putinvzrivaetdoma.org

media online informasi mengenai game online tergacor di tahun 2023

Arti

judi

Mengenal Arti Eksibisionis dan Fakta Perilakunya

Fakta Eksibisionis
Satu Persen – 5 Fakta Perilaku Eksibisionis

Kalau lo pernah nonton drama korea It’s Okay to Not Be Okay, tentu nggak asing dong dengan adegan Kwak Dong Yeon yang memamerkan tubuh telanjangnya di depan umum?

It's Okay to Not Be Okay
Cr. womantalk.com

Yup, pada drama korea ini, Kwak Dong Yeon yang berperan menjadi Kwon Ki Do, diceritakan sebagai anak dari politisi yang juga salah satu pasien dari rumah sakit kejiwaan. Di episode ketiga, Kwak Dong Yeon muncul dengan adegan sengaja melepas pakaiannya di depan CCTV karena terserang panic attack.

Tidak sampai disitu aja, Kwak Dong Yeon kemudian juga membuat onar dengan berlarian dan bahkan memamerkan alat kelaminnya di depan Go Moon Young.

Eksibisionis It's Okay to Not Be Okay
Cr. Intipseleb.com

Meski adegan ini menuai kritik dari Komisi Komunikasi Korea karena dianggap sebagai sebuah pelecehan, yang harus dipahami bahwa apa yang dilakukan Kwak Dong Yeon ini sebenarnya adalah salah satu gangguan mental yang bisa saja dialami oleh setiap orang loh, Perseners.

Di Indonesia sendiri, rasanya sudah cukup banyak kasus pelecehan seksual di mana seorang laki-laki tiba-tiba memamerkan alat kelaminnya di depan perempuan. Seperti yang paling viral adalah kasus yang dialami Istri Komedian Isa Bajaj.

Di mana sang istri, Rahayu Mutiara, ketika sedang berjalan di komplek perumahan tiba-tiba diikuti oknum pria menggunakan sepeda motor. Dan saat posisi motornya berada di samping sang istri, oknum ini langsung mengeluarkan dan mempermainkan alat vitalnya.

Perilaku seperti yang ada di atas dalam dunia psikologi disebut sebagai gangguan eksibisionis. Nah, sebenarnya apa sih gangguan eksibisionis? Kok bisa ya, ada orang yang seperti itu? Di artikel kali ini, gue akan jelasin tentang gangguan eksibisionisme dan 5 fakta tentang gangguan mental ini.

Apa Itu Eksibisionis?

Dikutip dari Psychology Today, eksibisionis  adalah kondisi yang ditandai dengan adanya dorongan, fantasi, atau tindakan untuk mengekspos atau mempertontonkan alat vital seseorang kepada orang lain tanpa persetujuan mereka.

Pada awalnya, Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders IV (DSM IV tahun 2000) memperkenalkan gangguan eksibisionistik sebagai eksibisionisme (exhibitionism). Namun sejak digantikan dengan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders V (DSM V tahun 2013), berubah namanya menjadi gangguan eksibisionistik. Hal ini dilakukan untuk membedakan eksibisionisme sebagai pola perilaku dan gangguan eksibisionistik yang merupakan gangguan penyimpangan seksual atau Parafilia.

Penderita eksibisionis biasanya akan menyerang atau melakukan aksinya kepada seseorang yang sedang lengah. Mereka akan merasa senang dan puas ketika mendapat reaksi dari orang yang di pertontonkan alat vitalnya tanpa persetujuan. Entah reaksi tersebut adalah positif atau reaksi negatif.

Gangguan Eksibisionis dikategorikan sebagai bagian dari parafilia. Parafilia adalah sekelompok gangguan yang mencakup ketertarikan seksual terhadap objek yang tidak wajar atau aktivitas seksual yang tidak pada umumnya.

Perilaku ini apabila dibiarkan akan membahayakan. Di satu sisi akan meninggalkan trauma pada korban, di sisi lain juga tidak sehat untuk mental penderita.

Beberapa fakta yang harus Perseners ketahui tentang eksibisionis antara lain:

1. Dilakukan untuk mengurangi kecemasan

Salah satu motivasi seorang eksibisionis untuk mempertontonkan alat vitalnya, selain untuk rasa senang dan puas, juga untuk mengurangi kecemasan yang dirasakan.

Ketika ia berhasil membuat orang terkejut dengan apa yang ia lakukan, maka ia akan merasa puas. Rasa puas inilah yang dapat mengurangi dan menutupi kecemasan yang sebenarnya dirasakan.

Seperti yang dilakukan Kwang Dong Yeon setelah ia melakukan aksinya, ia menceritakan di depan publik betapa sedih, kesal, dan cemas dirinya karena merasa dikucilkan oleh orang tuanya.

2. Eksibisionis berbeda dengan Nudis

Meski sama-sama membuka baju dan memperlihatkan alat kelamin, eksibisionis berbeda dengan nudis. Perbedaan ini ada pada motif dan efek yang melatar belakangi perbuatan.

Efek yang dirasakan seorang eksibisionis setelah memperlihatkan alat kelaminnya adalah kepuasan dalam diri dan merasa terangsang secara seksual. Sedangkan seorang nudis tidak akan merasa terangsang saat melakukan hal tersebut karena mereka pada dasarnya memang lebih cenderung senang menghabiskan waktu tanpa menggunakan pakaian apa pun.

3. Penderita eksibisionis biasa disebut Flasher

Penderita eksibisionis kadang-kadang disebut sebagai “flasher”. Hal ini karena mereka merasa perlu untuk mengejutkan atau membuat korbannya terkesan dengan tingkahnya yang dengan tiba-tiba mempertontonkan alat kelaminnya. Kondisi ini biasanya terbatas pada eksposur saja, tanpa hal lainnya.

4. Lebih banyak ditemukan pada pria

Populasi pada gangguan eksibisionistik tidak diketahui secara pasti, tetapi diperkirakan memengaruhi sekitar 2-4 persen populasi pria. Kondisi ini lebih jarang terjadi pada wanita, meskipun perkiraan populasinya tidak diketahui.

Timbulnya kondisi ini biasanya terjadi pada akhir masa remaja atau awal masa dewasa. Mirip dengan preferensi seksual lainnya, eksibisionistik dapat berkurang seiring bertambahnya usia.

5. Tidak beresiko pemerkosaan

Ketertarikan seksual pada penderita eksibisionis muncul dari respon orang asing yang dipamerkan alat vitalnya. Sehingga ia sudah merasa puas dari respon yang didapat saat melakukan hal tersebut.

Penderita Eksibisionis setelah melakukan aksinya jarang melakukan kontak seksual dengan korban. Namun, orang tersebut mungkin bermasturbasi sambil mengekspos dirinya sendiri atau sambil berfantasi.

Nah, itu dia beberapa fakta dari gangguan mental eksibisionis. Kalau Perseners tiba-tiba dihadapkan oleh pelaku eksibisionis yang sedang menjalankan aksinya, cobalah buat nggak merespon dan bereaksi apa pun. Jangan panik, jangan kaget. Atur napas, pelan pelan ambil handphone dan foto! Foto adegan tersebut untuk kemudian laporkan ke polisi.

Kalau pelaku eksibisionis mulai mendekat, cobalah teriak untuk menarik perhatian masyarakat sekitar dan membuat pelaku eksibisionis kabur. Tarik nafas dan lupakan.

Perseners yang mungkin udah pernah ketemu dan di pertontonkan aksi eksibisionis, kemudian merasa kaget atau merasa hal tersebut merupakan kejadian traumatis, boleh banget loh cerita melalui layanan konseling Satu Persen. Cerita pelan-pelan gimana kronologinya, apa yang Perseners rasain, dan apa yang membekas sampai sekarang. Rasa takut? Atau rasa khawatir?

Psikolog Satu Persen yang merupakan lulusan S2 Psikologi akan mendengarkan cerita Perseners dengan terbuka tanpa men-judge, bahkan kalau perlu memberi terapi untuk menghilangkan pelan-pelan trauma yang Perseners alami karena pelaku eksibisionis. Untuk informasi lebih lengkapnya, kalian bisa langsung aja klik banner di bawah ini, ya!

CTA-Blog-Post-06-1-7

Kalau masih ragu apakah harus ke psikolog atau nggakl, coba ikut tes konsultasi dulu ya. Terakhir, gue Zahra Blog Writer Satu Persen, salam #HidupSeutuhnya dan sampai jumpa di artikel selanjutnya!

Referensi:

Exhibitionism Retrieved from Exhibitionism | Psychology Today

Antida Djie. 2019. Kenali Cara Menghadapi Eksibisionis Pamer Alat Vital. Retrieved from https://www.sehatq.com/artikel/jangan-takut-ini-cara-menghadapi-eksibisionis/amp

American Psychiatric Association (2000). Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder IV-Text-Revision. Washington: APA

Read More
judi

5 Mitos Seputar Konsep dan Arti Overthinking: Overthinking Penting?

mitos konsep dan arti overthinking
Satu Persen – Mitos seputar Konsep dan Arti Overthinking

Perseners, pernah galau mikirin satu hal berulang kali? Berulang terus-menerus sampai kepala pusing sendiri? Padahal, lo belum tentu memiliki kendali untuk mengubahnya. Inilah konsep dasar dan arti overthinking.

Memikirkan suatu hal secara berlebihan atau overthinking sering kali dialami oleh para anak muda. Terutama di masa pandemi yang masih membatasi akses semua orang. Jadi, jangan pikir cuman lo sendiri yang mengalami masalah ini, ya.

Sebuah studi dari University of Michigan menemukan bahwa 73% orang berusia 25-35 cenderung melakukan overthinking. Mungkin overthinking sesekali itu nggak bermasalah. Akan tetapi, keseringan melakukan ini bakal membangun tabiat buruk yang bisa mengganggu kehidupan sehari-hari.

arti overthinking
Source: Pinterest.com

Faktanya, overthinking pun bisa menjadi salah satu pemicu rasa cemas, frustasi, dan stres. David Spiegel, Direktur dari the Center on Stress and Health di Stanford Health Care menyebutkan bahwa ada saat di mana rasa khawatir berlebihan (overthinking) terhadap suatu masalah itu jauh lebih parah dari masalah tersebut. Oleh sebab itu, lo harus memahami dulu seputar overthinking.

Meski terdapat banyak informasi yang beredar mengenai overthinking, ternyata masih ada beberapa pemikiran yang disalahpahami oleh orang-orang. Nah, kali ini gue, Angel sebagai Part-time Blog Writer di Satu Persen bakal membahas arti overthinking sekaligus kumpulan mitos dan fakta overthinking. So, simak terus sampai akhir, ya!

Apa Arti Overthinking?

arti overthinking
Source: Pinterest

Sesuai namanya, arti overthinking merujuk pada proses pemikiran tentang hal yang sama berulang kali. Bahkan, jika bahan pemikiran terkait hal atau kejadian yang sepele. Dalam proses overthinking, otak berasa nggak mampu untuk menyaring pikiran-pikiran yang menumpuk sehingga hanya membendung rasa stres dan cemas.

Apa bedanya dengan rasa khawatir biasa? Sebagai contoh, orang cenderung khawatir ketika berandai-andai soal masa depan. Tetapi, ada kemungkinan rasa khawatir ini malah mendorong lo untuk maju demi menemukan solusinya.

Sebaliknya, overthinking cenderung lebih bersifat pasif. Dalam kata lain, lo akan lebih banyak diam dan terus merasa khawatir terkait kejadian masa lalu. Alhasil, pikiran lo hanya mengumpulkan skenario-skenario masa depan yang negatif dan belum tentu benar.

Baca Juga: 5 Alasan Psikologis Kamu Sering Banyak Pikiran (Cara Menghilangkan Overthinking)

5 Mitos Seputar Konsep dan Arti Overthinking

overthinking
Source: iFunny

1. Overthinking mampu mengendalikan seluruh pikiran

Nyatanya, kebanyakan pikiran kita berada di luar batas alam bawah sadar. Justru, kita hanya bisa mengatasi pikiran negatif melalui bantuan pengetahuan dari pihak eksternal. Misalnya, lo berhasil menghentikan overthinking setelah menerima dukungan dari teman terdekat.

Sebenarnya, mitos ini hanya akan memicu kesimpulan yang sia-sia bahwa positive thinking adalah kunci jawabannya. Lantaran, positive thinking hanya  akan mengalihkan perhatian sementara dari pemikiran yang negatif. Padahal, ada kemungkinan gangguan pikiran sebelumnya bisa balik lagi dan berujung semakin parah.

2. Hasil overthinking bisa menandakan karakter terdalam kita

Apa berarti pikiran itu menandakan karakter seseorang? Ternyata, pikiran dan karakter itu sama sekali nggak ada kaitannya, Perseners. Pasalnya, pikiran hanya sebatas hal yang terlintas di kepala.

Sementara, karakter menggambarkan cara lo menjalani hidup sekaligus membuat keputusan yang benar atau salah. Lebih tepatnya, tiap keputusan penting untuk menjalani hidup sesuai diri sendiri. Terlebih, setiap orang pasti pernah memikirkan hal yang berlawanan dengan kepercayaannya.

3. Overthinking bisa berujung menjadi nyata

Berikutnya, ada asumsi bahwa overthinking bisa berujung menjadi kenyataan. Inilah yang disebut dengan though-action fusion atau magical thinking oleh para psikolog profesional. Artinya, kepercayaan bahwa pikiran seseorang mampu memengaruhi hasil kejadian di dunia nyata.

Faktanya, pikiran bukanlah sebuah pesan yang bisa memprediksi masa depan. Sebatas pikiran yang tertanam di kepala nggak bakal bisa mendorong suatu aksi atau memicu suatu kejadian.  Maka dari itu, pikiran juga nggak mungkin melukai perasaan orang selama hanya disimpan dalam kepala.

overthinking
Source: 9gag

4. Setiap pikiran dalam overthinking membutuhkan perhatian

Layaknya program TV yang beragam, kita juga memiliki berbagai pikiran yang melintas di kepala. Ini nggak menutup kemungkinan akan pikiran yang nggak penting. Oleh karena itu,  sebaiknya saring kembali pikiran mana yang memang membutuhkan perhatian.

Namun, mungkin saja lo lebih tertarik dengan pikiran nggak penting yang mengganggu. Lantaran, lo merasa pikiran ini membutuhkan pemahaman yang lebih dalam. Tapi, hati-hati, jangan sampai malah berujung overthinking yang kelewatan, ya.

Baca Juga: Cara Cepat Tidur Nyenyak (Mengatasi Overthinking Sebelum Tidur)

5. Overthinking itu penting

Menurut buku Rewire Your Anxious Brain: How to Use the Neuroscience of Fear to End Anxiety, Panic, and Worry (2015) oleh Pittman dan Karle, kebanyakan overthinking akan membangun koneksi pada sistem saraf sehingga mendorong pengulangan pikiran tersebut. Terlepas dari kepentingannya, ini akan berlaku terus-menerus. Akhirnya, lo jadi kesulitan move on dari tabiat overthinking ini.

Setelah ngelihat mitos-mitos sebelumnya, overthinking itu justru jauh dari penting, ya. Makna sebuah pikiran nggak berhubungan dengan seberapa sering lo memikirkannya. Maka, perlahan-lahan belajar untuk berhenti overthinking.

Coba Juga: Tes Overthinking

Ceritakan masalah lo pada ahli profesional

Masih suka tersangkut dalam kebiasaan overthinking? Bahkan, sampai mengganggu keseharian dan hubungan lo dengan orang lain? Memang faktanya bahwa overthinking bukan hal yang remeh-temeh.

Selain introspeksi diri sendiri, ada baiknya lo juga mencari dukungan dari orang lain. Terutama, para ahli profesional yang berpengalaman. Nah, lo bisa langsung daftar mentoring online di Satu Persen. Secara 1-on-1, lo bakal bisa bercerita sekaligus memecahkan masalah overthinking ini bareng mentor yang terpercaya.

Klik banner di bawah ini, ya!

Mentoring-5

Untuk belajar lewat video, langsung tonton video dari YouTube Satu Persen berikut ini, ya. Di sini, lo bakal belajar cara membangun kebiasaan yang bebas dari overthinking. Semoga bermanfaat, ya!

Satu Persen – Kebiasaan Biar Gak Cemas Lagi

Sekian sampai sini. Semangat terus berjuang melawan tabiat overthinking, ya. See you in the next blog!

Referensi:

Seif, M. Ph. D. ABPP. & Winston, S. Psy. D. (2019). Nine Myths that Contribute to Unwanted Intrusive Thoughts. Psychologytoday.com. https://www.psychologytoday.com/au/blog/living-sticky-mind/201909/nine-myths-contribute-unwanted-intrusive-thoughts

Daltrey, D. (2016). What is overthinking – and what can we do about it? Greatmindsclinic.co.uk.

What is overthinking – and what can we do about it?

Read More
judi

Arti Insecure: Mengenal dan Cara Mengatasinya

Mengenal-Apa-itu-Insecure-dan-Cara-Efektif-untuk-Mengatasinya
Satu Persen – Cara Mengatasi Insecure

Apakah kamu semua pernah merasakan yang namanya insecure dalam menjalani sebuah kehidupan, baik kamu yang sekarang masih duduk di bangku sekolah ataupun kamu yang sudah lulus bahkan sampai kamu yang sudah memiliki pekerjaan. Pasti setiap orang memiliki rasa insecure didalam dirinya masing-masing, entah itu insecure akan kegagalan, cemas akan kehidupan di masa depan, dan lainnya.

Jika kamu pernah mengalaminya, lalu apakah yang akan kamu lakukan untuk menghadapi rasa insecure tersebut, merespon dengan hal-hal positif atau malah sebaliknya? Nah di artikel ini akan membahas tentang apa itu insecure, penyebab terjadinya, dan bagaimana cara untuk mengatasinya. Jadi bagi kamu yang sekarang sedang merasa insecure, artikel ini akan sangat cocok untuk kamu semua.

Jadi, Apa Arti Insecure?

Insecure atau insecurity menurut Asta (2019) artinya adalah tindakan dari adanya emosi apabila kita menilai diri kita menjadi seorang inferior dari orang lain. Pendapat pribadiku sendiri menyatakan bahwa insecure dapat diartikan sebagai perasaan tidak aman yang mungkin setiap orang rasakan dalam hidupnya.

Rasa tidak aman atau insecure sendiri bisa terjadi pada dirimu disaat kamu sedang merasa kekurangan, malu, bersalah, bahkan sampai rasa tidak mampu akan melakukan sesuatu. Ketika perasaan tidak aman ini mengendalikan diri kamu maka hal ini akan memicu perasaan semakin tidak percaya diri yang ada pada dirimu.

Baca juga: Insecure: Definisi dan Cara Mengatasi

Akibat lainnya dari Insecure…

Akibat lain yang akan ditimbulkan dari rasa insecure tersebut adalah seseorang bisa menjadi takut untuk berinteraksi dengan orang lain. Hal ini bisa disebabkan mungkin karena berat badannya, warna kulit yang berbeda, dan perbedaan fisik lainnya ataupun segala perbedaan yang menyebabkan seseoarang merasa insecure sehingga timbul rasa tidak aman untuk berinteraksi.

Mereka akan berpikiran, apakah aku akan diterima di lingkungan ini?, gimana kalau aku gak diterima disini, dan semua pikiran negatif lainnya. Mereka akan menilai dirinya sendiri rendah dan tidak percaya diri.

Padahal sesungguhnya manusia diciptakan sebagai makhluk sosial yang tidak pernah lepas dari yang namanya bersialisasi, karena interaksi dengan manusia lain itu penting dalam kehidupan sehari-hari. Pada dasarnya merasa tidak aman atau insecure dalam diri itu sangatlah wajar tetapi ketika perasaan tersebut menjadi berlarut-larut maka hal ini akan menjadi masalah yang besar dalam kehidupanmu.

Yang Insecure Sebenernya Siapa?

Tanda–Tanda Kamu Insecure

Masalah yang akan ditimbulkan dari perasaan insecure yang berlarut-larut akan sangat merugikan bagi dirimu, maka kenalilah tanda-tanda insecure didalam diri sebagai berikut agar kamu bisa keluar dari rasa insecure yang berkepanjangan.

1. Tidak ingin keluar dari zona nyaman

Banyak orang yang tidak ingin keluar dari zona nyaman biasanya diakibatkan oleh pengalaman di masa lalu yang tidak mengenakan seperti dikecewakan, dikhianati, dan perasaan buruk lainnya. Berbagai macam ketakutan ini secara tidak langsung akan menghambat dirimu untuk bisa berkembang menjadi lebih baik.

2. Gemar membandingkan diri dengan orang lain

Perlu kamu ingat bahwa setiap orang memiliki waktunya masing-masing di dalam hidup baik itu sukses, menikah, memiliki anak, dan lain sebagainya. Kamu dan mereka diluar sana pun mungkin memiliki proses berkembang yang berbeda-beda juga. Membandingkan sesuatu dengan orang lain dan menghambat dirimu untuk berkembang maka inilah tanda yang harus secepatnya kamu tinggalkan.

3. Memandang rendah diri sendiri

Hal ini wajar terjadi pada setiap manusia bisa disebabkan mungkin karena pengalaman masa lalu yang buruk sehingga menjadikan seseorang tidak merasa pede atau percaya diri. Jika kamu ada di fase seperti ini cobalah untuk belajar memahami diri sendiri sehingga kamu bisa untuk lebih menghargai diri kamu sendiri.

tes_self_love_mencintai_diri_sendiri_bahasa_indonesia

4. Harus mendapat pujian dan pengakuan dari orang lain

Salah satu ciri seseorang merasa insecure adalah mereka akan cenderung menjadi minder terhadap dirinya sehingga perlu untuk mendapatkan pujian serta pengakuan dari orang lain. Contoh yang mungkin sering kamu temui yaitu apakah kamu pernah memiliki teman yang selalu memperhatikan jumlah likes dan followers di media sosial, mereka akan sangat perlu jumlah tersebut untuk bisa lebih meningkatkan rasa percaya dirinya, itu merupakan salah satu tanda dari insecure dalam diri. Apa jangan-jangan kamu seperti itu juga?

5. Menghindari interaksi dengan lingkungan sekitar

Saat sedang merasa insecure seseorang cenderung untuk menghindari berinteraksi dengan seseorang terlebih interaksi di dalamnya berisi tentang berbagai pencapaian, prestasi yang teman-temanmu bicarakan. Seketika itu kamu akan semakin merasa down saat mendengarnya, padahal ketika kamu bisa meresponnya dengan baik dan tidak merasa terintimidasi kamu sebetulnya bisa mendapat insight baru dari sudut pandang temanmu tersebut dan mungkin saja kamu akan bisa termotivasi untuk semakin terus ingin berkembang.

Kenapa Aku Bisa Minder? (Penyebab Insecure)

Cara Mengatasinya Agar Tidak Insecure

1. Fokus dalam menjadi dan mencintai diri sendiri

Lebih menjadi kemudian mencintai diri sendiri membuat kamu bisa mengetahui kekuatan dan kelemahan yang ada pada diri kamu sehingga cepat atau lambat kamu akan paham akan karakteristik dirimu. Hal ini bertujuan agar memudahkan langkahmu kedepannya untuk bisa mengetahui dan mengembangkan apa yang sebenarnya menjadi passion kamu. Harapannya adalah agar kamu bisa fokus dengan tujuan dan proses kamu bukan oleh proses dan tujuan orang lain.

2. Jangan bandingkan dirimu dengan orang lain

Membanding-bandingkan diri dengan orang lain tidak selamanya berujung negatif tetapi umumnya banyak energi yang terbuang akibat melakukannya dan secara tidak langsung membanding-bandingkan diri dengan orang lain bersifat toxic terlebih membanding-bandingkan dirimu dengan seseorang di media sosial, hal itu akan menyebabkan banyak energi terbuang. Coba berusaha mulai fokus dengan proses dan tujuan hidup diri sendiri.

3. Kelilingi dirimu dengan orang yang suportif

Lingkungan pertemanan dan cara bergaul mu salah satu faktor yang menentukan sifat dan karakteristik mu di dalam hidup. Berteman dan dikelilingi oleh orang-orang yang tidak suportif akan mendorong mu untuk semakin tidak percaya diri dan berujung menjadi insecure. Memiliki teman yang suportif akan memudahkanmu untuk bisa lebih berpikiran positif dan menjauhkan diri dari pikiran insecure.

4. Temukan kelebihan dan keunikan dirimu

Mencoba untuk mencari kelebihan dan keunikan dirimu akan lebih bermanfaat dibandingkan kamu hanya fokus membanding-bandingkan dirimu dengan orang lain karena bisa jadi kelebihan dan keunikan dirimu memiliki value yang sangat tinggi dan berguna bagi dirimu kedepannya. Satu Persen disini siap memberikan berbagai macam kemudahan agar kamu bisa menemukan dan mencari value dalam dirimu lewat layanan online konseling dan mentoring yang langsung ditangani oleh ahlinya.

5. Selalu bersyukur

Cara terakhir adalah dengan selalu bersyukur, dengan bersyukur banyaknya beban pikiran yang kamu pikirkan akan perlahan berkurang dan hilang seiring dengan berjalannya waktu tapi yang perlu kamu ingat adalah bersyukur saja tidak cukup, kamu harus tambahkan dengan selalu berusaha dan berdoa sekuat tenaga.

Setiap manusia memiliki masalah dan kecemasannya masing-masing tidak perlu kamu pungkiri bahkan hindari cukup kamu terima dengan lapang dada tanpa harus membanding-bandingkannya dengan orang lain. Jika kamu merasa insecure coba biarkan saja energi tersebut masuk terlebih dahulu, terima.

Lalu coba selalu ingat berbagai macam kelebihan yang kamu punya, nikmat hidup sampai dengan saat ini, dan segala kemudahan yang kamu peroleh maka rasa insecure tersebut tak akan lama bersarang dalam pikiranmu.

Baca juga: Insecure: Aku Harus Bagaimana?

Nah, kalau perasaan insecure ini membuat kamu jadi ga nyaman bahkan membuat kehidupan kamu terganggu, mungkin kamu bisa segera buat mencari bantuan profesional. Terkadang perasaan insecure juga seringkali membuat kita jadi terlalu overthinking akan masa depan dan juga khawatir terhadap akan yang bakalan terjadi kedepannya.

Satu-Persen-Artikel--Cover-Image--7-

Jangan lupa buat terus pantengin informasi dari kita dengan follow instagram Satu Persen di @satupersenofficial. Aku harap artikel ini bisa bermanfaat dan lewat membaca artikel ini bisa membuat kamu berkembang menjadi lebih baik, seenggaknya Satu Persen setiap harinya. Thanks!

Referensi

Asta, D. 2019. Insecure dalam psikologi (pengertian, karakteristik, cara mengatasi, cara mencegah). https://dosenpsikologi.com/insecure-dalam-psikologi.

Read More