putinvzrivaetdoma.org

media online informasi mengenai game online tergacor di tahun 2023

Berdamai

judi

Cara Efektif Berdamai dengan Masa Lalu dengan Kelas Online

Sebagai manusia, kita seringkali terjebak dalam bayang-bayang kegagalan masa lalu. Kita terperangkap dalam lingkaran penyesalan dan rasa bersalah yang tak berujung. Namun, tahukah Anda bahwa langkah pertama untuk membebaskan diri dari belenggu ini adalah dengan mengakui dan menerima kegagalan tersebut sebagai bagian dari perjalanan hidup? Mari kita bahas lebih dalam mengenai proses penting ini.

Pengakuan adalah kunci awal dalam perjalanan pemulihan diri. Mengakui emosi dan pengalaman kita tanpa penghakiman adalah langkah awal yang penting. Kita harus berani menghadapi kenyataan bahwa ada aspek dalam hidup kita yang memerlukan penyembuhan. Ini bukan tentang menyalahkan diri sendiri, melainkan tentang menghadapi kenyataan dengan kepala tegak.

Menerima realitas bukanlah hal yang mudah, terutama ketika realitas tersebut pahit. Menerima realitas berarti mengakui bahwa proses penyembuhan akan panjang dan menyakitkan, namun itu adalah sesuatu yang harus dilakukan untuk merebut kembali bagian dari diri kita. Proses ini memerlukan keberanian untuk menghadapi lapisan-lapisan kebenaran dan rasa sakit yang selama ini terpendam.

Ada berbagai teknik penyembuhan diri yang bisa kita praktikkan, seperti mindfulness, meditasi, menulis jurnal, dan menetapkan niat. Teknik-teknik ini membantu kita untuk menyembuhkan dan tumbuh dari dalam. Ini adalah tentang menciptakan ruang aman bagi diri kita sendiri untuk menyembuhkan luka-luka batin.

Salah satu aspek penting dalam proses ini adalah menghargai diri sendiri. Kita harus mengakui bahwa perjalanan yang telah kita lalui, dengan segala suka dan duka, telah membentuk kita menjadi pribadi yang sekarang ini. Bersyukurlah atas diri Anda yang sekarang, dengan segala kelebihan dan kekurangannya.

Memeluk cinta diri adalah langkah penting lainnya. Kita harus menerima diri kita apa adanya, dengan segala kebaikan dan keburukan, kesalahan dan kegagalan masa lalu. Ini bukan tentang menjadi sempurna, melainkan tentang menerima keunikan diri kita.

Dengan mengakui dan menerima kebutuhan akan penyembuhan diri, kita dapat mengambil langkah pertama untuk mengatasi tantangan dan memeluk proses penyembuhan dan pertumbuhan. Ini akan membawa kita pada peningkatan kesadaran diri, kesejahteraan emosional, dan pertumbuhan pribadi.

Pelajaran dari Kegagalan: Mengubah Rintangan Menjadi Peluang

Dalam perjalanan keberhasilan, seringkali kita terhenti oleh kegagalan. Namun, bukankah kegagalan itu sendiri merupakan guru terbaik? Dari kegagalan, kita belajar untuk bangkit, beradaptasi, dan berkembang. Artikel ini akan membahas bagaimana kita dapat mengubah rintangan menjadi peluang, dengan mengambil pelajaran dari kegagalan.

1. Memeluk Kegagalan sebagai Guru

Kegagalan bukanlah akhir dari segalanya, melainkan sebuah pelajaran yang mengarahkan kita menuju keberhasilan. Ketika menghadapi kegagalan, penting untuk merenung dan mengakui kesalahan tanpa terlalu keras pada diri sendiri. Ini adalah langkah pertama untuk mengubah kegagalan menjadi kesuksesan. Seperti yang diungkapkan dalam artikel di LinkedIn, kegagalan harus dilihat sebagai pengalaman belajar yang berharga.

2. Mengembangkan Ketahanan

Ketahanan adalah kemampuan untuk bangkit dari kesulitan. Setiap kegagalan memberikan kesempatan untuk memperkuat ketahanan ini. Orang-orang sukses bukanlah mereka yang tidak pernah gagal, tetapi mereka yang mahir dalam bangkit kembali setelah jatuh. Berbagi pengalaman tentang ketahanan dan ketekunan bisa menjadi sumber inspirasi bagi orang lain.

3. Beradaptasi dan Berkembang

Salah satu pelajaran terbesar dari kegagalan adalah kebutuhan untuk beradaptasi dan berkembang. Ketika sebuah rencana tidak berjalan sesuai harapan, itu adalah tanda bahwa kita perlu mengubah pendekatan atau strategi. Jangan takut untuk merangkul strategi dan ide baru. Diskusikan bagaimana Anda beradaptasi di hadapan kegagalan dan bagaimana hal itu membawa Anda pada kesuksesan akhirnya.

4. Belajar dari Orang Lain

Kisah sukses seringkali dibangun di atas fondasi kegagalan masa lalu. Berbagi anekdot tentang individu terkenal yang menghadapi rintangan besar tetapi muncul lebih kuat dan lebih sukses bisa sangat memotivasi dan menginstruksikan. Belajar dari pengalaman orang lain dapat memberikan wawasan dan motivasi yang berharga.

5. Memisahkan Kegagalan dari Gagal

Penting untuk memisahkan tindakan gagal dari keadaan kegagalan. Gagal adalah hambatan sementara, sedangkan kegagalan adalah keadaan pikiran. Memahami perbedaan ini penting untuk belajar dari kegagalan.

6. Memandang Kegagalan sebagai Alat

Melihat kegagalan sebagai alat untuk pertumbuhan dan pembelajaran dapat membantu mengubah perspektif dan mengubah rintangan menjadi peluang. Seperti yang dijelaskan dalam artikel Indeed, memandang kegagalan sebagai kesempatan untuk berinovasi daripada sebagai penghalang kesuksesan dapat membantu Anda menerima dan menggunakan kegagalan untuk keuntungan Anda.

7. Mengikuti Proses

Ketika menghadapi rintangan, fokuslah pada proses dan cari cara untuk menciptakan peluang atau jalur baru untuk bergerak. Ini bisa melibatkan pemikiran tentang bagaimana membuat situasi lebih baik bagi orang lain, bukan hanya untuk diri sendiri.

Dengan mengakui dan menerima kegagalan, individu dapat mengembangkan ketahanan, beradaptasi, dan belajar dari kemunduran, pada akhirnya mengubah rintangan menjadi peluang untuk pertumbuhan dan kesuksesan. Kegagalan, ketika dilihat dari sudut pandang yang tepat, bukanlah penghalang tetapi justru peluang untuk berkembang.

Mengatasi Rasa Bersalah: Strategi untuk Melepaskan Beban Emosional

Rasa bersalah sering kali menjadi beban emosional yang berat, menghalangi kita untuk merasakan kebebasan dan kebahagiaan sejati. Dalam perjalanan menuju pemulihan diri, mengatasi rasa bersalah adalah langkah penting yang tidak boleh diabaikan. Artikel ini akan membahas strategi-strategi efektif untuk melepaskan beban emosional tersebut, berdasarkan berbagai sumber dan pengalaman.

1. Mengakui dan Menyerah pada Rasa Bersalah

Langkah pertama dalam mengatasi rasa bersalah adalah mengakui dan menyerah pada perasaan tersebut. Menjadi sadar akan penyebab rasa bersalah dan memahami dampaknya pada diri kita adalah kunci utama. Seperti yang dijelaskan dalam blog Darla Beam, rasa bersalah bisa muncul karena berbagai alasan, mulai dari melanggar kode etik pribadi hingga gagal memenuhi harapan orang lain. Mengakui rasa bersalah ini membantu kita memulai proses pemulihan.

2. Bertanggung Jawab dan Membuat Perbaikan

Mengambil tanggung jawab atas tindakan kita dan membuat perbaikan jika perlu, merupakan langkah penting selanjutnya. Seperti yang diuraikan oleh Healthline, meminta maaf dengan tulus dan menunjukkan penyesalan dapat membantu kita menyembuhkan diri sendiri dan memperbaiki hubungan yang rusak. Ini melibatkan pengakuan atas peran kita dan menghindari pembuatan alasan.

3. Memaafkan Diri Sendiri

Salah satu aspek kunci dalam mengatasi rasa bersalah adalah memaafkan diri sendiri. Ini berarti melepaskan masa lalu, menerima bahwa setiap orang membuat kesalahan, dan bersikap baik kepada diri sendiri. Seperti yang dibagikan oleh Tiny Buddha, proses ini bisa memakan waktu dan memerlukan usaha berkelanjutan, tetapi sangat penting untuk pemulihan emosional kita.

4. Mencari Dukungan

Berbicara dengan teman, anggota keluarga, atau profesional yang dipercaya dapat membantu kita mengatasi perasaan bersalah dan mendapatkan perspektif baru. Dukungan ini bisa memberikan kelegaan dan panduan yang diperlukan dalam proses pemulihan.

5. Menyelami dan Menjelajahi Perasaan

Menjelajahi perasaan bersalah dengan rasa ingin tahu, bukan penghakiman, dapat membantu kita memahami emosi kita lebih baik. Ini melibatkan introspeksi dan refleksi yang mendalam tentang apa yang kita rasakan dan mengapa kita merasakannya.

6. Praktik Kasih Sayang pada Diri Sendiri

Mengadopsi kasih sayang dan pengampunan diri sendiri sangat penting untuk melepaskan perasaan bersalah dan melangkah maju. Ini berarti menerima diri kita apa adanya, dengan segala kekurangan dan kesalahan yang telah kita buat.

7. Mencari Bantuan Profesional

Dalam kasus rasa bersalah yang parah atau berkepanjangan, mencari bimbingan dari terapis atau profesional kesehatan mental dapat memberikan dukungan dan panduan dalam mengatasi penyebab rasa bersalah.

Dengan mengakui dan menerima perasaan bersalah serta menerapkan strategi-strategi ini, kita dapat bekerja menuju pembebasan dari beban emosional tersebut dan menemukan kedamaian serta penyembuhan.

Menggunakan Kegagalan sebagai Alat Pembelajaran: Kunci Pertumbuhan Pribadi

Kegagalan seringkali dipandang sebagai akhir dari segalanya, namun sejatinya, kegagalan adalah guru terbaik yang mengarahkan kita menuju kesuksesan. Melalui kegagalan, kita belajar untuk bangkit, beradaptasi, dan berkembang. Berikut adalah beberapa wawasan dari sumber yang disediakan tentang bagaimana menggunakan kegagalan sebagai alat pembelajaran:

1. Memeluk Kegagalan sebagai Guru: Kegagalan bukanlah akhir dari segalanya, melainkan sebuah guru yang membimbing kita menuju kesuksesan. Memeluk kegagalan sebagai pengalaman belajar yang berharga adalah langkah pertama untuk mengubahnya menjadi kesuksesan.

2. Mengembangkan Ketahanan: Ketahanan adalah kemampuan untuk bangkit dari kesulitan. Setiap kegagalan memberikan kesempatan untuk memperkuat ketahanan. Orang-orang sukses tidak kebal dari kegagalan; mereka sangat terampil dalam bangkit kembali setelah jatuh.

3. Beradaptasi dan Berkembang: Salah satu pelajaran terbesar dari kegagalan adalah kebutuhan untuk beradaptasi dan berkembang. Ketika sebuah rencana tidak berhasil, itu adalah tanda bahwa Anda perlu mengubah pendekatan atau strategi. Memeluk strategi dan ide baru sangat penting.

4. Belajar dari Orang Lain: Berbagi anekdot tentang individu terkenal yang menghadapi hambatan besar tetapi muncul lebih kuat dan sukses. Belajar dari pengalaman orang lain bisa sangat memotivasi dan memberi pelajaran.

5. Menggunakan Kegagalan sebagai Alat Pembelajaran: Kegagalan mengarah pada penemuan dan inovasi dan bisa menjadi alat pembelajaran terbaik jika pelajar diajarkan tentang ketidakpastiannya dan potensinya untuk pembelajaran yang lebih besar[3].

Dengan memeluk kegagalan sebagai guru, mengembangkan ketahanan, beradaptasi, dan belajar dari orang lain, individu dapat mengubah hambatan menjadi batu loncatan menuju pertumbuhan pribadi dan kesuksesan. Ingat, sukses bukan tentang menghindari kegagalan; itu tentang belajar dan berkembang darinya.

Dalam perjalanan menuju pertumbuhan pribadi, mengakui dan menerima kegagalan sebagai bagian dari proses adalah kunci. Setiap langkah, baik itu mengatasi rasa bersalah, belajar dari kegagalan, atau menggunakan kegagalan sebagai alat pembelajaran, membawa kita lebih dekat ke pemahaman diri yang lebih dalam dan pencapaian potensi penuh kita. Kita belajar bahwa kegagalan bukanlah akhir, melainkan awal dari sebuah perjalanan baru yang penuh dengan peluang untuk berkembang dan sukses.

Kesimpulan

Untuk membantu Anda dalam perjalanan ini, Life Skills Indonesia melalui platform Satu Persen menawarkan sebuah solusi yang praktis dan efektif: Kelas Online Tips Jitu Berdamai dengan Diri Sendiri.

Mengapa Kelas Online Ini Penting?

1. Panduan Langsung dari Ahli: Kelas online ini dipandu oleh para ahli yang berpengalaman dalam bidang psikologi dan pengembangan diri. Anda akan mendapatkan wawasan dan strategi langsung dari mereka yang memahami proses pemulihan diri secara mendalam.

2. Fleksibilitas dan Kenyamanan: Dengan mengikuti kelas online, Anda memiliki fleksibilitas untuk belajar di mana saja dan kapan saja. Ini memungkinkan Anda untuk menyesuaikan proses belajar dengan kebutuhan dan ritme hidup Anda sendiri.

3. Konten yang Relevan dan Terkini: Materi yang disajikan dalam kelas online ini dirancang untuk relevan dengan tantangan dan kebutuhan zaman sekarang. Anda akan mendapatkan insight dan teknik yang dapat langsung diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

4. Kesempatan untuk Berinteraksi dan Berdiskusi: Kelas online ini juga memberikan kesempatan untuk berinteraksi dengan peserta lain dan berdiskusi, memungkinkan Anda untuk berbagi pengalaman serta mendapatkan perspektif baru.

5. Langkah Nyata Menuju Pemulihan Diri: Dengan mengikuti kelas ini, Anda tidak hanya mendapatkan pengetahuan, tetapi juga langkah nyata yang dapat diimplementasikan untuk berdamai dengan diri sendiri dan mengatasi kegagalan masa lalu.

Jangan lewatkan kesempatan untuk mengambil langkah konkret dalam perjalanan pemulihan diri Anda. Kelas online Tips Jitu Berdamai dengan Diri Sendiri dari Satu Persen adalah kesempatan emas untuk memulai perubahan positif dalam hidup Anda. Dengan mengikuti kelas ini, Anda akan dibimbing untuk memahami dan mengatasi rasa bersalah, belajar dari kegagalan, dan menggunakan pengalaman tersebut sebagai alat pembelajaran untuk pertumbuhan pribadi.

Untuk informasi lebih lanjut dan pendaftaran, kunjungi https://satupersen.net/kelas-online. Jangan tunda lagi, ambil langkah pertama Anda hari ini untuk berdamai dengan diri sendiri dan membangun masa depan yang lebih cerah dan penuh makna.

Dengan mengikuti kelas online ini, Anda akan menemukan kekuatan untuk menghadapi masa lalu, memeluk kegagalan sebagai guru, dan memanfaatkan setiap pengalaman sebagai peluang untuk berkembang. Ini adalah kesempatan Anda untuk bertransformasi dan memulai babak baru dalam kehidupan Anda yang lebih damai dan produktif.

Referensi

Finding Peace Consulting. (n.d.). Finding Peace Online Masterclass. https://findingpeaceconsulting.com/finding-peace-online-masterclass/.

Pathway to Peace Academy. (2023). Finding Peace Masterclass. https://pathway-to-peace-academy.thinkific.com/courses/finding-peace-course.

Free From Limits. (n.d.). How To Find Inner Peace 5 Day Course. https://freefromlimits.co.uk/how-to-find-inner-peace-5-day-course/.

Our Daily Bread University. (2023). 70×7: Finding Peace by Forgiving Others…And Yourself. https://odbu.org/courses/sf107/.

Soft Skill Training. (2023). Spiritual Guidance: Find Peace and Purpose in Your Life. https://esoftskills.com/spiritual-guidance-find-peace-and-purpose-in-your-life/.

Read More
judi

Berdamai dengan Diri Sendiri: Berdamai sama Masa Lalu

Gambar oleh Satu Persen - Selamat Tinggal Masa Lalu
Satu Persen – Selamat Tinggal Masa Lalu

Halo, Perseners! Apa kabar nih? Hope you’re happy today! Kenalin gue Chastin, sebagai  associate writer di Satu Persen. Dan gue…pernah susah banget buat berdamai sama masa lalu.

Dari lo sendiri ada juga nggak sih, yang punya pengalaman pahit di masa lalu? Saking pahitnya, kejadian itu susah banget buat lo lupain, meskipun rasanya sakit banget kalo diinget-inget terus.

Dulu gue punya juga tuh, pengalaman yang bener-bener buat gue terpukul sampe rasanya mau menghilang aja dari muka bumi. Permasalahan yang gue alamin tuh kayak putus dari pacar, ditinggal pergi sama orang yang disayang, bahkan sampe kena bully.

Dari lo sendiri pernah nggak ngalamin yang lebih ekstrem dari ini?

Gue percaya sih, setiap orang pasti pernah ngerasain pahitnya hidup. Ya gimana ya…yang namanya manusia, aneh nggak sih kalo selama hidup nggak pernah ngelewatin yang namanya cobaan?

Tapi, apa lo udah sembuh dari segala pengalaman pahit itu? Kalo lo masih ngerasa marah, sedih, dan kecewa waktu keinget pengalaman tersebut, mungkin lo masih belum bisa berdamai sama masa lalu.

Dengan kata lain, lo masih nggak bisa move on. Nggak enaknya kalo terus begini, lo jadi susah buat ngelangkah ke depan, karena beban emosi yang lo bawa terlalu berat.

Ada quote yang selalu gue pajang di dinding kamar gue,

‘’Biarlah yang lalu berlalu, karena yang lebih indah sudah menunggumu.’’

– Merry Riana

Menurut gue ini quote emang simpel, tapi kalo lo jadiin pegangan buat move on dan ngelangkah ke depan, asli ini beneran ngebantu banget. Seenggaknya buat gue.

Buat berdamai sama diri sendiri dan masa lalu, lo harus sadar dulu kalo lo nggak bisa ngembaliin waktu, dan lo nggak dapet keuntungan apa-apa dengan terus stuck di titik itu.  Yang bisa lo lakuin cuman ngerubah diri lo yang rapuh jadi versi terbaik dari diri lo sendiri.

Because life must go on.

Podcast Satu Persen – Untuk Berdamai dengan Luka dari Masa Lalu

Buat lo yang masih berusaha belajar buat berdamai sama masa lalu, artikel ini pas banget buat lo simak! Stay tuned, ya!

Apa sih yang lo dapet kalo masih susah berdamai sama masa lalu?

Sebelum ngebahas ke dampak yang bakal lo terima kalo terus-terusan stuck sama masa lalu, gue mau sharing beberapa hal tentang “Kenapa orang bisa stuck sama masa lalu, terlebih sama pengalaman yang buruk”.

Menurut penelitian yang dilakuin sama Roy Baumeister, seorang profesor di bidang psikologi sosial dari Florida State University. Manusia emang cenderung lebih inget sama pengalaman negatif daripada pengalaman positif.

Baca juga: Pikiran Negatif Merusak Hidup Positif

Menurut Baumeister, emosi negatif dan feedback buruk punya dampak lebih besar ketimbang perhatian dan feedback positif yang pernah lo dapet. Stereotype buruk bakal lebih susah dilupain, yang akhirnya ngebuat diri lo terus terusan denial dan susah banget buat move on. Hal ini dikarenakan pikiran lo sendiri aja masih nolak buat lupa dan maafin semua pengalaman buruk di masa lalu.

YouTube Satu Persen – Cara Tinggalkan Masa Lalu yang Kelam

Nah kalo diri lo terus terusan denial, rasanya nggak enak banget nggak sih? Kayak di dalem hati lo pengen berdamai sama masa lalu, tapi otak lo merintahin buat jangan lupain pengalaman yang udah bikin lo terpuruk.

Menurut gue, kalo udah kayak gini nggak baik buat diri lo ke depannya. Orang yang nggak bisa berdamai sama luka di masa lalu cenderung takut buat ngelangkah ke depan, karena takut bakal terluka kayak dulu lagi.

Dampak negatif lainnya yang lo dapet kayak:

  • Overthinking sama apa yang bakal terjadi di masa depan
  • Takut ngambil keputusan
  • Ngerasain beban batin yang nggak perlu
  • Kualitas hidup berkurang secara drastis
  • Nggak bahagia

Pernah nih gue ngerasain yang kayak gini. Literally dampaknya bener-bener ngena banget ke kehidupan gue. Tapi baiknya, abis gue ngalamin berbagai rentetan hal buruk, nggak lama sejak itu gue sadar, bahwa gue harus cari cara buat bangkit lagi. Karena saat itu gue merasa diri gue sendiri punya value dan berhak buat bangkit.

Lo juga kepikiran nggak sih? Untungnya buat diri sendiri tuh apa kalo berlarut-larut dalam kesedihan sama suatu hal yang udah terlewat dan gak bisa diubah?

4 Cara berdamai sama masa lalu

1. Menerima masa lalu

Pengalaman yang berkesan, mau itu baik ataupun buruk, cenderung susah buat dilupain. Percaya deh, semakin lo berusaha buat lupa sama suatu kejadian, malah ingatan tentang kejadian itu semakin muncul di pikiran lo.

Di poin ini, gue saranin kalo lo nggak mau terbayang oleh hal buruk yang pernah lo alamin, lebih baik lo nerima kejadian itu daripada effort mati-matian buat ngelupain.

Asli deh, kalo kita bisa nerima pengalaman masa lalu sebagai bagian dari hidup, rasa sakitnya bakal lebih berkurang. Terus, secara perlahan kita bisa berdamai dan nggak terus keinget sama hal buruk itu.

Toh, udah ikhlas.

Baca juga: Apa Itu Inner Child: Cara Mengenal Bagian Diri Lebih Dalam dengan Melihat Masa Lalu

2. Memperbaiki sudut pandang

Kebanyakan dari kita tuh susah buat lupa dan berdamai sama masa lalu, karena kita mandang kejadian tersebut sebagai sesuatu yang negatif dan nggak ada value dari kejadiannya.

Padahal, kalo dipikir-pikir, semua kejadian bisa punya sudut pandang yang beda, tergantung dari gimana cara lo memaknainya. Coba deh, better ganti sudut pandang dari:

“Dulu gue di-bully karena gue jelek, pasti ke depannya nggak ada yang mau nerima gue”

Menjadi

“Oh, dulu gue di-bully karena mereka kurang perhatian dari orang tuanya, toh sekarang gue jadi lebih kebal dan glow up’’

Biasain mandang suatu hal dari sisi postifnya, biar kitanya juga nggak terlalu tertekan.

Baca juga: Mengubah Perspektif Lewat Rasa Syukur

3. Ambil dan cari tau hikmahnya

“Everything happens for a reason. There’s always a rainbow after a big storm.”

Cari tau value positif yang bisa lo ambil dari kejadian yang udah lalu. Gue yakin banget, kalo setiap perih yang kita dapet adalah tiket buat kita berubah jadi pribadi yang lebih baik lagi.

Misal ni, lo udah putus dari cowok lo yang toxic, tapi rasanya susah banget buat move on karena lo nggak terbiasa kalo nggak sama dia. Dalam hal ini, ada baiknya lo cari sisi positif dari kejadian ini.

Lo cari kebahagiaan apa yang lo dapet pas udah gak berhubungan sama dia. Kayak lo yang lebih bebas, gak terkekang, dan mulai bisa fokus sama karier lo sendiri.

Kalo kita tau hikmah dan keuntungan yang didapet atas kejadian tersebut, lebih mudah juga buat ngelangkah ke depannya.

4. Biasain sama hal yang ngingetin lo sama masa lalu

Menurut gue, kalo lo mau berdamai sama masa lalu jangan terlalu menghindari hal yang bisa buat lo inget sama kejadian tersebut. Justru itu makin nambah ketakutan lo, dan lo cenderung nggak siap ke depannya buat #HidupSeutuhnya.

Semakin lo terbiasa sama hal yang paling lo benci, semakin mudah buat lo nerima hal tersebut. Toh, itu udah jadi bagian dari kehidupan lo.

Kalo kayak gini, lo nggak ada alasan buat menghindar dan nggak bakal dihantui sama bayangan masa lalu.

Baca juga: Penyesalan Tidak Selamanya Buruk: Cara Memaafkan Diri Sendiri

Gambar dari mohamed hassan dari pixabay
Gambar dari mohamed hassan dari pixabay

Berdamai sama diri dan move on dari masa lalu emang gak gampang, guys. Setiap orang punya caranya sendiri buat healing.

Kalo lo emang masih susah banget buat maafin dan nerima semua kejadian buruk di masa lalu, gue saranin coba konsultasiin apa yang lo rasain sama psikolog di Satu Persen. Layanan konseling Satu Persen bakal ngasih banyak benefit kayak psikotes, worksheet, dan masih banyak lagi.

Banyak benefit yang bisa lo dapetin dari konseling online ini, info selengkapnya langsung aja klik gambar di bawah ini!

Satu-Persen-Artikel--30--2

Jadi, jangan takut buat berproses selama itu bisa ngasih value positif buat diri lo ya hehehehe. Lo bisa juga nih coba tes sehat mental, gratis dari Satu Persen.

Dari gue segitu dulu, semoga artikel sama pengalaman gue bisa ngebantu lo buat bisa #HidupSeutuhnya.

Keep up the good work guys!

Referensi:

Jess, D. (2018, October 04). What Is Hooponopono? Benefits & Techniques In The Art Of Forgiveness. Retrieved August 07, 2020, from https://www.thenaturaldoctors.com/what-is-hooponopono/

Read More