putinvzrivaetdoma.org

media online informasi mengenai game online tergacor di tahun 2023

Alasan

judi

Alasan Kita Harus Beryukur

Hai, Perseners! Balik lagi bareng aku Nouvend.

Bersyukur

Kira-kira, kapan terakhir kamu bersyukur? Atau mungkin sesederhana, berterimakasih?

Kamu mungkin pernah ngebukain pintu buat orang di tempat umum, atau mengambil barang yang jatuh dari kantong orang di depanmu saat mengantri di minimarket. Mungkin juga kamu pernah membeli dagangan nenek di pinggir jalan, atau memberikan uang lima ribu rupiah kepada pengamen yang berkeliling dari warung ke warung.

“Terima kasih, ya!” dan beribu hal-hal lain dari alasan tersebut pasti hampir selalu berhasil membuat bibirmu tersenyum. Kamu merasakan sesuatu, apapun itu yang pasti kamu merasa lebih baik.

Lalu mungkin kamu pernah terlambat menghadiri rapat, atau sibuk mencari dompet yang hilang di kamar padahal abang gojek sudah menunggumu di depan rumah.

“Terima kasih sudah menunggu,” katamu. Little did you know, kalimat yang kamu lontarkan itu sudah mencairkan suasana.

Kapan Terakhir Kamu Bersyukur?

Bersyukur, kapan terakhir kali kamu melakukannya? Mungkin terkadang, kamu sudah “terbiasa” dengan kebaikan dan hal-hal positif dalam keseharianmu (tenang, kamu tidak sendiri) sehingga kamu sering kelupaan untuk bersyukur.

Tapi aku kan selalu bersyukur, cuma seringnya tidak aku tunjukkan saja, pikirmu. Well, aku juga akan mengatakan hal yang sama, sepertinya. Namun ternyata tindakan yang sering kita lewatkan ini, atau dalam bahasa inggris taken for granted, ternyata memiliki dampak yang positif baik bagi diri kita maupun orang-orang di sekitar kita.

Penasaran? Nah, dikesempatan kali ini aku bakal ngajak kalian semua untuk melihat berapa bersyukur ternyata bisa memberikanmu dampak yang (mungkin sebelumnya belum kamu ketahui). Tapi, sebelum kamu baca artikel ini aku mau ngucapin Terima Kasih karena udah setia buat mengikuti Satu Persen, so langsung aja…

Sebenernya, Apa sih Manfaat dari Bersyukur?

1. Bersyukur Berbanding Lurus dengan Kesejahteraan Kamu

Baik secara fisik maupun mental. Ya, kamu ngga salah baca. Ada sebuah penelitian yang dilakukan oleh dua Psikolog; yakni Dr. Robert A. Emmons dari University of California, Davis, dan Dr. Michael E. McCullough dari University of Miami; di mana mereka mengelompokkan partisipan penelitian mereka menjadi tiga kelompok.

Setiap minggu, kelompok pertama harus menuliskan hal-hal yang terjadi yang mereka syukuri selama seminggu, kelompok kedua harus menuliskan hal-hal yang membuat mereka jengkel dan kesal, dan kelompok ketiga menuliskan hal-hal yang terjadi dalam seminggu (tanpa penjelasan lebih lanjut tentang spesifik kejadian). Setelah 10 minggu, kelompok pertama menunjukkan optimisme dan merasakan hidup mereka menjadi lebih baik (Healthbeat, n.d).

Bersyukur membantu kita melepas perasaan negatif dengan cara memfokuskan diri terhadap hal baik yang ada, yang terjadi pada kita. Ketika perasaan negatif berkurang, kesejahteraan diri pun dapat terlihat mengalami perkembangan. Ketika kamu bersyukur dan berterima kasih kepada orang lain akan hal yang mereka lakukan/berikan padamu, akan menjadi sulit bagimu untuk terus merenungkan hal-hal buruk yang kamu alami (Wong & Brown, 2017).

Bersyukur, seperti yang aku sampaikan di atas, sangat membantu kamu untuk fokus kepada apa yang kamu miliki, yang terjadi padamu, atau diberikan padamu alih-alih berfokus pada apa yang tidak ada padamu. Nah, mungkin buat kamu yang merasa kesulitan untuk fokus bisa mencoba untuk menerapkan mindfullness.

Sebuah penelitian mengatakan dalam Jurnal yang ditulis oleh Jo-Ann Tsang mengatakan bahwa orang-orang yang sulit atau bahkan tidak mau bersyukur akan mengalami kepuasan hidup yang lebih rendah ketimbang orang yang sering bersyukur. Sama halnya dengan orang yang narsistik, mereka sulit untuk bersyukur karena mereka berpikir bahwa sudah sepantasnya mereka mendapatkan perlakuan/hal yang terjadi pada mereka. (Allen, 2018)

Sederhananya, orang yang narsistik merasa “Ya emang aku tuh pantes dapat itu ngapain aku bersyukur?” … Terdengar buruk ya? Jangan sampai kamu sering merasa seperti itu ya!

2. Bersyukur Bisa Membuka Peluang dan Menangkap Hati Orang Lain

Hahh, menangkap hati orang lain? maksudnya gimana tuh vend!. Jadi gini, selain memberikan dampak baik bagi dirimu, bersyukur ternyata memiliki dampak baik loh bagi lingkungan dan orang-orang di sekitarmu. Menurut sebuah penelitian di tahun 2014, bersyukur atau berterima kasih kepada orang-orang di sekitarmu dapat memperbesar kemungkinan hubunganmu dengan mereka berkembang ke arah yang lebih baik (Morin, 2015).

Bersyukur juga memiliki fungsi yang menarik: “find, remind, bind”. Dengan bersyukur atas kehadiran orang lain, kamu bisa menemukan (find) orang atau kualitas dari orang-orang di sekitarmu yang baik untuk dirimu ke depannya; kamu juga senantiasa mengingatkan (remind) mereka akan kebaikan diri mereka yang tertangkap olehmu; dan kamu akan mampu terikat (bind) pada orang-orang tersebut karena kalian saling menghargai dan mendukung satu sama lain untuk terus menjaga hubungan kalian. (Allen, 2018) Hal yang mungkin “sesederhana” ini memegang peran penting dalam menjaga hubunganmu dengan orang lain. Asik juga.

Dengan terus bersyukur, kamu juga akan lebih mudah untuk berempati dengan orang lain. Sebuah penelitian di University of Kentucky pada tahun 2012 mengatakan bahwa orang yang sering bersyukur (atau dalam hal ini memiliki tingkat bersyukur yang tinggi) lebih berempati dan lebih sulit untuk membalas dendam (Morin, 2015). Hal yang sama juga diutarakan oleh Summer Allen (2018) bahwa orang yang sering bersyukur lebih memungkinkan untuk bertindak baik dalam masyarakat, contohnya ketika kamu dibantu oleh orang lain, kamu berterima kasih pada orang tersebut. Hal itu akan memberikan dorongan bagimu untuk berbuat baik kepada orang lain juga (tidak selalu membalas budi kepada orang yang sama). Seperti chain reaction lah.

Jadi dapat dipastikan dengan bersyukur, kita tidak hanya membawa perubahan dan dampak baik bagi diri kita, namun juga pada lingkungan di sekitar kita!

Lalu apakah semua dampak ini bisa langsung kamu rasakan?

Bersyukur Sebaiknya Dijadikan Kebiasaan

Hal yang instan di dunia ini hanya mi instan dan kamu baper abis dibaikin dikit. Dampak-dampak yang aku sebutkan di atas tentu saja bisa kamu rasakan, namun tidak selalu terjadi begitu saja.

Oleh karena itu, sebaiknya kamu (dan aku, dan kita semua) mulai lebih bersyukur dalam hidup! Sesekali kita menyerah dalam iri dengki dan perasaan negatif lainnya tidak apa, namanya juga manusia. Tetapi ingatlah untuk selalu bersyukur atas hal yang kamu punya, atas hal yang terjadi padamu, atas orang-orang yang ada di sekitarmu.

Setelah membaca artikel ini, yuk, kita coba mengutarakan rasa terima kasih terhadap apapun.siapapun itu. Tulis saja dulu, buat saja dulu. Masalah mau beneran diutarakan atau tidak, itu nanti. Karena perasaan bersyukur yang tidak tersampaikan pun tetap memiliki dampaknya bagi dirimu.

Seringlah Bersyukur, Ya!

Akhir kata, semoga tulisanku ini bisa memberikan insight tentang pentingnya bersyukur padamu ya! Terima kasih sudah membaca sampai di sini! Kalau kamu penasaran bagaimana caranya supaya bisa terus bersyukur, coba tonton video ini!

Oh dan satu lagi. Kamu juga harus bersyukur dan berterimakasih pada DIRIMU SENDIRI. Jangan lupakan dirimu, ya. Kamu adalah orang yang hebat dalam caramu sendiri. Terima kasih sudah menjaga dirimu sampai saat ini!

Jangan lupa juga untuk selalu mencintai diri sendiri ya. Jangan terus-terusan membandingkan dirimu dengan orang lain sehingga kamu kurang bersyukur. Coba ikut Tes Self-love yuk supaya kamu makin paham cara mencintai dirimu sendiri.

Nah, kalau kamu masih merasa sulit untuk bersyukur, kamu boleh banget berkonsultasi dengan mentor di Satu Persen. Satu Persen menyediakan layanan mentoring online. Kamu bisa curhat secara one-on-one kepada mentor sehingga kamu bisa mendapatkan insight cara bersyukur yang baik.

Kalau kamu mendapati kesulitan untuk menghargai dirimu sendiri, mungkin video ini bisa membantu. Thanks for being here!
Semoga tulisanku ini bisa berguna buatmu ya! Kalau kamu mau cek tulisanku yang lain, aku sedang menulis cerita di wattpad, judulnya LIGHT dan aku memiliki LINE Official Account tempatku menulis (ID: @ans3035i) Terima kasih banyak!

References

Allen, S. (2018). The Science of Gratitude. UC Berkeley: Greater Good Science Center.

Healthbeat. (n.d). Giving thanks can make you happier. Retrieved from Harvard Health Publishing: https://www.health.harvard.edu/healthbeat/giving-thanks-can-make-you-happier#:~:text=In%20positive%20psychology%20research%2C%20gratitude,adversity%2C%20and%20build%20strong%20relationships.

Morin, A. (2015, April 3). 7 Scientifically Proven Benefits of Gratitude. Retrieved from Psychology Today: https://www.psychologytoday.com/intl/blog/what-mentally-strong-people-dont-do/201504/7-scientifically-proven-benefits-gratitude

Wong, J., & Brown, J. (2017, June 6). How Gratitude Changes You and Your Brain. Retrieved from Greater Good Magazine: https://greatergood.berkeley.edu/article/item/how_gratitude_changes_you_and_your_brain

Read More
judi

5 Alasan Psikologis Kamu Banyak Pikiran (Cara Hilangkan Overthinking)

Alasan psikologis kamu sering overthinking - Cara menghilangkan overthinking
Satu Persen – Alasan Psikologis Kamu Sering Overthinking?

Perseners sering banyak pikiran? Mulai dari gak bisa move on sama masa lalu, mikirin masa depan, kritik orang terhadap kamu, dan banyak hal lainnya? Rasanya pikiranmu terus disuruh bekerja dan gak dikasih kesempatan buat beristirahat?

Tubuh aja perlu tidur, masa pikiranmu kamu biarkan terjaga terus?

Kemampuan kita buat berpikir secara kritis bisa jadi pedang bermata dua yang perlu kita waspadai. Terlalu banyak berpikir atau overthinking, terutama pada hal yang di luar kontrol bisa berdampak buruk bagi kondisi mental kita.

Gak bisa dipungkiri kalau overthinking adalah salah satu sumber penyebab kecemasan, frustasi, dan stres. Yang artinya kita perlu berhenti overthinking.

Tapi sebelum berhenti atau menghilangkan overthinking, kita perlu tau dulu nih apa itu overthinking dan alasan yang bikin kita sering banyak pikiran. Nah, kali ini aku Gaby, Part-time Blog Writer Satu Persen bakal bahas alasan secara psikologis kenapa kamu sering banyak pikiran.

So, baca artikel ini sampai habis, ya!

Apa itu Overthinking?

overthinking meme
cr: chameleon memes

Overthinking adalah kebiasaan seseorang buat berpikir terlalu banyak dan/atau terlalu lama tentang sesuatu. Overthinking juga sering dikenal sebagai “analysis paralysis” karena dengan berpikir terlalu banyak, kamu jadi terjebak dalam pikiranmu dan membuat kamu berhenti dari mengambil sebuah tindakan.

Berpikir itu sebenarnya baik karena lewat berpikir kita punya banyak pertimbangan yang lebih matang sebelum mengambil sebuah keputusan. Kita juga bisa jadi lebih kritis terhadap suatu argumen dan masalah. Kalau kita malas berpikir, pasti sekarang kita masih bikin api pake batu.

Eh…tapi menggosok dua batu buat jadi api aja udah melalui proses berpikir, lho. Jadi, sebenarnya kita pasti perlu menggunakan pikiran kita.

Tapi, terlalu banyak berpikir apalagi sama hal-hal yang gak bisa kita kendalikan cuma bikin kamu stuck dan tenggelam dalam pikiranmu sendiri. Kamu jadi kurang mindful terhadap keadaan sekitar. Bahkan bisa berdampak ke kesehatan mental seperti depresi, kecemasan, dan tekanan emosional.

Baca juga: Arti Overthinking: Penyebab dan Cara Mengatasinya

Alasan Psikologis Kamu Sering Banyak Pikiran

banyak pikiran - menghilangkan overthinking
cr: dribbble

Memikirkan sesuatu secara berlebihan bisa jadi mengganggu aktivitas sehari-harimu. Kamu jadi kesulitan menentukan pilihan dan mengambil tindakan. Ada banyak alasan kenapa seseorang sering berpikir secara berlebihan. Dan aku bakal membahas alasan psikologis kamu sering banyak pikiran di bagian ini.

1. Pembelajaran masa kecil

Kebanyakan orang dengan kebiasaan overthinking yang parah bermula dari kebiasaan sejak kecil atau saat masih anak-anak. Misalnya saat kecil, orang tuamu selalu memanjakan kamu. Kamu gak dibolehin mencoba hal-hal baru atau kamu harus selalu mengikuti keputusan dari orang tuamu. Kamu pun jadi menebak-nebak apa yang orang tuamu pengen biar gak dimarahin dan malah kehilangan jati diri karena gak tau apa yang benar-benar kamu pengen.

Hal seperti itu bakal membuat kamu jadi meragukan pemikiranmu sendiri dan gak mampu buat bertindak. Overthinking membuat kamu terjebak dalam pikiran tanpa tindakan.

2. Ilusi kontrol dan kepastian

Perseners, yang namanya masalah kayaknya gak bisa jauh-jauh deh ya, dari kita. Gak cuma kita, tapi orang-orang di sekitar kita, bahkan orang yang dekat sama kita juga pasti punya masalahnya sendiri.

Nah, sebagai teman yang baik pasti pengen dong membantu mereka yang lagi banyak masalah? Sayangnya, kadang kita gak punya kemampuan buat membantu.

Misalnya pas pandemi kemarin, ada teman yang ekonominya memburuk tapi kita juga gak bisa bantu karena kondisi keuangan keluarga juga lagi gak baik-baik aja. Alhasil, kita malah jadi kepikiran dan khawatir tanpa bisa ngelakuin apa-apa buat nolong teman kita itu.

Hal ini adalah bentuk penyangkalan dari rasa gak berdaya. Kenapa? Karena walaupun gak membantu, berpikir tuh seringkali udah terasa seperti membantu. Ini yang dinamakan ilusi kontrol.

Nah, masih saudaraan sama ilusi kontrol, ada lagi yang namanya ilusi kepastian. Faktanya kita seringkali pengen menghindari perasaan gak pasti. Kita jadi berpura-pura kalau segala sesuatu itu bisa diprediksi. Dengan cara apa? Dengan berpikir secara berlebihan atau overthinking. Ini adalah salah satu bentuk penyangkalan dari ketidakpastian.

Menjaga diri kita terjebak dalam mode pemecahan masalah dengan berpikir cukup keras dan cukup lama tentang masalah itu, bikin kita ngerasa seperti ada solusi buat masalah kita.

3. Perfeksionisme

Perfeksionisme bukan tentang menjadi sempurna tapi tentang merasa sempurna. Orang yang perfeksionis bakal kesulitan buat menoleransi sesuatu yang terasa kurang sempurna. Mereka bakal sulit buat move on dari berbagai hal karena merasa gak sempurna. Misalnya, kamu mendapat nilai ujian 90 yang sudah termasuk bagus, tapi karena kamu perfeksionis, kamu jadi kepikiran, “Kenapa gak 100?”

4. Keuntungan sekunder

Apa tuh keuntungan sekunder? Jadi, beberapa orang terjebak dalam kebiasaan overthinking karena merasa kalau berpikir berlebihan punya manfaat sekunder. Misalnya dengan banyak berpikir bisa jadi alasan buat menunda atau menghindari seseorang membuat keputusan.

Bayangin kalau kamu disuruh buat keputusan dalam suatu organisasi tapi pas ditanya kamu jawabnya, “Belum bisa kasih jawaban, nih. Aku masih butuh waktu buat mikir.” Kamu berpikir pasti kamu gak bakal disalahin karena keputusan yang salah atau buruk. Makanya, kamu jadi sering overthinking dan malah menjadikannya sebagai kebiasaan.

5. Generalisasi berlebihan

Gak semua permasalahan bisa diselesaikan dengan satu cara. Alasan berikutnya yang bikin kamu overthinking adalah sering menggeneralisasi secara berlebihan atau menganggap semua hal sama.

Misalnya dengan berpikir berlebihan kamu bisa memecahkan soal matematika, kamu pun berpikir kalau itu juga berlaku dalam menyelesaikan konflik dengan pasangan atau untuk mengatasi kesedihanmu. Padahal gak juga.

Baca juga: 5 Tips Berhenti dari Overthinking

Cara Menghilangkan Overthinking

Setelah tau alasan psikologis yang bikin kamu sering banyak pikiran atau overthinking, kamu juga perlu tau gimana berhenti atau menghilangkan overthinking yang bisa mengganggu aktivitas hari-harimu.

Gimana caranya? Langsung aja baca penjelasan berikut ini!

1. Keluar dari kepalamu

Ayo, keluar dari kepalamu yang terlalu berisik itu! Gimana caranya? Sibukkan dirimu. Bisa dengan olahraga, jalan-jalan di taman, atau melakukan aktivitas yang gak mengharuskan kamu buat berpikir terlalu banyak seperti masak, melukis, main musik. Apapun yang bisa bikin kamu merasa santai dan rileks.

2. Sadarlah

Overthinking kadang bikin kita suka gak menyadari apa yang terjadi di sekitar kita. Jadi, kamu perlu mengisi waktumu dengan hal-hal yang merangsang indramu.

Bisa dengan mendengarkan lagu favorit, menghirup lilin aroma terapi yang bisa menenangkan, mandi air hangat, atau melakukan teknik mindfulness. Ini bisa bikin kamu lebih hadir pada apa yang terjadi sekarang.

3. Pagari waktu berpikir kamu

Kamu gak harus berhenti berpikir sepenuhnya. Tapi daripada pikiranmu menyebar dan menuhin otakmu seharian, lebih baik buat catatan waktu kapan kamu bakal aktif berpikir? Kapan waktu buat merenung? Dan kapan waktu buat berefleksi?

4. Tuliskan pemikiran kamu

Daripada menyimpan pikiran kamu di kepala, akan lebih baik kalau kamu menuliskannya ke dalam jurnal. Pikiran itu terlalu berantakan kalau tetap disimpan di kepala jadi kamu perlu mengurainya sendiri dengan cara menuangkannya ke sebuah tulisan. Kamu juga bisa mengunggah pemikiranmu ke media sosial.

5. Percaya instingmu

Mungkin kamu terbiasa menebak-nebak apa yang orang lain pikirkan. Hal ini bikin kamu jadi mengabaikan suara hati kamu sendiri. Kamu bahkan jadi gak tau apa yang sebenarnya kamu sendiri pengen. Percaya instingmu bisa jadi langkah pertama buat bertindak sesuai keinginanmu daripada terjebak dalam pemikiran berlebihan.

6. Bicaralah dengan terapis

Kalau overthinking yang kamu rasakan udah mulai mengganggu hidup kamu dan kamu mulai merasa depresi atau cemas karena pikiranmu, ada baiknya kamu bicara dengan terapis. Terapi bisa membantu kamu membangun identitas diri dan menciptakan fondasi yang lebih kuat buat kamu menjalani hidupmu.

Nah, Perseners, Apakah kamu sudah mengenal kondisi dirimu saat ini? Apa kamu sedang mengalami overthinking? Satu Persen punya Tes Overthinking (Rumination) yang bisa kamu akses DI SINI biar kamu lebih tau kondisimu sekarang.

Nah, kalau kamu merasa butuh bantuan dalam mengenal diri sendiri, apalagi masih sering overthinking tentang diri sendiri, kamu bisa mengikuti mentoring Satu Persen. Kamu bisa bercerita pada mentor mengenai kesulitan yang kamu alami dan mentor akan berusaha membantumu mengatasi masalahmu. Langsung klik banner di bawah ya.

Mentoring-5

Referensi:

Wignall, N. (2021, 17 February). 7 Psychological Reasons You Overthink Everything. Retrieved on October 24, 2021 from https://nickwignall.com/7-psychological-reasons-you-overthink-everything/?ck_subscriber_id=1175694104

Dempsey, K. (n/d). Seven Strategies To Stop Overthinking. Retrieved on October 24, 2021 from https://theawarenesscentre.com/seven-strategies-to-stop-overthinking/

Read More