putinvzrivaetdoma.org

media online informasi mengenai game online tergacor di tahun 2023

Hidup

judi

Pikiran Negatif Merusak Hidup Positif

pikiran-negatif-merusak-hidup
pikiran negatif merusak hidup

Halo, Perseners! Gue Viony, writer Satu Persen.

Gue mau tanya deh sama lo, sering gak lo merundung hidup lo dengan berbagai pikiran negatif?

Mulai dari menyesali masa lalu, pesimis tentang masa depan lo, menyalahkan orang lain atas nasib lo, atau malah menyalahkan diri sendiri? Membuat lo kebanjiran emosi yang negatif juga seperti penyesalan, sedih, benci, atau marah. Lo jadi merasa sulit banget buat merasa bahagia

Tonton juga: Mengatasi Sifat Mudah Sedih dan Cemas

Kalau memang lo sedang kesulitan menghadapi pikiran negatif, lo sedang membaca artikel yang tepat karena kali ini Satu Persen mau membahas soal bagaimana mengatasi pikiran negatif.

Apa itu pikiran negatif?

Pikiran negatif diartikan sebagai persepsi, harapan, dan deskripsi negatif tentang diri sendiri, orang lain, dan dunia secara general. Kondisi kognitif yang negatif ini juga diikuti dengan emosi negatif dan berdampak buruk pada perilaku, dan kesehatan.

Ada satu penelitian yang menggambarkan dampak dari fenomena pikiran negatif ini. Alison Ledgerwood, seorang psikolog sosial, pernah menceritakan tentang penelitian yang melibatkan dua kelompok responden, sebut saja kelompok A dan B.

Kepada dua kelompok responden ini dijelaskan sebuah prosedur operasi medik. Pada kelompok A dijelaskan bahwa persentase keberhasilan operasi tersebut adalah 70%, sementara pada kelompok B dijelaskan persentase kegagalan operasi 30 %.

Hasilnya kelompok A memberi respon positif pada operasi tersebut, dan seperti yang sudah ditebak, kelompok B memberikan respon negatif. Kemudian, eksperimen dilanjutkan dengan memberi penjelasan tambahan kepada kelompok A bahwa peluang gagal pada operasi yang dimaksud adalah 30%.

Hasilnya? Kelompok A langsung mengubah respon mereka menjadi negatif. Bagaimana dengan kelompok B? Setelah dijelaskan bahwa operasi memiliki peluang keberhasilan 70% mereka tidak mengubah respon mereka sama saja, tetap negatif.

Eksperimen ini menjelaskan hal yang sangat penting tentang bagaimana otak kita mempersepsi hal negatif. Hal yang negatif memang lebih mudah nempel di otak kita dan sulit untuk diubah menjadi lebih positif.

Kita lebih mudah memindahkan cara berpikir, persepsi dan emosi positif ke negatif daripada sebaliknya.

Kenapa pikiran negatif bisa muncul dan mendominasi pikiran lo?

Ternyata pikiran negatif merupakan alarm alami dalam perjalanan evolusi manusia untuk mengenali bahaya. Karena itu otak kita lebih sensitif terhadap hal-hal negatif.

Bagian otak yang bertanggung jawab untuk menemukan hal-hal negatif di sekitar kita adalah amygdala. Amygdala juga yang berperan untuk memindahkan pengalaman negatif dari memori jangka pendek ke memori jangka panjang.

Distorsi kognitif merupakan istilah psikologi yang mengacu pada pola pikir dan rasa percaya pada sesuatu yang salah dan nggak rasional. Tapi, tanpa sadar kita terus menerus menerapkan distorsi kognitif ini untuk merespon lingkungan kita.

Dari sepuluh jenis distorsi kognitif yang ada, setidaknya ada 4 yang kemungkinan sering lo lakukan tanpa sadar dan perlu dikenali:

1. Pikiran hitam putih

Lo nggak mengenal abu-abu, yang ada adalah iya atau nggak sama sekali. Lo berpikir kalau lo nggak keterima bekerja di tempat yang lo inginkan ya artinya lo nggak qualified.

Lo enggak memperhitungkan faktor-faktor lain seperti kultur kerja yang nggak cocok dengan kepribadian lo.

2. Personalisasi

Atasan lo cemberut hari ini? Lo langsung mengira pasti karena kerjaanmu ada yang nggak beres. Lo bikin semua kejadian nggak mengenakkan di sekitarmu jadi personal, seolah-olah semua salah lo.

3. Saringan Mental

Saat lo dapat kritik sekali dari atasan lo, lo bisa seharian mikirin hal itu dan lupa bahwa atasan lo juga beberapa kali pernah memuji hasil kerja lo. Intinya lo fokus ke hal-hal negatif dan melupakan hal positif yang pernah terjadi.

4. Berpikir skenario terburuk akan terjadi

Setelah lo melakukan kesalahan kecil di kantor, lo langsung berpikir bahwa lo akan dipecat, atau karier lo akan mandek selamanya.

Distorsi kognitif jenis ini mengarahkan lo untuk memikirkan kemungkinan terburuk suatu peristiwa dan meyakininya akan terjadi.

Mengapa pikiran negatif harus diwaspadai?

pikiran negatif
Photo by Ethan Sykes on Unsplash

Aaron T. Beck adalah seorang psikiater yang berhasil menemukan korelasi antara pola pikir yang salah dengan munculnya gejala-gejala depresi.

Baca juga: Cara Mengatasi Depresi di Rumah Aja

Setelah melakukan observasi klinis pada pasien-pasien yang menderita depresi, ia pun berhasil menemukan adanya kaitan antara pikiran dan keyakinan dengan depresi. Keyakinan di sini maksudnya adalah apa yang dipercaya penderita tentang diri sendiri dan lingkungannya.

Menurut Beck, ada tiga rangkaian kognitif negatif yang bisa memicu depresi yaitu pandangan negatif terhadap diri sendiri, kecenderungan untuk menginterpretasikan pengalaman secara negatif, dan pandangan yang suram akan masa depan

Sebuah artikel Psychology Today menyebutkan bahwa depresi mengalir dari pikiran-pikiran negatif. Orang yang menderita depresi secara nggak sadar telah mengembangkan pola pikir negatif seperti yang gue sebutkan sebelumnya.

Lama-lama pola pikir ini menjadi kebiasaan dan menyebabkan mereka jatuh dalam depresi.

pikiran negatif merusak hidup

Bagaimana cara mengatasinya?

Proses mengatasi pikiran negatif ini nggak bakal kayak membalikkan telapak tangan. Butuh komitmen kuat untuk menjadikan langkah-langkah ini sebagai sebuah kebiasaan.

1. Tantang pikiran negatif lo

Saat lo sadar kalau lo sedang dikuasai distorsi kognitif pertanyakan pikiran lo sendiri untuk mengecek itu rasional atau nggak. Misalnya, distorsi kognitif lo mengatakan atasan lo cemberut hari ini karena hasil kerja lo nggak oke.

Tanya deh ke diri lo sendiri ada nggak kemungkinan lain yang menyebabkan dia cemberut? Selalu ada kemungkinan lain kan yang menyebabkan dia cemberut, bukan hanya karena hasil kerja lo itu tadi?

2. Ambil jarak dari pikiran negatif lo

Pernah nggak ada di situasi di mana lo terus mengulang-ngulang kejadian buruk yang terjadi di hari ini? Kalau begini kejadiannya, lo harus ambil inisiatif untuk memutus pikiran ini, atau nanti emosi lo akan ikutan kebawa negatif.

Caranya biarkan diri lo larut dalam pikiran negatif ini, tapi beri batasan waktu, misalnya 5 menit. Setelah itu langsung alihkan pikiran ke hal lain dan tahan diri lo untuk nggak jatuh ke pikiran negatif tadi.

Ikuti Kelas Online “Tips Jitu Berdamai Dengan Diri Sendiri” (Klik Gambar di Bawah)

CTA-Online-Class-for-Blog-Posts---Copy-01-2

Karena perhatian kita sebagai manusia lebih cenderung ke hal-hal negatif. Maka kita harus memaksakan diri untuk mengingat hal-hal yang positif sebagai penyeimbang. Lo bisa melakukan ini dengan menuliskan hal-hal yang lo syukuri hari itu di diary lo.

4. Fokus pada kelebihan lo.

Tarikan pikiran negatif akan membawa lo untuk fokus pada kelemahan-kelemahan lo dan larut merenungi kelemahan lo itu.

Sekali lagi, lo harus lawan ini dengan mulai mengalihkan fokus ke arah kelebihan-kelebihan lo. Sekali pun lo mengalami kegagalan, selalu ada kesempatan untuk bangkit lagi kan?

Mengatasi pikiran negatif sesungguhnya adalah perang melawan diri lo sendiri.

Sangat wajar kalau lo suka berpikiran negatif, karena ternyata manusia diprogram untuk peka sama hal-hal negatif. Namun, lo harus tetap waspada karena pikiran-pikiran yang sifatnya negatif rentan mengganggu kesehatan mental lo.

Karena itu, pikiran yang bersifat negatif harus dilawan. Lo bisa mengembangkan beberapa kebiasaan baru dalam berpikir untuk melawan pikiran negatif yang hinggap.

Kalau lo butuh bantuan, udah lama mengalami pikiran negatif, dan merasa gak sanggup ngejalanin sendirian. Satu Persen sendiri memiliki layanan konseling. Lo bisa diskusi sama Psikolog dan lo bakal dikasih tahu penanganan terbaik buat menangani kondisi lo. Lo juga bisa coba Tes Overthinking semisal lo merasa sering overthinking belakangan ini.

Untuk mengetahui lebih lanjut tentang pikiran negatif, lo bisa tonton video Satu Persen di bawah ini. Gue harap lewat membaca artikel ini ini bisa membuat lo berkembang menjadi lebih baik, seenggaknya Satu Persen setiap harinya!

pikiran negatif merusak hidup
Read More
judi

Membangkitkan Semangat Hidup dan Mengubah Konsep Diri (Self Concept)

“ Anda mungkin bisa menunda, tapi waktu tidak akan menunggu. Benjamin Franklin

“ Seseorang yang tidak pernah melakukan kesalahan tidak pernah mencoba sesuatu yang baru. Albert Einsten

“ Bangun dan wujudkan mimpi Anda atau orang lain akan memperkerjakan Anda untuk membangun mimpi mereka- Farrah Gray

Kamu semua yang sekarang membaca artikel ini pasti sudah sangat familiar dengan kata-kata bijak seperti diatas, baik itu kata dari seorang tokoh ataupun orang ternama di luar sana. Kata-kata bijak seperti diatas biasanya sering kamu temukan di dalam sebuah buku, video motivasi, atau acara televisi yang diawali dengan “sahabat super” dan diakhiri dengan kata “super sekali“, tagline acara motivasi pada waktu itu yang sempat hits pada jamannya yang mungkin generasi saat ini belum mengetahui. Apakah kamu mengetahuinya?

Kata-kata bijak biasanya sering dilontarkan oleh seorang tokoh ternama atau bisa jadi teman dekatmu ketika sedang asik berkumpul. Biasanya  digunakan untuk memotivasi seseorang agar bisa semakin terus semangat dalam mengejar mimpi-mimpinya. Tetapi, apakah kata-kata bijak itu penting kita terima di dalam hidup? Apakah itu mempunyai dampak yang sangat berarti di dalam hidup kita? Atau malah justru sebaliknya?

Nah, di artikel kali ini, Satu Persen akan membahas seputaran kata-kata bijak. Apakah kita perlu mengonsumsinya, mengapa itu penting, dan apa dampak nyatanya bagi hidup kita kedepannya. Maka dari itu, simak terus penjelasannya di artikel kali ini sampai habis agar kalian semua mendapatkan insight-nya secara menyeluruh. Jangan lupa juga untuk share ke seluruh teman-temanmu agar mereka juga mendapatkan insight dan ilmu yang sama juga denganmu yah.

Oke, mungkin sejak kecil kamu tidak mengetahui dan paham akan apa itu kata-kata bijak. Hingga pada akhirnya, kamu masuk ke fase remaja sampai dewasa dan menyadari kata-kata bijak seperti diatas. Kata-kata bijak menurutku pribadi adalah suatu kata yang dapat dilontarkan oleh seseorang untuk memotivasi, menginspirasi, bahkan menasehati yang bertujuan pada kebaikan. Kata-kata ini muncul biasanya diawali ketika ada seseorang yang sedang dilanda suatu permasalahan, lalu kata-kata ini hadir untuk sedikit meredakan masalah yang mungkin teman atau dirimu alami.

Dampak Kata-Kata Bijak

Kata-kata bijak tak jarang memang sangat membantu kehidupan kita, dengan adanya kata-kata bijak mungkin kamu menjadi lebih semangat menjalani hari, lebih termotivasi, dan terinspirasi. Hingga ketika kamu sedang out the track, kata-kata ini juga bisa menjadi tamparan keras untukmu bisa kembali on the track in your goals.

Aku pribadi pernah mengalami hal ini, apakah kamu juga pernah? Yap, mengonsumsi kata-kata bijak sama halnya kamu mengelilingi dirimu di lingkungan yang positif, kamu jadi lebih bisa meningkatkan self love atau cinta diri dan bisa memiliki self care karena apa yang kamu bicarakan akan menggambarkan dirimu sendiri. Kalau kamu belum paham cara menerapkan self-love dan self-care dengan benar, kamu bisa mencoba tes self-love gratis dari Satu Persen terlebih dulu ya.

Bayangkan jika kata yang keluar dari dirimu adalah kata-kata kasar, kurang terpuji, jorok, dan negatif lainnya. Maka, sama saja kamu tidak cinta dengan dirimu sendiri karena kamu mengkonsumsi sesuatu yang kurang baik. Kata-kata negatif seperti itu dapat membuat emosimu semakin menjadi negatif sehingga kamu sulit menyelesaikan masalah yang mungkin saja kamu miliki saat ini, karena kata-kata yang positif dapat melahirkan emosi dalam diri juga menjadi positif. Sehingga pada akhirnya, itu semua dapat membuatmu menjadi lebih bisa menyelesaikan masalahmu.

Apa Itu Self Concept?

Mengkonsumsi kata-kata bijak juga berarti kamu secara sadar ataupun tidak sadar sudah membangun konsep diri atau self concept yang positif. Self concept sendiri adalah pandangan atau sikap kita terhadap kemampuan diri kita sendiri. Self concept juga merupakan aspek penting untuk kepribadianmu yang mempengaruhi banyak hal di kehidupanmu.

Kata-kata bijak yang didapat dengan tepat mampu meningkatkan self concept-mu, sejalan dengan itu, psikolog Carl Rogers menyatakan bahwa terdapat tiga bagian berbeda dari self concept yaitu:

1. Self Image

Bagaimana kita melihat diri kita sendiri, dimana seseorang dapat melihat dirinya dengan sudut pandang positif ataupun negatif secara berlebihan, padahal kondisinya saat itu tidak seburuk apa yang dipikirkannya. Contohnya, seorang perempuan yang bisa merasa insecure dan kurang percaya diri akan berat badannya yang dia anggap gendut, padahal beratnya hanya 45kg dan berbagai contoh lainnya.

2. Self Esteem

Keadaan dimana seseorang dapat menghargai dirinya sendiri, faktor penting yang mempengaruhi self esteem adalah bagaimana kita secara pribadi membanding-bandingkan diri kita dengan orang lain atau self comparison. Hal ini yang kadang membuat tingkat self esteem kita menjadi rendah.

3. Ideal Self

Bagaimana harapan kita tentang menjadi seperti apa diri kita, yang terkadang apa yang kita inginkan terhadap diri kita tidak sama dengan apa yang diri kita alami saat ini.

Efek Negatif dari Kata-Kata Bijak

Selain berbagai dampak positif yang dihadirkan oleh kata-kata bijak, kata ini dapat secara tidak langsung berarti negatif untuk diri kita sendiri ketika penempatan kata-kata ini tidak tepat. Kata-kata bijak yang berkonotasi positif dapat berubah menjadi negatif atau dengan bahasa lain disebut toxic positivity yang berarti kebiasaan yang menyarankan kamu untuk selalu melihat suatu kondisi dari sisi positif apapun keadaannya, dimana pikiran negatif dalam dirimu berusaha untuk dihilangkan atau dimatikan dengan saran yang membangun seperti diatas. Dimana tak jarang kamu malah akan semakin kesal dan muak ketika mendengarkan saran tersebut.

Hal ini diperkuat oleh pernyataan Wood et.al (2009) dalam jurnalnya Psychological Science menyatakan bahwa memberikan kata-kata positif ke lawan bicara yang sedang terkena masalah dapat membuat lawan bicara merasa tidak dihargai dan dinilai sebagai sikap meremehkannya. Efek yang ditimbulkan lainnya adalah respon emosi negatif dalam dirimu akan sebisa mungkin diredam dengan saran-saran positif seperti diatas yang perlahan akan menimbulkan gangguan kesehatan mental pada dirimu seperti stress berkepanjangan. Hal ini bisa muncul akibat rendahnya sensitivitas otak kita dalam mengatasi emosi negatif baik itu yang ditimbulkan dari rasa sedih ataupun kecewa yang membuat otak kita terus-menerus berpura-pura bahagia sepanjang waktu.

Jadi, kesimpulan yang bisa ditarik dari artikel kali ini adalah kata-kata bijak tidak lah salah jika ingin kamu gunakan dan konsumsi tetapi yang perlu kalian semua pahami adalah penggunaan dan penempatan kata-kata ini jika ingin disampaikan pada seseorang. Kamu harus mengetahui terlebih dahulu duduk perkara masalah lawan bicara ketika itu hendak menasehati atau menyemangati.

Kata-kata bijak juga bukan satu-satunya cara untuk membuatmu merasa termotivasi atau terinspirasi, kamu tidak bisa mengandalkan semua itu hanya kepada kata-kata bijak ataupun video motivasi. Jika terlalu banyak mengonsumsi kata-kata ini, kamu dapat menjadi motivation junkie, apa itu? Kamu bisa membaca penjelasannya di artikel ini menghilangkan rasa malas melalui menonton video motivasi.

Kalau dengan membaca artikel ini atau menonton video motivasi belum cukup untuk membuatmu termotivasi atau terinspirasi, coba deh ikut mentoring online Satu Persen. Kamu bisa konsultasi one-on-one dengan mentor. Mentor akan memebrikan insight sehingga kamu menemukan cara terbaik supaya bisa termotivasi.

Semoga artikel kali ini bisa semakin membantu kamu dalam membentuk konsep diri dan memotiasi mu untuk meningkatkan semangat hidup mu tetapi kalau sampai saat ini, itu semua belum bisa merubah keadaan mu. Kamu bisa membaca artikel cara memotivasi diri atau ikutan berbagai webinar inspiratif dari Satu Persen karena disana kamu bisa belajar banyak hal penting dalam hidup yang difasilitasi langsung oleh psikolog. Aku harap, lewat membaca artikel ini ini bisa membuat kamu berkembang menjadi lebih baik, seenggaknya Satu Persen setiap harinya. Thanks!

Webinar Mentoring Konseling Psikolog Satu Persen

Referensi

Joanne V. Wood, W.Q. Elaine Perunovic, John W. Lee. 2009. Positive self-statments: power for some, peril of others. Psychological Science. https://doi.org/10.1111%2Fj.1467-9280.2009.02370.x.

Vinney C. 2018. What is the self concept in psychology ? https://www.thoughtco.com/self-concept-psychology-4176368#:~:text=Self%2Dconcept%20is%20an%20individual’s,motivation%20for%20seeking%20self%2Dknowledge.

Read More
judi

Ketika Hidup Terasa Membosankan

Gambar oleh Satu Persen - Bosan Hidup
Gambar oleh Satu Persen – Bosan Hidup

Halo, Perseners! How’s life?

Kenalan dulu, yuk! Gue Hana, di sini menulis sebagai associate writer dari Satu Persen.

Akhir-akhir ini, kalian lagi seneng ngelakuin apa sih?

Pastinya asyik banget kalo kalian punya satu dua hal yang digemari. Bakal lumayan menghibur di kala penat karena kerja atau kuliah. Gak jarang, orang-orang tuh sampe menjadikan hobi dia sebagai salah satu alasan hidup. Pokoknya, dia gak bisa hidup tanpa hobinya.

Gue harap sih, Perseners juga punya sesuatu yang bisa dinikmati dalam hidup. Karena, ada sebagian orang yang lagi gak bergairah buat ngelakuin apa pun. Rasanya hidup tuh datar banget gak, sih? Kalo keterusan, bisa-bisa malah ngerasa bosan hidup.

Tapi, bosan hidup itu apa sih? Emangnya itu termasuk gangguan mental?

Bosan sendiri sebenernya perasaan yang normal dirasakan oleh siapa aja. Kebosanan biasanya disebabkan karena lo gak puas maupun tertarik sama sesuatu. Bisa juga karena lo lagi ngelakuin tugas atau pekerjaan yang terlalu sulit.

Kalo lagi ngerasa bosen, kita cenderung ngerasa kosong dan jadinya frustrasi sama kekosongan itu. Kita juga jadi lebih sulit daripada biasanya untuk merasa tertarik terhadap sesuatu di sekitar kita. Tapi, sama halnya kayak perasaan manusia yang lain, perasaan bosan akan datang dan pergi.

Kalo gitu, apakah bosan hidup juga bisa disebut normal?

Fakta-Fakta Bosan Hidup

Mereka yang ngerasa bosan dalam jangka waktu yang gak wajar, bisa jadi ada hubungannya dengan gejala depresi.

Baca juga: Gangguan Depresi Mayor dan Cara Mengatasinya

Dilansir dari Psychology Today, ada istilah yang disebut dengan kebosanan kronis, yang mana bukanlah perasaan bosan biasa. Kebosanan kronis inilah yang akhirnya menyebabkan kita sampe ke tahap bosan hidup. Alias udah gak punya ketertarikan lagi buat lanjut ngejalanin hidup.

Hilary Jacobs Hendel, seorang psikoterapis, mengemukakan beberapa penyebab seseorang bisa mencapai tahap bosan kronis. Misalnya, menghindari emosi yang dirasakan akibat pengalaman traumatis. Akhirnya, penderita jadi gak ngerasain apa-apa dan ngerasain kebosanan yang panjang dalam hidupnya.

Selain itu, bosan kronis juga bisa dikarenakan terlalu banyak menghindari masalah dan kurang mencari hal baru untuk digemari. Apa sih hubungannya sama bosan? Nah, ketiadaan stimulus semacam itulah yang bikin kita semakin kehilangan ketertarikan buat hidup.

Mengeksplorasi lebih jauh lagi, pernah gak sih lo jadi males buat ngelakuin sesuatu pas lagi ngerasa pesimis? Lo belum coba, tapi udah mikir bakal gagal.

Atau mungkin, lo pernah mau ngelakuin sesuatu, tapi udah cemas duluan sama banyak hal? Jadinya, lo gak bisa berkonsentrasi. Ujung-ujungnya, lo jadi gak bisa ngelakuin apa-apa, dan akhirnya lo mulai ngerasain kebosanan kronis itu.

Kalo disimpulin dari pernyataanya Hendel, seringkali kita juga menggunakan bosan hidup sebagai tameng untuk menutupi luka kita yang sesungguhnya, seperti masa lalu yang menyakitkan atau gak mampu menghadapi masalah yang ada di depan mata.

Terlalu sering menghindar dari perasaan gak nyaman bikin lo cenderung tertutup dan gak sadar sama hal-hal menarik yang terjadi di sekitar. Mungkin juga lo terlalu takut buat mencari hal baru di luar zona lo. Akhirnya, gak ada yang berubah di keseharian lo, alias dunia lo kurang terstimulasi dan gitu-gitu aja. Nah, kebosanan juga bisa bermula dari situ.

Coba deh lo refleksi, kira-kira kenapa ya lo ngerasa bosan?

Gambar oleh Mohamed Hassan dari Pixabay.
Gambar oleh Mohamed Hassan dari Pixabay.

Sebenernya, dampak dari kebosanan yang terus-menerus itu bakal seburuk apa, sih?

Kebosanan yang terus berlanjut bisa berujung mengurangi kualitas hidup seseorang, lho. Menurut penelitian, kebosanan cukup sering menjadi alasan remaja Afrika Selatan mengonsumsi alkohol, rokok, dan ganja. Studi lain dari Whitehall menemukan bahwa orang yang bosan memiliki harapan hidup yang lebih rendah.

Jadi, ada baiknya lo aware kalo udah terlalu lama ngerasa bosan sama hidup. Tentunya, semua hal yang berlebihan itu gak pernah baik, termasuk kebosanan yang terlalu parah.

Sisi Terang Bosan Hidup

Percaya atau gak, kebosanan sesungguhnya bisa dilihat dari dua sisi. Kita udah bahas sisi gelapnya, tapi kebosanan juga punya sisi terang yang bisa memperluas perspektif kita, lho!

Meskipun rasanya gak enak dan bikin frustrasi, sebenernya manusia itu butuh yang namanya kebosanan.

Bayangin aja kalo kita gak pernah ngerasa bosan. Bisa jadi kita gak bakal pernah berusaha buat cari hal baru dan meningkatkan rasa penasaran kita terhadap hal yang sama sekali beda dari yang biasanya. Kalo kita selalu nyaman sama apa yang udah ada, kita gak akan pernah berinovasi dan hidup lo bakal lurus-lurus aja.

Ketika kita belum bisa menemukan penawar kebosanan di sekitar kita, kita bisa memulainya dari dalam diri kita. Misalnya, yang paling gampang, dari pikiran kita. Kita punya kemampuan berimajinasi dan menjadi kreatif.

Nah, coba bayangin kalo manusia gak pernah bosan dan coba-coba buat berimajinasi sendiri. Mungkin kita gak bakalan punya yang namanya karya seni. Kita jadi gak bisa dengerin lagu favorit kita atau nonton film yang bagus. Kita mungkin cuma nontonin tayangan berita aja untuk selamanya.

Gimana? Kebosanan mungkin gak seburuk itu, kan? Kalo lo lagi ngerasa bosan hidup, mungkin udah saatnya lo nyobain hobi baru atau melakukan sesuatu yang berbeda dari sebelumnya.

Baca juga: Pentingnya Hobi untuk Menggali Potensi Diri

Kalo kita udah bisa memperluas pandangan kita, biasanya kita jadi lebih mampu buat mikirin solusi buat ngatasin kebosanan yang dialami, nih. Kira-kira, lo mampu gak buat menanganinya sendiri?

Ketika bosan hidup gak bisa diatasi sendiri

Bosan hidup bisa diatasi dengan beberapa cara, seperti berdamai dengan luka masa lalu, menetapkan tujuan yang baru, mendalami hobi, mengurangi sifat pasif, dan lain sebagainya.

Barangkali lo lagi ngerasa bosan karena udah terlalu lama berkutat sama kerjaan. Mungkin ada baiknya lo refreshing dulu. Setuju gak, kalau salah satu refreshing paling asyik tuh dengan cara main game?

Nah, kebetulan Satu Persen punya game mengasah fokus. Cocok jadi selingan buat lo yang lagi jenuh dan perlu rehat bentar. Yuk, cobain di sini!

Gambar oleh Mohamed Hassan dari Pixabay
Gambar oleh Mohamed Hassan dari Pixabay.

Akan tetapi, ada situasi di mana kebosanan itu udah di tahap yang gak wajar. Terutama buat kebosanan yang ada hubungannya dengan luka di masa lalu atau gejala depresi. Mungkin ada masalah lain yang perlu diselesaikan dulu, supaya lo bisa terlepas dari kebosanan yang selama ini bikin lo gak nyaman. Dan mungkin, lo udah gak bisa mengatasinya sendiri.

Tapi, barangkali lo jadi bertanya-tanya. Di mana sih tenaga profesional yang bisa ngatasin masalah bosan hidup? Emangnya bisa ya, konsultasi masalah kebosanan? Bukannya konsultasi cuma buat yang gangguan mental aja?

Eits, siapa bilang? Konsultasi bisa buat siapa aja kok, Perseners!

Termasuk buat lo yang lagi ngerasa bosan hidup. Kalo lo gak tahu mau cari bantuan ke mana, lo bisa banget cobain layanan konseling dari Satu Persen.

Dengan ikut konseling di Satu Persen, lo bakal ditangani sama psikolog profesional buat ngatasin masalah lo. Lo juga bisa dapet diagnosa apabila dibutuhkan, karena bisa aja perasaan bosan hidup lo disebabkan oleh gejala depresi.

Satu-Persen-Artikel--27-

Nah, kalo udah tau penyebabnya, lo bakal dikasih penanganan yang disesuaikan sama kebutuhan lo, seperti pemberian asesmen yang lebih mendalam dan terapi. Bisa juga dengan berkonsultasi, lo bakal dapetin banyak insight, inspirasi, serta keinginan baru yang menarik dan gak membosankan. Lo juga bisa nih mencoba tes sehat mental dari Satu Persen.

Kalo lo masih ragu, lo bisa coba dulu simak video YouTube dari Satu Persen tentang menghilangkan kejenuhan dalam hidup. Siapa tahu setelah nonton video, lo bisa lebih yakin kalo Satu Persen pasti punya cara yang oke buat bantu lo menghadapi bosan hidup.

YouTube Satu Persen – Tips Mengatasi Rasa Bosan dan Hampa

Alright, then. Segitu dulu artikel kali ini. Semoga bermanfaat dan gak membosankan, ya. Hahaha 😀

Pe-er juga buat gue buat menjalani hidup dengan lebih asik. Semoga kita bisa sama-sama belajar buat lebih menikmati hidup, ya! Pastinya gak bakal langsung bisa, tapi coba pelan-pelan, yuk? Minimal berkembang Satu Persen setiap hari menuju #HidupSeutuhnya.

Akhir kata, thanks a million!

Referensi

Giorgi, A. (December 19, 2017). Boredom. Retrieved on March 19, 2021 from https://www.healthline.com/health/boredom.

Hendel, H. J. (February 25, 2020). The Roots of Chronic and Painful Boredom. Retrieved on March 19, 2021 from https://www.psychologytoday.com/intl/blog/emotion-information/202002/the-roots-chronic-and-painful-boredom

Robson, D. (December 23, 2014). Psychology: Why boredom is bad… and good for you. Retrieved on March 19, 2021 from https://www.bbc.com/future/article/20141218-why-boredom-is-good-for-you.

Read More
judi

Apa Kunci Hidup Bahagia?

Gue mau nanya sama Lo: bagaimana kondisi lo akhir-akhir ini? Oke kah? Atau saat ini lo baru sadar kalau kita udah di penghujung tahun dan banyak hal yang lo rancang di tahun baru kemarin nggak kesampaian?

Atau jangan-jangan, lo lagi khawatir tentang 2024 yang akan datang?

Kalau iya, lo ada di artikel yang tepat karena di artikel kali ini gue bakal bahas tentang cara bikin hidup kita lebih bahagia dan termotivasi walaupun sudah di akhir tahun.

Di artikel ini gue bakal bahas soal dua konsep yang serupa tapi tidak sama. Kita mulai dari konsep pertama ya, kebahagiaan.

Cara Hidup Lebih Bahagia

Kalau kita mau ngomong cara hidup lebih bahagia, kita mungkin bahas dulu sama hal yang menurut gue kurang benar dilakukan, yaitu menaruh sumber kebahagiaan mereka di satu hal aja.

Misalnya, “Gue pasti bakal jadi bahagia kalau gue masuk universitas tertentu” atau “kalau gue kehilangan bisnis gue ini, gue nggak akan pernah bahagia lagi”.

Mungkin contoh tadi lo pernah denger atau alamin langsung. Bukan berarti hal tadi buruk juga ya. Tapi di saat bersamaan, hal ini juga jadi ngebuat seseorang bener-bener mempertaruhkan seluruh kebahagiaan, bahkan hidupnya, ke satu hal yang tetap punya peluang buat nggak tercapai.

Nah, nggak jarang hal ini ngebuat orang-orang jadi selalu merasa cemas kalau mereka nggak mencapainya. Atau, kalau mereka udah berhasil dapetin, mereka jadi khawatir bakal kehilangan hal itu. Seakan-akan, mereka juga bakal kehilangan kebahagiaan mereka dan hidup di tengah-tengah rasa takut.

Ada penelitian dari University of Virginia yang ngebahas soal ekspektasi soal rasa bahagia. Nah, hasil penelitian ini adalah mereka yang memprediksikan sumber kebahagiaan mereka berasal dari satu hal aja, mereka ditemukan cenderung melebih-lebihkan perasaan kebahagiaan itu. Jadi, pas hasilnya nggak sesuai, mereka cenderung ngerasa lebih kecewa daripada mereka yang nggak melebih-lebihkannya.

Partisipan di penelitian tadi jadinya juga nggak memperhatikan hal-hal kecil yang bisa membuat mereka bahagia, kayak ngabisin waktu sama keluarga dan teman, makan enak, dan lain-lain.

Fenomena ini bisa disebut the trap of tunnel vision, dimana waktu kita mikir soal satu hal atau suatu kejadian aja, kita punya kecenderungan buat melebihkan (overestimate) dampaknya hal atau kejadian itu ke kebahagiaan kita. Contohnya kayak momen kelulusan atau nikah. Kita nganggep kalau momen itu bakal bikin kita bahagia banget padahal, hal itu bisa lama-lama hilang.

Kalau menurut Natalie Kogan, penulis buku “Happier Now”, kunci dari kebahagiaan sebenarnya berasal dari hal-hal kecil yang kita rasakan setiap hari. Jadi, kita buat sumber kebahagiaan datang dari berbagai hal, alih-alih satu sumber aja.

Kebahagiaan gak harus dari hal besar

Kebahagiaan lo bisa datang dari apa aja dan bisa hal kecil sekalipun. Mulai dari tidur yang cukup, makan makanan yang enak, sampai ke meme receh sekalipun. Hal-hal kecil ini akhirnya bakal numpuk dan idealnya, bakal membuat lo makin bahagia.

Tapi, sebagaimana gue udah bilang tadi, kebahagiaan itu sifatnya sementara dan jangka pendek. Bagus kok, tapi nggak ideal buat jangka panjang.

Sebagai manusia, kita juga pengen dapetin sesuatu hal yang lebih dari ngerasain bahagia aja. Ibaratnya, kita butuh suatu hal buat memotivasi kita yang bisa bertahan lama. Salah satunya adalah mencari soal makna dan tujuan hidup. Ya, jawaban dari pertanyaan, “kenapa ya gue hidup di dunia ini?”

Kalau kata Simon Sinek, kebahagiaan itu adalah apa yang perlu kita lakukan, makna adalah mengapa kita melakukannya.

Ketika kita udah ngomongin soal hidup lebih bermakna, kita lagi ngomongin gimana caranya lebih termotivasi dan bersemangat melakukan sesuatu. Jadi bisa di bilang kalau makna hidup ini suatu hal yang lebih daripada kebahagiaan tapi, tetap ada komponen kebahagiaan di dalamnya.

Karena makna hidup itu luas banget ya, kita bisa kerucutkan dulu ke hal yang bisa kita susun, kayak merencanakan tujuan hidup. Nah walaupun kayaknya si kebahagiaan dan tujuan hidup ini kayaknya beda, sebenarnya awal mula buat ngembangin mereka sama kok, yaitu dimulai dari mengenal diri lebih mendalam.

Mengenal diri ini proses yang krusial buat ngejalanin hidup bahagia dan juga bermakna. Kalau lo belum paham diri lo, biasanya hal ini bakal lebih susah. Proses ini bisa banget dimulai dengan cari tau lo orang yang kayak gimana, sukanya apa, sampai ke nilai-nilai apa yang lo anut itu adalah bagian dari mengenal diri itu.

Kalau udah paham sama diri lo, berikutnya adalah cari hal-hal apa yang bikin lo bahagia, bahkan dari hal kecil sekalipun. Alasan orang bisa ngerasain bahagia itu beda-beda jadi penting banget buat lo buat nemuin bermacam-macam alasan itu. Bisa banget dimulai dengan hal yang lo suka sampai ke hal yang ngebuat lo ketawa.

Lo bisa mulai dengan list di kertas dan lo bisa nambahin itu seiring berjalannya waktu.

Ketiga, kalau lo udah mulai memahami apa yang membuat lo bahagia, lo bisa banget buat mulai cari apa yang membuat hidup lo dirasa bermakna. Bermakna ini pasti punya proses yang lebih panjang dan kompleks dibandingkan nulis daftar kebahagiaan tadi.

Mencari makna hidup ini adalah sebuah proses yang nggak sebentar dan butuh banyak banget refleksi diri, jadi lakuin aja pelan-pelan aja ya.

Akhir kata, gue harap lo bisa menutup 2023 dengan kondisi yang jauh lebih baik. Gue Jhon dari Satu Persen, thanks.

Read More
judi

Filosofi Tujuan Hidup: Makna, Ambisi, & Kebahagiaan

Pernah gak sih lo ngebayangin gimana hidup lo 5-10 tahun kedepan? Apakah lo yakin semua hal yang lo lakuin saat ini sudah mengarah ke kehidupan ideal yang selama ini lo dambakan? Gimana kalau apa yang lo lakuin sekarang justru malah ngasih dampak buruk dalam jangka panjang? Apa yang harus dilakuin?

Di artikel kali ini, kita bakal ngebahas Filosofi Tujuan Hidup: Antara Makna, Ambisi, dan Kebahagiaan.

Apa Itu Tujuan Hidup?

Kita coba mulai dari pertanyaan mendasar dulu ya. Sebenernya tujuan hidup itu apa sih? Well, setiap orang pasti punya definisinya masing-masing. Tapi, gue pengen kita samain definisi dulu ya biar pembahasannya jadi lebih enak.

Simpelnya gini, tujuan hidup adalah hal-hal besar yang lo pengen capai dalam hidup. Biasanya, hal-hal ini perlu banget waktu dan usaha yang cukup lama sampe akhirnya tujuan ini bener-bener bisa tercapai. Misalnya lo pengen jadi dokter, mungkin lo perlu waktu berpuluh-puluh tahun sekolah dari SD sampe Koas buat bisa jadi dokter. Itu baru waktu aja, belum biaya dan tenaga yang dikeluarin buat jadi dokter.

Kenapa sih tujuan hidup jadi penting? Dari beberapa sumber yang gue baca, tujuan hidup bisa ngasih kita fokus arah gerak yang jelas dalam hidup. Tujuan hidup bisa jadi bahan pertimbangan kita sebelum berpikir, berperilaku, dan mengambil keputusan. Ibaratnya, kita gak milih asal-asalan lagi lah, apalagi kalau itu gak sesuai sama tujuan.

Selain itu, tujuan hidup juga bisa ngebantu kita buat nge-maintain visi jangka panjang kita, sembari menyeimbangkan kebutuhan jangka pendek kita. Ibaratnya, setiap tindakan yang kita lakuin saat ini bakal mempengaruhi tujuan jangka panjang kita.

Nah masalah yang seringkali gue temukan ketika menangani beberapa masalah client di mentoring Satu Persen adalah:

  1. Ada orang yang kehidupan sehari-harinya aman dan teratur, tapi dia ngerasa stuck dan gak tau apa yang dia pengen dalam hidup. Jadi kek robot yang cuma kerja aja, ngelarin tugas, tapi gak tau rencana jangka panjanganya gimana.
  2. Ada orang yang udah punya visi jangka panjang oke, tapi kehidupan sehari-hari dia malah fucked up. Cashflow masih minus, hubungan sama keluarga kurang oke, gak punya support system, pola hidup kurang sehat, dsb.
  3. Atau keduanya, kehidupan sehari-hari fucked up + gak punya tujuan hidup yang jelas. Akhirnya apa? Quarter life crisis 🙂

Terus, gimana cara biar kita bisa punya tujuan hidup yang bermakna tapi tetep ngasih balancing di kehidupan kita?

Filosofi Tujuan Hidup & Standar Sosial

Apa yang membuat tujuan hidup bisa terasa bermakna? Dari beberapa sumber yang gue baca + hasil analisis gue pribadi, gue menemukan 3 aspek yang menentukan apakah tujuan hidup kita akan bermakna atau nggak:

  1. Meaning. Tujuan hidup adalah sesuatu yang lo anggap sangat penting dan bisa ngasih lo kepuasan hidup, yang akhirnya bikin hidup lo jadi lebih berarti.
  2. Purpose: Idealnya, selalu ada alasan kenapa lo memilih satu hal jadi tujuan hidup. Alasan ini bisa berangkat dari sesuatu yang lo percaya, atau masalah yang terjadi di sekitar lo.
  3. Identity. Tujuan hidup yang ideal biasanya bisa merefleksikan diri lo sendiri. Lo bisa bebas berekspresi dan jadi diri sendiri tanpa paksaan siapapun.

Keliatan simpel ya? Tapi, yang simpel belum tentu mudah, apalagi kalau kita belum tau tujuan hidup sendiri. Karena di luar sana banyak banget aliran-aliran filosofi yang memaknai ketiga aspek tujuan hidup tadi dengan perspektif yang beda. Mungkin akhirnya hal ini yang bikin sebagian dari kita bingung buat nentuin tujuan hidup.

Belum lagi kita ngomongin tujuan hidup yang dibentuk karena standar sosial masyarakat. Coba deh lo tanya orang-orang sekitar lo sekarang, kemungkinan besar lo akan menemukan pola di tujuan hidup mereka:

  1. Lulus sekolah, punya gelar sarjana
  2. Kerja jadi PNS atau punya pekerjaan stabil
  3. Nikah dan punya anak
  4. Punya rumah dan beli mobil
  5. Dsb.

Masalahnya adalah, gak semua orang cocok dan mau sama jalan hidup. Nggak fair juga kan kalau kita ngecap orang gagal karena dia kaga ngikutin jalan hidup sesuai standar sosial.

Terus, gimana cara biar kita punya tujuan hidup yang sesuai dengan keinginan kita?

Life Planning ala Satu Persen

Gue dan Satu Persen melihat kalau banyak orang yang masih struggling buat nemuin dan nentuin tujuan hidup. That’s why, kita coba bikin kurikulum Life Skills buat lo yang masih kebingungan atau dilema soal tujuan hidup. Kurikulum ini semacam panduan step-by-step yang bisa lo pertimbangkan buat menentukan tujuan hidup.

Kurikulum ini bentuknya segitiga, dan dibacanya dari bawah ya. Jadi level 1 itu yang paling bawah, dan yang paling atas itu level 4. Kenapa bentuknya segitiga? Karena semakin atas, orangnya semakin sedikit. Ya lo bisa liat aja di Indonesia, jumlah orang kaya udah jelas lebih sedikit dari jumlah orang miskin.

Kurikulum ini punya 4 level:

  1. Level 1: Survive
  2. Level 2: Safety Net & Risk Management
  3. Level 3: Happy, Healthy, Productive
  4. Level 4: Freedom Legacy

Kita bahas satu-satu ya.

Level 1: Survive

Level 1 itu intinya adalah kebutuhan dasar. Tapi, kebutuhan dasar di zaman sekarang itu lebih dari sekedar sandang pangan papan aja; lo juga harus punya: 1) Cashflow balance antara pemasukan dan pengeluaran, 2) Punya support system, at least keluarga, 3) Infrastruktur yang menunjang hidup dan kerjaan lo, 4) Kemampuan berpikir efektif dan problem solving, 5) Basic manner, etika, citizenship, dan fashion.

Level 2: Safety Net & Risk Management

Kalau level 1 itu tentang survive, level 2 itu tentang proteksi, alias gimana caranya hidup lo tetep bisa aman dengan segala risiko yang mungkin terjadi. Ada beberapa aspek: 1) Lo harus punya manajemen yang oke terhadap risiko, 2) Lo wajib punya dana darurat, 3) Lo harus punya asuransi, minimal BPJS, 4) Lo harus menjaga data-data digital lo.

Level 3: Happy, Healthy, and Productive

Menurut gue, level 1 & 2 itu wajib lo penuhin. Tapi di level 3, lo gak harus menuhin semuanya di waktu yang bersamaan. Cukup pilih aja 2 atau 3 aspek yang pengen lo fokusin, supaya lo lebih bisa menikmati hidup. Misalnya, lo mau fokus ke mental health, personal growth, personal finance, dsb. Intinya, sesuai sama preferensi lo aja.

Karena ini aspeknya cukup banyak, lo bisa pause dulu aja videonya, terus lo baca dan refleksikan satu-satu aspeknya ya.

Level 4: Freedom & Legacy

Nah, hidup lo bakal enak banget kalau udah masuk level 4. Level 3 juga sebenernya udah enak, tapi bedanya level 1-3 itu fokus ke diri sendiri, nah di level 4 ini adalah saatnya lo bisa ngasih kontribusi ke orang lain dan masyarakat umum.

Let’s say sekarang lo lagi mulai dari 0. Terus, gimana cara lo pake kurikulum life skills buat merencanakan tujuan hidup?

  1. Prioritasin level 1 & 2 dulu. Lo wajib menuhin semua aspek yang ada di sana. Misalnya, kalau cashflow lo masih minus, berarti lo perlu hidup lebih hemat atau nyari penghasilan tambahan. Atau, lo gak punya BPJS, segera bikin BPJS. Karena tujuan lo di level ini adalah untuk survive dan hidup aman.
  2. Setelah level 1 & 2 aman, lo bisa pilih 2-3 aspek di level 3 yang bisa bikin hidup lo jadi lebih bermakna. Gak ada pilihan yang benar dan salah, semuanya tergantung dari preferensi lo aja. Pilih aspek yang sekiranya penitng dan lo butuhin, terus jadikan aspek-aspek itu sebagai pertimbangan utama ketika lo mau melakukan atau memutuskan sesuatu.
  3. Setelah lo ngerasa cukup sama diri sendiri, lo bisa consider buat move ke level 4 yang tujuannya adalah ngasih impact ke orang lain dan masyarakat secara luas. Apapun bidangnya, selama lo ngerasa aktivitas itu bisa ngasih impact positif buat orang lain, gasin aja.

Nah itu tadi 3 step yang bisa lo pertimbangkan untuk merencanakan tujuan hidup base on kurikulum Satu Persen. Gimana menurut lo?

Jadi, Apa Pilihan Terbaiknya?

Kalau lo nanya ke gue dan Satu Persen dari mana kita tau kalau tujuan hidup kita udah oke? Jawabannya adalah tergantung konteks diri lo sendiri. Karena apa yang baik di gue, belum tentu baik di lo. Makanya semuanya harus disesuaikan sama kondisi masing-masing.

Prinsipnya gini: Selama tujuan hidup lo itu sesuai dengan apa yang lo mau, gak ngerugiin diri sendiri dan orang lain, gasin aja. Gak usah peduliin omongan dan nynyirian orang lain yang sebenernya emang gak penting juga buat lo pikirin. Yang peting, fokus aja ke apa yang jadi tujuan hidup lo selanjutnya.

Tapi, gue juga paham gak semua orang naturally bisa bikin life planning sendiri. That’s why, Life Skills ID, sister company Satu Persen selalu rutin ngadain webinar Life Planning buat ngebantu lo nentuin tujuan hidup dan bikin rencana buat mencapainya. Nanti di sana gue yang bakal jadi pematerinya, dan kita bakal bedah lebih jauh soal kurikulum Life Skills yang sebelumnya udah gue jelasin.

Kalau lo pengen pengalaman yang lebih private dan personalized, lo bisa coba daftar konsultasi di Life Consultation. Mentor atau Psikolog bakal ngebantu mendampingi lo dalam proses planning kehidupan sesuai dengan keinginan lo. Kalau lo tertarik, silakan cek link yang ada di description ya. Di sana banyak resources gratis juga yang bisa lo manfaatin.

That’s all for now. Akhir kata, Gue Jhon dari Satu Persen, thanks.

Read More