putinvzrivaetdoma.org

media online informasi mengenai game online tergacor di tahun 2023

Emotional

judi

Emotional Numbness, Saat Seseorang Merasa Hampa dan Mati Rasa

apa itu emotional numbness
Satu Persen – Emotional Numbness

Setiap orang pasti pernah melalui masa-masa stres dalam hidupnya. Ada yang bisa melalui stres dengan baik, namun ada juga yang sulit mengatasinya. Stres yang terus menumpuk tanpa solusi bisa mengarah pada kecemasan berlebih, bahkan berujung depresi. Terlebih, tumpukan stres yang berlarut-larut berpotensi menyebabkan kondisi emotional numbness.

Perseners, ada yang tau apa itu emotional numbness? Singkatnya, kondisi ini menggambarkan seseorang yang mati rasa secara emosional. Nah, kalau kalian mau tau lebih detail mengenai kondisi ini, baca artikel ini sampai habis, ya.

Oh iya, sebelumnya kita kenalan dulu, ya. Aku Fifi, part-time Blog Writer di Satu Persen. Oke, kita lanjut ke pembahasan ini.

emotional numbness
Cr: Freepik

Apa Itu Emotional Numbness?

Menurut psikolog Mayra Mendez, emotional numbness adalah kondisi di mana seseorang merasa hampa dan kesulitan dalam mengungkapkan emosi yang dirasakannya. Kondisi ini bisa disebabkan oleh stres berat atau kecemasan berlebihan. Dalam kondisi ini, penderita bisa kehilangan minat pada hal-hal yang disukainya.

Kondisi ini juga sering dikaitkan dengan mekanisme pertahanan diri (coping mechanism). Ketika mengalami emotional numbness ini, seseorang bisa meminimalisir perasaan sakit dan kecewa yang cukup parah. Fenomena ini banyak ditemukan pada orang-orang yang berada di lingkungan  bertingkat stres tinggi atau pernah mengalami pengalaman traumatis.

Dengan menerapkan coping mechanism tersebut, ini memungkinkan mereka untuk merasa lebih lega dan aman. Tapi apabila dilakukan dalam jangka waktu tertentu, kebiasaan coping ini bisa menghalangi diri sendiri untuk mengenali emosi positif maupun negatif. Selain itu, ada beberapa hal lain yang bisa menjadi faktor penyebab emotional numbness.

Penyebab Emotional Numbness

penyebab emotional numbness
Cr: Freepik

1.Gangguan kecemasan

Ada kemungkinan besar seseorang yang memiliki diagnosa gangguan kecemasan dapat mengalami mati rasa secara emosional. Bisa jadi ini merupakan respon terhadap tingkat stres yang tinggi, perasaan takut, dan kekhawatiran yang berlebihan. Alhasil, tingkat kecemasan yang tinggi bisa mendorong seseorang untuk menghindari emosi-emosi positif maupun negatif.

Baca Juga: Mengenal 5 Jenis Gangguan Kecemasan (Mungkin Kamu Mengalami Gejalanya)

2. Obat-obatan

Dalam sebuah penelitian tahun 2017, antidepresan terbukti dapat menyebabkan mati rasa secara emosional. 46% peserta paling sering mengalami efek samping berupa emotional numbness akibat pengobatan yang menggunakan antidepresan atau yang disebut selective norepinephrine reuptake inhibitors (SNRIs).

3. Depresi

Menurut Mendez, ketika mengalami episode depresi, penderita kemungkinan kurang mampu menyesuaikan diri dengan perasaan mereka (disregulasi emosi). Keadaan ini membuat penderita kesulitan untuk mengekspresikan emosi yang dirasakan. Akibatnya, penderita juga akan mengalami mati rasa secara emosional.

4. Stres berat

Tingkat stres yang tinggi bisa menjadi penyebab emotional numbness selanjutnya. Pasalnya, stres berlebih dapat memicu munculnya hormon stres yang tak terkendalikan di otak. Hormon stres bisa membanjiri sistem limbik, di mana sistem tubuh ini mengatur emosi seseorang. Ditambah sistem limbik yang dipenuhi oleh hormon stres dapat memengaruhi suasana hati.

Secara fisik, seseorang yang mengalami stres berat akan merasa sangat kelelahan, baik secara fisik maupun emosional. Dengan begitu, seseorang dapat mengalami mati rasa secara emosional.

5. Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD)

Emotional numbness berpotensi dialami oleh penderita PTSD. Mati rasa secara emosional ini seolah menjadi cara untuk melupakan trauma sekaligus menghindari pikiran atau perasaan yang berhubungan dengan peristiwa traumatis.

Selain mengurangi kemampuan mengenali emosi, emotional numbness juga membuat penderitanya sulit tertarik pada aktivitas fisik atau sosial seperti sebelumnya.

Gejala Dari Emotional Numbness

gejala emotional numbness
Cr: Freepik

Mati rasa secara emosional tentu saja ditandai dengan kesulitan mengenali emosi yang dirasakan. Bahkan, untuk perasaan bahagia pun, penderita sulit merasakannya. Akibatnya, mereka tidak merasa bahagia ketika melakukan aktivitas-aktivitas yang sebelumnya mereka sukai.

Mereka jadi lebih suka menyendiri daripada berkumpul bersama orang lain. Dilansir dari Healthline, pengalaman emotional numbness ini dapat membuat mereka merasa terisolasi dari orang lain. Perasaan terisolasi ini menimbulkan perasaan hampa, putus asa, dan seakan tidak punya masa depan.

Menurut Amy H, penyintas emotional numbness, ia seolah terputus dari lingkungannya. Ia merasa tidak bisa terhubung dengan keluarganya, meski berada dalam ruang yang sama. Menyadari hal itu, ia pun tidak bisa menjelaskan apa yang dirasakan saat itu.

Terlepas dari itu semua, emotional numbness adalah kondisi yang bisa diatasi jika segera melakukan perawatan. Emotional numbness bukan sebuah gangguan psikologis yang menetap atau permanen. Jadi,penderita dapat sembuh seperti semula dengan perawatan yang tepat.

Cara Merawat Emotional Numbness

cara merawat emotional numbness
Cr: Freepik

1.Support System

Berbagi perasaan dengan orang-orang terdekat bisa sedikit mengurangi beban. Meski akan sulit untuk membuka perasaan pribadi, tapi adanya dukungan dari keluarga atau teman bisa sangat bermanfaat. Kehadiran orang-orang terdekat juga bisa membuat penderita merasa lebih aman. Sedikit demi sedikit, coba belajar untuk mengekspresikan emosi dalam mengatasi masalah ini.

2. Melakukan aktivitas fisik

melakukan aktivitas fisik
Cr: Freepik

Mungkin sudah umum diketahui bahwa olahraga atau aktivitas fisik bisa mengurangi stres dan kecemasan. Karena salah satu faktor penyebab emotional numbness adalah stres, maka menjalani olahraga bisa menjadi solusi lainnya.

Olahraga yang tepat bisa membuat tubuh memproduksi hormon endorfin (hormon yang memicu perasaan positif). Khususnya, olahraga lari, berenang, yoga, atau kickboxing dikenal ampuh untuk menghilangkan stres. Tapi, sekadar jalan-jalan ringan di pagi hari juga bisa menghilangkan stres.

3. Istirahat cukup

Istirahat cukup yang berkualitas juga nggak kalah penting untuk menjaga kesehatan fisik dan mental. Meski sering sibuk, usahakan untuk menyisihkan waktu istirahat yang berkualitas, ya. Menurut penelitian, 7 jam adalah jangka waktu tidur yang disarankan untuk orang dewasa.

4. Hindari stres berlebihan

Perlu diingat, bahwa stres adalah salah satu faktor yang memungkinkn seseorang mengalami emotional numbness. Untuk itu, penting untuk belajar pengelolaan stres yang baik dan benar. Meski tidak mungkin menghindari stres setiap harinya, dengan pengelolaan yang baik stres yang dirasakan tidak sampai mengganggu kesehatan mental.

Baca Juga: Belajar Mengelola Stres Untuk Hidup Lebih Bahagia

5. Melakukan terapi bersama psikolog

Psikolog bisa membantu mengatasi trauma atau gangguan mental lain yang menyebabkan emotional numbness. Ditambah seorang psikolog profesional bakal melakukan konseling untuk mengetahui akar masalah dan melakukan terapi demi menemukan solusi masalah yang terbaik. Salah satu terapi yang banyak dilakukan salah satunya adalah CBT (Cognitive Behavior Therapy).

Terapi CBT mendorong penderita untuk mengekspresikan, belajar memahami emosi, serta mencari sumber dari respon emosional tersebut. Psikolog akan membantu membahas bagaimana pikiran tertentu berkontribusi dalam munculnya emosi. CBT membantu mengelola perasaan lemah, tidak berdaya, dan perasaan negatif lainnya dengan pengelolaan pikiran dan emosi yang positif.

Buat yang sedang berjuang dengan berbagai masalah kesehatan mental, Satu Persen menyediakan layanan konseling yang bisa bermanfaat buat kalian, nih.

CTA-Blog-Mentoring-5-5

Kalian juga bisa belajar dari video  Youtube Satu Persen ini tentang cara terbaik mengatasi kesepain.

Satu Persen juga menyediakan tes online untuk mengetahui tingkat stres. Kalian bisa coba tes ini secara gratis untuk tahu diri kalian lebih dalam lagi.

Oke, terima kasih banyak, Perseners. Sampai ketemu di artikel-artikel berikutnya, ya.

Referensi:

Gotter, A. 2018. Understanding Emotional Numbness. Healthline. https://www.healthline.com/health/feeling-numb

Lebow, H. 2021. I Feel Nothing: How To Cope With Emotional Numbness. PsychCentral. https://psychcentral.com/depression/i-feel-nothing-emotional-numbness#_noHeaderPrefixedContent

Morin, A. 2021. What Is Emotional Numbness? Verywell mind. https://www.verywellmind.com/emotional-numbing-symptoms-2797372

Read More
judi

Mengenal Emotional Sponge, Kepribadian yang Mudah Menyerap Stres

mengenal emotional sponge
Satu Persen – Emotional Sponge

Halo, Perseners!

Ketemu lagi sama aku, Restu, Part-time Blog Writer di Satu Persen. Semoga kamu sedang dalam kondisi sehat, perasaan tenang, dan mengelola emosi dengan baik di mana pun kamu berada.

Bicara tentang emosi, apakah kamu memiliki empati berlebih pada orang yang mengalami masalah sehingga kamu menyerap emosi negatif pada orang itu? Pernah ngga kamu mudah merasa  stres setelah mendengar kisah memilukan yang sedang dialami oleh orang terdekatmu?

emotional sponge
Cr: Know Your Meme

Mereka yang memiliki sikap empati tinggi akan mudah diajak berkomunikasi dan merasakan emosi orang lain. Ngga mengherankan jika mereka sering diajak curhat oleh orang lain. Sayangnya, sikap empati berlebihan bisa membuat mereka merasa lelah bahkan ikut  stres. Sikap empati yang berlebihan ini juga dapat disebut dengan emotional sponge.

Apa Itu Emotional Sponge?

Empati merupakan kemampuan memahami perasaan orang lain dengan cara melihat suatu permasalahan melalui  sudut pandang orang tersebut. Sikap empati diperlukan untuk membangun hubungan sosial yang baik dengan orang lain.

Sesuai namanya, emotional sponge menandakan tipe kepribadian orang yang mudah menyerap emosi dari lingkungan sekitarnya. Pasalnya,  orang ini cenderung memiliki empati tinggi hingga bisa merasakan seberapa dalam rasa sakit atau kesedihan orang lain.  Terlebih, jika mereka pernah mengalaminya. Oleh karenanya,  mereka mudah merasa frustrasi, marah, sedih, dan cemas setelah menyerap emosi yang dirasakan orang lain.

Selain empati tinggi, seseorang yang memiliki emotional sponge juga memiliki intuisi yang bagus. Akan tetapi, mereka mungkin sulit mengelola emosi yang dirasakan diri sendiri. Justru, mereka malah merasa bertanggungjawab atas hidup orang lain.

apa itu emotional sponge
Cr: AhSeeIt

Ketika orang lain memiliki masalah, seseorang dengan emotional sponge seakan merasa harus membantu menyelesaikan  masalah tersebut. Apabila dia ngga bisa membantu, dia akan merasa bersalah. Dia sulit merasa bahagia ketika mengetahui penderitaan orang lain.

Orang dengan emotional sponge lebih sering  mengutamakan hidup orang lain daripada milik diri sendiri. Akibatnya, mereka sering dimanfaatkan oleh orang-orang toxic di sekitar.

Perlu kamu tahu bahwa emotional sponge memiliki dampak yang kurang baik untuk kesehatan mental. Ngga jarang seseorang dengan kondisi ini pada akhirnya mengalami kepanikan dan depresi. Oleh karena itu, kamu harus menghindari emotional sponge dan berupaya untuk mengelola emosi lebih  baik.

Baca juga: Emosi Itu Bukan Marah! (Mari Mengenal Emosi)

Cara Menghindari Emotional Sponge

1.Miliki batasan (boundaries) yang kuat

Kamu ngga salah jika memiliki sikap empati yang tinggi. Namun, kamu juga harus paham bahwa ngga semua hal bisa kamu tangani. Jangan menyalahkan diri sendiri atas emosi negatif yang ada pada  kehidupan orang lain.

Kamu harus bisa mengidentifikasi karakter orang dan situasi tertentu yang berpotensi menyerap energimu. Khususnya, mengingat bahwa kamu mudah menyerap emosi yang orang lain  miliki. Maka, batasi interaksimu dengan mereka. Jika kamu diundang ke suatu pesta riuh yang  dipenuhi banyak orang, jangan ragu berkata “tidak” jika kamu enggan untuk datang.

batasan yang kuat
Cr: Cheezeburgers

2. Jangan ragu menjauhi hal yang mengganggumu

Seseorang dengan emotional sponge bisa mudah kehilangan energi akibat membaca berita buruk, berada di tempat terlalu ramai, atau kondisi lain yang mengganggu kenyamanannya. Jika kamu berada di restoran dan duduk di sebelah sekelompok orang yang berbuat gaduh sehingga membuat kamu ngga nyaman, lebih baik pindah ke meja lain. Pindahlah ke tempat yang lebih tenang yang membuatmu merasa nyaman.

3. Batasi sentuhan fisik

Energi dari seseorang dapat berpindah ke orang lain melalui mata dan sentuhan. Seseorang yang memiliki empati tinggi bisa merasakan emosi orang lain, bahkan hanya melalui ekspresi wajah atau tatapan mata.

Apabila kamu merasa ngga nyaman dengan seseorang, batasi kontak mata. Hindari pula bersentuhan seperti memeluk atau memegang tangannya. Jika memang harus memeluk, berikat pelukan singkat saja sehingga ngga perlu   khawatir akan menyerap stres yang orang lain rasakan.

4. Ambil jeda waktu

Seseorang dengan empati berlebih membutuhkan waktu sendiri untuk mendapatkan energinya kembali. Ambil waktu yang cukup dengan suasana tenang tanpa panggilan telepon, cahaya ponsel, dan media sosial. Lakukan meditasi atau rekreasi di  alam supaya menemukan suasana bersih, segar, hijau, dan menenangkan sembari melakukan earthing. Earthing merupakan metode terapi dengan melakukan kontak secara langsung dengan permukaan bumi supaya tubuh mendapatkan energi positif dari permukaan bumi.

ambil jeda waktu
Cr: Makeameme.org

Baca juga: Manajemen Emosi: Cara Mengendalikan Emosi dalam Diri

Memiliki sikap empati bukan hal yang salah. Sikap empati kita butuhkan supaya dapat memiliki hubungan sosial yang baik dengan orang lain. Namun, jangan sampai empatimu yang berlebih membuatmu menyerap semua emosi negatif hingga menyebabkan  kewalahan dan stres.

Nah, hati-hati juga sama pihak-pihak tertentu yang berpotensi memanfaatkan sikap empatikmu, Perseners. Jangan sampai ini malah bikin kamu punya trust issues dengan circle terdekat ya. Yuk cari tahu solusinya lewat video YouTube Satu Persen ini ya.

Apabila kamu ngga bisa mengatasi emotional sponge yang sedang kamu alami, merasa sangat terganggu dengan kondisimu, jangan ragu meminta bantuan pihak lain, salah satunya dengan mengikuti Mentoring Satu Persen. Udah ada lebih dari 10.000 orang yang mendaftar untuk mengatasi masalah yang mereka alami.

CTA-Blog-Mentoring-5-5

Kamu juga bisa mengetes apakah kamu stres atau ngga dan seberapa parah tingkat keparahan stres yang kamu alami dengan cara mengikuti Tes Tingkat Keparahan Stres dari Satu Persen, loh.

Semoga artikel ini membuatmu berkembang setidaknya satu persen setiap hari. Aku Restu, pamit undur diri. Sampai jumpa di tulisanku berikutnya!

Referensi:

Brady, K. (n.d.). Being An Empath: 7 Ways To Stop Absorbing Other People’s Emotions. https://www.keirbradycounseling.com/empath-and-absorbing-other-peoples-emotions/

Delgago, J. (n.d.). The dangers of becoming an “emotional sponge”. https://psychology-spot.com/projective-identification-emotional-sponge/

Exploring Yourmind: Emotional Sponges: People with an Emotional Overload. (2020, May 29). Retrieved from https://exploringyourmind.com/emotional-sponges-people-with-an-emotional-overload/

Myall, K. (2021, July 18). 5 signs you might be an ’emotional sponge’. https://www.counsellorwhocares.co.uk/5-signs-you-might-be-an-emotional-sponge/

Quiet Revolution: 9 Self-Protection Strategies for Empaths. Retrieved from https://www.quietrev.com/9-self-protection-strategies-for-empaths/

Read More