putinvzrivaetdoma.org

media online informasi mengenai game online tergacor di tahun 2023

Ini

judi

5 Makanan Ini Bisa Bantu Kamu Menghilangkan Stres

5 Makanan Ini Bisa Bantu Kamu Menghilangkan Stres
Satu Persen – Makanan Ini Bisa Bantu Kamu Menghilangkan Stres

Halo! How was your day, Perseners? Kenalin aku Ruth, salah satu Associate Blog Writer di Satu Persen.

Ngabisin waktu di kosan aja seringkali bikin aku cepat stres. Hal ini berujung bikin aku jadi banyak banget makan. Karena masih stay at home, jadi gak bisa tuh nongkrong makan di burjo alias warung bubur kacang ijo. Alhasil, aku lebih sering pesan lewat aplikasi online.

Baca juga: 11 Bulan Pandemi: Gangguan Kecemasan Mulai Timbul

Kalo lagi stres, udah deh… Rasanya jari lebih gampang buat klik makanan ini itu karena judulnya ‘self reward’. Ditambah lagi, praktis banget kalo pake aplikasi. Gak perlu ke warung. Tiba-tiba dari martabak sampe seblak udah nyampe ke rumah.

Enak, sihWalaupun aku tahu makanan kayak gitu gak sehat, tapi seringkali mood aku jadi lebih netral abis makan. Dan, kamu tahu gak? Sebenarnya ada, loh, makanan-makanan yang emang ampuh buat ngilangin stres dan bikin mood jadi bagus.

Nah, daripada besok-besok kamu beli makanan yang random, yang akhirnya ngaruh buruk ke tubuh ataupun mood kita. Mendingan, lo coba simak nih artikel di bawah ini sampe selesai buat tau makanan yang lebih ampuh buat ngilangin stres kamu!

Kenapa Banyak Makan Pas Stres?

Sebelum aku bahas ke makanan. Kita bahas dulu tentang fenomena stres dan makanan.

Bisa dibilang, banyak banget orang yang kalo mereka stres, mereka itu makan. Emang gak semua sih. Dan ini juga bergantung sama beberapa faktor.

Nah, terus kenapa beberapa orang banyak makan pas stres? Umumnya bisa karena,

1. Situasi

Misalnya kamu stres karena habis kerja, sekolah, atau kegiatan lainnya. Mungkin aja kamu mengaitkan rasa stres itu dengan sensasi lapar atau gak ada tenaga. Jadi, pikiran kalo kamu lapar dipengaruhi oleh rasa lapar yang normal (kekurangan energi) dan kelaparan hedonis (yaitu dorongan, perasaan, dan pikiran tentang makanan).

Sumber: Pinterest

2. Faktor Kepribadian

Kepribadian kamu bisa menentukan cara kamu memotivasi dan mengatur dirimu dalam mengonsumsi makanan. Ada orang yang impulsif jadi gak mempertimbangkan konsekuensi dari mengonsumsi makanan yang gak sehat. Ada juga beberapa orang yang lebih responsif buat ningkatin mood-nya dengan junk food.

Coba juga: Tes Kepribadian MBTI

Hal ini bisa kamu tangani dengan lebih mengenali dulu sikapmu gimana kalo lagi stres. Misal kamu orang yang impulsif, sebelumnya bisa catat di notes hp cara apa aja sih yang baik buat kamu dalam nanganin pikiran negatif itu. Supaya kedepannya kamu gak perlu wara wiri lagi atau buat keputusan dengan makan makanan yang gak sehat.

Kalo kamu mau tahu lebih jauh cara menyikapi stres, coba tonton aja video di bawah ini!

3. Faktor Biologis

Salah satu faktor biologis yang berkaitan erat sama perilaku makan pas stres adalah status berat badan. Dibandingin sama orang dengan berat badan yang lebih rendah, orang dengan berat badan yang lebih cenderung makan berlebihan setelah mengalami perasaan gak menyenangkan.

Hal ini bisa dipicu karena kebiasaan sehari-hari juga yang ngikut pas emosi negatif menyerang. Jadi, karena memang terbiasa makan makanan gak sehat, ngelakuin itu pas stres udah jadi hal yang lumrah.

Memang alasan makan pas stres bisa bermacam-macam. Tapi, kamu bisa coba antisipasi hal-hal di atas. Misalnya, kalo kamu mau beli makanan yang gak sehat. Coba pikirin nanti kedepannya kamu bakal lebih susah buat milih makanan sehat dan makanan yang cuman penuhin nafsu kamu aja.

Jadi, makanan yang sehat untuk dikonsumsi pas stres itu kayak gimana?

5 Makanan Ampuh Bantu Hilangkan Stres

1. Makanan Berserat

Maksud makanan berserat disini kayak kacang-kacangan. Mungkin kamu sudah tau, kalo kacang-kacangan itu kaya nutrisi. Tapi, kacang juga punya vitamin B sama asam lemak sehat dalam diri mereka, loh.

Dalam penelitiannya, E.Meyerowitz bilang kalo vitamin B itu bisa bantu mengurangi stres. Khususnya, vitamin B1, B2, B3, B6 dan B12 bantu ngejaga kesehatan sistem saraf. Di sinilah vitamin itu masuk ke sistem saraf yang memicu stres dan bisa melawan gejala stres secara efektif.

Selain kaya vitamin B, kacang dan biji-bijian juga tinggi magnesium yang bisa menangani kecemasan lebih baik. Kamu bisa banget coba ngemil almond, kacang mede, kenari, atau lainnya. Tapi, ingat juga buat batasi porsi sekitar segenggam sehari ajaa buat menghindari kalori berlebih.

Misal kamu alergi kacang, bisa juga coba oatmeal. Campur oatmeal sama buah-buahan biar gak terlalu hambar. Atau coba tonton video-video masak gimana variasiin oatmeal supaya kamu gak bosan.

2. Makanan Hijau

Kalo kamu alergi kacang atau terlalu mager bikin oatmeal, tenang aja. Sayuran hijau juga ada yang kaya nutrisi dan vitamin B, kok. Bahkan sayuran ini gampang banget kamu temui di warteg.

Gambar oleh Karolina Grabowska dari Pixabay

Sayuran hijau kayak bayam atau seledri mengandung folat yang bisa bantu tubuh menghasilkan dopamin alias zat kimia otak yang merangsang rasa bahagia. Menurut Harvard Health Publishing (2007), orang yang konsumsi banyak folat punya gejala depresi yang lebih rendah daripada mereka yang makan paling sedikit.

3. Makanan dengan Vitamin C

Beberapa penelitian bilang kalo vitamin C bisa bantu meredakan stres. Salah satunya dalam The Journal of Nutritional Biochemistry (2020), disebutkan kalo vitamin C bisa lebih cepat dalam membersihkan kortisol. Kortisol sendiri itu hormon utama stres yang meningkatkan gula dalam aliran darah.

Kamu bisa coba nih, makan buah-buahan yang kaya vitamin C. Kayak stroberi, jeruk, atau kiwi. Kalo bosan sama mentahannya, bisa juga dibikin jadi jus. Tapi, usahakan tetap yang murni ya bukan sebatas perasa aja!

4. Cokelat Hitam

Kabar baik buat kamu penyuka cokelat! Cokelat hitam bisa mengurangi stres dengan dua cara – dari dampak kimianya sama dampak emosionalnya. Cokelat berasa kayak kesenangan yang bisa dimakan kalo buat orang-orang yang suka. Dan perasaan itu sendiri udah bisa bantu mengurangi stres, kalo kata E.Meyerowitz.

Sumber: Pinterest

Cokelat hitam yang kaya antioksidan bisa bantu mengurangi stres dengan menurunkan kadar hormon stres dalam tubuh. Tapi, Meyerowitz juga titip pesan untuk menikmati cokelat hitam secukupnya aja, ya. Secukupnya menurut beliau itu makan hanya seperempat dari batang coklat hitam kecil (sekitar 1 ons) dalam sehari.

5. Probiotik Bukan Prebiotik

Last but not least. Menurut Harvard Health Publishing lagi, makanan dengan kandungan probiotik bisa nanganin stres karena meningkatkan pencernaan dan penyerapan nutrisi. Kayak tempe, yogurt, acar, atau kimchi juga bisa jadi pilihan kalo kamu senang makanan Korea.

Perlu diingat kalo kesehatan usus juga penting dalam menangani stres. Karena usus terhubung sama sistem saraf di saluran pencernaan yang disebut sistem saraf enterik, dan sistem saraf pusat, yang mencakup otak. Jadi, bisa dibilang kesehatan usus kamu punya korelasi langsung sama meningkatnya kecemasan dan depresi.

Nah, kayak yogurt juga, minuman fermentasi lainnya kayak susu yang mengandung Lactobacillus casei juga bisa meningkatkan kadar serotonin untuk mengatasi stres kamu.

Makanan-makanan yang kusebutin di atas memang bisa menenangkan pikiran sama perasaan kamu. Tapi, gak bisa dipungkiri juga kalo mereka semua sifatnya sesaat aja. Ibaratnya cuman pain killer gitu, tapi gak menyelesaikan masalah atau menuntaskan perasaanmu.

Apa kamu mau menangani stres hanya dengan makan terus?

Jadi, kalo dirasa perasaan stres itu udah ganggu kamu dalam menjalani aktivitas sehari-hari, kamu bisa mengikuti layanan mentoring yang disediakan oleh Satu Persen. Nantinya, kamu bakal dikasih tahu penanganan yang baik untuk mengatasi stres yang kamu alami.

Selain bisa cerita dan mencari jalan keluar dari masalahmu bareng Mentor Satu Persen, kamu juga bisa dapat banyak benefit lainnya, loh! Untuk benefitnya cukup klik aja gambar di bawah ini, ya.

Sekian dulu dari aku, semoga artikel ini bisa membantu kamu lebih lagi menuju #HidupSeutuhnya, setidaknya Satu Persen setiap harinya. Terima kasih dan sampai jumpa!

References

Blackmores. (2020, June 3). Vitamin B for Stress. Blackmores.com. Retrieved April 26, 2020, from https://www.blackmores.com.au/energy/vitamin-b/vitamin-b-for-stress#:~:text=Vitamins%20B1%2C%20B2%2C%20B3%2C,fight%20the%20symptoms%20of%20stress

Emamzadeh, A. (2019, January 2). Why We Engage in Emotional Eating. Psychological Today. Retrieved April 27, 2020, from https://www.psychologytoday.com/us/blog/finding-new-home/201901/why-we-engage-in-emotional-eating#:~:text=Perhaps%20because%20they%20associate%20feelings,%2C%20and%20thoughts%20about%20food

Kubala, J. (2020, June 8). 18 of the Best Stress-Relieving Foods. healthline.com. Retrieved April 27, 2021, from https://www.healthline.com/nutrition/stress-relieving-foods#6.-Organ-meats

Lawson, W. (2003, February 4). Eat Right To Fight Stress. Psychology Today. Retrieved April 27, 2021, from https://www.psychologytoday.com/intl/articles/200302/eat-right-fight-stress

Siegel, K. (2019, March 26). The 10 best Foods to Help Fight Stress. Everyday Health. Retrieved April 26, 2021, from https://www.everydayhealth.com/diet-nutrition-pictures/how-to-reduce-stress-with-diet.aspxtress.

Read More
judi

Susah Tidur? 5 Minuman Herbal Ini Bisa Bantu Mengatasi Insomnia

Minuman untuk Mengatasi Insomnia dan Susah Tidur
Satu Persen – Susah Tidur? 5 Minuman Herbal untuk Mengatasi Insomnia

Halo, Perseners! How’s life?

Kenalin, nama gue Fathur, salah satu Blog Writer baru di Satu Persen.

Pertama-tama, izinkan gue curhat terlebih dahulu tentang rutinitas yang akhir-akhir ini gue lagi senengin, yaitu nonton drama korea alias drakoran. Hampir semua drama korea yang lagi ongoing gue tonton. Akibatnya, ya, waktu malam gue rela untuk dipakai begadang sambil ditemani kopi dan makanan berat.

Gue sadar, sih, drakoran itu bikin penasaran banget sampai ngebuat begadang. Dan dengan gue begadang, hal itu bisa berdampak buruk ke aktivitas perkuliahan gue. Misalnya ketika ada jadwal kelas pagi yang menuntut gue untuk tidur lebih cepat, tapi rasanya malah jadi susah banget untuk menutup mata dan mimpi indah lebih cepat di malam hari.

Insomnia - Susah Tidur
Sumber: brillio.net

Di sini gue gak ngelarang lo untuk begadang, ya. Gue yakin se-normalnya jadwal lo tidur, pasti ada satu atau dua kali hal mendesak yang bikin lo terpaksa begadang. Nah, tapi alangkah baiknya kalo kebiasaan yang bikin lo susah tidur ini bisa lo pertimbangkan lagi demi kesehatan fisik lo.

Apalagi kalo sampai pola tidur lo jadi terganggu sampai berhari-hari. Hal itu berpotensi bikin lo terkena gejala insomnia.

Nah, penasaran kan, insomnia itu apa? Mending lo simak lebih lanjut di artikel ini ya, Perseners!

So, apa itu insomnia? Apakah berbeda dengan susah tidur biasa?

Insomnia adalah gangguan pola tidur yang membuat waktu jam tidur lo akan berbeda dengan hari normal biasanya. Gejalanya sendiri ditandai dengan kondisi-kondisi seperti kelelahan di siang hari, sulit berkonsentrasi, dan sering terbangun di malam hari.

Nah, tapi perlu dibedakan juga antara insomnia dan susah tidur biasa, ya.

Menurut Profesor Psikiatri Fakultas Kedokteran Geisel yaitu Michael Sateia, insomnia bisa terjadi ketika lo sulit tidur setidaknya tiga malam per minggu. Selain itu, bisa dikatakan insomnia jika susah tidur lo itu telah terjadi berturut-turut selama tiga bulan atau lebih. Sementara, susah tidur biasa itu ya, hanya terjadi pada satu waktu aja.

Terus pertanyaannya, gimana definisi tidur yang benar biar gak dikatakan sulit tidur? Apakah ada tahapannya?

Dilansir American Sleep Association, ada 5 tahapan untuk bisa tertidur nyenyak. Secara singkat, tidur lo akan diawali dengan tahapan pengaturan pernapasan lalu dilanjut dengan tidur yang semakin mendalam. Terakhir adalah tahapan Rapid Eye Movement (REM) ketika lo udah mulai memproduksi mimpi lo.

Jika lo merasa sudah melewati tahapan tidur di atas, gue bisa bilang lo udah dalam batas kewajaran manusia pada umumnya. Tapi kalo gak, berarti lo harus mengenal penyebab kenapa lo susah tidur.

Satu Persen Podcast – Begadang Jangan Begadang!

Apa penyebab kita terkena insomnia?

Insomnia bisa menyerang siapa aja tanpa memandang usia dan jenis kelamin, bisa itu lo atau teman lo. Penyebabnya pun beragam, ada yang dari gejala bawaan dan juga ada karena faktor dari aktivitas lo belakangan ini.

Tapi di sini gue akan coba highlight beberapa penyebab insomnia dari tulisannya Michael Breus, Psikolog Klinis dan Diplomat dari American Board of Sleep Medicine.

Michael menjelaskan bahwa stres adalah penyebab paling umum yang mempercepat gejala insomnia. Tapi, ada hal-hal lain juga yang menurut Michael bisa menjadi sumber susah tidur lo. Oleh karenanya, mending kita simak bareng-bareng yuk, Perseners!

1. Tidur di siang hari

Menurut Michael, tidur di siang hari itu baik untuk kesehatan. Tapi di satu sisi, efeknya juga bisa buruk buat lo jika tidur siang lo berlebihan, misalnya lebih dari 90 menit. Jadi disarankan setidaknya tidur siang cukup 20-30 menit aja.

Selain itu, disarankan buat lo tidur siang sebelum jam empat sore. Sementara jika lo tidur lewat dari jam empat, itu bakal ngebuat lo lebih sulit untuk tidur pada jam normal.

2. Kebingungan ketika tidur

Kebingungan tidur itu terjadi ketika lo sulit untuk menyatu dengan tempat tidur lo. Hal ini biasanya karena terlalu banyak aktivitas sebelum tidur, seperti scrolling Tiktok, stalking mantan di Instagram, sampai makan cemilan di larut malam.

Dilansir Sleep Foundation, menggunakan gadget sebelum tidur bisa merangsang fisiologis dan psikologis lo. Sebab, penggunaan gadget bakal menunda jam internal tubuh manusia (circadian rhythm), serta menekan hormon melatonin yang berfungsi untuk membuat tidur lebih nyaman.

3. Rasa sakit

Pernah gak, lo susah tidur akibat badan lo lagi kesakitan? Rasa sakit ini biasanya datang karena lo sedang merasakan nyeri di punggung atau sekitarnya yang menyebabkan tubuh tidak bisa mendapatkan posisi yang nyaman ketika tidur. Oleh karena itu, lo bisa mulai menghindari rasa sakit punggung ini dengan rutin melakukan peregangan sesudah bangun tidur atau meletakan bantal di bagian belakang daerah lutut lo.

4. Menopause

Menopause didorong oleh penurunan produksi hormon estrogen dan progesteron. Hormon ini bukan hanya berfungsi untuk mengatur reproduksi siklus menstruasi pada wanita, tapi juga berfungsi untuk menjaga tidur lo. Maka kalau hormon estrogen lo naik lebih tinggi dari biasanya, bisa aja lo jadi sedikit susah untuk tidur di malam hari.

5. Diet atau pola makan

Penelitian dari Universitas Columbia menemukan kalo diet tinggi karbohidrat dan gula bisa berdampak pada risiko terkena insomnia yang tinggi. Alasannya karena tubuh lo akan mengeluarkan insulin ketika gula darah meningkat dengan cepat, akibatnya hormon adrenalin pun bakal dilepaskan dan membuat lo lebih susah tidur.

Dan sebaliknya, diet yang menyertakan banyak minuman yang kaya akan buah dan sayuran bisa mengurangi risiko lo terkena insomnia.

Baca juga: 5 Makanan Bantu Kamu Hilangkan Stres

5 Minuman Herbal untuk Mengatasi Insomnia

Cara untuk mengatasi gejala insomnia terbagi menjadi dua, yaitu dengan pengobatan atau terapi perilaku kognitif (cognitive behavior). Tapi seiring berjalannya waktu, banyak penelitian yang menyarankan makanan dan minuman alami yang bisa lo dapat dengan mudah.

Nah, buat lo yang lagi berusaha untuk keluar dari gejala-gejala insomnia ini, gue bakal ngasih tips supaya bisa sedikit membantu meningkatkan kualitas tidur lo dan membuat lo bisa tidur nyenyak 🙂

1.    Jus ceri

Jus Ceri untuk mengatasi insomnia dan susah tidur
Sumber: Pexels

Hayo, siapa yang suka jus ceri angkat tangan!

Ada kabar baik karena jus ceri dipercaya mampu mengatasi masalah insomnia. Dalam kandungannya, buah ceri mengandung hormon melatonin relatif tinggi yang bisa membantu mengatur kantuk di malam hari dan membuat lo tetap terjaga di siang hari.

Penelitian yang dilakukan oleh oleh tim dari University of Pennsylvania, University of Rochester, dan VA Center of Canandaigua mengamati 15 orang dewasa yang minum 8 ons jus ceri dan non ceri selama dua minggu. Dan hasilnya, ada penurunan signifikan dimana para partisipan berhasil tidur 17 menit lebih awal setelah mengonsumsi jus ceri dibandingkan ketika meminum selain jus ceri.

Cara membuat jus ceri ini pun relatif mudah, lo tinggal siapin buah ceri segar dan masukan ke dalam mesin blender. Well, jus ceri pun siap diminum setiap hari sebelum lo tidur.

2.    Teh Chamomile

Teh Chamomile untuk mengatasi insomnia dan susah tidur
Sumber: Pixabay

Pendekatan alami lainnya adalah dengan tanaman chamomile yang berasal dari Eropa selatan dan Asia Barat yang memiliki 4 musim. Dan FYI aja nih, ternyata tanaman chamomile udah sering dipakai sebagai obat tradisional dari zaman dulu untuk obat pilek sampai insomnia. Tapi umumnya sih, emang digunakan sebagai obat relaksasi dan membantu untuk tidur.

Nah, yang bisa lo lakukan sekarang untuk meningkatkan kualitas tidur lo adalah dengan mengolah chamomile sebagai teh. Caranya, lo cukup ambil dua sampai tiga kantong teh chamomile, lalu tuangkan air hangat dan meminumnya sebelum tidur.

Chamomile ini sangat cocok untuk dijadikan minuman alternatif. Tapi ingat, Perseners! Karena belum banyak penelitian yang lebih detail untuk minuman ini, lo bisa mengatur takarannya agar gak berlebihan juga, ya!

3.    Susu hangat

Susu untuk mengatasi insomnia dan susah tidur
Sumber: Pexels.com

Minuman yang satu ini tentu sudah umum dikenal karena kaya akan sumber kalsium dan proteinnya. Tapi, apa lo tau kalau susu juga dapat meningkatkan kualitas tidur lo?

Melansir dari Sleep Foundation, susu mengandung zat triptofan asam amino. Hal ini berfungsi untuk memproduksi hormon serotonin sekaligus melatonin. Untuk serotonin sendiri berfungsi untuk menjaga suasana hati, sedangkan melatonin adalah respons dari sifat nyeri pada tubuh lo sehingga ketika ingin tidur lo akan tenang dan terjaga.

Nah, lo bisa mulai dengan memilih untuk minum susu sebelum tidur. Mungkin beberapa dari lo khawatir sama efeknya yang bisa bikin berat badan naik, tapi tenang aja karena ada penelitian yang mengatakan kalau susu hangat dapat meningkatkan metabolisme istirahat seseorang. Dengan kata lain, hal ini bisa bikin tubuh lo tetap ideal.

4.    Teh Lavender

Teh lavender untuk mengatasi insomnia dan susah tidur
Sumber: Unsplash

Biasanya tanaman lavender yang dipakai adalah aroma atau minyaknya. Tapi ternyata, tanaman lavender juga bisa diolah dan dimanfaatkan menjadi teh herbal. Bahkan fakta penelitian juga bilang kalo teh herbal lavender memiliki risiko yang lebih rendah ketimbang olahan lainnya.

Dalam jurnalnya, Gyllenhaal menuliskan bahwa teh lavender mengandung linalyl acetate dan linalool, yang mana keduanya memiliki manfaat untuk mengurangi gejala depresi, mendamaikan pikiran, serta mengobati gangguan gangguan tidur ringan hingga sedang.

Teh lavender sendiri dibuat dari kelopak bunga lavender yang dikeringkan. Meski begitu, lo tetap harus menentukan takarannya agar gak berlebihan. So, tunggu apa lagi? Gak ada salahnya lo untuk mulai minum secangkir teh lavender hangat sebelum tidur.

5.    Jus Kiwi

Jus Kiwi untuk mengatasi insomnia dan susah tidur
Sumber: Pixabay

Menurut Harvard Health Publishing, terdapat hipotesis yang menjelaskan bahwa buah kiwi dapat memberikan kualitas tidur yang baik bagi para pengidap insomnia.

Hal ini disarankan karena buah kiwi memiliki antioksidan yang cukup tinggi dan kandungan serotonin serta folat. Yang mana sebelumnya udah gue bahas sedikit kalo hormon serotonin ini bisa ngebantu suasana hati lo agar terjaga di malam hari.

Oleh karenanya, lo disarankan untuk mengonsumsi setidaknya dua buah kiwi satu jam sebelum tidur, khususnya dengan diolah menjadi jus.

Nah, segitu dulu review minuman yang dapat mengatasi insomnia dari gue, Perseners!

Selain itu, perlu gue tegasin lagi kalo minuman herbal yang udah gue sebutin di atas sifatnya hanya alternatif aja, ya. Jadi semisal kondisi lo gak kunjung membaik, maka lo tetap perlu buat konsultasi dengan dokter ataupun psikolog yang ahli dalam bidangnya. Kebetulan nih, Satu Persen punya layanan konseling terpercaya yang bisa ngebantu lo menangani insomnia lo lebih lanjut. Lo juga bisa mencoba tes kualitas tidur supaya tahu gambaran kualitas tidur lo.

Sekian untuk artikel hari ini! Semoga bisa menambah insight dan ngebantu lo berkembang se-enggak-nya Satu Persen tiap harinya buat menuju #HidupSeutuhnya! See you!

Referensi

Sateia, M. J. (2014). International classification of sleep disorders-third edition highlights and modifications. Chest, 146(5), 1387–1394. https://doi.org/10.1378/chest.14-0970

Chen, S. L., & Chen, C. H. (2015). Effects of Lavender Tea on Fatigue, Depression, and Maternal-Infant Attachment in Sleep-Disturbed Postnatal Women. Worldviews on Evidence-Based Nursing, 12(6), 370–379. https://doi.org/10.1111/wvn.12122

Carr, M., Gorman, C., & Perlis, M. L. (2010). Sleep & Neurophysiology Research Laboratory, Department of Psychiatry, University of Rochester Medical Center, Rochester; 2 Veterans Affairs Center of Excellence at Canandaigua, Canandaigua, New York; and 3 Penn Behavioral Sleep Medicine Program, Departme. Journal Of Medicinal Food, 13(3), 1–5.

Tyagi, S., Nanher, A., Sahay, S., Kumar, V., Bhamini, K., Kumar Nishad, S., & Ahmad, M. (2015). Kiwifruit Kiwifruit: Health benefits and medicinal importance. Rashtriya Krishi, 10(2), 98–100. https://www.researchgate.net/publication/316701273

Wing, Y. K. (2001). Herbal treatment of insomnia. Hong Kong Medical Journal, 7(4), 392–402.

Pacheco, D. (August 20, 2021). Does Warm Milk Help You Sleep?. Retrieved on September 28, 2021 from https://www.sleepfoundation.org/nutrition/does-warm-milk-help-you-sleep

Cllne, J. (July 6, 2008). Insomnia. Retrieved on September 28, 2021 from https://www.psychologytoday.com/intl/blog/sleepless-in-america/200807/insomnia

Gyllenhaal, C., Merritt, S. L., Peterson, S. D., Block, K. I., & Gochenour, T. (2000). Efficacy and safety of herbal stimulants and sedatives in sleep disorders. Sleep Medicine Reviews, 4(3), 229-251

Bae, S. M., Jeong, J., Jeon, H. J., Bang, Y. R., & Yoon, I.-Y. (2016). Effects of Melatonin-Rich Milk on Mild Insomnia Symptoms. Sleep Medicine Research, 7(2), 60–67. https://doi.org/10.17241/smr.2016.00108

Zick, S. M., Wright, B. D., Sen, A., & Arnedt, J. T. (2011). Preliminary examination of the efficacy and safety of a standardized chamomile extract for chronic primary insomnia: a randomized placebo-controlled pilot study. BMC Complementary and Alternative Medicine, 11, 78. https://doi.org/10.1186/1472-6882-11-78

Sullivan, D. (January 6, 2020). What are the benefits of chamomile tea?. Retrieved on September 28, 2021 from https://www.medicalnewstoday.com/articles/320031

Sadhwani, (September 3, 2015) S. Kiwi Fruit (Chinese Gooseberry) Benefits. Retrieved on September 28, 2021 from https://www.ayurtimes.com/kiwi-fruit-chinese-gooseberry-benefits/

Lin HH, T. P. (2011). Effect of kiwifruit consumption on sleep quality in adults with sleep problems. Asia Pacific Journal of Clinical Nutrition, 169-174.

Caporuscio, J. (June 20, 2020). Drinks that help you fall asleep: 10 options. Retrieved on September 28, 2021 from https://www.medicalnewstoday.com/articles/10-drinks-that-help-you-sleep#magnolia-bark-tea

Breus, M. (April 23, 2020). 5 Surprising Sources of Insomnia. Retrieved on September 28,

Read More
judi

Stres vs Depresi: Ini Perbedaannya Menurut Psikolog

Perbedaan stres dan depresi menurut psikolog
Satu Persen – Apa Sih Bedanya Stres dan Depresi?

Halo, Perseners! Gimana kabarnya?

Sebelum lo membaca artikel ini, gue mau ngasih trigger duluan kalau beberapa hal yang gue bawain di sini bakalan mengandung bahasan yang sensitif. Jadi, buat lo yang mudah ke-triggered mungkin bisa persiapkan diri lo lebih dulu atau bisa juga coba baca artikel-artikel yang lain aja, ya.

Setiap masalah di dalam kehidupan ini baik itu masalah kecil atau besar pasti bisa membuat orang yang mengalaminya merasa sedih, tertekan, dan berujung menjadi stres. Sebagai contoh, terjebak di jalanan yang sangat macet dan penuh dengan suara klakson dari berbagai kendaraan pun dapat memicu stres.

Meski demikian, bakalan lebih baik kalau kita gak boleh menyepelekan hal yang menurut berbagai orang itu sepele loh, Perseners. Karena perasaan tertekan karena stres berkepanjangan kalau gak segera ditangani oleh ahlinya bisa mengakibatkan masalah yang lebih serius lagi terkait dengan kesehatan mental, yaitu depresi.

Depresi ini sendiri bisa berakibat fatal banget bagi penderitanya, loh. Tanpa adanya awareness dan penanganan yang tepat, depresi bisa mengganggu jalannya kehidupan sehari-hari dari penderitanya. Gak cuma itu aja, hal yang paling ditakutkan adalah penderitanya bisa aja melakukan hal-hal diluar kendali seperti self-harm, emosi yang selalu membara, dan yang lebih parahnya adalah melakukan bunuh diri. Kalau begini, harus diperhatikan banget kan, Perseners?

Namun sayangnya nih, masih banyak orang awam di luaran sana yang menganggap depresi sebagai bentuk dari stres biasa sehingga hal ini jadi terlambat buat ditangani. Akibatnya, sewaktu ditangani ternyata tingkat depresinya udah ada di tahap yang sangat parah.

Lalu, apa sih bedanya stres dan depresi? Nah, di artikel kali ini gue akan membahas seputaran apa itu stres dan depresi menurut psikolog serta perbedaan dari keduanya.

Tapi sebelumnya, ada pepatah bilang, “Tak kenal maka tak sayang, semakin kenal tambah sayang.” Jadi, kenalin nama gue Dimsyog (acronym dari Dimas Yoga) dan di sini gue sebagai Part-time Blog Writer dari Satu Persen.

Oke deh, sekarang yuk langsung simak aja artikelnya sampai akhir dan jangan lupa buat share ke teman-teman maupun kerabat lo. Selamat membaca, Perseners!

Baca juga: Kenalan sama Gejala Gangguan Depresi

So, apa itu stres?

Di dalam dunia psikologi, ada banyak macam-macam istilah psikologis populer yang sering dikaitkan sebagai stres. Gambaran secara umumnya, kata “stres” mengacu pada suatu kondisi dimana seseorang mengalami tuntutan emosional yang berlebihan dan/atau periode yang membuat mereka sulit untuk berfungsi secara efektif di semua bidang kehidupan mereka.

Nah, kondisi ini bisa menyebabkan munculnya banyak gejala seperti depresi, kelelahan kronis, gampang marah, kecemasan, impotensi, dan kualitas kerja yang buruk (Richards, 2010). Dan karenanya, Ardani (2007) juga mendefinisikan stres sebagai gangguan fisik dan psikologis.

Sementara menurut Sarafino (1994), stres didefinisikan sebagai kondisi yang disebabkan oleh interaksi antara individu dan lingkungannya. Interaksi ini menyebabkan adanya persepsi kesenjangan antara kebutuhan yang muncul pada situasi yang berasal dari sistem biologis, kesejahteraan sosial dan psikologis seseorang.

Jadi nih, bisa dibilang stres adalah tekanan internal, eksternal dan kondisi menyusahkan lainnya dalam hidup.

So, definisi yang bisa gue simpulkan soal stres adalah suatu kondisi atau keadaan dimana lo merasa kalau tuntutan yang ada pada diri lo itu berlebihan sehingga membuat lo sulit berfungsi secara maksimal.

stres dan depresi
Sumber: memes.com

Sebaliknya, kalau depresi itu apa?

Dilansir Psychiatric Dictionary, ed.4 (Hinsie dan Campbel, 1970), mereka menjelaskan kalau di dalam dunia psikiatri konsep depresi diartikan sebagai sebuah sindrom klinik yang ditandai dengan menurunnya perasaan, kesukaran berfikir, dan kelambatan aktivitas psikomotor.

Depresi juga bisa berarti penurunan perasaan atau kesedihan, sehingga hanya merupakan gejala. Depresi juga bisa terjadi pada rata-rata orang sebagai respon emosional yang normal terhadap rasa kehilangan, gangguan dalam hubungan interpersonal yang dekat, posisi atau gengsi, keuangan, dan sebagainya.

Menurut Veronica Adesla, psikolog klinis dari Personal Growth, depresi adalah masalah kesehatan mental serius yang bisa menyebabkan perasaan sedih selama berminggu-minggu atau bahkan bertahun-tahun. Depresi sering kali disebabkan oleh emosi yang udah lama terpendam dan akhirnya berkobar pada saat bersamaan.

Karenanya, para penderita depresi juga digambarkan sering kali merasa sedih dan kalah, mudah lelah, kehilangan semangat atau motivasi, atau bahkan memiliki keinginan untuk bunuh diri.

depresi
Sumber: listkota.com

Baca juga: Stres Berat: Penyebab dan Cara Mengatasinya

Lalu, apa perbedaan gejala stres dan depresi? Gimana cara menanganinya?

depresi dan stres
Sumber: me.me

Stres dan depresi tentunya memiliki gejala yang berbeda. Dan dengan melihat beberapa perbedaan gejala dari keduanya, gue harap Perseners bisa lebih aware dan memberikan pertolongan kepada orang-orang maupun keluarga terdekat yang menunjukkan gejala-gejala serupa.

Oke deh, kalau gitu ayo kita langsung ngebahas gejalanya lebih dulu. Di bawah ini, gue udah tulisin beberapa gejala yang dialami seseorang ketika sedang merasa stres:

  • Perasaan tidak terkendali dan kewalahan,
  • Menghindari orang lain, bahkan teman dekat dan keluarga,
  • Mudah gelisah, frustasi dan dalam suasana hati yang buruk,
  • Sulit untuk fokus,
  • Sakit kepala,
  • Gangguan pencernaan, termasuk mual, diare, atau sembelit,
  • Sulit tidur atau insomnia.

Selanjutnya, di bawah ini ada beberapa gejala yang dialami oleh seseorang ketika sedang merasa depresi:

  • Merasa tidak berdaya dan putus asa,
  • Hilangnya rasa percaya diri dan harga diri,
  • Selalu takut,
  • Sulit untuk fokus,
  • Menghindari orang lain, termasuk teman dekat,
  • Makan lebih sedikit atau lebih dari biasanya,
  • Sulit tidur, misalnya tidak bisa tidur atau bahkan tidur lebih lama dari biasanya,
  • Menyakiti diri sendiri,
  • Tidak ada lagi menikmati hal-hal yang biasanya menarik dan menyenangkan, seperti keengganan untuk menekuni hobi,
  • Sering-seringlah berpikir tentang kematian,
  • Memiliki pikiran untuk bunuh diri.

Kalau udah tau gejala-gejalanya, sekarang kita bakal ngebahas tentang cara mengatasinya. Mengatasi stres sebenarnya melibatkan perubahan gaya hidup, jadi berikut adalah hal-hal yang bisa lo lakukan:

  • Berolahraga secara teratur,
  • Pelaksanaan diet seimbang,
  • Membatasi konsumsi kafein dan alkohol,
  • Berlatih teknik relaksasi seperti yoga dan meditasi,
  • Lakukan hal-hal dan aktivitas yang menyenangkan,
  • Melakukan hal-hal positif seperti berkumpul dengan teman, bermain game, menonton film, bermain musik, berkebun, dan sebagainya,
  • Gunakan jurnal atau blog sebagai sarana untuk mengekspresikan kesedihan dan emosi lo,
  • Melakukan konsultasi dan pemeriksaan tambahan dengan psikiater untuk memungkinkan perawatan yang memadai.

Stres umumnya tidak memerlukan bantuan psikiater dan bisa dikelola melalui aktivitas santai seperti liburan, meditasi, atau yoga. Sementara itu, depresi harus ditangani oleh psikiater karena diperlukan obat-obatan tertentu untuk mengobatinya. Umumnya, dokter akan meresepkan obat-obatan seperti antidepresan.

Karena jenis-jenis antidepresan ada banyak banget, sebaiknya lo konsultasikan ke psikiater buat menemukan jenis antidepresan yang tepat sesuai kondisi lo. Penting buat diketahui kalau obat untuk depresi harus diminum sesuai dengan dosis dan durasi yang direkomendasikan oleh psikiater lo. Selain minum obat, penderita depresi juga harus menjalani psikoterapi atau terapi perilaku kognitif dari psikolog atau psikiater.

Perlu diingat ya guys, dari beberapa hal diatas dapat disimpulkan kalau stres dan depresi bukanlah gangguan mental yang bisa hilang begitu saja. Jadi, jangan remehkan kondisi ini, ya.

Segera temui dokter atau ahli kesehatan mental lainnya kalau lo atau orang yang lo cintai mengalami stres dan depresi yang terus-menerus, apalagi jika disertai pikiran untuk bunuh diri. Dengan cara ini, lo bisa mendapatkan pemeriksaan dan pengobatan yang tepat berdasarkan stres dan depresi lo. Jangan biarkan stres dan depresi mempengaruhi hidup lo selamanya, ya!

Oh iya, lo juga bisa berkonsultasi dengan psikolog loh, salah satunya dengan Psikolog Satu Persen. Di Satu Persen, lo akan mendapatkan 1 jam konseling dengan psikolog, tes psikotes, asesmen pra-konseling, lembar kerja, dan tentu saja terapi.

Psikolog Satu Persen juga memiliki lisensi resmi, jadi lo gak perlu khawatir lagi buat mencoba layanannya. Selain itu, Satu Persen juga punya banyak testimoni yang bisa lo baca di website-nya. Kalau lo mau kepoin lebih lanjut tentang layanan konseling Satu Persen, lo bisa klik di sini, ya!

Jika lo masih ragu untuk mengikuti layanan konseling, lo juga bisa mencoba tes gratis dari kita lebih dulu. Dengan tes ini, lo bakal tau layanan konsultasi mana yang terbaik untuk masalah lo. Caranya gampang banget, lo cukup klik aja di sini.

Akhir kata, sekian dulu tulisan dari gue dan semoga informasinya bermanfaat, ya! Buat lo yang lagi mengalami atau sedang berada di fase stres atau depresi, semoga lo bisa berhenti ngerasain hal-hal kayak gini lagi. Gue tau ini pasti berat banget buat lo, tapi semoga aja lo bisa cepat pulih, ya 🙂

Jangan lupa juga buat follow Instagram @satupersenofficial dan Channel Youtube Satu Persen buat dapat informasi menarik tentang kesehatan mental dan pengembangan diri. Buat contohnya, lo bisa simak video tentang stres berat di bawah ini buat dapetin penjelasan lebih mendalamnya.

Referensi

Perbedaan Stres dan Depresi, Bagaimana Cara Menganginya? (n.d.). Retrieved October 2, 2021, from https://www.sehatq.com/artikel/sering-dianggap-sama-ini-perbedaan-stres-dan-depresi

Hadinoto, S. (1976). PSIKOSA DEPRESI REAKTIF(Psychotic Depressive Reaction). Berkala Ilmu Kedokteran, 8(1976).

Kenali Perbedaan Stres dan Depresi yang Kerap Dianggap Sama Halaman all – Kompas.com. (n.d.). Retrieved October 2, 2021, from https://health.kompas.com/read/2020/02/08/090000568/kenali-perbedaan-stres-dan-depresi-yang-kerap-dianggap-sama?page=all

Read More
judi

Ini Tanda-tanda Kalau Kamu Mengalami Kelelahan Mental

Halo, Perseners! Kenalin gue Zahra, salah satu Blog Writer Satu Persen.

Dulu waktu berada di semester akhir perkuliahan, gue pernah yang namanya ngerasain stres berkepanjangan. Gue yakin kondisi ini juga dirasakan temen-temen yang berada di semester akhir. Ngerjain skripsian yang nggak kelar-kelar, nungguin balesan e-mail dan revisi dari dosen pembimbing, juga  di sisi lain ngeliat temen-temen yang satu per satu lulus bikin kita ke-trigger, “Aduh, gue kapan ya…?”

Rasanya tuh kayak pusing, tapi juga udah hampir kehilangan motivasi buat ngerjain. Makan rasanya nggak enak, mau beraktivitas juga nggak bersemangat. Hilang arah dan nggak fokus, tapi di otak juga rasanya banyak pikiran. Haduh!

Ternyata nih Perseners, kondisi ini dalam psikologi disebut sebagai burnout atau kelelahan emosional. Yap, yang namanya capek atau lelah ternyata nggak cuma menyerang fisik aja. Mental yang ada di diri kita ternyata juga bisa lelah.

Apa Itu Burnout?

Menurut Psychology Today, Burnout dapat diartikan sebagai rasa lelah yang dirasakan secara emosi, fisik, dan mental akibat kondisi kehidupan sehari-hari. Kelelahan ini dapat disebabkan oleh stres yang berkepanjangan atau stres yang berlarut-larut.

Baca Juga: Cara Menghilangkan Stres Berkepanjangan

Istilah ini pertama kali digunakan oleh psikiater Amerika C. Maslach pada tahun 1975. Maslach menggambarkan burnout sebagai sindrom yang gejalanya menyoroti perubahan perilaku emosional dan fisik pekerja. Umumnya terjadi pada pekerja yang pekerjaannya berhubungan dengan pelayanan kemanusiaan, seperti polisi, guru, dan perawat rumah sakit.

Namun, semakin kesini istilah burnout tidak hanya digunakan dalam dunia kerja profesional. Tetapi juga digunakan dalam kehidupan sehari-hari dengan kondisi yang sama. Sehingga burnout dapat dialami oleh siapa pun, dimana pun, dan kapan pun.

Herbert, seorang psikolog, juga menggambarkan burnout sebagai usaha berkepanjangan yang sudah dilakukan namun tidak dapat memenuhi ekspektasi, sehingga menyebabkan kelelahan fisik dan mental seseorang.

Untuk lebih memahami nih Perseners, dimensi burnout secara garis besar terbagi menjadi 3 bagian yaitu kelelahan, sinisme, dan inefisiensi. Yuk, kita bahas satu-satu!

1. Kelelahan

Dimensi ini merujuk pada banyaknya energi yang dikeluarkan untuk memenuhi ekspektasi yang tinggi. Ketika seseorang sudah melampaui batas maksimal yang dimiliki baik secara fisik maupun emosional, maka seseorang tersebut akan kekurangan energi untuk menerima hal-hal baru.

2. Sinisme

Sinisme mengacu pada bagaimana reaksi seseorang untuk menghadapi orang lain. Orang yang mengalami stres atau kelelahan mental, cenderung bersikap dingin atau mengurangi keterlibatan bahkan tidak terlibat terhadap sesuatu yang bersifat sosial. Sikap acuh yang dilakukan ini merupakan upaya untuk melindungi diri dari kelelahan yang dialami dan rasa kecewa yang mungkin terjadi.

3. Inefisiensi

Rasa lelah yang dialami seseorang secara terus menerus akan menciptakan inefisiensi dalam pekerjaannya. Hal ini erat kaitannya dengan timbulnya rasa kehilangan kepercayaan pada kemampuannya dan pada dirinya sendiri. Orang-orang yang mengalami burnout seringnya kehilangan motivasi untuk mengerjakan sesuatu yang bahkan sangat digemari.

meme burnout
Cr: Pinterest.com

Berbeda dengan kondisi stres yang menimbulkan cemas atau murung, kondisi burnout dapat menyebabkan timbulnya penyakit hipertensi dan depresi mental loh, Perseners.

So, nggak ada salahnya untuk tau ciri-ciri burnout untuk deteksi awal dan pencegahan burnout yang berkepanjangan.

Ciri-ciri Burnout

1. Merasa energi sangat terkuras atau sangat lelah

Orang yang mengalami kelelahan emosi seringkali susah untuk fokus melakukan sesuatu. Usaha lebih yang dikeluarkan untuk fokus inilah yang membuat energi cepat terkuras dan merasa sangat lelah.

2. Memiliki perasaan negatif atau sinis dengan pekerjaan seseorang

Seperti dimensi burnout yang kedua, orang-orang yang sedang burnout seringkali lebih sensitif perasaannya terhadap sesuatu. Sensitif dalam hal ini dapat diterjemahkan dengan perasaan mudah tersinggung atau memandang sesuatu dari segi negatif.

burnout - mudah tersinggung
Cr. idntimes.com

3. Berkurangnya produktivitas kerja

Produktivitas kerja saat burnout dapat berkurang beberapa diantaranya karena hilangnya motivasi melakukan sesuatu atau merasa sudah sangat lelah sehingga tidak bisa mengerjakan sesuatu dengan maksimal seperti biasanya.

Gimana Perseners, apakah kalian merasakan salah satu dari ciri-ciri di atas? Kalian bisa loh, ikut Tes Tingkat Keparahan Stres dari Satu Persen untuk memastikan lebih jelasnya. Tesnya nggak ada batasan waktu dan nggak ada jawaban benar atau salah, jadi kalian bisa enjoy ketika mengerjakan. Langsung cobain aja tesnya dengan klik di bawah ini, ya!

Coba juga: Tes Tingkat Keparahan Stres: Mengenal Diri Lebih Dalam

Kalau hasil yang Perseners dapatkan menunjukkan tingkat stres yang tinggi dan mengarah ke burnout, it’s okay. Burnout memang sebuah penyakit, tapi setiap penyakit tentu ada obatnya dan bisa diatasi kok! Meski begitu, ada baiknya juga kalau kita bisa mencegah burnout ini. Berikut ada beberapa cara untuk mencegah agar burnout tidak terjadi.

Cara Mencegah Burnout

Narkevis, Compton, dan McCarthy (1993) menyarankan beberapa usaha yang dapat dilakukan untuk mencegah burnout di pekerjaan. Tapi, menurut gue ini juga bisa teman-teman terapkan di non-pekerjaan. Langkah-Iangkah yang perlu dilaksanakan antara lain adalah:

1. Job Redesign atau Mengatur Ulang Jadwal Keseharian

Cara ini digunakan agar kegiatan sehari-hari yang dilakukan tidak membosankan dan menimbulkan kelelahan. Memodifikasi atau me-redesign jadwal kegiatan kamu dapat dengan menyelipkan hobi di tengah-tengah aktivitas atau mengikuti pengembangan kapasitas keahlianmu agar meminimalisir kewalahan dalam bekerja.

2. Restrukturisasi Reward atau Merencanakan Ulang Pemberian Reward untuk Diri Sendiri

Cara ini dilakukan dengan merencanakan ulang reward atau penghargaan yang akan kamu berikan ke diri kamu sendiri ketika sudah berhasil melaksanakan pekerjaan dan tanggung jawabmu. Ketika kamu menghargai diri kamu sesuai dengan pengorbanan yang diberikan maka kamu akan merasakan kepuasan kerja yang lebih tinggi.

3. Performance Management atau Mengelola Performa Keahlian

Hal ini mengacu pada bagaimana diri kamu dapat mempertahankan apa yang sudah kamu capai. Salah satu caranya yaitu dengan mendapat umpan balik atau feedback dari orang-orang di sekitar kamu. Umpan balik ini dilakukan sebagai salah satu cara berbagi rasa dengan orang-orang di lingkungan kamu.

Tapi, ketika kamu sudah terlanjur mengalami burnout, hal utama yang perlu kamu lakukan adalah istirahat. Yap! Take a break first! Ibarat hidup adalah turnamen lari marathon nih, kamu harus ambil jeda atau istirahat sebentar untuk bisa lari lebih jauh. Kalau bahasa sekarangnya mah healing dulu. Healing dengan cara dan versi kalian masing-masing.

So, itu dia beberapa hal yang bisa gue bagikan ke kalian tentang burnout. Kalau kalian mulai merasakan gejalanya dan butuh teman cerita yang bisa kasih solusi, bisa banget ikut layanan konseling dari Satu Persen.

Di akhir, gue cuma mau pesan buat jangan lupa jaga kesehatan fisik dan mental kita di tengah tuntutan tugas yang mungkin nggak ada habisnya. Sayangi diri kalian dan be happy!

Referensi:

Nankervis, A.R., ComptoR R.L., McCarthy, TE. 1993. StrategiC Human Resource Management. Thomas-Nelson. Australia Melbourne.

Andrea Castello. Burnout. Retrieved from www-psicologiadellavoro-org. Diakses 2021

Read More