putinvzrivaetdoma.org

media online informasi mengenai game online tergacor di tahun 2023

Definisi

judi

Definisi, Jenis, dan Cara Mengatasi

mengenal bipolar
mengenal bipolar

Halo, Perseners! How’s life?

Kenalin, gue Hana. Gue di sini menulis sebagai associate writer dari Satu Persen.

Apa sih yang lagi kalian rasakan akhir-akhir ini?

Tentunya, gue berharap kalian semua lagi ngerasain hal-hal baik, ya. Tapi, gak dapat dipungkiri, hidup tuh gak bisa dipaksain buat bahagia terus. Jadi, mungkin ada dari kalian yang lagi ngerasa sedih, kacau, dan sebagainya.

Baca juga: Stop Mencari Kebahagiaan Sekarang

Atau mungkin…ada gak dari kalian yang lagi bingung sama perasaannya sendiri?

Baru aja ketawa-tawa seneng banget, tiba-tiba bete dan males ngapa-ngapain. Tadinya asik bercanda bareng, sesaat kemudian jadi murung. Hati tuh rasanya naik-turun banget, kayak lagi naik rollercoaster.

Gara-gara perubahan yang terlalu cepat itu, jadinya malah dipandang aneh sama temen-temen atau keluarga. Mungkin ada dari temen kalian yang pernah nyeletuk, kurang lebih gini:

“Suasana hati lo labil banget, deh. Jangan-jangan lo bipolar, kali!”

Abis itu, lo searching di internet dan ngerasa gejalanya mirip sama perubahan suasana hati yang lagi lo alami. Akhirnya, lo mikir, “Mungkin gue emang bipolar kali, ya?”

Well, kalo lo lagi bertanya-tanya, mood ala rollercoaster yang lo alami itu bipolar atau bukan, jawabannya bukan ya, guys. Kalian pasti tahu istilah moody, kan? Nah, istilah ini mungkin lebih tepat buat lo yang perasaannya gampang berubah-ubah.

Sebenernya, bipolar itu emang merupakan gangguan mental di mana penderitanya mengalami perubahaan mood yang ekstrem. Tapi, ekstrem yang dimaksud di sini bukan berarti gampang berubah-ubah seperti halnya orang yang moody. Kadar atau intensitasnya jauh lebih parah daripada itu.

Orang dengan gangguan bipolar mungkin bisa membahayakan diri sendiri dan orang lain pas gejalanya lagi kambuh. Mereka bisa jadi sulit beraktivitas dengan normal seperti orang kebanyakan, sulit juga mempertahankan hubungan dengan orang sekitar, gara-gara suasana hati yang cenderung udah di luar kontrol si penderita.

Melalui artikel yang gue tulis ini, yuk mengenal bipolar lebih dalam lagi! Supaya lo bisa lebih paham gimana membedakan gejala bipolar dengan moody biasa. Jangan sampe salah kaprah, apalagi self-diagnose, ya 🙂

Lebih mengenal bipolar

Kenapa sih, seseorang bisa mengalami bipolar?

Sayangnya, meskipun bipolar bukan gangguan mental yang langka, belum diketahui apa penyebab pastinya. Para ahli berpendapat bahwa bipolar mungkin bisa disebabkan oleh faktor genetik, struktur otak, atau lingkungan.

Gangguan bipolar emang bisa diturunkan dari orang tua ke anaknya. Menurut penelitian, seseorang berisiko empat sampai enam kali lebih rentan mengidap bipolar apabila keluarganya memiliki riwayat gangguan tersebut. Tapi, bukan berarti semua orang yang berisiko itu pasti menderita bipolar ya, guys.

Kalo gitu, gejala seperti apa sih kalo penderita bipolar lagi kambuh?

Ada tiga kemungkinan gejala yang dialami oleh orang dengan gangguan bipolar, yaitu mania, hipomania, dan depresi. Gejala yang bakalan dialami itu tergantung dengan tipe bipolar yang diderita. Jadi, gak semua pengidap bipolar mengalami gejala yang sama.

Apa sih, bedanya dari ketiga gejala tersebut?

Episode gejala bipolar: mania/hipomania vs depresi

Orang dengan bipolar mengalami gejala yang disebut episode. Seperti yang udah gue mention sebelumnya, episode dapat berupa mania atau hipomania dan depresi, tergantung tipe bipolar yang diderita. Episode tersebut bisa jadi jarang dialami atau dialami beberapa kali setiap tahunnya.

Episode mania (atau manik) bukan hanya sekadar perasaan yang sangat senang. Luapan kesenangan yang dirasakan tersebut bisa jadi dapat mengganggu aktivitas harian, bahkan sampe membahayakan diri sendiri atau orang lain.

Apa sih yang biasanya orang lakukan kalo lagi seneng? Mungkin main ke luar rumah sama temen-temen, trus ngobrol dan ketawa bareng. Nah, lain halnya dengan yang mengidap bipolar, mereka bisa aja ngabisin uang jutaan tanpa pikir panjang, kebut-kebutan, atau ngajak orang lain ngobrol nonstop sampe gak tidur semalaman.

mengenal bipolar
Gambar oleh mohamed Hassan dari Pixabay

Ada juga gejala yang disebut episode hipomania. Hipomania juga bisa disebut sebagai ‘kondisi senangnya’ penderita bipolar, tapi gak separah mania. Tapi, tetap aja kadar senangnya itu berbeda dengan senang dalam kondisi normal. Pokoknya, ketidakwajaran penderita yang lagi ngalamin hipomania bakal keliatan juga sama orang lain.

Sedangkan, kondisi nge-down yang dialami pengidap bipolar bisa disebut dengan episode depresi. Mereka juga ekstrem banget kalo lagi sedih. Bisa aja mereka jadi gak minat ngobrol atau ketemu orang lain, atau tiba-tiba gak nafsu sama makanan apa pun. Dalam kondisi terparah, mereka mungkin aja sampe punya pemikiran buat bunuh diri.

Setelah mengetahui gejalanya, barulah kita bisa memahami tipe-tipe bipolar yang ada, nih. Secara umum, biasanya bipolar dibagi menjadi dua:

Bipolar 1

Bipolar tipe 1 ditandai dengan minimal satu episode mania yang didiagnosa secara klinis. Gak semua pengidap bipolar 1 mengalami episode depresi. Terkadang gejala episode mania gak bisa diatasi secara mandiri, sehingga membutuhkan penanganan dari rumah sakit.

Bipolar 2

Seseorang bisa didiagnosa mengidap bipolar 2 apabila mengalami episode depresi mayor minimal 2 minggu dan satu episode hipomania. Cenderungnya, mereka gak mengalami sampe ke tahap mania.

Bayangin aja, lo yang semula ngerasain bahagia yang amat sangat, tiba-tiba merosot jatuh mood-nya. Pasti rasanya menderita banget ngalamin perasaan seekstrem itu. Belum lagi dapet stigma yang gak benar dari orang-orang sekitar yang masih kurang paham sama gangguan bipolar ini. Nah, itulah yang dialami oleh penderita gangguan bipolar, guys.

Kalo lo udah baca sampe sini, gue harap lo udah bisa bedain antara moody dengan gangguan bipolar yang merupakan gangguan klinis dan perlu pengobatan khusus. Kalo lo mengalami gejala yang udah gue sebutin di atas, berarti udah saatnya lo melakukan penanganan, nih.

Coba Juga: Tes Layanan Konsultasi yang Paling Sesuai dengan Kebutuhanmu.

Hidup berdampingan dengan bipolar

Emangnya bisa? Gimana caranya?

1. Mengatur gejala bipolar dengan gaya hidup sehat

Pastinya, gaya hidup yang sehat bakal berdampak baik pula buat kesehatan mental lo.

Lo bisa membiasakan diri dengan hal yang simpel, seperti mengatur pola makan dan tidur, aware sama mood swing yang lo rasakan, bergaul dengan teman yang suportif, serta berkonsultasi dengan psikolog atau tenaga profesional lainnya.

Baca Juga: Cara Cepat Tidur Nyenyak (Mengatasi Overthinking Sebelum Tidur)

2. Cobain pengobatan alami untuk meredakan gejala bipolar

Pengobatan alami bisa membantu lo supaya mood lebih stabil. Lo bisa coba mengonsumsi minyak ikan, rhodiola rosea (akar emas), atau suplemen S-adenosylmethionine (SAMe).

Tapi, jangan lupa konsultasiin dulu ke dokter sebelum mengonsumsi, ya! Soalnya, pengobatan alami ini bisa mengganggu pengobatan lo yang sebelumnya, jadi harus disesuaikan terlebih dahulu.

3. Punya support system supaya gejala bipolar lo membaik

Dukungan emosional dari orang terdekat yang sayang sama lo tentu bikin perasaan lo jadi lebih baik, kan? Jangan lupa kalo mereka bakal ada buat lo, jadi gak perlu ngerasa menderita sendirian. Selama memungkinkan, komunikasikan aja sama mereka tentang apa yang lo rasakan.

4. Konsultasikan gejala bipolar lo ke tenaga profesional

Kalo lo emang udah didiagnosa gangguan bipolar, tahap selanjutnya lo perlu konsultasi secara rutin, nih. Soalnya, lo perlu penanganan dengan resep obat, terapi, dan metode pengobatan lainnya. Kalo gejala yang dialami udah sampe tahap bahaya, segera minta bantuan sama orang lain, ya!

Gambar oleh mohamed Hassan dari Pixabay

Gangguan bipolar emang gak bisa dianggap remeh, guys. Karena gak bisa disembuhkan, bipolar cuma bisa dikurangi gejalanya aja. Nah, buat lo yang udah didiagnosa gangguan bipolar, atau ngerasa lo mengalami gejalanya dan mau coba konsultasi, udah kebayang belum mau cari bantuan kemana?

Layanan konseling Satu Persen mungkin bisa menjadi salah satu opsi buat lo yang pengen konsultasi, nih. Layanan konseling ini emang disediakan untuk menangani masalah klinis seperti bipolar. Tenang aja, di sini lo bakal ditangani sama tenaga profesional yang merupakan lulusan S2 psikologi profesi, jadi mereka bisa bantu ngurangin gejala lo dengan terapi. Buat lo yang belum pernah konsultasi, lo juga bisa dapetin diagnosa lewat konseling kita, lho!

Barangkali ada dari lo yang  pengen tahu lebih banyak lagi tentang bipolar, lo juga bisa simak video YouTube dari Satu Persen yang bisa lo tonton langsung dengan nge-klik link di bawah ini.

mengenal bipolar

Kurang lebih segitu dulu yang bisa gue sampaikan di artikel ini. Semoga bisa bermanfaat bagi siapa pun yang membutuhkannya, ya. Buat yang lagi berjuang menghadapi bipolar, gue selalu support dan mengharapkan yang terbaik buat kalian 🙂

Mengidap gangguan mental gak menghalangi lo buat berkembang, kok. Yuk, hidup lebih berdaya bareng kita. Pelan-pelan, tapi minimal Satu Persen setiap hari menuju #HidupSeutuhnya.

Akhir kata, thanks a million.

Referensi

Holland, K. (January 18, 2018). Everything You Need to Know About Bipolar Disorder. Retrieved on March 7, 2021 from https://www.healthline.com/health/bipolar-disorder.

Roland, J. (January 10, 2019). Bipolar 1 Disorder and Bipolar 2 Disorder: What Are the Differences?. Retrieved on March 7, 2021 from https://www.healthline.com/health/bipolar-disorder/bipolar-1-vs-bipolar-2.

Read More
judi

Panic Attack: Definisi dan Cara Mengatasi

Mengenal-Panic-Attack-dan-Cara-Mengatasinya
Satu Persen – Mengenal Panic Attack dan Cara Mengatasinya

Halo! How was your day, Perseners? Salam kenal aku Ruth, salah satu associate blog writer di Satu Persen.

Kamu pernah gak sih, pas mau ngadepin sesuatu yang menegangkan atau lagi adem-ayem gak ngapa-ngapain, tiba-tiba, kayak ada saklar yang nyala di dalem diri kamu. Dor! Kamu pun gemetar gak karuan, keringetan, deg-degan sampe rasanya susah napas. Pernah kepikiran gak kalau mungkin kamu mengalami panic attack?

Tenang aja, kamu gak sendirian.

Temen-temen, tetangga, bahkan orang tua yang kamu temuin di warung penyet pinggir jalan kemungkinan besar pernah ngalamin yang namanya panic attack.

Jujur, aku juga pernah panic attack dan bahkan lebih sering kejadian pas nongkrong sendiri di kamar mandi daripada nungguin urutan presentasi.

Aku yakin dari kalian juga banyak yang kayak gini.

Lucu ya, cara kerja panic attack ini. Terus, gimana cara ngatasinnya kalo datengnya tiba-tiba?

Nah, sebelum tau cara ngatasinnya, kamu tau gak sih panic attack itu apa dan gimana aja bentuknya?

Definisi Panic Attack

Menurut Dimitar Bonevski dan Andromahi Naumovska, panic attack adalah ketakutan intensif dan kecemasan tiba-tiba yang menyebabkan gejala fisik dan psikologis.

Dan biasanya, tingkat ketakutan yang kamu alami itu gak realistis dan gak proporsional dengan peristiwa atau keadaan yang memicu panic attack.

Siapa aja bisa mengalami panic attack sebanyak satu kali, tapi, kalo dirasa keseringan dan terus-menerus, mungkin aja itu merupakan tanda gangguan panik atau kecemasan yang memerlukan pengobatan.

Baca juga: Perbedaan Rasa Cemas dan Takut Berlebih

Buat kamu yang masih gak yakin kamu mengalami panic attack, coba dibaca dulu nih ciri-cirinya di bawah.

Ciri-ciri Kamu Mengalami Panic Attack

Mereka yang sering mengalami panic attack sering menyadari situasi yang memicu panic attack. Itu kenapa, ada baiknya kamu mempelajari tanda-tandanya supaya kamu bisa lebih bersiap.

1. Datang Dadakan

Gak senikmat tahu bulat yang digoreng dadakan, bedanya kalo kamu mengalami panic attack, yang ada justru perasaanmu terasa seperti ‘digoreng’ dengan berbagai pikiran dan kecemasan yang sedikit demi sedikit datang menyudutkan dirimu sendiri.

Kamu pun mulai merasa entah menggigil atau sensasi panas di tubuhmu yang mengakibatkan keringet berlebih. Dari mulai gemetar, mual, sampe kesemutan kamu rasakan.

Hingga akhirnya pikiran itu menumpuk di dalam diri kamu.

Untuk mengetahui cara mengatasi kecemasan yang berlebihan, coba tonton video Satu Persen di bawah ini!

Cara Mengatasi Kecemasan Berlebihan

2. Datang Gak Diundang

Walaupun sama seperti jelangkung yang datang gak diundang dan kamu pengen kabur aja bawaannya, nyatanya panic attack terasa lebih menakutkan bagi yang mengalaminya dan menghindarinya gak semudah lari-larian kayak di film horor.

Panic attack sangat sering terjadi tanpa pemicu yang jelas, dan juga dapat terjadi ketika orang tersebut sedang rileks atau bahkan ketika sedang tidur.

Beberapa hal mungkin kamu alami seperti, rasa takut yang ekstrem, ada perasaan terputus dari diri sendiri, kehilangan kendali, pikiran sebuah bahaya akan terjadi, dan keinginan yang kuat untuk melarikan diri atau menghindari situasi tersebut.

3. Mirip Serangan Jantung

Karena seringkali menyerupai gejala serangan jantung atau gangguan pernapasan, mungkin kamu juga diselimuti rasa takut akan kematian.

Beberapa orang mengalami panic attack dengan gejala terbatas, yang bisa aja terdiri dari kurang dari empat gejala umum yang kusebut di atas.

Untuk durasinya, panic attack berlangsung sekitar 5 hingga 20 menit, yang biasanya memuncak dalam 10 menit.

Panic attack bisa kejadian beberapa kali dalam rentang waktu beberapa jam dan, bagi sebagian orang, setiap hari atau seminggu sekali.

Tips dan Trik Mengatasi Panic Attack

Buat kamu yang mengalami tanda-tanda di atas, mungkin bisa dicoba, nih, beberapa cara menanganinya supaya kamu bisa lebih mengambil alih kontrol atas dirimu kalo ke depannya kamu mengalami panic attack lagi.

1. Balon di Perutmu

Bayangin kayak kamu punya balon di perut kamu. Alih-alih hanya menarik napas dalam-dalam selama panic attack, coba kamu latihan pernapasan diafragma.

Pernapasan diafragma adalah pernapasan yang difokuskan pada rongga perut dan rongga dada yang membesar akibat paru-paru penuh terisi udara.

Jadi, pas kamu melakukan jenis pernapasan ini,  bukan dada kamu yang naik turun, tapi perut kamu yang mengembang keluar-masuk.

Ambil waktu lebih lama untuk menghembuskan napasmu daripada menghirup. Misalnya bisa diatur, menghirup selama tiga detik dan menghembuskan napas selama empat detik.

mengenal panic attack
Image by syarifahbrit on freepik

2. Relaksasi Otot

Taktik lain yang membantu kamu adalah relaksasi otot progresif. Kamu bisa mulai dari jari-jari kaki dan naik ke atas, secara bergantian menegangkan suatu kelompok otot selama beberapa detik, sebelum kamu kendurkan selama sekitar 10-20 detik.

Lalu, lanjutkan ke kelompok otot berikutnya sampe kamu berhasil mencapai puncak kepala. Untuk wajah, kamu juga bisa memejamkan matamu keras-keras dan mengerutkan alismu sampai ada kerutan di dahi sebelum kamu membuatnya relaks.

mengenal panic attack
Source from imgflip.com

3. Menerima Perasaan Panik

Ingatlah kalau kamu gak sekarat, dan gejala panik adalah suatu hal yang normal. Biarkan diri kamu merasakan emosi negatif itu supaya kamu bisa melepaskannya.

Hal pertama yang cenderung dilakukan orang adalah mencoba melawannya. Jadi, alih-alih menyangkal gejala itu, akui saja kalau kamu memang mengalaminya.

Ingatkan dirimu kalau ini hanyalah respons sistem saraf simpatik yang akan segera berlalu. Biarkan gejala itu terjadi dan mulailah coba untuk menenangkan pikiranmu.

Mulai Normalisasi Emosi Negatif – Podcast Satu Persen

4. Atur Kebiasaanmu

Kamu bisa coba membiasakan minum teh, khususnya chamomile. Sebuah penelitian dari PubMed menemukan bahwa chamomile gak hanya menenangkan, tetapi juga dapat secara signifikan mengurangi kecemasan dan bahkan melawan depresi.

Saat merasa sangat cemas, masukkan empat kantong teh chamomile ke dalam air panas. Setelah direndam selama lima menit, minumlah perlahan.

Studi juga menunjukkan bahwa 20 menit olahraga bisa mengurangi gejala kecemasan yang kamu alami. Olahraga gak hanya membuat kamu merasa lebih baik tentang diri kamu sendiri, tapi juga akan memenuhi tubuhmu dengan endorfin.

5. Percaya pada Dirimu Sendiri

Kamu bisa mengelola rasa takutmu dengan memikirkan hal-hal yang telah kamu lalui. Percayalah dengan kemampuan dirimu sendiri. Dengan mengingat hal-hal ini, akan mengurangi rasa takutmu mempertanyakan “bagaimana jika” untuk esok hari.

Coba juga: Tes Faktor Kepercayaan Diri

Ketahuilah bahwa kamu hebat hingga bisa tetap bertahan di titik ini. Aku yakin, kemarin-kemarin pasti banyak hal-hal yang terasa berat sampai rasanya sulit untuk melanjutkan. Tapi lihat, di mana kamu sekarang?

Kamu berhasil melaluinya.

Akan selalu ada esok hari yang akan terasa lebih berat dari hari kemarin. Tapi, kalau panic attack menyerangmu, sadarilah bahwa kamu akan baik-baik saja.

Kamu memiliki kendali penuh atas pikiran dan perasaanmu.

Kamu nahkoda atas kapalmu sendiri. Bagaimana kamu menghadapi ombak dan karang di depan, kamu yang tentukan.

Temukan kekuatanmu untuk duduk bersama mereka (perasaan-perasaan negatif itu) dan ketahui bahwa mereka akan berlalu. Mereka mungkin gak langsung pergi, tetapi mereka pasti akan pergi.

Baca juga: Pikiran Negatif Merusak Hidup Positif

Karena, sedahsyat apapun ombak, setinggi apapun karang, ada masanya air laut tenang juga dan hal itu yang membuat perjalananmu berarti.

Ketika panic attack-mu telah memudar, selalu ingat bahwa kamu telah melaluinya, dan kamu kuat.

Aku tahu bahwa panic attack itu menyakitkanmu secara fisik dan mungkin melemahkanmu secara mental. Jadi, kalau kamu merasa butuh bantuan dalam menangani panic attack yang kamu alami, kamu juga bisa melakukan layanan konseling yang disediakan oleh Satu Persen.

Di situ, kamu bisa diskusi sama Psikolog, dan kamu bakal dikasih tahu penanganan yang baik buat menangani kondisi kamu.

Kamu juga bisa dapat banyak benefit dari layanan ini, loh! Tentunya selain curhat sama orang yang bisa menenangkan pikiranmu, untuk benefit lainnya bisa kamu cek dengan klik gambar di bawah ini.

Satu-Persen-Artikel--22-

Sekian dulu dari aku, semoga artikel ini bisa membantu kamu lebih lagi menuju #HidupSeutuhnya, setidaknya Satu Persen setiap harinya. Terima kasih dan sampai jumpa!

References

Amsterdam, J. D., Shults, J., Soeller, I., Mao, J. J., Rockwell, K., & Newberg, A. (2012, August). Chamomile (Matricaria recutita) May Provide Antidepressant Activity in Anxious, Depressed Humans: An Exploratory Study. https://www.researchgate.net/publication/230677791_Chamomile_Matricaria_recutita_May_Provide_Antidepressant_Activity_in_Anxious_Depressed_Humans_An_Exploratory_Study

Cohen, I. S. (2017, 06 05). 10 Simple Tactics to Manage Anxiety and Panic Attacks. PsychologyToday. Retrieved 03 15, 2021, from https://www.psychologytoday.com/intl/blog/your-emotional-meter/201706/10-simple-tactics-manage-anxiety-and-panic-attacks

Panic Attack. (2017, 05 17). PsychologyToday. Retrieved 03 15, 2021, from https://www.psychologytoday.com/intl/conditions/panic-attack#:~:text=The%20physical%20symptoms%20of%20a,heat%2C%20and%20increased%20heart%20rate

Read More
judi

Definisi dan Cara Mengatasi (Penyebab Insecure)

insecure satu persen
Satu Persen – Mengenal Insecure dan Cara Mengatasinya

Halo, Perseners! Apa kabar? Semoga kabar kalian baik-baik aja ya hehehehe,

Sebelumnya kenalin, aku Chastin Associate Writer baru di Satu Persen, dan ini artikel debutku. Nah untuk mengawalinya aku mau bahas tentang insecure, suatu bahasan yang menurutku gak bakal habis termakan waktu.

Soalnya siapa sih yang nggak tau insecure? Istilah ini udah nggak asing di telinga segala kalangan. Bahkan, hampir setiap hari ada aja orang yang mengklaim bahwa dia lagi insecure.

Kalian familiar nggak dengan kata-kata di bawah ini?

‘’Aku kok gak sekeren dia ya?’’

‘’Orang-orang seumuran aku udah pada kerja, kok aku belum?’’

‘’Perasaan udah berusaha mati matian, kenapa gini gini aja?’’

Sebaiknya, perasaan kurang akan diri sendiri dibuang jauh jauh deh,

Kenapa?

Jika perasaan insecure nggak segera diatasi maka hal ini dapat berpotensi menyebabkan gangguan kesehatan mental kayak depresi, gangguan kepribadian borderline, gangguan kecemasan, paranoid, gangguan makan, dan masalah pada body image. Jadi makin repot, kan?

Walaupun insecure sering dialami pada berbagai kalangan, tapi perasaan ‘’selalu merasa kurang’’ ini paling sering terjadi pada anak remaja usia sekitar 20-an. Pada usia ini, kita cenderung pengen nyoba segala hal. Sehingga, ketika pencapaian nggak sesuai ekspektasi, maka di titik itulah kita ngerasa banyak yang kurang di dalam diri.

Insecure emang hal yang wajar, tapi bukan berarti kamu harus pasrah aja terjebak dalam kegalauan ini. Kalo kamu terus-terusan membahas kekurangan yang ada di diri kamu, kapan kamu bisa ngembangin kelebihan yang kamu punya?

Nah guys, artikel ini bakal ngebantuin kamu untuk mengenal lebih jauh soal apa itu insecure, sekaligus cari tahu cara buat ngatasinnya

So, simak artikel ini sampe habis ya!.

Kenapa Aku Bisa Minder? (Penyebab Insecure)

Apa sih Insecure itu?

Menurut Abraham Maslow, insecure adalah suatu keadaan di mana seseorang yang merasa nggak aman, menganggap dunia sebagai sebuah hutan yang mengancam dan kebanyakan manusia berbahaya dan egois.

Mereka akan berusaha untuk mendapatkan kembali perasaan secure (aman) dengan berbagai cara.

Sementara American Psychology Association (APA) mendefinisikan insecure sebagai perasaan yang nggak baik. Kayak kurangnya rasa percaya diri dan ketidakmampuan untuk menghadapi suatu masalah.

Kurangnya percaya diri dapat berdampak pada produktivitas. Contohnya, kalo kamu pengen berkembang dan belajar skill baru, kayak public speaking, kamu bukan cuma harus terbiasa melakukan research, tapi juga harus ngebangun rasa percaya diri.

Baca juga: Cara Meningkatkan Percaya Diri

Kalo terus-terusan ngerasa kurang, kamu bakal ragu dan nggak berani untuk melangkah lebih maju. Alhasil, bakal stuck di situ aja dan berujung nyalahin diri sendiri karena merasa ‘kurang’

Nggak enak banget kan ya?

satu persen insecure
Insecure sama temen

Apa aja sih penyebab umum seseorang merasa Insecure?

Menurut psikolog klinis Melanie Greenberg, Ph.D., terdapat 3 penyebab umum seseorang merasa insecure, yaitu:

1. Insecure karena kegagalan atau penolakan yang terjadi baru-baru ini

Peristiwa yang baru terjadi sangat memengaruhi suasana hati dan perasaan kita tentang diri sendiri, terutama yang berhubungan sama kegagalan dan penolakan.

Aku pernah ngerasa kayak gini. Waktu itu aku ngelamar kerja ke beberapa perusahaan, tapi nggak ada panggilan interview lanjut. Hal ini bikin aku mikir kalo aku sama sekali nggak punya kelebihan. Kondisi ini berdampak pada self-esteem, aku jadi ngerasa kurang pede dan insecure.

Apalagi saat ngeliat temen-temenku udah pada kerja. Wah, pokoknya nggak enak banget!

Baca juga: Stop Membandingkan Diri!

2. Insecure karena mengalami kecemasan sosial

Kecemasan ini umumnya terjadi ketika seseorang mendapat kritik atau evaluasi dari lingkungannya. Mungkin beberapa orang nggak masalah dengan itu, tapi kita perlu pahami bahwa nggak semua orang siap dengan kritik dan evaluasi tersebut.

Perasaan nggak siap menimbulkan rasa cemas, yang pada akhirnya ngebuat seseorang menarik diri dari sosial. Karena ngerasa selalu kurang dan nggak fit in dengan sosial di sekelilingnya.

3. Insecure yang didorong oleh perfeksionisme

Beberapa orang mungkin suka dengan hasil yang sempurna, sesuai dengan ekspektasi dan perencanaan yang dibuat. Aku kadang juga gitu, sih. Pengen meminimalisir peluang gagal, sehingga memaksa diri untuk bekerja lebih keras.

Sebenernya ini oke-oke aja.

Hal ini akan jadi masalah ketika kita nggak ngebayangin worst case dari rencana kita. Kita ngebayanginnya berhasil terus, sampai nggak siap kalau ternyata nggak sesuai ekspektasi.

Kita juga kadang cenderung memaksa diri terlalu keras, sampai bikin kita kewalahan dan stres sendiri. Nah, kalau udah ngerasa gini, kalian coba untuk berhenti sebentar dan meluruskan, “Sebenernya apa sih yang aku kejar?”

Coba juga: Tes Tingkat Keparahan Stres

Inget, jangan sampai ekspektasi kita yang menjatuhkan diri kita!

‘’To be beautiful means to be yourself. You don’t need to be accepted by others. You need to accept yourself’’

Banyak orang nggak sadar bahwa untuk menjadi cukup adalah dengan menjadi versi terbaik dari diri sendiri.

Hal yang perlu kita lakukan yaitu memahami kelebihan dan kelemahan diri, kita pahami diri kita seutuhnya. Dengan memiliki pemahaman diri, kita akan lebih mudah untuk mencintai diri atau self-love.

Baca juga: Self-Love: Menghargai Diri Sendiri, Kalau Bukan Kamu Siapa Lagi?

Kadang, kita sendiri nggak sadar kalo kita punya kelebihan yang orang lain pengen punya. Kadang, kita nggak sadar bahwa pekerjaan yang kita jalanin sekarang merupakan dream job bagi orang lain. Kadang, kita nggak sadar bahwa fisik yang kita punya adalah idaman bagi orang lain.

Karena terkadang kita terlalu fokus sama pencapaian orang lain, yang jelas- jelas berbeda dengan diri kita sendiri. Faktor pembedanya? Tentu banyak, termasuk kepribadian, pemikiran, juga kapasitas effort yang dilakukan.

Ya sebenernya kadang insecure juga nggak apa-apa sih, siapa tahu bisa jadi motivasi. Tapi, harus paham batasan dan nggak terus-terusan overthinking serta minder tentang kekurangan diri sendiri.

Daripada insecure terus menerus, mending kita gali potensi diri agar lebih berkembang, yuk!

Cara Mengatasi Rasa Minder

3 Cara simple mengatasi Insecure

1. Tingkatkan rasa percaya diri

Coba deh, fokus sama kelebihan dan keunikan yang kamu punya. Mungkin dengan itu, bakal lebih mudah nemuin interest-mu dalam suatu bidang.

Interest ini bisa kamu coba dan latih, sehingga kamu lebih mudah menguasai kemampuan itu. Hal ini akan bikin kamu lebih percaya diri, karena ngerasa diri kamu punya value.

Mungkin nggak gampang ya untuk langsung percaya diri, but that’s okay. Gak usah terburu-buru buat gain more confidence. Latih percaya diri dengan sesekali ngomong depan cermin, kalo aku sendiri sih sering ngomong depan cermin kayak

‘’Ih gue kok cakep banget ya?’’

‘’Ada gak sih yang sekeren gue hari ini udah produktif banget?’’

2. Pilih lingkungan dan suasana yang positif

Coba deh, habisin waktu di lingkungan yang suportif.

Better stay di circle yang support dan apresiasi apapun pilihan yang kamu ambil, daripada di satu circle dengan orang-orang yang bikin kamu down. Kamu bisa cerita ke keluarga ataupun sahabat yang sudah mengetahui diri kamu sepenuhnya.

Memilih lingkungan itu penting, karena itu juga dapat membentuk karakter seseorang. Katanya sih, kalau kita berteman dengan penjual minyak wangi, kita akan ketularan wangiii hehe.

3. Matikan sejenak ponselmu atau lakukan detoks media sosial

Jika dengan melihat pencapaian orang lewat sosial media dapat membuatmu cemas, lebih baik kamu mengurangi penggunaannya. Hal ini bukan berarti seterusnya resign dari main medsos yaa hehehe. Terkadang, kita perlu istirahat demi belajar memaknai arti hidup sesungguhnya.

Kita bisa lebih siap menghadapi dunia nyata, menyadari hal-hal yang kita punya dan bersyukur akan hal itu. Perasaan ini bisa ngebantu kamu lebih siap bangkit dan bangun rencana untuk berkembang.

Nah, kayak yang aku bilang tadi, insecure itu wajar terjadi. Bahkan sekelas Raisa pun juga pasti pernah insecure. Tapi, kalau ternyata rasa insecure ini udah membuat kamu nggak nyaman dan mengganggu keseharian serta produktivitas kamu, aku saranin kamu untuk ngobrol ke profesional langsung.

Layanan konsultasi bareng mentor Satu Persen bisa jadi solusinya. Karena di layanan ini, kamu akan dapet nggak cuma sesi konsultasi, tapi juga dapet benefit lainnya. Kayak psikotes, worksheet, dan masih banyak lagi.

Benefit dan informasi lainnya bisa kamu cek dengan klik gambar di bawah. Cek aja dulu, siapa tahu cocok, kan? Hehe

Satu-Persen-Artikel--Cover-Image--7-

Oke, segini dulu tulisan dari aku. Semoga bermanfaat dan bisa membantu kita semua untuk berkembang menuju #HidupSeutuhnya!

Referensi:

Florencia, G. (2020). Ini yang Akan Terjadi Ketika Merasa Insecure. Diakses pada 1 Juli 2020, dari https://www.halodoc.com/ini-yang-akan-terjadi-ketika-merasa-insecure

Greenberg, M. (2015). The 3 Most Common Causes of Insecurity and How to Beat Them. Diakses pada 1 Juli 2020, dari https://www.psychologytoday.com/intl/blog/the-mindful-self-express/201512/the-3-most-common-causes-insecurity-and-how-beat-them

Maslow, A. H. (1942). The Dynamics of Psychological Security-Insecurity. Journal of Personality, 10 (4), 331–344. doi:10.1111/j.1467

Read More