putinvzrivaetdoma.org

media online informasi mengenai game online tergacor di tahun 2023

Gejala

judi

Mengenal Gejala Gangguan Depresi

mengenal gejala gangguan depresi
mengenal gejala gangguan depresi

Halo, Perseners! Sebelum kita bahas artikelnya, kita kenalan dulu ya.

Kenalin, gue Vidha sebagai associate writer di Satu Persen yang sekarang sedang kuliah semester 6 dan berdomisili di Jakarta.

Kalo udah kenal gue, sekarang kita lanjut ke perkenalan selanjutnya, yaitu kenalan sama gejala gangguan depresi.

Lo udah sering gak sih denger kata depresi?

Mau itu di media sosial kayak Instagram, Twitter, Tiktok, atau di sekitar lo mungkin di tongkrongan temen-temen lo atau di lingkungan keluarga lo.

Semakin kita banyak mendengar tentang kata depresi, biasanya kita semakin bingung nih. Apa sih sebenernya depresi itu? Kenapa orang banyak ngomongin tentang depresi? Apa sebab terjadinya si depresi ini?

Nah, biar pertanyaan lo bisa terjawab satu-satu, cus kita lanjut dulu kenalan sama si depresi ini sendiri.

Sedikit tentang gangguan depresi

mengenal gejala gangguan depresi

Dikutip dari web Psychiatry, gangguan depresi atau Major Depressive Disorder (MDD) adalah gangguan mental yang membuat penderitanya merasa sedih dan putus asa atau kehilangan minat hidup berkepanjangan sekurang-kurangnya selama 2 minggu.

Menurut WHO, ada lebih dari 100 juta orang menderita depresi di seluruh dunia, namun hanya 25% yang mendapatkan penanganan dan pengobatan.

Depresi ini berpengaruh kepada perasaan, cara berpikir, dan tindakan lo yang menderitanya. Mood yang dominan dirasakan oleh pengidap depresi biasanya perasaan hopelessness, kayak gak ada daya dan upaya serta kehilangan harapan yang bisa menimbulkan pikiran-pikiran negatif kayak membahayakan diri sendiri sampe bunuh diri.

mengenal gejala gangguan depresi
sumber: @receh.id on Instagram

Gejala gangguan depresi

Dilansir dari Psychiatry dari DSM-V menyatakan ada 9 gejala yang mengindikasikan gangguan depresi dari mild/minor depression sampai severe/major depression.

Baca juga: Gangguan Depresi Mayor dan Cara Menanganinya

Seenggaknya lo bisa diindikasikan mengidap gangguan depresi kalo lo merasakan minimal 5 dari 9 gejala selama dua minggu di bawah ini:

Suasana hati yang buruk dan sedih berkepanjangan

Lo merasa gak ada masalah atau sesuatu yang bikin lo sedih atau murung, tapi gak tau kenapa mood lo tuh rasanya pengen nangisss mulu.

Dengerin juga podcast tentang perbedaan sedih biasa dan depresi biar gak salah tangkep.

mengenal gejala gangguan depresi

Kehilangan minat dari kegiatan yang disukai

Kehilangan minat kayak misal biasanya lo suka nonton drakor, tapi di sini tuh lo rasanya gak mau nonton drakor. Gak ada minat buat nonton drakor atau kegiatan lain yang lo suka.

Penurunan atau peningkatan nafsu makan dan berat badan yang signifikan tanpa menjalani diet

Lo bisa males banget makan, tapi juga bisa pengen makan mulu sampe mungkin gak kekontrol dan bisa membuat berat badan lo naik atau turun secara signifikan padahal gak ada niatan diet atau niat menambah berat badan.

Kekurangan atau kelebihan waktu tidur

Hampir sama kayak poin ketiga. Lo bisa mengalami insomnia dan hipersomnia. Bisa susah tidur, bisa juga rasanya selalu mengantuk setiap saat. Cobe deh lo ikut tes kualitas tidur supaya tau kualitas tidur lo akhir-akhir ini.

Baca juga: Macam-macam Gangguan Tidur

Mengalami kelelahan dan kehabisan energi hampir setiap hari meskipun gak banyak kegiatan

Poin kelima bisa bersangkutan dengan poin-poin di atas.

Kekurangan tidur capek, kelebihan tidur juga capek. Kekurangan makan kurang energi, kelebihan makan juga bisa menguras energi. Jadi rasanya capek terus hampir tiap saat dan buat kita jadi biasanya gak ngapa-ngapain

Baca juga: Penyebab Capek Secara Emosi

mengenal gejala gangguan depresi
sumber: Demotivation on Pinterest

Penurunan kemampuan berpikir dan gerakan yang lambat (dari point of view orang lain)

Kalo temen atau orang-orang di sekeliling lo ngomong “Eh kok lo jadi lemot gini sih?” atau semacamnya. Bisa jadi termasuk gejala depresi. Otak lo jadi berproses lebih lamban dari biasanya

Merasa tidak berharga dan rasa bersalah yang berlebihan

Pernah gak sih merasa lo tuh gak berguna, cuma jadi beban hidup orang lain. Atau merasa bersalah sama seseorang yang mungkin sebenernya biasa aja, bukan sebuah kesalahan besar.

Nah ini juga bisa termasuk ke dalam gejala-gejala depresi.

Kesulitan mengatur konsentrasi dan mengambil keputusan

Ini bisa menyambung pada poin keenam dan poin ketujuh. Karena otak lo berproses lambat, jadi susah fokus dan susah mengambil keputusan.

Terpikir untuk mengakhiri hidup

Poin ini biasanya dirasakan oleh orang-orang yang menderita major depression, tapi gak terbatas juga cuma orang yang menderita major depression yang bisa merasakan gejala ini.

Kalo udah muncul gejala ini, kalo bisa sesegera mungkin hubungi profesional ya gais.

Baca juga: Penyebab Manusia Ingin Bunuh Diri

mengenal gejala gangguan depresi
sumber: @SarahBlhd on Twitter

Nah, 9 gejala ini kan gejala umum gangguan depresi, tapi sebenernya depresi sendiri punya banyak jenis loh.

Biar lebih kenal lagi, gue bakal jelasin jenis-jenis depresi lain selain depresi mayor ini biar lo makin paham deh sama depresi dan apa aja gejala-gejala dari jenis depresi lain.

Jenis-jenis gangguan depresi dan gejalanya

Setelah kenalan sama gejala gangguan depresi yang paling umum terjadi, yaitu depresi mayor, DSM-V (The Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder, Fifth Edition) punya kenalan lain lagi nih tentang depresi buat lo.

Ada 9 jenis depresi yang dijelaskan oleh DSM-V, di antaranya adalah:

MDD (Major Depressive Disorder)/Gangguan depresi mayor

MDD atau biasa disebut depresi mayor adalah jenis depresi yang paling umum dan terjadi sekurang-kurangnya selama 2 minggu. Gejala-gejala lengkapnya udah gue sebutin di subbab di atas.

Depresi persisten

Depresi persisten sebelumnya dikenal dengan kata dysthymia. Gejalanya meliputi rasa putus asa, penurunan produktivitas, merasa harga diri rendah, dan kehilangan minat pada aktivitas sehari-hari.

Depresi persisten bisa masuk ke dalam jenis depresi kronis yang berlangsung selama lebih dari dua tahun dengan tingkat depresi bisa mild, moderate, dan severe.

Bipolar

Bipolar sendiri adalah gangguan mood di mana penderitanya dapat merasakan fase mania dan fase depresi. Gejala dari fase depresi bipolar meliputi mudah marah dan gelisah, putus asa, ragu dalam mengambil keputusan, dan beberapa lainnya.

Baca juga: Perbedaan Mood Swing dan Bipolar

Depresi post-partum/pasca persalinan

Para wanita yang baru melahirkan juga bisa ketemu depresi. Namanya depresi pasca persalinan. Depresi ini terjadi setelah melahirkan dengan gejala yang meliputi kesedihan berkepanjangan, kebingungan, psikosis, dan kelesuan.

Premenstual Dysphoric Disorder (PMDD)

Bagi lo para ciwi-ciwi yang suka galau sendiri pas lagi PMS, depresi ini bisa jadi salah satu penyebabnya.

PMDD hampir sama dengan PMS (Premenstrual syndrome), tapi gejala dari PMDD lebih jelas kayak kelelahan yang ekstrem, cepat marah, sulit berkonsentrasi, mengidam sesuatu, kecemasan berlebih, dan merasa putus asa.

Baca juga: Kenali Gangguan Depresi pada Perempuan

Seasonal Affective Disorder (SAD)

SAD ini bisa terjadi kalo ada periode tertentu yang terjadi dalam kehidupan, bisa kayak musiman gitu. Gejalanya meliputi depresi, cepat mengantuk, dan kenaikan berat badan.

Biasanya sih SAD ini bisa terjadi di bumi bagian utara dan selatan yang perubahan setiap periodenya cukup signifikan.

mengenal gejala gangguan depresi
sumber: @ChrstnaBergling on Twitter

Depresi atipikal

Depresi atipikal ini ketika lo ada di perubahan suasana ekstrem yang tadinya ada di situasi negatif, tapi tiba-tiba jadi semangat banget gara-gara ada situasi yang positif.

Gejalanya itu bisa kayak tidur berlebihan, makan berlebihan, merasa terbebani, sensitif banget sama penolakan, dan kelelahan.

Depresi psikotik

Depresi psikotik ini bisa terjadi kalo depresi lo udah berat dan parah banget. Depresi psikotik itu meliputi halusinasi, delusi, dan paranoid. Gejala psikotik ini biasanya ada pada gangguan skizofrenia.

Depresi situasional

Pernah gak sih lo rasain perubahan hidup yang signifikan banget? Kayak misal perceraian orang tua, ditinggal orang yang disayang, di-PHK, dan lain-lain. Ini bisa jadi sindrom respon terhadap stres yang bisa menyebabkan munculnya depresi.

Udinnn nih 9 jenis depresi dari DSM-V. Kalo lo merasa dari sekian banyak tulisan ini ada yang relate, sebisa mungkin langsung menghubungi profesional ya. Sebaiknya enggak self-diagnose biar gak salah penanganan.

Setiap orang bisa merasakan gejala yang beda-beda, gak selalu sama antara penderita satu dengan penderita lainnya.

Jadi untuk make sure yang lo rasain itu termasuk gejala depresi atau bukan, lo bisa konsultasi bareng psikolog Satu Persen untuk mendapat diagnosis dan penanganan lebih lanjut terkait gejala-gejala yang lo rasain tentang depresi.

Akhir kata, semoga semua baik-baik aja. Apapun jenis depresi yang mungkin ada di diri lo akan segera pergi dan lo bisa hidup seperti pada normalnya. Jangan lupa untuk tetap #HidupSeutuhnya!

CTA-Konsultasi--1--7

Referensi:

Santoso, M. B., Asiah, D. H. S., & Kirana, C. I. (2017). BUNUH DIRI DAN DEPRESI DALAM PERSPEKTIF PEKERJAANSOSIAL. Jurnal Unpad, 4(3), 390–447. Retrieved from http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:SVrLuP8lqgUJ:jurnal.unpad.ac.id/prosiding/article/download/18617/8838+&cd=18&hl=en&ct=clnk&gl=id

Torres, F. (2020). What Is Depression? Retrieved March 14, 2021, from https://www.psychiatry.org/patients-families/depression/what-is-depression

Authority, H. (2018). Depression/Bahasa Indonesia. Retrieved March 14, 2021, from https://www21.ha.org.hk/smartpatient/EM/MediaLibraries/EM/EMMedia/Depression_Bahasa-Indonesia.pdf?ext=.pdf

Casarella, J. (2020). Types of Depression. Retrieved March 15, 2021, from https://www.webmd.com/depression/guide/depression-types

Read More
judi

Kenali Gejala Fisik Kamu Depresi

kenali-gejala-fisik-kamu-depresi
Satu Persen – Sakit Fisik atau Depresi

Hi, Perseners! Selamat datang di artikel aku, ya. Buat yang belum kenal, aku, Keysha, dan di sini sebagai Associate Writer.

Nah, Perseners, ada nggak, sih, yang sering kepikiran soal kondisi well-being kalian sebagai manusia? Misalnya ketika kalian sering pusing, sakit perut, mual, atau mungkin sakit punggung terus kalian jadi mikir “sebenarnya gue sakit fisik biasa atau jangan-jangan depresi ya?”

Hmm, emang, sih, isu mengenai depresi ini belum sepenuhnya diperhatikan sama orang-orang terutama yang menyangkut gejala secara fisik.

Seringkali, orang-orang di sekitar kita atau bahkan diri kita sendiri pun masih jarang yang aware sama hal tersebut dan menganggap gejala itu sebagai sakit fisik biasa.

Tapi, apa iya beneran kayak gitu? Gimana kalau seandainya sakit fisik yang kalian alami itu merupakan gejala-gejala kalau sebenarnya kondisi mental kalian lagi nggak sehat?

Photo by: Freepik
Photo by: Freepik

Oleh karenanya, di artikel kali ini aku akan bahas, sebenarnya ada nggak sih gejala-gejala fisik yang menandakan depresi dan gimana cara untuk membedakan apakah kita sakit fisik biasa atau bukan.

So, baca artikel ini baik-baik, ya!

Aku Sakit Fisik atau Depresi?

Depresi.

Kalian pasti udah familiar banget sama satu kata itu. Meskipun familiar, tapi mungkin diantara kalian masih ada yang belum paham sama gejala-gejala dari depresi ini.

Seringkali, orang yang memiliki depresi mengalami gejala-gejala yang berkaitan dengan aspek emosional. Misalnya, sedih terus menerus, merasa putus asa, mood yang gampang berubah, susah berkonsentrasi, dan lain sebagainya.

Photo by: Freepik
Photo by: Freepik‌‌

Tapi, ternyata gejala depresi nggak hanya sebatas aspek emotional melainkan juga aspek fisik dan ini udah dibuktikan sama penelitian. Sebuah penelitian dari Madhukar H. Trivedi, bilang kalau depresi ini bisa menimbulkan gejala fisik yang menyakitkan.

Munculnya gejala fisik tersebut dikarenakan depresi dan rasa sakit memiliki jalur neuro-kimiawi yang sama, keduanya dipengaruhi oleh serotonin dan norepinefrin.

Sayangnya, orang-orang masih banyak yang belum aware akan hal ini. Nggak jarang juga di dalam masyarakat depresi ini masih dianggap sebagai sesuatu yang tabu atau mitos.

Pernah nggak, sih, kalian denger cerita dari temen-temen kalian atau mungkin kalian ada yang mengalami sendiri–pas kalian concern tentang kondisi fisik kalian dan takut kalau itu merupakan gejala depresi, terus respon orang-orang cuma “ah, perasaan lo aja kali.” atau yang lebih parahnya “lo kurang ibadah kali, makanya sampe ngerasa kayak gitu.”

Padahal, gejala fisik yang dialami bisa menjadi tanda-tanda awal apakah kalian punya kecenderungan untuk mengalami depresi atau nggak.

Hal ini seharusnya dapat digunakan untuk melakukan usaha preventif bukannya malah menganggap depresi sebagai suatu hal yang nggak real dan mitos.

Secara umum, semakin parah gejala fisik yang dialami, kemungkinan besar semakin parah juga tingkat dari depresinya. Nah, simak yuk, kira-kira apa aja, sih, gejala fisik dari depresi.

Baca juga: Cara Mengatasi Depresi Secara Mandiri

Apa Aja Gejala Fisik dari Depresi?

1. Kelelahan secara terus-menerus

Kelelahan ini adalah hal yang wajar dialami semua orang. Tapi, ada sedikit perbedaan antara kelelahan karena abis menjalani aktivitas sehari-hari dengan kelelahan yang merupakan indikasi dari depresi. Kelelahan yang merupakan indikasi depresi terjadi secara konsisten.

Menurut Dr. Maurizio Fava, seorang Direktur di Clinical Research Program, Rumah Sakit Umum Massachusetts, bilang kalau seseorang yang mengalami depresi akan tetap merasa lelah ketika bangun pagi meskipun orang itu udah tidur dengan waktu yang cukup.

Rasa lelah ini seringkali menyebabkan kita sulit untuk berkonsentrasi, mudah tersinggung, apatis, dan rasanya berat banget untuk menjalani aktivitas sehari-hari.

2. Nyeri punggung atau nyeri otot di sekujur tubuh

David Robertson dan kawan-kawannya melakukan penelitian untuk mengetahui apakah ada hubungan antara nyeri punggung bawah dengan depresi dan somatisasi, dan hasil penelitian menyatakan ada–depresi dan somatisasi bisa menyebabkan seseorang mengalami nyeri punggung bagian bawah.

Hal ini bisa dijelaskan karena depresi dapat melemahkan respon sistem kekebalan tubuh terhadap infeksi dan penyakit. Jika sistem kekebalan tubuh kita lemah, otomatis kita akan lebih rentan untuk mengalami rasa sakit, seperti nyeri punggung, nyeri otot, atau bahkan penyakit yang lain.

3. Sakit Kepala

Gejala yang satu ini mungkin terkesan sepele karena emang mayoritas orang pernah mengalaminya. Saking umumnya, banyak dari kalian yang justru nggak aware kalau sakit kepala yang dialami bisa jadi bukan sakit kepala biasa.

Perlu kalian perhatikan apabila sakit kepala yang kalian alami terjadi hampir setiap hari secara konsisten karena bisa jadi ini suatu indikasi awal kalian mengalami depresi.

Sakit kepala yang mengarah ke indikasi depresi dikenal dengan nama “tension headache. Meskipun, belum tentu semua “tension headache” itu berarti tanda depresi, loh, ya!

Namun, nggak ada salahnya kalau mulai dari sekarang kalian belajar menanamkan awareness ke diri sendiri soal hal-hal kayak gini.

4. Penurunan penglihatan

Ada sebuah penelitian dari Jerman tentang gimana depresi bisa mengubah persepsi penglihatan seseorang.

Hasil penelitian itu bilang kalau orang yang mengalami depresi berat secara signifikan kurang bisa mendeteksi perbedaan kontras warna hitam dan putih di papan catur. Fenomena ini namanyacontrast perception”.

5. Sakit perut atau masalah pencernaan

Sebuah penelitian dari Harvard Medical School bilang kalau seseorang yang mengalami perut kram, kembung, dan mual bisa jadi lagi mengalami tanda-tanda depresi.

Kok bisa? Emang gimana hubungannya?

Gini, ada sebuah fenomena yang dinamakan gut-brain connection. Simpelnya, fenomena ini tuh menjelaskan bahwa perut kita itu penuh dengan bakteri baik dan kalau ada ketidakseimbangan bakteri baik, gejala kecemasan dan depresi bisa aja muncul.

Nah, kalau kalian mau penjelasan yang lebih detail, bisa nonton video di bawah ini, ya, karena temen-temen Satu Persen juga udah pernah bahas topik ini di channel Youtube.

Youtube Satu Persen – Cara Agar Kesehatan Mental Terjaga dengan Pola Makan

GHQ Test oleh Mentor Satu Persen: Say No to Self-diagnosis!

Perseners, kalian tau nggak, sih, kalau menurut penelitian pada tahun 2000 depresi itu adalah penyebab masalah kesehatan tertinggi keempat di dunia. Artinya, dari situ kita bisa melihat bahwa sejak dulu depresi ini adalah permasalahan serius yang seharusnya ditangani dengan tepat.

Untuk bisa menangani masalah depresi dengan efektif, tentunya para tenaga ahli profesional juga memerlukan seperangkat alat ukur yang bisa mendeteksi gejala-gejala depresi, baik gejala minor maupun mayor.

Nah, di artikel kali ini aku cuma akan bahas tentang alat ukur yang digunakan untuk mendeteksi kecenderungan awal depresi, ya. Jadi, ada sejumlah alat ukur singkat namun akurat yang secara efektif digunakan untuk mengukur gejala-gejala depresi.

Sebenarnya, ada lebih dari satu jenis alat ukur, tapi, di artikel kali ini aku akan bahas soal General Health Questionnaire (GHQ).

Nah, GHQ ini aslinya ada beberapa versi pertanyaan, namun yang paling banyak dipakai adalah GHQ-12. Angka 12 disini artinya pada alat ukur tersebut ada 12 pertanyaan yang digunakan untuk menilai kondisi mental kalian.

Scoring yang digunakan dalam GHQ yaitu range angka 0 sampai dengan 36. Secara umum, semakin besar hasil score yang diperoleh, maka kecenderungan awal gangguan mental orang tersebut juga semakin besar.

Emang apa spesialnya GHQ? Kok nggak pake alat ukur yang lain aja?

Sesuai dengan namanya, General Health Questionnaire yang kalau dibahasa Indonesiakan menjadi Kuesioner Kesehatan Umum, tentunya ini mengukur kondisi kesehatan mental kalian secara umum.

Sebelum bisa memberikan diagnosis lebih lanjut, para tenaga ahli profesional, seperti psikolog misalnya, pasti memerlukan penilaian tahap awal dulu mengenai kecenderungan kondisi mental seseorang.

Gini, gini….bayangin kalian sakit terus pergi ke dokter. Kalian pergi ke dokter karena ada gejala-gejala yang kalian rasakan, tapi bisa jadi kalian belum bener-bener tau kalian itu sebenarnya sakit apa.

Makanya, pas sampe di rumah sakit pihak administrasi mengarahkan kalian ke dokter umum, tujuannya buat melakukan pemeriksaan tahap awal.

Nah, baru dari pemeriksaan tahap awal itu, kalau sekiranya ada indikasi kalian mengalami penyakit yang lebih serius, dokter umum tersebut pasti akan mengarahkan kalian untuk periksa ke dokter spesialis di bidang tertentu.

Sama halnya dengan penggunaan GHQ. Alat ini bisa membantu untuk mendeteksi kecenderungan awal kondisi mental seseorang yang sifatnya ringan, sebelum diberikan diagnosis lebih lanjut.

Selain itu, GHQ nggak cuma mengukur kecenderungan awal depresi aja, melainkan alat ini juga mengukur kecenderungan awal kecemasan, gangguan sosial, dan hilangnya kepercayaan diri secara bersamaan. Nah, kalian bisa liat gambar di bawah ini, ya, biar lebih paham.

Gambar General Health Questionnaire
Gambar General Health Questionnaire

Di sini aku juga mau mengingatkan, kalau GHQ ini nggak boleh digunakan oleh sembarang orang loh, ya. Untuk bisa memperoleh tes ini harus dilakukan oleh tenaga ahli profesional yang emang punya kualifikasi tertentu, contohnya kayak mentor-mentor Satu Persen.

Layanan konsultasi bersama Psikolog Satu Persen menggunakan GHQ setelah sesi konsultasi selesai. Nantinya, hasil dari GHQ ini bisa digunakan untuk melihat kondisi kesehatan mental kalian, apakah sekiranya perlu penanganan lebih lanjut oleh psikolog Satu Persen atau nggak.

Buat informasi selengkapnya terkait layanan Konseling Online bareng Psikolog dari Satu Persen bisa langsung aja klik gambar dibawah ini!

Satu-Persen-Artikel--30--2

Jadi, apabila kalian mengalami gejala-gejala fisik kayak yang aku jelasin di atas dan kalian concern terhadap hal itu, nggak ada salahnya kalau kalian minta bantuan langsung ke orang-orang yang emang berpengalaman menangani hal-hal semacam itu.

Atau, kalau masih ragu soal layanan konsultasi apa yang paling cocok buat keadaan kalian saat ini, kalian bisa coba Tes Gratis dari Satu Persen untuk memastikan.

Akhir kata, aku mau ngingetin kalian kalau membangun awareness terhadap kondisi mental diri sendiri itu penting banget. Kalau kalian merasa kesulitan dan butuh bantuan, jangan self-diagnosis, please seek for help, oke?

Sekian dari aku–stay healthy, stay safe & stay sane!~

Referensi:

Fraga, Juli. 2019. “The 7 Physical Symptoms Of Depression We Rarely Talk About”. Healthline. Accessed February 7, 2021. https://www.healthline.com/health/mental-health/physical-symptoms-of-depression#1.-Fatigue-or-consistent-lower-energy-levels.

Gao, Fei et al. 2004. “Does the 12-item General Health Questionnaire contain multiple factors and do we need them?”. Health and Quality of Life Outcomes 2 (1): 63. Springer Science and Business Media LLC. doi:10.1186/1477-7525-2-63.

Schimelpfening, Nancy. 2020. “Physical Effects Of Depression”. Verywell Mind. Accessed February 7, 2021. https://www.verywellmind.com/physical-effects-of-depression-1066890.

Trivedi, Madhukar H. 2004. “The Link Between Depression and Physical Symptoms”. Prim Care Companion J Clin Psychiatry 6 (1): 12-16. NCBI. doi:PMC486942.

Read More
judi

Penyebab Panic Attack bagi Remaja (Gejala, Faktor, Cara Mengatasi)

Penyebab-Panic-Attack-bagi-Remaja
Gambar oleh Satu Persen – Penyebab Panic Attack bagi Remaja

Well, halo, Perseners! How’s life? Semoga baik-baik aja ya.

Kenalin gue Vidha dari associate writer Satu Persen yang sedang tertekan dengan ambisinya sendiri Lo gimana? Apakah ambisi kalian membuat kalian juga merasakan tekanan?

Jangan biarkan ambisi lo malah bikin lo stres ya karena stres itu bisa mendatangkan banyak hal yang gak jarang dampaknya negatif. Salah satu contohnya adalah terkena panic attack.

Lo pernah gak rasain panic attack? Gak ada angin gak ada ujan tiba-tiba rasanya nyawa udah di ujung leher. Buat lo yang mungkin pernah merasakan hal kayak gini, tapi gak tau ini apa, mangga bisa dicek artikel ini!

sumber: @csilva0188 on Pinterest
sumber: @csilva0188 on Pinterest

Apa Sih Panic Attack Itu?

Menurut Psychology Today, panic attack atau serangan panik adalah serangan cemas dan takut yang meliputi gejala fisik dan psikologis. Ketakutan yang lo rasain itu gak masuk akal dan gak sesuai sama kejadian yang sedang terjadi sekarang.

Setiap orang normalnya mengalami panic attack ini sekali, tapi kalo lo merasa panic attack ini berulang-ulang dalam waktu yang relatif singkat, itu bisa menjadi tanda sebagai panic disorder.

Terus, apa sih gejala yang biasanya terjadi sama orang yang lagi panic attack?

  • Merasa bahaya akan datang menghampiri
  • Takut lost control atau takut akan kematian
  • Jantung yang berdebar cepat
  • Berkeringat
  • Gemetar
  • Sesak napas atau merasa adanya penyempitan tenggorokan
  • Panas dingin
  • Mual
  • Kram perut
  • Sakit di bagian dada dan kepala
  • Kesemutan
  • Derealisasi

Lo bisa dibilang kena panic attack kalo setidaknya merasakan 4 dari gejala di atas.

Baca juga: Panic Attack: Definisi dan Cara Mengatasi

Panic attack ini biasanya berlangsung selama 5-20 menit, tapi ya gais rasa ‘gak enak’nya itu bisa sampe seharian. Durasinya tergantung pada individu masing-masing.

Panic attack ini hampir mirip sama anxiety attack, bedanya panic attack itu lebih intense dengan waktu yang relatif lebih singkat.

Panic attack itu sebenernya gak berbahaya, tapi ya gak nyaman aja.

Gue sendiri pernah /read/ lumayan sering kena panic attack dengan gak ada alasan. Pernah lagi kelas on cam tiba-tiba kayak lost sendiri gitu, deg-degan, panikkkkkk bangett, tapi gak tau panik kenapa. Terus keringetan, terus aaaaaa rasanya pengen teriak loncat-loncat, tapi harus tetap tenang karena on cam. Mau off cam nanti takut di-kick sama host hhh.

sumber: Allison Brandt on Pinterest
sumber: Allison Brandt on Pinterest

Tapi yang serem sih sebenernya adalah pengalaman pertama panic attack karena lo gak tau apa namanya dan mikir lo emang beneran mau mati. Pengalaman pertama panic attack gue adalah ketika masih tinggal di kosan. Sendirian. Jam setengah 12 malem lagi enak-enak tidur terus kebangun gara-gara sesek napas, keringetan, gemeteran, dan rasanya bener-bener kayak mau mati.

Mau nelpon mama papa takut mereka ikutan panik. Kan gak lucu gitu ya, mana beda kota. Udah mikirin kalo nanti gue mati di sini, siapa yang tau? Terus gue buka pintu kosan lebar-lebar biar kalo gue kenapa-napa orang bisa tau gitu HAHA. Gue ambil wudhu, terus sholat, terus nangis bener-bener setakut itu. Abis itu gue tiga hari nginep di kosan temen biar gak keulang lagi ((tapi masih keulang sampe semingguan gitu)) abis itu ilang sendiri.

Sekarang sih karena udah tau kalo ini namanya panic attack, jadi lebih santai kalo emang tiba-tiba kena panic attack. Meskipun ya tetep takut lah ya kalo misalkan emang gimana-gimana.

sumber: @myeasytheraphy on Instagram
sumber: @myeasytheraphy on Instagram

Jadi kalo lo merasa gejala-gejala di atas, jangan dibawa panik. Berusaha tenang dan mikir bahwa ini bakalan berlalu, dan lo bakal baik-baik aja.

Nah, karena lo udah tau nih gejala dari di panic attack itu gimana. Sekarang gue bakal bahas apa sih penyebab dari panic attack itu sendiri.

Penyebab Panic Attack

Sampai hari ini belum ada penelitian yang jelas tentang apa yang menyebabkan orang bisa kena panic attack, tapi beberapa penelitian yang mengatakan penyebab panic attack di antaranya yaitu:

Genetik

Faktor genetik adalah suatu kondisi di mana pendahulu (dalam garis hubungan darah yang sama) sangat berpengaruh dengan keadaan generasi-generasi penerusnya. Kalo lo punya keluarga yang juga pernah mengalami panic attack atau punya panic disorder, ini bisa jadi penyebab lo kena panic attack.

Stres berat

Stres berat adalah kondisi ketika lo mengalami tekanan mental atau emosional yang berlebihan. Stres berat itu bakal berpengaruh sama fisik dan mental lo. Ini juga yang bisa jadi salah satu penyebab panic attack datang tiba-tiba kayak tahu bulat dadakan.

Ikuti juga tes online gratis Tingkat Keparahan Stres

sumber: Sparky Thomson on Pinterest
sumber: Sparky Thomson on Pinterest

Ketidakseimbangan senyawa kimia dalam otak

Otak manusia adalah tempat di mana semua yang terjadi dalam tubuh lo diatur. Jutaan senyawa kimia yang berfungsi untuk mengatur tubuh kita. Jadi kalo misalkan senyawa-senyawa di dalam otak itu gak seimbang, akan terjadi gangguan fungsi dalam tubuh lo, termasuk salah satunya adalah panic attack.

Mental health issues

Dikutip dari Psychology Today, remaja dan dewasa muda yang mengalami panic attack seringnya memiliki gangguan mental lain seperti OCD (obsessive compulsive disorder), anxiety, mood disorder, eating disorder, atau gangguan penggunaan zat.

sumber: Nyawn on Pinterest
sumber: Nyawn on Pinterest

Faktor Risiko Panic Attack

Selain penyebab-penyebab terjadinya panic attack, berikut ini juga ada faktor risiko yang dapat membuat panic attack lo sering muncul atau lebih parah sampai menyebabkan panic disorder.

Sejarah keluarga yang pernah kena panic attack

Sama dengan penyebab panic attack, sejarah keluarga yang pernah mengalami panic attack akan membuat risiko terkena panic attack lebih besar.

Stress berat dalam hidup

Stres berat dalam hidup ini adalah stres karena hal yang besar banget dalam hidup lo, meliputi didiagnosis penyakit parah, kehilangan orang yang disayang, dan lain-lain.

Gue sendiri pernah ada pengalaman panic attack pas baru mengunjungi almarhumah nenek gue di kamar jenazah. Itu sakitt bangettt! Nangis sampe sesak napas, gemeteran, mau pingsan, pokoknya parah lah. Tapi menurut gue kala itu adalah hal yang wajar terjadi. Siapa sih yang enggak sedih dan syok ditinggal orang yang dia sayang?

Kejadian traumatis

Kejadian traumatis di sini meliputi kecelakaan parah, pelecehan seksual, bencana alam, dan hal yang bikin lo trauma.

Baca juga: Post-Traumatic Disorder Penjelasan Lengkap

Perubahan besar dalam hidup

Perubahan besar dalam hidup juga bisa menjadi faktor risiko lo mengalami panic attack. Perubahan besar ini bisa jadi setelah bercerai, setelah mempunyai bayi, pindah rumah yang jauh dari asal, dan lain-lain yang menurut lo itu bakal signifikan banget buat perubahan dalam hidup lo.

Rokok dan kafein yang berlebihan

Dua hal ini bisa mempengaruhi senyawa kimia dalam otak lo jadi gak seimbang kalo dikonsumsi secara berlebihan. Kalo udah gak seimbang, bisa memunculkan banyak masalah, salah satunya panic attack ini.

Pengalaman kekerasan di masa kecil

Faktor risiko ini berkaitan dengan kejadian traumatis, tetapi lebih berlangsung lama seperti kekerasan fisik dan/atau kekerasan seksual yang lo dapatkan ketika kecil.

Kalo lo merasa panic attack ini mengganggu lo, lo bisa nonton video di bawah ini biar lebih ada pencerahan.

YouTube Satu Persen – Cara Mengatasi Kecemasan Berlebihan

Kalo masih kurang, coba deh lo ikutin program konseling Satu Persen untuk membuat lo sekiranya bisa bercerita dan berkeluh kesah sama psikolog Satu Persen. Lo juga bisa dapet psikotes sebelum konseling dan worksheet sesudah konseling.

Satu-Persen-Artikel--23-

Semoga dari konseling itu lo bisa dapet masukan dan saran dalam mengendalikan atau mengurangi panic attack yang terus datang dan mengganggu kehidupan lo.

At the end, semangat terus ya. Panic attack gak berbahaya kalo lo bisa menanganinya dengan baik, tapi sebaiknya juga enggak diremehkan keberadaannya karena semua gangguan itu menandakan ada yang salah dan harus diperbaiki dalam diri kita.

Cheers!

Referensi:

Panic Attack. (2017). Retrieved April 1, 2021, from https://www.psychologytoday.com/intl/conditions/panic-attack#:~:text=The physical symptoms of a,heat%2C and increased heart rate

Mayo Clinic Staff. (2018). Panic attacks and panic disorder. Retrieved April 1, 2021, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/panic-attacks/symptoms-causes/syc-20376021

Read More
judi

Perbedaan Trauma dan PTSD (Jenis, Gejala, dan Solusi)

Gambar oleh Satu Persen - Gue Trauma atau PTSD?
Gambar oleh Satu Persen – Gue Trauma atau PTSD?

Halo, Perseners! Kenalin gue Vidha sebagai Associate Writer di Satu Persen.

Karena masih stay at home, jadi kerjaan gue di rumah sering nonton TV. Setiap gue nonton TV, banyak berita lain yang menginformasikan tentang bencana alam, kasus kekerasan, pembullyan, pemerkosaan, dan lain-lain yang bikin gue cemas sendiri.

Gak jarang juga berita-berita itu tuh men-trigger apa yang pernah menjadi pengalaman gue dan membuat gue trauma. Meskipun kejadian itu udah lamaaaa banget, tapi kadang tetep aja blow up dan buat gue teringat lagi.

Mungkin lo ada yang merasa sama nih kayak gue. Mempunyai sebuah kejadian traumatis yang kadang keinget-inget lagi dan berpengaruh sama kehidupan lo sehari-hari.

Nah, sekarang pertanyaannya yang lo rasain itu adalah sebuah trauma atau PTSD?

Trauma

Dilansir dari Pusat Nasional PTSD AS, sekitar 60% pria dan 40% wanita mengalami peristiwa traumatis dalam hidupnya. Peristiwa traumatis dengan jenis dan tingkatan yang berbeda-beda tiap individu.

Trauma sendiri itu apa sih?

Trauma adalah peristiwa yang dianggap membahayakan diri, mengancam nyawa, dan memiliki efek jangka panjang bagi kehidupan. Trauma itu gak sebatas pelecehan, pemerkosaan, kecelakan, bencana, dan sesuatu yang lo pikir serem banget deh. Trauma bisa juga karena hal-hal kecil, tapi berulang.

Lo dikatain sama temen-temen lo dari SD sampe SMP aja bisa loh jadi trauma. Segala hal yang menakutkan atau berefek pada hidup lo dalam jangka panjang bisa dianggap trauma. Lo diselingkuhin, dibohongin, di-PHP-in terus menerus juga bisa buat lo trauma soal cinta-cintaan bahkan sampe punya trust issue.

sumber: @bpddreams on Instagram
sumber: @bpddreams on Instagram

Meskipun ‘trauma’ a.k.a. PTS (post-traumatic stress) itu kedengerannya serem, tapi PTS itu adalah respon yang normal dan wajar terjadi setelah lo mengalami hal yang traumatis. Waktu itu gue ikut program Basic Mental Health Training Satu Persen dengan topik Emotional First Aid yang menjelaskan tentang trauma.

Jenis-Jenis Trauma

Trauma itu sendiri ada dua jenis, yaitu trauma primer dan trauma sekunder. Trauma primer adalah suatu kejadian traumatis yang lo alami sendiri. Misal kayak kecelakaan, operasi, dan lain-lain yang mungkin menyakitkan bagi diri lo yang merasakannya.

Trauma sekunder adalah suatu kejadian traumatis yang terjadi dengan orang lain, tapi lo liat atau mendengarkan secara langsung pengalaman trauma orang lain. Bisa disebut juga vicarious trauma. Contohnya kayak lo liat orang kecelakaan sampe berdarah-darah atau lo dengerin kisah temen lo yang pasangannya meninggal dunia pas detik-detik pernikahan.

Selain dua itu, trauma juga punya dua jenis berdasarkan waktu, yaitu trauma akut dan trauma kompleks. Trauma kompleks itu adalah peristiwa traumatis yang berulang-ulang selama berbulan-bulan sampai bertahun-tahun, seperti pembullyan, kekerasan dalam rumah tangga, kekerasan dalam keluarga, dan lain-lain, sedangkan trauma akut itu adalah peristiwa trauma yang terjadi hanya sekali, tetapi secara masif, seperti bencana alam.

Trauma di setiap orang juga berbeda-beda. Kalo temen lo trauma digigit anjing dan lo enggak, bukan berarti temen lo lemah karena takut anjing. Karena respon setiap individu itu berbeda. Respon dari trauma juga beda-beda, kalo lo pernah denger kalimat ‘fight or flight’ itu adalah respon dari trauma lo. Mau lari dan menghindar dari trauma lo atau mau lo lawan traumanya.

sumber: @alaskastardust on Twitter
sumber: @alaskastardust on Twitter

PTSD

PTSD termasuk golongan dari gangguan kecemasan (anxiety disorder) yang merupakan kelanjutan dari acute stress disorder (ASD).

Baca juga: Gangguan Kecemasan di Kala Pandemi

Menurut DSM-V (Diagnostic and Statistic Manual of Mental Disorder V), PTSD merupakan sekelompok gejala kecemasan yang terjadi setelah seseorang mengalami peristiwa traumatis yang mengakibatkan perasaan ngeri, tidak berdaya, dan ketakutan.

PTSD bukan cuma lo gak bisa move on dari peristiwa traumatis, tapi lebih lebih lebih dari itu.

sumber: @what.is.mental.illness on Instagram
sumber: @what.is.mental.illness on Instagram

Gejala-gejala dari PTSD yang ditulis oleh Psikologi FK UNS, mencakup:

1. Paparan terhadap peristiwa traumatis

Mengalami efek atau dampak dari peristiwa traumatis. Contohnya kalo peristiwa kecelakaan, kakinya patah atau ancaman dan emosi negatif kayak selalu murung setelah dibully.

2. Re-experiencing atau perasaan mengalami kembali peristiwa traumatis

Lo merasa kayak peristiwa itu tuh kejadian lagi. Misal trauma tentang kecelakaan kereta, lo bisa aja mendengar klakson kereta, bisa mencium bau-bau di dalam kereta atau bahkan bau darah ketika keretanya tabrakan dan korban berjatuhan. Bisa juga mengalaminya lewat mimpi buruk dan emosi-emosi negatif dari peristiwa itu.

3. Menghindar dari ingatan tentang peristiwa traumatis

Kalo lo trauma soal pelecehan seksual dalam kampus, lo gak akan mau diajak ke kampus lagi. Lo gak mau membahas apapun yang berkaitan sama kampus. Pokoknya BIG NO deh sama hal-hal yang bikin lo inget sama trauma lo. Mau itu tempat, suasana, individu/pelaku, atau perilaku yang berkaitan dengan peristiwa traumatis.

4. Kewaspadaan berlebih

Apa-apa bikin lo takut, bikin lo gelisah, bikin lo kaget karena lo memasang kewaspadaan yang berlebih bagi diri lo sendiri.

5. Adanya penurunan fungsi psikologis

Lo jadi sulit berinteraksi dengan orang lain dan cenderung menarik diri dari kehidupan sosial. Lo juga jadi gak bergairah dalam menjalankan aktivitas sehari-hari.

Lo baru bisa didiagnosis dengan PTSD ketika lima gejala tadi terjadi selama satu bulan atau lebih. Sama dengan gangguan mental lainnya, PTSD juga gak cuma masalah psikis, tapi juga fisik.

Sebuah studi yang dilakukan pada tahun 2018 menyatakan bahwa pasien PSTD mengalami kerusakan otak pada area hippocampus menjadi lebih kecil. Jadi kerusakan itu beneran nyata pada organ tubuh, yaitu otak.

Baca juga: Penjelasan Lengkap PTSD

sumber: theraphy101 on Tumblr
sumber: theraphy101 on Tumblr

C-PTSD

Selain PTSD, ada juga loh yang namanya C-PTSD atau Complex Post-Traumatic Stress Disorder. Kalo lo baca soal jenis trauma berdasarkan waktu itu ada dua yaitu trauma akut dan trauma kompleks, C-PTSD ini terfokuskan dengan trauma kompleks.

Di Indonesia sendiri, C-PTSD masih jarang dibahas, but it’s okay to know more about the new thing!

sumber: @what.is.mental.illness on Instagram
sumber: @what.is.mental.illness on Instagram

Persamaan dan Perbedaan PTS dan PTSD

Trauma atau post-traumatic stress (PTS) dengan PTSD mempunyai kesamaan yaitu sama-sama merasakan perasaan takut, gelisah, cemas, berusaha untuk menjauhi atau menghindar dari sesuatu hal bisa tempat atau situasi yang dapat membuat mereka teringat akan traumanya, dan juga mimpi buruk.

Perbedaan yang mendasar dan dapat dilihat adalah PTS tidak berlangsung lama setelah peristiwa traumatis itu terjadi, lain halnya dengan PTSD yang terus akan ada menghantui lo lama setelah peristiwa traumatis itu terjadi.

YouTube Satu Persen – Gangguan Traumatis

So, kalo lo emang merasa terganggu dengan trauma lo dan gak tau nih gimana cara menghilangkan trauma itu, lo bisa ikut konseling bareng psikolog Satu Persen. D

engan lo ikut konseling bareng Satu Persen, selain tau diagnosis lo itu trauma atau PTSD dan bagaimana cara menghilangkan traumanya, lo juga bisa dapet psikotes dan worksheet setelah konsultasi supaya lo bisa lebih berkembang setelah sesi konseling.

Informasi terkait layanan dan benefit apa aja yang bisa didapat dari ikutan konseling online Satu Persen bisa dilihat dengan klik gambar di bawah ini!

Satu-Persen-Artikel--30--4

Kalau lo masih ragu apakah memang harus ke psikolog atau gak, lo bisa coba dulu tes konsultasi supaya tau layanan yang cocok buat lo. Akhir kata, trauma itu sesuatu yang mengerikan ya guys, tapi jangan sampe trauma lo itu membuat orang lain juga trauma karena lo gak bisa mengendalikan trauma lo sendiri.

Jadi jangan lupa untuk selalu berusaha lebih baik lagi setiap harinya dengan #HidupSeutuhnya.

Referensi:

Pratiwi, C. A., Karini, S. M., & Agustin, R. W. (2012). PERBEDAAN TINGKAT PTSD DITINJAU DARI BENTUK DUKUNGAN EMOSI PADA PENYITAS ERUPSI MERAPI USIA REMAJA DAN DEWASA DI SLEMAN, YOGYAKARTA. Universitas Sebelas Maret Surakarta, 4(2). Retrieved from http://jurnalwacana.psikologi.fk.uns.ac.id/index.php/wacana/article/view/22

MentalHealthTX. (n.d.). Trauma and Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD). Retrieved March 23, 2021, from https://mentalhealthtx.org/id/kondisi-umum/trauma-and-post-traumatic-stress-disorder-ptsd/

Bender, J. (2013). What Are the Differences Between PTS and PTSD? Retrieved March 23, 2021, from https://www.brainline.org/article/what-are-differences-between-pts-and-ptsd#:~:text=PTS symptoms are common after,PTSD without first having PTS

Read More
judi

Mengenal Gejala dan Cara Mengatasi Generalized Anxiety Disorder

Gejala dan cara mengatasi generalized anxiety disorder (gangguan kecemasan)
Satu Persen – Generalized Anxiety Disorder

Perseners, sadar ngga sih, kalau udah hampir dua tahun kita ngejalanin aktivitas dari rumah buat menekan angka penyebaran COVID-19? Pandemi membuat kita jadi terbiasa dengan pola hidup yang baru. Dari mulai sekolah, kerja, sampai ibadah bisa kita lakuin di rumah. Bahkan dari yang awalnya ngerasa aneh dan ngga terbiasa, sekarang mungkin ada yang lebih nyaman ngerjain segala hal dari rumah daripada di kantor atau sekolah.

Pertanyaannya: “Siap ngga sih, kamu buat memulai aktivitas secara normal?”

Mulai work from office? Ketemu karyawan lainnya? Ketemu temen-temen yang biasa kamu liat di laptop? Atau kamu cemas dan malah ngerasa takut karena udah lama ngga berinteraksi langsung sama orang secara intens?

Nah, kalau aku sendiri ngerasa pas awal-awal mulai work from office emang cukup berat. Sempat kuliah sampai kerja dari rumah ngebuat aku yang introvert ini jadi makin terbiasa sendiri dan harus adaptasi lagi buat berinteraksi sama orang secara langsung. Makanya aku ngerasa cemas banget waktu pertama kali masuk kantor.

Kalau Perseners sendiri gimana? Udah siap belum, nih?

Ngomongin soal rasa cemas, aku Gaby, Part-time Blog Writer Satu Persen, bakal ngebahas lebih dalam nih tentang gangguan kecemasan lewat artikel ini. So, baca sampai habis ya biar bisa dapat insight yang berguna buat kamu!

Baca juga: 11 Bulan Pandemi: Negatif Corona, Positif Gangguan Kecemasan?

Apa Itu Generalized Anxiety Disorder?

gangguan kecemasan - anxiety
cr: freepik

Perasaan cemas, takut, dan khawatir itu perasaan yang wajar dirasakan oleh kita. Bahkan kita butuh perasaan itu buat mengantisipasi hal buruk yang bakal terjadi. Tapi bagi penderita Anxiety Disorder, rasa cemas itu ngga bersifat sementara. Kecemasan mereka bakal tetap ada walaupun situasi yang bikin khawatir udah selesai dan bisa bertambah buruk seiring berjalannya waktu.

Ada beberapa jenis anxiety disorder yang beberapa diantaranya juga udah pernah dibahas di artikel-artikel Satu Persen sebelumnya. Tapi kali ini aku bakal coba bahas spesifik ke salah satu jenis anxiety disorder yang namanya generalized anxiety disorder (GAD).

Apa itu generalized anxiety disorder? Menurut APA Dictionary of Psychology, gangguan kecemasan umum atau yang sering disebut generalized anxiety disorder ini adalah sebuah kondisi di mana seseorang merasa cemas dan khawatir secara berlebihan tentang berbagai masalah. Bisa masalah keuangan, kesehatan, penampilan, aktivitas bersama keluarga dan teman, pekerjaan, sekolah, dan lain sebagainya.

Seseorang bisa disebut terkena generalized anxiety disorder kalau mengalami rasa khawatir atau ketegangan kronis berlebihan yang ngga berdasar selama enam bulan atau lebih. Perasaan khawatir yang dirasakan juga lebih parah dari kecemasan normal yang dialami sama kebanyakan orang.

Baca juga: Mengenal Phobia Lebih Jauh

Apa Gejala Generalized Anxiety Disorder (GAD)?

gejala generalized anxiety disorder
cr: verywellmind

Orang yang menderita generalized anxiety disorder ini biasanya ngga bisa menghilangkan rasa kekhawatiran mereka walaupun mereka juga sadar kalau sebagian besar rasa cemas mereka tuh ngga beralasan. Jadi, mereka bakal terus-terusan ngerasa khawatir dan susah buat mengendalikan perasaan itu. Rasa cemas yang dialami juga diikuti sama beberapa gejala baik fisik maupun mental.

Apa aja sih gejala generalized anxiety disorder? Ngga mampu mengendalikan rasa khawatir.

Penderita generalized anxiety disorder biasanya ngga mampu buat mengendalikan rasa khawatirnya yang berlebihan. Apa aja emang yang dicemasin? Banyak. Berbagai topik, peristiwa atau aktivitas yang pernah, sedang, dan akan dilakukan bisa jadi hal yang bikin penderita GAD ngerasa cemas dan khawatir. Bahkan rasa khawatir itu bisa dengan cepat pindah dari satu topik ke topik lainnya.

Ngga cuma itu, ternyata seseorang bisa terdiagnosis GAD kalau kecemasan dan kekhawatirannya disertai paling ngga tiga dari gejala fisik di bawah ini:

1. Kegelisahan

Pasti Perseners udah ngga asing lagi kan, sama perasaan gelisah? Rasanya jantung deg-degan, keringetan, gemetaran, mual, pusing, sampai kesemutan. Sebenarnya rasa gelisah itu normal banget kok. Seorang Michael Jackson aja ngerasa gelisah sebelum tampil di atas panggung.

Tapi kalau kamu ngerasa gelisah terus-menerus bahkan kadang tanpa alasan, kamu perlu waspada karena bisa jadi itu tanda-tanda kamu mengalami GAD.

2. Mudah lelah

Kalau habis olahraga berat ngerasa lelah itu biasa. Tapi kalau habis ngga ngapa-ngapain tiba-tiba lemes kamu pasti bingung, kan? Nah, bisa jadi ini adalah salah satu gejala kamu sedang mengalami gangguan kecemasan. Terlalu banyak hal yang kamu cemasin sampai pikiran dan perasaanmu jadi capek dan efeknya bikin fisikmu juga ikutan lelah.

3. Gangguan konsentrasi

Perasaan cemas dan khawatir berlebihan bisa bikin kamu jadi susah fokus, Perseners. Kamu jadi punya perasaan kalau seolah-olah pikiranmu tuh kosong. Kenapa? Ya, karena kamu terus-terusan mikirin hal yang kamu cemasin. Jadi, kamu ngga fokus sama hal yang ada di depan matamu.

4. Iritabilitas

Perseners, pernah dengar ngga istilah iritabilitas? Mungkin gejala yang satu ini agak sulit buat diamati orang lain karena kita yang bisa ngerasain sendiri. Jadi, iritabilitas itu apa dong? Iritabilitas itu perasaan frustasi atau marah bahkan pada hal yang keliatannya kecil. Simpelnya sih… kamu jadi gampang marah. Apa-apa bawaannya jadi emosi.

5. Peningkatan nyeri otot

Sadar ngga sih Perseners, kalau kamu lagi ngerasa cemas dan khawatir, kamu jadi susah buat santai atau let it flow aja? Perasaan cemas dan khawatir ini ternyata bisa berdampak ke fisik kamu juga, lho. Emang iya? Iya, perasaan cemas bikin ototmu jadi tegang. Makanya kadang badan tiba-tiba jadi pegel kalau habis ngerasa khawatir sama sesuatu. Padahal, ngga abis ngelakuin aktivitas fisik.

6. Susah tidur

Kalau ada banyak hal yang kamu cemasin, kapan tidurnya? Yap, gejala fisik seseorang terdiagnosis GAD selanjutnya adalah susah tidur. Bayangin aja kalau setiap mau tidur kamu masih mikirin hal-hal lain, hubunganmu, keuanganmu, kesehatanmu. Pikiranmu bakal jadi terlalu berisik sampai-sampai buat otakmu ngga bisa beristirahat lewat tidur.

Gimana Cara Mengatasi Generalized Anxiety Disorder (GAD)?

Generalized anxiety disorder (GAD) ini ngga bisa dianggap sepele, Perseners. Kenapa? Karena selain bakal ngeganggu aktivitas sehari-hari kita, gangguan kecemasan umum yang ngga segera ditangani bisa berlanjut ke tahap depresi. Terus, gimana dong cara mengatasi generalized anxiety disorder?

1. Cognitive Behavior Therapy

Cognitive Behavior Therapy (CBT) sangat berguna dalam mengobati gangguan kecemasan. Terapi ini membantu orang buat mengubah pola pikirnya yang ngedukung ketakutan mereka dan mengubah cara mereka bereaksi terhadap situasi yang memicu kecemasan. Terapi ini bisa dilakukan secara berkelompok asal orang-orang di dalamnya juga punya masalah yang mirip.

2. Pengobatan Medis

Generalized anxiety disorder bisa diatasi dengan meminum sejumlah obat selama beberapa minggu sebelum gejalanya hilang. Obat antidepresan SSRI  (selective serotonin reuptake inhibitors) dan Venlafaxine, sebuah SNRI (serotonin norepinephrine reuptake inhibitor) sering menjadi obat pilihan pertama buat menangani GAD.

Ada juga obat anti-kecemasan seperti Buspirone. Meskipun punya beberapa efek samping seperti pusing dan mual, obat ini harus diminum secara konsisten setidaknya selama dua minggu buat bisa mencapai efek anti-kecemasan.

Selanjutnya ada Beta-blocker, seperti propanolol. Obat ini sering dipake buat mengobati kondisi jantung tapi juga bisa membantu mengatasi gangguan kecemasan saat situasi yang ditakuti bisa diprediksi. Misalnya mau presentasi lisan yang udah terjadwal, obat ini bisa menghentikan jantung berdebar, tangan gemetar, dan gejala fisik lainnya.

3. Psikoterapi

Generalized anxiety disorder (GAD) juga bisa diatasi lewat psikoterapi dengan melibatkan orang yang profesional di bidang kesehatan mental seperti psikiater, psikolog, atau konselor. Kamu bisa menceritakan apa yang kamu rasakan dengan bebas dan menemukan solusi buat masalahmu lewat diskusi dengan ahlinya.

Satu Persen punya layanan konsultasi online dengan psikolog berpengalaman yang bisa bantu kamu yang mungkin sedang mengalami generalized anxiety disorder (GAD). Untuk tau lebih lengkap tentang layanannya, kamu bisa langsung klik banner di bawah ini, ya!

CTA-Blog-Post-06-1

Kalau kamu belum yakin apakah kamu harus menggunakan layanan konseling ini atau ngga, coba deh kamu ikut tes konsultasi dulu. Gratis loh!

Akhir kata, aku cuma mau bilang jangan takut buat ceritain apa yang kamu rasakan karena perasaanmu itu berharga! Fighting!

Referensi:

The American Psychological Association. (2016, 1 October). Beyond worry: How psychologists help with anxiety disorders. Retrieved on October 17, 2021 from https://www.apa.org/topics/anxiety/disorders

Psychology Today Staff. (2019, 14 February). Generalized Anxiety Disorder. Retrieved on October 17, 2021 from https://www.psychologytoday.com/us/conditions/generalized-anxiety-disorder

Gans, S. (2020, 26 October). Generalized Anxiety Disorder: Also known as GAD. Retrieved on October 17, 2021 from https://www.verywellmind.com/generalized-anxiety-disorder-4166193

Read More
judi

Sering Lupa? Bisa Jadi Kamu Mengalami Gejala Demensia

Demensia - Penyakit Lupa
Satu Persen – Sering Lupa? Bisa Kamu Mengalami Gejala Demensia

Perseners tau film Finding Nemo, ngga? Di film itu ada satu tokoh yang namanya Dory. Kalau yang udah nonton pasti tau banget betapa cepetnya Dory lupa sama suatu hal yang baru aja terjadi. Tapi kita sebagai penonton menganggap itu hal yang lucu, kan? Beda kalau kita yang ngerasain sendiri. Ya, ngga?

Nyariin HP karena lupa terakhir taruh di mana aja bisa bikin kita emosi. Apalagi kalau lupa sama berbagai hal. Pastinya itu bakal mengganggu aktivitas hidup kita banget. Kalau kamu sering lupa atau sulit buat mengingat-ingat suatu kejadian, bisa jadi kamu mengalami gejala demensia. Apa tuh demensia?

Nah, Perseners, kali ini aku Gaby Part-time Blog Writer Satu Persen bakal bahas soal demensia. So, baca artikel ini sampai habis biar bisa dapet informasi yang lengkap.

Apa itu Demensia?

demensia - penyakit lupa
Cr: since independence

Lupa sama sesuatu adalah hal yang wajar. Ngga cuma dirasakan oleh orang yang udah berusia tua tapi yang remaja pun pernah lupa. Mungkin orang menganggapnya sebagai hal yang sepele. Padahal, bisa jadi ini hal yang serius. Bahkan ada nama penyakitnya yaitu demensia.

Demensia ini adalah payung dari penyakit lupa. Jadi, demensia punya beberapa turunan penyakit seperti Alzheimer, vaskular, Lewy body, frontotemporal, dan demensia campuran.

Tapi, emang demensia sendiri itu apa? Demensia adalah suatu kondisi seseorang yang kehilangan fungsi kognitifnya seperti berpikir, mengingat, dan bernalar sampai mengganggu kehidupan dan aktivitas sehari-hari.

Parahnya adalah demensia bisa bikin kita bergantung sepenuhnya sama orang lain. Beberapa orang dengan demensia bahkan ngga bisa mengendalikan emosi mereka dan kepribadian mereka bisa berubah-ubah.

Baca juga: Mood Swing Tanpa Sebab? Yuk Kenali Penyebab dan Cara Mengatasinya

Apa Aja Tanda-tanda Seseorang Kena Demensia?

Sebelum bahas tentang tanda-tanda atau gejala seseorang terkena demensia, Perseners harus tau dulu nih, kenapa demensia bisa terjadi? Jadi, demensia terjadi saat sel saraf di otak kita berhenti bekerja, kehilangan koneksi dengan sel otak lain, dan mati.

Demensia sering terjadi seiring bertambahnya umur, tapi bukan berarti ini adalah hal yang wajar dalam proses penuaan. Setiap orang emang kehilangan beberapa neuron atau sel saraf di otak seiring bertambahnya umur. Tapi orang dengan demensia kehilangan jauh lebih banyak.

Terus, apa aja tanda-tanda kalau orang disebut terkena demensia?

1. Mengalami kehilangan ingatan

Penderita demensia susah buat mengingat sesuatu. Mereka susah buat mempelajari hal baru karena kesulitan dalam konsentrasi. Mereka juga bisa tersesat di lingkungan yang bahkan sebenarnya familiar bagi mereka. Akibat susah mengingat, penderita demensia juga seringkali menanyakan pertanyaan atau melakukan aktivitas yang sama berulang kali dan sering terjebak dalam kebingungan.

2. Kesulitan berbicara

Ternyata penderita demensia juga punya gejala susah buat memahami dan mengungkapkan pikirannya sehingga susah juga buat mereka berbicara. Mereka juga menggunakan kata-kata yang ngga biasa buat merujuk pada benda yang sebenarnya udah dikenal.

3. Halusinasi dan delusi

Gejala lainnya yang dialami oleh penderita demensia adalah halusinasi dan delusi. Mereka seakan-akan melihat sesuatu yang sebenarnya ngga nyata dan meyakini kalau itu nyata. Ini sebenarnya juga sudah masuk pada gangguan mental karena jika parah, mereka ngga bisa membedakan mana yang nyata dan mana yang hanya imajinasi.

4. Bertindak impulsif

Apa maksud impulsif? Seseorang dengan demensia bisa bertindak secara cepat dan tiba-tiba sesuai suasana hati. Masalahnya, penderita demensia suasana hatinya ngga menentu. Makanya, tindakannya bisa dengan cepat berubah di luar apa yang direncanakan dan kadang ngga beralasan. Mereka melakukan sesuatu tanpa dasar dan cenderung irasional.

Demensia - Peyakit Lupa
Cr: The Conversation

Gimana Cara Mengatasi Demensia?

Demensia yang udah mengganggu aktivitas sehari-hari kamu harus ditangani. Kenapa? Karena ini udah masuk ke gejala klinis yang bisa membahayakan baik buat diri kamu sendiri maupun orang lain di sekitarmu. Terus gimana cara mengatasinya?

Nah, berikut aku bakal jelasin cara buat mengatasi demensia.

1. Menggunakan alat pengingat

Sama seperti orang yang penglihatannya mulai menurun dan butuh alat bantu seperti kacamata atau softlens, penderita demensia juga butuh alat bantu. Alat bantu yang digunakan berfungsi sebagai pengingat. Misalnya dengan nandain kalender kamu kalau ada deadline tugas atau pasang alarm sebagai pengingat kapan harus minum obat. Kamu juga bisa selalu membawa catatan buat mencatat hal yang ingin diingat sebagai pengganti memori.

2. Merancang tempat tinggal yang berfungsi baik terhadap orang dengan demensia

Kamu juga perlu menyiapkan lingkungan yang bisa membantu memudahkan kamu dari gejala mudah lupa yang kamu rasakan. Gimana contohnya? Kamu bisa mulai dari menandai barang-barangmu dengan label sehingga ngga tertukar sama barang milik anggota keluarga lain atau orang yang tinggal bersama kamu.

3. Menyederhanakan tugas

Semakin kompleks atau ribet tugas pasti akan lebih mudah terlupakan. Jadi, coba sederhanakan tugas yang kamu punya. Pecah tugas yang besar menjadi hal-hal kecil yang bisa dikerjakan bertahap.

Misalnya kamu punya tugas presentasi. Coba pecah menjadi beberapa bagian seperti melakukan riset, buat poin-poin inti riset, bikin ppt, latihan presentasi, baru presentasi.

4. Konsultasi dengan ahli

Kalau gejala demensia yang kamu rasakan udah sangat mengganggu kamu sampai kamu benar-benar tergantung dengan orang lain, lebih baik kamu konsultasikan dengan ahli. Siapa ahli yang dimaksud? Bisa ahli saraf atau dokter spesialis gangguan otak dan sistem saraf, psikiater, atau psikolog.

Dokter bakal mempelajari apa yang terjadi di otakmu, menilai apakah seseorang punya kondisi yang bisa diobati yang berhubungan dengan kesulitan kognitif? Lalu, juga akan ada pemeriksaan fisik seperti pengukuran tekanan darah, tes darah, dan cairan lain buat memeriksa kadar berbagai bahan kimia, hormon, dan vitamin. Baru mendiagnosis seseorang terkena demensia atau ngga.

Satu Persen punya layanan konseling dengan psikolog yang bisa bantu kamu mengatasi masalah KLINIS dan memberikan diagnosa setelah konsultasi. Kamu bisa akses layanan konseling dengan klik banner di bawah ini!

CTA-Blog-Post-06-1-5

Kamu juga bisa mencoba berbagai tes gratis dari Satu Persen nih. Salah satunya tes sehat mental. Klik di sini ya!

Referensi:

NIH National Institute on Aging (NIA). (2021, 2 July). What Is Dementia? Symptoms, Types, and Diagnosis. Retrieved on October 19, 2021 from https://www.nia.nih.gov/health/what-is-dementia.

American Psychological Association. (2015). Living well with dementia. Retrieved on October 19, 2021 from https://www.apa.org/topics/aging-end-life/living-dementia.

Read More
judi

Sering Lupa? Yuk Kenali 5 Gejala Penyakit Alzheimer

Satu Persen Gejala Penyakit Lupa Alzheimer
Satu Persen – Gejala Penyakit Alzheimer

Perseners, pernah nggak sih kalian nemuin celetukan-celetukan ini ketika ngobrol bareng temen?

Bentar bentar, kok gue lupa ya…? Haduh, tanda-tanda udah tua, nih.

Atau

Aduh, gue nggak inget. Maklum faktor usia.

Yup, sering kali kondisi lupa akan sesuatu dikaitkan dengan faktor usia. Kondisi ini sering dikenal dengan istilah pikun atau demensia, suatu hal yang dianggap lumrah untuk orang yang sudah berusia lanjut. Tapi nih Perseners, sebenarnya ada juga loh, kondisi sering  lupa yang menjadi salah satu dari gejala penyakit mematikan yang bahkan belum ditemukan obatnya.

Nama penyakit ini adalah demensia alzheimer atau lebih akrab disebut alzheimer. Dilansir Alzheimer’s Indonesia, alzheimer merupakan penyakit di mana terjadi penurunan fungsi otak termasuk fungsi kognitif yang meliputi kemampuan daya ingat, berbahasa, fungsi visuospatial dan fungsi eksekutif ODD. Penyakit ini lebih sering ditemui pada perempuan dan berusia lebih dari 60 tahun.

Alzheimer ditemukan oleh Alois Alzheimer pada tahun 1906. Penyakit ini merupakan bagian dari jenis penyakit demensia yang paling banyak ditemui. Atau bisa dikatakan 0-70 persen dari kasus demensia atau pikun merupakan Alzheimer. Penyakit yang dapat menyebabkan kematian ini hanya bisa diperlambat perkembangannya melalui obat-obatan namun tidak bisa disembuhkan secara total.

Baca juga: Sering Lupa? Bisa Jadi Kamu Mengalami Gejala Demensia

Lalu, Apa Saja Gejala Alzheimer?

Meskipun sudah 115 tahun sejak ditemukannya penyakit ini belum ada obatnya, alzheimer sudah dapat dideteksi gejalanya sejak dini, loh. Terlebih penyakit alzheimer dimulai setidaknya 10 tahun sebelum gejala-gejala umum muncul. Berikut beberapa gejalanya:

1. Sering Lupa atau Mengalami Gangguan Daya Ingat

Lupa yang dialami orang normal dengan orang yang mengalami gangguan alzheimer berbeda loh, Perseners. Orang normal yang lupa akan sesuatu, akan mudah untuk mengingatnya kembali dalam kurun waktu yang cepat. Sedangkan seseorang dengan gangguan alzheimer akan lupa dengan suatu hal yang bahkan baru saja terjadi dan lupa terhadap hal-hal umum, seperti acara yang baru diadakan bahkan nama kamu.

2. Sulit Fokus

Seseorang dengan penyakit alzheimer akan sulit sekali fokus terhadap sesuatu. Hal ini menyebabkan mereka membutuhkan waktu yang lama untuk menyelesaikan suatu pekerjaan, bahkan pekerjaan sederhana atau umum seperti memasak dan menyetir mobil. Di samping itu, sulitnya diri untuk fokus membuat mereka juga kesusahan untuk merencanakan sesuatu.

3. Disorientasi Tempat dan Waktu

Disorientasi adalah perbedaan apa yang dirasakan seseorang dengan apa yang sebenarnya terjadi sehingga menimbulkan kebingungan. Orang dengan penyakit alzheimer sering mengalami disorientasi tempat dan waktu. Mereka akan mudah tersesat atau bahkan tidak tau jalan pulang ketika bepergian. Dan bisa juga, melakukan pekerjaan-pekerjaan yang seharusnya dilakukan di pagi hari pada malam hari.

Alzheimer
Cr. Dicito Community

4. Kesulitan Memahami Visuospatial

Kesulitan memahami visuospatial dapat ditandai dengan kesulitan membedakan warna, tidak mengenali wajah sendiri di cermin, menabrak cermin saat berjalan hingga tidak tepat saat menuangkan air ke dalam gelas. Selain itu, penderita alzheimer juga perlahan-lahan akan kesulitan untuk membaca dan mengukur jarak

5. Perubahan Perilaku dan Kepribadian

Perubahan emosi yang drastis juga kerap dialami oleh orang yang terkena alzheimer. Mereka akan mudah sekali bingung, cemas, bahkan curiga dan depresi. Di samping itu, penderita alzheimer akan lebih bergantung terhadap keluarganya. Emosi ini kemudian mendorong penderita alzheimer untuk merasa mudah kecewa dan putus asa.

Kalau Perseners melihat keluarga terdekat atau bahkan merasakan sendiri gejala-gejala diatas, bisa banget untuk segera berobat ke dokter untuk dikonsultasikan. Dengan menyadari lebih awal gejala yang dirasa, akan mempercepat pula pemberian obat dari dokter. Hal ini membantu memperlambat perkembangan gejala agar tidak semakin parah.

Cara Mencegah Penyakit Alzheimer

Selain menyadari lebih dini gejala dari penyakit alzheimer, penyakit ini juga dapat dicegah. Salah satu faktor kuncinya yaitu dengan menjalani pola hidup sehat.  Beberapa cara menjalani pola hidup sehat untuk mencegah Alzheimer diantaranya:

1. Menjaga Kesehatan Jantung

Menjaga kesehatan jantung menjadi kunci menerapkan gaya hidup sehat. Seperti dengan tidak merokok dan menjaga kolesterol serta tekanan agar tidak tinggi. Hal ini dilakukan supaya tidak memicu penyakit stroke yang dapat mengembangkan penyakit alzheimer.

2. Berolahraga

Beraktivitas fisik atau olahraga juga dapat membantu mengurangi tekanan darah dan berat badan, serta mengurangi risiko diabetes tipe II dan beberapa bentuk kanker. Hal ini dikarenakan ketika kita berolahraga aliran darah dan oksigen akan menuju otak.

Tari poco-poco mengurangi risiko penyakit alzheimer
Cr. novikatw.wordpress.com

Dengan berolahraga yang teratur bahkan dapat mengurangi risiko terkena alzheimer hingga 50 persen. Olahraga poco-poco menurut bukti dari riset dapat mengurangi risiko penyakit alzheimer loh, Perseners!

Baca juga: Olahraga: Cara Ampuh Menghilangkan Stres

3. Menjaga Pola Makan

Hal penting yang harus ada dalam pola hidup sehat adalah menjaga pola makan. Apa yang kita makan mencerminkan bagaimana kualitas dari tubuh kita. Nah, Perseners bisa nih cobain Tes Kualitas Makan dari Satu Persen untuk mengetahui bagaimana kualitas dari pola makan teman-teman selama ini.

Tes Kualitas Makan
Satu Persen – Tes Kualitas Makan

Tentu saja dalam menjaga pola makan dianjurkan untuk mengurangi fast food. Perseners disarankan untuk memperbanyak konsumsi sayur dan buah segar, gandum utuh, minyak zaitun, kacang-kacangan, ikan, unggas, telur, dan susu.

4. Bersosialisasi dan Beraktivitas Positif

Kegiatan sosial apalagi aktivitas yang positif membantu mengurangi risiko alzheimers melalui stimulasi otak. Dengan bersosialisasi pula dapat mengurangi risiko stres dan depresi. So, sesibuk apa pun Perseners mengerjakan tugas seharian, jangan pernah lupa ya untuk ngobrol-ngobrol santai bareng teman!

Di Akhir, gue mau menegaskan bahwa kondisi sering lupa bukanlah hal yang wajar untuk orang orang berusia lanjut. So, yuk mulai jaga kualitas hidup kita dengan pola hidup sehat dan #HidupSeutuhnya! Kalau lo merasa sering lupa sehingga mengganggu aktivitas lo, lo bisa konsultasi ke psikolog Satu Persen. Klik banner di bawah ya buat info selengkapnya.

CTA-Blog-Post-06-1-4

Gue Zahra Blog Writer Satu Persen, salam sehat mental dan sampai jumpa di artikel selanjutnya!

Referensi:

  1. Alzheimer’s Disease.2021.  Psychology Today. retrieved from Alzheimer’s Disease | Psychology Today
  2. 10 gejala awal Demensia Alzheimer. 2019. Retrieved from 10 gejala awal Demensia Alzheimer – Alzheimer Indonesia (alzi.or.id).
  3. Faktor-Faktor Resiko & Cara Mengurangi Resiko Demensia Alzheimer. 2019. retrieved from Faktor-Faktor Resiko & Cara Mengurangi Resiko Demensia Alzheimer – Alzheimer Indonesia (alzi.or.id)
  4. Tua Tidak Harus Pikun, Ini Cara Mencegah Alzheimer yang Tepat. 2019. Retrieved from https://www.sehatq.com/artikel/cara-mencegah-penyakit-alzheimer/amp
Read More
judi

Kenali 7 Macam Gangguan Depresi (Gejala, dan Cara Mengatasinya)

Macam-macam Depresi
Satu Persen – Macam-macam Depresi

Halo semua, balik lagi sama aku Senja!

Pasti kalian udah gak asing dengan istilah gangguan depresi. Depresi merupakan gangguan kesehatan mental yang ditandai dengan kesedihan yang terjadi secara terus-menerus. Penderita depresi juga akan kekurangan minat atau kesenangan dalam kegiatan yang sebelumnya bermanfaat atau menyenangkan bagi mereka.

Tahu gak Perseners, ternyata sebanyak 264 juta orang di seluruh dunia telah menderita gangguan depresi. Tak hanya itu, menurut World Health Organization (WHO) depresi menjadi penyebab utama kecacatan di seluruh dunia.

Depresi juga berkontribusi besar terhadap beban penyakit global. Efek depresi dapat bertahan lama, kompleksnya dapat mengganggu seseorang dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

Gangguan depresi itu juga banyak banget macamnya. Jadi, di sini aku bakal menjelaskan macam-macam gangguan depresi beserta penjelasannya ya, Perseners! Simak penjelasan aku di bawah ini!

Gangguan Depresi Mayor (MDD)

Depression meme - Major Depressive Disorder
Cr. imgflip.com

Salah satu jenis gangguan mental yang paling dikenal adalah gangguan depresi mayor (MDD). Depresi mayor merupakan jenis gangguan mental yang ditandai dengan perubahan mood yang terus menerus menekan diri sendiri.

Depresi mayor menyebabkan penurunan kualitas hidup dan kurangnya minat dalam kehidupan sehari-hari. Gejala depresi mayor biasanya berlangsung berminggu-minggu sampai hitungan bulan. Beberapa gejala yang dialami penderita depresi mayor adalah:

1. Perubahan berat badan

2. Perubahan waktu tidur

3. Kelelahan

4. Merasa tidak berharga

5. Sulit berkonsentrasi

6. Memiliki pikiran untuk bunuh diri

Gangguan Depresi Persisten (PDD)

smile meme
Cr. good.is

Gangguan Depresi Persisten atau yang dikenal dengan sebutan distimia merupakan gangguan depresi kronis yang berlangsung lama. Biasanya terjadi selama bertahun-tahun. Meskipun gejalanya tidak separah gangguan depresi mayor, gejalanya menetap dan bertahan lama.

Selain itu, penderita depresi persisten juga seringkali memiliki kesulitan dalam bersosialisasi dan menjalani aktivitas sehari-hari. Gejala PDD meliputi:

1. Merasa bersalah

2. Mudah marah

3. Tidak percaya diri

4. Sulit tidur

5. Perubahan nafsu makan

6. Sulit berkonsentrasi

7. Hilang minat

Gangguan Bipolar

Gangguan bipolar sering disebut sebagai penyakit manik depresi. Gangguan bipolar merupakan gangguan mental yang ditandai dengan perubahan suasana hati yang meningkat secara tidak normal atau dikenal sebagai periode manik. Bentuk manik yang tidak terlalu ekstrim disebut hipomanik.

Namun, pada satu waktu orang juga dapat mengalami penurunan suasana hati atau biasa disebut periode depresi. Contoh periode manik seperti mudah gembira dan bersemangat. Sedangkan pada periode depresi seseorang akan merasa putus asa dan mudah tersinggung.

Selain perubahan suasana hati, orang yang mengalami bipolar akan mengalami perubahan energi dan tingkat aktivitas untuk melakukan tugas sehari-hari. Terdapat beberapa gejala fisik dan emosional yang ditunjukkan oleh orang yang terkena bipolar, yaitu:

1. Mudah lelah dan lesu

2. Insomnia

3. Merasa putus asa dan hilanh harga diri

4. Cemas

5. Ragu-ragu

6. Agresif

Baca juga: Stres vs Depresi: Ini Perbedaannya Menurut Psikolog

Depresi Postpartum (PPD)

Depresi yang terjadi pada saat masa kehamilan atau kelahiran anak. Hal ini disebabkan oleh perubahan hormonal dalam tubuh yang seringkali dapat mempengaruhi suasana hati seorang wanita.

Depresi postpartum berbeda dengan baby blues. Baby blues merupakan perubahan emosi yang hanya berlangsung beberapa minggu dan seiring waktu akan menghilang. Sedangkan gejala penderita depresi postpartum lebih berat dan lebih lama dari baby blues.

Gejala yang sering dialami penderita depresi postpartum adalah:

1. Merasa tidak berdaya dan putus asa

2. Menarik diri dari lingkungan sosial

3. Kehilangan minat pada hal-hal yang dulu disukai

4. Merasa tidak berharga

5. Mengalami kecemasan

6. Memiliki pikiran ingin menyakiti diri sendiri atau bayinya

7. Memiliki pikiran untuk bunuh diri

Gangguan Disforik Pramenstruasi (PMDD)

Gangguan Disrofil Pramenstruasi atau PMDD adalah gangguan depresi yang terjadi pada saat menjelang menstruasi. PMDD hampir sama dengan sindrom pramenstruasi. Namun, gejala yang ditunjukkan PMDD ini lebih berat. Gejala yang paling umum terjadi adalah:

1. Kecenderungan ingin makan sesuatu

2. Kelelahan ekstrim

3. Sering mengkritik diri sendiri

4. Sulit berkonsentrasi

5. Kecemasan berlebihan

6. Perubahan emosi

Gangguan Afektif Musiman (SAD)

Gangguan Afektif Musiman atau SAD biasa terjadi di negara bagian utara atau selatan yang letaknya jauh dari garis ekuator, Perseners! SAD merupakan gangguan depresi yang terjadi dengan pola musiman.

SAD dipicu oleh irama sirkadian dalam tubuh. Irama sirkadian adalah istilah yang digunakan buat mengatur kebiasaan fisiologis atau kegiatan yang dilakukan sehari-hari.

Gejala yang dialami penderita SAD adalah sering depresi, mengantuk, dan meningkatnya berat badan selama musim dingin padahal saat musim semi baik-baik saja.

Depresi Atipikal

Depresi Atipikal sebetulnya hampir sama seperti MDD. Namun terdapat perbedaan mencolok yang ditunjukkan penderita depresi atipikal, yaitu mengalami peningkatan suasana hati saat mengalami peristiwa positif.

Penyebab depresi atipikal masih belum diketahui secara pasti. Selain mengalami gejala depresi pada umumnya, terdapat gejala khusus yang dirasakan penderita depresi atipikal, yaitu:

1. Nafsu makan meningkat

2. Berat badan naik

3. Terlalu banyak tidur, entah pada siang atau malam hari

4. Peningkatan suasana hati saat berada dalam peristiwa positif

5. Sensitif dengan kritikan atau penolakan dari orang lain

Baca juga: Cara Mengatasi Depresi secara Mandiri

Depression meme
Cr. good.is

Cara Mengatasi Gangguan Depresi

Gejala depresi dapat diminimalisir dengan rajin olahraga, tidur cukup, serta  makan dengan mengatur pola makan yang sehat. Namun, secara umum cara mengatasi semua jenis gangguan depresi adalah dengan mengkonsultasikan langsung kepada ahlinya melalui layanan konseling dengan psikolog.

psycholog meme - counseling meme
Cr. mentallyagile.com

Nah, kalian bisa kok berkonsultasi melalui konseling yang sudah disediakan Satu Persen dengan klik banner di bawah ini ya!

CTA-Blog-Post-06-1-22

Satu Persen secara profesional akan membantu kalian untuk mengatasi masalah ini. Konseling Satu Persen akan dilakukan secara one-on-one. Jadi kalian akan diberikan asesmen mendalam dan terapi khusus untuk mengatasi masalah sesuai dengan jenis gangguan depresi kalian.

Oh iya, konseling Satu Persen ditangani oleh psikolog lulusan S2 profesi klinis dewasa, ya! Jadi psikolog Satu Persen dapat memberikan diagnosis tepat yang sesuai sama gejala kalian.

So, sekian dulu ya dari aku, semoga artikel ini membantu kalian buat menjalani hari lebih bermanfaat. Sampai jumpa lagi!

Editor’s Note: Buat Perseners yang merasakan gejala dari salah satu jenis depresi yang ada di artikel ini, dimohon buat gak langsung melakukan self-diagnose, ya! Kalau memang mengganggu kehidupan sehari-hari, Perseners bisa langsung cobain aja layanan konseling dari Satu Persen dan berkonsultasi langsung dengan psikolog yang ahli di bidangnya. Kalau masih ragy, bisa mencoba ikut tes konsultasi dulu ya! Stay safe!

Referensi:

https://www.nimh.nih.gov/health/topics/bipolar-disorder

https://www.verywellmind.com/common-types-of-depression-1067313

https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/atypical-depression/symptoms-causes/syc-20369747

https://www.who.int/health-topics/depression#tab=tab_1

Read More