putinvzrivaetdoma.org

media online informasi mengenai game online tergacor di tahun 2023

Bahagia

judi

Pengaruh Sosial Media Terhadap Self Esteem: Bikin Bahagia atau Menderita?

Pernah gak sih kamu semua Perseners yang membaca saat ini merasa sulit banget untuk bisa fokus, seakan tidak memiliki banyak waktu dalam menjalani hari, lelah secara mental maupun emosi akibat insecure maupun overthinking, dan sulit sekali untuk bisa tidur di malam hari, pernah?

Nah, di artikel kali ini aku akan membahas pengaruh media sosial terhadap tingkat self esteem mu, jadi baca sampai habis dan share ke semua temen-temenmu agar mereka mendapatkan manfaatnya.

Gejala diatas tadi mungkin saja terjadi akibat kamu kecanduan media sosial. Tak heran semakin berkembangnya teknologi pada saat ini, semakin banyak pula memunculkan berbagai macam platform media sosial. Hal itu berdampak pada bertambahnya pengguna media sosial.

Menurut hasil riset Wearesosial Hootsuite menyatakan bahwa pengguna media sosial di Indonesia pada Januari 2019 mencapai 150 juta pengguna atau 56% dari total populasi penduduk Indonesia, dan pada saat ini mungkin saja angka tersebut terus mengalami peningkatan. Dengan bertambahnya pengguna media sosial maka makin bertambah pula penggunanya yang semakin cemas, insecure, sulit tidur, sulit fokus, dan berbagai macam gejala psikologis lainnya termasuk aku yang pernah mengalaminya.

Apakah kamu juga pernah mengalaminya?

Media sosial membuat aku secara pribadi menjadi susah fokus dan dampak terburuknya adalah membuatku menjadi sering membanding-bandingkan diriku dengan orang lain, hal ini bisa juga disebut dengan Self Comparison. Aku jadi sering banding-bandingin pencapaianku dengan teman-temanku yang seumuranku tapi mereka kok bisa memiliki prestasi dan karir sebegitu gemilangnya, kehidupan yang sebegitu indahnya, dan lainnya.

Sampai pada suatu waktu aku sering menganggap apa yang aku lakukan itu biasa-biasa saja karena diawal tadi yang melihat rentetan pencapaian teman-temanku dan membuatku menjadi drop. Saking sedihnya sampai-sampai pada suatu waktu jadi ingin menyerah.

Sampai pada akhirnya aku mengetahui bahwa media sosial memiliki pengaruh yang sangat signifikan terhadap Self Esteem atau dalam bahasa Indonesia berarti “Harga Diri” dalam hidupku. Aku menyadari bahwa kecanduan bermain media sosial membuat Self Esteem ku ini menjadi menurun ditambah ketika bermain media sosial saat situasi hati sedang tidak stabil maka hanya energi negatif lah yang akan aku konsumsi saat itu.

Self Esteem sendiri menurut Santrock (2007) adalah hasil evaluasi kita terhadap diri sendiri, hal ini termasuk dalam penilaian kita terhadap sesuatu yang kita kuasai dan  sesuatu yang kurang kita kuasai. Media sosial bisa menyebabkan self esteem rendah karena dengan menghabiskan banyak waktu untuk bermain media sosial membuat semakin besar pula peluang kamu untuk membanding-bandingkan dirimu dengan orang lain atau self comparison.

Self comparison ini pun tidak selamanya berdampak buruk karena ada juga orang yang semakin semangat ketika melihat pencapaian dari orang lain, merasa tertantang dan akhirnya berkembang tetapi perlu kamu ketahui bahwa tidak semua orang memiliki sudut pandang seperti itu dan faktanya menyatakan bahwa semakin sering bermain media sosial membuat seseorang akan mudah terkena beragai macam gejala psikologis.

Selain menyebabkan sef esteem menjadi rendah pemakaian media sosial yang berlebihan juga dapat menyebabkan susah tidur dimana hal ini akan berdampak pada kesehatan dan tingkat produktivitasmu. Susah tidur ini diakibatkan oleh penggunaan ponsel atau laptopmu di jam-jam yang seharusnya kamu gunakan untuk beristirahat.

Menurut penelitian yang pernah aku baca, cahaya biru yang dihasilkan oleh gadget maupun laptop dapat menurunkan kurang lebih 20% kadar hormon melatonin dalam tubuh, dimana melatonin ini adalah zat alami yang dihasilkan tubuh yang membantu seseorang untuk tidur. Jadi jika ingin mudah tidur kamu harus menjauhi membuka gadget maupun laptopmu, karena menurut penelitian dari national geographic orang yang membuka gadget pada saat hendak tidur, maka sleep cycle nya akan tertunda selama kurang lebih 59 menit akibat terpapar cahaya biru tadi.

Photo by Miguel Bruna on Unsplash

7 Cara Meningkatkan Self Esteem

Buat kamu yang ngerasa punya self-esteem yang rendah karena selalu ngebanding-bandingin diri kamu sama orang lain melalui media sosial atau kita sebut itu tadi dengan term “Social Comparison”. Jangan khawatir! karena aku punya tujuag cara supaya kamu bisa meningkatkan (lagi) self-esteem kamu, penasaran? jangan kemana-mana yah:

1. Mengenal diri sendiri

Sederhana sekali memang tetapi banyak dari kamu pasti yang belum sepenuhnya mengenal dirimu sendiri akibatnya kamu jadi mudah sekali terbawa arus, mudah merasa insecure dan juga overthinking. Belajar mengenal diri sendiri lalu mencintai diri sendiri merupakan cara terbaik dan termudah untuk meningkatkan self-esteem mu. Selalu tanyakan pada dirimu apakah yang sebenernya kamu inginkan, apa yang kamu butuhkan, tujuan dan value apa yang sebenernya kamu miliki, sehingga ketika kamu mengetahuinya dirimu tak mudah untuk tenggelam dalam self-comparison ketika bermain media sosial.

2. STOP! melakukan self-comparison

Cara terbaik untuk meminimalisir self-comparison adalah dengan mengurangi bermain media sosial atau kamu bisa mencoba puasa media sosial. Ketika diawal tadi aku mengalami gejala-gejala psikologis akibat terlalu banyak bermain media sosial, aku mencoba terapi “puasa media sosial” selama satu bulan.

Dampak yang dirasakan sangat signifikan dimana energi positif lebih banyak aku rasakan, memiliki banyak waktu luang, dan terpenting aku bisa jadi lebih fokus untuk mencapai segala resolusiku saat itu. Ketika kamu tidak bisa langsung berhenti memainkan media sosial selama itu maka kamu bisa mencoba dalam seminggu bahkan sehari full dan coba rasakan perbedaannya, selamat mencoba.

3. Merawat diri

Misal jika kamu saat ini adalah seorang pekerja ataupun mahasiswa/pelajar kamu bisa mengurangi berpergian keluar rumah untuk nongkrong dan lainnya ketika memiliki waktu luang, coba sempatkan untuk “me-time” dirumah dengan beristirahat secara cukup, menonton film, melakukan kegiatan yang ingin sekali kamu kerjakan, melakukan olahraga, dan mengonsumsi makanan yang sehat. Merawat diri ini akan mengisi ulang daya tubuhmu ketika seharian kemarin lelah bekerja, sehingga akan berdampak pada meningkatnya self-esteem dirimu saat kembali menjalankan rutinitas.

4. Menyusun tujuan hidup

Agar kamu tidak mudah terbawa arus, mudah insecure dan juga overthinking, kamu harus mulai memiliki pondasi yang kuat dalam hidup yaitu kamu harus memiliki tujuan hidup. Menemukan tujuan hidup ini kamu bisa memakai strategi SMART (Specific, Measurable, Achievable, Relevant and Timebound). Ketika kamu susah untuk bisa menemukan tujuan hidupmu ini, kamu bisa banget langsung mengikuti layanan online konseling dan mentoring dari Satu Persen. Dimana kamu bisa bertanya terkait tujuan hidup atau masalah seputarannya langsung pada ahlinya di Satu Persen.

5. Challenge diri sendiri

Cobalah untuk keluar dari “comfort zone” agar kamu bisa mengaktifkan naluri bertahan-mu, karena menurutku ketika kamu berada di situasi yang sulit maka kemampuan kreatif, keberanian mengambil keputusan, dan lainnya seiring dengan berjalannya waktu akan cepat muncul. Sehingga kamu bisa lebih berdampak dan menghargai segala keputusan yang kamu ambil sendiri.

6. Mencoba life-style baru

Sekali-sekali mencoba sesuatu hal baru terlebih sesuatu yang tidak kamu sukai dan sesuatu yang belum pernah kamu lakukan maka kelak dengan berjalannya waktu kamu bisa mengetahui seberapa besar kapasitasmu, sehingga kamu tidak mudah untuk self comparison dan bisa meningkatkan self-esteem mu. Bisa mulai dengan bangun pagi, lakukan hal yang sering kamu tunda-tunda, kerjakan kegiatan yang mungkin sering kamu hindari tetapi kelak memiliki dampak terbaik untuk dirimu sendiri.

7. Berbuat baik pada sesama

Prinsipku adalah apa yang kamu lakukan maka itulah yang akan kamu dapatkan, ketika kamu berbuat baik terhadap orang lain maka kelak kamu juga akan diperlakukan baik oleh orang lain. Coba berbuat ramah, baik kepada orang yang baru kamu kenal, bisa jadi orang tersebut akan memiliki dampak yang besar di hidupmu. Tetapi tetap utamakan kehati-hatian dalam berbuat baik, agar tidak disalah gunakan oleh orang lain. Apalagi diberi harapan lalu ditinggal begitu saja kan tidak enak hehe, pernah merasakan?

Segitu dulu dari aku, akhir kata aku mau mengingatkan self-esteem itu memang dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal tetapi yang perlu kamu sadari bahwa yang hanya bisa kamu kendalikan adalah faktor internal yaitu dirimu sendiri. Banyak sekali faktor eksternal yang tidak bisa kamu kendalikan, maka jangan terlalu kamu pikirkan agar tidak membuang-buang energi positifmu.

Kalau kamu kesulitan meningkatkan self-esteem sehingga mengganggu kehidupanmu sehari-hari, kamu bisa mencoba konsultasi dengan psikolog. Satu Persen menyediakan layanan konseling one-on-one sehingga kamu bisa leluasa menceritakan masalahmu tanpa takut dihakimi. Kalau kamu ingin mengetahui kondisi kesehatan mentalmu belakangan ini, kamu bisa mencoba Tes Sehat Mental yang disediakan gratis oleh Satu Persen.

Kalau kamu tertarik untuk mengetahui lebih lanjut seputar “self esteem”, tonton video Satu Persen di bawah ini. Jangan lupa buat terus pantengin informasi dari kita dengan follow instagram Satu Persen di @satupersenofficial. Supaya kamu bisa mengetahui promo-promo menarik dari berbagai layanan yang ada di Satu Persen. Aku harap lewat membaca tulisan ini bisa membuat kamu berkembang menjadi lebih baik, seenggaknya Satu Persen setiap harinya. Thanks!

Referensi

https://andi.link/hootsuite-we-are-social-indonesian-digital-report-2019/

https://www.nationalgeographic.com/magazine/2018/08/science-of-sleep/

Santrock, John W. 2007. Remaja, Edisi Kesebelas. Jakarta (ID) : Erlangga.

Sumber gambar:

https://unsplash.com/photos/TzVN0xQhWaQ

Read More
judi

Merasa Bahagia Walau ‘Ketinggalan Zaman’

mengenali JOMO
Satu Persen – Mengenali JOMO

Kehidupan berjalan terus-menerus tiap detik tanpa kita sadari. Bahkan di tiap detik itu bisa terjadi banyak hal di dunia ini. Mulai dari hal-hal yang kecil sampai yang besar.

Dunia juga semakin berkembang, baik dari segi keilmuan, sosial bahkan teknologi. Dan semua itu berjalan dengan sangat cepat.

Sehingga hal ini buat kita jadi merasa ‘tertinggal’, karena gak bisa mengikuti segala hal yang sedang terjadi saat ini.

Terutama di era yang serba digital ini, semua informasi bisa dengan mudah dikirim dan didapatkan melalui internet. Baik itu lewat website berita online, maupun dari sosial media.

Gak heran, mulai timbul suatu istilah yang cukup populer akhir-akhir ini yaitu FOMO (Fear of Missing Out). Perseners pasti pada familiar dengan istilah ini, kan?

Istilah FOMO sendiri dicetuskan oleh Dr. Dan Herman pada tahun 1996, namun baru mulai populer karena penggunaan sosial media yang meningkat pada masa sekarang ini.

FOMO artinya kondisi di mana seseorang merasa takut tertinggal segala informasi dan hal-hal penting, sehingga mereka selalu ingin up-to-date dengan informasi terbaru.

Kalau kamu dikit-dikit ingin cek sosial media karena takut ketinggalan informasi tentang teman, artis favorit ataupun berita terkini, bisa jadi kamu sedang dalam fase FOMO.

jomo
Cr. memegenerator

Tapi FOMO yang berlebihan akan sangat berbahaya, loh. Hal ini karena FOMO dapat meningkatkan stres dan mempengaruhi kualitas kehidupan kamu.

Agar kamu gak mengalami FOMO yang berlebihan, kamu harus kenalan dengan JOMO (Joy of Missing Out) yang merupakan kebalikan dari arti FOMO. Orang dengan kondisi ini malah lebih senang kalau misalnya mereka ‘ketinggalan zaman’.

Kamu mungkin bertanya-tanya, kok bisa ya ketinggalan zaman malah bikin lebih bahagia? Dan gimana cara menerapkannya?

Nah di sini, aku, Audra, Part-time Blog Writer Satu Persen bakal menjelaskan kepada kamu tentang apa itu sebenarnya Joy of Missing Out (JOMO) untuk kasih tau kalau ‘tertinggal’ ternyata gak selalu buruk yang dipikirkan loh.

Let’s check it out!

Apa itu JOMO (Joy of Missing Out)?

apa itu jomo
Cr: vecteezy

Joy of Missing Out atau JOMO adalah kondisi di mana seseorang merasakan kesenangan yang diperoleh dari hidup dengan tenang tanpa merasa cemas akan melewatkan informasi penting atau kejadian menarik yang mungkin terjadi di tempat lain.

Secara singkat, JOMO adalah saat dimana kamu merasa bahagia tanpa takut ketinggalan segala sesuatu yang terjadi.

Kalau FOMO buat kamu jadi gampang cemas dan takut kehilangan momen penting, JOMO mengajak kamu untuk melupakan semua itu.

Memikirkan sesuatu yang terjadi di luar sana bukanlah sesuatu yang harus kamu cemaskan sampai berlarut-larut dan gak wajib kamu pikirkan terus-menerus.

Bagi JOMO, overthinking tentang hal-hal yang di luar kendali kita itu gak berguna dan cuman bikin kamu jadi makin stres dan gak bahagia.

Baca juga: Apa Itu Overthinking? Kenali Sebab dan Akibatnya!

Orang-orang yang menerapkan JOMO bukan berarti mereka benar-benar menghilang dan gak peduli dengan lingkungan sekitarnya, apalagi sampai gak bersosialisasi.

Namun, mereka memiliki batasan-batasan tertentu agar mereka bisa tetap enjoy the life sesuai dengan keinginan mereka.

Tips Mengubah FOMO Menjadi JOMO

1.Nikmati hidup kamu saat ini

Daripada kamu menghabiskan waktu untuk mencemaskan hal-hal lain yang mungkin gak terlalu penting dalam kehidupan kamu, lebih baik enjoy setiap detik dari kehidupan yang kamu jalani sekarang.

Dengan menikmati setiap momen dan pengalaman dalam hidup, kamu akan menyadari bahwa sebenarnya FOMO hanya membuang-buang waktu kamu aja.

Selain itu, kamu akan jauh lebih bahagia karena bisa menemukan kebermaknaan tiap-tiap hal yang terjadi dalam diri dan hidup kamu.

2. Social media detox

Secara umum, social media detox atau detoksifikasi media sosial adalah kegiatan untuk melakukan pengurangan penggunaan sosial media dalam jangka waktu tertentu.

Mengurangi penggunaan media sosial akan sangat membantu kamu dalam menerapkan JOMO dalam kehidupan. Biasanya dilakukan dalam jangka waktu 1 bulan atau bisa disesuaikan dengan kebutuhan kamu.

Namun, hal ini pasti gak akan mudah dilakukan untuk kamu yang setiap hari selalu membuka media sosial.

social media detox
Cr: AhSeeIt

Kamu bisa mulai dengan mencoba mematikan notifikasi handphone dan memberikan batasan waktu penggunaan media sosial setiap harinya. Misalnya, hanya 1 sampai 2 jam per hari.

Baca juga: Buat Kamu yang Kecanduan Media Sosial (Tips Lakukan Detoks Sosmed)

3. Mencoba hal-hal baru

Rasa takut akibat FOMO dapat terjadi karena pikiran dan perhatian kita yang terlalu fokus pada hal-hal yang sebenarnya gak perlu dicemaskan.

Maka dari itu, sebaiknya mulai mengalihkan pikiran dan perhatian kita pada hal-hal lainnya. Sebagai langkah pertama, kamu bisa mulai mencari dan mencoba kegiatan baru yang menarik perhatianmu. Bisa jadi kegiatan baru itu cocok dan berujung menjadi hobi baru kamu.

Dengan pikiran dan perhatian yang teralihkan dari FOMO, kamu jadi gak punya waktu untuk takut terhadap hal-hal yang gak penting. Dan kamu gak akan takut lagi karena ‘ketinggalan zaman’.

Nah itu dia 3 tips yang bisa kamu terapkan untuk mengatasi rasa FOMO kamu, nih!

Ubah Kebiasaan FOMO dengan Mentor Satu Persen, Yuk!

Walaupun ketiga tips di atas terlihat gampang, kenyataan untuk mengubah FOMO jadi JOMO itu gak gampang loh. Kamu mungkin bisa mengkomunikasi masalah ini dengan mentor melalui layanan Mentoring dari Satu Persen.

Pastinya, kamu akan dibantu dan dibimbing secara langsung oleh mentor yang udah berpengalaman nih. Langsung aja klik banner di bawah ini, ya!

CTA-Blog-Mentoring-5-5

Buat referensi tambahan dalam mengatasi rasa insecure berlebihan gara-gara quarter life crisis, kamu bisa banget nonton video YouTube Satu Persen di bawah ini:

Akhir kata, sekian dari aku. Semoga artikel tentang JOMO ini bisa bermanfaat dan bisa membantu kamu agar bisa menjalani #HidupSeutuhnya.

Sampai jumpa di tulisanku selanjutnya!

Referensi:

Dodgson, L. (2018). ‘JOMO’ is the joy of missing out — here are 3 ways people find happiness in not being involved. Retrieved on January 19, 2022 from What Is JOMO? (insider.com)

Fuller, K. (2018). JOMO: The Joy of Missing Out. Retrieved on January 18, 2022 from JOMO: The Joy of Missing Out | Psychology Today

Ignite Teen Treatment. THE IMPORTANCE OF SOCIAL MEDIA DETOX. Retrieved on January 19, 2022 from THE IMPORTANCE OF SOCIAL MEDIA DETOX | Ignite Teen Treatment

Reed, P. (2019). The Joy of Missing Out. Retrieved on January 18, 2022 from The Joy of Missing Out | Psychology Today

Read More
judi

Apa Kunci Hidup Bahagia?

Gue mau nanya sama Lo: bagaimana kondisi lo akhir-akhir ini? Oke kah? Atau saat ini lo baru sadar kalau kita udah di penghujung tahun dan banyak hal yang lo rancang di tahun baru kemarin nggak kesampaian?

Atau jangan-jangan, lo lagi khawatir tentang 2024 yang akan datang?

Kalau iya, lo ada di artikel yang tepat karena di artikel kali ini gue bakal bahas tentang cara bikin hidup kita lebih bahagia dan termotivasi walaupun sudah di akhir tahun.

Di artikel ini gue bakal bahas soal dua konsep yang serupa tapi tidak sama. Kita mulai dari konsep pertama ya, kebahagiaan.

Cara Hidup Lebih Bahagia

Kalau kita mau ngomong cara hidup lebih bahagia, kita mungkin bahas dulu sama hal yang menurut gue kurang benar dilakukan, yaitu menaruh sumber kebahagiaan mereka di satu hal aja.

Misalnya, “Gue pasti bakal jadi bahagia kalau gue masuk universitas tertentu” atau “kalau gue kehilangan bisnis gue ini, gue nggak akan pernah bahagia lagi”.

Mungkin contoh tadi lo pernah denger atau alamin langsung. Bukan berarti hal tadi buruk juga ya. Tapi di saat bersamaan, hal ini juga jadi ngebuat seseorang bener-bener mempertaruhkan seluruh kebahagiaan, bahkan hidupnya, ke satu hal yang tetap punya peluang buat nggak tercapai.

Nah, nggak jarang hal ini ngebuat orang-orang jadi selalu merasa cemas kalau mereka nggak mencapainya. Atau, kalau mereka udah berhasil dapetin, mereka jadi khawatir bakal kehilangan hal itu. Seakan-akan, mereka juga bakal kehilangan kebahagiaan mereka dan hidup di tengah-tengah rasa takut.

Ada penelitian dari University of Virginia yang ngebahas soal ekspektasi soal rasa bahagia. Nah, hasil penelitian ini adalah mereka yang memprediksikan sumber kebahagiaan mereka berasal dari satu hal aja, mereka ditemukan cenderung melebih-lebihkan perasaan kebahagiaan itu. Jadi, pas hasilnya nggak sesuai, mereka cenderung ngerasa lebih kecewa daripada mereka yang nggak melebih-lebihkannya.

Partisipan di penelitian tadi jadinya juga nggak memperhatikan hal-hal kecil yang bisa membuat mereka bahagia, kayak ngabisin waktu sama keluarga dan teman, makan enak, dan lain-lain.

Fenomena ini bisa disebut the trap of tunnel vision, dimana waktu kita mikir soal satu hal atau suatu kejadian aja, kita punya kecenderungan buat melebihkan (overestimate) dampaknya hal atau kejadian itu ke kebahagiaan kita. Contohnya kayak momen kelulusan atau nikah. Kita nganggep kalau momen itu bakal bikin kita bahagia banget padahal, hal itu bisa lama-lama hilang.

Kalau menurut Natalie Kogan, penulis buku “Happier Now”, kunci dari kebahagiaan sebenarnya berasal dari hal-hal kecil yang kita rasakan setiap hari. Jadi, kita buat sumber kebahagiaan datang dari berbagai hal, alih-alih satu sumber aja.

Kebahagiaan gak harus dari hal besar

Kebahagiaan lo bisa datang dari apa aja dan bisa hal kecil sekalipun. Mulai dari tidur yang cukup, makan makanan yang enak, sampai ke meme receh sekalipun. Hal-hal kecil ini akhirnya bakal numpuk dan idealnya, bakal membuat lo makin bahagia.

Tapi, sebagaimana gue udah bilang tadi, kebahagiaan itu sifatnya sementara dan jangka pendek. Bagus kok, tapi nggak ideal buat jangka panjang.

Sebagai manusia, kita juga pengen dapetin sesuatu hal yang lebih dari ngerasain bahagia aja. Ibaratnya, kita butuh suatu hal buat memotivasi kita yang bisa bertahan lama. Salah satunya adalah mencari soal makna dan tujuan hidup. Ya, jawaban dari pertanyaan, “kenapa ya gue hidup di dunia ini?”

Kalau kata Simon Sinek, kebahagiaan itu adalah apa yang perlu kita lakukan, makna adalah mengapa kita melakukannya.

Ketika kita udah ngomongin soal hidup lebih bermakna, kita lagi ngomongin gimana caranya lebih termotivasi dan bersemangat melakukan sesuatu. Jadi bisa di bilang kalau makna hidup ini suatu hal yang lebih daripada kebahagiaan tapi, tetap ada komponen kebahagiaan di dalamnya.

Karena makna hidup itu luas banget ya, kita bisa kerucutkan dulu ke hal yang bisa kita susun, kayak merencanakan tujuan hidup. Nah walaupun kayaknya si kebahagiaan dan tujuan hidup ini kayaknya beda, sebenarnya awal mula buat ngembangin mereka sama kok, yaitu dimulai dari mengenal diri lebih mendalam.

Mengenal diri ini proses yang krusial buat ngejalanin hidup bahagia dan juga bermakna. Kalau lo belum paham diri lo, biasanya hal ini bakal lebih susah. Proses ini bisa banget dimulai dengan cari tau lo orang yang kayak gimana, sukanya apa, sampai ke nilai-nilai apa yang lo anut itu adalah bagian dari mengenal diri itu.

Kalau udah paham sama diri lo, berikutnya adalah cari hal-hal apa yang bikin lo bahagia, bahkan dari hal kecil sekalipun. Alasan orang bisa ngerasain bahagia itu beda-beda jadi penting banget buat lo buat nemuin bermacam-macam alasan itu. Bisa banget dimulai dengan hal yang lo suka sampai ke hal yang ngebuat lo ketawa.

Lo bisa mulai dengan list di kertas dan lo bisa nambahin itu seiring berjalannya waktu.

Ketiga, kalau lo udah mulai memahami apa yang membuat lo bahagia, lo bisa banget buat mulai cari apa yang membuat hidup lo dirasa bermakna. Bermakna ini pasti punya proses yang lebih panjang dan kompleks dibandingkan nulis daftar kebahagiaan tadi.

Mencari makna hidup ini adalah sebuah proses yang nggak sebentar dan butuh banyak banget refleksi diri, jadi lakuin aja pelan-pelan aja ya.

Akhir kata, gue harap lo bisa menutup 2023 dengan kondisi yang jauh lebih baik. Gue Jhon dari Satu Persen, thanks.

Read More
judi

Kunci Utama Agar Bahagia di Tempat Kerja

Saat pertama kali masuk ke dunia kerja biasanya kita merasa antusias banget untuk memulai pekerjaan pertama kita, apalagi pekerjaan yang memang udah jadi passion kita dari dulu. Tapi, seiring berjalannya waktu, rasa antusiasme itu mulai menghilang perlahan dan akhirnya kamu mulai menyadari satu hal, “kok aku gak merasa bahagia ya di tempat kerja?”.

Tenang, kamu gak sendirian kok. Ada banyak orang di luar sana yang juga merasakan hal yang sama dengan kamu; jenuh dan gak bahagia di tempat kerja. Alasan-alasan setiap orang merasa kurang bahagia pun berbeda-beda, seperti merasa kurang nyaman dengan bos ataupun rekan kerja, pekerjannya kurang challenging alias gitu-gitu aja, merasa kurang diapresiasi, burnout, stres dan masih banyak lagi.

Bahagia di Tempat Kerja

Berdasarkan penelitian, pekerja yang bahagia biasanya bisa menjalankan pekerjaan yang produktif sehingga akan berdampak pada meningkatkan produktivitas, baik secara individu maupun perusahaan.

Hal ini karena saat kita merasa bahagia, pikiran kita jadi lebih ‘plong’ jadi bisa mengalir banyak ide-ide kreatif dan kita jadi lebih baik dalam problem-solving dan decision-making. Sehingga gak heran kalau penelitian menunjukkan, pekerja yang bahagia cenderung menunjukkan tingkat produktivitas tinggi, punya ide-ide baru dan inovatif.

Selain itu, pada dasarnya merasa bahagia di tempat kerja memang merupakan faktor utama dalam motivasi dan produktivitas. Bahagia sebagai salah satu bentuk emosi positif yang kita rasakan dapat mengurangi stres, memungkinkan kita untuk berpikir lebih lancar dan membuat kita jadi termotivasi untuk beraktivitas lebih.

Nah lalu gimana cara kita meningkatkan rasa bahagia di tempat kerja?

Ada 4 kunci utama yang waijb kamu pahami dan terapkan saat bekerja untuk bisa meningkatkan rasa bahagia di tempat kerja.

Pertama, Purpose atau Tujuan. Coba refleksikan nilai-nilai yang ada dalam diri kamu dan tentukan tujuan apa yang ingin kamu capai. Hal ini akan membuat kamu tahu apa yang kamu mau dan apa yang harus kamu lakukan untuk mencapai tujuan itu, sehingga pada akhirnya kamu akan menemukan kebermaknaan dalam bekerja.

Kedua, Engagement atau Keterikatan. Ini sangat berhubungan dengan seberapa terlibatnya dan terikatnya‘perasaan’ kita di tempat kerja. Merasa ‘terikat’ dengan pekerjaan kita dapat membuat kita merasa lebih nyaman dan enjoy saat bekerja.

Ketiga, adalah Resilience atau Ketangguhan. Kegagalan dan kekecewan sangat mungkin terjadi saat kita bekerja, sehingga kita harus bisa beradaptasi dan belajar dari hal itu. Saat kita tahu harus apa dalam mengatasi kegagalan dan kekecewaan, kamu akan merasa lebih ‘baik’ dan bahagia dalam bekerja.

Dan yang terakhir, Kindness atau Kebaikan. Kamu bisa mulai berbagi kebaikan di tempat kerja dengan hal-hal kecil seperti selalu ramah kepada rekan kerja dan menawarkan bantuan saat ada yang kesulitan.

Dengan berbagi kebaikan akan menciptakan ikatan sosial yang saling mendukung antara kamu dan orang lain di tempat kerja dan juga menciptakan atmosfer yang menyenangkan sehingga kamu juga akan ikut merasa lebih bahagia.

Tapi di sisi lain, kamu juga harus tahu batasan. Jangan sampai kamu terlalu berlebihan membantu orang lain sehingga pekerjaan kamu sendiri jadi terbengkalai, oke?

Nah itu dia 4 kunci utama yang wajib kamu inget untuk kamu merasa lebih bahagia di tempat kerja.

Sekian artikel ini semoga bisa memberikan Kamu insight di tempat kerja ya!

Jika perusahaan Kamu butuh jasa in house training kami hadir untuk membantu Kamu melalui pelatihan SDM yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan, organisasi, dan pemerintahan.

Jika Anda perwakilan dari perusahaan, NGO, atau pemerintahan, Anda dapat menghubungi Margareth di +62 882-9762-5596‬ (WhatsApp).

Untuk organisasi dan kemahasiswaan, Anda dapat menghubungi Sheila di +62 851-7317-1568 (WhatsApp).

Read More