putinvzrivaetdoma.org

media online informasi mengenai game online tergacor di tahun 2023

Dampak

judi

Dampak Bagi Kesehatan dan Cara Mengatasinya

Perbedaan Rasa Cemas (Anxiety) dan Takut Berlebih: Dampak Bagi Kesehatan dan Cara Mengatasinya

Pernah gak, sih, kamu merasa khawatir akan kehidupanmu di masa depan akan menjadi seperti apa? Tak jarang ketika memikirkan hal ini, kamu seketika merasa cemas ditemani pikiran overthinking yang kadang melanda saat kamu hendak ingin beristirahat di malam hari, sehingga akhirnya kamu kurang istirahat lalu menjadi tidak produktif di keesokan hari, pernah?

Atau, ketika hendak melalui hari yang sangat penting seperti ujian akhir semester, sidang skripsi, interview kerja, dan lainnya kamu menjadi sangat takut akan kegagalan, mengecewakan, dan pikiran buruk lainnya akibat rasa takut melanda, pernah? Apakah rasa cemas dan takut ini merupakan satu kesatuan kalimat yang memiliki kandungan arti yang sama? Atau, justru berbeda?

Tak jarang masih banyak orang yang aku temui belum paham betul makna dari rasa cemas atau rasa takut di dalam dirinya sendiri sehingga mereka kesulitan untuk menghadapinya, apakah kamu demikian? Nah, di artikel kali ini aku akan membahas tentang cara membedakan rasa cemas dan takut di kehidupan sehari-hari serta bagaimana cara terbaik untuk menghadapinya agar hidupmu gak menjadi semakin ambyar kedepannya. Sebelum lanjut membaca, jangan lupa untuk share artikel ini ke semua teman-temanmu supaya mereka juga mendapatkan insight yang sama sepertimu, ya!

Photo by Christopher Ott on Unsplash

Apa Itu Rasa Cemas dan Takut?

Rasa cemas dan rasa takut ternyata memiliki keterkaitan yang sangat dekat tetapi mereka mempunyai arti yang berbeda, lho! Sama seperti hubunganmu dengannya yang sudah dekat namun hanya dianggap sahabat, yhaa~ ayo ngaku~ Berikut ini aku ingin menjelaskan apa itu rasa cemas dan juga takut

1. Rasa cemas

Rasa cemas atau dalam bahasa inggris berarti anxiety berasal dari bahasa latin anxius yang memiliki arti penyempitan atau pencekikan. Kecemasan sendiri menurut Schwartz (2000) merupakan keadaan emosional negatif yang ditandai dengan adanya firasat dan somatik ketegangan seperti sulit bernapas, hati berdetak kencang, dan berkeringat. Hal ini didukung dengan pernyataan Yusuf (2009) yang menyatakan anxiety (kecemasan) merupakan ketidakberdayaan neurotik, rasa tidak aman, dan kekurangmampuan dalam menghadapi tuntutan realitas atau tekanan hidup sehari-hari.

Kalau menurutku pribadi, kecemasan merupakan kekhawatiran terhadap ancaman pada masa yang akan datang, ancaman disini berarti sesuatu yang belum terjadi seperti cemas akan masa depan, dimana hal-hal yang membuatmu takut juga dapat memicu rasa cemas muncul. Contoh lainnya adalah fobia dimana menurut penelitian yang pernah aku baca, memiliki definisi yaitu gangguan kecemasan.

Kamu akan merasa takut pada sesuatu hal yang bisa terjadi akibat otakmu mengasosiasikan hal tersebut dengan pengalaman buruk yang pernah kamu alami sebelumnya. Hal ini membuat otakmu berada dalam kondisi panik padahal tidak ada ancaman nyata yang sedang terjadi.

2. Rasa takut

Rasa takut sendiri menurutku adalah bentuk emosi yang timbul untuk merespon ancaman nyata yang terjadi. Contoh yang menggambarkan rasa takut adalah ketika kamu takut dengan ular berbisa dan saat hendak ingin ke dapur untuk memasak kamu bertemu dengan ular tersebut maka secara otomatis kamu akan merasa takut karena bisa jadi hidupmu dalam bahaya. Otakmu akan merespon gerak tubuhmu untuk mengusir ular tersebut atau malah lari menyelamatkan diri, respon ini sering diistilahkan dengan nama fight or flight.

“Jadi, secara sederhananya rasa cemas timbul akibat kekhawatiran yang mungkin saja bisa terjadi sedangkan rasa takut sendiri bagian dari respon alamiah yang dimiliki manusia ketika sesuatu hal yang kita takutkan terjadi sebagai bentuk mekanisme perlindungan diri.”

Dampak Rasa Cemas dan Takut Berlebihan

Rasa cemas dan takut sendiri tidak selamanya berarti negatif, lho. Fakta membuktikan bahwa rasa takut dapat berguna di dalam hidup karena rasa takut ini bisa membuatmu bertahan hidup. Rasa takut adalah sinyal atau tanda ketika kamu berada dalam sebuah bahaya, mereka akan hadir di dalam pikiranmu untuk membuatmu bisa menyelamatkan diri dari bahaya tersebut. Tetapi ketika rasa cemas dan takut ini terlalu berlebihan berada di dalam pikiranmu, ini justru akan membahayakan hidupmu. Maka, kenalilah dampak buruk akibat memiliki rasa cemas dan takut berlebihan yang dikutip dari healthline.

1. Mengganggu sistem pencernaan

Kecemasan dapat membuat adrenalin dalam tubuh meningkat sehingga dapat melemaskan otot terlebih otot yang bekerja untuk mencerna makanan karena berkurangnya aliran darah dalam tubuh. Hal ini dapat menyebabkan hilangnya nafsu makan dan mengganggu sistem pencernaan.

2. Mengganggu pola buang air kecil

Rasa cemas dan stress yang berlebih dapat membuat produksi urin semakin bertambah yang secara tidak langsung dapat mengganggu pola buang air kecil dalam tubuh. Hal ini biasanya terjadi pada orang yang mengalami kecemasan karena fobia.

3. Mengganggu respon sistem kardiovaskular

Rasa takut dan cemas dapat membuat percepatan detak jantung yang menyebabkan perubahan sirkulasi darah ke seluruh tubuh. Hal ini dapat menyebabkan pembuluh darah menyempit akibat peningkatan aliran darah. Orang yang sering mengalami kecemasan dan takut berlebih beresiko besar terkena penyakit serangan jantung.

4. Mengganggu pola pernapasan

Orang yang cemas memungkinkannya mengalami pernapasan yang semakin cepat. Hal ini dapat membuat paru-paru bekerja lebih keras daripada biasanya

Orang yang cemas dapat membuat hormon kortisol dalam dirinya melakukan pencegahan pelepasan zat yang menyebabkan peradangan dan mematikan sistem kekebalan tubuh untuk melawan infeksi dari luar tubuh.

Cara Mengatasi Rasa Cemas dan Takut Berlebihan

1. Sadari dan terima

Ketika kamu merasa takut ataupun cemas, hal yang paling penting untuk kamu lakukan adalah dengan menyadari dan menerima rasa tersebut dalam dirimu. Menyadari dan menerima ini adalah hal yang terpenting karena kamu bisa melakukan refleksi diri, refleksi diri sendiri dapat dilakukan dengan bertanya pada diri sendiri, kenapa bisa merasa cemas atau apa yang membuatmu cemas. Hal ini biasanya sering dilupakan saat kita merasa cemas, takut ataupun overthinking, padahal reaksi ini perlu kita kuasai untuk bisa memilah-milih emosi yang perlu dan tidak perlu kita terima berlebihan dalam diri.

2. Cerita ke orang lain

Menceritakan masalah kita kepada orang lain dapat setidaknya meringankan beban yang kita miliki. Menceritakan masalah kepada orang lain menurutku pribadi adalah salah satu cara untuk mendapatkan sudut pandang baru dari orang tersebut, hal ini sangat berguna untuk mencapai sebuah solusi pemecahan masalah kita sendiri. Maka dari itu, kenapa Satu Persen memiliki layanan online konseling dan mentoring yang banyak mendapatkan rekomendasi dari orang yang sudah menggunakannya.

Mentoring-dan-Konseling

3. Evaluasi diri

Melakukan sebuah evaluasi diri dengan menanyakan kepada diri sendiri apa yang menjadi tujuanmu kedepannya, karena masih banyak orang termasuk aku juga pernah mengalaminya dimana rasa cemas dan takut muncul karena tidak adanya arah dan tujuan di masa depan. Fakta dari data yang dimiliki Satu Persen sendiri, masih banyak orang yang tujuan jangka panjangnya tidak sesuai dengan apa yang ia jalani saat ini. Maka memiliki tujuan hidup di awal, penting untuk menentukan hidupmu kedepannya.

4. Mengenali diri sendiri

Lebih memahami kemudian mengenali diri sendiri membuat kamu bisa mengetahui kekuatan dan kelemahan yang ada pada diri kamu sehingga cepat atau lambat kamu akan paham akan karakteristik dirimu. Hal ini bertujuan agar memudahkan langkahmu kedepannya untuk bisa mengetahui dan mengembangkan apa yang sebenarnya menjadi passion kamu, karena tak sedikit orang yang belum mengenali dirinya seperti apa sehingga membuatnya sulit untuk bisa berkembang kedepannya. Proses yang terpenting dalam mengenal diri sendiri adalah kamu harus jujur dan menerima akan semua fakta tentang dirimu, baik atau buruknya.

5. Bertanya pada diri sendiri

Tanyakan pada diri sendiri, memang apa saja hal terburuk yang akan menimpamu di masa depan. Hal ini bertujuan agar dirimu siap menghadapi apapun rintangan dan kegagalan karena pada dasarnya kecemasan adalah ketakutan akan sesuatu hal yang belum pasti terjadi. Sehingga kamu semua bisa mengantisipasinya dengan menuliskan apa saja hal terburuk yang akan menimpa ketika kamu hendak melakukan sesuatu, maka dengan begitu rasa cemas dan takut akan bisa kamu atasi.

Segitu dulu dari aku, akhir kata aku mau menutup artikel ini dengan pernyataan dari salah satu artis idola ku Dimas Danang yang bunyinya kurang lebih seperti ini “ketakutan adalah mendo’akan sesuatu hal yang tidak kamu inginkan tapi apakah takut boleh? Boleh karena itu sistem mekanisme pertahanan diri yang manusia miliki, amigdala lah yang bekerja saat itu. Ada karena ada fungsinya, tapi jika rasa takut berlebihan menguasai maka balik lagi ke pernyataan awal, segala sesuatu hal yang berlebihan itu dapat merugikan.

Kalau kamu tertarik untuk mengetahui lebih lanjut seputar cara mengatasi rasa cemas berlebihan tonton video Satu Persen berikut video mengatasi rasa cemas dengan cara meditasi. Kalau kamu sedang merasa mengalami rasa cemas atau takut berlebihan, aku sarankan kamu mencoba layanan konseling Satu Persen. Kamu bisa berkonsultasi dengan psikolog secara one-on-one supaya psikolog bisa membantumu menemukan solusi paling tepat untuk mengatasi rasa cemas atau takutmu. Satu Persen juga menyediakan layanan tes sehat mental gratis yang bisa kamu coba jika kamu ingin mengecek kondisi kesehatan mentalmu belakangan ini.

Jangan lupa buat terus pantengin informasi dari kita dengan follow instagram Satu Persen di @satupersenofficial. Aku harap lewat membaca artikel ini bisa membuat kamu berkembang menjadi lebih baik, seenggaknya Satu Persen setiap harinya. Thanks!

Referensi

Kristeen Cherney. 2020. Effects of Anxiety on the Body: Medically reviewed by Timothy. J. Legg, Ph.D.,CRNP. https://www.healthline.com/health/anxiety/effects-on-body#1

Steven Schwartz, S. 2000. Abnormal Psychology: a discovery approach. California: Mayfield Publishing Company.

Syamsu Yusuf. 2009. Mental Hygiene: Terapi Psikospiritual untuk Hidup Sehat Berkualitas. Bandung (ID): Maestro.

Sumber Gambar

https://unsplash.com/photos/KzvMsXgJ1VU

Read More
judi

Kenapa Orang Suka Curhat di Media Sosial? (Dampak dan Solusinya)

dampak dan solusi curhat di media sosial
Satu Persen – Kenapa Orang Suka Curhat di Media Sosial?

Hi, Perseners! How’s life?

Kenalin gue Fathur Rachman, Part-time Blog Writer di Satu Persen.

Akhir-akhir ini banyak orang memilih jalan untuk mengutarakan keluh kesahnya di media sosial seperti di Twitter atau Instagram. Kasus seperti ini sering juga gue temukan di lingkungan pertemanan yang seringnya mereka curhat mengenai masalah perkuliahannya. Bahkan sampai selebriti pun ada yang memakai media sosial sebagai medium curhat tentang perkejaan hingga masalah hubungannya.

Kalau lo gimana, Perseners? Apakah lo memakai media sosial sebagai tempat curhat lo? Kalau gue sendiri pernah sesekali curhat di media sosial setelah gue putus dari mantan gue. Tujuannya tentu agar melepas emosi negatif dalam diri, sekaligus mendapatkan dukungan dan timbal balik yang diinginkan dari pengikut gue di media sosial.

Tapi, terkadang curhatan gue pun gak semudah itu diterima oleh temen-temen gue dan harus menghapus kembali tweet yang sudah diunggah atau mengklarifikasi tweet tersebut. Maka dari itu, sekarang gue lebih selektif untuk memilah curhatan yang akan diberikan.

Nah, sekarang lo jadi tau kan, kalau ternyata curhat di media sosial itu lagi nge-trend di kalangan remaja? Tapi, kenapa mereka memilih curhat di media sosial? Buat lo yang bingung, yuk kita bahas bareng-bareng!

curhat di media sosial
Sumber: memegenerator.net

Curhat atau juga dikenal sebagai ‘curahan hati’ adalah cara seseorang untuk mengungkapkan informasi tentang perasaan, pikiran, sampai kondisinya terhadap orang lain. Curhat dinilai ampuh untuk menghilangkan rasa stres akibat informasi yang membebani pikiran. Misalnya, permasalahan mengenai pekerjaan, keluarga, pasangan ataupun kekhawatiran lainnya.

Biasanya curhat diceritakan kepada orang yang dianggap dekat atau bakal lo percaya untuk memegang rahasia dan cerita lo. Tapi, bagaimana jika lo gak punya teman untuk curhat dan lebih memilih membagikan cerita lo ke media sosial pribadi?

Gak ada yang salah kok, Sob! Pemanfaatan platform media sosial untuk curhat malah bisa ngebuat lo lebih merasa lega dan puas karena telah mengutarakan perasaan lo. Terlebih jika lo mendapatkan respons positif seperti dukungan dan saran atas curhatan lo tadi.

Terdapat juga beberapa alasan orang senang curhat di media sosial. Beberapa di antaranya karena sulit atau gak ada waktu untuk curhat dan bercerita di dunia nyatanya.

Selain itu, pengikut lo di media sosial juga mudah untuk memberi reward kalau ternyata curhatan lo relatable sampai banyak yang nge-retweet atau membalasnya. Nah, perhatian dari pengikut lo ini semakin ngebuat lo terdorong untuk ingin lagi dan lagi curhat di media sosial pribadi lo.

dampak negatif curhat di media sosial
Sumber: twitter.com

Nah, sekarang lo udah tau alasan kenapa orang-orang lebih memilih curhat di media sosial, kan? Jadi, selanjutnya gue mau kasih tau dampak-dampak yang bakal lo terima jika lo melakukan hal yang satu ini. Yuk, simak penjelasannya di bawah ini!

1. Gak semua pengikut lo memiliki keahlian untuk membantu masalah lo

Mungkin lo memiliki pengikut yang banyak, tapi belum tentu semua dari pengikut lo bisa menanggapi curhatan dengan baik dan benar. Ibaratnya, lo itu sedang curhat ke banyak orang yang gak jelas itu siapa dan mood-nya sedang bagus atau gak.

Terlepas dari keterbukaan lo dengan segala informasi seperti kritik dan saran atas curhatan lo. Tapi, besar kemungkinannya juga kalau lo gak dapat solusi pas yang sedang lo butuhkan untuk lo denger. Malah sebaliknya kalau lo cerita pada orang yang salah, maka lo akan berpeluang untuk diomongin di belakang oleh temen lo. Bahkan bisa juga lo justru jadi bahan tertawaan mereka saja.

2. Jejak digital yang tidak akan pernah hilang

Terlepas lo sering curhat mengenai hal-hal yang positif dari diri lo. Tapi, gimana jadinya kalau lo curhat tentang hal negatif tentang kehidupan lo di media sosial? Tanpa lo pertimbangin dulu curhatan lo itu akan menyinggung banyak orang atau gak?

Nah, hal seperti ini bakal berpotensi untuk menjadi curhatan yang gue bilang debatable, alias menjadi perdebatan di kalangan netizen. Hal ini dikarenakan semua postingan lo itu akan tersimpan terus dalam jejak digital. Misalnya, ketika ada seseorang mencoba untuk menangkap layar (screenshot) ketika melihat postingan lo dan membagikannya ke orang lain dengan niat buruk. Who knows?

Ditambah hal ini akan berdampak kepada karier lo yang perlu dipertanggungjawabkan ketika lo memposting hal yang menjatuhkan tempat kerja lo. Atau sampai kehidupan pertemanan lo yang malah jadi dicaci maki karena lo menyindir teman lo secara jelas.

Maka dari itu, yang gue bisa saranin di kesempatan ini adalah lebih selektif dan mempetimbangkan secara rasional terlebih dahulu sebelum lo memutuskan untuk mengunggah curhatan lo ke media sosial pribadi.

3. Masalah dari curhatan lo jadi melebar

Siapa sih, yang gak mau curhatannya dibalas dengan komentar negatif? Tentu semua orang yang curhat di media sosial berharap menceritakan kondisinya dengan tujuan dapat dukungan dari orang lain.

Nah, alih-alih mendapat respons yang positif, gak jarang lo malah dapet hal yang ada di luar ekspektasi lo. Contohnya, bikin seseorang yang malah jadi sedih atau marah karena satu postingan lo. Hal ini tentu bakal ngebuat lo bingung sehingga permasalahan lo itu menjadi melebar. Bahkan curhatan lo itu bisa mengarah ke cyberbullying dan membuat curhatan yang awalnya sederhana, malah menjadi rumit.

Nah, yang lo bisa lakukan adalah dengan melakukan komunikasi asertif dalam setiap klarifikasi curhatan lo yang lo buat. Lo juga perlu menyusun perkataan lo agar gak menyinggung berbagai pihak yang sebenarnya bukan diperuntukkan untuk mereka.

Coba Juga: Tes Sehat Mental

Psikolog Online sebagai Tempat yang Aman untuk Curhat

Banyak tempat untuk mengutarakan emosi dari curhat lo yang menumpuk. Misalnya, lo bisa menghubungi pacar atau teman yang nyaman untuk lo ajak curhat. Bahkan keluarga terdekat seperti orang tua atau saudara yang lo benar-benar percaya bisa diajak berbagi informasi mengenai tantangan yang sedang lo alami.

Namun, tentu mereka semua memiliki batasannya masing-masing. Let’s say mungkin orang tua lo bisa memberikan dukungan buat lo, tapi gak bisa ngasih solusi karena lo gak bebas untuk curhat ke mereka. Atau mungkin ketika curhat ke temen lo, tapi lo takut untuk curhat berlebih yang bisa ngebuat mereka lelah untuk ngedengerin lo.

Begitu pula dengan curhat di media sosial yang udah gue ulas sebelumnya kalau banyak dampak dan tantangannya tersendiri. Tapi, tau gak Perseners, kalau udah banyak tempat-tempat secara online yang sudah menyediakan tempat untuk lo curhat, lho! Salah satunya adalah Satu Persen sendiri.

YouTube Satu Persen – Tanda Kamu Perlu ke Psikolog

Lo bisa ikut mentoring online. Dengan keberadaan mentor online, lo bisa bisa mendapatkan tenaga ahli yang memang fokus untuk memberikan layanan kesehatan untuk lo. Selain itu, informasi dan privasi lo pun akan terjaga. Maka dari itu, lo gak usah khawatir lagi jika ingin bercerita banyak kepada mentor ini.

Tentunya, curhat sama mentor di Satu Persen bisa lebih ngebantu lo menghadapi berbagai permasalahan yang lo alami. Jadi, lo gak perlu curhat di media sosial lagi, deh! 😀

Untuk lebih jelasnya, lo bisa klik banner di bawah ini untuk mendapatkan informasi lebih detail tentang layanan mentoring di Satu Persen.

Mentoring-5

Akhir kata, gue Fathur dari Satu Persen. Selamat menjalani #HidupSeutuhnya!

Read More
judi

5 Dampak Buruk Menahan Amarah, Kenapa Nggak Boleh Menahan Amarah?

dampak buruk menahan amarah
Satu Persen – Dampak Menahan Amarah

Apakah kalian pernah mengalami hari yang buruk, tapi tetap memperlihatkan raut bahagia ke orang sekitar? Bagi sebagian orang, hal ini dilakukan agar mereka terlihat kuat di mata orang lain. Padahal, segala emosi negatif akan berdampak buruk kalau ditahan dalam diri seseorang.

Emosi negatif bisa mencakup banyak hal, mulai dari rasa frustasi, marah, hingga kekecewaan. Namun, ketika emosi negatif itu lepas dari dalam diri kita, seringkali kita disalahkan atas perilaku tersebut.

Misalnya ketika sedang bersedih, biasanya orang di sekitar menyuruh untuk diam dan menghapuskan air mata kita. Begitu juga rasa marah yang sering dilihat buruknya saja. Seakan-akan, kita harus selalu berbuat baik di depan seseorang setiap saat.

Hal inilah yang membuat seseorang takut untuk bercerita tentang perasaannya. Sehingga, akhirnya lebih memilih untuk menahan rasa marahnya agar ngga menyinggung orang lain.

dampak buruk menahan amarah
Sumber: liputan6.com

Meski bukan berarti rasa marah harus selalu dilakukan, ada cara untuk mengekspresikannya dengan baik dan benar. Oleh karenanya, aku Fathur sebagai Part-time Blog Writer Satu Persen akan menjelaskan dampak buruk menahan amarah dan cara mengatasinya. Simak sampai akhir, ya!

Baca juga: Mengenal Duck Syndrome: Terlihat Tenang Meski Sebenarnya Tertekan

5 Dampak Buruk Menahan Amarah

1.Menjadi mudah sensitif

menjadi mudah sensitif
Sumber: memegenerator.com

Pernah ngga ngerasa kalau sedang memendam amarah bawaannya bad mood terus? Hal ini sudah pasti akan berdampak buruk bagi sekitar, terlebih buat diri sendiri. Terkadang, seseorang yang ngga bersalah pun akan terkena dampak dari bad mood akibat sering menahan rasa marah.

Seseorang yang menahan rasa marah akan merasakan kesedihan, kekesalan, dan frustasi. Kebayang kan kalau emosi ini ngga disalurkan? Nah, berbagai perasaan tersebut juga dapat membuat kondisi psikis menjadi lebih sensitif, khususnya ketika menghadapi komentar dari seseorang hingga hal remeh-temeh lainnya.

Saat melakukan komunikasi, kamu bisa mudah terprovokasi karena menemukan satu atau dua hal yang menyinggung. Selain itu, perasaan tersebut dapat membuat emosi negatif menumpuk. Dampaknya pun akan memicu konflik semisal kamu ngga kuat untuk menahannya.

2. Pasif-agresif

Dampak menahan amarah berikutnya adalah menumbuhkan sifat pasif-agresif. Perilaku ini merupakan cara seseorang untuk mengekspresikan emosi negatif kepada seseorang. Misalnya ketika memendam rasa marah, orang yang pasif agresif bisa berubah menjadi lebih diam hingga membuat lawan bicara menyadari kesalahannya.

Sementara itu, seseorang yang mengalami perilaku pasif-agresif juga bisa terungkap lewat tindakan atau kata-katanya yang sering menyinggung seseorang. Mereka cenderung ingin dipahami oleh orang lain, namun jarang untuk memikirkan perasaan orang lain.

Baca juga: Cara Mencegah Penyesalan dalam Hidup

3. Sulit berkonsentrasi

sulit berkonsentrasi
Sumber: twitter.com

Jika rasa marah ngga dikelola dengan baik, maka dampaknya bisa melebar terhadap kondisi fisik dan mental kalian. Terlebih bagi seseorang yang sering memendam emosi, biasanya sulit fokus dalam kehidupan sehari-hari.

Contohnya, sulit fokus dalam berkonsentrasi dalam mengerjakan pekerjaan. Akibat kurangnya konsentrasi membuat pekerjaan selesai dua kali lebih lama. Menahan emosi membuat seseorang sulit merasakan hal positif dalam kehidupannya. Oleh karenanya, pikiran pun sulit untuk dipakai untuk menghasilkan ide positif ketika ingin berkonsentrasi.

4. Berpotensi terkena depresi

Rasa marah sering kita jumpai ketika sedang kesal dengan suatu hal. Emosi ini akan menjadi berbahaya jika ditahan dan menumpuk dalam diri. Terutama ketika rasa marah ini membuat seseorang menjadi sering memikirkan hal-hal negatif dalam dirinya.

Ketika seseorang menahan rasa marah, maka hormon adrenalin dan kortisol akan bertambah secara konstan. Hormon ini Hal ini berperan untuk meningkatkan perubahan detak jantung, pernapasan, dan tekanan darah. Lalu, perubahan metabolisme yang berpotensi merusak sistem tubuh, seperti gangguan depresi dan kecemasan.

Seseorang yang mengalami depresi sangat rentan terhadap tertekan, dan akhirnya seakan kehilangan daya dan upaya untuk melakukan aktivitas. Jika kamu sendiri masih menahan rasa marah tersebut, maka hal itu hanya bisa memperpanjang rasa depresi.

Baca juga: Kenalan sama Eustress, Stres Positif yang Bisa Mengatasi Stres Buruk

5. Memengaruhi kepercayaan seseorang

memengaruhi kepercayaan seseorang
Sumber: pinterest.com

Apakah kalian pernah nemuin temen yang hanya menjawab “aku gak apa-apa kok” ketika ditanyakan terkait kondisinya?  Padahal, terlihat jelas adanya perbedaan dari raut wajah dan perlakuan yang tak seperti biasanya. Tentu hal seperti ini akan membuat kita bingung sebagai teman. Apakah mereka butuh pertolongan atau kita diamkan saja?

Ditambah, jika teman sendiri ngga mengatakan yang sejujurnya kepada kamu, maka tentu ini akan memengaruhi tingkat kepercayaan kamu terhadapnya. Pada tahap ini, lebih baik kamu anjurkan sang teman untuk mengatakan yang sejujurnya. Dengan begitu, kamu bisa lebih menerima dan memberikan waktu untuk dia memikirkan perilakunya.

Cari Tahu Cara Mengatur Amarah dengan Konseling Online

cara mengatur amarah
Sumber: memegenerator.com

Perlu diketahui bahwa emosi negatif seperti munculnya rasa marah ngga akan selalu menimbulkan masalah. Kamu hanya perlu memahami cara mengatasinya. Apabila emosi itu menjadi destruktif bagi diri sendiri, ada kemungkinan hal ini bakal menyerang kesehatan mental dan fisik.

Banyak cara yang bisa kamu pakai untuk mengatur amarah negatif tersebut. Salah satunya dengan cara mengekspresikan kemarahan kamu. Namun, ada cara lain yang aku sangat rekomendasikan, yaitu konseling di Satu Persen.

Konseling adalah layanan konsultasi one-on-one dengan psikolog Satu persen, di mana kamu juga bisa belajar  mengelola atau mengatasi emosi negatif yang mengganggu kehidupan sehari-hari.

Nah, tunggu apa lagi, Perseners? Yuk, mulai lebih paham dengan diri sendiri melalui konseling dari Satu Persen. Kalian bisa KLIK banner di bawah untuk informasi lebih lanjut.

CTA-Blog-Post-06-1-16

Selain itu, kamu juga bisa coba tonton video YouTube Satu Persen yang ini untuk semakin paham tentang cara menghilangkan kebiasaan buruk dalam keseharian kita

Sebelum pamit, aku sarankan kamu untuk mencoba tes tingkat keparahan stres  dari Satu Persen. Dengan begitu, kamu bisa paham kondisi kamu saat ini, Perseners!.

Okay deh, aku Fathur dari Satu Persen mengucapkan selamat menjalani #Hidupseutuhnya.

Referensi:

Al Baqi, S. (2015). Ekspresi Emosi Marah. Buletin Psikologi, 23(1), 22. https://doi.org/10.22146/bpsi.10574

Cuncic, A. (2021). No Title. Verywellmind.Com. https://www.verywellmind.com/connection-between-depression-and-anger-5085725

Quraini Nurvidha. (2021). Kenalan sama Gejala Gangguan Depresi. Satupersen.Net. https://satupersen.net/blog/gejala-gangguan-depresi

Hammond, C. (2014). Is it bad to bottle up your anger? Bbc.Com. https://www.bbc.com/future/article/20140729-is-it-bad-to-bottle-up-anger

Litner, J. (2020). It’s Tempting to Mask Your Emotions, but It Won’t Do You (or Anyone Else) Any Favors. Healthline.Com. https://www.healthline.com/health/mental-health/hiding-feelings

Read More