berbeda dengan diri kita sendiri. Faktor pembedanya? Tentu banyak, termasuk kepribadian, pemikiran, juga kapasitas effort yang dilakukan.

Ya sebenernya kadang insecure juga nggak apa-apa sih, siapa tahu bisa jadi motivasi. Tapi, harus paham batasan dan nggak terus-terusan overthinking serta minder tentang kekurangan diri sendiri.

Daripada insecure terus menerus, mending kita gali potensi diri agar lebih berkembang, yuk!

Cara Mengatasi Rasa Minder

3 Cara simple mengatasi Insecure

1. Tingkatkan rasa percaya diri

Coba deh, fokus sama kelebihan dan keunikan yang kamu punya. Mungkin dengan itu, bakal lebih mudah nemuin interest-mu dalam suatu bidang.

Interest ini bisa kamu coba dan latih, sehingga kamu lebih mudah menguasai kemampuan itu. Hal ini akan bikin kamu lebih percaya diri, karena ngerasa diri kamu punya value.

Mungkin nggak gampang ya untuk langsung percaya diri, but that’s okay. Gak usah terburu-buru buat gain more confidence. Latih percaya diri dengan sesekali ngomong depan cermin, kalo aku sendiri sih sering ngomong depan cermin kayak

‘’Ih gue kok cakep banget ya?’’

‘’Ada gak sih yang sekeren gue hari ini udah produktif banget?’’

2. Pilih lingkungan dan suasana yang positif

Coba deh, habisin waktu di lingkungan yang suportif.

Better stay di circle yang support dan apresiasi apapun pilihan yang kamu ambil, daripada di satu circle dengan orang-orang yang bikin kamu down. Kamu bisa cerita ke keluarga ataupun sahabat yang sudah mengetahui diri kamu sepenuhnya.

Memilih lingkungan itu penting, karena itu juga dapat membentuk karakter seseorang. Katanya sih, kalau kita berteman dengan penjual minyak wangi, kita akan ketularan wangiii hehe.

3. Matikan sejenak ponselmu atau lakukan detoks media sosial

Jika dengan melihat pencapaian orang lewat sosial media dapat membuatmu cemas, lebih baik kamu mengurangi penggunaannya. Hal ini bukan berarti seterusnya resign dari main medsos yaa hehehe. Terkadang, kita perlu istirahat demi belajar memaknai arti hidup sesungguhnya.

Kita bisa lebih siap menghadapi dunia nyata, menyadari hal-hal yang kita punya dan bersyukur akan hal itu. Perasaan ini bisa ngebantu kamu lebih siap bangkit dan bangun rencana untuk berkembang.

Nah, kayak yang aku bilang tadi, insecure itu wajar terjadi. Bahkan sekelas Raisa pun juga pasti pernah insecure. Tapi, kalau ternyata rasa insecure ini udah membuat kamu nggak nyaman dan mengganggu keseharian serta produktivitas kamu, aku saranin kamu untuk ngobrol ke profesional langsung.

Layanan konsultasi bareng mentor Satu Persen bisa jadi solusinya. Karena di layanan ini, kamu akan dapet nggak cuma sesi konsultasi, tapi juga dapet benefit lainnya. Kayak psikotes, worksheet, dan masih banyak lagi.

Benefit dan informasi lainnya bisa kamu cek dengan klik gambar di bawah. Cek aja dulu, siapa tahu cocok, kan? Hehe

Satu-Persen-Artikel--Cover-Image--7-

Oke, segini dulu tulisan dari aku. Semoga bermanfaat dan bisa membantu kita semua untuk berkembang menuju #HidupSeutuhnya!

Referensi:

Florencia, G. (2020). Ini yang Akan Terjadi Ketika Merasa Insecure. Diakses pada 1 Juli 2020, dari https://www.halodoc.com/ini-yang-akan-terjadi-ketika-merasa-insecure

Greenberg, M. (2015). The 3 Most Common Causes of Insecurity and How to Beat Them. Diakses pada 1 Juli 2020, dari https://www.psychologytoday.com/intl/blog/the-mindful-self-express/201512/the-3-most-common-causes-insecurity-and-how-beat-them

Maslow, A. H. (1942). The Dynamics of Psychological Security-Insecurity. Journal of Personality, 10 (4), 331–344. doi:10.1111/j.1467

Read More
judi

Tips Anti Insecure Paling Ampuh! (Meningkatkan Percaya Diri)

tips anti insecure
Satu Persen – Tips Anti Insecure

Halo, Perseners! How’s life?

Katanya, kalo gak kenal maka gak sayang. Jadi, kenalin nama gue Hana. Gue di sini menulis sebagai associate writer dari Satu Persen.

Akhir-akhir ini, gue cukup sering menghabiskan waktu luang dengan scrolling beranda Twitter. Menurut gue, media sosial yang satu itu lumayan menarik. Di sana orang-orang bebas banget buat nge-tweet apa pun, termasuk sambatan dan ungkapkan keresahan. Semakin relatable suatu tweet, semakin banyak yang retweet.

Selihat gue, salah satu istilah yang sering digunakan warga Twitter adalah “insecure”. Kalian ngerasa gitu juga gak, sih?

Istilah ini dipakai orang-orang buat menggambarkan banyak hal. Insecure sama artis cantik. Insecure karena gak bisa dapat nilai 100 di ujian. Insecure ngelihat orang lain posting kesuksesan di media sosial. Insecure karena idol K-Pop yang lo suka ganteng banget, sedangkan lo mendefiniskan diri sebagai “kentang”.

gambar sosial media
Gambar oleh mohamed Hassan dari Pixabay

Tapi, insecure itu sebenernya apa, sih?

Apa Itu Insecure?

Mungkin tiap sebelum tidur lo bertanya-tanya, “Kok kayaknya cuma gue yang ngerasa serba kurang, sedangkan orang lain kelihatan hepi-hepi aja? Apakah wajar ngerasa kayak begini?”

Menurut APA Dictionary of Psychology, perasaan insecure atau insecurity didefinisikan sebagai perasaan tidak mampu, kurang percaya diri, dan kecemasan terhadap tujuan, kemampuan, atau hubungan dengan orang lain.

Umumnya, orang yang sedang dalam fase insecure ini merasa kesulitan untuk keluar dan mengatasi perasaan tersebut. Sehingga, perasaan mereka cenderung penuh dengan ketidakpastian.

Tapi, gak semua orang yang minder menunjukkan perasaannya terang-terangan, lho. Mungkin kita suka gak sadar, tapi seringkali perilaku seseorang yang kita anggap menyebalkan merupakan tanda-tanda dari insecure. Mereka hanya gak suka mengakuinya dan memilih bertingkah seakan-akan lebih hebat dari orang lain.

Studi yang dilakukan oleh James Brookes menemukan bahwa sebagian orang yang insecure punya kecenderungan untuk menjatuhkan orang lain sambil memenuhi ego mereka yang lagi bermasalah. Seenggaknya ada empat perilaku yang menunjukkan seseorang sebenarnya sedang merasa insecure.

Mungkin lo udah gak asing sama orang yang suka memproyeksikan masalah kepada orang lain, membual soal pencapaian, merendah untuk meroket, dan komplain tentang banyak hal karena merasa punya standar yang lebih tinggi.

Sekilas, orang-orang dengan kecenderungan seperti ini mungkin kelihatan superior. Tapi, kenyataannya belum tentu begitu, Perseners.

Ternyata, perasaan insecure itu kompleks banget dan banyak bentuknya, ya? Eits, tapi gak usah khawatir. Lo pasti bisa kok mengatasi insecurity yang lagi lo alami. Yuk, cari tahu lebih banyak mengenai perasaan insecure!

Kenapa sih gue merasa Insecure?

Mungkin ini menjadi salah satu pertanyaan besar lo selama ini. Kenapa sih gue merasa insecure? Kenapa gue gak bisa jadi orang yang pede kayak orang lain?

Well, setiap kondisi pasti ada sebabnya, Perseners. Kalo kondisinya lagi insecure kayak begini, kira-kira apa sih penyebabnya?

1. Pengalaman gagal atau ditolak yang bikin insecure

Tau gak, guys?

Ada penelitian yang menemukan bahwa 40% kebahagiaan kita bergantung pada kejadian baru-baru ini dalam hidup kita. Kebahagiaan kita gampang banget turun kalo lagi ngalamin kejadian tertentu, misalnya kematian orang terdekat, hilangnya pekerjaan, sakit keras, dan kerusakan hubungan dengan orang lain.

Nah, misalnya kita baru aja kehilangan pekerjaan, atau ditolak sama universitas tujuan, kebahagiaan kita bakal menurun. Dan umumnya, ketidakbahagiaan itu memengaruhi kepercayaan diri kita. Sehingga, kita jadi ngerasa rendah diri atau insecure.

Baca Juga: Kegagalan: Bangkit Mengejar Sukses yang “Tertunda”

2. Insecure karena kurang kepercayaan diri

Gak sedikit dari kita yang kurang percaya diri, terutama ketika berada di situasi sosial. Kita barangkali terlalu khawatir kalo kelihatan gak cukup baik di mata orang lain. Hal ini biasanya disebabkan oleh pengalaman masa lalu, di mana kita mungkin pernah di-bully oleh teman atau punya orang tua yang banyak mengkritik.

Ketika lo insecure gara-gara ini, gue mungkin cuma bisa ngasih lo sedikit reminder. Bahwa kenyataannya lo itu udah lebih dari cukup. Percaya atau gak, orang lain pasti lebih fokus sama dirinya sendiri daripada orang lain. Jadi, mereka gak akan memperhatikan lo sejauh itu, kok.

3. Selalu insecure karena terlalu perfeksionis

Barangkali ada juga nih dari kita yang udah berusaha keras, bahkan terlalu keras, tapi gak pernah ngerasa puas karena punya standar yang terlalu tinggi. Yap, sikap perfeksionis juga berpotensi bikin kita selalu ngerasa kurang dan akhirnya berlarut menjadi insecurity.

Perseners, selalu mengusahakan yang terbaik itu udah bagus banget, lho. Tapi sayang banget nih, hidup gak bakal bisa ngabulin semua kesempurnaan yang lo inginkan. Lagipula, gak ada yang salah dari ketidaksempurnaan, kok! 🙂

Tentunya, penyebab seseorang menjadi insecure jauh lebih kompleks dari yang dikira, sehingga gak bisa dibagi menjadi tiga penyebab aja. Tapi, seenggaknya ketiga penyebab umum tersebut bisa dijadikan referensi buat lo yang pengen luangin waktu dan refleksi diri.

Tips Anti Insecure Paling Ampuh

Mungkin ini juga menjadi sesuatu yang lo cari-cari selama ini. Gimana sih caranya supaya gak insecure lagi?

Mungkin setelah lo ditolak sama perusahaan atau universitas, lo malah maksain diri lo buat berusaha lebih keras lagi tanpa jeda. Lo gak pengen berlama-lama di fase gagal. Lo mungkin juga gak mau ketemu sama orang-orang, soalnya lo merasa rendah diri di antara mereka.

Punya semangat buat mencapai goals setelah gagal itu bagus banget, Perseners. Tapi, kalo lo masih ngerasa sedih, gak ada salahnya luangin waktu buat ngerasa sedih dan sembuhin diri sendiri dulu. Lo bisa istirahat atau cari hiburan dulu sebelum berusaha lagi.

Coba Juga: Tes Self-Love: Cintai Diri Lebih Baik

2. Kalo mikirin penilaian orang lain bikin lo insecure, coba pikirkan hal lain

Faktanya, terus-terusan menghindar dari situasi sosial bakal bikin kecemasan lo tambah parah. Lagipula, selama masih jadi makhluk sosial, pasti ada kalanya lo diharuskan banget buat berada di situasi yang melibatkan banyak orang.

Lo mungkin belum bisa hilangin kebiasaan lo berasumsi tentang apa yang orang lain pikirkan tentang lo. Tapi, mungkin ada sesuatu yang bisa lo coba, yaitu mikirin hal lain yang ada di sekitar lo.

Coba observasi sekeliling, apa yang sedang dilakukan orang lain? Apakah ada hal menarik dari mereka? Apakah ada hal baru yang bisa lo pelajari dari memperhatikan mereka? Mengalihkan fokus lo kepada hal lain mungkin bisa membantu, guys!

3. Menerima ketidaksempurnaan untuk mengurangi perasaan insecure

Kalo lo berpikir bahwa menjadi sempurna bikin lo berhenti ngerasa insecure, mungkin lo bakalan ngerasa insecure selamanya. Seperti yang kita semua tahu, nobody is perfect. Bener kan?

Jadi, daripada terlalu maksain diri buat jadi serba bagus, mending kita belajar menerima bahwa gak apa-apa kalo kita kurang dalam beberapa hal. Jadi orang yang gak sempurna itu oke-oke aja, kok.

Kalo lo udah bisa berdamai sama masalah ini, gue jamin perasaan insecure lo bakal berkurang pelan-pelan.

gambar orang tidak percaya diri
Gambar oleh mohamed Hassan dari Pixabay

Sebenernya, gue punya satu solusi lagi buat mengatasi masalah insecure. Ini mungkin bisa jadi opsi terakhir kalo tips-tips tadi gak berhasil.

Yap, lo bisa banget cari bantuan ke tenaga profesional. Dan in case lo bingung nyari tempat yang cocok, Satu Persen punya layanan konseling yang bisa lo coba, lho!

Terutama buat lo yang udah di tahap gak bisa beraktivitas normal lagi, atau membahayakan diri sendiri dan orang lain gara-gara insecurity yang lo rasakan, layanan konseling Satu Persen hadir buat bantu menangani masalah lo.

Dengan berkonsultasi sama psikolog, lo bisa dapetin insight baru yang mungkin gak kepikiran sama lo sebelumnya, jadi lo gak mikirin pendapat orang lain terus. Lo juga jadi gak terlalu mikirin kalo lo punya kekurangan di satu atau dua hal. Gak cuma dapetin benefit berupa psikotes dan worksheet, lo juga bisa diberi diagnosa dan terapi apabila diperlukan.

Selain itu, Satu Persen juga punya video YouTube nih, dipersembahkan buat lo yang insecure dan belum bisa mencintai diri sendiri. Harapannya, lo bisa ngerasa sedikit lebih baik setelah nonton videonya 🙂

Mengatasi Perasaan Insecure dan Tidak Pede

Okay, then. Segitu dulu ya, tulisan dari gue. Semoga bermanfaat dan bisa ngebantu lo buat ngatasin masalah insecurity. Kalo kurang ngebantu, layanan konseling Satu Persen selalu hadir buat lo, kok.

Satu-Persen-Artikel--Cover-Image--7-

Well, gue percaya lo juga bisa jadi orang yang pede. Asalkan lo juga mengusahakan diri lo buat selalu berkembang dan berproses ke arah yang lebih baik. Gak perlu langsung banyak, minimal Satu Persen setiap hari menuju #HidupSeutuhnya, ya!

Akhir kata, thanks a million!

Referensi

Greenberg, M. (December 06, 2015). The 3 Most Common Causes of Insecurity and How to Beat Them. Retrieved on March 26, 2021 from https://www.psychologytoday.com/us/blog/the-mindful-self-express/201512/the-3-most-common-causes-insecurity-and-how-beat-them.

Insecurity. (2020). In APA Dictionary of Psychology. Retrieved from https://dictionary.apa.org/insecurity.

Kirby, S. (February 15, 2021). Insecure: Define And Manage It. Retrieved on March 26, 2021 from https://www.betterhelp.com/advice/self-esteem/insecure-define-and-manage-it/.

Read More
judi

Arti Insecure: Mengenal dan Cara Mengatasinya

Mengenal-Apa-itu-Insecure-dan-Cara-Efektif-untuk-Mengatasinya
Satu Persen – Cara Mengatasi Insecure

Apakah kamu semua pernah merasakan yang namanya insecure dalam menjalani sebuah kehidupan, baik kamu yang sekarang masih duduk di bangku sekolah ataupun kamu yang sudah lulus bahkan sampai kamu yang sudah memiliki pekerjaan. Pasti setiap orang memiliki rasa insecure didalam dirinya masing-masing, entah itu insecure akan kegagalan, cemas akan kehidupan di masa depan, dan lainnya.

Jika kamu pernah mengalaminya, lalu apakah yang akan kamu lakukan untuk menghadapi rasa insecure tersebut, merespon dengan hal-hal positif atau malah sebaliknya? Nah di artikel ini akan membahas tentang apa itu insecure, penyebab terjadinya, dan bagaimana cara untuk mengatasinya. Jadi bagi kamu yang sekarang sedang merasa insecure, artikel ini akan sangat cocok untuk kamu semua.

Jadi, Apa Arti Insecure?

Insecure atau insecurity menurut Asta (2019) artinya adalah tindakan dari adanya emosi apabila kita menilai diri kita menjadi seorang inferior dari orang lain. Pendapat pribadiku sendiri menyatakan bahwa insecure dapat diartikan sebagai perasaan tidak aman yang mungkin setiap orang rasakan dalam hidupnya.

Rasa tidak aman atau insecure sendiri bisa terjadi pada dirimu disaat kamu sedang merasa kekurangan, malu, bersalah, bahkan sampai rasa tidak mampu akan melakukan sesuatu. Ketika perasaan tidak aman ini mengendalikan diri kamu maka hal ini akan memicu perasaan semakin tidak percaya diri yang ada pada dirimu.

Baca juga: Insecure: Definisi dan Cara Mengatasi

Akibat lainnya dari Insecure…

Akibat lain yang akan ditimbulkan dari rasa insecure tersebut adalah seseorang bisa menjadi takut untuk berinteraksi dengan orang lain. Hal ini bisa disebabkan mungkin karena berat badannya, warna kulit yang berbeda, dan perbedaan fisik lainnya ataupun segala perbedaan yang menyebabkan seseoarang merasa insecure sehingga timbul rasa tidak aman untuk berinteraksi.

Mereka akan berpikiran, apakah aku akan diterima di lingkungan ini?, gimana kalau aku gak diterima disini, dan semua pikiran negatif lainnya. Mereka akan menilai dirinya sendiri rendah dan tidak percaya diri.

Padahal sesungguhnya manusia diciptakan sebagai makhluk sosial yang tidak pernah lepas dari yang namanya bersialisasi, karena interaksi dengan manusia lain itu penting dalam kehidupan sehari-hari. Pada dasarnya merasa tidak aman atau insecure dalam diri itu sangatlah wajar tetapi ketika perasaan tersebut menjadi berlarut-larut maka hal ini akan menjadi masalah yang besar dalam kehidupanmu.

Yang Insecure Sebenernya Siapa?

Tanda–Tanda Kamu Insecure

Masalah yang akan ditimbulkan dari perasaan insecure yang berlarut-larut akan sangat merugikan bagi dirimu, maka kenalilah tanda-tanda insecure didalam diri sebagai berikut agar kamu bisa keluar dari rasa insecure yang berkepanjangan.

1. Tidak ingin keluar dari zona nyaman

Banyak orang yang tidak ingin keluar dari zona nyaman biasanya diakibatkan oleh pengalaman di masa lalu yang tidak mengenakan seperti dikecewakan, dikhianati, dan perasaan buruk lainnya. Berbagai macam ketakutan ini secara tidak langsung akan menghambat dirimu untuk bisa berkembang menjadi lebih baik.

2. Gemar membandingkan diri dengan orang lain

Perlu kamu ingat bahwa setiap orang memiliki waktunya masing-masing di dalam hidup baik itu sukses, menikah, memiliki anak, dan lain sebagainya. Kamu dan mereka diluar sana pun mungkin memiliki proses berkembang yang berbeda-beda juga. Membandingkan sesuatu dengan orang lain dan menghambat dirimu untuk berkembang maka inilah tanda yang harus secepatnya kamu tinggalkan.

3. Memandang rendah diri sendiri

Hal ini wajar terjadi pada setiap manusia bisa disebabkan mungkin karena pengalaman masa lalu yang buruk sehingga menjadikan seseorang tidak merasa pede atau percaya diri. Jika kamu ada di fase seperti ini cobalah untuk belajar memahami diri sendiri sehingga kamu bisa untuk lebih menghargai diri kamu sendiri.

tes_self_love_mencintai_diri_sendiri_bahasa_indonesia

4. Harus mendapat pujian dan pengakuan dari orang lain

Salah satu ciri seseorang merasa insecure adalah mereka akan cenderung menjadi minder terhadap dirinya sehingga perlu untuk mendapatkan pujian serta pengakuan dari orang lain. Contoh yang mungkin sering kamu temui yaitu apakah kamu pernah memiliki teman yang selalu memperhatikan jumlah likes dan followers di media sosial, mereka akan sangat perlu jumlah tersebut untuk bisa lebih meningkatkan rasa percaya dirinya, itu merupakan salah satu tanda dari insecure dalam diri. Apa jangan-jangan kamu seperti itu juga?

5. Menghindari interaksi dengan lingkungan sekitar

Saat sedang merasa insecure seseorang cenderung untuk menghindari berinteraksi dengan seseorang terlebih interaksi di dalamnya berisi tentang berbagai pencapaian, prestasi yang teman-temanmu bicarakan. Seketika itu kamu akan semakin merasa down saat mendengarnya, padahal ketika kamu bisa meresponnya dengan baik dan tidak merasa terintimidasi kamu sebetulnya bisa mendapat insight baru dari sudut pandang temanmu tersebut dan mungkin saja kamu akan bisa termotivasi untuk semakin terus ingin berkembang.

Kenapa Aku Bisa Minder? (Penyebab Insecure)

Cara Mengatasinya Agar Tidak Insecure

1. Fokus dalam menjadi dan mencintai diri sendiri

Lebih menjadi kemudian mencintai diri sendiri membuat kamu bisa mengetahui kekuatan dan kelemahan yang ada pada diri kamu sehingga cepat atau lambat kamu akan paham akan karakteristik dirimu. Hal ini bertujuan agar memudahkan langkahmu kedepannya untuk bisa mengetahui dan mengembangkan apa yang sebenarnya menjadi passion kamu. Harapannya adalah agar kamu bisa fokus dengan tujuan dan proses kamu bukan oleh proses dan tujuan orang lain.

2. Jangan bandingkan dirimu dengan orang lain

Membanding-bandingkan diri dengan orang lain tidak selamanya berujung negatif tetapi umumnya banyak energi yang terbuang akibat melakukannya dan secara tidak langsung membanding-bandingkan diri dengan orang lain bersifat toxic terlebih membanding-bandingkan dirimu dengan seseorang di media sosial, hal itu akan menyebabkan banyak energi terbuang. Coba berusaha mulai fokus dengan proses dan tujuan hidup diri sendiri.

3. Kelilingi dirimu dengan orang yang suportif

Lingkungan pertemanan dan cara bergaul mu salah satu faktor yang menentukan sifat dan karakteristik mu di dalam hidup. Berteman dan dikelilingi oleh orang-orang yang tidak suportif akan mendorong mu untuk semakin tidak percaya diri dan berujung menjadi insecure. Memiliki teman yang suportif akan memudahkanmu untuk bisa lebih berpikiran positif dan menjauhkan diri dari pikiran insecure.

4. Temukan kelebihan dan keunikan dirimu

Mencoba untuk mencari kelebihan dan keunikan dirimu akan lebih bermanfaat dibandingkan kamu hanya fokus membanding-bandingkan dirimu dengan orang lain karena bisa jadi kelebihan dan keunikan dirimu memiliki value yang sangat tinggi dan berguna bagi dirimu kedepannya. Satu Persen disini siap memberikan berbagai macam kemudahan agar kamu bisa menemukan dan mencari value dalam dirimu lewat layanan online konseling dan mentoring yang langsung ditangani oleh ahlinya.

5. Selalu bersyukur

Cara terakhir adalah dengan selalu bersyukur, dengan bersyukur banyaknya beban pikiran yang kamu pikirkan akan perlahan berkurang dan hilang seiring dengan berjalannya waktu tapi yang perlu kamu ingat adalah bersyukur saja tidak cukup, kamu harus tambahkan dengan selalu berusaha dan berdoa sekuat tenaga.

Setiap manusia memiliki masalah dan kecemasannya masing-masing tidak perlu kamu pungkiri bahkan hindari cukup kamu terima dengan lapang dada tanpa harus membanding-bandingkannya dengan orang lain. Jika kamu merasa insecure coba biarkan saja energi tersebut masuk terlebih dahulu, terima.

Lalu coba selalu ingat berbagai macam kelebihan yang kamu punya, nikmat hidup sampai dengan saat ini, dan segala kemudahan yang kamu peroleh maka rasa insecure tersebut tak akan lama bersarang dalam pikiranmu.

Baca juga: Insecure: Aku Harus Bagaimana?

Nah, kalau perasaan insecure ini membuat kamu jadi ga nyaman bahkan membuat kehidupan kamu terganggu, mungkin kamu bisa segera buat mencari bantuan profesional. Terkadang perasaan insecure juga seringkali membuat kita jadi terlalu overthinking akan masa depan dan juga khawatir terhadap akan yang bakalan terjadi kedepannya.

Satu-Persen-Artikel--Cover-Image--7-

Jangan lupa buat terus pantengin informasi dari kita dengan follow instagram Satu Persen di @satupersenofficial. Aku harap artikel ini bisa bermanfaat dan lewat membaca artikel ini bisa membuat kamu berkembang menjadi lebih baik, seenggaknya Satu Persen setiap harinya. Thanks!

Referensi

Asta, D. 2019. Insecure dalam psikologi (pengertian, karakteristik, cara mengatasi, cara mencegah). https://dosenpsikologi.com/insecure-dalam-psikologi.

Read More
judi

Cara Mengurangi Insecure dan Overthinking ala Karen Horney

Pernah nggak lo ngerasa kalau di luar sana banyak orang yang jauh lebih sedih dan stres, dibandingkan sama diri lo? Dan ini ngebuat lo ngerasa kalau seharusnya lo tuh bahagia. Terus lo berusaha deh mikir hal-hal positif biar jadi bahagia.

Tapi pas lo ngelakuin itu, lo malah ngerasa diri lo lebih buruk.

Kalau lo pernah ngalamin, nggak apa-apa. Lo nggak sendirian. Makanya di artikel ini, gue bakal jelasin cara biar mindset kayak gitu bisa lo kurangin.

Kata “Seharusnya”

Terapis dari Amerika Serikat, Emma McAdams, sempat jelasin bahaya “shoulds” atau penggunaan kata “seharusnya” buat kondisi kita. Kata “seharusnya” itu punya beban ekspektasi yang kayak semua orang tuh wajib buat lakuin.

Nih contoh lainnya:

“Lo nggak seharusnya stres. Lo seharusnya bahagia.”

“Kalau lo cowok, lo nggak seharusnya nangis. Mental lo harus kuat kayak baja.”

“Cewek tuh nggak seharusnya marah-marah. Lo harus anggun dan sabar.”

Kata “harus” dan “seharusnya” ini seakan-akan ngediktein gimana kita seharusnya bertindak. Dan kalau lo gak jalanin sesuai dikte itu, diri lo tuh gagal.

Nah, masalah kenapa kita bisa punya kata “seharusnya” ini dijelasin lebih lanjut oleh Karen Horney, psikoanalisis terkenal dari Jerman. Horney nyusun pemahaman namanya “Tyranny of Shoulds”. atau kalau gue terjemahin, “Kezaliman dari kata Seharusnya”.

Karen Horney

Di teori itu, Horney cerita kalau manusia kita selalu punya dua buah diri. Diri satu adalah diri kita yang ideal, sosok yang pengen kita capai. Diri kedua adalah diri kita yang sebenarnya, lengkap dengan kelebihan dan kelemahan kita.

Diri yang ideal terdiri dari harapan, mimpi, tujuan, dan hal-hal lain biar kita bisa mencapai sosok kita seutuhnya. Sementara diri kita yang sebenarnya itu punya potensial dan kemampuan buat berkembang buat bisa mencapai diri yang ideal itu. Tapi, kalau orang nggak bisa bedain mana diri mereka yang ideal dan diri yang sebenarnya, mereka jadi rentan banget buat jatuh ke lubang kezaliman dari kata “seharusnya” tadi.

Dan inilah yang sering Horney temui di orang-orang yang punya kecenderungan buat overthinking dan insecure. Biasanya, mereka punya kecenderungan buat nge-set target tinggi dan nggak realistis, dan pas itu nggak tercapai: mereka ngerasa buruk sama diri mereka sendiri. Salah satunya adalah pake kata “seharusnya” tadi.

Perasaan buruk ini biasanya diperparah waktu mereka benar-benar ngerasa mereka nggak akan pernah mencapai diri ideal mereka. Akhirnya, mereka bakal ngaku kalau diri mereka yang sebenarnya ini emang sosok yang gagal, nggak berguna, dan ya, udah nggak ketolong aja.

Buat contoh, gue bakal pake cerita dari klien Karen Horney ya.

Biar gampang gue sebut si klien ini Adi. Adi punya temen namanya Beti, dan si Beti ini punya masalah pernikahan yang ribet banget sama suaminya. Si Adi ngerasa udah kenal banget sama Beti, suami Beti, dan bener-bener paham hubungan pernikahan mereka. Tapi, pas Adi ngerasa kalau dia nggak bisa bantu Beti, dia ngerasa gagal, bersalah, dan nggak berguna. Adi ngerasa dengan pengetahuan yang dia punya, seharusnya Adi bisa bantu Beti buat nentuin apakah pernikahan Beti itu patut dipertahankan atau enggak.

Dari contoh tadi, kita bisa lihat sosok diri ideal dan sosok diri sebenarnya si Adi. Sosok diri ideal Adi adalah bisa bantu nyelesein masalah pernikahan Beti. Padahal nyatanya, Adi nggak mampu buat bantu sampai tahap itu. Pas ideal Adi dirasa nggak tercapai, Adi ngerasa gagal.

Sampai sini gue harap lo paham soal kenapa si kata “Seharusnya” bisa membuat lo jadi overthinking dan rentan insecure ya. Mungkin pertanyaan besar sekarang adalah: apa yang bisa lo lakukan kalau lo punya kebiasaan ini?

Lo bisa coba pahami kata “seharusnya” itu.

“Lo nggak boleh sedih. Lo seharusnya lo bahagia.”

Kalau pikiran itu muncul, coba pause dan atur diri. Terus tanyain ini ke diri lo: Kenapa lo ngerasa lo harus bahagia?

Kita sering banget bergantung sama kata “Seharusnya” sampai kita lupa apa yang sebenarnya kita inginkan. Jadi lo bisa coba gali apa yang sebenarnya lo mau. Latihan ini emang nggak gampang dan wajar aja lo jadinya butuh bantuan buat ngelolanya. Konsultasi bareng Mentor Satu Persen adalah solusi yang bisa cocok buat lo.

Di sesi bareng Mentor, lo bakal didengarkan dan dibimbing buat nyari tau kenapa kata seharusnya ini keluar melulu dari diri lo. Dari situ, Mentor juga bakal ngasih lo beberapa saran direktif dan mungkin, worksheet biar lo bisa latihan secara mandiri walaupun sesi Mentoring udah selesai.

Nah, tapi nih kalau ternyata kata seharusnya ini muncul karena ada masalah sama masa lalu dan trauma yang membuat lo ngerasa stuck, ada layanan lain di satupersen.net yang mungkin cocok sama lo, kayak Konseling bareng Psikolog Satu Persen.

Kedua, mulai ubah kata “seharusnya” jadi kata “gue mau..” atau “gue bisa aja..” buat ingetin diri lo kalau lo ada pilihan buat gimana caranya bereaksi.

Misalnya, daripada “gue seharusnya nggak sedih, gue seharusnya bahagia”; lo bisa ubah jadi “gue mau nangis aja” atau “gue bisa aja sebenernya nyari video anabul di youtube biar gue seneng lagi”.

Kata-kata tadi secara gak langsung juga ngasih lo action yang bisa lo lakukan, gak cuma jadi bahan overthinking aja di kepala lo. Jadi, lo akhirnya ngerasa punya kontrol terhadap diri lo secara penuh. Beda sama kata “seharusnya” yang ngebuat lo ngerasa gapunya kontrol sama apa yang bisa lo lakukan.

Dua contoh cara tadi hanya segelintir kecil cara yang bisa gue kasih karena nyatanya, ada berbagai macam cara lain yang bisa lo lakukan dan pastinya sesuai sama diri lo. Makanya tadi gue ngomongin soal Mentor Satu Persen yang bisa ngarahin lo buat nerapin cara terbaik biar lo bisa juga menerapkan mindset yang ngebuat lo sehat mental.

Oke, akhir kata semoga Artikel ini bisa ngebantu lo buat ngelola diri lebih sehat, gue Jhon dari Satu Persen, thanks.

Read More